Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN HAKIKAT BAHASA LUDWIG WITTGEINSTEIN

DAN PERILAKU SOSIAL BURRHUS FREDERIC SKINNER


DALAM “ATH-THARIQ AT-THAWIL” KARYA NAJIB
KAELANY
(Kajian Strukturalisme Genetik dalam Ath-Thariq At-Thawil)

MINI PROPOSAL

Dosen Pengampu:

Dr. Ita Rodiah, M.A

Penulis:

Alpin Hardiansah 1113021000114

BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018
1. LATAR BELAKANG )‫(خلفية المشكلة‬

Karya sastra merupakan karya imajinatif yang merefleksikan berbagai


aspek kehidupan di dunia nyata. Bahka, karya sastra, baik fiksi maupun non-fiksi,
sedikit banyaknya, pasti ternodai oleh pengalaman sang subject creator di dunia
nyata; baik pengalaman dirinya sendiri maupun pengalaman orang lain.

Atas dasar hipotesa tersebut, terkadang karya sastra dapat memberikan


dampak negatif atau positif, baik terhadap pembaca maupun pengarangnya
sendiri. Tercatat, nama-nama seperti Pramoedya Ananta Toer, Wiji Tukul,
Mahmod Darwis, bahkan jauh ke belakang, seperti Voltaire dan Ludwig
Weittgenstein, pernah mengalami nasib yang kelabu, akbiat goresan emasnya
dalam karya-karya mereka yang abadi.

Akan tetapi, sebagai objek kajian ilmiah, tentu saja karya sastra memiliki
karakteristik tersendiri untuk dibedah. Oleh karenanya, munculah banyak teori,
metode, dan pendekatan untuk menguliti karya sastra sedemikian rupa, demi
mencari hakikat sastra yang sesungguhnya semata.1

Pada mulanya, untuk mencapai pada pemahaman hakikat sastra yang


sesungguhnya, karya sastra dibedah melalui teori strukturalisme murni, yang pada
dasarnya hanya berfokus pada karya sastra atau mendewakan karya sastra,
sehingga mematikan pengarangnya.

Seiring berjalannya waktu, pada akhirnya terbentuklah sebuah gejolak di


hati yang membuat para teoritis dan pemikir di Barat mencetuskan untuk
menyandingkan karya sastra dengan ilmu lainnya, yang menurut mereka pasti
memiliki keterkaitan antara karya sastra dengan cabang ilmu lainnya, seperti
sosiologi, psikologi, antropologi, dan sejenisnya; tak terkecuali sosiologi sastra.

Dalam pandangan sosiologi sastra, karya sastra diasumsikan sebagai


cerminan masyarakat. Karya sastra dengan demikian dapat merefleksikan

1
http://digilib.unila.ac.id/6480/13/BAB%20I.pdf diakses pada, Kamis, 5 April 2018, pukul 17.39
WIB
berbagai fakta-fakta sosial yang ada di dalam masyarakat. Adapun, sebagai contoh
dapat pembaca lihat kehidupan penari ronggeng dalam novel Ronggeng Dukuh
Paruk karya Ahmad Tohari, kawin paksa yang dikisahkan dalam Novel Siti
Nurbaya, atau pembaca dapat mengetahui sistem kehidupan rumah tangga priyayi
yang dikisahkan dalam Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.

Seiring berkembangnya kajian sosiologi sastra saat ini telah banyak teori-
teori yang turut mendukung perkembanganya yaitu seperti mimesis dari Plato dan
Aristoteles, teori dialogis dari Mikhail Bakhtin, teori strukturalisme genetik dari
Lucien Goldmann, atau teori-teori lainnya yang berasal dari disiplin ilmu berbeda,
seperti Burrhus Frederic Skinner dengan Behaviorisme-nya atau bahkan Ludwig
Weittgeinstein dengan filsafat bahasanya.

Adapun, dalam penelitian ini selanjutnya akan menggunakan teori


strukturalisme genetik Lucien Goldmann untuk menganalisis objek penelitian.
Struktulisme genetik memandang adanya sebab-sebab yang melatarbelakangi
lahirnya karya sastra. Konsep strukturalisme genetik dimaksudkan untuk
memahami proses dunia tempat mereka tinggal.

Proses dunia di atas dimaksudkan pada individu dalam menyusun


peristiwa, keadaan, aspirasi untuk masa depan dan gambaran masa lalu, yang
mewakili hidup, norma yang diambil dari masyarakat, dan kekhasan struktur
sosial.2

Dalam teori Strukturalisme Genetik, Goldmann memberikan alternatif


pendekatan biografi yang dihubungkan dengan karya sastra dan menitikberatkan
pada kepribadian dan pengarang itu sendiri.

Dari sana, kemudian Goldmann mencetuskan sebuah konsep dasar


pemikirannya yang disebut vision du monde atau pandangan dunia. Maksudnya
adalah, pandangan dunia diekspresikan melalui kelompok sosial yang
termanifestasi dalam bentuk pemikiran, perasaan, tingkah laku, yang

2
Swardi Endraswara, “Metode Penelitian Sastra”, Yogyakarta, Agustus, 2003
diorientasikan kepada satu organisasi hubungan interhumanis dan relasi antara
manusia dan alam.3

Meskipun demikian, dengan menekankan pada pandangan dunia, yang


berarti teori tersebut masuk dalam pendekatan ekspresionisme, hal itu berbeda
dengan ekspresionisme dalam pandangan romantik milik M.H. Abrams.
Sebaliknya, pemikiran Goldmann justru sedikit mirip dengan “Logosentrisme”
milik Jacques Derrida.4

Selanjutnya, untuk melengkapi proses pembedahan terhadap objek kajian


(intrinsik) karya sastra milik Najib Kaelany (yang penulis jadikan objek
penelitian), penulis juga ingin menggunakan teori hakikat bahasa milik Ludwig
Wittgeinstein.5

Dalam karya-karyanya yang populer, seperti Tractatus Logico


Philosophicus dan Philosophical Investigations, Ludwig membeberkan banyak
teori. Adapun dalam penelitian ini, penulis berfokus pada teori Ludwig yang
menyatakan bahwa hakikat dunia dilukiskan dalam bahasa. Dunia adala realitas
sebagaimana kita lihat dan kita alami. Dunia adalah keseluruhan dari fakta-fakta.
Maksudnya, fakta-fakta atau peristiwa memiliki keterkaitan antara satu dengan
yang lainnya, walaupun berbeda tempat dan waktu kejadiannya.6

Kemudian, untuk melengkapi kajian di luar sastra, penulis menggunakan


teori perilaku sosial atau behaviorisme milik Burrhus Frederic Skinner. Dalam

3
Dwi Susanto, Pengantar Teori Sastra, CAPS, Jakarta, 2012
4
Dwi Susanto, Pengantar Teori Sastra, CAPS, Jakarta, 2012
5
Ludwig Wittgeinstein merupakan seorang filsuf ternama pada abad 20 yang lahir di Austria dan
besar di Inggris. Semasa hidupnya, Ludwig banyak mengabdikan dirinya di kampus yang sangat
berjasa dalam perkembangan kepribadian dan keilmuannya, yakni Cambridge University, bahkan
hingga hembusan nafas terakhirnya. Karyanya yang paling terkenal adalah Tractatus Logico
Philosophicus yang pada intinya menyatakan bahwa tak ada satupun kebenaran yang mutlak
kecuali kebenaran matematika. Seiring berjalannya waktu, Ludwig justru berbalik arah dan mulai
melakukan pendekatan holistik dibanding pendakatan lainnya.
6
https://plato.stanford.edu/entries/wittgenstein/ dikases pada, Kamis, 5 April 2018, pukul 20.25
WIB
teori ini, Skiner berfokus pada tingkah laku manusia yang dapat diobservasi. Ia
disebut sebagai paham behaviorisme ilmiah.7

Teori Skinner yang cukup dikenal, sampai-sampai ia dinobatkan sebagai


bapak dari teori tersebut adalah, teori yang disebut operan conditioning.8

Dalam bukunya yang berjudul “The Behavior of Organism” yang


diterbitkan pada tahun 1938, ia meletakan dasar-dasar sistemnya. Kemudian,
bukunya yang berjudul “Science and Human Behavior” yang terbit pada
tahn1953 merupakan buku teksnya untuk behavior psychology.

Dalam teorinya, Skinner membagi perilaku menjadi dua. Pertama,


perilaku alami atau biasa juga disebut respondent behavior, yaitu perilaku yang
ditimbulkan oleh stimulus yang jelas, atau perilaku yag bersifat reflektif. Kedua,
perilaku operan, yakni perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak
diketahui tetapi semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri. Perilaku
operan belum tentu didahului oleh stimulus dari luar.9

Menurut Skinner, berdasarkan percobaannya pada tikus dan burung


merpati, unsur terpenting dalam penerapan teori belajar yang berkaitan dengan
conditional operan, yaitu, penguatan dan hukuman.

Sebagaimana yang umum diketahui, Najib Kaelany adalah seorang


sastrawan kelas kakap yang banyak menceritakan dan mengangkat permasalahn
sosial; baik di masa lalu maupun masa sekarang (semasa hidupnya). Seperti, Ath-
Thariq At-Thawil, Ardhul Anbiya, Umar Yadhar fi al-quds, Layali Turkistan,
Amaliqah asy-Syimal, dan karya-karya lainnya.10

Namun, penulis menitikberatkan pada karyanya yang agung, yakni Ath-


Thariq At-Thawil yang mendapatkan apresiasi luar biasa; dengan memenangkan

7
http://etd.repository.ug,.ac.id/ diakses pada Kamis, 5 April 2018, pukul 20.31 WIB
8
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan
9
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum
10
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jat/article/dowload/2009/1413 diakses pada, Kamis, 5
April 2018, pukul 20.39 WIB
berbagai lomba di dalam dan luar negeri, diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia,
hingga dijadikan bahan ajaran wajib pada pelajaran sastra bagi seluruh pelajar
setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Mesir, pada saat itu.

Tentu, hanya karya-karya fenomenal-lah yang berhak mendapatkan


apresiasi sebesar itu. Dan tentu saja, atas aparesiasi seperti itu, terutama sekali
pada bagian diajarkan di seluruh SMA di negara tersebut, sedikit banyaknya
berdampak bagi lingkungan sekitar, baik dalam tataran sosial maupun tataran
politik.

Oleh sebab itu, penulis memutuskan untuk mengambil judul “TINJAUAN


HAKIKAT BAHASA LUDWIG WEITTGEINSTEIN DAN PERILAKU
SOSIAL BURRHUS FREDERIC SKINNER DALAM ‘ATH-THARIQ AT-
THAWIL’ KARYA NAJIB KAELANY”

2. BATASAN MASALAH
 Terbatas pada unsur-unsur instrinsik teks
 Sedikit mendalami keterkaitan teks dengan ilmu lain dalam tataran
teori yang sudah penulis pilih dan jelaskan

3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui hakikat karya sastra tersebut yang sesungguhnya


dalam kacamata penulis dengan dasar teori-teori yang akan penulis
gunakan;
 Untuk mengetahui dan mengungkap proses dibuatnya karya sastra
dan hal-hal lain yang melatarbelakangi proses dibuatnya karya
sastra tersebut, serta hubungan karya sastra dengan peristiwa yang
telah berlalu.
4. MANFAAT PENELITIAN

Sebagai bagian dari kontribusi nyata Mahasiswa dalam melaksanakan Tri


Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengembangan, serta pengabdian masyarakat. Kontribusi yang dimaksud tercipta
melalui kegiatan penelitian yang nantinya hasil penelitian tersebut secara tak
langsung dapat berdampak pada dunia kesusastraan dalam negeri; khususnya
terhadap karya fenomenal penyair luar negeri.

Lebih dari itu, kegiatan penelitian dalam kerangka sastra ini juga
menyumbang dan merangsang tumbuhnya benih-benih sastrawan muda dan
pertumbuhan disiplin ilmu sastra itu sendiri yang masih tergolong disiplin ilmu
yang kurang populer di Indonesia; terbukti dengan jumlah judul buku yang
diproduksi di dalam negeri, yang masih tertinggal jauh, bahkan dengan negara
tetangga.

Bila dipersempit pada tataran teoritis dan praktis, maka manfaat penelitian
ini di antaranya:

 Manfaat Teoritis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis
dan bagi mahasiswa tingkat program studi, jurusan, dan fakultas,
serta dapat menjadi bahan kajian bagi peneliti selanjutnya;

 Manfaat Praktis
Untuk menginspirasi para peneliti lainnya dalam
membedah karya sastra sebagaimana yang penulis coba lakukan.
Meskipun penulis sadar akan kekurangan penulis di sana sini.
Paling tidak, penulis ingin membagikan semangat kesusastraan
penulis (walaupun sedikit) kepada dunia kesusastraan Indonesia.

5. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif-kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
ekspresif. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut
(Najib Khaelany) secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh
mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis. Tetapi,
perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/6480/13/BAB%20I.pdf

Endraswara, Swardi. Agustus 2003. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta

Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : CAPS

https://plato.stanford.edu/entries/wittgenstein/

http://etd.repository.ug,.ac.id/

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jat/article/dowload/2009/1413

Soemanto, Waty. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Walgito, Bimo. 2012. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : CV Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai