Anda di halaman 1dari 3

Azizatul Afifah

20420684

Ekonomi Pembangunan

Analisa PDRB Hijau di Obyek Wisata Candi Borobudur Magelang

A.Letak Candi Borobudur

Candi Borobuduur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah,
Indonesia. Candi ini terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah
barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi Borobudur terletak di Desa
Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis
terletak di 7° 36′ 28” LS dan 110° 12′ 13” BT. Lingkungan geografis Candi Borobudur dikelilingi oleh
Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan
pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi
Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl. Candi dengan
banyak stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi
pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di
dunia,sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.Monumen ini terdiri atas enam teras
berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi
dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.

Terdapat beberapa zonasi di candi Borobudur di antaranya Pada dokumen rencana pengelolaan Candi
Borobudur, zonasi yang dibuat oleh JICA yang dipakai sebagai dasar nominasi Kawasan Borobudur
sebagai warisan Budaya Dunia kepada UNESCO, terdapat 5 zonasi yang mencakup area melingkar sejauh
5 km dari Candi Borobudur. Pengelolaan kelima zona tersebut dilaksanakan oleh instansi berlainan. Zona
1 merupakan zona inti (sanctuary zone) berfungsi untuk perlindungan monumen dan lingkungannya
dengan luas area sekitar 0.078 km². Pengelola zona 1 adalah Balai Konservasi Borobudur yang berada di
bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Zona 2 merupakan zona penyangga (buffer zone) yang
mengelilingi Zona 1 berfungsi untuk perlindungan lingkungan sejarah dengan luas area sekitar 0.87 km².
Zona 2 dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, yang berada di
bawah Kementerian BUMN. Zona 3 merupakan zona pengembangan (development zone) berfungsi
sebagai kawasan pemukiman terbatas, daerah pertanian, dan jalur hijau dengan luas area sekitar 10,1
km². Zona 4 merupakan zona perlindungan kawasan bersejarah (historical scenery preservation zone)
berfungsi untuk penanggulangan kerusakan terhadap peninggalan-peninggalan purbakala yang masih
terpendam dalam tanah dengan luas area sekitar 26 km². Demikian juga Zona 5 merupakan zona
perlindungan kawasan bersejarah dengan luas area sekitar 78,5 km². Untuk zona 3-5 pengelolaannya
dibawah tanggung jawab pemerintah daerah Kabupaten Magelang.

B.Analisa
PDRB Hijau merupakan konsep revolusioner yang mengintegrasikan aspek lingkungan ke dalam
pembangunan ekonomi dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan. Penghitungan PDRB Hijau
memasukkan dua komponen lingkungan, yaitu deplesi sumberdaya alam dan degradasi lingkungan.
Deplesi SDA adalah berkurangnya jumlah SDA yang tersedia, sedangkan degradasi atau menurunnya
kualitas lingkungan diartikan sebagai menurunnya fungsi atau kemampuan lingkungan dalam
menyediakan barang dan jasa lingkungan. Konsep Pembangunan Ekonomi Hijau tidak hanya menghitung
hasil yang akan diperoleh namun juga memperhitungkan dampak yang akan ditimbulkannya atau
berapa biaya lingkungan yang harus ditanggung. Kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan
tidak hanya menyelamatkan generasi sekarang tetapi juga menyelamatkan generasi mendatang begitu
juga pengelolaan sumberdaya alam yang bijaksana dengan memperhitungkan dampak yang akan
ditimbulkan dapat menyelamatkan generasi sekarang maupun generasi penerus bangsa.

Kabupaten Magelang adalah salah satu Kabupaten yang berada di Jawa Tengah yang memiliki potensi
sumber daya alam dan memiliki daerah wisata yang sangat baik dalam menghasilkan PDRB daerah salah
satunya wisata Candi Borobudur. Provinsi Jawa Tengah terus berusaha meningkatkan keadaan ekonomi
masyarakatnya. PDRB Kabupaten Magelang merupakan salah satu indikator ekonomi di Kabupaten
Magelang yang besarannya menunjukkan tren yang meningkat tiap tahunnya. Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Magelang selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan. Pertumbuhan yang luar biasa
tersebut bersumber dari peningkatan produksi di semua sektor ekonomi.Indikator PDRB Kabupaten
Magelang ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam menentukan
arah pembangunan ekonomi daerah tersebut.

Tabel.1

Sumber ( https://magelangkab.bps.go.id/site/cetak.html )

Perhitungan PDRB yang sudah dilakukan hingga saat ini yang hasinya seperti pada tabel 1 diatas
sebenarnya hanya menghitung nilai total barang dan jasa akhir (final product) yang dihasilkan selama 2
tahun terakhir. Pada kenyataannya, penggunaan PDRB sebagai indikator ekonomi memiliki beberapa
kelemahan, antara lain: hanya mengukur kegiatan ekonomi dan bukan kesejahteraan ekonomi suatu
daerah; struktur perekonomian bersifat semu; biaya pencegahan kerusakan dan perbaikan lingkungan
dihitung sebagai pendapatan; dan berkurangnya SDA dan rusaknya lingkungan tidak tampak dalam nilai
PDRB di kabupaten magelang.

Dalam kenyataannya, nilai SDA di kabupaten tersebut yang hilang di eksploitasi (deplesi) dan kerusakan
(degradasi) lingkungan belum diperhitungkan atau dikurangkan sebagai nilai kehilangan dan kerusakan
yang seharusnya di bayar, sehingga nilai-nilai yang tercantum dalam PDRB itu belum menunjukkan nilai-
nilai kesejahteraan masyarakat yang sesungguhnya. Oleh karena itu, agar nilai-nilai dalam PDRB
mencerminkan nilai kesejahteraan yang sesungguhnya, maka perlu dilakukan penghitungan PDRB yang
disesuaikan dengan memasukkan nilai SDA yang digunakan sebagai masukan maupun kerusakan
lingkungan yang ditimbulkan sebagai produk yang tidak diinginkan dari suatu kegiatan. Nilai PDRB yang
telah disesuaikan tersebut dapat dijadikan acuan dasar bagi perencanaan pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development) yaitu dengan memperhatikan keberadaan faktor sumberdaya
alam dan lingkungan (pembangunan yang berwawasan lingkungan).

Kementerian Lingkungan Hidup telah mengembangkan konsep PDRB Hijau sejalan dengan konsep
Neraca Terpadu Lingkungan dan Ekonomi Nasional yang dirintis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mulai
tahun 1995. Beberapa daerah sudah pernah melakukan penghitungan PDRB Hijau maupun PDRB Semi
Hijau, namun dalam perkembangannya tidak banyak daerah yang melakukan penghitungan PDRB
tersebut, juga terutama belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan termasuk di kawasan wisata
Candi Borobudur ini.

PDRB hijau ini penting untuk dilakukan krena Konsep PDRB Hijau memberikan peluang kepada daerah
yang memiliki sumber daya alam melimpah untuk terciptanya suatu tata pengelolaan pemerintahan
yang lebih adil, khususnya dalam hal hubungan keuangan dan pemanfaatan sumber daya alam, dengan
pemerintah pusat maupun dengan daerah lainnya.

Anda mungkin juga menyukai