Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ARTIKEL

PENGANTAR ILMU POLITIK

DEMOKRASI PANCASILA

Nama : Naomi Rotua Rinanda Sibarani

NIM : 07021282227071

Dosen Pengampu :

Randi, S.SOS., M.SOS

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2022/2023


DEMOKRASI PANCASILA

Abstrak

Demokrasi merupakan dasar hidup bermasyarakat dan bernegara yang


memiliki makna bahwasanya rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam
masalah-masalah yang menyangkut kehidupannya masing-masing. Demokrasi
sendiri merupakan substansi kekuasaan Yudikatif, Eksekutif dan Legislatif yang
berasal dari rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan.
Semua negara memiliki sistem demokrasi yang berbeda-beda. Demokrasi
memberikan kesadaran bahwa sumber daya adalah orang-orang dengan artian
mereka akan membuat aturan dan kebijakan yang akan memberikan manfaat dan
melindungi hak-hak mereka. Dalam melaksanakan demokrasi, perlu adanya
aturan yang mengatur agar demokrasi berjalan sesuai apa yang diinginkan. Oleh
sebab itu, konstitusi disini mengatur dan membatasi jalannya demokrasi dalam
kedaulatan rakyat yang diselenggarakan dipemerintahan negara dalam kegiatan
kenegaraan. Rakyatlah yang memiliki wewenang untuk merencanakan, mengatur,
melaksanakan, dan melakukan pengawasan serta penilaian terhadap pelaksanaan
fungsi kekuasaan. Itulah mengapa gagasan kedaulatan rakyat atau demokrasi
memiliki bunyi total dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat dan bersama rakyat.

Kata Kunci : Demokrasi, Rakyat, dan Pemerintahan

Abstarck

Democracy is the basis of living in a society and a state which means that
it is the people who provide provisions in matters relating to their respective lives.
Democracy itself is the substance of Judicial, Executive and Legislative powers
that come from the people as the holder of the highest power in government. All
countries have different democratic systems. Democracy provides awareness that
resources are people in the sense that they will make rules and policies that will
benefit and protect their rights. In its implementation, it is necessary to have rules
that regulate democracy to run according to what is desired. Therefore, the
constitution here regulates and limits freedom in the government of the people
which is carried out in state activities. It is the people who have the authority to
plan, regulate, implement, and supervise and carry out the functions of power.
That is why the idea of the people or democracy has a total vote of the people, for
the people, by the people and with the people.

Keywords : Democracy, People, and Government


Istilah demokrasi pertama kali diperkenalkan oleh Herodotus sekitar 3000 tahun
yang lalu di Mesir Kuno. Secara etimologi, kata demokrasi berasal dari kata
demos (rakyat) dan kratos (kekuasaan/pemerintahan) dari bahasa Yunani.
Demokrasi telah dikenal sejak abad V SM, yang merupakan respon terhadap
pengalaman buruk monarki dan kediktatoran di negara-negara kota Athena
(Yunani Kuno) yang disebabkan kemungkinan jumlah penduduk negara-negara
kota kurang lebih sepuluh ribu dan bahwa wanita, anak kecil serta para budak
tidak mempunyai hak politik. Dalam penggunaan kontemporer, istilah demokrasi
mempunyai tiga arti dasar, yaitu: demokrasi langsung, demokrasi perwakilan, dan
demokrasi liberal atau konstitusional. Demokrasi langsung ialah suatu bentuk
pemerintah di mana kekuasaan untuk mengambil keputusan secara langsung oleh
masyarakat yang dilakukan di bawah prosedur kekuasaan mayoritas. Demokrasi
perwakilan adalah sebuah bentuk pemerintahan di mana masyarakat melakukan
hak yang sama atas nama pribadi, tetapi melalui wakil yang ditunjuk oleh mereka.
Sedangkan demokrasi liberal atau demokrasi konstitusional adalah sebuah bentuk
pemerintahan, biasanya disebut dengan demokrasi yang mewakili, di mana
kekuasaan mayoritas dilakukan dalam kerangka konstitusional yang dibentuk
untuk menjamin semua masyarakat mendapatkan hak-hak pribadi dan kelompok,
seperti kebebasan mengeluarkan pendapat, berbicara dan beragama. Demokrasi
juga di definisikan oleh beberapa ahli seperti definisi demokrasi menurut Joseph
A. Schumpeter, demokrasi adalah suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik di mana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan dengan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat. Lalu Sidney
Hook mendefinisikan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting atau arah kebijakan di balik
keputusan ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yang didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
Demokrasi secara literal adalah “rule by the peple”. Kehidupan masa kini
memiliki arti demokrasi membebaskan kecerdasan secara efektif dan mandiri,
untuk membebaskan pikiran yang merupakan wadah organisme yang bersifat
individu gunanya adalah untuk melakukan kebijakannya sendiri. Semua orang
berasumsi bahwa demokrasi adalah suatu kebebasan dalam setiap hak-hak yang
sudah ada dalam diri setiap masyarakat. Demokrasi membawa banyak perubahan
dalam diri individu, yang memberikan respek terhadap setiap kesempatan untuk
kebebasan, punya pemikiran dalam bertindak dan tidak membebankan diri sendiri
sehingga melahirkan tanggung jawab kepada individu itu sendiri.
Indonesia adalah Negara demokrasi. Demokrasi yang dianut oleh bangsa kita
adalah demokrasi modern. Sejak pada awal kemerdekaan hingga era reformasi
demokrasi mengalami perubahan dan corak yang tidak sama. selama 25 tahun
Republik Indonesia berkembang, masalah pokok yang sering dihadapi adalah
bagaimana masyarakat yang beraneka ragam pola budaya, meningkatkan
kehidupan ekonomi dalam membina suatu kehidupan sosial dan politik yang
demokratis.
Praktek demokrasi berdasar UUD mengalami perkembangan demokrasi dalam
empat masa, yaitu:
a. Masa Republik IndonesiaI (1945-1959), yaitu masa demokrasi (konstitusinal)
yang menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai dan karena itu
dinamakan Demokrasi Parlementer.
b. Masa Republik Indonesia II (1959-1965), yaitu masa demokrasi terpimpin
yang di dalamnya banyak aspek yang mentimpang dari demokrasi
konstitusional yang secara formal merupakan landasan awalnya, dan
menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.
c. Masa Republik Indonesia III (1965-1998), yaitu masa demokrasi pancasila
yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem
presidensial.
d. Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang), yaitu masa reformasi yang
menginginka tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap
praktik-praktik politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III.

Sri Soemantri menyatakan bahwa seluruh konstitusi yang pernah berlaku di


Indonesia meliputi (UUD 1945, Konstituai RIS, dan UUDS 1950) menganut
sistem demokrasi pancasila, karena ketiga konstitusi tersebut menjadikan
pancasila sebagai dasar negara, sehingga secara materiil berarti demokrasi yang
dianut juga adalah demokrasi pancasila, lebih lanjut Sri Soemantri mengatakan:
Kita telah mengetahui, bahwa demokrasi pancasila mempunyai 2 macam
pengertian, yaitu baik yang formal maupun material, sebagai realisasi pelaksanaan
demokrasi Pancasila dalam arti formal. UUD 1945 menganut apa yang dikatakan
indirect demokrasi dengan, yaitu suatu demokrasi dimana pelaksanaan kedaulatan
rakyat itu tidak dilaksanakan oleh rakyat secara langsung melainkan melalui
lembaga-lembaga perwakilan rakyat seperti DPR dan MPR, dan demokrasi dalam
pandangan hidup atau sebagai falsafah bangsa.
Dalam demokrasi pancasila yang menjadi landasan formalnya adalah Pancasila,
Undang-Undang Dasar serta Ketetapan-Ketetapan MPRS. Tujuannya dari
demokrasi Pancasila ini untuk meluruskan penyimpangan yang terjadi dalam
masa demokrasi Terpimpin yang telah diadakan sejumlah evaluasi. Ketetaoan
MPRS No. III/1963 yang menetapkan masa jabatan seumur hidup untuk Ir.
Soekarno telah dibatalkan dan jabatan presiden kembali menjadi jabatan pilihan
setiap lima tahun. Ketetapan MPRS No. XIX/1966 telah menentukan ditinjaunya
kembali produk-produk legislatif dari masa demokrasi Terpimpin dari atas dasar
itu Undang-Undang No. 19/1964 telah diganti dengan suatu undang-undang baru
(No. 14/1970) yang menetapkan kembali ke asas kebebasan badan-badan
pengadilan.
Masa Republik Indonesia (Demokrasi Pancasila) memperlihatkan keberhasilan
dalam penyelenggaraan pemilu. Pemilu yang diadakan secara teratur dan
berkelanjutan sehingga selama periode ini berhasil melakukan enam kali pemilu,
masing-masing pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Dari mulai
orde baru memang sudah menginginkan diadakannya pemilu dilihat dari
dikeluarkannya Undang-Undang (UU) pemilu pada tahun 1969, setahun setelah
presiden Soeharto dilantik sebagai presiden oleh MPRS pada tahun 1968 atau dua
tahun setelah ia dilantik sebagai presiden pada tahun 1967. Akan tetapi, nilai-nilai
demokrasi tidak diterapkan dalam pemilu tersebut karena tidak ada kebebasan
dalam melakukan pemilihan bagi para pemilih dan tidak ada kesempatan yang
sama bagi ketiga organisasi peserta pemilu (OPP) untuk memenangkan pemilu.
Oleh sebab itu, pada tahun 1973 semua OPP, kecuali Golkar mengalami beberapa
masalah dalam mencari dukungan dari pemilih karena adanya asas monoloyalitas.
Setelah fusi di tahun 1973, alhasil dua partai politik selain Golkar, tidak
mengalami perubahan dalam pemilu disebabkan Golkar dipastikan tetap
memenangkan setiap pemilu. Terlepas dari itu semua, pemilu yang dilakukan
sebanyak enam kali tersebut telah memberikan pendidikan politik bagi rakyat
Indonesia sehingga rakyat sudah lazim memberikan suara dan menentukan pilihan
masing-masing. Kedaulatan rakyat disini mengutamakan kehendak dan
kepentingan rakyat. Tidak hanya itu, kebebasan dalam berdemokrasi dianggap
sebagai sarana yang dapat memajukan serta memberikan hasil yang maksimal
nantinya. Dengan prinsip yang dipegang yaitu menyamaratakan semua orang serta
memberikan kebebasan kepada semua orang tanpa membatasi hak-hak mereka
sebagai warga negara.

Pengertian Demokrasi Pancasila menurut Darmihardjo (Budiyanto, 2005: 54).


Menyatakan bahwa demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber
kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya
adalah seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945. Menurut Yudi
Latif (2011:383), mengatakan dalam demokrasi pancasila kebebasan individu
tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
Dalam rancangan TAP MPR RI tentang demokrasi pancasila, menyebutkan
bahwa demokrasi pancasila adalah norma yang mengatur penyelenggaraan
kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan negara dalam kehidupan
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan bagi setiap warga
negara Republik Indonesia, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi
kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan lainnya serta lembaga negara baik
di pusat maupun daerah. (Agustam, 2011:83). Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa demokrasi pancasila adalah demokrasi yang mengatur
kebijakan, norma serta kedaulatan masyarakat dalam menjadi pribadi dan
memiliki tujuan serta membentuk agar masyarakat memiliki rasa tanggung jawab.
Demokrasi pancasila berarti kekuasaan berada ditangan rakyat dengan melalui
pemerintah yang mengatur kebijakan-kebijakan sesuai dengan nilai-nilai yang
termuat di dalam pancasila dan membentuk karakter masyarakat menjadi lebih
madani. Selain itu demokrasi pancasila memiliki prinsip-prinsip yang dipaparkan
oleh Jimly Asshiddiqie (2011:198) adalah:
1. Kebebasan atau persamaan (freedom/equality), adalah dasar demokrasi
yang dianggap sebagai sarana mencapai kemajuan dan memberikan hasil
maksimal dari usaha orang. Dengan prinsip persamaan semua orang
dianggap sama, tanpa dibeda-bedakan dan memperoleh kesempatan
bersama untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Kedaulatan Rakyat (people’s sovereignity), dengan prinsip ini adalah
mendahulukan kepentingan rakyat dan kehendak rakyat.
3. Pemerintahan yang terbuka dan bertanggungjawab

Anda mungkin juga menyukai