Anda di halaman 1dari 2

KASUS PLAGIARISM

BACALAH KASUS-KASUS MENGENAI PLAGIARISM DI BAWAH INI BERSAMA


KELOMPOK MU (KELOMPOK NOMER GANJIL BERDISKUSI MENGENAI KASUS 1
DAN KELOMPOK NOMER GENAP BERDISKUSI MENGENAI KASUS 2)
SETELAH ITU JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI :
1. MENURUT KELOMPOKMU APA TIPE PLAGIARISM YANG DILAKUKAN
DALAM KASUS ITU
2. APA PENYEBAB P TERJADI PLAGIARISME DALAM KASUS TERSEBUT
3. TINDAKAN APA YANG BISA DIAMBIL UNTUK MENCEGAHNYA

KASUS 1

Guru besar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Prof Dr Ir Jasmal Syamsu (42) siap
mengadukan Heri Ahmad Sukria, dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, dan
peneliti Rantan Krisnan ke Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Keduanya diduga menjiplak
hasil karya Jasmal dalam buku berjudul "Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di
Indonesia" cetakan Oktober 2009. Somasi akan dilayangkan kepada Rantan Krisnan yang saat
ini bekerja sebagai peneliti di Loka Penelitian Kambing Potong, Sei Putih, Sumatera Utara.
Perbuatan keduanya dinilai telah melanggar Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang
Hak Cipta.
Dalam buku "Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di Indonesia", Heri dan Rantan
tidak mencantumkan sumber pada beberapa tulisan di halaman 17, 18, 33, dan 35, serta tabel
data pada halaman 156-159. Padahal, teks dan data dalam tabel itu merupakan hasil karya
Jasmal dan beberapa dosen senior IPB, yakni Lily A Sofyan, K Mudikdjo, dan E Gumbira Said,
pada jurnal Wartazo tahun 2003 yang beredar di Departemen Pertanian dan Dinas-dinas
Pertanian di Tanah Air.
Dugaan plagiarisme semakin kuat ketika Heri dan Rantan menggunakan istilah indeks
konsentrasi pakan yang diklaim Jasmal merupakan ciptaannya dalam disertasi di IPB tahun
2006. Jasmal menambahkan, kasus ini menghambat rencananya untuk menyelesaikan buku
berjudul "Limbah Tanaman Pangan sebagai Pakan Ruminansia". Pasalnya, ia berencana
memasukkan tulisan yang dijiplak dalam buku yang penyusunannya telah memasuki tahap
akhir tersebut.
KASUS 2

Anak Agung Bayu Perwita merupakan professor jurusan Hubungan Internasional Universitas
Katolik Parahyangan. Beliau menerima gelar professor saat menginjak usia 41 tahun. Beliau
dikenal sebagai dosen berprestasi yang merupakan salah satu ikon jurusan Hubungan
Internasional. Beliau sangat aktif mengunggah tulisannya dan mempublikasikan dalam
KOMPAS dan THE JAKARTA POST. Namun kini beliau mendapat kasus pelanggaran berat
yaitu plagiarisme.
Nama besar UNPAR tercoreng karena ia diguaga melakukan plagiarisme. Ia ditemukan
menjiplak sebuah artikel yang diterbitkan oleh The Jakarta Post. Awalnya kasus plagiarisme
ini berasal dari keterangan (disclaimer) editorial kolom Opini harian yang The Jakarta Post
yang dirilis pada 4 Februari lalu. Dijelaskan pada kolom disclaimer ini bahwa artikel Bayu
Perwita berjudul “RI as a New Middle Power”. Artikel ini dimuat pada tanggal 12 November
2009. Ternyata memiliki kemiripan dalam hal pemaparan gagasan, kata-kata, dan kalimat
dengan artikel yang ditulis Carl Ungerer, penulis asl Australia. Tulisannya “The Middle Power,
Concept in Australia Foerign Policy” yang telah lebih dulu dimuat di Australian Journal of
Politic and History Volume 53, tahun 2007. The Jakarta Psot menyebutkan “baik dari segi ide
maupun frasa yang digunakan sangat jelas bukan dari karya aslinya.”
Menghadapi situasi ini rektor UNPAR langsung memberikan sangsi pada professor Anak
Agung Banyu Perwita. Sekertaris komite etik UNPAR mengatakan pihaknya akan segera
menggelar rapat senat universitas untuk menentikan sangsi yang dijatuhkan. Menurutnya
secara administrative sanksi terburuk adalah diberhentikan sebagai karyawan UNPAR dan
pencopotan status guru besar

Anda mungkin juga menyukai