Anda di halaman 1dari 2

Kembali pupuk ketakwaan krn ia adalah sebaik bekal:

ِ ‫ون يَا ُأولِي اَأْل ْلبَا‬


…‫ب‬ ِ ُ‫َوتَ َز َّودُوا فَِإ َّن َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َو ٰى ۚ َواتَّق‬
“… Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-
orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Orang bertemu Ramadhan tidak terlepas dari salah satu dari dua keadaan:
Pertama: Orang tersebut dianggap belum cukup bekal amal shalihnya / masih bergelimang dalam
kemaksiatan ketika suatu saat Allah Ta’ala mencabut nyawanya. Sehingga Ramadhan ini menjadi
kesempatan taubat baginya.
Kedua: Orang tersebut ingin Allah Ta’ala tinggikan derajat kemuliaannya.
Karena setiap kali datang bulan Ramadhan ia senantiasa mengisinya dengan berbagai macam bentuk ibadah
dan amal ketaatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Apabila telah datang malam pertama bulan Ramadhan, maka setan dan pemimpin-pemimpinnya
dibelenggu. Pintu-pintu Surga dibuka dan tidak ada yang ditutup. Lalu ada suara yang berseru, ‘Hai
orang yang mencari kebaikan, teruskanlah. Hai orang yang mencari keburukan, berhentilah.
Sesungguhnya Allah membebaskan orang-orang dari neraka. Dan itu terjadi pada setiap malam.’”
(HR.Tirmizi, Ib Majh, Ib Hibn)
Yang maksiat stop... yang berbuat baik maju terus....
inilah yang disebut dengan kalangan orang yang beruntung di bulan Ramadhan.

Allah Ta’ala berfirman:‫ب‬


ٍ ‫َمآ‬ ِ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
ُ‫ت طُوبَ ٰى لَهُ ْم َو ُحسْن‬
“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka keberuntungan dan tempat kembali yang baik.”
(QS. Ar-Ra’du: 29)
Ramadhan menjadi lomba utk beruntung dalam perniagaan kita dg Allah
Beruntung dalam perniagaan yang artinya kita selamat dari siksa akhirat yang pedih.

ۚ ‫يل هَّللا ِ بَِأ ْم َوالِ ُك ْم َوَأ ْنفُ ِس ُك ْم‬


ِ ِ‫ تُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َوتُ َجا ِه ُدونَ فِي َسب‬.‫ب َألِ ٍيم‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا هَلْ َأدُلُّ ُك ْم َعلَ ٰى تِ َج‬
ٍ ‫ار ٍة تُ ْن ِجي ُك ْم ِم ْن َع َذا‬
َ‫ٰ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat
menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Ash-Shaf:
10-11)
Lantas, siapa saja orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini?
Pertama: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang mengetahui keutamaan dan
nilai bulan Ramadhan
Puasa (menahan lapar dan dahaga) di siang hari, dan berdiri untuk shalat di malam hari juga diperuntukkan
kepada Allah Ta’ala, bukan sekedar ikut-ikutan atau karena rasa sungkan kepada orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬،‫ضانَ ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا‬
َ ‫ َم ْن قَا َم َر َم‬،‫ ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬O‫ضانَ ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
“Barang siapa puasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan penuh pengharapan, akan diampuni dosanya
yang telah terdahulu. Dan barang siapa yang berdiri (shalat) di bulan Ramadhan karena keimanan dan penuh
pengharapan akan diampuni dosanya yang telah terdahulu.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Kedua: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang melaksanakan puasa dengan
sunguh-sungguh.
Tidak hanya perut yang menahan lapar, akan tetapi juga raga yang menahan dari segala yang dilarang oleh
Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Man lam yada’ qoulazzuur = Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan keji
Wal ‘amalubih= dan berbuat keji, Falaisa lillahi haajatun= maka Allah tidaklah butuh
An yada’a tho’aamahu wa syaroobahu = ia meninggalkan makan dan minumnya (puasanya).” (HR. Al-Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan dg sabdanya yg lain,
“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagiannya kecuali lapar dan dahaga semata, dan
berapa banyak orang yang berdiri shalat tidak mendapatkan bagiannya kecuali bergadang saja.” (HR. Ahmad)
Ketiga: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang mendapati hikmah dari
ibadah puasa, yakni takwa.

َ‫م لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬Oْ ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Bqrh: 183)
Imam At-Thabari menafsirkan ayat ini: “Maksudnya adalah agar kalian bertakwa (menjauhkan diri) dari makan,
minum dan berjima’ dengan wanita ketika puasa.
Dalam kitab Tafsir Jalalain dijelaskan dengan ringkas: “Maksudnya, agar kalian bertakwa dari maksiat. Sebab
puasa dapat mengalahkan syahwat yang merupakan sumber maksiat.” (Tafsir Al–Jalalain, 1/189)
Keempat: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang bermujahadah dalam
melaksanakan shiyam (puasa) dan qiyam (berdiri shalat) juga amal-amal shalih.
Seorang mukmin pada hari-hari awal di bulan Ramadhan senantiasa bersungguh-sungguh untuk beribadah,
dan kemudian meningkatkan kesungguhannya manakala mendapati sepuluh hari akhir bulan Ramadhan. Ada
sebuah kaidah salam syariat, Idza sholuhatil bidaayah, hasunatinnihaayah...
“Apabila permulaannya benar maka ia akan mendapati akhir yang baik.”
Amal maksimal di awal... pertengahan... gaspol di akhir..
Ibunda Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan apa yang dilakukan Nabi pada 10 hari
terakhir Ramadhan.
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau
mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkatkan amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-
malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.mt
Kelima: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang berpuasa dengan
memperbanyak tilawatul qur’an.
Ramadhan adalah bulan al-Quran, karena pada bulan ini al-Quran yang berisi petunjuk dan penjelasan
diturunkan oleh Allah Ta’ala.

… ‫ت ِمنَ ْالهُدَى َو ْالفُرْ قَا ِن‬ ِ َّ‫ضانَ الَّ ِذي ُأ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُرْ آنُ هُدًى لِلن‬
ٍ ‫اس َو بَيِّنَا‬ َ ‫… َش ْه ُر َر َم‬
“…Bulan Ramadhan yang di dalamnya –mulai- diturunkannya al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk kepada kebenaran, yang membedakan antara yang haq
dan yang bathil. (QS 2: 185)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, Allah menyanjung bulan puasa dibandingkan bulan-bulan lainnya yaitu
dengan memilihnya sebagai waktu diturunkannya al-Quran.
Al-Quran merupakan mukjizat paling agung, Keberkahannya terus mengalir dan tak akan pernah
terputus. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ ْالقُرْ آنَ فَِإنَّهُ يَْأتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َشفِيعًا َأِلصْ َحابِ ِه‬O‫ا ْق َرؤوا‬
“Bacalah al-Quran, sebab pada hari kiamat ia akan datang sebagai pemberi syafaat bagi pengembannya.”
(HR. Muslim)
5 orang beruntung di Ramadhan:
1. Tahu keutamaan dan nilai bulan Ramadhan
2. puasa dengan sunguh-sungguh
3. tahu hikmah dari ibadah puasa, yakni takwa
4. mujahadah/sungguh-sungguh
5. banyak tilawatul qur’an

Anda mungkin juga menyukai