Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH KURIKULUM DARURAT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Kurikulum dan Pembelajaran SD

Dosen Pengampu :
Rintis Rizkia Pangestika, M.Pd.

Disusun Oleh :
Dede Widiawati (212180057)
Afnia Nur Ramadhani (2121800)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia beserta rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, Karen tanpa Rahmat Dan RidhoNya, Kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rintis Rizkia Pangestika, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah kurikulum dan pembelajaran SD yang telah membimbing dalam
pengerjaan makalah ini serta teman-teman yang selalu setia dalam membantu mengumpulkan
sumber-sumber dalam pembuatan makakah ini. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “SEJARAH KURUKULUM DARURAT” dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini yang kedepannya akan lebih baik
.
Harapan kami semoga makalah ini membantu dan menambah pengetahuan, pengalaman
bagi para pembaca dan dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam studi kurikulum dan pembelajan.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................1


Daftar Isi ..................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan ................................................................................................3
A. Latar Belakang .......................................................................................3
B. Rumusan Masalah ..................................................................................3
C. Tujuan .................................................................................................... 3
Bab II Pembahasan .................................................................................................4
A. Pengertian Pendidikan dan Masyarakat .................................................4
B. Fungsi dan peran pendidikan bagi masyarakat....................................... 10
C. Hubungan pendidikan dan masyarakat...................................................13
Bab III Penutup ........................................................................................................15
A. Kesimpulan .............................................................................................15
Daftar Pustaka .........................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia Pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting. Tanpa
adanya Kurikulum yang tepat, para peserta didik tak akan memperoleh target
pembelajaran yang sesuai. Seiring berkembangnya zaman Kurikulum dalam dunia
pendidikan pun terus mengalami perubahan. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik di eranya masing-masing. Dengan penyesuaian tersebut, diharapkan setiap
peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan baik di masyarakat kelak. Bagi Anda yang
bergelut di dunia pendidikan, tentu harus memahami apa itu Kurikulum dan seluk
beluknya. Berikut akan dijelaskan pengertian Kurikulum dan hal-hal penting lain yang
perlu Anda ketahui.
Kurikulum berisi sekumpulan rencana, tujuan, dan materi pembelajaran. Termasuk
cara mengajar yang akan menjadi pedoman bagi setiap pengajar supaya bisa mencapai
target dan tujuan pembelajaran dengan baik. Jika dilihat secara etimologis, Kurikulum
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “curir” yang berarti pelari, serta “curere” yang berarti
tempat berpacu. Dulu, istilah ini dipakai dalam dunia olahraga. Jadi, Kurikulum dapat
diartikan sebagai sebuah jarak yang mesti ditempuh seorang pelari supaya mendapat
medali atau penghargaan lainnya. Kemudian, istilah Kurikulum tersebut diadaptasi dalam
dunia pendidikan. Jadi pengertian Kurikulum dalam dunia pendidikan kemudian menjadi
sekumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik supaya
mendapatkan ijazah atau penghargaan.

iii
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah terbentuknya kurikulum darurat ?
2. Apa arti dari kurikulum darurat ?
3. Bagaimana Krakteristik dari kurikulum darurat ?
4. Bagaimana ciri-ciri kurikulum darurat ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan pada kurikulum darurat ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya kurikulum darurat
2. Untuk memahami arti dari kurikulum darurat
3. Untuk mengetahui karakteristik dari kurikulum darurat
4. Untuk mengetahui ciri - ciri dari kurikulum darurat
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kurikulum darurat

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kurikulum Darurat


Kurikulum darurat merupakan salah satu pilihan yang dapat diambil oleh satuan
pendidikan yang melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk jenjang PAUD, SD,
SMP, SMA/ SMK dengan menyederhanakan kompetensi dasar.
Penyederhanaan ini mengurangi kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran dan siswa
hanya akan fokus pada kompetensi esensial dan merupakan prasyarat untuk melanjutkan
pembelajaran ke tingkat berikutnya.
Namun, ada yang mengatakan kurikulum darurat itu tidak wajib. Pilihan lain selain itu,
satuan pendidikan dapat memilih untuk tetap menggunakan kurikulum nasional 2013 atau
menyederhanakan kurikulum secara mandiri.
Melihat kondisi seperti ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Nadiem Makarim, mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
Kurikulum Darurat ini disahkan mulai 4 Agustus 2020, dengan tujuan memberikan
fleksibilitas bagi satuan pendidikan dalam menentukan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik di masing-masing sekolah.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mencatat bahwa terdapat 43%
peserta didik berada pada zona hijau dan kuning. Jumlah ini tersebar di 276
kabupaten dnan kota di seluruh Indonesia. Satuan pendidikan yang berada pada zona
hijau dan kuning diperbolehkan mengadakan Pembelajaran Tatap Muka atau PTM.
Sedangkan sisanya, sebanyak 57% peserta didik lainnya berada pada zona merah dan
kuning. Jumlah ini tersebar di 238 daerah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia,
dan mereka belum diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu,
mereka tetap melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring. Perbedaan kondisi ini
membuat standar pencapaian anak didik pun berbeda.
Mendikbud Nadiem Makarim mengeluarkan kurikulum darurat untuk satuan
pendidikan yang masih melaksanakan PJJ, untuk jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMU.
v
B. Kendala
Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ telah berlangsung selama hampir enam
bulan ini. Anak-anak belajar secara mandiri di rumah dengan didampingi orang tua.
Mereka mengerjakan tugas yang diberikan bapak dan ibu guru, melalui paltform
online yang dipilih. Idealnya, guru memberikan materi terlebih dahulu, baru
kemudian memberikan tugas atau latihan soal. Sayangnya, di beberapa situasi hal ini
tidak terjadi karena berbagai alasan. Mulai dari gawai yang tidak mendukung, sinyal
yang kurang stabil untuk mengirim materi lewat video, dan lain sebagainya.
Akibat dari berbagai keterbatasan, jadinya guru lebih banyak memberikan soal-soal
latihan saja. Hal ini membuat pemahaman anak-anak terhadap materi pelajaran
menjadi tidak merata. Ada yang bisa memahami materi secara mandiri, dan ada juga
yang tidak. Latar belakang anak didik pun, memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Ada yang merasa nyaman dengan pembelajaran secara daring dan bisa mengikuti
dengan baik. Akan tetapi, ada juga yang merasa kesulitan, dan lebih menyukai
pembelajaran secara tatap muka. Kondisi ini membuat pencapaian anak didik tidak
merata.

C. Tujuan Adanya Kurikulum Darurat


Kurikulum darurat ini bertujuan untuk menyederhanakan kurikulum pendidikan di
masa pandemi. Kemendikbud melihat kompetensi dasar setiap mata pelajaran dan
menguranginya dan memilih kompetensi dasar yang terpenting saja. Oleh karena,
pembelajaran jarak jauh tidak bisa disamakan dengan pembelajaran tatap muka.
Terdapat banyak keterbatasan saat penyampaian materi secara daring. Oleh karena
itu, Kurikulum Darurat menyederhanakan standar pencapaian setiap jenjang
pendidikan. Penyederhanaan kurikulum ini tetap mengacu pada kurikulum 2013, dan
disesuaikan dengan kondisi negara yang sedang mengalami pandemi.
Nadiem berharap dengan adanya kurikulum darurat ini, para guru bisa lebih fokus
menyampaikan esensial materi secara lebih mendalam.  Mendikbud mengatakan
bahwa pelaksanaan kurikulum darurat ini berlaku hingga akhir tahun. Akan tetapi,
satuan pendidikan tidak harus menerapkan kurikulum darurat di sekolah-sekolah
mereka, namun mempunyai opsi sebagai berikut, yaitu:
vi
1. Bisa tetap menerapkan Kurikulum Nasional.
2. Bisa menerapkan Kurikulum Darurat.
3. Bisa melakukan penyerdahanaan kurikulum secara mandiri.
Dari ketiga opsi di atas, pihak sekolah dan guru diberi keleluasaan untuk menentukan
kurikulum yang mau dipakai. Ini dilakukan agar pihak sekolah bisa menyesuaikan
dengan kondisi di sekolah masing-masing. Kondisi anak didik di masing-masing
daerah juga berbeda. Seharusnya keleluasaan ini bisa meringankan beban kerja guru.
Akan tetapi, ternyata keleluasaan memilih tiga opsi yang ditawarkan Kemendikbud
ini, justru menimbulkan berbagai tanggapan dari pihak guru.  Seperti yang muncul di
linimasa media sosial. Ada yang menyetujui diberlakukannya kurikulum darurat.
Akan tetapi, ada juga yang merasa keberatan dengan diberlakukannya kurikulum
darurat.

D. Dampak Negatif dari Kurikulum Darurat


Kurikulum Darurat yang diharapkan bisa membantu program pembelajaran jarak
jauh, ternyata menimbulkan kebingungan di para guru. Penyebabnya adalah karena
pihak sekolah diberikan kebebasan untuk memilih salah satu dari tiga opsi
Kemendikbud tersebut. Persatuan Guru Indonesia mengungkapkan bahwa terdapat
aspirasi yang berbeda antara pemerintah, guru,  dan wali murid. Ini membuat mereka
menjadi bingung karena diberikan tiga opsi dalam menjalankan kurikulum
pendidikan.
Masyarakat memang menginginkan kurikulum masa pandemi yang lebih sederhana,
atau kurikulum dengan standar minimum yang bisa dicapai anak didik di masa
pandemi. Pihak sekolah melalui guru dan kepala sekolah diberikan keleluasaan untuk
menyesuaikannya. Akan tetapi, dengan adanya tiga opsi di atas, justru menimbulkan
kebingungan baru bagi para guru. Tentu tidak mudah menyatukan aspirasi para orang
tua murid. Semua mempunyai keinginan yang berbeda-beda menyangkut pendidikan
anak-anak mereka.

E. Dampak Positif dari Kurikulum Darurat

vii
Kurikulum Darurat ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah kurikulum
darurat menyederhanakan kompetensi dasar dan standar pencapaian dengan tetap
mengacu pada kurikulum 2013. Selain penyederhanaan ini, Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia  juga menyediakan modul untuk pembelajaran
spesifik. Khususnya untuk jenjang pendidikan SD dan PAUD. Modul ini merupakan
panduan bagi guru dan orang tua, sehingga bisa mendampingi anak-anak didik belajar
secara mandiri di rumah. Orang tua tidak akan kebingungan lagi saat menemani anak-
anak PJJ secara mandiri di rumah.
Modul ini juga diharapkan bisa membantu para guru dan anak didik agar bisa
melakukan pembelajaran secara menyenangkan. Sebagai contoh, modul untuk jenjang
PAUD, anak didik diajak Bermain sambil Belajar. Sedangkan modul untuk anak didik
jenjang pendidikan SD, berorientasi pada literasi, pendidikan karakter, numerasi, dan
kecakapan hidup.
Selain modul pelajaran, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan juga menyediakan
asesmen diagnostik yang bisa digunakan guru saat menjalankan kurikulum darurat.
Tujuannya agar guru dapat mendiagnosis kondisi kognitif dan non kognitif anak
didik, yang mengalami pembelajaran jarak jauh.
Guru juga diharapkan bisa mengetahui kondisi standar kompetensi anak didiknya.
Apakah anak didik bisa mengikuti sesuai standar kompetensi, atau justru malah
tertinggal. Seberapa jauh tertinggalnya, dan berapa banyak anak didik yang
tertinggal? Jika hal ini diketahui dengan baik oleh guru, maka guru bisa mengambil
langkah untuk membantu anak didik tersebut.
Jadi, sebenarnya kurikulum darurat bisa mempunyai sisi yang membantu para guru.
Jika ada opsi yang agak membingungkan, bisa di musyawarahkan dengan pihak
sekolah. Tentukan terlebih dahulu opsi yang mau digunakan atau bisa juga dengan
menggabungkan satu atau dua opsi yang bersinggungan.
Akan tetapi, ada hal yang lebih penting dari itu, yaitu bagaimana menyampaikan
materi pelajaran pada anak didik dengan menarik. Ini membutuhkan kreativitas
tersendiri agar materi tersampaikan dengan baik. Jangan sampai waktu dan energi
terkuras untuk memilih kurikulum yang akan dipakai, sehingga melupakan tujuan
awal pembentukan kurikulum itu sendiri.  Setuju kan, bapak dan ibu guru?
viii
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang Sejarah Kurikulum Darurat maka dapat di simpulkan bahwa
kurikulum tersebut merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan dalam mengelola pengembangan pendidikan di sekolah dan untuk
mencapai tujuan yang efektif serta efisien dalam bidang pendidikanmaka di butuhkan
sumber daya yang berupa person, money, materials, method, machines, market, minute
dan information
B. Saran
Diharapkan agar kita sebagai generasi muda penerus bangsa yang tentu saja memiliki
keinginan untuk memajukan bangsa dan negaranya akan terus berusaha sebaik mungkin
untuk mewujudkannya. Dalam hal ini, salah satu contohnya adalah pendidikan yang
menjadikan tolak ukur suatu bangsa yang memiliki identitas kualitas bangsanya.
Penerapan kurikulum pendidikan ini diharapkan pula menjadi semangat generasi penerus
untuk terus meningkatkan kualitas dan mamapu bersaing di dunia pendidikan yang
semakin lama semakin banyak persaingan. oleh karena itu, jangan jadikan perubahan
kurikulum tersebut menjadi momok yang menakutkan dan beban menjadi beban untuk
kita. Tetapi, kita harus menjadikan hal tersebut menjadi suatu cambukan kita untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Hal tersebut akan terwujud dengan
mengimplementasikan kurikulum pendidikan yang baik dan merata secara keseluruhan.

ix
DAFTAR PUSTAKA
 https://blog.kejarcita.id/kurikulum-darurat-membantu-atau-menyusahkan-guru/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum

 http://taqwimislamy.com/index.php/en/57-kurikulum/297-sejarah perkembangan-kurikulum-di-
indonesia

Anda mungkin juga menyukai