DEMOKRASI BAGI
INDONESIA
KELOMPOK 9
1. FATHIYA KHALILAH BALQIS (2211413030)
2. HANA AJRINA DEWANGGI (2211413021)
3. M. FAREL ANDREW (2211413027)
4. M. NAUFAL KHAIRI (2211413026)
5. NAILAH KHAIRUNNISA (2211413037)
PENGERTIAN DEMOKRASI
SECARA ETIMOLOGIS ISTILAH DEMOKRASI BERASAL DARI BAHASA YUNANI YAITU DEMOS
ARTINYA RAKYAT DAN KRATOS ARTINYA KEKUASAAN. DENGAN DIPADUKAN KEDUA KATA
TERSEBUT MELAHIRKAN PENGERTIAN RAKYAT BERKUASA, PEMERINTAHAN DARI RAKYAT.
Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang
Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang
PEMBATASAN PEMERINTAH
NILAI TOLERANSI,
SECARA KONSTITUSUSIONAL
PRAGMATISME, KERJA SAMA
DAN MUFAKAT
Dalam perkembangannya demokrasi yang berkeinginan untuk menyelanggarakan
hak-hak politik secara efektif diwujudkan dalam bentuk konstitusi yang
membatasi kewenangan pemerintah baik yang tertulis maupun yang tidak yang
kemudian diwujudkan dengan tegaknya rule of law dengan tiga ciri utamanya
1. Supremasi hukum
2. Persamaan hak dan kewajiban setiap warga negara didepan hukum dan
pemerintahan
3. Terjaminnya hak-hak warga negara dalam UUD
ASAS POKOK DEMOKRASI
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi
adalah pengakuan hakikat manusia yaitu pada dasarnya manusia
mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan
gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi yaitu :
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya
pemilihan umum, bebas dan rahasia serta jurdil
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan
bersama
DEMOKRASI DI INDONESIA
KEDAULATAN RAKYAT
Dalam negara demokrasi, rakyat memiliki kedaulatan. Hal ini berarti bahwa rakyat
berdaulat dalam menentukan pemerintahan. Warga negara sebagai bagian
pembentukkan pemerintahan. Pemerintah dengan sendirinya berasal dari rakyat dan
bertanggung jawab kepada rakyat. Kedaulatan rakyat hanya dapat ditegakkan bila
para politisi menyadari asal usul dirinya dan menujukkan tanggung jawabnya sebagai
wakil rakyat.
Pada masa orde baru praktis para politisi bisa dikatakan tidak accountable. Mereka
berbuat sesuka hati dalam bentuk menikmati semua fasilitas dan kekuasaan yang
dimilikinya untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Sebagian besar politisi orde baru
sama sekali tidak peduli sehingga mereka menolak untuk menghargai kehendak, harapan
dan tuntutan rakyat. Politisi hanya menjadikan rakyat sebagai kantong suara untuk
dimanfaatkan dan dieksploitasi. Kedaulatan rakyat seharusnya memberi politisi mandat
untuk menjabat dan sekaligus untuk memenuhi kewajiban sebagai wakil rakyat yang
bertanggung jawab kepada rakyat bukan sekedar kepada diri sendiri ataupun kelompok