Anda di halaman 1dari 16

JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

PENGARUH IQ, EQ DAN SQ TERHADAP PERSEPSI ETIS


MAHASISWA MENGENAI AKUNTANSI KREATIF
Deska Amarilia Risela
Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
deskaarisela@gmail.com

Abstrak: Pengaruh IQ, EQ Dan SQ Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Mengenai Akuntansi
Kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IQ (Kecerdasan Intelektual), EQ
(Kecerdasan Emosional) dan SQ (Kecerdasan Spiritual) terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi
mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di Perusahaan. Desain penelitian ini termasuk dalam penelitian
kausal komparatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Negeri
Yogyakarta. Pemilihan sampel melalui purposive sampling. Responden pada penelitian ini berjumlah
110. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif IQ terhadap Persepsi Etis
Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di Perusahaan, (2) Terdapat pengaruh
positif EQ terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di
Perusahaan, (3) Terdapat pengaruh positif SQ terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai
Praktik Akuntansi Kreatif di Perusahaan, dan (4) Terdapat pengaruh positif IQ, EQ dan SQ terhadap
Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di Perusahaan

Kata kunci: IQ, EQ, SQ, Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi, Praktik Akuntansi Kreatif di Perusahaan

Abstract ,QIOXHQFH RI ,4 (4 DQG 64 RQ 6WXGHQW¶V (WKLFDO Perception about Creative Accounting.


This study aims to determine the influence of IQ (Intelectual Quotient), EQ (Emotional Quotient) and
SQ (Spiritual Quotient) RQ $FFRXQWLQJ 6WXGHQWV¶ (WKLFDO 3HUFHSWLRQ DERXW &UHDWLYH $FFRXQWLQJ
Practices in Business. The type of research which used in this study was causal comparative.
Population of this study is accounting students of Yogyakarta State University. Sample is selected by
purposive sampling technique. There are 110 respondents in this research. Data is collected by
questionnaire which has been variability and reability tested . Analysis techniques that used in this
research are simple regression analysis and multiple linier regression analysis. The results of study
indicate that: (1) There is a positive influence of IQ (Intelectual Quotient) RQ $FFRXQWLQJ 6WXGHQWV¶
Ethical Perception about Creative Accounting Practices in Business, (2) There is a positive influence
of EQ (Emotional Quotient) RQ $FFRXQWLQJ 6WXGHQWV¶ (WKLFDO 3HUFHSWLRQ DERXW &UHDWLYH $FFRXQWing
Practices in Business, (3) There is a positive influence of SQ (Spiritual Quotient) on Accounting
6WXGHQWV¶ (WKLFDO 3HUFHSWLRQ DERXW &UHDWLYH $FFRXQWLQJ 3UDFWLFHV LQ %XVLQHV, and (4) There is a
positive and significant influence of IQ (Intelectual Quotient), EQ (Emotional Quotient) and SQ
(Spiritual Quotient) RQ $FFRXQWLQJ 6WXGHQWV¶ (WKLFDO 3HUFHSWLRQ DERXW &UHDWLYH $FFRXQWLQJ 3UDFWLFHV
in Business

Keywords: ,4 (4 64 $FFRXQWDQW 6WXGHQW¶V (WKLFDO 3HUFHSWLRQ &UHDWLYH $FFRXQWLQJ LQ %XVLQHVV

50
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

PENDAHULUAN namun pada kenyataannya banyak


Menurut Keputusan Menteri perusahaan yang secara kreatif melakukan
Keuangan RI (No. 476 KMK. 01 1991, manipulasi data keuangan untuk
akuntansi adalah suatu proses pengumpulan, mendapatkan keuntungan lebih. Hal ini
pencatatan, penganalisaan, peringkasan, disebut akuntansi kreatif (creative
pengklasifikasian dan pelaporan transaksi accounting). Di Indonesia kasus akuntansi
keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk kreatif ini terjadi pada beberapa perusahaan
menyediakan informasi keuangan bagi para ternama diantaranya Bank Century, Bank
pemakai laporan untuk pengambilan Duta, Bank Lippo, PT Gas Negara, PT
keputusan. Akuntansi digunakan sebagai Kimia Farma, Kasus PT Citra Marga
informan keuangan suatu perusahaan. Nusapala Persada, Merck, serta PT Telkom
Laporan akuntansi memungkinkan kita (Arrozi, 2008).
untuk dapat melihat posisi keuangan suatu Beberapa kalangan menganggap
perusahaan beserta perubahan-perubahan di bahwa akuntansi kreatif merupakan hal yang
dalamnya. tidak etis karena memanipulasi data
Penyusunan laporan keuangan harus keuangan, akan tetapi ada juga yang
mengikuti aturan-aturan yang berlaku. Di beranggapan bahwa akuntansi kreatif
Indonesia, aturan-aturan mengenai diperbolehkan asal tidak bertentangan
penyusunan laporan keuangan terangkum dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
dalam PSAK. Seperti yang tertuang pada berterima umum, misalnya saja
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar penyederhanaan beberapa bentuk laporan
Modal dan Lembaga Keuangan No: KEP- atau penggabungan sebuah biaya menjadi
554/BL/2010, bahwa Pernyataan Standar satu dalam biaya lain-lain karena dianggap
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang jarang timbul. Berdasarkan definisinya,
diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Ahmad dan Gowthorpe (2003)
Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia menyimpulkan bahwa akuntansi kreatif
(DSAK-IAI) merupakan pedoman umum termasuk tindakan yang curang dan
dalam penyusunan laporan keuangan Emiten merupakan hal yang tidak dinginkan.
dan Perusahaan Publik. Standar Akuntansi Usurelu et al. (2010) dan Sabau (2013)
Keuangan (PSAK) berisi uraian materi yang menyimpulkan bahwa akuntansi kreatif
di dalamnya mencakup hampir semua aspek termasuk dalam tindakan manipulasi
yang berkaitan dengan akuntansi yang keuangan. Odia dan Ogiedu (2013)
disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia berpendapat bahwa teknik yang digunakan
(IAI). Meskipun telah diatur oleh PSAK, dalam teknik akuntansi kreatif adalah

51
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

dengan menyampaikan informasi yang salah karena mahasiswa akuntansi sebagai calon
kepada pengguna laporan perusahaan akuntan, auditor, ataupun manajer tidak
melalui laba perusahaan dan struktur modal, dapat dipisahkan dengan praktik akuntansi
sehingga memiliki kecenderungan pada kreatif di perusahaan.
tindakan penipuan. Penelitian mengenai persepsi etis
Meskipun banyak peneliti yang tidak mahasiswa akuntansi mengenai praktik
setuju dengan praktik akuntansi kreatif, akuntansi kreatif sebenarnya telah banyak
tidak sedikit pula peneliti yang memiliki dilakukan sebelumnya. Misalnya, seperti
persepsi yang berbeda. Balaciu dan Pop penelLWLDQ GDUL /X¶OXLO %DKLURK \DQJ
(2008) serta Yadav (2013) menyimpulkan EHUMXGXO ³3HUsepsi Etis Mahasiswa
bahwa praktik akuntansi kreatif tidak Akuntansi aWDV 3UDNWLN $NXQWDQVL .UHDWLI´
termasuk tindakan kecurangan, hal tersebut serta penelitian dari Moh Luthfi Saiful Arif,
merupakan masalah interpretasi seseorang Robiatul Aulia dan Nurul Herawati (2014)
dan terjadi karena adanya pemanfaatan celah GHQJDQ MXGXO ³3HUVHSVL 0DKDVLVZD
yang ada dalam standar. Berdasarkan Akuntansi tentang Creative Accounting´
definisi tersebut, Kaminski (2014) Meskipun penelitian mengenai persepsi etis
menyimpulkan bahwa selama praktik mahasiswa akuntansi ini telah banyak
akuntansi kreatif tidak melewati batas legal, dilakukan, namun penelitian - penelitian
maka hal tersebut tidak termasuk dalam sebelumnya hanya terfokus pada bagaimana
tindakan kriminal. Karena bukan termasuk persepsi etis mahasiswa akuntansi mengenai
tindakan yang ilegal, praktik akuntansi paktik akuntansi kreatif tersebut. Kali ini,
kreatif tersebut justru dapat memberikan peneliti ingin mengetahui apakah tingkat
keuntungan bagi perusahaan dalam jangka kecerdasan seseorang mempengaruhi
waktu yang panjang (Chong, 2006). Adanya persepsi mereka mengenai praktik akuntansi
perbedaan pendapat mengenai praktik kreatif. Tingkat kecerdasan yang dimaksud
akuntansi kreatif inilah yang mendorong adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan
penulis untuk meneliti hal apakah yang emosional dan kecerdasan spiritual.
mempengaruhi perbedaan persepsi tesebut. Kecerdasan Intelektual (IQ)
Mahasiswa akuntansi memiliki merupakan istilah yang digunakan untuk
hubungan yang cukup kuat dengan mengukur tingkat kecerdasan individu.
permasalahan yang akan diteliti, sehingga Kecerdasan Intelektual (IQ) pertama kali
peneliti menggunakan mahasiswa akuntansi diperkenalkan oleh ahli psikologi dari
sebagai subjek penelitiannya. Persepsi etis Prancis, Alferd Binet, pada awal abad ke dua
mahasiswa akuntansi dianggap penting puluh. IQ adalah sebuah kecerdasan formal

52
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

yang mempelajari cara memanipulasi dan tidak kalah penting yaitu kecerdasan
menggunakan aturan-aturan formal, seperti spiritual (Spiritual Quotient). Spiritual
aturan-aturan tata bahasa atau aturan Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang
aritmatika (Zohar dan Marshall, 2005: 184). berperan sebagai landasan yang diperlukan
Selain itu, Dwijayanti (2009) untuk memfungsikan IQ dan EQ secara
mendefinisikan IQ sebagai kemampuan efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan
seseorang untuk memperoleh pengetahuan, tertinggi dalam diri kita. Dari pernyataan
menguasai dan menerapkannya dalam tersebut, jelas SQ saja tidak dapat
menghadapi masalah. Sehingga dapat menyelesaikan permasalahan, karena
disimpulkan bahwa IQ adalah salah satu diperlukan keseimbangan pula dari
bentuk kecerdasan manusia yang membuat kecerdasan emosi dan intelektualnya. Dalam
manusia mampu untuk melakukan kegiatan EXNX EHUMXGXO ´Spiritual Intelligence : the
terstruktur dan mampu berfikir logis dan Ultimate Intellegence´, Danah Zohar dan
rasional, serta dapat menyimpulkan suatu Ian Marshall mengklaim bahwa SQ adalah
hal. inti dari segala intelegensia. Kecerdasan ini
Kecerdasan emosional (EQ) digunakan untuk menyelesaikan masalah
merupakan kemampuan individu untuk kaidah dan nilai-nilai spiritual. Dengan
mengenal emosi diri sendiri, emosi orang adanya kecerdasan ini, akan membawa
lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola seseorang untuk mencapai kebahagiaan
dengan baik emosi pada diri sendiri dalam hakikinya.
berhubungan dengan orang lain (Goleman, Penelitian ini bertujuan untuk
1999). EQ adalah istilah baru yang mengetahui: (1) pengaruh IQ (Kecerdasan
dipopulerkan oleh Daniel Golleman. Intelektual) terhadap Persepsi Etis
Berdasarkan hasil penelitian para neurolog Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik
dan psikolog, Goleman (1995) Akuntansi Kreatif di Perusahaan, (2)
berkesimpulan bahwa setiap manusia pengaruh EQ (Kecerdasan Emosional)
memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
rasional dan pikiran emosional. Pikiran mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di
rasional digerakkan oleh kemampuan Perusahaan, (3) pengaruh SQ (Kecerdasan
LQWHOHNWXDO DWDX ³Intelectual Quotient´ Spiritual) terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
sedangkan pikiran emosional digerakkan Akuntansi mengenai Praktik Akuntansi
oleh emosi. Kreatif di Perusahaan, dan (4) pengaruh IQ,
Selain kecerdasan intelektual dan EQ dan SQ terhadap Persepsi Etis
kecerdasan emosional, kecerdasan lain yang

53
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik Universitas Negeri Yogyakarta. Pemilihan


Akuntansi Kreatif di Perusahaan sampel penelitian menggunakan teknik
purposive sampling dengan kriteria: (1)
METODE PENELITIAN Mahasiswa akuntansi Universitas Negeri
Jenis Penelitian Yogyakarta angkatan 2012 dan 2013, (2)
Jenis penelitian yang digunakan oleh Mahasiswa telah lulus mata kuliah teori
peneliti adalah kausal komparatif akuntansi dan akuntansi keprilakuan.
(Comparative Causal Research). Menurut Responden pada penelitian ini berjumlah
Azwar (2010: 9) penelitian kausal 110 mahasiswa akuntansi Universitas Negeri
komparatif adalah penelitian hubungan Yogyakarta yang berhasil memenuhi
seebab-akibat dapat diselidiki lewat kriteria-kriteria tersebut.
pengamatan terhadap konsekuensi yang Teknik Pengumpulan Data dan Teknik
sudah terjadi dan menengok ulang data yang Analisis Data
ada untuk menemukan faktor-faktor Teknik pengumpulan data dalam
penyebab yang mungkin terdapat di sana. penelitian ini menggunakan
Pada hakikatnya penelitian kausal angket/kuesioner. Uji validitas dengan
NRPSDUDWLI DGDODK ³H[ SRVW IDFWR´ DUWLQ\D bantuan SPSS Statistics 22.0 For Windows
data dikumpulkan setelah semua peristiwa menggunakan rumus korelasi product
yang diperhatikan terjadi. Kemudian peneliti moment dan uji reliabilitas menggunakan
memilih satu atau lebih efek (variabel rumus Alpha Cronbach. Suatu pernyataan
dependen) dan menguji data kembali dalam instrumen dikatakan valid Apabila r
menelusuri waktu, mencari penyebab, hitung lebih besar dari r tabel pada
melihat hubungan dan memahami artinya. signifikan 5% dan instrumen dapat
Waktu dan Tempat Penelitian dikatakan reliabel jika koefisien Alpha
Penelitian ini dilakukan di Universitas Cronbach lebih besar dari 0,600 (Arikunto,
Negeri Yogyakarta pada bulan Februari 2008: 193). Teknik analisis data yang
2016 sampai September 2016. Adapun digunakan dalam penelitian adalah analisis
subjek dalam penelitian ini adalah regresi sederhana dan analisis linier
mahasiswa akuntansi Universitas Negeri berganda.
Yogyakarta.

Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa jurusan akuntansi

54
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

HASIL PENELITIAN DAN sehingga dapat disimpulkan bahwa semua


PEMBAHASAN data variabel penelitian berdistribusi normal.
Hasil Penelitian
b. Uji Linieritas
Hasil analisis data penelitian akan
Hasil rangkuman uji linieritas disajikan
diuraikan dengan analisis frekuensi disajikan
pada tabel 2. berikut ini:
sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Linieritas
Analisis Statistik Deskriptif Variabel Sig. Ket.
Berdasarkan analisis deskriptif Kecerdasan Intelektual 0,055 Linier
Kecerdasan Emosional 0,438 Linier
diketahui bahwa variabel IQ (Kecerdasan
Kecerdasan Spiritual 0,530 Linier
Intelektual berada pada tingkat kategorisasi Sumber: Data primer 2016
yang cenderung tinggi (47,27%), variabel
Hasil uji linieritas pada tabel 2. dapat
EQ (Kecerdasan Emosional) berada pada
diketahui bahwa semua variabel memiliki
tingkat kategorisasi yang cenderung sedang
nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05
(39,09%), variabel SQ (Kecerdasan
(sig>0,05), hal ini menunjukkan bahwa
Spiritual) berada pada tingkat kategorisasi
semua variabel penelitian adalah linier.
yang cenderung sedang (36,36%), dan
variabel Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi c. Uji Multikolinearitas
mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di Adapun hasil uji multikolinieritas
Perusahaan berada pada tingkat kategorisasi pada penelitian ini disajikan pada tabel 3.
yang cenderung rendah (37,28%). sebagai berikut.
Uji Asumsi Klasik Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
a. Uji Normalitas Kecerdasan 0,777 1,288 Tidak terjadi
Intelektual multikolinierita
Hasil uji normalitas untuk masing- s
Kecerdasan 0,745 1,343 Tidak terjadi
masing variabel dan variabel penelitian Emosional multikolinierita
s
disajikan pada tabel 1. berikut ini. Kecerdasan 0,789 1,268 Tidak terjadi
Spiritual multikolinierita
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas s
Sumber: Data Primer 2016
Variabel Sig Keterangan
Standardized 0,743 Normal Dari tabel 3. terlihat bahwa semua
Residual
Sumber: Data Primer 2016 variabel mempunyai nilai toleransi di atas
0,1 dan nilai VIF di bawah 10, sehingga
Hasil uji normalitas menunjukkan
dapat disimpulkan bahwa model regresi
bahwa nilai residual dari variabel penelitian
pada penelitian ini tidak terjadi
mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,743,
multikolinieritas.
yang berarti lebih besar dari 0,05 (sig>0,05),

55
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

d. Uji Heteroskedastisitas 15,966. Nilai koefisien regresi X1 sebesar


Berikut ini adalah hasil uji 0,737 yang berarti, apabila Kecerdasan
heteroskedastisitas terhadap model regresi Intelektual (X1) meningkat 1 poin maka
pada penelitian ini disajikan pada tabel 4. Persepsi Etis Mahasiswa mengenai Praktik
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Akuntansi Kreatif di Perusahaan (Y) akan
Variabel Sig. Kesimpulan
Kecerdasan 0,889 Tidak terjadi meningkat sebesar 0,737 poin.
Intelektual heteroskedastisitas
2) Koefisien determinasi (r2)
Kecerdasan 0,084 Tidak terjadi
Emosional heteroskedastisitas Berdasarkan hasil analisis menunjukkan r2
Kecerdasan 0,125 Tidak terjadi
Spiritual heteroskedastisitas sebesar 0,401. Nilai tersebut berarti 40,1%
Sumber: Data Primer 2016
perubahan pada variabel Persepsi Etis
Tabel 4 menunjukkan bahwa semua
Mahasiswa mengenai Praktik Akuntansi
variabel mempunyai nilai signifikansi lebih
Kreatif di Perusahaan (Y) dapat diterangkan
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
oleh Kecerdasan Intelektual (X1) atau
bahwa model regresi pada penelitian ini
dengan kata lain, Kecerdasan Intelektual
tidak terjadi heteroskedastisitas.
mampu mempengaruhi 40,1% perubahan
Hasil Uji Hipotesis Penelitian
pada Persepsi Etis Mahasiswa mengenai
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Praktik Akuntansi Kreatif di Perusahaan.
Di bawah ini adalah hasil pengujian
3) Pengujian Signifikansi Regresi Sederhana
hipotesis dengan regresi sederhana.
(Uji-t)
Tabel 5. Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Berdasarkan tabel di atas, dapat
Sederhana X1 terhadap Y
Konstanta Koefisien Nilai Nilai t dilihat bahwa nilai thitung adalah sebesar
Regresi r2 thitung ttabel Sig.
15,966 0,737 0,401 8,499 1,659 0,000 8,499 jika dibandingkan dengan ttabel pada
Sumber : Data Primer 2016 tingkat signifikansi 0,05, yaitu sebesar
1) Persamaan garis regresi 1,659, maka thitung lebih besar daripada ttabel
Berdasarkan tabel di atas, maka (8,499>1,659). Nilai probabilitas
persamaan garis regresi dapat dinyatakan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
dalam persamaan sebagai berikut: dibandingkan dengan nilai pada tingkat
Y = 15,966 + 0,737X1 signifikansi yang telah ditentukan
Persamaan tersebut menunjukan sebelumnya, yaitu 0,05 (0,00<0,05). Dengan
bahwa Konstanta sebesar 15,966 yang demikian, hipotesis pertama yang
artinya jika Kecerdasan Intelektual (X1) menyDWDNDQ EDKZD ³Terdapat pengaruh
nilainya adalah 0, maka Persepsi Etis positif dan signifikan Kecerdasan Intelektual
Mahasiswa mengenai Praktik Akuntansi terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Kreatif di Perusahaan (Y) nilainya sebesar

56
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di diterangkan oleh Kecerdasan Emosional


Perusahaan´ diterima. (X2) atau dengan kata lain, Kecerdasan
b. Pengujian Hipotesis Kedua Emosional mampu mempengaruhi 24%
Di bawah ini adalah hasil pengujian perubahan pada Persepsi Etis Mahasiswa
hipotesis dengan regresi sederhana. mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di
Tabel 6. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Perusahaan.
Sederhana X2 terhadap Y
Konstanta Koefisien Nilai Nilai t
3) Pengujian Signifikansi Regresi Sederhana
Regresi r2 thitung ttabel Sig. Berdasarkan tabel di atas, dapat
21,085 0,546 0,240 5,835 1,659 0,000
Sumber : Data Primer 2016 dilihat bahwa nilai thitung adalah sebesar
1) Persamaan garis regresi 5,835 jika dibandingkan dengan ttabel pada
Berdasarkan tabel di atas, maka tingkat signifikansi 0,05, yaitu sebesar
persamaan garis regresi dapat dinyatakan 1,659, maka thitung lebih besar daripada ttabel
dalam persamaan sebagai berikut: (5,835>1,659). Nilai probabilitas
Y = 21,085 + 0,546X2 signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
Persamaan tersebut menunjukan dibandingkan dengan nilai pada tingkat
bahwa Konstanta sebesar 21,085 yang signifikansi yang telah ditentukan
artinya jika Kecerdasan Emosional (X2) sebelumnya, yaitu 0,05 (0,000<0,05).
nilainya adalah 0, maka Persepsi Etis Dengan demikian, hipotesis kedua yang
Mahasiswa mengenai Praktik Akuntansi PHQ\DWDNDQ EDKZD ³Terdapat pengaruh
Kreatif di Perusahaan (Y) nilainya sebesar positif dan signifikan Kecerdasan Emosional
21,085. Koefisien regresi variabel terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Kecerdasan Emosional (X2) sebesar 0,546 mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di
artinya jika tingkat Kecerdasan Emosional Perusahaan´ diterima.
mengalami kenaikan sebanyak 1, maka c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Persepsi Etis Mahasiswa mengenai Praktik Di bawah ini adalah hasil pengujian
Akuntansi Kreatif di Perusahaan (Y) akan hipotesis dengan regresi sederhana.
mengalami peningkatan sebesar 0,546. Tabel 7. Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Sederhana X2 terhadap Y
2) Koefisien Determinasi (r2) Konstanta Koefisien Nilai Nilai t
Regresi r2 thitung ttabel Sig.
Berdasarkan hasil analisis data
25,934 0,386 0,232 5,713 1,659 0,000
2
menunjukkan r sebesar 0,240. Nilai tersebut Sumber : Data Primer 2016
berarti 24% perubahan pada variabel
Persepsi Etis Mahasiswa mengenai Praktik
Akuntansi Kreatif di Perusahaan (Y) dapat

57
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

1) Persamaan garis regresi 1,659, maka thitung lebih besar daripada ttabel
Berdasarkan tabel di atas, maka (5,713>1,659). Nilai probabilitas
persamaan garis regresi dapat dinyatakan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
dalam persamaan sebagai berikut: dibandingkan dengan nilai pada tingkat
Y = 25,934 + 0,386X3 signifikansi yang telah ditentukan
Persamaan tersebut menunjukan sebelumnya, yaitu 0,05 (0,000<0,05).
bahwa Konstanta sebesar 25,934 yang Dengan demikian, hipotesis ketiga yang
artinya jika Kecerdasan Spiritual (X3) PHQ\DWDNDQ EDKZD ³Terdapat pengaruh
nilainya adalah 0, maka Persepsi Etis positif dan signifikan Kecerdasan Spiritual
Mahasiswa mengenai Praktik Akuntansi terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Kreatif di Perusahaan (Y) nilainya sebesar mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di
25,934. Koefisien regresi variabel Perusahaan´ diterima.
Kecerdasan Spiritual (X3) sebesar 0,386 d. Pengujian Hipotesis Keempat
artinya jika tingkat Kecerdasan Spiritual Hasil analisis regresi berganda disajikan
mengalami kenaikan sebanyak 1, maka sebagai berikut.
Persepsi Etis Mahasiswa mengenai Praktik Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Berganda
Sub Variabel Koefisien Sig. Kesimp
Akuntansi Kreatif di Perusahaan (Y) akan Regresi ulan
(b)
mengalami peningkatan sebesar 0,386. Kecerdasan 0,541 0,000 Signifi
2 Intelektual kan
2) Koefisien Determinasi (r ) Kecredasan 0,220 0,015 Signifi
Emosional kan
Berdasarkan hasil analisis data Kecerdasan Spiritual 0,186 0,003 Signifi
kan
menunjukkan r2sebesar 0,232. Nilai tersebut Konstanta =9,564
Adj R² = 0,489
berarti 23,2% perubahan pada variabel F hitung = 35,723
F tabel = 2,69
Persepsi Etis Mahasiswa mengenai Praktik Sig. = 0,000
Akuntansi Kreatif di Perusahaan (Y) dapat Sumber: Data Primer 2016
diterangkan oleh Kecerdasan Spiritual (X3) 1) Persamaan Garis Regresi
atau dengan kata lain, Kecerdasan Spiritual Dari hasil analisis regresi dapat
mampu mempengaruhi 23,2% perubahan diketahui persamaan regresi berganda
pada Persepsi Etis Mahasiswa mengenai sebagai berikut:
Praktik Akuntansi Kreatif di Perusahaan. Y = 9,564 + 0,541X1 +0,220X2+ 0,186X3
3) Pengujian Signifikansi Regresi Sederhana Konstanta sebesar 9,564 artinya jika
Berdasarkan tabel di atas, dapat Kecerdasan Intelektual (X1), Kecerdasan
dilihat bahwa nilai thitung adalah sebesar Emosional (X2) dan Kecerdaasan Spiritual
5,713 jika dibandingkan dengan ttabel pada (X3) nilainya adalah 0, maka Persepsi Etis
tingkat signifikansi 0,05, yaitu sebesar

58
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik 3) Uji F


Akuntansi Kreatif di Perusahaan (Y) Analisis regresi berganda dengan
nilainya adalah sebesar 9,564. Koefisien menggunakan uji F (Fisher) bertujuan untuk
regresi variabel Kecerdasan Intelektual (X1) mengetahui pengaruh semua variabel yang
sebesar 0,541 artinya jika variabel meliputi: Kecerdasan Intelektual,
independen lain nilainya tetap dan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Kecerdasan Intelektual mengalami kenaikan Spiritual terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
sebesar 1, maka Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik Akuntansi
Akuntansi mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di Perusahaan. Apabila nilai
Kreatif di Perusahaan (Y) akan mengalami signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05),
kenaikan sebesar 0,541 dan seterusnya. maka model regresi signifikan secara
2) Koefisien Determinasi (R2) statistik.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh Dari hasil pengujian diperoleh nilai F
angka adjusted R2 sebesar 0,489 atau hitung sebesar 35,723 lebih besar dari F
(48,9%). Hal ini menunjukkan bahwa tabel sebesar 2,69 dengan signifikansi
persentase sumbangan pengaruh variabel sebesar 0,000. Oleh karena nilai Fhitung>Ftabel
independen (Kecerdasan Intelektual, (35,723>2,69) dan signifikansi lebih kecil
Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan dari 0,05 (0,000<0,05), maka dapat
Spiritual) terhadap variabel dependen disimpulkan bahwa hipotesis yang
(Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi PHQ\DWDNDQ ³.HFHUGDVDQ ,QWHOHNWXDO
mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Perusahaan) sebesar 48,9%. Atau variasi Spiritual secara bersama-sama berpengaruh
variabel independen yang digunakan dalam positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
model (Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Akuntansi mengenai Praktik Akuntansi
Emosional dan Kecerdasan Spiritual) .UHDWLI GL 3HUXVDKDDQ´ terbukti.
mampu menjelaskan sebesar 48,9% variasi Pembahasan
variabel dependen (Persepsi Etis Mahasiswa 1. Pengaruh Kecerdasan Intelektual
Akuntansi mengenai Praktik Akuntansi terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Kreatif di Perusahaan). Sedangkan sisanya Akuntansi mengenai Praktik Akuntansi
sebesar 51,1% dipengaruhi atau dijelaskan Kreatif di Perusahaan.
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam model penelitian ini. terdapat pengaruh positif Kecerdasan
Intelektual terhadap Persepsi Etis
Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik

59
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Akuntansi Kreatif di Perusahaan. berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis


Kecerdasan Intelektual merupakan Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik
interpretasi hasil tes inteligensi (kecerdasan) Akuntansi Kreatif di Perusahaan.
ke dalam angka yang dapat menjadi 2. Pengaruh Kecerdasan Emosional
petunjuk mengenai kedudukan tingkat terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
inteligensi seseorang (Azwar, 2004:51). Akuntansi mengenai Praktik Akuntansi
David Wechsler mendefinisikan inteligensi Kreatif di Perusahaan.
sebagai totalitas kemampuan seseorang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk bertindak dengan tujuan tertentu, terdapat pengaruh positif Kecerdasan
berpikir secara rasional, serta menghadapi Emosional terhadap Persepsi Etis
lingkungannya dengan efektif (Azwar, Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik
2004:7). Dalam pandangan kelompok yang Akuntansi Kreatif di Perusahaan.
menekankan IQ (Kecerdasan Intelektual) Kecerdasan Emosional adalah kemampuan
sebagai kemampuan adaptasi, orang yang mengetahui perasaan sendiri dan perasaan
inteligen (cerdas) akan memiliki orang lain, serta menggunakan perasaan
kemampuan untuk mengorganisasi pola-pola tersebut menuntun pikiran dan perilaku
tingkah lakunya sehingga dapat bertindak seseorang (Salovey & Mayer, 1990 dalam
lebih efektif dan lebih tepat (Fudyartanta, Svyantek 2003). Sejalan dengan hal tersebut,
2004:12). Ini berarti bahwa makin tinggi Goleman (2005:512) mendefinisikan
inteligensi seseorang maka akan semakin Kecerdasan Emosional adalah kemampuan
terdorong untuk bersikap dan berperilaku mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan
etis sehingga hal tersebut juga orang lain, memotivasi diri sendiri, serta
mempengaruhi persepsi etis seseorang. mengelola emosi dengan baik pada diri
Hasil penelitian ini mendukung sendiri dan dalam hubungan dengan orang
penelitan Ridwan et al. (2006), yang juga lain. Kecerdasan Emosional berupa
menemukan bahwa Kecerdasan Intelektual kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi,
menjadi faktor yang dominan daripada empati, dan keterampilan sosial akan
Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan menuntun pikiran dan perilaku seseorang.
Spiritual dalam mempengaruhi persepsi etis Seseorang yang memiliki Kecerdasan
seseorang. Dengan kata lain, dalam Emosional yang memadai akan memiliki
memberikan persepsi/penilaian terhadap pertimbangan yang lebih komprehensif
suatu hal, individu cenderung menggunakan dalam bersikap dan berperilaku sehingga
logikanya. Hal ini sejalan dengan hasil akan bersikap dan berperilaku etis.
penelitian ini yaitu Kecerdasan Intelektual

60
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Andrey Margareth dan Danri
penelitian dari Maryani & Ludigdo (2001) Toni 6LERUR GHQJDQ MXGXO ³3HQJDUXK
dan Baihaqi (2002) yang menunjukkan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Kecerdasan Emosional sebagai salah satu Spiritual terhadap Persepsi Laba (Studi
faktor yang mempengaruhi sikap dan Kasus pada Mahasiswa Akuntansi
perilaku etis seseorang. Hal tersebut sejalan Universitas HKBP Nommensen Mendan)
dengan hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan Emosional berpengaruh positif berpengaruh signifikan terhadap persepsi
terhadap Persepsi Mahasiswa mengenai laba. Hal ini berarti dengan kecerdasan
Praktik Akuntansi Kreatif di Perusahaan. spiritual yang ada dalam diri mahasiswa,
maka akan terbentuk kesadaran diri, rasa
3. Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap
kepedulian dan keadilan yang tinggi
Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
sehingga dapat mempengaruhi persepsi
mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di
mahasiswa. Hasil penelitian ini juga
Perusahaan.
mendukung Penelitian Maryani & Ludigdo
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (2001) yang dilakukan untuk mengetahui
terdapat pengaruh positif Kecerdasan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan
Spiritual terhadap Persepsi Etis Mahasiswa perilaku etis akuntan, serta faktor yang
Akuntansi Mengenai Praktik Akuntansi paling dominan pengaruhnya. Hasil analisis
Kreatif di Perusahaan. Kecerdasan Spiritual terhadap 228 responden menunjukkan
adalah kecerdasan untuk menghadapi dan religiusitas sebagai faktor yang berpengaruh
memecahkan persoalan makna dan nilai, dominan terhadap perilaku etis akuntan, di
yaitu menempatkan perilaku dan hidup samping EQ (Kecerdasan Emosional) juga
manusia dalam konteks makna yang lebih sebagai salah satu faktor yang berpengaruh.
luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna bahwa Kecerdasan Spiritual berpengaruh
dibandingkan dengan yang lain (Zohar & positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Marshall, 2002:4). Kecerdasan Spiritual mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di
melampaui kekinian dan pengalaman Perusahaan.
manusia, serta merupakan bagian terdalam 4. Pengaruh Kecerdasan Intelektual,
dan terpenting dari manusia (Pasiak, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
2002:137). Spiritual terhadap Persepsi Etis
Hasil penelitian ini mendukung Mahasiswa mengenai Praktik Akuntansi
Kreatif di Perusahaan

61
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperkuat oleh Agustian (2004:60±64)


terdapat pengaruh positif Kecerdasan bahwa IQ dan EQ diperlukan untuk
Intelektual, Kecerdasan Emosional dan mencapai sukses yang memadai. Namun, IQ
Kecerdasan Spiritual terhadap Persepsi Etis dan EQ saja tidaklah cukup dalam mencapai
Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik kebahagiaan dan kebenaran yang hakiki.
Akuntansi Kreatif di Perusahaan. Berbagai Masih ada nilai-nilai lain yang tidak bisa
penelitian tentang etika, baik etika profesi dipungkiri keberadaannya yaitu SQ
akuntan maupun etika bisnis, memberikan (Agustian, 2004:65). Potensi IQ dan EQ
bukti empiris mengenai faktor-faktor yang akan tidak berkembang optimal pada diri
mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang apabila tidak ditunjang dengan
seseorang (dalam hal ini akuntan, kekuatan SQ-nya (Ludigdo, 2004). Oleh
mahasiswa, manajer, karyawan, dan karena itu, sinergi antara IQ, EQ, dan SQ
salesman) yang dapat dikelompokkan ke perlu dibangun dalam suatu sistem yang
dalam tiga aspek, yaitu: 1) Aspek individual; terintegrasi.
2) Aspek organisasional; dan 3) Aspek Hasil dari penelitian ini juga sejalan
lingkungan. Penelitian tentang etika yang dengan penelitian oleh Novia Winarta
berfokus pada aspek individual \DQJ EHUMXGXO ³3HQJDUXK .HFHUGDVDQ
menunjukkan berbagai faktor yang Intelektual, Emosional dan Spiritual
mempengaruhi sikap dan perilaku etis terhadap Persepsi Keetisan Praktik Earnings
seseorang diantaranya yaitu Religiusitas Management. Hasil dari penelitian tersebut
(Clark & Dawson, 1996; Maryani & menunjukkan bahwa Kecerdasan Intelektual,
Ludigdo, 2001; Weaver & Agle 2002), dan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Kecerdasan emosional (emotional Spiritual secara bersama-sama berpengaruh
quotient/EQ) (Maryani & Ludigdo, 2001; positif terhadap Persepsi Keetisan Praktik
Baihaqi, 20 02), Earnings Management.
Adanya pengaruh IQ (Kecerdasan
Intelektual) , EQ (Kecerdasan Emosional), SIMPULAN DAN SARAN
dan SQ (Kecerdasan Spiritual) secara Simpulan
simultan terhadap sikap etis sejalan dengan 1. Terdapat pengaruh positif Kecerdasan
apa yang dikemukakan oleh Goleman Intelektual terhadap Persepsi Etis
(2003:59) bahwa IQ dan EQ bukanlah Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik
keterampilan-keterampilan yang saling Akuntansi Kreatif di Perusahaan. Hal
bertentangan, melainkan keterampilan- ini dibuktikan dengan koefisien regresi
keterampilan yang sedikit terpisah. Hal ini sebesar 0,737, nilai t hitung lebih besar

62
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

dari t tabel (8,499>1,659), dan nilai universitas, baik universitas negeri


signifikansi sebesar 0,00 (sig<0,05). ataupun swasta.
2. Terdapat pengaruh positif Kecerdasan 2. Peneliti selanjutnya hendaknya
Emosional terhadap Persepsi Etis mengembangkan penelitian ini dengan
Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik meneliti faktor lain yang dapat
Akuntansi Kreatif di Perusahaan. Hal memengaruhi Persepsi Etis Mahasiswa
ini dibuktikan dengan koefisien regresi Mengenai Praktik Akuntansi Kreatif di
sebesar 0,546, nilai t hitung lebih besar Perusahaan.
dari t tabel (5,835>1,659), dan nilai 3. Peneliti selanjutnya hendaknya
signifikansi sebesar 0,00 (sig<0,05). menambahkan metode pengumpulan
3. Terdapat pengaruh positif Kecerdasan data yang lebih dapat mencerminkan
Spiritual terhadap Persepsi Etis persepsi responden, seperti misalnya
Mahasiswa Akuntansi mengenai Praktik wawancara, ataupun memberikan
Akuntansi Kreatif di Perusahaan. Hal beberapa kasus yang berkaitan dengan
ini dibuktikan dengan koefisien regresi praktik akuntansi kreatif di perusahaan
sebesar 0,386, nilai t hitung lebih besar dan pemberian tes untuk mengukur
dari t tabel (5,713>1,659), dan nilai Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
signifikansi sebesar 0,00 (sig<0,05). Emosional, dan Kecerdasan Spiritual.
4. Terdapat pengaruh positif Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional dan DAFTAR PUSTAKA
Kecerdasan Spiritual terhadap Persepsi Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia
Sukses Membangun Kecerdasan
Etis Mahasiswa Akuntansi mengenai
Emosi dan Spiritual ESQ
Praktik Akuntansi Kreatif di (Emotional Spiritual Quotient).
Jakarta: Arga.
Perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan
nilai F hitung > F tabel (35,723>2,69) Amat, Oriol, dan Catherine Gowthorpe.
(2003). Creative Accounting:
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000
Nature, Incidence, and Ethical
lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05), nilai R Issues. UPF Working Paper, No.
749.
sebesar 0,709 dan nilai adjusted R
square sebesar 0,489. Andrey Margareth, Danri Toni Siboro.
³3HQJDUXK .HFHUGDVDQ
Saran
Emosional dan Kecerdasan
1. Peneliti selanjutnya hendaknya lebih Spiritual terhadap Persepsi Laba.
Skripsi. Universitas HKBP
memperluas sampel penelitian dengan
Nommensen Medan.
menambahkan sampel dari berbagai

63
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Arrozi, M.F. (2008). Creative Accounting, Yogyakarta: Pustaka


Working Paper Seminar Akuntansi Pelajar.Sutrisno Hadi. (2004).
Keperilakuan. Program Analisis Regresi. Yogyakarta:
Pascasarjana, Program Doktor Ilmu ANDI.
Akuntansi. Universitas Airlangga.
Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence:
Azwar Saifuddin. (2010). Metode Why It Can Matter More Than IQ
Penelitian. Yogyakarta:Pustaka for Character, Health and Lifelong
Pelajar. Achievement. New York: Bantam
Books.
Baihaqi, S. (2002). Analisis Pengaruh EQ
Karyawan terhadap Kualitas ____________. (1999). Working with
Perilaku Pelayanan Kepada Wajib Emotional Inteligence. London
Pajak di Kantor Pelayanan PBB UK: Bloomsbury Publishing.
(Studi pada KPPBB Kediri dan
Tulung Agung). Skripsi. Fakultas ____________. (2005). Emotional
Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Intelligence. Penerjemah: T
Hermaya. Jakarta: Gramedia.
Balaciu, Diana dan Pop Cosmina Madalina.
(2008). Is Creative Accounting A .DPLQVNL 5\V]DUG ³&UHDWLYH
Form of Manipulations?. Anals of Accounting Does Not Need to
University of Oradea. Series (TXDO )DOVLILFDWLRQ RI $FFRXQWV´
Economic, Volume III, Section: Economic World, Vol. 2, No. 4,
Finance, Banking, and Accounting. hlm 272-280.
Tom XVII, hlm 935-940.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Chong, Sue. (2006). The Ethics of Creative Modal dan Lembaga Keuangan No:
Accounting Does It All Add Up?: KEP- 554/BL/2010.
Creativity, Principles, and Keputusan Menteri Keuangan RI. No. 476
Accuracy. University of Southern KMK. 01 1991.
California.
/X¶OXLO %DKLURK Persepsi Etis
Clark, J.W. & L.E. Dawson. (1996). Mahasiswa Akuntansi atas Praktik
Personal Religiousness and Ethical Akuntansi Kreatif. Thesis.
Judgement: An Empirical Analysis. Universitas Brawijaya.
Journal of Business Ethics 15: 359±
372. Maryani, T. dan U. Ludigdo. (2001). Survei
Atas Faktor-Faktor yang
Dwijayanti, Arie Pangestu. (2009). Mempengaruhi Sikap dan Perilaku
Pengaruh Kecerdasan Emosional, Etis Akuntan. TEMA. Volume II
Kecerdasan Intelektual, Nomor 1.
Kecerdasan Spiritual, dan
Kecerdasan Sosial Terhadap Novia Winarta. (2014). Pengaruh
Pemahaman Akuntansi. Skripsi S1 Kecerdasan Intelektual, Emosional
Fakultas Ekonomi Universitas dan Spiritual terhadap Persepsi
3HPEDQJXQDQ 1DVLRQDO ³9HWHUDQ´ Keetisan Praktik Earnings
Jakarta. Management. Skripsi. Universitas
Katolik Soegijarpranata.Usurelu,
Fudyartanta, K. (2004). Tes Bakat dan Valentin loan, et al.
Perskalaan Kecerdasan. ´$FFRXQWLQJ (WKQLFV ±

64
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

5HVSRQVLELOLW\ 9HUVXV &UHDWLYLW\´


Annals of the University of
Petrosani, Economics. hlm 349-
356.

Odia, J. O, dan K. O. Ogiedu. (2013).


³&RUSRUDWH *RYHUQDQFH 5HJXOatory
Agency, and Creative Accounting
LQ 1LJHULD´ Mediterranean Journal
of Social Sciences. Vol. 4, No. 3,
hlm 55-66.

Pasiak, T. 2002. Revolusi IQ/EQ/SQ :


Antara Neurosains dan Al-Quran.
Cetakan Pertama. Bandung: Mizan.

Sabau, Lucian loan. (2013). Creative


Accounting - The Results of
Pressures from Users. West
University of Timisoara, Romania,
hal: 636-641.

Svyantek, D.J. (2003). Emotional


Intelligence and Organizational
Behavior. The International
Journal of Organizational Analysis
11: hal 167±169.
Tikollah, M. Ridwan et al. (2006). Pengaruh
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional, dan Kecerdasan
Spiritual Terhadap Sikap Etis
Mahasiswa Akuntansi. Simposium
Nasional Akuntansi IX, 23-26
Agustus 2006.

Weaver, G.R. & B.R. Agle. (2002).


Religiosity and Ethical Behavior in
Organizations: A Symbolic
Interactionist Perpective. Academy
of Management Review 27: hal 77±
97.

Zohar, D. Dan Marshall. (2005). Spiritual


Capital. Bandung: Mizan.

65

Anda mungkin juga menyukai