Perundungan Novel Remaja Indonesia
Perundungan Novel Remaja Indonesia
DAFTAR ISI i
BAB 1. PENDAHULUAN 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1
BAB 3. METODE RISET 1
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 3
4.1. Anggaran Biaya 3
4.2. Jadwal Kegiatan (bulan sesuaikan dengan lama penelitian bisa 4-5 bulan)
4
DAFTAR PUSTAKA 4
LAMPIRAN 6
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping 6
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 12
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas 13
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 13
Jarak baris 1,15 spasi dan perataan teks rata kiri dan kanan
Ukuran kertas A-4
Margin kiri 4 cm, kanan, atas, dan bawah 3 cm
Pada semua teks menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12
Penomoran halaman daftar isi (i, ii, ….) kanan bawah
Penomoran halaman inti sampai lampiran dengan angka (1,2,3… ) kanan atas
1
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Perundungan merupakan tindakan yang disengaja dan berulang untuk
menyakiti seseorang, seringkali terjadi dalam konteks ketidakseimbangan
kekuatan antara pelaku dan korban. Contohnya, seseorang yang lebih kuat secara
fisik dan mental dapat melakukan perundungan terhadap individu yang lebih
lemah. Tujuan utamanya adalah untuk menyebabkan cedera fisik dan psikologis
pada korban. 1
Menurut Rozaliyani et.al. (2019: 56), perundungan merupakan
pelanggaran terhadap etika dasar dan hak asasi manusia yang memiliki dampak
negatif tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi pelaku dan lingkungan sekitarnya.
Pendapat tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Asnawi (2019: 37), yang
menyatakan bahwa perundungan dapat membawa dampak buruk pada berbagai
aspek kehidupan individu, termasuk fisik, psikis, dan sosial. Terlebih lagi, jika
korban adalah anak-anak, dampak negatif dari perundungan tersebut bisa berlanjut
hingga masa dewasa (Kustanti, 2017: 113). Rigby (2007) juga menekankan bahwa
dampak buruk dari perundungan sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan
kematian korban, baik karena kekerasan fisik yang ekstrem maupun depresi berat
akibat tekanan yang terus menerus dari pelaku perundungan.
Menurut Coloroso (2007: 47-50), perundungan dapat dibagi menjadi
empat bentuk, yakni perundungan verbal (seperti pemberian julukan, fitnah,
celaan), perundungan fisik (termasuk memukul, mencekik, menendang),
perundungan secara relasional (seperti pengucilan, penghindaran, pandangan
mata), dan perundungan di media elektronik (melalui komputer dan perangkat
lainnya untuk meneror dan menyebarkan konten yang merugikan melalui media
sosial). Di sisi lain, Rigby (1995: 305) menyatakan bahwa perundungan terbagi
menjadi tiga bentuk, yaitu perundungan verbal (misalnya mengejek, mencela,
menyebarkan fitnah), perundungan fisik (seperti memukul, mendorong,
menendang), dan perundungan nonverbal atau nonfisik (contohnya memanipulasi
persahabatan atau menunjukkan sikap yang janggal).
Kasus perundungan merupakan isu yang sangat penting bagi semua
lapisan masyarakat untuk disadari. Tujuannya adalah untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat agar tidak terlibat dalam perundungan, namun
sebaliknya, ikut berpartisipasi dalam pencegahan dan penanggulangan
perundungan. Salah satu cara untuk menyebarkan pengetahuan atau edukasi
mengenai perundungan adalah melalui karya sastra. Karya sastra mencerminkan
pandangan pengarang terhadap realitas sosial di sekitarnya, sehingga dapat
menjadi alat untuk memahami berbagai masalah kehidupan, termasuk
perundungan yang masih sering terjadi dalam masyarakat (Audriana, 2018: 2;
Yenhariza, 2012: 168).
Penelitian sastra telah mengungkap representasi fenomena perundungan
dalam berbagai karya sastra. Suryadi, dkk (2018), misalnya, mengkaji novel
1
Wiyani, N. A. (2012). Save Our Children from School Bullying. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
2
lainnya atau institusi terkait yang tertarik dengan tema perundungan dalam sastra
remaja. Kedua, diharapkan dapat dipublikasikan Artikel Ilmiah berjudul
"Penyisipan Perilaku Perundungan dalam Novel Remaja Indonesia: Analisis
Motif, Karakteristik, dan Dampaknya" di jurnal ilmiah seperti "Journal of
Adolescent Research" atau "Children and Youth Services Review" yang fokus
pada studi remaja, sastra, atau isu-isu sosial. Ketiga, melalui Akun Media Sosial
Instagram dengan nama "SastraRemajaAnalisis", diharapkan bisa menjadi
platform untuk membagikan hasil penelitian, infografis, cuplikan artikel, dan
informasi terkait penelitian kepada audiens yang lebih luas. Akun ini diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu perundungan.
2
Berliana, B., & Trianton, T. (2022). "Representasi Perundungan dalam Novel Manusia-Manusia
Teluk Karya Artie Ahmad" [Representation of Offenses in Novel Manusia-Manusia Teluk by Artie
Ahmad]. *Kibas Cenderawasih*, 218. ISSN 1858-4535 (Print), 2656-0607 (Online).
3
Suryadi, I., Hayati, Y., & Nasution, M. I. (2018). "Fenomena Perundungan dalam Novel Ayah
Mengapa Aku Berbeda karya Agnes Davonar."
5
4
Nandang Sugiharto. (2020). "Perundungan dan Akibat Bagi Tokoh dalam Novel Virgin Karya
Agung Bawantara Sebagai Alternatif Pembelajaran: Menganalisis Pesan dari Novel untuk SMA."
Prosiding Seminar Literasi V "Literasi Generasi Layar Sentuh", Semarang.
6
a. Tema
Tema merupakan pokok pikiran yang menjadi dasar cerita dalam sebuah
karya sastra. Ini menjadi sasaran tujuan yang membentuk semua unsur
cerita seperti penokohan, alur, dan latar. Tema adalah inti cerita yang
mengarahkan pengembangan cerita secara keseluruhan. Menurut Stanton
5
Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 1993), 164.
6
Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 694.
7
Sumardjo Jakob, Memahami Kesusatraan, (Bandung: Penerbit Alumni, 1984), 28
8
Hardjana, Cara Mudah Mengarang Cerita Anak-Anak, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), 13
7
b. Tokoh
Tokoh adalah para pelaku dalam sebuah karya fiksi. Mereka adalah
ciptaan pengarang, meskipun bisa juga merupakan gambaran dari individu
yang hidup di dunia nyata.
c. Alur (Plot)
Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan
kausalitas. Rangkaian peristiwa ini membentuk sebuah kesatuan yang
utuh, dan keutuhan ini melibatkan logika atau keterkaitan peristiwa. Alur
dibagi menjadi awal, tengah, dan akhir.
d. Latar
Latar atau setting merujuk pada tempat, waktu, dan lingkungan sosial di
mana peristiwa-peristiwa cerita terjadi. Latar membangun kerangka cerita
dengan memberikan keterangan, petunjuk, dan suasana yang berkaitan
dengan ruang, waktu, dan situasi di mana peristiwa dalam karya sastra
terjadi.
2.2.2 Perundungan
Perundungan merupakan tindakan yang disengaja dan berulang-ulang
yang bertujuan untuk menyakiti secara fisik dan mental seseorang. Umumnya,
perundungan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan dan kekuasaan antara
pelaku dan korban, di mana pelaku seringkali memiliki keunggulan fisik dan
mental atas korban yang lebih lemah. Hal ini terungkap dalam beberapa penelitian
(Astuti, 2008; Coloroso, 2007; Olweus, 1995; Wiyani, 2012; Hamidah, 2020:
141). Menurut Rozaliyani et al. (2019: 56), perundungan merupakan pelanggaran
terhadap etika dasar dan hak asasi manusia yang dapat berdampak buruk tidak
hanya bagi korban, tetapi juga bagi pelaku dan lingkungan sekitarnya. Pendapat
tersebut diperkuat oleh Asnawi (2019: 37), yang menyatakan bahwa perilaku
perundungan dapat memiliki dampak negatif yang luas, termasuk pada aspek
fisik, psikis, dan sosial individu. Terlebih lagi, dampak perundungan pada korban
yang masih anak-anak dapat berlanjut hingga masa dewasa (Kustanti, 2017: 113).
Rigby (2007) juga menegaskan bahwa perundungan memiliki potensi bahaya
yang serius, termasuk risiko kehilangan nyawa korban akibat kekerasan fisik yang
ekstrem atau depresi berat yang disebabkan oleh tekanan yang terus menerus dari
pelaku.
Coloroso (2007: 47-50) mengidentifikasi empat bentuk perundungan,
termasuk (1) perundungan verbal, yang melibatkan penghinaan, fitnah, dan
celaan; (2) perundungan fisik, seperti pukulan dan tendangan; (3) perundungan
8
2. Faktor Sosial:
Faktor sosial melibatkan pengaruh dari lingkungan sosial di sekitar
individu. Ini termasuk media, prasangka, kecemburuan, lingkungan, dan
kelompok teman. Misalnya, pengaruh media massa atau media sosial yang
menampilkan perilaku agresif dapat mempengaruhi individu untuk meniru
perilaku tersebut. Prasangka dan kecemburuan juga dapat memicu perundungan,
sementara lingkungan di rumah atau sekolah yang tidak mendukung serta
kelompok teman yang memperkuat perilaku negatif juga dapat menjadi faktor
penyebab perundungan.
mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih sadar dan peduli
terhadap lingkungan sekitar.10
Membaca novel yang mengangkat tema perundungan tidak hanya
memberikan dampak positif, tetapi juga dapat membawa dampak negatif bagi
pembaca, terutama remaja. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul antara
lain, Pertama, pembaca, terutama remaja yang rentan, mungkin mengalami
peningkatan tingkat kecemasan setelah terpapar dengan pengalaman perundungan
dalam novel. Mereka mungkin merasa khawatir menjadi korban atau mengalami
kekerasan serupa dalam kehidupan nyata. Kedua, paparan terhadap cerita
perundungan dalam novel bisa memicu perasaan sedih, terisolasi, atau cemas pada
pembaca, yang dapat berkontribusi pada perkembangan depresi dan kecemasan.
Ketiga, beberapa pembaca, terutama yang rentan terhadap pengaruh lingkungan,
mungkin terpengaruh untuk meniru perilaku perundungan yang mereka baca
dalam novel. Mereka bisa menjadi lebih agresif atau menunjukkan sikap tidak
empatik terhadap orang lain.11
10
Priyatna, Andi. Lets End Bullying “ Memahami, Mencegah, dan Mengatasi Bullying. Jakarta :
Gramedia. 2010
11
S. Suharianto, (1982) Dasar-dasar Teori Sastra, Widya Duta
12
Hidayati, Nurul, “ Bullying pada Anak : Analisis dan Alternatif Solusi”, Insan, vol. 14. No 1, April
2012
13
Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa.
11
● Wawancara konsumen
● Observasi lapang
● Dokumentasi
2. Observasi
13
3. Analisis Konten
Melakukan analisis terhadap konten novel-novel yang dipilih untuk
mengidentifikasi penggambaran dan penanganan tema perundungan di
dalamnya.
4. Wawancara (Opsional)
Jika diperlukan, wawancara dengan pembaca novel remaja dapat
dilakukan untuk mendapatkan pandangan dan pengalaman mereka
terkait pembacaan novel yang menyisipkan tema perundungan.
2. Pengkodean Data
Data-data yang relevan dengan tema perundungan dalam novel remaja
dikodekan sesuai dengan kategori atau tema tertentu. Pengkodean
dilakukan untuk membantu dalam pengelompokan dan analisis data
lebih lanjut.
3. Pemodelan Data
Data yang telah dikodekan kemudian dimodelkan untuk
mengidentifikasi pola, tren, atau temuan penting yang muncul dari
analisis. Ini melibatkan identifikasi konsep-konsep utama, hubungan
antar konsep, dan pola yang muncul dalam data.
4. Analisis Tematik
Analisis tematik dilakukan dengan mencari dan mengidentifikasi tema-
tema yang muncul secara konsisten dalam data. Ini melibatkan
pemahaman mendalam terhadap konten data untuk menggambarkan
dan menganalisis makna dari tema-tema tersebut.
14
5. Interpretasi Data
Data yang telah dianalisis kemudian diinterpretasikan untuk
memahami implikasi dan maknanya dalam konteks penelitian.
Interpretasi dilakukan dengan merujuk pada kerangka teoritis yang
relevan dan menarik kesimpulan yang masuk akal berdasarkan analisis
data.
6. Penyajian Hasil
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk narasi deskriptif yang
menggambarkan temuan utama, pola, dan temuan penting lainnya. Ini
dapat disertai dengan kutipan langsung dari data untuk mendukung
klaim dan temuan yang disampaikan.
3. Respon Pembaca
Meneliti respon pembaca terhadap tema perundungan dalam novel,
termasuk reaksi emosional, pemahaman, dan tanggapan terhadap cerita.
4. Karakterisitik Naratif
Menganalisis karakteristik naratif yang digunakan pengarang dalam
menggambarkan tema perundungan, seperti penokohan, alur cerita, dan
latar tempat.
Belmawa
Bahan habis pakai (contoh: ATK,
kertas, bahan, dan lain lain) Perguruan Tinggi Rp. 670.000,-
1
maksimum 60% dari jumlah dana
Instansi Lain (jika
yang diusulkan
Ada)
Belmawa
Sewa dan jasa (sewa/jasa alat; jasa
Rp.
pembuatan produk pihak ketiga,
2 Perguruan Tinggi 2.540.000,-
dan lain lain), maksimum 15%
dari jumlah dana yang diusulkan Instansi Lain (jika
Ada)
Belmawa
Transportasi lokal maksimum
Perguruan Tinggi Rp. 350.000,-
3 30% dari jumlah dana yang
diusulkan Instansi Lain (jika
Ada)
Tidak diperkenankan
1. Honorarium, konsumsi, hadiah dan sejenisnya untuk tim, dosen pendamping,
narasumber, pemateri atau sejenisnya;
17
1 Survei
Observasi
lapang
2 Kajian Buku
3 Pendataan
4 Analisis Riset
5 Penyusunan
Proposal
6 Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
1
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Quratul Uyun
4. NIM 202310080311007
3.
2.
3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
2
(Quratul Uyun)
3
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
4. NIM
2.
3.
2.
3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH
4
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Jangan disingkat
3 Program Studi
4 NIP/NIDN
6 Alamat Email
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
1 Sarjana (S1)
2 Magister (S2)
3 Doktor (S3)
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
Pengabdian Masyarakat
No Judul Pengabdian Masyarakat Penyandang Dana Tahun
5
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH
Malang, 28 Februari 2023
Dosen Pendamping
Tanda tangan (asli TT basah*)
(Nama Lengkap)
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan (buat di excel kemudian copas disini,
perhatikan jumlahnya , cek apakah sudah sama dengan 4.1)
No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan Total
(Rp) (Rp)
2 Tiket x
8 kali
masuk
Sewa sanggar/studio
Sewa server/hosting.domain/SSL/akses
jurnal
6
SUB TOTAL
Kegiatan pendampingan(PT)
SUB TOTAL
4 Lain-lain (maks.15%)
SUB TOTAL
GRAND TOTAL
7
3
8
(Nama Lengkap)
NIM.