Anda di halaman 1dari 7

KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood Education

p-ISSN: 2621-0339 |e-ISSN: 2621-0770, hal. XX-XX


Vol. XX, No. XX, April 2020
DOI: ………

JUDUL ARTIKEL E-JOURNAL KINDERGARTEN [14 pt., GARAMOND


Bold, Maksimal 15 Kata]
Penulis Pertama 1, Penulis Kedua 2, dan Penulis Ketiga3
Program Studi, Fakultas, Universitas
1,2,3

e-mail corresponden: raysasalsabila53@gmail.com

ABSTRAK. (Abstract text Garamond, size 11, italic. Spacing-SINGLE. Abstrak memuat uraian singkat
mengenai masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Tekanan penulisan
abstrak terutama pada hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Pengetikan
abstrak dilakukan dengan spasi tunggal dengan margin yang lebih sempit dari margin kanan dan kiri teks
utama. Kata kunci perlu dicantumkan untuk menggambarkan ranah masalah yang diteliti dan istilah-istilah
pokok yang mendasari pelaksanaan penelitian. Kata-kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata.
Jumlah kata 150-200 kata.
Kata Kunci (11 pt garamond Bold): Jumlah kata kunci 3-5 kata. (11 pt Garamond italic)

ABSTRACT. (Abstract text Garamond, size 11, italic. Spacing-SINGLE). The abstract contains a brief
description of the problem and research objectives, the methods used, and the results of the study. The emphasis
of abstract writing is mainly on the results of the study. Abstract written in Indonesian and English. Abstract
typing is done with a single space with margins that are narrower than the right and left margins of the main
text. Keywords need to be included to describe the realm of the problem under study and the main terms that
underlie the implementation of the study. Key words can be single words or compound words. Number of words
150-200 words.

Keyword (11 pt garamond Bold): Jumlah kata kunci 3-5 kata. (11 pt Garamond italic)

PENDAHULUAN (12 PT. GARAMOND BOLD]


Anak usia dini adalah anak yang berumur dari nol sampe delapan tahun yang mana merupakan masa
paling indah (golden age). Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, mereka memiliki karakteristik,
keunikan serta potensi yang berbeda sesuai tingkatan umurnya. Anak usia dini memerlukan wadah untuk
bisa mengembangkan segala potensi yang mereka miliki. Anak usia dini juga memerlukan pembinaan dan
rangsangan melalui pendidikan.
Magdalena (2012:1) pendidikan anak usia dini merupakan Lembaga pendidikan formal sebelum
jenjang pendidikan selanjutnya. Melalui pendidikan anak dapat belajar sambal bermain, dengan rangsangan
pendidikan juga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut Wiyani Dalam Hasanah (2016:717-718) pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahun
pertama sangat penting, dan akan menentukan kualitasnya dimasa depan. Aspek perkembangan yang harus
dikembangkan kepada anak usia dini adalah nilai agama dan moral, social emosional, bahasa kognitif, seni,
dan fisik motorik. Salah satu aspek yang perlu untuk dikembangkan sebagai bekal diri anak adalah motorik
kasar.
Motorik kasar adalah Gerakan yang menggerakkan otot-otot besar anak, yang menggunakan kekuatan
besar bahkan dapat menggerakkan

Pendahuluan (12 pt. Garamond Bold], Pendahuluan (12 pt. Garamond Bold] | 1
Pendahuluan (12 pt. Garamond Bold]
seluruh anggota tubuh. Menurut Iswantiningtyas (2015:249) motoric kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan sebagian besar kekutan tubuh anak. sejalan dengan Suryana (2016:152) motorik kasar
merupakan perkembangan pengendlian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan
syaraf, otak, otot dan spinal cord.
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.Karena
melalui motorik kasar manusia dapat bergerak atau menggerakkan seluruh anggota tubuhnya. Kemampuan
motoric kasar yang dimiliki anak tidak bisa terjadi begitu saja melainkan melalui tahapan usia, seperti umur
lima sampai enam tahun anak sudah bisa melompat dengan kedua kaki, sudah bisa bergantung dan berayun,
lomba lari, dan balapan sepeda.
Berdasarkan uraian di atas serta observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti di Taman Kank-
kanak Kartika 1-63 Padang. Peneliti melihat keunikan dari kegiatan pengembangan motorik kasar yang
dilakukan bervariasi setiap harinya untuk menarik minat anak agar tidak bosan dalam melakukan kegiatan
motorik kasar setiap harinya. Kegiatan pengembangan motorik kasar di Taman Kank-kanak Kartika 1-63
Padang dilakukan mulai dari anak berbaris di depan kelas melakukan baris-berbaris dan yel-yel seperti
militer. Selanjutnya kegiatan pengembangan motorik kasar dilakukan oleh guru bersama anak seperti
permainan-permainan yang lebih menekankan latihan perkembangan fisik anak. Maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang kegiatan pengembangan motorik kasar di Taman Kanak- kanak Kartika 1-63 Padang.

METODE
Penelitian dalam artikel ini menggunakan bahasan kajian Pustaka , dan beberapa literatur yang
berhubungan dengan kegiatan stimulus motoric kasar pada anak usia dini sehingga diharapkan hasilnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN (12 PT. GARAMOND BOLD)


Perkembangan motorik yaitu proses tumbuh kembang anak melalui gerakan - gerakan dimana
merupakan pola interaksi dari berbagai sistem dalam tubuh (Mugianti et al., 2018). Untuk menilai
perkembangan anak, pertama yang dilakukan adalah dengan wawancara tentang factor kemungkinan yang
menybabkab gangguan dalam perkembangan, kemungkinan melakukan tes skrining perkembangan anak
dengan Denver devolopmentall screening test, test IQ dan tes psikologi lainnya selain itu juga dapat
dilakukan tes lainnya seperti evaluasi dalam lingkungan anak yaitu interaksi anak selama ini, evaluasi fungsi
penglihatan, pendengaran, biacara, Bahasa, serta melakukan pemeriksaan fisik lainnya seperti pemeriksaan
neorologis, metaboloik, dan lain-lain.
Anak usia 2 tahun sudah dapat menggulirkan bola dan mencoba untuk melemparkannya.
Keterampilan menangkap bola lebih sulit dibandingkan melempar bola sehingga berkembang lebih
belakangan. Pada waktu dilempar ke arah anak, mulany anak menangkap bola dengan seluruh tubuhnya baru
pada usia selanjutnya menggunakan tangan lalu telapak tangannya. Keterampilan motorik membantu anak
untuk hidup mandiri dan memperoleh penerimaan sebaya.Karena keterampilan motorik tidak dapat dipelajari
serempak, maka ketika berlatih anak akan memusatkan perhatiannya pada satu keterampilan.Sebagai contoh
apabila anak sangat ingin mandiri ketika memakai sepatu karena melihat semua teman- teman di sekolah
mempeorleh pujian dari bu guru.
Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun adalah melakukan gerakan sederhana
seperti berjingkrak, melompat, berlari ke sana ke mari dan ini menunjukkan kebanggaan dan prestasi
(Rahman, 2009). Sedangkan usia 4 tahun, si anak tetap melakukan gerakan yang sama, tetapi sudah berani
mengambil resiko seperti jika si anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu dapat turun dengan cara yang
2 | Hasil DAN PEMBAHASAN (12 pt. Garamond Bold), Hasil DAN PEMBAHASAN (12 pt. Garamond Bold)
Hasil DAN PEMBAHASAN (12 pt. Garamond Bold)
sama dan memperhatikan waktu pada setiap langkah. Lalu, pada usia 5 tahun si anak lebih percaya diri
dengan mencoba untuk berlomba dengan teman sebayanya atau orang tuanya. Sebagian ahli menilai bahwa
usia 3 tahun adalah usia bagi anak dengan tingkat aktivitas tertinggi dari seluruh masa hidup manusia. Sebab
tingkat aktivitas yang tinggi dan perkembangan otot besar mereka (lengan dan kaki) maka anak-anak pra
sekolah perlu olah raga seharí-hari.
Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi stimulasi mtoorik kasar anak (Karina, 2013)
- Faktor keluarga
Orang tua bersama para pendidik dan lingkungan sangat memiliki peran penting
dalam membantu anak dalam mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya
- Faktor lingkungan
Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong dapat mengalami
keterlambatan motorik yang lambat. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan
tonus otot atau penyakit neuromuscular.
- Faktor guru
Guru semestinya memberikan metode yang tepat dalam menyampaikan
pembelajaran motorik kasar pada anak, oleh karena itu dibutuhkan untuk metode
praktik dalam menyampaikan.
- Media
Media edukatif dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan yang
disiapkan oleh guru.
Selanjutnya dengan permainan gobok sodor dapat dibuktikan kebenarannya untuk mengembangkan
kemampuan motorik kasar pada anak di taman kanak-kanak kelompok B. Dharma Wanita pranggang II
kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Guru diharapkan menggunakan media yang menarik beragam
dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemmpuan motoric kasar, misalnya menggunakan
permainan gobak sodor. Bagi orang tua diharapkan untuk menyediakan alat permainan, sehingga
perkembangan motoric kasar anak berkembangan secara optimal.
Hasil penelitian perkembangan anak dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar melalui permainan
Gobak sodor pada siklus II menunjukkan prosentase 65%. Dari data tersebut maka kegiatan pembelajaran
motorik kasar melalui permainan Gobak sodor belum mencapai ketuntasan belajar, tetapi mengalami
peningkatan dari siklus I. Pada pertemuan berikutnya peneliti melanjutkan kegiatan dengan membuat rencana
perbaikan pembelajaran.
Adapun hasil penelitian perkembangan anak dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar melalui
permainan Gobak sodor pada siklus III menunjukkan prosentase 85%. Maka kegiatan pembelajaran motorik
kasar melalui permainan Gobak sodor pada siklus III anak telah mencapai ketuntasan belajar.

Perkembangan motorik kasar sebagai menggunakan secara progresif lebih dan lebih terampil dari
totalitas tubuh dalam aktivitas yang melibatkan kelompok otot besar dan yang membutuhkan koordinasi

Hasil DAN PEMBAHASAN (12 pt. Garamond Bold), Hasil DAN PEMBAHASAN (12 pt. Garamond Bold) | 3
Hasil DAN PEMBAHASAN (12 pt. Garamond Bold)
spasial dan temporal gerakan simultan dari beberapa segmen tubuh (Galdi, D’Anna, Pastena, & Paloma,
2015). "Perkembangan motorik kasar mencakup terutama kemampuan yang digunakan untuk bergerak tubuh
dari satu tempat ke tempat lain (penggerak) dan untuk bergerak dan mengambil objek.
Senam irama adalah gerakan senam yang dilakukan dengan irama atau musik atau aktivitas gerak
yang dilaku,|gan secara berirama (Wiradiharja, 2014). Senam irama adalah gerakan sena yang dilakukan
dengan irama musik atau latihan bebas yang dilakukan secara berirama (Utomo, 2008). Disini senam irama
dapat dilakukan dengan gerakan senam yang sudah ditentukan atau gerakan bebas sesuai dengan keinginan
masing-masing individu. Adapun (Hasibuan, Fauzi, & Novianti, 2020) menjelaskan bahwa senam irama
adalah senam yang diiringi dengan irama dan gerakannya harus tetap mengikuti irama. Senam Irama
merupakan perpaduan antara gerakan olahraga dan seni tari. Senam Irama mengutamakan gerakan yang
indah dan dapat dilakukan dengan cara berjalan atau berlari. Selanjutnya Ahmad dalam (Zulfahmi, 2016)
menyatakan bahwa senam irama juga dapat diartikan sebagai salah satu senam yang dilakukan dengan
mengikuti irama musik atau nyanyian yang kemudian terbentuk suatu koordinasi gerak antara gerakan
anggota badan dengan alunan irama.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa senam irama adalah suatu
perpaduan berbagai bentuk gerakan dengan mengikuti irama musik. Gerakan yang dilakukan harus sesuai dan
selaras dengan irama yang mengiringinya agar gerakan yang dilakukan terlihat serasi kemudian terbentuk
suatu koordinasi gerak antara gerakan anggota badan dengan alunan irama.
Selain itu senam irama memadukan berbagai gerakan dan irama musik seperti tepuk tangan, ketukan,
tambore, nyanyian, dan musik Dengan demikian, terlihat jelas bahwa tari irama berkorelasi erat dengan
perkembangan motorik kasar anak(Arumnintyas, Nurlaili, Marijono, 2017).

Permainan estafet yang diteliti dalam penelitian ini berupa sebuah permainan yang dimana terdapat 4
kegiatan bermain yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar. Permainan estafet ini
dirancang dengan semenarik mungkin sehingga anak dapat mengikuti permainan dengan senang dan tidak
bosan. Dalam lingkungan sekolah, pendidik memberikan bimbingan dalam permainan, menggunakan
permainan sebagai kegiatan belajar mengajar untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang akan dicapai tanpa
mengubah aspek penting dari sebuah permainan (Bodrova et al., 2013). Untuk mendapatkan pengalaman
belajar, anak-anak perlu aktif secara fisik terhadap segala aktivitasnya, dan aktivitas fisik bawaan anak-anak
adalah bermain. Bermain bertujuan meningkatkan aspek- aspek penting dalam perkembangan anak
khususnya kemampuan motorik kasar.

4 | Hasil DAN PEMBAHASAN (12 pt. Garamond Bold), Hasil DAN PEMBAHASAN (12 pt. Garamond Bold)
Hasil DAN PEMBAHASAN (12 pt. Garamond Bold)
Pengembangan kemampuan motorik kasar di Taman Kanak-kanak pada dasarnya sangat identik
dengan kegiatan pembelajaran melalui bermain, sehingga pemberian rangsangan hendaknya juga dilakukan
melalui proses pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan permainan agar dapat menciptakan
kenyamanan dan kemudahan bagi anak usia dini (Lestari & Ratnaningsih, 2016). Hal ini saling berhubungan
dengan pernyataan Bodi & Belajar (2019) yang menyatakan untuk mencapai tujuan pendidikan, pendidik
perlu mengupayakan membangun suasana belajar yang menyenangkan dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran, langkah-langkah, materi dan media yang menarik sehingga anak dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik. Kemampuan motorik kasar ialah kemampuan yang meliputi kegiatan otot-otot besar, seperti
berjalan dan menggerakkan lengan (Santrock, 2007). Kemampuan motorik kasar merupakan bagian dari
keseimbangan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, ketepatan, kelincahan, yang menjadi sebuah pemicu salah
satu kegiatan olahraga, atau kegiatan yang melatih fisik. Pada penelitian ini hanya berfokus kepada aspek
kekuatan, kelincahan dan keseimbangan motorik kasar anak.
Perkembangan motorik kasar anak akan semakin membaik apabila stimulasi yang diberikan juga
tepat. Faigenbaum et al. (1999) menyatakan bahwa aktivitas fisik dapat menguatkan otot dan menjaga
kesehatan dan kebugaran tubuh anak serta dapat mencegah obesitas. Tugas perkembangan anak yang paling
penting dalam masa taman kanak-kanak dalam tahun permulaan saat anak masuk TK adalah mengembangkan
motoriknya berdasarkan pengoordinasian kumpulan otot yang berbeda saat bergerak atau melakukan
aktivitas. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat aktivitas fisik yang dilakukan dengan berbagai gerakan dapat
membantu meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, terbukti dari peningkatan yang terjadi antara hasil
pretest dan posttest anak. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramdani &
Azizah (2019) yang menyatakan bahwa aktivitas bermain dalam sebuah permainan dapat meningkatkan
kemampuan motorik pada anak. Tak hanya itu, penelitian dari (Abdillah, 2019) menyatakan bahwa model
pembelajaran berbasis permainan yang disusun dengan baik dapat meningkatkan kemampuan motorik anak.

KESIMPULAN (12 PT. GARAMOND BOLD)


(Garamond, size 12, spasi 1.15) Kesimpulan merupakan bagian akhir dari sebuah artikel yang
menggambarkan kesimpulan dari sebuah permasalahan yang teah dibahas. Kesimpulan ditulis dengan jelas
dan relevan dengan permasalahan yang dibahas.

Gambar dan Tabel


Semua gambar harus diletakan ditengah dan diberi nomor secara berurutan.

Kesimpulan (12 pt. Garamond Bold), Gambar dan Tabel | 5


Kesimpulan (12 pt. Garamond Bold)

Gambar 1. Ketik judul gambar di sini

Semua tabel harus diletakkan di tengah dan diberi nomor secara berurutan.

Tabel 1. Lihat tabel di bawah sebagai contoh


Siklus I Siklus II
Nilai Jumlah Jumlah
No.
Perkembangan Peserta Persentase Peserta Persentase
didik didik
1 5 12 30 6 15
2 10 6 15 3 7,5
3 20 8 20 11 27,5
4 30 14 35 20 50
Total 40 100 40 100

Panjang Artikel
Jumlah halaman artikel 10-20 halaman termasuk gambar, tabel, nomenklatur, referensi dan lain-lain.

PENGHARGAAN (12 PT. GARAMOND BOLD)


Jika perlu Anda bisa menambahkan penghargaan pada bagian ini.

REFERENSI
(Garamond, size 12, spasi 1) Referensi disusun secara alfabetis dengan format penulisan APA 6th Edition
(American Psychological Association) sebagai berikut.

1. Judul buku:
Lyons, John. 2000. Linguistics. Oxford: Oxford University Press.
Zuhairansyah Arifin. 2013. Sejarah Pendidikan Islam. Bogor: Education Mattermost Publishing.

2. Majalah/jurnal ilmiah:
Buckland, Michael K. 1991. ”Information as Thing”, dalam Journal of the American Society for
Information Science, 5(1), 23-32.
Heldanita. 2018, Pendidikan Katrakter Anak Usia Dini (Studi Komparasi Pemikiran Thomas Lickona dan
Al-Ghazali), dalam Indonesian Journal of Islamic Early Childhood Education. 3(1), 123-128
3. Internet:
Al-Asytar, Abd al-Karīm. 2006. “Aurāq Mahjariyyah”. Dalam http:// www.islamonline. net/arabic
/2006/01/ article05/, diakses tanggal 16 September 2007.

4. Prosiding seminar:
Roeva, O. 2012. Real-World Application of Genetic Algorithm. In International Cobference on Chemical
and Material Engineering (pp. 25-30). Semarang, Indonesia: Department of Chemical engineering,
6 | REferensi, REferensi
REferensi
Diponegoro University.

REferensi, REferensi | 7

Anda mungkin juga menyukai