Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Monitoring dan Evaluasi Bidang BK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi dan Supervisi BK

Dosen Pengampu :
Yurike Kinanthy Karamoy, M.Pd, Kons

Disusun oleh:
Kelompok 10

Abdul Rohim (19033402021039)

Mamik Lika Masfufah (1903402021018)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2022
DAFTAR ISI

Cover
DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1. Apa pengertian Monitoring bk..................................................................................................4
2. Apa yang dimaksud dengan Monitoring dan penilaian bk........................................................4
3. Apa Pengertian evaluasi............................................................................................................4
4. Apa Pengertian evaluasi bk.......................................................................................................4
5. Apa Tujuan pelaksanaan evaluasi program bk..........................................................................4
6. Apa saja Jenis-jenis evaluasi program bk..................................................................................4
7. Apa saja Model-model evaluasi dalam bk.................................................................................4
1.3. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................4
1. Untuk Mengetahui Pengertian Monitoring bk...........................................................................4
2. Untuk Mengetahui Monitoring dan penilaian bk.......................................................................4
3. Untuk Mengetahui Pengertian evaluasi.....................................................................................4
4. Untuk Mengetahui Pengertian evaluasi bk................................................................................4
5. Untuk Mengetahui Tujuan pelaksanaan evaluasi program bk...................................................4
6. Untuk Mengetahui Jenis-jenis evaluasi program bk..................................................................4
7. Untuk Mengetahui Model-model evaluasi dalam bk.................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................................5
2.1. Pengertian Monitoring....................................................................................................5
2.2. Monitoring dan Penilain BK..........................................................................................5
2.3. Pengertian Evaluasi........................................................................................................8
2.4. Pengertian Evaluasi BK..................................................................................................8
2.5. Tujuan pelaksanaan evaluasi program bimbingan konseling.....................................8
2.6. Jenis-jenis Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling............................................9
2.7. Model-Model Evaluasi dalam Bimbingan dan Konseling..........................................11
BAB III...........................................................................................................................................16

2
PENUTUP......................................................................................................................................16
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................16
3.2. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam melaksanakan program bimbingan di sekolah terdapat berbagai komponen.


Komponen-komponen yang dimaksud di sini iaiah saluran-saluran untuk melayani para
siswa, tenaga-tenaga bimbingan atau kependidikan lainnya, serta orang tua siswa. Salah
satu komponen bimbingan adalah evaluasi program yaitu usaha menilai efisiensi dan
efektivitas dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya, dan
kegiatan-kegiatan dalam rangka program bimbingan dan konseling yang dikelola oleh staf
bimbingan pada umumnya. Sebagaimana halnya kegiatan-kegiatan pendidikan yang lain
disekolah seperti kegiatan belajar mengajar pada waktu-waktu tertentu harus dievaluasi
untuk mengetahui apakah tujuan dari kegiatan itu tercapai. Demikian pula hal dalam
kegiatan-kegiatan bimbingan di sekolah secara berkala harus dievaluasi. Program
bimbingan dan konseling direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan- tujuan
tertentu untuk mengetahui samapai seberapa jauh tujuan-tujuan itu tercapai.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Monitoring bk
2. Apa yang dimaksud dengan Monitoring dan penilaian bk
3. Apa Pengertian evaluasi
4. Apa Pengertian evaluasi bk
5. Apa Tujuan pelaksanaan evaluasi program bk
6. Apa saja Jenis-jenis evaluasi program bk
7. Apa saja Model-model evaluasi dalam bk
1.3. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Monitoring bk
2. Untuk Mengetahui Monitoring dan penilaian bk
3. Untuk Mengetahui Pengertian evaluasi
4. Untuk Mengetahui Pengertian evaluasi bk
5. Untuk Mengetahui Tujuan pelaksanaan evaluasi program bk
6. Untuk Mengetahui Jenis-jenis evaluasi program bk
7. Untuk Mengetahui Model-model evaluasi dalam bk

4
5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Monitoring


Monitoring merupakan suatu alat untuk mengobservasi atau memberikan teguran
ataupun peringatan. Memantau prlaksanaan program BK yang sudah direncanakan, apakah
sudah dilaksanakan sesuai rencana yang tertuang dalam program BK atau belum
dilaksanakan. Contohnya, dalam program BK, layanan Bimbingan direncanakan pada hari
senin, pukul 08.00-08.45 WIB di ruang kelas X dengan materi Pendidikan Sex bagi
Remaja. Nah, dengan melakukan monitoring, kita dapat melihat, mengecek, apakah
pelaksanaannya sudah sesuai dengan program BK yang sudah direncanakan apa belum.

2.2. Monitoring dan Penilain BK


Monitoring dan Penilaian Sasaran pembelajaran/ pelayanan Guru BK atau
Konselor disatuan pendidikan sepanjang tahun adalah minimal 150 orang peserta didik
yang menjadi subjek ampuannya. Seluruh subyek ampuan itu menjadi target pelayanan
setiap waktu, baik di dalam maupun di luar waktu pembelajaran, baik melalui layanan
klasikal terjadwal maupun non-klasikal terprogram ataupun individual sesuai dengan
kebutuhan mereka untuk mendapatkan pelayanan. Kegiatan di awali dengan penyusunan
RPL/ RKP, kecuali untuk sasaran pelayanan yang secara insidental memerlukan
pelayanan. Dalam pelaksanaan PRL/ RKP yang sedang berjalan Guru BK atau Konselor
secara langsung memonitor sendiri proses pembelajaran/ pelayanan (penilaian proses)
yang ia lakukan itu dan selanjutnya diikuti dengan kegiatan penilaian atas hasil yang
dicapai peserta pelayanan (penilaian hasil) melalui layanan atau kegiatan pendukung yang
dimaksud. Hasil monitoring dan penilaian menjadi isi Laporan Pelaksana Program
(LAPELPROG) atas pelaksanaan pelayanan berdasarkan RPL/ RKP yang dimaksud.
Dalam hal ini materi panduan Bk (lihat ABKIN, 2013) perlu dijadikan rujukan. Penilaian
dalam penyelenggaraan BK ada 2 yaitu penilaian proses dan penilaian hasil
a. Penilaian Proses Penilaian proses kegiatan pelayanan BK dilakukan melalui
analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantun di dalam
RPL/ SATLAN dan RKP/SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan
efesiensi pelaksanaan kegiatan.
b. Penilaian Hasil Penilaian hasil kegitan pelayanan BK dilakukan melalui:

6
1) Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap
pelaksanaan jenis layanan dan kegiatan pendukung BK untuk
mengetahui perolehan siswa yang dilayani.
2) Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (jangka pendek: satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah
satu/ sejumlah layanan dan atau kegiatan pendukung BK
diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/ kegiatan terhadap
siswa.
3) Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau
beberapa layanan dan kegiatan pendukung BK diselenggarakan untuk
mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung
BK terhadap peserta didik yang bersangkutan dan arah tindak
lanjutannya.
Fokus penilaian hasil layanan BK adalah dipahami/ dikuasainya lima
komponen yang disebut AKURS oleh peserta didik/ sasaran layanan, yaitu:
A = Acuan yang perlu digunakan oleh peserta didik/ sasaran layanan
berkenaan dengan pengembangan diri dan pengetasan masalahnya. K =
Kompetetensi yang perlu dimiliki dan diimplementasikan peserta
didik/sasaran layanan untuk pengembangan diri dan pengentasan
masalahnya mengacu kepada acuan yang dimaksud. U = Upaya yang perlu
dilakukan untuk mengembangkan diri dan mengentaskan masalah mengacu
kepada acuan dan kompetensi yang dimaksud. R = Suasana perasaan
berkenaan dengan komponen A-K-U yang dimaksud. S = Sungguh-
sungguh dalam melaksanakan upaya yang dimaksudkan dalam rangka
pengembangan diri dan penanganan masalah peserta didik/sasaran layanan
yang dimaksud Dalam komponen AKURS itu termuat nilai-nilai karakter-
cerdas dan dinamika BMB3 terkait dengan permasalahan yang dibahas
dalam layanan BK.
c. Laporan Hasil Penilaian
Guru BK atau Konselor melayani seluruh peserta didik yang menjadi obyek
ampuannya, baik dalam pelayanan klasikal terjadwal maupun no-klasikal di
dalam waktu di luar waktu jam pembelajaran. Laporan hasi penilaian atas

7
keterlaksanaan pelayanan terhadap masing-masing peserta didik disusun dalam
dua bentuk, yaitu:
1) Laporan tentang jenis dan frekuensi pelayanan yang diterima masing-
masing peserta didik. Dari laporan ini dapat dilihat sampai seberapa
jauh masing-masing peserta didik terlibat dalam pelayanan BK untuk
satuan waktu tertentu (misalnya satu semester).
2) Laporan kualitas hasil pelayanan yang dicapai oleh masing-masing
peserta didik. Adapun nilai hasil pelayanan BK diberikan dengan label
huruf, yaitu: A (artinya Baik Sekali), B (artinya Baik), dengan catatan:
A. Penilaian difokuskan pada kehadiran siswa dalam pelaksanaan
pelayanan konseling dan hasil laiseg, laijapen, dan laijapang.
B. Semua peserta didik diberi nilai A (Baik Sekali) atau minimal
B (Baik) karena mereka telah mendapatkan pelayanan optimal
dari Guru BK atau Konselor, sehingga kondisi KES telah
berkembang pada diri mereka dan kondisi KES-T sangat
minim atau tidak signifikan terjadi: mereka mampu ber-
BMB3, mandiri dan mengendalikan diri, (sesuai dengan
tingkat perkembangan mereka), dan menguasai sikap (spiritual
dan sosial), pengetahuan, serta keterampilan sebagaimana
ditentukan dalam kurikulum satuan pendidikan di mana
mereka belajar.
C. Dengan nilai minimal B (Baik) itu semua peserta didik layak
naik kelas dan/atau melanjutkan studi ke program pendidikan
selanjutnya di satuan pendidikan yang dimaksud.
D. Kalaupun ada satu-dua peserta didik yang masih memerlukan
perhatian khusus (PK) hal itu menjadi tanggung jawab Guru
BK atau konselor untuk tetap/terus memberikan pelayanan
sesuai dengan gejala yang memerlukan perhatian khusus.
Hasil monitoring terhadap proses kegiatan pembelajaran/pelayanan dan hasil-
hasilnya sebagaimana isi LAPELPROG dianalisis dan ditindaklanjuti untuk perbaikan,
pemantapan ataupun penyesuaian kegiatan pelayanan selanjutnya. Kegiatan tindak lanjut
direncanakan melalui RPL/RKP tersendiri. Kegiatan tindak lanjut ini dapat berupa jenis
layanan dan atau kegiatan pendukung tertentu, baik melalui format klasikal maupun
nonklasikal, perorangan, kolaboratif dan atau lapangan.

8
2.3. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari b.inggris evaluation, dalam b. arab : al-taqdir ,
dalam bahasa Indonesia berarti, penilaian. Adapun dari segi istilah, sebagaimana
dikemukakan oleh edwind wand dan Gerald W.Brown: Evaluation refer to the act or
process to determining to the value of something.menurut difinisi ini yang dikemukakan
oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang evaluasi
pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai ,suatu tindakan
atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk atau suatu proses yang berlangsung
dalam dalam rangka menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi dilapangan pendidikan.

2.4. Pengertian Evaluasi BK


Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan
adalah segala upaya tindakan atau proses untuk nilai menentukan derajat kualitas
kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bmbingan dan konseling
di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan
program bimbingan yang dilaksanakan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapatlah dirumuskan bahwa:

1) Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan suatu usaha


untuk menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling demi
peningkatan mutu program bimbingan dan konseling
2) Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ialah suatu usaha
penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimulan
atas dasar data yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan
merencanakan langkah-langkah perbaikan pengembangan dan pengarahan sataf.

Evaluasi sebaiknya dilakukan pada akhir tahun ajaran dan menjadi salah satu dasar
pengembangan program untuk tahun ajaran berikutnya. Evaluasi proses sebaiknya
dilakukan setiap bulan melalui forum pertemuan staf (MGBK di sekolah) dan dapat
dihadiri oleh unsur pimpinan sekolah konselor dapat mengembangkan instrumen yang
dapat menjaring umpan balik secara triangulasi, yaitu dari siswa sebagai objek dan subjek
bimbingan dari pendidik di sekolah sebagai personil yang terlibat dan berinteraksi
langsung dengan siswa.
Metode atau pendekatan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan dan
konseling, antara lain: a) metode survei, b) metode observasi, c) metode eksperimental,
dan d) metode studi kasus. ((Anas, 2010: 217-224) dalam Zainal, 2012: 58)

2.5. Tujuan pelaksanaan evaluasi program bimbingan konseling

9
Secara umum penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling bertujuan untu:

1. Mengetahui program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah


memanfaatkan bimbingan dan konseling
2. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan prografm
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

Secara operasional, penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan


konseling ditujukan untuk:

1. Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling


2. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari layanan bimbingan dan konseling
3. Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau perlu
diadakan perbaikan dan pengembangan
4. Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang
keberhasilan pelaksanaan program bmbingan dan konseling
5. Memperoleh gambaran sampai sejauh mana peranan masyarakat terhadap
pelaksanaan program bimbingan dan konseling
6. Mengethui sampai sejauh mana kontribusi program bimbingan dan konseling
terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, TIK dan TIU pada
khususnya
7. Mendapatkan informasi yang akurat dalam rangka perencanaan langkah-langkah
pengembangan program bimbingan dan konseling selanjutnya
8. Membatu mengembangkan kurikulum sekolah untuk kesesuaian dengan kebutuhan

2.6. Jenis-jenis Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling


Ada beberapa jenis evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah diantaranya sebagai berikut.
1. Evaluasi peserta didik (input)
Pemahaman terhadap peserta didik yang mendapatkan bimbingan dan konseling
sangatlah penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik ini perlu dilakukan sedini
mungkin titik evaluasi jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat peserta
didik diterima oleh sekolah bersangkutan titik adapun jenis data yang dikumpulkan dari
peserta didik dapat berupa kemampuan skolastik, bakat minat, kepribadian, prestasi
belajar, riwayat kependidikan, riwayat hidup, cita-cita pendidikan atau jabatan, hobi dan
penggunaan waktu luang, kebiasaan belajar, hubungan sosial, keadaan fisik dan kesehatan,
kesulitan-kesulitan yang dihadapi, serta minat terhadap mata pelajaran sekolah.
2. Evaluasi program

10
Jenis evaluasi program ini dilakukan untuk meningkatkan mutu program
bimbingan dan konseling di sekolah yang dapat dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan,
yaitu:
a) Layanan kepada peserta didik;
b) Layanan kepada guru atau konselor;
c) Layanan kepada kepala sekolah; dan
d) Layanan kepada orang tua klien atau masyarakat.

Kegiatan operasional dari masing-masing layanan hendaknya disusun dalam suatu


sistematika tertentu titik jenis apar awasi pelaksanaan program ini memerlukan alat-alat
atau instrumen evaluasi yang baik.

3. Evaluasi proses

Dalam evaluasi proses, yang dievaluasi adalah proses pelayanan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan titik evaluasi
proses ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas proses yang pada gilirannya
berfungsi meningkatkan kualitas proses bimbingan itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program, kita dituntut
untuk melakukan suatu proses pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang
diharapkan. di dalam proses pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah,
banyak faktor yang terlihat, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan. Hal
tersebut dapat diuraikan yakni:
a) Organisasi dan administrasi program bimbingan;
b) personal atau petugas pelaksana;
c) fasilitas dan kelengkapan;
d) kegiatan bimbingan;
e) partisipasi guru atau konselor;
f) anggaran pembiayaan; dan
g) evaluasi hasil.

Salah satu alasan bahwa evaluasi program dipandang sebagai alat berharga bagi
konselor, karena evaluasi dapat dianggap sebagai suatu jenis penelitian tindakan yang
dimaksudkan untuk memantau dan meningkatkan program atau layanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakan. Evaluasi dapat dilakukan pada skala yang lebih kecil,

11
dapat direncanakan dan diimplementasikan oleh para praktisi bimbingan dan konseling,
serta dapat digunakan untuk mengkomunikan dampak program dan pelayanan bimbingan
dan konseling terhadap pencapaian prestasi siswa dalam bidang akademik atau belajar,
pribadi dan sosial serta karir juga variabel penting lainnya, terutama perkembangan
kemandirian siswa.
Menurut pendapat lain, ada tiga jenis evaluasi yang diperlukan konselor untuk
menunjukkan bahwa pekerjaan mereka dalam kerangka program bimbingan dan konseling
komprehensif serta memberikan kontribusi untuk keberhasilan siswa secara keseluruhan
(Missouri Department of Elementary and Secondary Education, (2000) dalam Galang
(2019:46). Pertama, evaluasi personil, menggambarkan cara konselor disupervisi dan
dievaluasi. Kedua, evaluasi proses lazim disebut evaluasi program, review terhadap status
program kaitannya dengan standar program yang ditetapkan untuk memastikan sejauh
mana program dilaksanakan. Terakhir, ketiga adalah evaluasi hasil, berfokus pada dampak
kegiatan dan pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa, sekolah, dan masyarakat.

2.7. Model-Model Evaluasi dalam Bimbingan dan Konseling

Model evaluasi yang akan dibahas adalah sebagai berikut.

1. Model Evaluasi Berorientasi Tujuan (Goal Attainment)

Peserta dilatih untuk terampil mengevaluasi dengan satu model yang relatif mudah
untuk dilakukan di lapangan yaitu model berorientasi tujuan yang dikembangkan oleh
Ralph W Tyler. Ia memahami bahwa evaluasi sebagai sebuah proses yang cukup mudah
menentukan tujuan-tujuan program mana yang telah tercapai dan mana yang belum dapat
dicapai. Oleh karena evaluasi program bimbingan dan konseling berdasarkan pada standar
dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka untuk mengukur keberhasilannya
bisa membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang ditetapkan.
Madaus & Stufflebeam (1989) tahap-tahap evaluasi model berorientasi tujuan
secara umum:
1. Menentukan tujuan umum,
2. Mengklasifikasikan tujuan umum dan tujuan khusus (goal and objective),
3. Merumuskan tujuan dalam tingkah laku nyata,
4. Menemukan situasi di mana capaian target tersebut dapat ditunjukkan,
5. Mengembangkan atau memilih teknik-teknik pengukuran,

12
6. Mengumpulkan data performansi, dan
7. Membandingkan data performansi dengan tingkah laku yang telah ditentukan
dalam tujuan.
Kelebihan dari model evaluasi goal attainment merupakan model evaluasi yang
sederhana. Perkenaan evaluasi hanya pada aspek hasil saja membuat evaluasi lebih mudah
dipahami, diikuti dan diimplementasikan. Model evaluasi ini sudah disimulasikan selama
bertahun-tahun sehingga menghasilkan tindakan dan instrument yang sudah diperhalus.
Literature evaluasi berorientasi tujuan banyak, serta diisi dengan ide yang kreatif untuk
mengaplikasikan pendekatan ini.
Selain kelebihan yang dibahas diatas tedapat juga kekurangan dari model evaluasi
Goal Attainment, yakni sebagai berikut.
1) Mengabiakan aspek perencana dan proses pada proses pembelajaran
2) Banyak kekurangan standar penilaian yang penting untuk diobservasi
3) Ketidaksesuaian antara tingkat tujuan dan pelaksanaannya
4) Pembagian nilai tujuan pendekatan evaluasi itu sendiri
5) Membagikan alternatif-alternatif penting yang harus dipertimbangkan dalam
perencanaan program
6) Melakukan konteks yang memiliki wewenang evaluasi
7) Membagikan hasil penting lainnya yang ditutupi oleh tujuan (hasil yang
sengaja didapatkan dari kegiatan)
8) Membagikan fakta-fakta dari nilai program yang tidak dapat digambarkan
dengan tujuan itu sendiri.
2. Model Evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product)

Pelaksanaan model evaluasi CIPP banyak digunakan para evaluator karena


hasilnya lebih komprehensif dan efisien. CIPP adalah singkatan Context, Input, Process
dan Product. Stufflebeam merupakan tokoh ahli dalam evaluasi ini yang menekankan
pada tiga hal dalam model ini, pertama bahwa evaluasi merupakan proses sistematis yang
terus menerus. Kedua proses ini terdiri atas 3 langkah, yaitu (1) menyatakan pernyataan
yang menentukan jawaban dan informasi yang spesifik untuk di gali, (2) membangun data
yang relevan, dan (3) menyediakan informasi akhir (kesimpulan) yang menjadi bahan
pertimbangan mengmbil keputusan. Ketiga evaluasi memberikan dukungn pada proses
mengmbil keputusan dengan memilih salah satu alternatif pilihan dan melakukan tindak
lanjut atas keputusan tersebut.

13
1) Evaluasi konteks
Pendekatan konteks menekankan penilaian terhadap pengumpulan terhadap
informasi atau data yang berhubungan dengan suatu program secara keseluruhan, seperti
gambaran mengenai lingkungan serta komponenkomponen lain suatu program, termasuk
tujuan, kriteria keberhasilan, dan masukan lain yang direncanakan dalam mencapai
tujuannya.
2) Evaluasi Input
Pendekatan input diarahkan pada masukan-masukan yang direncanakan dalam
mencapai tujuan keberhasilan suatu program, biaya yang diperlukan, kuantitas dan kualitas
tenaga personel, fasilitas yang dibutuhkan dan waktu yang disediakan untuk mencapai
tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan, serta bagaimana interaksi berbagai
masukan/komponen dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi programnya.
3) Evaluasi proses
Evaluasi proses diarahkan pada pengumpulan data atau informasi mengenai
interaksi komponen-komponen masukan dalam suatu program. Terkadang komponen
masukan sangat lengkap baik dalam segi jumlah maupun urutannya, tetapi apabila
komponen-komponen itu tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan tidak terjalin
suatu interaksi dalam pencapaian tujuannya, maka tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya banyak tergantung pada proses pengelolaan komponen-komponen masukan.
4) Evaluasi produk
Untuk melihat hasil, tidak saja pada akhir kegiatan, tetapi juga pada saat kegiatan
berlangsung. Metode umum yang ditempuh (1) Merencanakan tujuan, (2) Mengukur
kriteria sehubungan dengan tujuan, (3) Membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria,
membuat interpretasi yang rasional atas hasil yang dicapai dengan berdasar pada seluruh
hasil penilaian.
Stufflebeam & Shinkfield (1985) dan Stufflebeam & Zhang (2017) dalam Galang
(2019:51-52) beberapa butir pokok yang harus diperhatikan dalam evaluasi CIPP, berikut:
a. Evaluasi dilakukan untuk keperluan pengambilan keputusan, oleh karena itu
harus memberikan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan.
b. Evaluasi merupakan proses yang berkesinambungan dan bagai gelang spiral
dan oleh karena itu harus dilakukan secara sistematis.
c. Proses evaluasi mencakup tiga langkah pokok, yakni (1) Menggambarkan, (2)
Memperoleh, dan (3) Memberikan. Langkah-langkah tersebut menjadi dasar
bagi metode evaluasi.

14
d. Tahap penggambaran dan memberikan informasi dalam proses evaluasi
merupakan aktivitas bak koin (uang logam) dan merupakan proses kolaborasi
antara evaluator dan pengambil keputusan.
3. Model Evaluasi Formative-Summative

Scriven mendefinisikan evaluasi sebagai proses mengumpulkan dan


mengkombinasikan data performance dengan seperangkat tujuan yang telah ditetapkan.
Definisi Scrinven ini, tidak hanya memberikan tekanan pada pencapaian hasil, akan tetapi
juga memberikan perhatian pada aspek proses.
Scriven (1991) mendefinisikan evaluasi formatif sebagai suatu evaluasi yang
biasanya dilakukan ketika suatu produk atau program tertentu dikembangkan dan biasanya
dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan. Dalam konteks
bimbingan dan konseling, evaluasi formatif dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pengumpulan data untuk menentukan keberhasilan atau menilai tentang kelebihan dan
kelemahan suatu program ketika program tersebut masih dalam tahap pengembangan
(proses kegiatan sedang berjalan). Kekuatan dan kelemahan yang teridentifikasi melalui
evaluasi formatif kemudian digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan
(revisi). Tujuan evaluasi formatif adalah untuk merevisi program layanan yang sedang
dikembangkan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan
menggunakan berbagai metode dan alat pengumpulan data tertentu.
Evaluasi sumatif digunakan untuk menilai kegunaan suatu objek. evaluasi ini
dilaksanakan setelah program berakhir. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengukur
ketercapaian program. Data yang diperoleh dari evaluasi sumatif sangat berguna bagi
pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan selanjutnya. Evaluasi sumatif
mengarah pada keputusan tentang kelanjutan program. Keputusan yang diambil didasarkan
pada hasil evaluasi untuk menentukan program dilanjutkan dengan perbaikan atau program
dihentikan.
Keunggulan dari model formative-summative evaluation ini adalah:
1. Evaluasi formatif digunakan untuk memperbaiki program selama program tersebut
sedang berjalan. Caranya dengan menyediakan balikan tentang seberapa bagus
program tersebut telah berlangsung. Melalui evaluasi formatif ini dapat dideteksi
adanya ketidakefisienan sehingga segera dilakukan revisi.
2. Evaluasi sumatif bertujuan mengukur efektivitas keseluruhan program yang
bertujuan untuk membuat keputusan tentang keberlangsungan program tersebut,

15
yaitu dihentikan atau dilanjutkan. Sedangkan kelemahannya adalah tidak terdapat
langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi, hanya
menekankan pada objek sasaran saja.
4. Model Evaluasi Responsive

Evaluasi responsive ditandai leh ciri- ciri penelitian kualitatif naturalistik. Evaluasi
responsive percaya bahwa evaluasi yang berarti yaitu mencari pengertian isu terhadap
sudut pandang orang yang terlibat, yang berminat, dan yang berkepentingan dalam
program. Data lebih banyak dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan
observasi daripada tes dan angket. Keberadaan data yang kualitatif ini membuat analisis
dan interpretasi data bersifat impresionistik. Bentuk laporan evaluasi adalah studi kasus
atau gambaran yang deskriptif . Fokus utama evaluasi responsive adalah menunjukan
perhatian dan isu peserta.
Menurut Stake (Kaufman, & Thomas, 2000) model ini dibagi atas tiga fase, yaitu:
antecedents (context) atau periode sebelum program dilaksanakan, transaction-processes
yaitu proses atau transaksi, dan keluaran atau hasil (output, outcomes). Masing-masing
keempat tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Antecedents (context) yaitu sebuah kondisi yang ada sebelum instruksi yang
mungkin berhubungan dengan hasil, contohnya: latar belakang guru, kurikulum
yang sesuai, ketersediaan sumber daya.
2. Transaction yaitu pertemuan dinamis yang merupakan proses instruksi (kegiatan,
proses, dll), contohnya: interaksi guru dan siswa, komponen partisipasi.
3. Outcomes yaitu efek dari pengalaman pembelajaran (pengamatan dan hasil tenaga
kerja), contohnya performance guru, peningkatan kinerja
Kelebihan pendekatan responsive adalah kepekaan terhadap berbagai titik pandang ,
dan kemampuanya mengakomodasi pendapat yang ambigu dan tidak fokus.
Keterbatasan pendekatan ini adalah keengganan terhadap membuat prioritas atau
penyederhanaan informasi untuk memegang keputusan dan kenyataan yang praktis tidak
mungkin menampung semua sudut pandang dari berbagai kelompok, pendekatan yang
dilakukan terlalu subjektif, terjadinya kemungkinan dalam meminimalkan pentingnya
instrumen pengumpulan data dan evaluasi kuantitatif, kemungkinan biaya yang terlalu
besar.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan suatu usaha
penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas
dasar data yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan
langkah-langkah perbaikan dan dan pengarahan staf. Evaluasi bertujuan untuk
mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling kemudian untuk mengetahui tingkat
efisiensi dan efektivitas srtategi pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang
telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Untuk itu evaluasi pelaksanaan
program bimbingan dan konseling harus sesuai prinsip, prosedur dan metode evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
3.2. Saran
Dari paparan materi diatas semoga dapat bermanfaat untuk pembaca meskipun jauh
dari kata sempurna. Kami sadar dalam makalah kami masih tedapat banyak
kekurangan, itulah mengapa kami membutuhkan saran dan kritik untuk membangun
kami supaya lebih bak lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi dan Tien Rafida. (2017).Pengantar Evaluasi Program Pendidikan.


Medan: Perdana Publishing. Tersedia di Google Books.

Suhertina. (2015). Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Pekanbaru:


CV mutiara pesisir sumatra. Tersedia di Google Books

Aqib, Zainal. (2012). Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: YRAMA
WIDYA.

Gumilang, Galang Surya. (2019). Pengembangan dan Evaluasi Program Layanan


Bimbingan dan Konseling (Teori & Praktik). Malang: CV Azizah Publishing.
Tersedia di Z-Library.

Hadiwinarto. (2019). Evaluasi Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: UNY Press.


Tersedia di Google Books.

Mashudi, Farid. (2018). Panduan Praktis Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan
Konseling. Yogyakarta: DIVA Press. Tersedia di Google Books.

Yuwono, Sudharno Dwi dan Asni. (2017). Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: UHAMKA. Tersedia di Z-Library.

Akhmad Muhaimin Azzef,Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,(Jl.Anggrek 126


Sembilegi,Maguwoharjo Depok,Sleman,Jogjakarta,2013)Hlm.9-10

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,


2005), Hlm 1-2.

https://spada.fip.unm.ac.id

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/j_consilia/article/download/16833/8480

https://www.kompasiana.com/ananda63023/5dc8ecf2d541df4f84154ba2/evaluasi-
bimbingan-konseling-evaluasi-yang-sesungguhnya

18

Anda mungkin juga menyukai