3) Bab Ii Fix
3) Bab Ii Fix
PELAKSANAAN BANGUNAN
48
Dinding terbuat dari tripleks dengan ketebalan 5 mm.
Rangka menggunakan kayu 5/10 cm dari kayu kelas II.
Atap menggunakan seng BJLS 30.
49
3. Pemasangan Pagar Pengaman Lokasi dan Papan Nama
a. Pagar pengaman dipasang melingkar pada area lokasi proyek yang jaraknya
jauh dari lokasi pekerjaan.
b. Luas pagar pengaman lokasi adalah 94,6 m.
c. Pelaksanaan pemasangan pagar pengaman digunakan sebagai batas antara
daerah proyek berlangsung dengan daerah umum yang dibebankan oleh
pemborong.
d. Pagar pengaman memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Tinggi pagar 2,00 m.
Panjang pagar pengaman sementara 2,5 m.
Rangka kayu mahoni ukuran 5/7 cm.
Bagian luar pagar ditutup dengan seng gelombang BJLS 30 yang dipasang
secara vertikal.
50
Gambar 2.5 Papan nama kegiatan
51
4. Musholla Lampu SL 18 W 1 1 1
5. Gudang Lampu SL 18 W 2 1 2
6. Lapangan Kerja Lampu Sorot 5 1 5
(Jika ada lembur) LED 10 W
52
Gambar 2.6 Bouwplank
53
10. Penyediaan Rambu-rambu dan Tanda Bahaya (Safety Sign)
Safety sign (Rambu keselamatan) adalah sebuah media visual berupa gambar
pictogram untuk ditempatkan di area pabrik yang memuat pesan-pesan agar setiap
pekerja selalu memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
11. Pembuatan Barak Pekerja
Pembuatan barak pekerja di luar lokasi proyek untuk tidur, istirahat, tempat ganti
pakaian dan penyimpanan pakaian yang aman, dilengkapi dengan MCK.
Adapun ketentuan pembuatan barak pekerja adalah sebagai berikut :
Barak pekerja dibuat dengan ukuran 4 x 6 m dengan luas 24 m2 dilengkapi
dengan KM/WC.
54
Gambar 2.8 Potongan Barak Pekerja
55
Gambar 2.10 Denah Musholla
56
Gambar 2.12 Denah Gudang
57
B. Rencana Lapangan (Site Installation)
Rencana lapangan direncanakan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
58
C. Mekanisme Pelaksanaan
1. Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
PELAKSANA PENGAWAS PERENCANA
START
Dokumen
kontrak
tidak jelas
IDENTIFIKASI
PEKERJAAN
PEMBUATAN SHOP DRAWING SHOP DRAWING
OLEH ENGINEER UNTUK
DARI DIAJUKAN SEBAGAI RFI KE SEBAGAI JAWABAN
DOKUMEN PERENCANA RFI
KONTRAK
JAWABAN RFI
DILANJUTKAN KE
Dokumen PELAKSANA
kontrak
jelas
PEKERJAAN PERSETUJUAN
DILAKSANAKAN SESUAI OLEH
SHOP DRAWING PENGAWAS
PELAKSANAAN SHOP
DRAWING OLEH Tidak
PELAKSANA
PHO SETUJU
Masa Pemeliharaan
Tidak
FHO SETUJU
FINISH
59
a) Identifikasi pekerjaan yang dimaksud adalah kelengkapan gambar shop
drawing yang meliputi ukuran dan detail-detail dan lain-lain.
b) Selanjutnya dokumen kontrak tersebut diserahkan kepada pengawas untuk
diperiksa. Apabila dokumen kontrak tersebut jelas, maka dilanjutkan ke shop
drawing oleh engineer. Namun apabila dokumen kontrak tersebut tidak jelas,
maka pelaksana menyerahkan dokumen kontrak tersebut kepada perencana
agar diteruskan pembuatan shop drawing yang dilakukan oleh engineer dan
diajukan sebagai jawaban RFI (Request for Information).
c) Perencana melaksanakan perencanaan pembuatan shop drawing sebagai
jawaban RFI yang selanjutnya diserahkan kepada pengawas untuk diperiksa
kembali dan diteruskan kepada pelaksana untuk melengkapi dokumen kontrak
dan apabila shop drawing tidak disetujui maka perencana harus kembali
melakukan perbaikan show drawing.
d) Persetujuan shop drawing harus disetujui kepada pengawas dan selanjutnya
shop drawing siap untuk dilaksanakan oleh pelaksana.
e) Pekerjaan pelaksanaan proyek dilaksanakan sesuai dengan shop drawing.
f) Penyempurnaan pelaksanaan pekerjaan (jika ada) yang dilakukan oleh
Previeous Hand Over (PHO).
g) Pelaksana berkewajiban untuk Pemeliharaan pekerjaan tersebut hingga Final
Hand Over (FHO) sebagai pernyataan kontrak berakhir.
2. Mekanisme Penjelasan RKS dan Gambar
Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu :
a) Gambar Bestek, Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
b) Berita Acara Penjelasan (Anwijing).
c) Berita Acara Penunjukan.
d) Surat Keputusan Pimpinan Unit tentang Penunjukkan Pelaksanaan Pekerjaan.
e) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f) Surat Penawaran beserta lampiran-lampiranya.
g) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) 8 bulan atau 240 hari kalender yang
disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Kontraktor dan
Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana gambar Bestek dan rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan/pengurangan atau
perubahan yang tercantum dalam berita acara penjelasan (Anwijing).
60
h) Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar Bestek dengan rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat-
syarat kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi harus mendapat keputusan
Konsultan Pengawas.
i) RKS dan Gambar saling melengkapi. Bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedangkan RKS tidak,maka gambar yang harus diikuti, begitu juga
sebaliknya.
j) Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar Bestek yang satu dengan
rencana gambar Bestek yang lain, maka diambil rencana gambar Bestek yang
ukuran skalanya lebih besar.
k) Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-
keraguan,sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka
harus segera dikonsultasikan Perencana dan keputusan-keputusannya harus
dilaksanakan.
61
D. Metode Pelaksanaan Konstruksi
1. Pekerjaan Struktur Bawah (Sub Structure)
a. Pekerjaan Pondasi Strauss dan Pilecap
62
5) Pembuatan Lantai Kerja
Lantai kerja sebagai landasan pilecap dibuat dengan ketebalan 5 cm.
6) Pembesian Pilecap
Tulangan pile cap meliputi tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek
pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek
pilecap sebagai penghubung menuju kolom.
7) Pemasangan Bekisting Pilecap
Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah
ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu triplek dan paku
secukupnya sebagai penahan goyangan.
8) Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran tie beam dilakukan secara langsung dengan menuangkan beton
ready mix (Mutu beton fc’=26,4 Mpa/K300).
9) Pelepasan Bekisting Pilecap
Pelepasan bekisting pilecap dilakukan setelah 3 hari dilaksanakannya
pengecoran.
10) Perawatan
Untuk perawatan beton dilakukan menggunakan metode pembasahan beton
dengan air (Water Curing).
b. Pekerjaan Tie Beam
63
1) Pengukuran
Pengukuran luas bentang tie beam sesuai dengan gambar kerja.
2) Penggalian Tanah
Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan luas bentang yang ditentukan
oleh gambar kerja.
3) Pembesian Tie Beam
Perakitan besi tulangan tie beam dilakukan secara manual sesuai dengan
gambar kerja.
4) Pekerjaan Pemasangan Bekisting
Menyiapkan papan bekisting untuk pekerjaan tie beam.
Menyiapkan sepatu kolom.
Pelaksanaan pemasangan bekisting tie beam dan diberikan beton
decking (tahu beton) untuk penyangga tuangan.
Memasang sabuk tie beam pada bekisting kolom untuk memperkuat
serta dikunci dengan menggunakan tie rod.
Memasang pipa support untuk menjaga horizontal dari tie beam
terhadap kolom.
Dimensi tie beam yang dibuat adalah 40/70.
5) Pengecoran
Pengecoran tie beam dilakukan secara langsung dengan menuangkan
beton ready mix (Mutu beton fc’=26,4 Mpa/K300).
Pelaksanaan pengecoran dilakukan pemadatan dengan menggunakan
concrete vibrator.
6) Pelepasan Bekisting
Pelepasan bekisting tie beam dilakukan setelah 3 hari dilaksanakannya
pengecoran.
7) Perawatan
Untuk perawatan beton dilakukan menggunakan metode pembasahan beton
dengan air (Water Curing).
64
2. Pekerjaan Struktur Atas (Upper Structure)
a. Pekerjaan Kolom
65
6) Perawatan
Untuk perawatan beton dilakukan menggunakan metode pembasahan beton
dengan air (Water Curing).
b. Pekerjaan Balok dan Plat
66
Selama pelaksanaan pengecoran juga dilakukan pemadatan dengan
menggunakan concrete vibrator agar campuran beton menyebar.
5) Pelepasan Bekisting
Pelepasan bekisting balok dan plat dilakukan setelah 3 hari dilaksanakannya
pengecoran.
6) Perawatan
Untuk perawatan beton dilakukan menggunakan metode pembasahan beton
dengan air (Water Curing).
3. Pekerjaan Struktur Atap
67
e. Finishing
Tahapan finishing yang dilakukan adalah pemasangan penutup atap.
68