Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PELAKSANAAN BANGUNAN

A. Persiapan Lapangan (Site Preparation)


1. Pembersihan Lokasi
a. Pembersihan lokasi dilakukan diseluruh area kerja atau area proyek yang
dipenuhi tumbuhan, benda-benda atau tumpukan-tumpukan material yang tidak
digunakan akan dibuang keluar pada area proyek.
b. Pembersihan lokasi dilakukan pada lahan dengan luas area bangunan 21,60 x
25,70 m = 555,12 m2.
2. Pembuatan Bangunan Sementara (Direksi Keet)
a. Pemborong harus menyediakan dan mendirikan bangunan sementara untuk
gudang penyimpanan alat dan bahan bangunan seperti semen, kayu, besi agar
terhindar dari hujan dan panas. Selain itu perlu juga menyediakan ruangan
keperluan pengawas dengan perlengkapan seperti buku, meja, kursi, serta buku
catatan harian pengawasan.
b. Ketentuan pembuatan direksi keet adalah sebagai berikut :
 Direksi keet berukuran 5,00 m x 7,00 m dilengkapi dengan KM/WC.

Gambar 2.1 Denah Direksi Keet

48
 Dinding terbuat dari tripleks dengan ketebalan 5 mm.
 Rangka menggunakan kayu 5/10 cm dari kayu kelas II.
 Atap menggunakan seng BJLS 30.

Gambar 2.2 Potongan Direksi Keet

Gambar 2.3 Potongan Direksi Keet

c. Di dalam direksi keet, minimal yang harus dilengkapi meliputi :


 Gambar kerja.
 Buku direksi yang berisi laporan atau catata atau permintaan dari pihak
direksi ataupun kontraktor.
 Kotak P3K yang disediakan untuk berjaga-jaga jika ada terjadinya
kecelakaan kerja.

49
3. Pemasangan Pagar Pengaman Lokasi dan Papan Nama
a. Pagar pengaman dipasang melingkar pada area lokasi proyek yang jaraknya
jauh dari lokasi pekerjaan.
b. Luas pagar pengaman lokasi adalah 94,6 m.
c. Pelaksanaan pemasangan pagar pengaman digunakan sebagai batas antara
daerah proyek berlangsung dengan daerah umum yang dibebankan oleh
pemborong.
d. Pagar pengaman memiliki spesifikasi sebagai berikut :
 Tinggi pagar 2,00 m.
 Panjang pagar pengaman sementara 2,5 m.
 Rangka kayu mahoni ukuran 5/7 cm.
 Bagian luar pagar ditutup dengan seng gelombang BJLS 30 yang dipasang
secara vertikal.

Gambar 2.4 Pagar Pengaman

e. Teknis pembuatan papan nama proyek adalah sebagai berikut :


 Papan nama proyek dibuat dari bahan triplek ukuran 90 cm x 150 cm.
 Tiang papan menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 cm.
 Isi dari papan nama proyek tersebut meliputi nama proyek, pemilik proyek,
lokasi proyek, perusahaaan proyek, sumber dana, dan nilai proyek.

50
Gambar 2.5 Papan nama kegiatan

4. Pekerjaan Penyedia Air dan Listrik


Pada proyek ini kontraktor menyediakan sarana untuk memperlancar kegiatan
pembangunan berupa :
a. Air
Air yang digunakan adalah air yang berasal dari PDAM atau air yang berasal
dari sumber lainnya.
b. Listrik
Penyediaan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan diperoleh dari sambungan PLN dengan tegangan 4000 V atau
dengan genset dengan tegangan 5 KVA. Kebutuhan kantor direksi dan
penerangan pekerjaan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama
proyek berlangsung. Dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab kontraktor.
Tabel 2.1 Jenis Penerangan
Jenis Jumlah Jumlah Total
No. Jenis Ruangan
Pencahayaan Lampu (bh) Ruangan (bh)
1. Direksi Keet Lampu SL 18 W 2 1 2
2. KM/WC Pekerja Lampu SL 18 W 1 2 2
3. Barak Pekerja Lampu SL 18 W 2 4 8

51
4. Musholla Lampu SL 18 W 1 1 1
5. Gudang Lampu SL 18 W 2 1 2
6. Lapangan Kerja Lampu Sorot 5 1 5
(Jika ada lembur) LED 10 W

5. Pembuatan Drainase Tapak


a. Setiap proyek wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
membuang air limbah yang ada.
b. Arah aliran ditujukan ke permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan mendapat persetujuan
oleh direksi/pengawas.
6. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
a. Pengukuran Tapak Kembali
 Dasar untuk pengukuran adalah gambar Layout bangunan dari konsultan
perencana.
 Alat ukur yang digunakan adalah theodolit/waterpass untuk menentukan
duga/peil bagian bangunan terhadap jalan/gedung terdekat serta sudut-sudut
bangunan dan roll meter (panjang 50 m) untuk mengukur panjang as-as
bangunan.
 Luas dari pekerjaan Bouwplank adalah 200 m.
b. Pemasangan Bouwplank
 Bahan papan kayu meranti 2/20 cm, usuk 5/7 cm untuk tiang bouwplank.
 Pemasangan bouwplank harus kuat dengan menggunakan papan meranti
2/20 cm yang di serut halus, rata dan lurus pada permukaan atasnya
sedangkan tiang bouwplank menggunakan kayu meranti 5/7cm yang
dipancang kuat dan kokoh ke dalam tanah.

52
Gambar 2.6 Bouwplank

7. Pembuatan Jalan Proyek


a. Akses kerja adalah area kantor proyek, area pabrikasi, area kerja lapangan, dan
akses yang menghubungkan jalur ketiganya.
b. Setiap proyek diberikan tanda batas/tanda peringatan atau pagar yang
memberikan tanda area kantor proyek, area pabrikasi, area kerja lapangan dan
area umum yang diakses oleh masyarakat sekitar.
8. Penyediaan Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Setiap proyek harus menyediakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Adapun peralatan-peralatan K3 yang meliputi kotak P3K, APD, serta perlengkapan
yang terdiri dari :
 Sepatu pengaman
 Rompi pelindung
 Sabuk pengaman
 Sabuk pengaman badan
 Sarung tangan
 Masker hidung/mulut/oksigen
 Penutup telinga
 Helm proyek
9. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Setiap proyek harus menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire
extinguisher) yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat listrik
bertegangan tinggi, minyak dan gas selama pekerjaan pembangunan berlangsung.

53
10. Penyediaan Rambu-rambu dan Tanda Bahaya (Safety Sign)
Safety sign (Rambu keselamatan) adalah sebuah media visual berupa gambar
pictogram untuk ditempatkan di area pabrik yang memuat pesan-pesan agar setiap
pekerja selalu memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
11. Pembuatan Barak Pekerja
Pembuatan barak pekerja di luar lokasi proyek untuk tidur, istirahat, tempat ganti
pakaian dan penyimpanan pakaian yang aman, dilengkapi dengan MCK.
Adapun ketentuan pembuatan barak pekerja adalah sebagai berikut :
 Barak pekerja dibuat dengan ukuran 4 x 6 m dengan luas 24 m2 dilengkapi
dengan KM/WC.

Gambar 2.7 Denah Barak Pekerja

 Dinding terbuat dari tripleks dengan ketebalan 5 mm.


 Rangka menggunakan kayu 5/10 cm dari kayu kelas II.
 Atap menggunakan seng BJLS 30.

54
Gambar 2.8 Potongan Barak Pekerja

Gambar 2.9 Potongan Barak Pekerja

12. Pembuatan Musholla


Penyediaan musholla untuk tempat beribadah bagi pekerja yang beraga muslim.
Musholla ditempatkan di antara direksi keet dan barak pekerja.
Ketentuan pembuatan musholla :
 Musholla dibuat dengan ukuran 3 m x 5 m dengan luas 15 m2.

55
Gambar 2.10 Denah Musholla

 Dinding terbuat dari tripleks dengan ketebalan 3 mm.


 Rangka menggunakan kayu 5/10 dari kayu kelas II.
 Atap menggunakan seng BJLS 30.

Gambar 2.11 Potongan Musholla

13. Pembuatan Gudang Alat dan Material


Gudang materal dibuat sebagai tempat penyimpanan beberapa material bangunan
yang memerlukan perlindungan di tempat khusus seperti semen, keramik, bahan
finishing, peralatan kerja sederhana, bahan elektrikal dan plumbing serta bahan lain
yang terkait dengan pelaksanaan.
Adapun ketentuan dalam pembuatan gudang alat dan material adalah sebagai
berikut :
 Gudang dibuat dengan ukuran 5 x 7 m dengan luas 35 m2.

56
Gambar 2.12 Denah Gudang

 Dinding terbuat dari tripleks dengan ketebalan 5 mm.


 Rangka menggunakan kayu 5/10 cm dari kayu kelas II.
 Atap menggunakan seng BJLS 30.

Gambar 2.13 Potongan Gudang

57
B. Rencana Lapangan (Site Installation)
Rencana lapangan direncanakan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Gambar 2.14 Site Installation

Tabel 2.2 Ukuran Bangunan Sementara


Ket. Bangunan Sementara Ukuran (m)
A Gudang 5x7
B Direksi Keet 5x7
C Musholla 3x5
D Barak Pekerja 4x6

58
C. Mekanisme Pelaksanaan
1. Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
PELAKSANA PENGAWAS PERENCANA

START

Dokumen
kontrak
tidak jelas

IDENTIFIKASI
PEKERJAAN
PEMBUATAN SHOP DRAWING SHOP DRAWING
OLEH ENGINEER UNTUK
DARI DIAJUKAN SEBAGAI RFI KE SEBAGAI JAWABAN
DOKUMEN PERENCANA RFI
KONTRAK

JAWABAN RFI
DILANJUTKAN KE
Dokumen PELAKSANA
kontrak
jelas

PEKERJAAN PERSETUJUAN
DILAKSANAKAN SESUAI OLEH
SHOP DRAWING PENGAWAS

SHOP DRAWING DISETUJUI


UNTUK DILAKSANAKAN

PELAKSANAAN SHOP
DRAWING OLEH Tidak
PELAKSANA

PHO SETUJU

Masa Pemeliharaan
Tidak

FHO SETUJU

FINISH

RFI = Request for Information


Gambar 2.15 Diagram Alur Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

59
a) Identifikasi pekerjaan yang dimaksud adalah kelengkapan gambar shop
drawing yang meliputi ukuran dan detail-detail dan lain-lain.
b) Selanjutnya dokumen kontrak tersebut diserahkan kepada pengawas untuk
diperiksa. Apabila dokumen kontrak tersebut jelas, maka dilanjutkan ke shop
drawing oleh engineer. Namun apabila dokumen kontrak tersebut tidak jelas,
maka pelaksana menyerahkan dokumen kontrak tersebut kepada perencana
agar diteruskan pembuatan shop drawing yang dilakukan oleh engineer dan
diajukan sebagai jawaban RFI (Request for Information).
c) Perencana melaksanakan perencanaan pembuatan shop drawing sebagai
jawaban RFI yang selanjutnya diserahkan kepada pengawas untuk diperiksa
kembali dan diteruskan kepada pelaksana untuk melengkapi dokumen kontrak
dan apabila shop drawing tidak disetujui maka perencana harus kembali
melakukan perbaikan show drawing.
d) Persetujuan shop drawing harus disetujui kepada pengawas dan selanjutnya
shop drawing siap untuk dilaksanakan oleh pelaksana.
e) Pekerjaan pelaksanaan proyek dilaksanakan sesuai dengan shop drawing.
f) Penyempurnaan pelaksanaan pekerjaan (jika ada) yang dilakukan oleh
Previeous Hand Over (PHO).
g) Pelaksana berkewajiban untuk Pemeliharaan pekerjaan tersebut hingga Final
Hand Over (FHO) sebagai pernyataan kontrak berakhir.
2. Mekanisme Penjelasan RKS dan Gambar
Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu :
a) Gambar Bestek, Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
b) Berita Acara Penjelasan (Anwijing).
c) Berita Acara Penunjukan.
d) Surat Keputusan Pimpinan Unit tentang Penunjukkan Pelaksanaan Pekerjaan.
e) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f) Surat Penawaran beserta lampiran-lampiranya.
g) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) 8 bulan atau 240 hari kalender yang
disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Kontraktor dan
Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana gambar Bestek dan rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan/pengurangan atau
perubahan yang tercantum dalam berita acara penjelasan (Anwijing).

60
h) Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar Bestek dengan rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat-
syarat kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi harus mendapat keputusan
Konsultan Pengawas.
i) RKS dan Gambar saling melengkapi. Bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedangkan RKS tidak,maka gambar yang harus diikuti, begitu juga
sebaliknya.
j) Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar Bestek yang satu dengan
rencana gambar Bestek yang lain, maka diambil rencana gambar Bestek yang
ukuran skalanya lebih besar.
k) Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-
keraguan,sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka
harus segera dikonsultasikan Perencana dan keputusan-keputusannya harus
dilaksanakan.

61
D. Metode Pelaksanaan Konstruksi
1. Pekerjaan Struktur Bawah (Sub Structure)
a. Pekerjaan Pondasi Strauss dan Pilecap

Gambar 2.16 Diagram Alur Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi


1) Pengukuran
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi, tahap yang dilakukan adalah
pengukuran dengan mengecek titik pondasi sesuai dengan gambar kerja.
2) Pengeboran Strauss
Pengerjaan pengeboran dilakukan secara langsung dengan 2 orang hingga
kedalaman kira-kira 12 meter.
3) Pembesian Strauss
 Pembesian dimulai dengan membuat bentuk spiral untuk cicin dengan
pemotongan besi pokok yang memiliki panjang yang dilebihkan untuk
kemudian di stek.
 Besi tulangan di rangkai lalu di ikat dengan kawat hingga akhirnya
menjadi satu tulangan besi yang akan dimasukkan ke dalam lubang bor
pile.
4) Pengecoran Strauss
Pengecoran strauss dilakukan secara langsung dengan menuangkan beton
ready mix fc’ = 31,2 Mpa (K350).

62
5) Pembuatan Lantai Kerja
Lantai kerja sebagai landasan pilecap dibuat dengan ketebalan 5 cm.
6) Pembesian Pilecap
Tulangan pile cap meliputi tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek
pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek
pilecap sebagai penghubung menuju kolom.
7) Pemasangan Bekisting Pilecap
Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah
ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu triplek dan paku
secukupnya sebagai penahan goyangan.
8) Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran tie beam dilakukan secara langsung dengan menuangkan beton
ready mix (Mutu beton fc’=26,4 Mpa/K300).
9) Pelepasan Bekisting Pilecap
Pelepasan bekisting pilecap dilakukan setelah 3 hari dilaksanakannya
pengecoran.
10) Perawatan
Untuk perawatan beton dilakukan menggunakan metode pembasahan beton
dengan air (Water Curing).
b. Pekerjaan Tie Beam

Gambar 2.17 Diagram Alur Pelaksanaan Pekerjaan Tie Beam

63
1) Pengukuran
Pengukuran luas bentang tie beam sesuai dengan gambar kerja.
2) Penggalian Tanah
Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan luas bentang yang ditentukan
oleh gambar kerja.
3) Pembesian Tie Beam
Perakitan besi tulangan tie beam dilakukan secara manual sesuai dengan
gambar kerja.
4) Pekerjaan Pemasangan Bekisting
 Menyiapkan papan bekisting untuk pekerjaan tie beam.
 Menyiapkan sepatu kolom.
 Pelaksanaan pemasangan bekisting tie beam dan diberikan beton
decking (tahu beton) untuk penyangga tuangan.
 Memasang sabuk tie beam pada bekisting kolom untuk memperkuat
serta dikunci dengan menggunakan tie rod.
 Memasang pipa support untuk menjaga horizontal dari tie beam
terhadap kolom.
 Dimensi tie beam yang dibuat adalah 40/70.
5) Pengecoran
 Pengecoran tie beam dilakukan secara langsung dengan menuangkan
beton ready mix (Mutu beton fc’=26,4 Mpa/K300).
 Pelaksanaan pengecoran dilakukan pemadatan dengan menggunakan
concrete vibrator.
6) Pelepasan Bekisting
Pelepasan bekisting tie beam dilakukan setelah 3 hari dilaksanakannya
pengecoran.
7) Perawatan
Untuk perawatan beton dilakukan menggunakan metode pembasahan beton
dengan air (Water Curing).

64
2. Pekerjaan Struktur Atas (Upper Structure)
a. Pekerjaan Kolom

Gambar 2.18 Diagram Alur Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


1) Pengukuran
Tahap pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan cara menentukan dimensi
dan elevasi pada kolom.
2) Pekerjaan Pembesian
Pembesian kolom dilakukan secara manual sesuai dengan gambar kerja.
3) Pemasangan Bekisting
 Menyiapkan sepatu kolom.
 Memasang bekisting kolom sesuai dengan dimensi yang telah
ditentukan dan pastikan beton decking (tahu beton) sudah tersedia
didalamnya.
 Memasang pipa support untuk menjaga vertikaliti dari kolom.
4) Pengecoran
Pengecoran tie beam dilakukan dengan menuangkan beton ready mix
dibantu alat concrete pump atau mobile crane. (Mutu beton fc’=26,4
Mpa/K300).
5) Pelepasan Bekisting
Pelepasan bekisting kolom dilakukan setelah 3 hari dilaksanakannya
pengecoran.

65
6) Perawatan
Untuk perawatan beton dilakukan menggunakan metode pembasahan beton
dengan air (Water Curing).
b. Pekerjaan Balok dan Plat

Gambar 2.19 Diagram Alur Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Plat


1) Pengukuran
Tahap pengukuran balok dan plat dilakukan dengan cara menentukan
elevasi pada kolom struktur.
2) Pekerjaan Pemasangan Bekisting Balok dan Plat
 Pemasangan scaffolding untuk menahan beban bekisting, besi tulangan,
serta pengecoran balok dan pelat.
 Memasang bekisting balok terlebih dahulu sesuai ukuran balok yang
sudah direncanakan.
 Pemasangan bekisting pada pelat dengan ketebalan 8-12 cm.
3) Pekerjaan Pembesian Balok dan Plat
 Pembesian tulangan balok dilakukan secara manual sesuai dengan
gambar kerja
 Untuk plat, pembesian menggunakan wiremesh yang telah mengikuti
standar penulangan dan standar pabrik.
4) Pengecoran Balok dan Plat
 Pengecoran balok dan plat dilakukan menggunakan beton mix dengan
bantuan concrete pump/mobile crane. (Mutu beton fc’=26,4 Mpa/K300)

66
 Selama pelaksanaan pengecoran juga dilakukan pemadatan dengan
menggunakan concrete vibrator agar campuran beton menyebar.
5) Pelepasan Bekisting
Pelepasan bekisting balok dan plat dilakukan setelah 3 hari dilaksanakannya
pengecoran.
6) Perawatan
Untuk perawatan beton dilakukan menggunakan metode pembasahan beton
dengan air (Water Curing).
3. Pekerjaan Struktur Atap

Gambar 2.20 Diagram Alur Pelaksanaan Pekerjaan Atap


a. Fabrikasi Atap
1) Mempersiapkan material rangka atap baja profil, siku, gording, plat baja,
trekstang, ikatan angin.
2) Mempersiapkan peralatan pekerjaan rangka atap.
3) Membuat pola sesuai dengan ukuran yang ditentukan gambar kerja.
4) Pemotongan material baja dilakukan dengan cara mekanik.
b. Perakitan Rangka Atap
Perakitan rangka atap harus dilakukan oleh spesialis dan dibentuk sesuai dengan
shop drawing.
c. Pemasangan Rangka Atap (Erection)
Pemasangan rangka atap dilakukan dengan menggunakan alat katrol atau
mobile crane.
d. Fitting
Tahapan ini yang dilakukan adalah menyambungkan dan memasang baut
hingga benar-benar rapat.

67
e. Finishing
Tahapan finishing yang dilakukan adalah pemasangan penutup atap.

68

Anda mungkin juga menyukai