- ASPEK FORMAL
- ASPEK MATERIL
- ASPEK NORMATIF
- ASPEK OTATIF (TUJUAN)
- ASPEK ORGANISASI
- ASPEK KEJIWAAN
LANDASAN POKOK SISTEM PEMERINTAHAN
DEMOKRASI PANCASILA
Majelis Permusyawaratan
Indonesia negara yang Rakyat memegang
berdasarkan hukum kekuasaan negara
tertinggi
Presiden adalah
Indonesia menganut
penyelenggara pemerintahan
system konstitusional
yang tertinggi di bawah
Majelis Permusyawaratan
Rakyat
LANDASAN POKOK SISTEM PEMERINTAHAN
DEMOKRASI PANCASILA
Pengawasan Dewan
Perwakilan Rakyat
Baik di masa kini maupun nanti di masa depan, proyeksi Demokrasi Pancasila harus menjadi sebuah
sistem pemerintahan yang berdasarkan kepada sila-sila yang terkandung dalam Pancasila.Demokrasi
Pancasila harus menjadi sistem pemerintahan yang berbasis kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Demokrasi pancasila harus ber-Ketuhanan yang Maha
Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang tujuannya untuk mempersatukan Indonesia demi
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Sebagai contoh:
1. Pemilihan Umum Kepala daerah Lahirnya PILKADA langsung layaknya pemilihan presiden dan wakil
presiden secara langsung di tahun 2004. Sebelum tahun 2005 kepala daerah dan wakilnya dipilih oleh
DPRD. Sejak berlakunya UU Nomor 32 tahun 2004 dan dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 22
Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilka da dimasukkan dalam bursa pemilu, sehingga
secara resmi bernama Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat
Pemilukada.2. Pemilu SerentakBelum lama ini, pada tahun 2018 dan 2019 dilaksanakan pemilukada
serentak di beberapa provinsi di Indonesia. Hal ini menjadi babak baru sebab berbeda dengan mekanisme
sebelumnya. Penyelenggaraan pemiluka da dilakukan secara serentak di beberapa provinsi dan
kabupaten/kota dengan berdasarkan pada UU Nomor 10 tahun 2016 dan pemilu secara serentak antara
Pemilihan Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan berasasrkan UU Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilu.
Di masa depan nanti, Demokrasi Pancasila harus menjadi sebuah sistem pemerintahan
yang senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi, pemikiran, dan
akselerasi dari masyarakatnya. Demokrasi pancasila harus menjadi sebuah sistem
pemerintahan yang condong kepada kepentingan rakyat. Sebab demokrasi pancasila
adalah 'dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hal itu bisa diimplementasikan
dalam pesta demokrasi yang berjalan tanpa manipulasi dan hal-hal lain seperti
kecurangan, politik uang dan politisasi sara, hingga black campaign. Namun demokrasi
harus menjunjung asas jujur dan adil. Jika itu terjadi barulah dapat dikatakan bahwa
demokrasi kita sesuai dengan kehendak rakyat. Jalan demokrasi sudah dipilih, maka
yang realistis adalah terus memperbaiki proses penyelenggaraan pemilu guna
menyongsong pemilu yang bersih dan berintegritas. Maka, demokrasi Pancasila tentu
bukan hal yang final dan selesai, karena tuntutan zaman serta konteks sosiologis-budaya
masyarakat Indonesia menuntut untuk melakukan perbaikan kepada arah demokrasi
yang lebih baik.
TERIMA KASIH
DEMOKRASI ADALAH SEBUAH PILIHAN CARA HIDUP BERBANGSA
DAN BERNEGARA, BAGAIMANA DEMOKRASI PANCASILA DAN
PROYEKSINYA PERKEMBANGAN DI MASA YANG AKAN DATANG
KELOMPOK 2:
1. IRVA RIZKY TIANA PRATIWI (2103100008)
2. PERTIWI (2103100011)
3. TIARA NANDA UTAMI (2103100013)
4. AISYAH ANINDYA PUTRI (2103100014)
5. FARDHAN (2103100015)
6. SELVI ANGRIANI CANIAGO (2103100016)
7. AIDIL PRAMUDA IMMAWAN (2103100039)
8. KURNIA CAHAYA (2103100048)
9. DEBI WAHYUNI PUTRI (2103100051)
LATAR BELAKANG
1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi bukan merupakan suatu istilah asing bagi semua orang
Hampir semua negara di dunia dewasa ini menamakan dirinya sebagai
negara demokrasi. Hal ini menunjukkan bahwa gagasan demokrasi saat ini
semakin mendunia dan diakui sebagai bentuk pemerintahan yang lebih
bagus dibandingkan dengan sejumlah bentuk pemerintahan yang lain.
Namun demikian, pelaksanaan demokrasi di suatu negara tidak akan sama
dengan di negara lain. Sebab ada sejumlah faktor yang memengaruhi
pelaksanaan demokrasi di suatu negara, seperti; ideologi, latar belakang
sejarah, kondisi sosial budaya, tingkat kemajuan ekonomi, dan sebagainya.
Secara etimologi (bahasa), demokrasi berasal dari Bahasa Yunani,
yakni demos yang berarti rakyat dan cratos/cratein yang berarti
pemerintahan atau kekuasaan, sehingga secara bahasa demokrasi adalah
pemerintahan 12 rakyat atau kekuasaan rakyat. Konsep pemerintahan
rakyat mengandung tiga pengertian berikut:
a. Pemerintahan dari rakyat (government of the people), yang
berhubungan dengan pemerintah yang sah (dapat pengakuan dan
dukungan rakyat) dan tidak sah.
b. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people), di mana
kekuasaan yang dijalankan atas nama dan dalam pengawasan
rakyat. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people),
dimana kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah
dijalankan untuk kepentingan rakyat.
Secara terminologi (istilah), pada hakikatnya demokrasi merupakan
suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di mana
individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara
memperjuangkan kompetisi atas suara rakyat (Schumpeter, 1950). Selain
itu, demokrasi juga dapat diartikan dengan bentuk pemerintahan di mana
keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa (Hook, 1995). Lebih lanjut, demokrasi juga diartikan dengan
pemerintahan oleh rakyat, di mana kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang
mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas (Ravietch, 1991: 4).
Demokrasi merupakan konsep yang abstrak dan universal.
Demokrasi itu telah diterapkan di banyak negara dalam berbagai bentuk,
sehingga melahirkan berbagai sebutan tentang demokrasi, seperti
demokrasi konstitusional, demokrasi rakyat, demokrasi terpimpin,
demokrasi liberal, dan sebagainya. Namun, demikian pada dasarnya
demokrasi itu dapat dibedakan atas dua aliran, yaitu (Miriam Budiardjo,
1986: 55):
a. Demokrasi konstitusional, adalah demokrasi yang berawal dari
gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah pemerintah
yang terbatas kekuasaannya dan tidak bertindak sewenang-wenang
terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas
2
b. Pemilihan Umum
Pemilihan umum memiliki 3 (tiga) fungsi penting dalam proses
berbangsa dan bernegara, yaitu sebagai berikut:
1. Rotasi kekuasaan
Dalam sebuah negara demokrasi, rotasi kekuasaan mutlak harus
ada. Seorang pemimpin selayaknya hanya memerintah dalam
periode yang dibatasi (bisa 2 kali periode saja). Banyak kalangan
yang menilai bahwa pemerintahan yang lebih dari dua kali periode
akan menjurus ke arah pemerintahan yang diktator/tirani. Banyak
contoh yang bisa disebutkan, seperti Presiden Soeharto
(Indonesia) yang memerintah lebih dari 6 kali periode (32 tahun),
Saddam Husein (Irak) yang memerintah dari tahun 1979 sampai
dengan tahun 2003 (24 tahun), dan pemerintahan yang lainnya
yang semuanya menjurus ke arah diktator.
2. Menciptakan perwakilan politik (dalam lembaga eksekutif dan
legislatif)
Pemilu bertujuan untuk memilih calon-calon wakil rakyat yang akan
memperjuangkan kesejahteraan rakyat di tingkat pusat dalam
lembaga eksekutif dan legislatif. Para calon wakil rakyat ini diusung
oleh partai politik dan diharapkan dapat menjadi ujung tombak bagi
penciptaan harapan dan keinginan rakyat.
3. Sarana pendidikan politik.
Untuk diketahui bersama, pemilu tidak sekadar persoalan memilih
dan dipilih, namun merupakan salah satu wahana pendidikan politik
untuk warga negara. Pendidikan politik menurut Alfian (1986: 235)
merupakan usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi
politik masyarakat sehingga mereka memahami dan benar-benar
menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik
yang ideal yang hendak dibangun. Sedang menurut Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, disebutkan, bahwa
pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman
tentang hak kewajiban dan tanggung jawab setiap warga negara
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan politik merupakan aktivitas yang terus berlangsung
sepanjang hidup manusia dan itu tidak mungkin terwujud secara utuh
kecuali dalam sebuah masyarakat yang demokratis dalam rangka
12
PEMBUKAAN
relevan dan perlu pula dis rami dan disiangi dengan praktek-praktek yang
konkrit dalam keh dupan sehari-hari. Melalui itu semua menjadilah ia suatu
konsep yang hidup dan dinamis. Kehadirannya terasa riil, komunikatif dan
menja mah dalam berbagai bidang kehidupan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Sejalan dengan itu para anggota masyarakat akan merasakan dan
mengakuinya sebagai milik bersama yang paling hakiki yang menjadi
landasan, pengarah dan tujuan kehidupan bersama mere ka dalam
berbagai dimensinya. Ideologi mereka yang terbuka itu hidup dan
berkembang bersama-sama dinamika perkembangan kehi dupan mereka
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Suatu inte raksi yang wajar dan
sehat terjalin dengan intimnya antara ideologi mereka yang terbuka dengan
realita kehidupan mereka sehari-hari dari masa ke masa. Generasi berganti
dan jaman berubah, tetapi ha kekat yang terkandung dalam ideologi mereka
yang terbuka itu te tap sama. Dalam sifat keterbukaan itu suatu ideologi
yang berkuali tas tinggi menemukan kekuatannya yang menjadikannya
kenyal dan tahan uji. Menjadilah ia suatu ideologi yang tak lekang oleh
panas, tak lapuk oleh hujan dan tak berkarat oleh perjalanan jaman.
Demikianlah menurut pandangan kita suatu ideologi terbuka
mengandung semacam dinamika internal yang memungkinkannya untuk
memperbaharui diri atau maknanya dari waktu ke waktu se hingga isinya
tetap relevan dan komunikatif sepanjang jaman, tanpa menyimpang dari
apalagi mengingkari hakekat atau jatidirinya. Pem baharuan diri (self-
renewal) atau pengembangan maknanya itu bukan berarti merevisi apalagi
mengganti nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Bilamana nilai-
nilai dasar itu direvisi apalagi sama sekali diganti, maka ideologi tersebut
sudah kehilangan hake kat atau jatidirinya, dan oleh kerena itu meskipun
secara formal ia mungkin masih ada, secara substansi ia tidak lagi hadir
karena sudah aya direvisi atau sama sekali diganti oleh nilai-nilai dasar
baru.
Dinamika internal yang terkandung dalam suatu ideologi ter tek buka
biasanya mempermantap, mempermapan dan memperkuat re man levansi
ideologi itu dalam masyarakatnya. Tetapi hal itu tergantung uh pada
kehadiran beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah kualitas nilai-
nilai dasar yang terkandung dalam ideologi itu. Faktor list kedua adalah
persepsi, sikap dan tingkah laku masyarakat terhadap hr nya. Faktor ketiga
ialah kemampuan masyarakat mengembangkan ang pemikiran pemikiran
baru yang relevan tentang ideologinya itu. enja Faktor keempat menyangkut
seberapa jauh nilai-nilai yang terkan ras dung dalam ideologi itu
membudaya dan diamalkan dalam kehidup an bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara dengan berbagai dimen sinya. Tanpa mengurangi makna
faktor-faktor lain yang mungkin kan masih ada, pembicaraan kita akan
dibatasi pada keempat faktor ini. Dalam beberapa Bab berikut pembaca
akan menemukan se jumlah definisi yang dikemukakan penulisnya,
termasuk yang diku tip dari karya pakar asing, tentang ideologi. Meskipun
rumusan defi nisi-definisi tersebut berbeda, pembaca tentunya akan dapat
30
mem peroleh makna yang esensi yang terkandung dalam semua rumusan
Dalam diskusi seminar terjadi pembahasan yang hangat dan kriti tentang
makna ideologi ini, tetapi tetap dalam suasana saling meng si dan saling
memperkaya pengetahuan.
Bagi suatu bangsa dan negara ideologi adalah wawasan, pan
dangan hidup atau falsafah kebangsaan dan kenegaraannya. Ole karena
itu ideologi mereka menjawab secara meyakinkan pertanya an mengapa
dan untuk apa mereka menjadi satu bangsa dan mendim kan negara.
Sejalan dengan itu ideologi adalah landasan dan sekal gus tujuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernega ra mereka dengan
berbagai dimensinya. Sebagai ideologi nasiona Pancasila mengandung
sifat itu.
Dari semua definisi yang dikemukakan dalam beberapa Ba berikut
kita mengetahui bahwa ideologi itu berintikan serangkaia nilai (norma) atau
sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh da mendalam yang dimiliki dan
dipegang oleh suatu masyarakat ata bangsa sebagai wawasan atau
pandangan hidup mereka. Melalui rang kaian atau sistem nilai dasar itu
mereka mengetahui bagaiman cara yang paling baik, yaitu secara moral
atau normatif dianggap be nar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku
untuk memelihara mempertahankan dan membangun kehidupan duniawi
bersama de ngan berbagai dimensinya.
Nilai-nilai dasar yang terangkai atau menyatu menjadi sat sistem itu,
sebagaimana halnya dengan nilai-nilai dasar Pancasila, biasanya
bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah suatu masya rakat atau
bangsa yang menciptakan ideologi itu. Dengan lain perka taan, nilai-nilai
dasar itu berakar dan hidup dalam realita kehidupan mereka, terutama pada
waktu mereka berkonsensus untuk menjadi kannya menjadi ideologi
bersama. Memang betul bahwa nilai-nilai dasar itu secara sendiri-sendiri,
karena sifatnya yang fundamental, biasanya ditemukan pula dalam
masyarakat atau bangsa-bangsa lain. Sehubungan dengan itu masing-
masing nilai dasar itu, seperti nilai nilai dasar Pancasila kita, secara sendiri-
sendiri biasanya bersifat uni versal. Tetapi, persepsi suatu masyarakat dan
bangsa tentangnya dan keberhasilan masyarakat atau bangsa itu
merangkaikannya kedalam satu sistem nilai mereka sendiri menunjukkan
keorisinilan dan ke khasannya sebagai ideologi mereka. Bangsa kita
mengakui bahwa li ma nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila secara
sendiri-sendi ri mungkin saja bersifat universal, karena masyarakat atau
bangsa bangsa lain mungkin pula memilikinya. Tetapi, persepsi bangsa kita
yang melihat, memahami dan menghayati kelima nilai dasar itu da lam satu
rangkaian yang utuh, satu sistem nilai dasar yang saling ber kaitan, saling
menjiwai, saling mengisi dan saling memperkuat telah menjadikannya
ideologi hasil ciptaan bangsa kita sendiri. Disitulah letak keorisinilan dan
kekhasan Pancasila sebagai ideologi masyara kat, bangsa dan negara kita.
Sebagaimana dapat dibaca dalam sumbangan karangan Alfian (Bab
IX) kekuatan suatu ideologi tergantung pada kualitas tiga di mensi yang
terkandung di dalam dirinya. Yang pertama adalah di mensi realita, yaitu
31
bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi itu secara riil
berakar dan hidup dalam masyarakat atau bangsanya, terutama karena
nilai-nilai dasar tersebut bersum ber dari budaya dan pengalaman
sejarahnya. Sebagaimana diketahui Pancasila memenuhi dimensi ini
dengan baik sekali. Yang kedua ada lah dimensi idealisme, yaitu bahwa
nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme, bukan lambungan
angan-angan, yang mem beri harapan tentang masa depan yang lebih baik
melalui perwujud an atau pengamalannya dalam praktek kehidupan
bersama mereka sehari-hari dengan berbagai dimensinya. Menurut
pandangan kita, Pancasila juga memenuhi dimensi kedua ini dengan baik
sekali. Yang ketiga adalah dimensi fleksibilitas atau dimensi
pengembangan, yaitu bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang
memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-
pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau
mengingkari hakekat atau jatidiri yang terkandung dalam nilai-nilai
dasarnya Sesungguhnya Pancasila juga memenuhi dimensi ketiga ini
denga baik sekali, terutama karena dinamika internal yang terkandung d
lam sifatnya sebagai ideologi terbuka. Jadi secara ideal-konseptu Pancasila
adalah ideologi yang kuat, tangguh, kenyal dan bermut tinggi. Itulah
sebabnya mengapa bangsa kita meyakininya sebagai deologi yang terbaik
bagi dirinya. Demikianlah menurut pandanga kita secara ideal-konseptual
Pancasila berhasil memenuhi fakto pertama, yaitu dari segi kualitasnya,
sebagai ideologi terbuka yan bermutu tinggi. Bagaimana dengan tiga faktor
lainnya?
Meskipun secara ideal konseptual suatu ideologi terbuka perti
Pancasila diketahui dan diyakini oleh masyarakat atau bangu nya memiliki
kualitas yang prima, hal itu belumlah menjamin pe wujudan, realisasi atau
pengamalannya sebagaimana mestinya, ata sebagaimana yang
sesungguhnya dikehendaki oleh ideologi itu, di lam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mereka d ngan berbagai
bidangnya. Persepsi, sikap dan tingkah laku masy rakat atau bangsa
berperan penting sekali dalam proses perwujuda realisasi atau pengamalan
ideologinya. Itulah faktor kedua.
Menurut Soerjanto Poespowardojo (Bab III), ideologi adala suatu pilihan
yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujud kannya. Sejajar
dengan itu, Sastrapratedja (Bab VI) mengemuka kan bahwa ideologi
memuat orientasi pada tindakan. Ia merupaka pedoman kegiatan untuk
mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalamnya. Tetapi persepsi yang
menyertai orientasi, pedoman da komitmen berperan penting sekali dalam
mewarnai sikap dan ting kah laku ketika melakukan tindakan, kegiatan atau
perbuatan di lam rangka mewujudkan atau merealisasikan nilai-nilai yang
terka dung dalam ideologi itu. Logikanya, suatu ideologi menuntut kepa da
mereka yang meyakini kebenarannya untuk memiliki persepsi, kap dan
tingkah laku yang pas, wajar dan sehat tentang dirinya, t dak lebih dan tidak
kurang. Melalui itulah dapat diharapkan akan lahir dan berkembang sikap
32
dan tingkah laku yang pas dan tepat da lam proses perwujudannya dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Fungsi Pancasila untuk orientasi ke depan mengharuskan bangsa
Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapinya.
Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi dan lajunya sarana
komunikasi membuat dunia semakin kecil dan menguatkan
interdependensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia. Ini berarti bahwa
pembangunan nasional tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor dalam
negeri melainkan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait secara
mondial.
Bangsa Indonesia yang sedang sibuk membangun dengan usaha
memecahkan masalah dalam negeri seperti kemiskinan, kesenjangan
sosial dan lain sebagainya mau tidak mau ikut terseret ke dalam jaringan
politik dunia, yang semakin dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan ekonomi
raksasa, globalisasi ekonomi jelas memberikan dampaknya yang cukup
jauh, baik dalam bentuk ancaman ketergantungan yang mempersulit usaha
bangsa menuju kemandirian, maupun dalam bentuk pemupukan modal di
kalangan kelompok elit yang tidak selalu sejalan dengan kebijakan
pemerataan kesejahteraan. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan survival, yaitu tantangan
memiliki cara hidup dan tingkat kehidupan. yang wajar secara manusiawi
dan adil.
Tantangan itu hanya bisa diatasi apabila bangsa Indonesia di satu
pihak tetap mempertahankan identitasnya dalam ikatan persatuan nasional
dan di lain pihak mampu mengembangkan dinamikanya, agar mampu
bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Dinamika tersebut mengandalkan
kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap proses kehidupan yang
baru dan menjalankan inovasi untuk menciptakan kualitas kerja dan kualitas
produk yang makin baik.
Daya saing masyarakat hanya akan meningkat, apabila selalu
dipupuk sikap yang rasional dan kritis serta kreativitas di kalangan
masyarakat. Untuk menjawab tantangan tersebut jelaslah Pancasila perlu
tampil sebagai Ideologi Terbuka, karena ketertutupan hanya akan
membawa kepada kemandegan
Keterbukaan bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila,
tetapi mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkrit, sehingga
memiliki kemampuan yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-
masalah yang baru. Nilai-nilai dasar yang telah diletakkan oleh para pendiri
negara berupa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan sumber gagasan seluruh
cipta, rasa, karsa dan karya bagi segenap upaya dalam melanjutkan
perjuangan bangsa untuk mewujudkan kepentingan dan tujuan nasional
Bangsa Indonesia. Jadi nilai-nilai dasar Pancasila tidak boleh diubah, yang
boleh berubah adalah nilai operasionalnya (nilai instrumental), yaitu nilai-
33
• DPD
• DPR
• Presiden dan Wakil Presiden
• MK
• MA
• KY
43
KESIMPULAN
Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam
berbagai tatanan aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa
Negara. Ada dua alasan dipilihnya demokrasi sebagai sistem
bermasyarakat dan bernegara. Pertama, hampir semua negara didunia ini
telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamamental.; Kedua,
demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan
arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai
organisasi tertingginya.
Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang
benar pada warga masyarakat tentang demokr Makna demokrasi sebagai
dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian
bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah
mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan negara.
Negara, karena kebijakan Negara tersebut akan menentukan
kehidupan rakyat. Dengan demikian Negara yang menganut sistem
demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak
dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi berarti
pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas
persetujuan rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan
kekeluargaan dan gotong royong yang ditujukan kepada kesejahteraan
rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius,
berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian
Indonesia dan berkesinambungan. Demokrasi Pancasila juga merupakan
demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam
penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945.
Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.Dalam demokrasi
Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri
atau dengan persetujuan rakyat. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan
individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung
jawab sosial. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita
demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai
oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau
minoritas.
Banyak negara menerapkan sistem politik demokrasi. Masing-
masing negara menerapkan sistem demokrasi dengan pemahaman
masing-masing. Keanekaragaman pemahaman tersebut dapat dirangkum
ke dalam 3 sudut pandang, yaitu ideologi, cara penyaluran kehendak
rakyat, dan titik perhatian. cara penyaluran kehendak rakyat:
44
a. Demokrasi langsung
Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara langsung
mengemukakan kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh
seluruh rakyat
b. Demokrasi perwakilan
c. Demokrasi perwakilan sistem referendum
d. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan
gabungan antara demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.
Pancasila sebagai sebuah ideologi dan acauan sistem demokrasi di
Indonesia telah melampaui waktu yang panjang. Memang, sebuah negera
apabila hendak menjadi sesuatu yang ideal, maka dalam
penyelenggaraannya haruslah berlandaskan demokrasi. Bukankah
pemerintahan yang demokrasi akan mencurahkan kebaikan pada rakyat
secara keseluruhan. Pada dasarnya demokrasi melekat pada kebebasan
dan partisipasi individu. Menggunakan kebebasan, hak-hak sipil, dan
politik, merupakan bagian dari kehidupan yang melekat pada individu
sebagai makhluk sosial. Partisipasi dalam kehidupan sosial dan politik
mengandung nilai intrinsik bagi kehidupan manusia. Semua itu sejalan
dengan cita-cita demokrasi Pancasila. Untuk itu, artikel ini mencoba
menyuguhkan praktik demokrasi di Indonesia dalam sejarahnya.
Pancasila, sebagai ideologi negara dalam kurun waktu 70 tahun,
yang juga menjadi pilar dalam berdemokrasi, ternyata telah memiliki rupa
yang berbeda seiring dengan perubahan wajah perpolitikan di negeri ini.
Apakah ini merupakan pertanda bahwa bangsa ini memang sedang belajar
untuk mencari format yang tepat dalam berdemokrasi, tentu yang sesuai
dengan jiwa Pancasila. Seperti apakah wujud dari demokrasi yang
berketuhanan, berkemanusiaan, berkebijaksanaan, dan berkeadilan yang
dapat mengikat kesatuan bangsa ini.Upaya mewujudkan Demokrasi
Pancasila yang ideal harus terus dilakukan dengan melakukan dekontruksi
secara berkelanjutan.
Dekontruksi di sini tidak diartikan sebagai penghancuran,
peniadaan, atau pembubaran. Kontruksi memang berarti pembangunan,
pendirian, dan sistemasi. Tetapi tidak serta merta terminologi lawannya,
dekonstruksi, mengatakan kebalikannya. Dekonstruksi yang
dimaksudkan adalah upaya untuk melakukan pembacaan ulang seluruh
realitas. Karena merupakan aktivitas membaca ulang, maka dekontruksi
atas Demokrasi Pancasila, berarti membaca seluruh realitas dari praktik
demokrasi yang telah berlangsung di bumi Pancasila ini.
Alasan diperlukannya demokrasi yang bersumber dari Pancasila
karena Pancasila sangat berperan penting dalam aspek kehidupan
masyarakat negara Indonesia. Yang mana menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, rasa kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan.
Indonesia sendiri dalam menjalankan pemerintahannya yang dilandasi oleh
ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun, nilai - nilai yang terkandung dalam
Pancasila masih banyak yang belum diterapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara baik pejabat maupun masyarakatnya. Hal ini
45
DAFTAR PUSTAKA
Sutoyo, 2011. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Drs.H.Wirman Burhan,M.PKN. 2014. Pendidikan
Kewarganegaraan,Pancasila Dan Undang-Undang Dasar 1945,Jakarta:
Raja Grafindo Persada
A.Ubaedilah. 2015. Pancasila Demokrasi Dan Pencegahan Korupsi,
Jakarta: Prenadamedia Group.
Prof.Drs.S.Pamudji,MPA. 1981. Demokrasi Pancasila Dan Ketahanan
Nasional. Jakarta: PT.Bina Aksara
Oetojo oesman Dan Alfian, 1990. Pancasila Sebagai Ideologi.Jakarta:
perum percetakan negara RI
Arfani,Riza Noer. 1996. Demokrasi Indonesia Kontemporer. Jakarta: PT
Raja Grafindo Prasada
Budi Juliardi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Rajawali
Pers
Prof. Dr. Kaelan,N.S.2016.Pendidikan Pancasila, Yogyakarta:
PARADIGMA.
Ahmad Jamalong. 2019. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
di Perguruan Tinggi, Depok: PT. Raja Grafindo Persada.
Dr. Fokky Fuad Wasitaatmadja. 2018. Falsafah Pancasila Epistemologi
Keislaman Kebangsaan, Depok: Prenada Media Group.
Dr.H.Kabul Budiono,M.Si. 2017. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan
Tinggi. Bandung: Alfabeta.
Dr.H.T.Efendy Suryana,S.H.,M.Pd. 2015. Pancasila Dan Ketahanan Jati
Diri Bangsa. Bandung: PT. Refika Aditama
Prof.Harun Zain,SE. 1995. Aktualisasi Pengamalan Pancasila Dan UUD
1945 Dalam Era Globalisasi. Jakarta: universitas Mercu Buana.
TGS. Prof.Dr. K.H. Saidurrahman, M. Ag. 2018. Pendidikan
Kewarganegaraan NKRI Harga Mati. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Gunawan Suswantoro. 2016. Mengawal Penegak Demokrasi. Jakarta:
Erlangga
Mulyana, M.Hum. 2005. Demokrasi dalam Budaya Lokal, Yogyakarta:
TIARA WACANA.
Drs. Hartono.1992. Pancasila, Jakarta: RINEKA CIPTA.
48
https://nasional.sindonews.com/read/617089/12/4-periode-
perkembangan-demokrasi-di-indonesia-
1638479558?_gl=1*14ndrpa*_ga*OGY1dzdTNXZLWHlxVGgtaHkxeEh0c
VlwYTVGNWRVUEx1RWdCR055elJWbzcySEVZTXN4LUktSXktTjRxQ25
qWA..
https://transnasional.ejournal.unri.ac.id/index.php/JTS/article/download
/1211/1202
https://www.kompas.com/
https://www.bladjar.com/kelebihan-dan-kekurangan-demokrasi/
https://nasional.sindonews.com/read/617089/12/4-periode-
perkembangan-demokrasi-di-indonesia-
1638479558?_gl=1*14ndrpa*_ga*OGY1dzdTNXZLWHlxVGgtaHkxeEh0c
VlwYTVGNWRVUEx1RWdCR055elJWbzcySEVZTXN4LUktSXktTjRxQ25
qWA..
https://transnasional.ejournal.unri.ac.id/index.php/JTS/article/download
/1211/1202
49
https://www.bladjar.com/kelebihan-dan-kekurangan-demokrasi/
https://www.kompasiana.com/devialrst/593d0312f87e614733ad64d2/s
udahkah-demokrasi-pancasila-berjalan-semestinya
https://katadata.co.id/intan/berita/62044d1365ae6/memahami-ideologi-
pancasila-sebagai-ideologi-terbuka
https://edukasi.okezone.com/read/2022/03/08/624/2558228/apa-
perbedaan-arti-pancasila-sebagai-dasar-negara-dan-pandangan-hidup
https://sipejar.um.ac.id/mod/resource/view.php?id=714198#:~:text=Pan
casila%20sebagai%20pandangan%20hidup%20bangsa%2C%20artinya%
20nilai%2Dnilai%20ketuhanan%2C,bermasyarakat%2C%20berbangsa%2
C%20dan%20bernegara
https://fisib.unpak.ac.id/berita/tantangan-demokrasi-di-indonesia
https://m.merdeka.com/jabar/macam-macam-demokrasi-di-indonesia-
dari-parlementer-hingga-pancasila-kln.html
https://www.smkgiki1.sch.id/read/18/pentingnya-kehidupan-demokrasi-
dalam-masyarakat
http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/1006-politik-
identitas-tantangan-demokrasi-indonesia
https://katadata.co.id/intan/berita/61b9eb1f361c8/pengertian-demokrasi-
pancasila-ciri-ciri-dan-prinsipnya
https://edukasi.okezone.com/read/2022/02/22/624/2551175/kedudukan-
pancasila-sebagai-ideologi-terbuka-berikut-penjelasannya
https://edukasi.okezone.com/read/2022/02/22/624/2551175/kedudukan-
pancasila-sebagai-ideologi-terbuka-berikut-penjelasannya
https://jogja.suara.com/read/2021/10/18/074500/dimensi-dan-nilai-dasar-
pancasila-sebagai-ideologi-terbuka-penjelasan-lengkap
https://www.gramedia.com/literasi/dimensi-pancasila/
https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/pengertian-
demokrasi-pancasila-sejarah-prinsip-ciri-cirinya-
gcJE?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D
#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%2
4s&share=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fpengertian-demokrasi-
pancasila-sejarah-prinsip-ciri-cirinya-gcJE
https://bobo.grid.id/read/082971500/perkembangan-demokrasi-di-
indonesia-mulai-dari-masa-awal-kemerdekaan-hingga-sekarang
https://osf.io/hwesf/download
50
https://bobo-grid-
id.cdn.ampproject.org/v/s/bobo.grid.id/amp/082971500/perkembangan-
demokrasi-di-indonesia-mulai-dari-masa-awal-kemerdekaan-hingga-
sekarang?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%25
1%24s&share=https%3A%2F%2Fbobo.grid.id%2Fread%2F08297150
0%2Fperkembangan-demokrasi-di-indonesia-mulai-dari-masa-awal-
kemerdekaan-hingga-sekarang
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ideologi