Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Tugas Mata Kuliah Fitokimia


Dosen pengampu : apt. Mus ifaya,S.Farm.,M.Si

DISUSUN OLEH :
NAMA : KHUSNUL KHOTIMAH DWI WINDA LESTARI
NIM : F202001139
KELAS : A3 FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI


FALKUTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
JURNAL NASIONAL

Judul Fraksi kloroform ekstrak etanol 96% daun


flamboyan
Tahun 2019
Penulis Rini Maria Estorina Tlonaen
reviewer Khusnul khotimah dwi winda lestari
Tanggal 26 mei 2022
Tujuan Untuk mengetahui aktifitas tabir surya fraksi
kloroform ekstrak etanol 96 % daun
flamboyant (Delonix regia Raf)
Subjek penelitian . Fraksi kloroform daun flamboyan (Delonix
regia Raf.) menunjukkan potensi sebagai
tabir surya dengan nilai SPF tertinggi pada
konsentrasi 250 ppm sebesar 54,278. 2. Nilai
persen transmisi eritema (%Te) dan Nilai
persen transmisi pigmentasi (%Tp) pada
konsentrasi 150, 200, dan 250 ppm sama-
sama memiliki kategori Total block yang
artinya mampu melindungi kulit dari sinar
UV B dan UV A. 3. Hasil identifikasi fraksi
kloroform ekstrak etanol 96% daun
flamboyan (Delonix regia Raf.) mengandung
senyawa flavonoid, alkaloid, tanin dan
fenolikTanaman daun Flamboyan yang
masih segar yang berasal dari Kelurahan
Liliba, Kota Kupang
Metode penelitian Pada penelitian ini menggunakan sampel
daun flamboyant.presedur kerja dari
penelitian ini yaitu Pengambilan bahan,
Pembuatan serbuk simplisia, Maserasi
serbuk simplisia daun flamboyan, Fraksi
kloroform ekstrak etanol 96% daun
flamboyan (Delonix regia Raf.), Identifikasi
fraksi kloroform daun flamboyan,
Pembuatan larutan uji, Penentuan nilai Sun
Protection Factor (SPF), Penentuan nilai
transmisi eritema dan pigmentasi.
Mengenalkan jurnal Menambah wawasan bagi masyarakat
mengenai tanaman flamboyan sebagai
tanaman berkhasiat
Sumber jurnal Melalui internet,pencarian di lkukan dengan
cara umum yaitu dengan cara menulis kata
kunci.
Hasil penelitian Berdasarkan Tabel 3, identifikasi flavonoid
dilakukan dengan melarutkan fraksi
kloroform ke dalam etanol kemudian dibagi
ke dalam 3 tabung rekasi. Tabung pertama
digunakan sebagai kontrol positif berwarna
coklat tua, tabung kedua ditambahkan NaOH
dan terjadi warna coklat, sedangkan tabung
ketiga ditambahkan H2SO4 berwarna coklat.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel
tersebut positif mengandung flavonoid . Pada
identifikasi alkaloid, fraksi kloroform
ditambahkan etanol kemudian diaduk,
ditambahkan HCl 2 N, dipanaskan pada
penangas air. Setelah dingin, campuran
disaring dan filtrat ditambahkan 2-3 tetes
reagen Mayer. Sampel dinyatakan positif
mengandung alkaloid didukung dengan
adanya perubahan warna kuning keruh
(Gafur dkk, 2013). Pada identifikasi saponin,
fraksi kloroform dilarutkan dengan air panas
kemudian dipanaskan selama 5 menit.
Selanjutnya disaring dan filtratnya
dimasukkan ke dalam tabung pertama.
Larutan kemudian dikocok sampai adanya
busa/buih kemudian ditambahkan 1 tetes
HCl 2 N pada tabung kedua. Hasil negatif
terhadap fraksi kloroform yang dibuktikan
dengan tidak terbentuknya busa/buih pada
kedua tabung uji (Gafur dkk, 2013). Pada
identifikasi tanin, fraksi kloroform
dilarutkan ke dalam metanol sampai sampel
terendam semuanya. Kemudian ditambahkan
2-3 tetes larutan FeCl3 1%. Sampel
dinyatakan positif yang ditandai dengan
terbentuknya warna hijau kehitaman (Gafur
dkk, 2013). Pada identifikasi fenolik, fraksi
kloroform ditambahkan ke dalam larutan
FeCl3. Sampel dinyatakan positif yang
ditandai dengan terbentuknya warna hijau
kehitaman (Gafur dkk, 2013).
kesimpulan . Fraksi kloroform daun flamboyan (Delonix
regia Raf.) menunjukkan potensi sebagai
tabir surya dengan nilai SPF tertinggi pada
konsentrasi 250 ppm sebesar 54,278. Nilai
persen transmisi eritema (%Te) dan Nilai
persen transmisi pigmentasi (%Tp) pada
konsentrasi 150, 200, dan 250 ppm sama-
sama memiliki kategori Total block yang
artinya mampu melindungi kulit dari sinar
UV B dan UV A. Hasil identifikasi fraksi
kloroform ekstrak etanol 96% daun
flamboyan (Delonix regia Raf.)
mengandung senyawa flavonoid, alkaloid,
tanin dan fenolik
JURNAL INTERNASIONAL

Judul Screening Phytochemistry and Analysis Thin


Layer Chromatography Alkaloid Compound
of Various Extract Coffee Robusta ( Coffea
canephora)
Jurnal Kesehatan bakti tunas husada
Volume dan halaman Vol.17 Nor.2
Tahun 2017
Penulis Anindita Tri Kusuma Pratita
Tujuan untuk mengetahui rendemen ekstrak dari
metode maserasi bertingkat, serta kandungan
metabolit sekunder ekstrak dengan
menggunakan pelarut yang berbeda.
Subjek penilitiaan Kopi robusta( Coffea canephora)
Cara pengambilan sampel dan pembuatan Penelitian ini meliputi ekstraksi kopi robusta,
simplisia skrining ekstrak dan pemantauan ekstrak..
pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode
maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-
heksan, etil asetat dan etanol. Setelah
diperoleh ekstrak kental lalu masing-masing
ekstrak dilakukan skrining fitokimia meliput
identifikasi senyawa secara kualitatif
senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, fenolik,
saponin, monoterpenoid, seskuiterpenoid,
steroid, triterpenoid, kuinon dan kumarin.
Ekstrak yang positif mengandung alkaloid
kemudian dipantau dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis dengan penyemprot
bercak sesifik dragendroff.
Metode ekstrasi yang digunakan Penelitian ini menggunakan kopi robusta
yang dilakukan ekstraksi dengan
menggunakan metode maserasi bertingkat
menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat
dan etanol, masing-masing ekstrak yang
dihasilkan kemudian dilakukan skrining
fitokimia dan pemantauan ektrak dengan
menggunakan KLT. Pada skrining fitokimia
simplisia, ekstrak n-heksan, etil asetat dan
etanol diketahui simplisia dan ekstrak etanol
positif mengandung alkaloid, flavonoid,
tannin, fenol, monoterpenoid dan
seskuiterpenoid, kuinon dan kumarin,
Ekstrak etil asetat positif mengandung
alkaloid, flavonoid, kuinon dan kumarin,
sedangkan ekstrak n-heksan positif alkaloid,
monoterpenoid, seskuiterpenoid dan kuinon.
Pada pemantauan ekstrak dengan KLT
diketahui alkaloid pada ekstrak n-heksan
memiliki RF 0,23, pada ekstrak etil asetat
0,78 dan pada ekstrak etanol 0,92. Selain itu
digunakan pula metode maserasi bertingkat,
dengan memakai berbagai jenis pelarut
dengan tingkat kepolaran yang berbeda
diharapkan akan menghasilkan senyawa
tertentu yang terekstrak secara spesifik pada
tiap pelarut yang digunakan. Selain itu
diakukan pula pemantauan dengan metode
kromatografi lapis tipis (KLT) untuk
mengetahui senyawa alkaloid pada masing-
masing ekstrak secara spesifik. Penelitian ini
meliputi ekstraksi kopi robusta, skrining
ekstrak dan pemantauan ekstrak.. pembuatan
ekstrak dilakukan dengan metode maserasi
bertingkat menggunakan pelarut n-heksan,
etil asetat dan etanol. Setelah diperoleh
ekstrak kental lalu masing-masing ekstrak
dilakukan skrining fitokimia meliput
identifikasi senyawa secara kualitatif
senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, fenolik,
saponin, monoterpenoid, seskuiterpenoid,
steroid, triterpenoid, kuinon dan kumarin..

Jenis-jenis metabolit yang ada pada Hasil skrining fitokimia diketahui bahwa
tumbuhan beserta penjelasannya simplisia mengandung golongan senyawa
flavonoid, saponin, fenol, tanin, dan kuinon.
Simplisia kemudian diekstraksi
menggunakan etanol dengan metode
maserasi dan diperoleh ekstrak kental
sebesar 12,65%. Hasil skrining fitokimia
ekstrak etanol menunjukan ekstrak
mengandung senyawa golongan flavonoid,
fenol, tanin dan kuinon. Senyawa alkaloid
terdapat pada seluruh ekstrak menandakan
bahwa ekstraksi belum sempurna. Perlu
dilakukan pemisahan lebih lanjut untuk
melakukan isolasi senyawanya. Skrining
fitokimia berguna untuk mengetahui
kandungan senyawa yang terdapat dalam
bahan, hasil dipengaruhi oleh pemilihan
pelarut serta metode ekstraksi yang
digunakan. Kandungan senyawa bioaktif
suatu tumbuhan mengalami perbedaan
disebabkan juga oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor lingkungan seperti tinggi
tempat, jenis tanah, iklim dan pembentukan
metabolit sekunder di dalam tanaman yang
dipengaruhi oleh suhu, pH, aktivitas air dan
intensitas cahaya (Fransworth, 1966).

Anda mungkin juga menyukai