Anda di halaman 1dari 23

ABSTRAK

Bilangan reynold adalah eksperimen yang berfungsi untuk mengetahui jenis


aliran fluida yang mengalir (laminar maupun turbulent). Apabila bilangan reynold
<2300, maka dapat dikategorikan sebagai aliran laminar dan apabila bilangan reynold
>2300, maka dapat dikategorikan sebagai aliran turbulent. Bilangan reynold akan
sangat beguna bagi kehidupan manusia dimana dalam satu kondisi akan membutuhkan
aliran tertentu. Sebagai contoh, pada pencampuran bahan bakar di karburator
membutuhkan aliran turbulent.
Pada percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu bak air transparan,pipa
pemasukan air ke bak, pembuang kelebihan air untuk mempertahankan tinggi muka air,
pipa transparant berdiameter 25mm, kran pengatur aliran air, tangki zat pewarna,
pengatur aliran zat pewarna, nozzle zat pewarna. Percobaan dilakukan dengan pertama
debit air diatur dengan mengatur valve pada flowmeter hingga debit air menjadi 30
liter/hour. Lalu valve tabung tinta warna merah dibuka. Kemudian pola aliran yang
terjadi diamati. Lalu hasil pengamatan dicatat pada lembar pengamatan yang tersedia.
Kemudian langkah 1-4 diulangi dengan variasi debit air yang berbeda. Kenaikan debit
adalah 10 liter/jam hingga mencapai debit 250 liter/jam.
Setelah dilakukan percobaan ini, praktikan mengetahui prinsip bilangan
reynold dimana kita dapat menentukan macam jenis aliran yaitu aliran laminar, aliran
transisi, dan aliran turbulen berdasarkan besarnya bilangan reynolds. Pada praktikum
kali ini, aliran laminar dapat kita lihat pada 30 liter/jam – 150 liter/jam sedangkan untuk
debit 160 liter/jam – 180 liter/jam air mengalir secara transisi dan untuk aliran turbulen
dapat dilihat pada debit 190-250 liter/jam. Pada saat debit 251 liter/jam aliran air akan
turbulent. Hasil perhitungan ini lumayan jauh dari hasil pengamatan kelompok kami.
Untuk aliran transisi saat debit 160 liter/jam didapat Re = 2.526,87. Maka pengamatan
kami sudah benar. Namun untuk aliran turbulent, kelompok kami sudah jelas salah
karena saat menyentuh debit 190 liter/jam didapat Re = 3004,17.

Commented [OG1]: Tambahkan kata kunci, di bold, dan isinya


Kata kunci laminar, reynold number, turbulen di italic
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Commented [OG2]: Beri jarak 1 baris

Dalam kehidupan sehari – hari kita tidak lepas dari fluida. Fluida sendiri
memiliki sebuah peran yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari. Fluida
terbagi mejadi bebrapa jenis aliran yang memiliki penerapan nyata pada kehidupan
sehari-harii, seperti penerapan aliran fluida pada bodi sebuah mobil yang sedang
berjalan. Dan juga pada dunia industri seperti pembuatan pipa dan pemasangan
pipa.
Pegelompokan aliran ini dapat dilakukan dengan memahami prinsip dasar
bilangan Reynold. Bilagan Reynold berpegaruh dalam penentuan jenis apakah
sebuah alran tersebut tergolong aliran laminar atau sebuah aliran turbulent.
Sehingga percobaan ini dilakukan untuk memahami fenomena aliran pada sebuah
pipa.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Memahami prinsip dasar bilangan Reynold.
2. Memahami fenomena aliran dalam pipa.

1.3 Batasan Masalah


1. Steady flow
Steady Flow adalah aliran dimana kondisi (kecepatan, tekanan, dan lain-lain)
dapat berbeda dari titik ke titik tapi tidak dapat berubah terhadap fungsi waktu.
2. Incompressible flow
Incompressible Flow adalah aliran dimana variasa massa jenis dapat diabaikan
(karena variasi cukup kecil yaitu <5%). Selain itu aliran Incompressible Flow
dapat dilihat dari Mach numbernya (M<0,3).
3. Percobaan dilakukan pada suhu kamar
Percobaan dilakukan pada suhu kamar agar property dalam fluida tidak berubah
terhadap suhu dan untuk mempermudah percobaan.

1.4 Rumusan Masalah


1. Bagaimana prinsip dasar bilangan Reynold?
2. bagaimana fenomena aliran fluida dalam pipa?
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Fluida


Fluida merupakan zat yang dapat terdeformasi apabila diberi tegangan
geser sekecil apapun. Kata fluida mencangkup zat cair , air, dan gas karea benda
– benda tersebut dapat mengalir, perbedaan antara zat cair degan gas terletak
pada kompresibilitasnya atau ketermampatannya.

2.2 Jenis – jenis Fluida


2.2.1 Newtownian Fluid
Newtownian fluid adalah fluida yang apabila dikenai tegaga geser,
maka tegangan geser tersebut sebanding atau berbanding langsung dengan
kecepatan deformasi. Contoh dari newtownlian fluid adalah : air, minyak, udara,
dll. Viskositas pada newtowian fluid tidak berubah ketika mendapat gaya yang
bekerja pada fluida. Viskositas newtownian fluid hanya bergantung pada
temperature da tekanan. Sehingga viskositas tersebut dapat dituliskan sebagi
berikut:
𝜏
𝜇= 𝑑𝑣 ………………………..……….(2.1)
[ ]
𝑑𝑥

Dengan:
𝜇 = viskositas fluida
𝜏 = tegangan geser [Pa]
𝑑𝑣
= gradient kecepatan
𝑑𝑥

2.2.2 Non-newtownian Fluid


Non-newtownian fluid adalah fluida yang apabila dikenai tegangan geser,
maka tegangan geser tersebut tidak berbanding langsung dengan kecepatan
deformasi. Non newtownian fluid akan mengalami perubahan viskositas
ketika terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Contoh dari non-
newtownian fluid adalah: odol, cat, lumpur, bubur kertas, dll.
𝑑𝑢 𝑛
𝜏𝑦𝑥 = 𝑘 [ ] ……………….………..(2.2)
𝑑𝑦

Dimana :
k = konstanta
n = indeks yang tergantung pada perilaku aliran
Persamaan diatas diubah menjadi:
𝑑𝑢 𝑛−1 𝑑𝑢 𝑑𝑢
𝜏𝑦𝑥 = 𝑘 [ ] [ ] = η [ ] ......................(2.3)
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑦

Dimana:
𝑑𝑢 𝑛−1
η=𝑘 [ ]
𝑑𝑦

Apabila :
𝑑𝑢
n < 1 maka, kecepatan [ ] semakin besar sehingga η viskositas semu
𝑑𝑦

menurun (pseudoplastic)
n = 1 maka, viskositas semu = k = 𝜇 (newtownian)
𝑑𝑢
n > 1 maka, kecepatan [ ] semakin besar dan η viskositas semu juga
𝑑𝑦

semakin besar (dilatant)


Gambar 2.1 grafik non-newtownian fluid Commented [OG3]: Keterangan gambar di bold semua

2.3 Pengertian Streamline, Streakline, Pathline, Timeline


2.3.1 Streamline
Streamline adalah sembarang garis yang dilukiskan dalam aliran
dimana garis singgung pada setiap titik tersebut menyatakan arah
kecepatan aliran.

Gambar 2.2 Streamline

2.3.2 Streakline
Streakline adalah gabungan garis/lintasan dari sejumlah partikel yang
mengalir, dimana identitas partikel telah diketahui dan partikel tersebut
pernah lewat titik yang sama.
Gambar 2.3 Streakline

2.3.3 Pathline
Pathline adalah lintasan yang dibentuk oleh sebuah partikel yang
bergerak dalam aliran.

Gambar 2.4 Pathline

2.3.4 Timeline
Timeline adalah garis/lintasan yang dibentuk oleh sejumlah partikel
yang mengalir pada saat yang sama.
Gambar 2.5 Timeline

2.4 Fluid as Continuum


2.4.1 Pengertian Fluid as Continuum
Fluid as Continuum merupakan anggapan bahwa Fluida sebagai satu
kesatuan Makroskopik yang setiap properti fluida diasumsikan mempunyai
harga tertentu pada setiap titik dalam ruang.

2.4.2 Diagram Fluid as Continuum

Gambar 2.6 Diagram fluid as continuum


2.4.3 Inviscid
Aliran Inviscid adalah aliran dimana viskositas fluida diasumsikan nol
(m = 0) sehingga tegangan geser tidak berpengaruh.

Gambar 2.7 Aliran Inviscid


2.4.4 Viscous Commented [OG4]: Beri jarak 1 baris

Aliran Viscous adalah aliran dimana viskositas fluida sangat


berpengaruh sehingga menghasilkan tegangan geser aliran pada dinding
saluran.

Gambar 2.8 Aliran Viscous

2.4.5 Aliran Laminar


Aliran Laminar adalah aliran dimana struktur aliran dibentuk oleh
partikel-partikel fluida yang bergerak secara berlapis-lapis, dimana setiap
lapisan bergerak diatas lapisan lainnya
Gambar 2.9 Aliran laminar Commented [OG5]: Before after 0

2.4.6 Aliran Turbulen


Aliran Turbulent adalah aliran dimana partikel-partikel fluida bergerak
secara bercampur aduk (mixing) dan acak, setiap partikel menumbuk
partikel lainnya sehingga terjadi pertukaran energi.

Gambar 2.10 Aliran Turbulen

2.4.7 Aliran Internal


Aliran Internal adalah aliran dimana fluida yang mengalir dilingkupi
secara penuh oleh suatu batas padat. Misalnya : aliran dalam pipa
Gambar 2.11 Aliran Internal

2.4.8 Aliran Eksternal


Aliran Eksternal adalah aliran dimana fluida melingkupi suatu body
padat. Misalnya: aliran sungai, aliran fluida pada mobil yang bergerak.

Gambar 2.12 Aliran Eksternal

2.4.9 Aliran Inkompressibel


Aliran Inkompresibel adalah aliran dimana variasi densitas fluida yang
mengalir dapat diabaikan. ρ = konstan

2.4.10 Aliran Kompressibel


Aliran kompresibel adalah aliran dimana variasi densitas fluida yang
mengalir cukup berarti dan tidak dapat diabaikan. ρ ≠ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
2.5 Aliran Melalui Suatu Penampang
2.5.1 Aliran Pada Pipa
Perpidaha fluida (cairan atau gas) di dalam sebuahsalura pipa pada
prinsipnya sama dengan aliran terbuka, namun dikarenakan boundary
layernya terdapat sebanyak dua maka bentuk alirannya berupa parabolik.

Gambar 2.13 Aliran pada pipa

2.5.2 Aliran Pada Plat Datar


Aliran pad aplat datar, fluida yang mengalir dan mengenai plat akan
memiliki kecepatan yang tidak seragam dengan aliran yang belum terkena
plat hal ini dikarenakan plat mengusahakan gaya hambat.

Gambar 2.14 Aliran pada plat datar


2.5.3 Aliran Pada Silinder Pejal

(a) (b)
Gambar 2.15 (a) Aliran viscous pada silinder pejal. (b) Aliran Inviscid
pada silinder pejal

Pada aliran viscous pada silinder pejal :


Titik A = titik stagnasi (v =minimum, P = maksimum)
Titik B = titik dimana V maksimum dan P minimum
Titik C = point of separation
pada titik separasi bila momentum yang digunaka untuk meggerakan
fluida sudah tidak lagi menahan gaya geser dan tekana balik yang terjadi.
Pada aliran inviscid pada silinder pejal:
Titik A = titik stagnasi ( v = minimum , P = maksimum)
Titik B = titik dimana V maksimum dan P minimum

2.6 Penurunan Rumus Bilangan Reynold


Bilangan Reynold adalah bilangan tidak berdimensi yang digunakan
untuk mengkarakteristikkan apakah aliran laminar ataukan turbulen.
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎 𝜌.𝑣𝑠 𝜌.𝑣𝑠
Re = = = …….……………(2.4)
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠 𝜇/𝐿 𝜇

Dimana:
Re = Bilanga Reynolds
𝜌 = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑘𝑔/𝑚3 )
𝑣𝑠 = Kecepatan fluida (m/s)
𝜇 = Viskositas absolut fluida dinamis
𝐿 = Diameter hidrolik (m)

Dalam aliran pada pipa apabila :


Re < 2300 maka aliran tersebut merupakan aliran Laminar
Re = 2300 maka aliran tersebut merupakan aliran Transisi
Re > 2300 maka aliran tersebut merupakan aliran Turbulen
Dalam aliran pada dua plat paralel apabila :
Re < 1400 maka aliran tersebut merupakan aliran Laminar
Re = 1400 maka aliran tersebut merupakan aliran Transisi
Re > 1400 maka aliran tersebut merupakan aliran Turbulen
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Bak air transparan
2. Suplai
3. Pelimpah
4. Pipa Transparan
5. Keran pengeluaran air
6. Tabung zat warna (dye)
7. Klep
8. Nozel Injector

3.2 Skema Alat

Gambar 3.1 Instalasi alat percobaan

3.3 Langkah Kerja


1. Percobaan ini pertama dilakukan dengan debit air diatur dengan mengatur
valve pada flow meter hingga debit air menjadi 30 liter/hour.
2. Lalu valve tabung tinta warna merah dibuka.
3. Kemudian pola aliran yang terjadi diamati.
4. Lalu hasil pengamatan dicatat pada lembar pengamatan yang tersedia.
5. Kemudian, langkah-langkah sebelumnya diulangi dengan variasi debit air
yang berbeda.
6. Kenaikan debit pada percobaan ini adalah 10liter/hour hingga mencapai debit
250liter/hour.
3.4 Data yang Diambil
Data yang diambil pada praktikum ini adalah hasil pengamatan
fenomena aliran fluida dari debit air 30 liter/jam dengan kenaikan 10 liter/jam.
Pengamatan setiap kenaikan dapat dicatat hingga debit menjadi 250 liter/jam. Commented [OG6]: Before after 0
3.5 Flowchart Praktikum Reynold Apparatus

MULAI

Debit air pada


30 liter/jam di
dalam wadah

Tabung tinta warna


merah dibuka

Debit +
Pola aliran diamati 10liter/jam

Catat hasil
pengamata
n

Debit pola
aliran

SELESAI

Commented [OG7]: Usahakan panah dan kotak2 flowchart


nyambung semua
BAB IV
ANALISA DATA DAN PERCOBAAN

4.1 Tabel Data Percobaan


(terlampir)

4.2 Flowchart Perhitungan

START

D = 24,5 x 10−3m

μ = 0,00087 N.s/𝑚2

ρ = 997 kg/𝑚3

Re= ρ. V. D/μ

Cari luas permukaan pipa

Cari kecepatan aliran


fluida

masukan ke rumus

Re = ρ. V. D/μ
Besar RE

FINISH

4.3 Contoh Perhitungan


Diketahui : D = 24,5 x 10^(-3) m
μ = 0,000893 N.s/m^2
ρ=997 kg/m^3
Q = 90 liter/jam
Ditanya = Re.....?
Jawab =
Luas permukaan pipa:
A=1/4πD^2
= 1/4 x 3,14 x (0,0245)^2
= 4,7 x 10^(-4) m2
Kecepatan aliran fluida :
V = Q/A
= 90 liter/jam: 4,7 x 10^(-4) m2
= 0,0000250: 0,00047 = 0,053 m/s
Re = ρ.V.D/μ
= 997 x 0,053 x 0,0245 / 0,000893
= 1449,73 (laminar)
4.4 Analisa Data
Aliran laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-
lapisan membentuk garis-garis alir yang tidak saling berpotongan satu sama lain.
Sementara untuk aliran turbulent adalah aliran dimana pertikel-partikel fluida
bergerak secara bercampur aduk (mixing) dan acak, setiap partikel, menumbuk
partikel lainnya sehingga terjadi pertukaran energi. Dalam percobaan reynold
apparatus ini, pada laju aliran rendah serta diameter pipa yang kecil akan terbentuk
lapisan-lapisan laminar yang memiliki bilangan reynolds <2300 didalam pipa.
Sementara untuk aliran turbulent, digambarkan sebagai bentuk yang tidak stabil
yang bercampur yang nantinya akan memiliki bilangan reynold >2300 didalam
pipa.
Bilangan reynolds ini dapat dicari menggunakan rumus :
Re = ρ.V.D/μ................................................(2.5) Commented [OG8]: Center

Dari perumusan reynold ini, dapat kita lihat bagaimana transisi suatu aliran dari
laminar menuju turbulent dalam suatu pipa yaitu (<2300 = laminar dan >2300 =
turbulent). Perubahan aliran ini sendiri dari aliran laminar menuju aliran turbulent
akibat dari variasi debit aliran yang diberikan pada percobaan. Percobaan ini
menggunakan debit antara 30liter/jam – 250liter/jam dengan interval 10liter/jam
setiap percobaan.
Hasil dari pengamatan reynold apparatus menunjukkan bahwa bentuk aliran
laminar dapat kita lihat pada debit air 30liter/jam-150liter/jam, air mengalir secara
laminar. Saat debit air 160-180 liter/jam air mulai mengalir pada aliran transisi.
Dan pada debit 190-250 liter/jam air mengalir secara turbulent.
Jika dibandingkan hasil praktikum dengan perhitungan dari rumus bilangan
reynold maka akan menunjukkan hasil yang cukup berbeda. Menurut rumus
reynold, seharusnya dengan diameter pipa,viskositas, dan massa jenis yang telah
diketahui aliran transisi terjadi pada saat debit air 150 liter/jam dan terus terjadi
pada sampai debit kurang lebih dari 250 liter/jam. Nah, pada saat debit 251 liter/jam
aliran air akan turbulent. Hasil perhitungan ini lumayan jauh dari hasil pengamatan
kelompok kami. Untuk aliran transisi saat debit 160 liter/jam didapat Re = 2.526,87.
Maka pengamatan kami sudah benar. Namun untuk aliran turbulent, kelompok
kami sudah jelas salah karena saat menyentuh debit 190 liter/jam didapat Re =
3004,17. Kami sebagai pengamat pada praktikum kali ini masih kurang teliti dalam
membedakan aliran cat saat transisi dan turbulent karena keduanya terlihat sama.
Namun ada beberapa saat dimana aliran cat tidak terlalu terlihat yang disebabkan
karena saluran cat tersendat atau macet dan menyebabkan kami sulit untuk
mengamati aliran yang terjadi pada saat praktikum.

Gambar 4.1 Grafik Debit terhadap Bilangan Reynold


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Untuk kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini adalah :


1. Pada pipa, untuk Re <2300 itu adalah aliran laminar sedangkan untuk Re >4000
adalah aliran turbulen
2. Terdapat 3 fenomena aliran fluida yang terjadi didalam pipa yaitu aliran laminar
dimana aliran membentuk garis-garis yang tidak berpotongan satu sama lain, aliran
turbulen yang membentuk garis-garis yang saling bercampur dan acak, serta aliran
transisi. Secara umum, aliran lamiran dan turbulen mempunyai ciri-ciri yang bisa
dibedakan, tetapi semuanya tidak bisa kita jadikan acuan kecuali bilangan reynold

Untuk saran saya pada praktikum kali ini yaitu :


Untuk pengisian air bisa dilakukan saat pre test jadi saat sudah waktunya mengambil
data bak air telah terisi.
Massa jenis air Keterangan
NO Q(L/Hour) Q(m^3/s) A(m^2) V=Q/A(m/s) µ d(m) Re
(kg/m^3) Teoritis Praktikum
1 30 0,0000083 0,000471 0,017622081 998 0,000874 0,0245 492,9948452 laminar laminar
2 40 0,0000111 0,000471 0,023566879 998 0,000874 0,0245 659,3063592 laminar laminar
3 50 0,0000139 0,000471 0,029511677 998 0,000874 0,0245 825,6178733 laminar laminar
4 60 0,0000167 0,000471 0,035456476 998 0,000874 0,0245 991,9293873 laminar laminar
5 70 0,0000194 0,000471 0,04118896 998 0,000874 0,0245 1152,301204 laminar laminar
6 80 0,0000222 0,000471 0,047133758 998 0,000874 0,0245 1318,612718 laminar laminar
7 90 0,000025 0,000471 0,053078556 998 0,000874 0,0245 1484,924232 laminar laminar
8 100 0,0000278 0,000471 0,059023355 998 0,000874 0,0245 1651,235747 laminar laminar
9 110 0,0000306 0,000471 0,064968153 998 0,000874 0,0245 1817,547261 laminar laminar
10 120 0,0000333 0,000471 0,070700637 998 0,000874 0,0245 1977,919078 laminar laminar
11 130 0,0000361 0,000471 0,076645435 998 0,000874 0,0245 2144,230592 laminar laminar
12 140 0,0000389 0,000471 0,082590234 998 0,000874 0,0245 2310,542106 turbulen turbulen
13 150 0,0000417 0,000471 0,088535032 998 0,000874 0,0245 2476,85362 turbulen turbulen
14 160 0,0000444 0,000471 0,094267516 998 0,000874 0,0245 2637,225437 turbulen turbulen
Lampiran 1

15 170 0,0000472 0,000471 0,100212314 998 0,000874 0,0245 2803,536951 turbulen turbulen
16 180 0,00005 0,000471 0,106157113 998 0,000874 0,0245 2969,848465 turbulen turbulen
17 190 0,0000528 0,000471 0,112101911 998 0,000874 0,0245 3136,159979 turbulen turbulen
18 200 0,0000556 0,000471 0,118046709 998 0,000874 0,0245 3302,471493 turbulen turbulen
19 210 0,0000583 0,000471 0,123779193 998 0,000874 0,0245 3462,84331 turbulen turbulen
20 220 0,0000611 0,000471 0,129723992 998 0,000874 0,0245 3629,154824 turbulen turbulen
21 230 0,0000639 0,000471 0,13566879 998 0,000874 0,0245 3795,466338 turbulen turbulen
landscape
Commented [OG9]: Kalau melewati margin, boleh dibuat

Anda mungkin juga menyukai