Anda di halaman 1dari 42

BAHAN AJAR

PENILAIAN PEMBELAJARAN PAI DAN


BUDI PEKERTI SMA/SMK

Oleh:
Dr. H. Mohamad Fauzan, M. Pd
NIP. 197201172002121003

PELATIHAN JARAK JAUH GURU PAI DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK


BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
TAHUN 2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .......................................................................... 2
C. Standar Kompetensi ..................................................................... 2
D. Indikator Keberhasilan................................................................... 2
BAB II PENILAIAN SIKAP......................................................................... 3
A. Pengertian Penilaian Sikap ............................................................ 3
B. Teknik Penilaian Sikap................................................................... 3
C. Perencanaan Penilaian Sikap ........................................................ 6
D. Pelaksanaan penilaian Sikap........................................................... 11
E. Pengolahan Hasil Penilaian Sikap.................................................. 11
F. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Sikap.................. 13
BAB III PENILAIAN PENGETAHUAN
A. Pengertian Penilaian Pengetahuan ……………………………… 14
B. Teknik Penilaian Pengetahuan …………………………………. 15
C. Perencanaan Penilaian Pengetahuan……………………………. 16
D. Pelaksanaan Penilaian Pengetahuan……………………………. 20
BAB IV PENILAIAN KETERAMPILAN
A. Pengertian Penialaian Kompetensi Keterampilan………………. 22
B. Teknik Penilaian Keterampilan…………………………………. 22
BAB V PENUTUP…………………………………………………………. 38
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..... 39

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab XVI pasal 57 ayat 1 disebutkan “Penilaian dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan pendididkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. Kemudian
dalam pasal 58 ayat 1 disebutkan “Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh
pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan. Berdasarkan pernyataan itu kegiatan Penilaian dalam
pembelajaran utamanya dilakukan dalam rangka mengambil keputusan tentang
penampilan siswa setelah belajar dan ketepatan strategi pembelajaran yang digunakan.
Oleh karena itu tujuan Penilaian dalam kegiatan belajar mengajar pada intinya, antara
lain adalah untuk: Umpan balik bagi siswa agar mengetahui kelemahan dan kelebihannya
serta hasil usahanya, umpan balik bagi guru agar mengetahui tingkat efektifitas dari
kegiatan pembelajaran yang dikelolanya, sebagi informasi bagi orang tua siswa sebagai
penanggungjawab sekolah dalam mengelola kegiatannya, dan memberikan penghargaan
dan motivasi kepada siswa agar meningkatkan usaha kerjanya.
Penilaian pembelajaran perlu dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan yang mencakup penilaian terhadap proses belajar dan penilaian
terhadap hasil belajar. Untuk mencapai tujuan penilaian pembelajaran itu dapat
dilakukan dengan berbagai cara yang muaranya adalah penilaian penampilan siswa
dalam prestasi akademik, tingkah laku, dan sikap.
Penilaian pembelajaran yang seharusnya dilakukan adalah Penilaian yang
berorientasi kompetensi, berkelanjutan, terus menerus, dengan alat ukur dan teknik yang
bervariasi, berbasis kinerja nyata siswa, mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Sehingga penguasaan dan ketercapaian kompetensi siswa seperti yang diamanatkan
dalam kurikulum benar-benar dapat terwujud.

1
B. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang pengertian penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan.

C. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat membuat instrumen penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta menerapkannya di dalam kelas.

D. Indikator Keberhasilan
1. Peserta dapat membuat penilaian penilaian sikap.
2. Peserta dapat membuat instrument penilaian pengetahuan
3. Peserta dapat membuat instrumen penilaian keterampilan

2
BAB II
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP

A. Pengertian Penilaian Sikap


Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku spiritual
dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas
sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui
capaian/perkembangan sikap peserta didik dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku peserta
didik sesuai butir-butir nilai sikap dari KI-1 dan KI-2
B. Teknik Penilaian
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik lainnya yang relevan,
Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau
buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Teknik penilaian lain yang dapat digunakan
adalah penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman
dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang
hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik.
1. Observasi
Penerapan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan lembar observasi. Lembar
observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pendidik untuk memudahkan
dalam membuat laporan hasil pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang berkaitan
dengan sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap yang diamati adalah sikap yang tercantum
dalam indikator pencapaian kompetensi pada KD untuk mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti (PABP) dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn). Pada mata pelajaran selain PABP dan PPKn, sikap yang diamati tercantum pada
KI-1 dan KI-2.
Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat berupa lembar
observasi tertutup dan lembar observasi terbuka.
a. Lembar observasi tertutup Ketika menggunakan lembar observasi terbuka, pendidik
menentukan secara sistematis butir-butir perilaku yang akan diobservasi beserta
indikator-indikatornya.

3
b. Lembar observasi terbuka Ketika menggunakan lembar observasi terbuka, pendidik
tidak mempersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi karena
pendidik tidak memfokuskan observasi pada butir-butir perilaku tertentu. Dalam
melakukan observasi pendidik tidak menggunakan instrumen baku melainkan hanya
ramburambu observasi.
Jurnal biasanya digunakan untuk mencatat perilaku peserta didik yang “ekstrim.”
Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh pendidik,
walikelas, dan guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang
diterima dari berbagai sumber.
Pengamatan dengan jurnal mencatat perilaku peserta didik yang muncul secara alami
selama satu semester. Perilaku peserta didik yang dicatat di dalam jurnal pada
dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan
dengan butir sikap yang terdapat dalam aspek sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap
catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi denganwaktu teramatinya perilaku
tersebut, serta perlu dicantumkan tanda tangan peserta didik.
Apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika
pada kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap
(menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di
dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah (menuju atau
konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Dengan demikian, yang dicatat dalam jurnal
tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik, tapi juga setiap perkembangan
menuju sikap yang diharapkan. Berdasarkan jurnal tersebutpendidik membuat
deskripsi penilaian sikap peserta didik dalam kurun waktu satu semester.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:
1) Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru mata
pelajaran, dan guru BK selama periode satu semester.
2) Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjadi
tanggungjawabnya.
Bagi guru mata pelajaran, 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas yang
diajarnya.

4
Bagi guru BK, 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas di bawah bimbingannya.
3) Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat dicatat dalam 1
(satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.
4) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang
menunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami (peserta
didik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam jurnal).
5) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut tidak
terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendakditanamkan melalui
pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam
RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang ditumbuhkan dalam semester
itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya
secara alami.
6) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan) sikap
peserta didik segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperoleh
informasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat baik/ kurang baik
yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
7) Apabila peserta didik tertentu PERNAH menunjukkan sikap kurang baik, ketika
yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan),
sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal.
8) Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas perkembangan
sikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan menyerahkan ringkasan
tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut.
2. Penilaian Diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri
(peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam
berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data
konfirmasi perkembangan sikap peserta didik. Selain itu penilaian diri peserta didik
juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai keju- juran dan meningkatkan
kemampuan refleksi atau mawas diri. Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar
penilaian diri yang berisi BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG
DIHARAPKAN dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu

5
lembar penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial
sekaligus. Hasil penilaian diri perlu ditindak lanjuti oleh pendidik dengan melakukan
fasilitasi terhadap peserta didik yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan.
3. Penilaian Antar Teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang
peserta didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain terkait dengan sikap/perilaku
peserta didik yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antar teman
dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian antar teman juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, dan
saling menghargai. Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang
berisi BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN
dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri
dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.buhkan
beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai. Hasil
penilaian antar teman perlu ditindak lanjuti oleh pendidik dengan memberikan
bantuan fasilitasi terhadap peserta didik yang belum menunjukkan sikap yang
diharapkan.
C. Perencanaan Penilaian
1. Mata pelajaran Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn
Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi inti dan
kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 hanya ada pada mata
pelajaran PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak
dikembangkan KD. Penilaian sikap pada mapel PABP dan PPKn akan diturunkan
dari KD pada KI-1 dan KI-2, yang kemudian dirumuskan indikatornya. Indikator
sikap ini diamati dan dicatat pada jurnal seperti pada mata pelajaran lainnya.
Nilai-nilai yang akan diobservasi terkait dengan KD dan indikator yang
dikembangkan di mapel PABP dan PPKn. Selanjutnya pendidik menentukan teknik
penilaian sikap, yaitu terutama teknik observasi. Teknik penilaian diri dan penilaian
antar teman juga dapat dipilih. Penentuan teknik penilaian harus diikuti dengan
mempersiapkan instrumen penilaian.

6
Prosedur dalam melakukan penilain sikap spiritual dan sosial pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PABP dan PPKn) memerlukan indikator pencapaian kompetensi yang didasarkan
pada kompetensi dasar (KD) dari KI-1 dan KI-2. Untuk menyusun indikator
pencapaian kompetensi pada KD dari KI-1 dan KI2 diperlukan analisis kompetensi
dan analisis substansi bahan ajar. Dalam melakukan analisis kompetensi digunakan
kata kerja operasional untuk aspek sikap.
Berikut ini contoh kata kerja operasional untuk aspek penilaian sikap spiritual dan
sosial pada mata pelajaran PABP dan PPKn.
A1. A2. A3. A4. (Mengelola) A5.
(Menerima) (Menanggapi) (Menilai) (Menghayati)
Memilih Menjawab Mengasums Menganut Mengubah
Mempertanyak Membantu i Mengubah perilaku
an Mengajukan Kan Menata Berakhlak
Mengikuti Mengompromik Meyakini Mengklasifikasik Mulia
Memberi an Melengkapi an Mempengaru
Menganut Menyenangi Meyakinka Mengombinasika hi
Mematuhi Menyambut n n Mendengarka
Meminati Mendukung Memperjela Mepertahanakan n
Menyutujui s Membangung Mengkualifik
Menampilkan Mempraka Membentuk asi
Melaorkan sai pendapat Melayani
Memilih Mengimani Memadukan Menunjukkan
Mengatakan Mengundan Mengelola Membuktikan
Memilah g Menegosiasi Memecahkan
Menolak Menggabun Merembuk
g
kan
Mengusulk
an
Menekanka

7
n
Menyambu
ng

2. Mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn


Penilaian sikap pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti
(PABP) dan PPKn tetaplah harus melalui perencanaan. Perencanaan diawali
dengan mengidentifikasi sikap yang ada pada KI-1 dan KI-2 serta sikap yang
diharapkan oleh sekolah yang tercantum dalam KTSP. Sikap yang dinilai oleh
guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn adalah sikap spiritual dan sikap sosial
yang muncul secara alami selama pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
Berikut ini contoh sikap spiritual yang dapat digunakan dan dinilai pada semua
mata pelajaran: a) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
b) menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;
c) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan;
d) bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
e) mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri;
f ) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu;
g) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau berusaha;
h) memelihara hubungan baik sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
i) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia;
j) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai agamanya.
Berikut adalah contoh indikator sikap sosial untuk semua mata pelajaran:
a) Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, misalnya:
• tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan;
• tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber); • mengungkapkan perasaan apa adanya;
• menyerahkan barang yang ditemukan kepada yang berwenang;
• membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya;

8
• mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
b) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
padaberbagai ketentuan dan peraturan, misalnya:
• datang tepat waktu;
•patuh pada tata tertib atau aturan bersama/sekolah;
• mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan,
mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar.
c) Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa,misalnya:
• melaksanakan tugas individu dengan baik;
• menerima resiko dari tindakan yang dilakukan;
• tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat;
• mengembalikan barang yang dipinjam;
• mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan;
• menepati janji;
• tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan karena tindakan dirinya
sendiri;
• melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
d) Santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasamaupun
bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap
baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan
waktu yang lain, misalnya:
• menghormati orang yang lebih tua;
• tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur;
• tidak meludah di sembarang tempat;
• tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat;
• mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain;
• bersikap 3S (salam, senyum, sapa);

9
• meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggu-nakan
barang milik orang lain;
• memperlakukan orang lain seperti diri sendiri ingin diperlakukan
e) Percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri
untukmelakukan kegiatan atau tindakan, misalnya:
• berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu;
• mampu membuat keputusan dengan cepat;
• tidak mudah putus asa;
• tidak canggung dalam bertindak;
• berani presentasi di depan kelas;
• berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
f) Peduli, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
danmemperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan),
misalnya:
• Membantu orang yang memerlukan
• Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain
• Melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang-orang yang me-merlukan
• Memelihara lingkungan sekolah
• Membuang sampah pada tempatnya
• Mematikan kran air yang mengucurkan air
• Mematikan lampu yang tidak digunakan
• Tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah
Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai keperluan satuan
pendidikan. Indikator-indikator tersebut dapat berlaku untuk semua mata
pelajaran.
Guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn dapat memilih teknik penilaian
observasi, tetapi juga dapat memilih teknik penilaian diri maupun penilaian antar
teman. Penggunaan penilaian diri dan penilaian antar teman dapat digunakan
minimal satu kali dalam satu semester. Penentuan teknik penilaian sikap harus
diikuti dengan penentuan instrumen penilaian. Pendidik dapat memilih jurnal
sebagai instrumen penilaian atau instrumen lain yang relevan.

10
D. Pelaksanaan Penilaian
Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada
jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan
wali kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran).
Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu semester.
Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun diluar jam pembelajaran
dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru
BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap spiritual dan sosial, serta mencatat
perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah
perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku peserta didik.
Sebagaimana disebutkan pada uraian terdahulu, apabila seorang peserta didik pernah
memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika pada kesempatan lain peserta didik tersebut
telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau
indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta
didik tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Dengan
demikian, untuk peserta didik yang punya catatan kurang baik, yang dicatat dalam jurnal
tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik saja, tetapi juga setiap
perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan.
Sikap dan perilaku peserta didik yang teramati oleh pendidik ini dan tercacat dalam
jurnal, akan lebih baik jika dikomunikasikan kepada peserta didik yang bersangkutan dan
kepadanya diminta untuk paraf di jurnal, sebagai bentuk “pengakuan” sekaligus
merupakan upaya agar peserta didik yang bersangkutan segera menyadari sikap dan
perilakunya serta berusaha untuk menjadi lebih baik.
E. Pengolahan Hasil Penilaian
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu
semester:
1) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing mengelompokkan
(menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang dibuatnya kedalam sikap spiritual
dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai).

11
2) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing membuat rumusan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal
untuk setiap peserta didik.
3) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru
BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru
mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas
menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap
peserta didik.
4) Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.
Berikut adalah rambu-rambu rumusan predikat dan deskripsi perkembangan sikap selama
satu semester:
a) Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan
kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ...
tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namunmasih perlu bimbingan dalam
hal ...
b) Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap/perilaku peserta didik yang sangat
baik dan/atau baik dan yang mulai/sedang berkembang.
c) Deskripsi sikap spiritual “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran PABP,
sedangkan deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat.
d) Deskripsi sikap sosial “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran PPKn, sedangkan
deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat.
e) Predikat dalam penilaian sikap bersifat kualitatif, yakni: Sangat Baik, Baik, Cukup,
dan Kurang.
f) Predikat tersebut ditentukan berdasarkan judgement isi deskripsi oleh pendidik.
g) Apabila peserta didik memiliki kecenderungan sikap sangat baik pada sebagian besar
mata pelajaran, maka dapat diasumsikan predikat peserta didik tersebut SANGAT
BAIK. h) Apabila peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap peserta
didik tersebut dapat diasumsikan BAIK.
i) Dengan ketentuan bahwa sikap dikembangkan selama satu semester, deskripsi
nilai/perkembangan sikap peserta didik didasarkan pada sikap peserta didik pada masa
akhir semester. Oleh karena itu, sebelum deskripsi sikap akhir semester dirumuskan,

12
guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas harus memeriksa jurnal secara
keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah telah ada catatan yang
menunjukkan bahwa sikap peserta didik tersebut telah menjadi sangat baik, baik, atau
mulai berkembang.
j) Apabila peserta didik memiliki catatan sikap KURANG baik dalam jurnal dan peserta
didik tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi sikap
peserta didik tersebut dirapatkan dalam rapat dewan guru pada akhir semester. Rapat
dewan guru menentukan kesepakatan tentang predikat dan deskripsi sikap KURANG
yang harus dituliskan, dan juga kesepakatan tindak lanjut pembinaan peserta didik
tersebut. Tindak lanjut pembinaan sikap KURANG pada peserta didik sangat
bergantung pada kondisi sekolah, guru dan keterlibatan orang tua/wali murid.

F. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian


Perilaku sikap spiritual dan sosial yang teramati dan tercatat dalam jurnal guru, wali
kelas maupun guru BK harus menjadi dasar untuk tindak lanjut oleh pihak sekolah. Bila
perilaku sikap yang kurang termasuk dalam sikap spiritual maupun sikap sosial, tindak
lanjut berupa pembinaan terhadap peserta didik dapat dilakukan oleh semua pendidik di
sekolah.
Hasil penilaian sikap sebaiknya segera ditindak lanjuti, baik saat pembelajaran maupun
setelah pembelajaran. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi bentuk penguatan bagi
peserta didik yang telah menunjukkan sikap baik, dan dapat memotivasi peserta didik
untuk memperbaiki sikap yang kurang baik.

13
BAB III
PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

A. Pengertian Penilaian Pengetahuan


Dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah dinyatakan secara eksplisit bahwa capaian pembelajaran (learning outcome)
ranah pengetahuan mengikuti Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Lorin Anderson
dan David Krathwohl (2001). Di sini ranah pengetahuan merupakan kombinasi dimensi
pengetahuan yang diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dengan dimensi proses kognitif yang tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat
(remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis
(analyzing), menilai (evaluating), dan mengkreasi (creating).
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan penilaian pengetahuan dalam
panduan ini adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses
dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses
kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif.
Dimensi pengetahuan yang dinilai beserta contohnya tampak dalam Tabel 3.11 ini
(Anderson, et.al., 2001).

Jenis dan Sub Jenis Contoh


A. PENGETAHUAN FAKTUAL: Elemen-elemen dasar yang harus diketahui
peserta didik untuk mempelajari suatu ilmu atau menyelesaikan masalah di dalamnya
1. Pengetahuan tentang terminologi Kosakata teknis, simbol-simbol legenda
2. Pengetahuan tentang detail elemen yang peta, sumber daya alam pokok, sumber-
spesifik sumber informasi yang reliabel
B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL: Hubungan-hubungan antarelemen dalam
struktur besar yang memungkinkan elemennya berfungsi secara bersama-sama
1.Pengetahuan tentang klasifikasi dan Bentuk-bentuk badan usaha, perode
kategori waktu gelogi
2 Pengetahuan tentang prinsip dan Rumus Pythagoras, hukum permintaan
generalisasi dan penawaran
3. Pengetahan tentang teori, model dan Teori evolusi, struktur pemerintahn desa
struktur
C. PENGETAHUAN PROSEDURAL: Pengetahuan tentang bagaimana (cara)
melakukan sesuatu, mempraktekkan metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria
untuk menggunakan keterampilan, algoritma, teknik, dan metode
1. Pengetahua tentang keterampilan Keterampilan melukis dengan cat air,
bidang tertentu dan algoritme algortima pembagian seluruh bilangan
2. Pengetahuan tentang tekni dan Teknik wawancara, enerapan metode
metode dalam bidang terentu ilmiah dalam pembelajaran
3. Pengtahuan tentang kriteria untuk Krtiteria untuk menetukan kapan harus
menentukan kapan harus menerapkan prosedur hukum newton

14
menggunakan prosedur yan tepat kriteria yang digunakan untuk menilai
fisibiltas metode.
D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF
Metakognitif merupakan kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar,
kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati
tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk
mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri (Flavel,1979).
Sementara menurut Matlin (1994), metakognitif adalah “knowledge and awareness
about cognitive processes – or our thought about thinking”. Jadi metakognitif adalah
suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita bekerja serta
bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk keperluan
efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas
metakognitif dapat diistilahkan sebagai “thinking about thinking”. Pengetahuan
metakognitif meliputi pengetahuan strategik, pengetahuan tugas-tugas berpikir
(kognitif) dan pengetahuan pribadi

1 .Pengetahuan strategis Pengetahuan tentang skema sebagai alat


untuk mengetahui strktur suatu pokok
bahasan dalam buku teks, pengetahuan
tentang penggnaan metode penemuan
atau pemecahan masalah

2. Pengetahan tentang tugas-tugas Pegetahuan tentang macam-macam tes


Kognitif yang dibuat pendidik, pengetahuan
tentang beragam tugas kognitif

Pengetahuan tentang diri (sendiri ) kuat


3. Pengetahuan diri dalam mengkritisi esei tapi lemah dalam
hal menulis esei, kesadaran tentang
tingkat pengetahuan yang dimilki diri
(sendiri)

B. Teknik Penilaian
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat memilih teknik
penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar, indikator, atau tujuan
pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu yang akan dilakukan dalam proses penilaian
perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya disajikan secara tertulis berupa pilihan
ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan
atau disiapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
1) Memeriksa kompetensi dasar dan indikatornya

15
KD dan indikator biasanya sudah dicantumkan dalam RPP. Indikator untuk KD tertentu
sebaiknya ditingkatkan, dalam arti menetapkan kata kerja operasional yang lebih tinggi
daripada yang dirumuskan dalam KD. Misalnya jika kata kerja operasional KD sebatas
memahami, maka pendidik dapat menetapkan indikator sampai menganalisis atau
mengevaluasi. Tentu saja tidak semua KD dapat dan perlu ditingkatkan.
2) Menetapkan tujuan penilaian
Menetapkan tujuan penilaian apakah untuk keperluan mengetahui capaian pembelajaran
ataukah untuk memperbaiki proses pembelajaran, atau untuk kedua-duanya. Tujuan
penilaian harian berbeda dengan tujuan penilaian tengah semester (PTS), dan tujuan
untuk penilaian akhir semester (PAS). Sementara penilaian harian biasanya
diselenggarakan untuk mengetahui capaian pembelajaran atau untuk memperbaiki proses
pembelajaran (formatif), PTS dan PAS umumnya untuk mengetahui capaian
pembelajaran (sumatif).
3) Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang akan ditulis yang
meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan
jumlah soal. Kisi-kisi disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili apa yang
seharusnya diukur secara proporsional. Pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif dengan kecakapan berfikir tingkat rendah hingga tinggi akan terwakili
secara memadai.
4) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal
5) Menyusun pedoman penskoran Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan
jawaban singkat disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/model
jawaban dan rubrik.

b. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pendidik secara lisan dan
peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Selain bertujuan mengecek penguasaan pengetahuan peserta didik
(assessment of learning), tes lisan terutama digunakan untuk perbaikan pembelajaran
(asessment for learning). Tes lisan juga dapat menumbuhkan sikap berani berpendapat,
percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Tes lisan juga dapat
digunakan untuk melihat ketertarikan peserta didik terhadap materi yang diajarkan dan
motivasi peserta didik dalam belajar (assessment as learning).

c. Penugasan Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
dan/atau memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.
Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran
(assessment of learning). Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment for learning).

C. Perencanaan Penilaian

16
Salah satu langkah penting dalam melakukan penilaian pengetahuan adalah perencanaan.
Perencanaan dilakukan agar tujuan penilaian yang akan dilakukan menjadi jelas.
Perencanaan penilaian juga akan memberikan gambaran dan desain operasional terkait
tujuan, bentuk, teknik, frekuensi, pemanfaatan dan tindak lanjut penilaian.
Perencanaan dilakukan untuk menetapkan tujuan penilaian dan KD tertentu akan dinilai
menggunakan bentuk apa, teknik apa, berapa frekuensinya, untuk apa pemanfaatannya, serta
bagaimana tindak lanjutnya. Perencanaan penilaian tersebut harus dilaksanakan secara
sistematis agar tujuan dapat tercapai. Perancangan strategi penilaian dilakukan pada saat
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus. Berikut ini
adalah langkah-langkah penting dalam perencanaan penilaian.

a. Menetapkan tujuan penilaian


Tujuan penilaian ditetapkan dengan mengacu pada RPP yang telah disusun. Misalnya
saja sebuah penilaian dimaksudkan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta
didik pada KD 3.7 dari KI-3 pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Maka langkah
penetapan tujuan penilaiannya adalah sebagai berikut:
• Bunyi KD 3.7 adalah:
Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks
deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan
deskripsi orang, binatang, dan benda, sangat pendek dan sederhana, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
• Tujuan pembelajaran yang tertulis dalam RPP adalah:
1). Peserta didik dapat mengidentifikasi fungsi sosial teks deskriptif tulis dengan
memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang.
2) Peserta didik dapat mengidentifikasi struktur teks deskriptif tulis dengan memberi
dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang.
3) Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur kebahasaan teks deskriptif tulis dengan
memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang. Berdasarkan tujuan
pembelajaran yang terdapat dalam RPP tersebut dapat ditetapkan tujuan
penilaiannya, yakni mengukur penguasaan peserta didik dalam mengidentifikasi
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan
tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang, sangat
pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP tersebut dapat ditetapkan tujuan
penilaiannya, yakni mengukur penguasaan peserta didik dalam mengidentifikasi fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan
memberi dan meminta informasi terkait dengan deskripsi orang, sangat pendek dan
sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya.

b. Menentukan Bentuk Penilaian. Langkah selanjutnya adalah menetapkan bentuk


penilaian. Dalam contoh ini, tujuan penilaian ditetapkan berdasarkan tujuan pembelajaran
yang terdapat dalam RPP, oleh karena itu, bentuk penilaian yang dipilih adalah ulangan.
Selain ulangan, bentuk penilaian lain yang dapat dipilih oleh pendidik adalah pengamatan,

17
penugasan, dan atau bentuk lain yang diperlukan. Pemilihan bentuk penilaian sepenuhnya
diserahkan kepada pendidik dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan KD yang
akan dinilai.
c. Memilih Teknik Penilaian Setelah bentuk penilaian ditetapkan, langkah selanjutnya
adalah memilih teknik yang akan digunakan. Untuk mengukur penguasaan kompetensi
pengetahuan pendidik dapat menggunakan teknik tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai
dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian pengetahuan yang bisa digunakan dalam
penilaian pengetahuan disajikan dalam Tabel 3.13.

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan


Tes Tertulis Benar-Salah, menjodohkan,
Mengetahui penguasaan
pilihan ganda,
pengetahuan peserta didik
sian/melengkapi, uraianuntuk perbaikan proses
pembelajaran dan/atau
pengambilan nilai.
Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman
peserta didik untuk
perbaikan proses
pembelajaran
Penugasan Tugas yang dilakukan Memfasilitasi
secara individu maupun pengenguasaan
kelompok pengetahuan (bila
diberikan selama proses
pembelajaran) atau
megetahui penguasaan
pengetahuan (bila
diberikan pada akhir
pembelajaran)

d. Menyusun kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang akan ditulis
yang meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan
jumlah soal. Kisi-kisi disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili apa yang
seharusnya diukur secara proporsional. Pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dengan kecakapan berfikir tingkat rendah hingga tinggi akan terwakili secara memadai.
e. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
f. Menyusun pedoman penskoran. Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan
jawaban singkat disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/kriteria
jawaban.
Berikut ini diberikan contoh kisi-kisi (Tabel 3.14), soal dan pedoman penskorannya
(Tabel 3.15) untuk mata pelajaran PPKn Kelas VII Semester I.
Tabel 3.14. Contoh Kisi-Kisi Tes Tertulis
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Jumlah

18
Soal Soal Soal
1 KD Pengetahuan BPUPKI Peserta didik Uraian 1
memahami sejarah dan dapat
semangat komitmen para menjelaskan
pendiri negara dalam latar
merumuskan Pancasila belakang
sebagai dasar negara pembentukan
BPUPKI
2
2
2
1
3.2… PG

Contoh butir soal: Tuliskan 3 (tiga) alasan Jepang mengijinkan pembentukan BPUPKI!
Tabel 3.15. Contoh Pedoman Penskoran Soal Uraian

No. Soal Kunci Jawaban Skor


1 Jepang mengalami kekalahan perang di wilayah Asia Pasifik. 1
Pembentukan BPUPKI diperbolehkan dengan tujuan rakyat 2
Indonesia membantu Jepang dalam perang dunia ke-2.
Desakan kaum pergerakan Indonesia untuk mempersiapkan 1
kemerdekaan Indonesia
Skor Maksimum 4
2 ……………………………………………………………………
.
Skor Maksimum
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
Skor Maksimum
Total Skor Maksimum

total skor perolehan


Nilai= x 1000
total skor maksimum

Berikut ini contoh kisi-kisi tugas (Tabel 3.16), contoh tugas, dan contoh pedoman
penskorannya (Tabel 3.17) untuk mengukur pencapaian pengetahuan pada mata pelajaran
IPS Kelas VII Semester I.

Tabel 3.16. Contoh Kisi-Kisi Tugas

19
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik
Penilaian
1 KD Pengetahuan Bencana Alam Peserta diik Penugasan
Memahami pengertian dapat
dinamika interaksi mengidentifikasi
manusia dengan jenis bencana
lingkungan alam, sosial, alam yang
budaya, dan ekonomi. terjadi di daerah
tertentu dan
menjelaskan
cara
pencegahanya
secara rinci

Contoh tugas: Tuliskan bencana alam yang sering terjadi di daerah perbukitan dan
bagaimana cara-cara pencegahannya secara rinci!

Tabel 3.17. Contoh Pedoman Penskoran Tugas

No. Aspek yang dinilai Skor


1 Menjelaskan secara rinci jenis bencana alam yang akan 0-2
terjadi
2 Menjelaskan secara tepat sebab-sebab terjadinya bencana 0-3
alam
3 Menjelaskan cara pencegahannya dengan tepat 0-3
4 Keruntutan Bahasa 0-2
Skor Maksimum 10

Contoh tugas di atas dapat dimodifikasi menjadi tugas untuk memfasilitasi peserta didik
memperoleh pengetahuan, misalnya menjadi:
Cari informasi di internet, buku siswa, dan buku referensi yang relevan di perpustakaan
mengenai bencana alam yang sering terjadi di daerah perbukitan dan bagaimana cara-cara
pencegahannya. Tulis macam-macam bencana alam dan cara-cara pencegahannya tersebut
dengan singkat dan sajikan pada pertemuan selanjutnya. Kalian dapat bekerja dalam
kelompok yang beranggotakan 3 (tiga) sampai 4 (empat) orang siswa.

D. Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi atas perencanaan dan penyusunan instrumen
penilaian. Waktu dan frekuensi pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan pemetaan dan
perencanaan yang dilakukan oleh pendidik sebagaimana yang tercantum dalam program
semester dan program tahunan. Berdasarkan bentuknya, pelaksanaan penilaian terdiri dari
pelaksanaan penilaian harian (PH) dan penilaian tengah semester (PTS). Penilaian harian
20
dilaksanakan setelah serangkaian kegiatan pembelajaran berlangsung sebagaimana yang
direncanakan dalam RPP. Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah
kegiatan pembelajaran berlangsung 8-9 minggu. Cakupan PTS meliputi seluruh KD pada
periode tersebut.
Frekuensi penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik ditentukan berdasarkan hasil
pemetaan penilaian dan selanjutnya dicantumkan dalam program tahunan dan program
semester. Penentuan frekuensi penilaian tersebut didasarkan pada analisis KD. KD-KD
“gemuk” dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan KD-KD “kurus” dapat disatukan
untuk sekali penilaian atau diujikan bersama. Dengan demikian frekuensi dalam penilaian
atau ulangan dalam satu semester dapat bervariasi tergantung pada tuntutan KD dan hasil
pemetaan oleh pendidik.

21
BAB IV
PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

A. Pengertian Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakuakan untuk mengukur
kompetensi keterampilan. Pada penilaian aspek keterampilan dapat dilaksanakan dengan
teknik penilaian kinerja, penilaian produk, penilaian proyek dan penilaian portofolio.
B. Teknik Penilaian Keterampilan
1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan
siswa dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu dalam penilaian kinerja diperlukan
instrument berupa lembar pengamatan atau lembar observasi. Penilaian kinerja berguna
untuk mengukur keterampilan siswa melakukan kinerja tertentu. Contoh kinerja yang dapat
diamati antara lain: bermain peran, memainkan alat music, bernyanyi, membaca
puisi/deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat.
Beberapa hal berikut ini adalah hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan
penilaian kinerja (Pedoman Penilaian Kelas, 2004: 15-16)
1. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan agar dilakukan siswa untuk menunjukkan
kinerja suatu kompetensi.
2. Ketepatan dan kelengkapan aspek yang akan dinilai dalam suatu kinerja.
3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
4. Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati.
5. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
Penilaian kinerja dapat dilakukan melalui: (1) penilaian tertulis (paper and pencil),
(2) identifikasi, (3) simulasi dan (4) memberi contoh kerja (work sample). Dalam kegiatan
penilaian kinerja, pengamatan dilakukan pada saat terjadi proses kinerja.
1. Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran
Disini akan diberikan contoh penilaian kinerja pada mata pelajaran matematika.
Mengingat bahwa kemampuan kinerja dalam matematika tak dapat dipisahkan dari
kemampuan kognitifnya (dalam hal ini pemahaman konsep dan penalarannya) maka
uraian tugas pada instrument penilaian kinerja terintegrasi dengan instrument yang
digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif.

22
Berdasarkan rumusan kompetensi dasar pada lampiran permendiknas no 22/2006
tentang standar isi mata pelajaran matematika, maka kegiatan kinerja matematika di
SMP tidak sebanyak di SD, sedang di SMA sudah tidak ada lagi. Beberapa kegiatan
berikut ini adalah contoh dari kegiatan kinerja yang dapat diamati selama siswa belajar
matematika di SMP/MTs.
Kelas KEGIATAN
Kelas VII Melukis Sudut
Membagi Sudut
Melukis Segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat, garis sumbu
Kelas VIII Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
Membuat jarring-jaring kubus, balok, prisma dan limas

Instrumen penilaian kinerja kemampuan matematika dapat terdiri dari lembar


pengamatan saja (misalnya dalam kegiatan menggambar dan member nama sudut ,
membagi sudut yang telah diketahui menjadi dua sama besar) atau kombinasi penilaian
tertulis dan pengamatan (misalnya dalam kegiatan menggambar benda yang disebutkan
sifat-sifatnya). Pada lembar pengamatan proses kinerja, selain itu juga dicantumkan cara
penilaian atau pedoman penyekoran. Instrument penilaian kinerja dapat terdiri dari
lembar pengamatan (observasi) dengan daftar cek (chek list) dan dengan skala rentang
(rating scale).
2. Contoh Instrumen Penilaian Kinerja

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Memahami hubungan garis dengan garis, Melukis sudut
garis dengan sudut, sudut dengan sudut,
serta menentukan ukurannya

Uraian Tugas:
 Tugas ini dikerjakan secara individu
 Lukislah sudut 450 dan 600 dengan penggaris dan jangka.
Format Penilaian Kinerja
Mata Pelajaran/Kelas : Mataematika / VII
Kompetensi Dasar : Melukis Sudut
Indikator Pencapaian Kompetensi : Melukis sudut-sudut istimewa

Contoh: Format Penilaian Kinerja dengan Skala Rentang (rating scale)


N Nama Aspek yang dinilai Kriteria Penyekoran
Siswa
O Cara Cara Kecermatan Kebena Skor Nilai  Skor 4 = tanpa

23
memeg melukis melukis ran yang kesalahan
ang alat sudut hasil dicapai  Skor 3 = ada sedikit
lukisan kesalahan
 Skor 2 = ada banyak
kesalahan
 Skor 1 = tidak
melakukan
 Skor maksimal = 16
 Skor minimal = 4
 Jumlah skor dapat
ditransfer ke nilai
dengan skala 0
s.d.100
 Contoh : Dewi =
14 : 16 x 100 = 87,5
1 Dewi 4 4 3 3 14 87,5

2. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk.
Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk
teknologi dan seni, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),
barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastic, dan logam. Produk yang dibuat adalah
benda-benda yang bermanfaat bagi diri siswa atau bagi lingkungan siswa.
Penilaian produk tidak hanya dilakukan terhadap hasil akhir produk, tetapi juga proses
membuat produk. Pada Pedoman Penilaian Kelas (2004: 27) dinyatakan bahwa
pengembangan produk meliputi tiga tahap dan setiap tahap perlu dilakukan penilaian.
Tahap 1: persiapan
Penilaian pada tahap persiapan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan dan mendesain produk.
Tahap 2 : proses penilaian produk
Penilaian pada tahap pembuatan produk meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan teknik.
Tahap 3: penilaian (appraisal) produk
Penilaian (appraisal) produk meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam membuat
produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan menggunakan bahan, alat dan
teknik.

24
Produk dinilai secara holistic dan analitik. Penilaian dengan cara holistik didasarkan pada
kesan keseluruhan dari produk. Penilaian biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
Penilaian dengan cara analaitik didasarkan pada aspek-aspek yang biasanya dilakukan
terhadap semua criteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan produk.
a. Contoh Penilaian Produk dalam Matematika
Sesuai dengan karakteristik materinya, maka tujuan belajar matematika secara langsung
dan tidak langsung adalah melatih pola pikir yang sistematis. Logis, runtut selain juga
sikap yang konsisten, disiplin dan jujur. Oleh karena itu mempelajari keterampilan
membuat suatu produk bukan menjadi bagian dalam belajar matematika. Walaupun
demikian, ada kemampuan yang dipelajari dalam belajar matematika yang dapat
membekali siswa mampu menghasilkan produk yang berguna dalam kehidupan. Sebagai
contoh, kemampuan dalam menggambar berbagai bentuk jarring-jaring benda ruang.
Kemampuan itu akan sangat bermanfaat dalam pembuatan produk-produk benda ruang
yang banyak digunakan dalam kehidupan. Kemampuan melukis sudut, garis, dan bangun
datar yang dapat digunakan dalam membuat desain/pola baju, desain rumah, desain
perlengkapan rumah, pembuatan pintu dan jendela, kuda-kuda rumah dll.
1. Contoh Instrumen Penilaian Produk
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memahami sifat-sifat kubus, balok, Membuat jering-jaring kubus, balok,
prisma, limas dan bagian-bagiannya serta prisma dan limas
menentukan ukurannya.
Alat dan bahan yang disiapkan:
a. Kertas karbon berukuran 35 x 45 cm
b. Penggaris
c. Pensil gunting
d. Lem
Uraian Tugas:
Pada kertas karton dengan ukuran 35 x 45 cm akan dibuat jarring-jaring kubus sehingga
diperoleh kubus dengan ukuran maksimal.
1. Pilihlah bentuk jarring-jaring kubus yang paling tepat untuk digambar pada kertas
karton tersebut.
2. Gambarlah jarring-jaring kubus yang dipilih itu

25
3. Buatlah daerah lekukan (lidah) dengan ukuran 2 cm yang akan berfungsi sebagai
penghubung antar bidang sisi kubus.
4. Setelah jaring-jaring terbentuk, guntinglah dan bentuklah kubusnya.
5. Ukurlah panjang setiap rusuk dari kubus yang kamu buat. Berapa panjangnya?
Contoh format penilaian produk membuat jarring-jaring kubus dan membuat kubus.
Format Penilaian Produk

Mata Pelajaran : Matematika/ VIII


Kompetensi dasar : Membuat jarring-jaring kubus, balok, prisme dan limas
Indikator Pencapaian Kompetensi: Membuat jarring-jaring kubus

N Nama Persi Proses Pembuatan Penilaian Produk Skor Nilai Keterangan


o Siswa apan Produk Akhir yang
dicapai
a A B c A b c
1 Dewi 3 3 4 4 3 4 3 24 88,8 Skor maks =27
2 Skor min = 7
3 Jumlah skor dapat
4 ditransfer ke nilai dengan
skala 0 sd 100. Contoh:
5
nilai Dewi: 24:27 x 100 =
6 88,8

Keterangan tabel dan kriteria penskoran:

Tahap Aspek yang dinilai Kriteria Penskoran


Persiapan A = ketepatan penentuan Skor 1 = tidak mengerjakan
panjang rusuk sehingga Skor 2 = panjang rusuk belum
ukuran maksimal maksimal atau melebihi
Skoe 3 = panjang rusuk
maksimal
Proses Pembuatan A= ketepatan cara Skor 1 = tidak mengerjakan
Produk menggunakan penggaris Skor 2 = masih banyak
atau jangka melakukan kesalahan
Skor 3 = ada sedikit kesalahan
Skor 4 = tidak ada kesalahan
B = ketepatan /kebenaran Skor 1 = tidak mengerjakan
jaring-jaring Skor 2 = masih banyak
melakukan kesalahan
Skor 3 = ada sedikit kesalahan
Skor 4 = tidak ada kesalahan
C = Kecermatan membuat Skor 1 = tidak mengerjakan
jaring-jaring Skor 2 = banyak terdapat
kekeliruan ukuran
Skor 3 = sedikit terdapat
kekliruan ukuran

26
Skor 4 = tidak terdapat
kekeliruan ukuran
Penialain Akhir A = kerapian Skor 1 = tidak mengerjakan
Produk penyambungan antar sisi Skor 2 = tidak rapi
melalui lidah yang dibuat Skor 3 = kurang rapi
Skor 4 = rapi
B = Ketepatan/kebenaran Skor 1 = tidak mengerjakan
bentuk kubus sebagai Skor 2 = tidak benar/tepat
produk akhir Skor 3 = kurang benar/benar
Skor 4 = tepat/benar
C = Kerapian bentuk kubus Skor 1 = tidak mengerjakan
sebagai produk akhir Skor 2 = tidak rapi
Skor 3 kurang rapi
Skor 4 = rapi

3. Penilaian Proyek
Proyek adalah rencana pekerjaan dengan sasaran khusus dan saat penyelesaian yang tegas.
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa penyelidikan terhadap sesuatu yang mencakup
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam bidang tertentu,
kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan tertentu melalui suatu penyelidikan,
kemampuan siswa member informasi tentang sesuatu yang menjadi hasil penyelidikannya.
Pada Pedoman Penilaian Kelas (2004: 25) dinyatakan bahwa ada tiga hal yang perlu
diperhatikan dalam penilaian proyek.
1. Kemampuan pengelolaan yang mmeliputi kemampuan dalam memilih topic (bila belum
ditentukan secara spesifik oleh guru), mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
2. Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran ditinjau dari segi pengetahuan,
keterampilan dan pemahaman selama proses belajar.
3. Keaslian yaitu proyek yang dilakukan siswa merupakan karya nyata siswa dengan
kontribusi guru atau petunjuk dan dukungan.
Penulisan hasil karya dalam proyek dilakukan dari proses perencanaan, proses pengerjaan
tugas sampai hasil akhir proyek. Oleh karena itu perlu ditetapkan hal-hal atau aspek-aspek
yang akan dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data dan penyiapan

27
laporan tertulis. Instrument penilaian proyek dapat terdiri dari lembar pengamatan (observasi
) dengan daftar cek (chek list) dan skala rentang (rating scale). Kegiatan siswa yang
termasuk proyek antara lain: penelitian sederhana tentang air di rumah, perkembangan harga
sembako dalam suatu periode tertentu. Dalam matematika kegiatan siswa yang termasuk
proyek antara lain penelitian sederhana yang terkait dengan pengolahan dan penyajian data
(kelas IX), penelitian sederhana tentang perdagangan barang di pasar terkait dengan
aritmetika sosial (kelas VII).
Contoh instrumen penilaian proyek dalam pembelajaran matematika

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Menggunakan bentuk aljabar, persamaan Menggunakan konsep aljabar dalam
dan pertidaksamaan linear satu variable, pemecahan masalah aritmetika social yang
dan perbandingan dalam pemecahan sederhana.
masalah
Uraian Tugas:
a. Kerjakan tugas ini secara kelompok. Anggota tiap kelompok paling banyak 6 orang
b. Lakukan wawancara terhadap paling sedikit lima pedagang kecil di suatu pasa
tradisional. Buatlah daftar pertanyaan untuk wawancara dan siapkan lembaran untuk
format untuk mencatat hasil wawancara. Terhadap setiap pedagang yang diwawancara,
kumpulkan data tentang:
1) Modal yang dimiliki
2) Untung rata-rata yang diperoleh setiap hari, atau rugi yang pernah dialami dan apa
penyebabnya.
3) Kegiatan penting apa saja yang dilakukan dalam berdagang terutama dalam hal
pengadaan baeang dan penjualan.
c. Buatlah laporan secara tertulis tentang kegiatan yang dilakukan sejak perencanaan,
pelaksanaan dan hasil yang diperoleh. Laporan mencakup komponen: (1) tujuan
kegiatan, (2) persiapan, (3) pelaksanaan, (4) hasil yang diperoleh, (5) kesan dan pesan
terhadap tugas, Laporan tentang hasil yang diperoleh memuat hal-hal berikut ini:
1) Penyajian data yang diperoleh dalam bentuk table sesuai pengelompokkan data pada
nomor b,
2) Penjelasan tentang

28
(a) Pedagang mana yang presentase keuntungan/kerugiannya paling banyak dan
besarnya persentase. Dalam kondisi yang bagaimana keuntungan/kerugian biasa
terjadi.
(b) Kegiatan yang pada umumnya harus dilalui para pedagang dalam berdagang
d. Laporan dipresentasikan atau dipamerkan. Laporan dikumpulkan paling lambat 6
minggu setelah diberikan tugas ini.
Format Penilaian Proyek
Mata pelajaran/kelas : matematika/VII
Kompetensi dasar : menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah
aritmetika social yang sederhana
Indikator pencapaian kompetensi : memecahkan masalah yang berkait dengan
kegiatan ekonomi sederhana di warung atau pasar tradisional yang melibatkan konsep
laba/rugi, harga jual, harga beli.
Contoh-1: Format penilaian kinerja dengan skala rentang (rating scale)

N Nama Aspek yang dinilai Kriteria Penskoran


o Siswa Tahap Tahap Tahap Skor Nilai  Skor 4 = tanpa
persia Pelaks Pelapor yang kesalahan
pan anaan an dicapai  Skor 3 = ada sedikit
1 Dewi 4 4 3 11 91,6 kesalahan
2 Yana  Skor 2 = ada banyak
3 Ismail kesalahan
4 mawar  Skor 1 = tidak
5 melakukan
6  Skor maksimal = 12
 Skor minimal = 4
7  Jumlah skor dapat
8 ditransfer ke nilai
dengan skala 0 sd.
9 100.
 Contoh; Nilai Dewi:
10 11 : 12 x 100 = 91,6

Keterangan:
a. Aspek yang dinilai pada tahap persiapan adalah: persiapan format-format untuk
pengumpulan data secara langsung maupun dengan lembar isian.

29
b. Aspek yang dinilai pada tahap pelaksanaan adalah: proses pencatatan data,
pengelompokan data dan analisis data.
c. Aspek yang dinilai pada tahap pelaporan adalah: ketepatan isi laporan dan bentuk
sajian laporan.
Instrumen penilaian tugas proyek pada contoh di atas adalah instrumen penilaian yang
utamanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.
Instrumen digunanakan secara integrasi pada proses pembelajaran kompetensi dasar:
Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika sosial yang
sederhana. Langkah kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat mencakup tiga kelompok,
yaitu: (a) kegiatan pembelajaran untuk persiapan melaksanakan tugas, (b) kegiatan
pembelajaran untuk mengecek pelaksanaan tugas, (c) kegiatan pembelajaran untuk
presentasi laporan hasil pelaksanaan tugas. Berikut ini contoh dari rincian masing-masing
kelompok langkah pembelajaran.
1. Langkah kegiatan pembelajaran persiapan melaksanakan tugas (2 x 40 menit)
Kegiatan pendahuluan
a. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang akan dicapai
b. Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh yaitu belajar dengan
metode tugas proyek
c. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa tentang konsep harga jual, harga
beli, untung, rugi dengan cara Tanya jawab (sudah dipelajari pada kompetensi
dasar sebelumnya)
d. Guru menginformasikan pengelompokan siswa. Tiap kelompok terdiri dari 5 – 6
orang yang kemampuannya heterogen
Kegiatan inti
a. Siswa membentuk kelompok belajar dengan anggota tiap kelompok seperti yang
telah diinformasikan guru
b. Guru mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan tiap kelompok
c. Guru menginformasikan garis besar tata cara dan etika melakukan wawancara di
lapangan
d. Siswa berdiskusi tiap kelompok belajar untuk: (1) memahami permasalahan
dalam tugas yang akan dilaksanakan, (2) mendesain daftar pertanyaan yang akan

30
digunakan pada wawancara pengambilan data, (3) membuat format-format yang
diperlukan untuk mendokumentasi data yang diperoleh, (4) teknis melaksanakan
tugas. (pada kesempatan ini siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
bertanya, berfikir dan bertindak menurut cara mereka, guru bertindak sebagai
fasilitator).
e. Guru mengevaluasi kesiapan perencanaanpenyelesaian tugas tiap kelompok
f. Siswa dan guru membuat kesepakatan jadwal pelaksanaan, penyusunan dan
presentasi laporan
Kegiatan penutup
Dengan metode Tanya jawab, guru mengecek pemahaman siswa terhadap maksud
tugas dan maksud pertanyaan dalam tugas serta mendorong siswa agar segera
melaksanakan tugas
2. Langkah kegiatan pembelajaran untuk mengecek pelaksanaan tugas ( 1 x 40 menit)
Kegiatan pendahuluan
a. Guru mengkomunikasikan tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh tiap kelompok siswa
b. Secara kelompok siswa melaporkan proses pelaksanaan tugas yang telah dilalui
c. Guru dan siswa bermusyawarah untuk mengatasi kendala-kendala tugas yang
dialami tiap kelompok dan merumuskan teknis kegiatan yang belum dilaksanakan.
Kegiatan penutup
Dengan metode Tanya jawab, guru mengecek pemahaman siswa di tiap kelompok
tehadap apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas.
3. Langkah kegiatan pembelajaran presentasi laporan hasil pelaksanaan tugas (2 x 40
menit)
Kegiatan pendahuluan
a. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan
dicapai oleh tiap siswa
b. Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh, yaitu poresentasi
laporan hasil pelaksanaan tugas
c. Guru mengingatkan hakekat tugas yang harus dilaksanakan oleh tiap kelompok
Kegiatan inti

31
a. Siswa dan guru membuat kesepakatan tentang cara/teknik, waktu dan aturan
penilaian dalam kegiatan presentasi laporan
b. Siswa mempresentasikan hasil pelaksanaan tugas secara kelompok. Dengan
bimbingan guru kelompok lain menanggapi presentasi laporan.
c. Siswa dan guru menyimpulkan garis besar isi hasil pelaksanaan tugas tiap
kelompok
d. Dengan bimbingan guru, secara kelompok sisws mengkomunikasikan
pengalamannya dalam melaksanakan tugas dan mengevaluasi kinerja masing-
masing.
Kegiatan penutup
Guru member penghargaan kepada semua kelompok sesuai pencapaian kinerja
masing-masing.
4. Penilaian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan sistematis hasil-hasil pekerjaan seseorang (Popham, 1995:
163). Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam suatu periode
tertentu. Informasi perkembangan siswa dapat berupa hasil karya terbaik siswa selama
proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang
terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran. Dari informasi perkembangan itu
siswa dan guru dapat menilai kemajuan belajar yang dicapai dan siswa terus berusaha
memperbaiki diri.
Secara teknis pengelolaan penilain portofolio dapat ditempuh dalam berbagai variasi.
Walaupun demikian pengelolaannya mengacu pada paling sedikit 7 unsur kunci yaitu:
1. Membuat siswa memahami makna portofolio dalam kaitan dengan pencapaian dan
kemajuan hasil belajarnya.
2. Menentukan topic pekerjaan atau karya siswa yang akan dikoleksi sebagai portofolio
3. Mengumpulkan dan menyimpan pekerjaan atau karya siswa yang dipilih sebagai
portifolio
4. Memilih atau menentukan criteria untuk menilai pekerjaan atau karya siswa yang akan
dikoleksi sebagai portofolio

32
5. Membantu dan mendorong siswa agar selalu mengevaluasi dan memperbaiki hasil-hasil
pekerjaan atau karya portofolio mereka
6. Menjadwalkan dan melaksanakan pertemuan portofolio dengan siswa
7. Melibatkan orang tua dan unsure lain terkait dalam program dan pelaksanaan penilaian
portofolio siswa.
Contoh instrumen penialain portofolio
Contoh 1:
Berikut ini diuraikan contoh instrument tugas yang penyelesaiannya dapat dikoleksi sebagai
portofolio siswa dalam belajar matematika.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Melakukan pengolahan dan penyajian data Menyajikan data dalam bentuk table dan
diagram batang, garis dan lingkaran

1. Judul: Data kegiatan Sehari-hari


2. Ruang lingkup belajar:
a. Konsep dan operasi bilangan
b. Geometri dan pengukuran
c. Statistic
d. Pemecahan masalah dan penalaran matematika
e. Keterampilan matematis
f. Komunikasi matematis
3. Uraian tugas untuk siswa
a. Buatlan grafik atau diagram yang menggambarkan waktu atau banyaknya jam yang
umumnya kamu gunakan untuk melakukan bermacam-macam kegiatan sehari-hari
sekolah (bukan hari libur).
b. Sebagai penyelesaian tugas, tidak hanya grafik atau diagram (dan mungkin table)
yang dikumpulkan, namun sertakan juga perhitungan-perhitungan yang digunakan
dalam membuat grafik atau diagram. Kecuali itu berikan juga penjelasan ringkas
tentang alas an pemilihan jenis grafik atau diagram dan cara membuat grafik atau
diagram.
Petunjuk:

33
a. Dalam menyelesaikan tugas ini kamu harus berfikir tentang waktu yang digunakan
untuk tidur, makan, di sekolah, belajar, nonton tv, bermain dengan teman,
berolahraga, mengerjakan hobi dan lain-lain.
b. Kamu mungkin membutuhkan table untk mengorganisasi informasi yang akan
ditampilkan. Akhirnya kamu akan memilih grafik atau diagram yang paling tepat
dalam menyajikan informasi.
4. Bahan yang dibutuhkan
a. Kertas grafik
b. Jangka atau busur derajat (bila yang dibuat diagram lingkaran)
c. Penggaris
d. Kalkulator
5. Kriteria penilaian

Tingkat Tingkat Satu Tingkat Dua Tingkat Tiga Tingkat Empat


Kesempur-
naan
Aspek
yang
dinilai

Pengorganisasian  Informasi  Ada usaha  Ada hubungan  Hubungan


informasi tentang data menampilkan atau atau
(macam kegiatan hubungan atau korespondensi korespondensi
dan banyaknya korespondensi antara jenis antar jenis
waktu yang antar jenis kegiatan dan kegiatan dan
digunakan) kegiatan dan banyaknya banyaknya
menunjukkan banyaknya waktu yang waktu yang
tidak ada waktu yang digunakan digunakan
korespondensi digunakan, ditampilkan ditampilkan
 Jumlah waktu namun belum dengan table dengan table
yang digunakan mencakup yang jelas dan yang jelas,
tidak 24 jam seluruh bagian mudah terbaca mudah terbaca
data namun masih dan tepat
 Jumlah waktu ada kesalahan  Jumlah waktu
yang atau komponen yang
digunakan atau label table digunakan
tidak 24 jam  Jumlah waktu untuk seluruh
atau sudah 24 yang digunakan kegiatan telah
jam telah 24 jam 24 jam
Grafik  Grafik yang  Grafik yang  Bentuk grafik  Bentuk grafik
dipilih tidak dipilih tepat tepat tepat. Sajian
sesusi dengan  Masih ada  Ukuran-ukuran grafik rapid
topic ukran-ukuran grafik sesuai an akurat
 Ukuran-ukuran grafik yang dengan kuantitas  Ukuran-
grafik tidak tidak sesuai data dan atau ukuran grafik
sesuai dengan dengan skala gambar sesuai dengan

34
kuantitas data kuatitas data kuatitas data
dan atau skala dan atau skala dan skala
gambar gambar
perhitungan Terdapat banyak Ada beberapa Terjadi kesalahan Tidak ada
kesalahan dam kesalahan teknis teknis dalam kesalahan
perhitungan dalam perhitungan perhitungan
perhitungan namun tidak
yang berpengaruh pada
berpengaruh peta data secara
pada peta data keseluruhan
secara
keseluruhan
Penjelasan  Penjelasan tidak  Penjelasan  Penjelasan benar  Penjelasan
benar benar namun  Kalimat- benar, runtut
 Kalimat- tidak runtut kalimatnya dan
kalimatnya sulit  Kalimat- mudah dipahami menunjukkan
dipahami atau kalimatnya atau diartikan pemahaman
diartikan sulit diartikan komprehensif
tentang
kelebihan
dan
kekurangan
dari macam-
macam grafik
 Kalimat-
kalimatnya
mudah
difahami atau
mudah
diartikan

6. Informasi untuk guru dan alternatif kunci penyelesaian:


Tugas ini menuntut siswa mengumpulkan, mengannalisa dan mengkomunikasikan
informasi melalui grafik atau diagram, table atau chart. Pertama siswa diharapkan
mendesain tabel data yang sederhana dan menghitung waktu yang digunakan. Mereka
harus menyadari dan memahami bahwa waktu yang dilaluinya untuk kegiatan sehari-hari
adalah 24 jam.
Berikutnya siswa harus memilih grafik atau diagram yang tepat untuk
mengkomunikasikan hasil yang diperoleh. Diagram lingkaran, diagram batang, dan
pictogram merupakan grafik atau diagram yang tepat. Grafik atau diagram garis kurang
tepat karena peristiwa yang dibuat grafiknya yaitu tidur, mengerjakan PR, makan dll.
Adalah peristiwa yang diskrit atau tidak kontinyu. Untuk diagram lingkaran, siswa akan
menghitung derajat tiap juring lingkarang yang menggambarkan waktu yang digunakan
untuk tiap jenis kegiatan.

35
Terakhir, siswa harus menjelaskan secara ringkas tentang alas an dan cara yang
digunakan dalam pembuatan grafik atau diagram. Penjelasan harus menggambarkan
teknik yang digunakan, alas an pemilihan grafik dan pemahaman siswa bahwa jumlah
jam kegiatan yang dilakukan dalam sehari ada 24 jam. Jawaban siswa akan bervariasi
tergantung variasi kegiatan rutin yang dilakukan siswa sehari-hari.
Salah satu kemungkinan jawaban siswa adalah menampilkannya dalam bentuk
table dan diagram lingkaran. Tabel yang dibuat siswa dapat berbentuk sebagai berikut:
Kegiatan Banyaknya Jam Derajad Juring Lingkaran
Shalat, ngaji 2 30
Tidur, Istitrahat 8 120
Sekolah 7 105
Mengerjakan PR, Belajar 3 30
Makan, Mandi, Berpakaian 3 45
Nonton TV, Bermain 2 30
Jumlah 24 360

Catatan:

a. Portofolio siswa menggambarkan perkembangan kemajuan hasil belajar siswa. Siswa


didorong untuk terus memperbaiki kompetensinya melalui hasil karyanya sehingga
sangat mungkin bila suatu topic siswa menghasilkan lebih dari satu karya dengan
kondisi karya berikut merupakan hasil usaha memperbaiki karya sebelumnya.
Mengingat kenyataan itu, maka sangat relevan bila proses penilaian portofolio ini
dikombinasikan dengan kegiatan remedial.
b. Portofolio siswa tidak harus diberi nilai. Bila nilai harus diberikan maka portofolio
adalah nilai dari karya terbaik yang mampu disajikan siswa.
c. Berikut ini contoh pendokumentasian hasil penilaian portofolio.
No Kompetensi Tangal Judul Catatan Guru Nilai
penyelesaian karya
hasil karya
1 Menyajikan data 21-1-2009 Data  Masih ada 60
dalam bentuk table Kegiatan kesalahan
dan diagram batang, Sehari- perhitungan yang
garis dan lingkaran hari berpengaruh
pada peta data
 Grafik masih
perlu

36
disempurnakan
2 s. d. a 30-1-2009 Data Masih ada 80
Kegiatan kesalahan
Sehari- perhitungan namun
hari (adik) tidak berpengaruh
pada peta data
3 s. d. a 25-2-2009 Data Ejaan pada 95
Kegiatan beberapa kalimat
Sehari- perlu diperhatikan
hari
(kakak)

37
BAB V PENUTUP

Penilaian pembelajaran dilakukan oleh pendidik. Penilaian bukan hanya pada aspek hasil
pembelajaran, tetapi juga pada proses pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh guru terdiri
dari: asessment for learning, asessment of learning dan assessment as learning.

Penilaian dilakukan oleh guru secara menyeluruh, meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Guru dapat menerapkan Teknik-teknik yang ada pada masing-masing aspek
penilaian.

Prosesdur penilaian terdiri dari: perencanaan penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan


penilaian, dan pelaporan. Guru harus melaksanakan semua prosedur penilaian tersebut, sehingga
manfaat penilaian yang dilakukan selama proses belajar dan hasil belajar dapat bermanfaat untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.

38
DAFTAR PUSTAKA

Anderson L., dan Krathwohl D.R. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang SKL Pendidikan


Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses


Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Kemendikbud. Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang


Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti


dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan


untuk Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendikbud

Kemendikbud. 2017. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017 Penilaian Hasil Belajar


Oleh Pemerintah Dan Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan. Jakarta:
Kemendikbud.
Atkinson, John W. (1978). Personality Motivation and Achievemcnt.
Sashington. Hemisphere Publishing Corporation.
Bejar, Isaac I. (1983). Introduction to Item Response Theory and Their - Assumptions.
Hambleton, Ronald K. (Editor). Applications of Item Response Theory. Canada:
Educational Research Institute of British Columbia.
Bruning, James L. and Kintz, B. L. (1987). Computational Handbook of Statistics.
Third Edition. Illinois: Scott, Foresman and Company.
Crocker, L. & Algina, J. (1986). Introduction to Classical and Modern Test, Theory_.
New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Ebel, Robert L, and Frisbie, David A. Essentials of Educatiornul Measurement. New
Jersey: Prentice Hall, 1991.
Gable. Robert K. (I986). Instrument Development in the Affective Domain Boston:
Kluwer-Nijhoff Publishing.
https://mgmpmatsatapmalang.files.wordpress.com/2011/11/instrumen-penilaian-mat-
smp.pdf

39
Surapranata, Hatta. 2004. Penilaian Portofolio (Implementasi Kurukulum 2004).
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Anderson L., dan Krathwohl D.R. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kemendikbud. 2015. Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang SKL Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud.

40

Anda mungkin juga menyukai