Laporan KRB Kelompok 2 B1
Laporan KRB Kelompok 2 B1
JUDUL LAPORAN : Penilaian Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Kota Bogor adalah salah satu kota yang berada pada hulu Sungai Ciliwung
yang memiliki luas wilayah keseluruhan 11.850 Ha. Secara geografis, Kota Bogor
terletak di antara 106’ 48” BT dan 6’ 26” LS 60 km di sebelah selatan Ibukota Negara
Republik Indonesia dan 85 km di sebelah barat laut Kota Bandung, ibukota Provinsi
Jawa Barat. Kota Bogor terletak pada suatu dataran di antara Gunung Salak, yang
puncaknya sekitar 12 km di sebelah selatan, dan Gunung Gede, yang puncaknya
berada 22-25 km di sebelah tenggara. Kota Bogor menjadi salah satu daerah tujuan
wisata di Provinsi Jawa Barat. Prioritas utama Pemerintah Kota Bogor saat ini adalah
menjadikan sektor pariwisata dalam pembangunan kepariwisataan pada objek dan
daya tarik wisata, serta penggalian objek wisata. Bogor menjadikan sektor pariwisata
ini sebagai andalan perekonomian daerah yang berbasiskan sumber daya alam,
budaya yang lestari dan agamis. Objek-objek wisata dan sarana wisata yang ada
tentunya harus dikelola dengan baik agar segala potensi wisata yang telah ada dapat
berkembang dengan lebih baik dan dapat berkelanjutan (Farrah, 2017). Salah satu
ikon objek wisata di Kota Bogor adalah Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota
Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi
pohon dan tumbuhan. Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun
percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda
(Dewi, L et al. 2021). Keberadaan Kebun Raya menjadi penting sebagai upaya
konservasi terhadap keragaman hayati, yaitu suatu program yang menjadi acuan bagi
tindakan pembangunan berkelanjutan secara internasional, yang mendorong
pemerintah di negara berkembang untuk mengembangkan strategi bagi konservasi
keanekaragaman hayati, penggunaan berkelanjutan dari sumber daya hayati, dan
penggunaan bioteknologi yang aman.
3.1 Hasil Penilaian (tabel asli ada di word ygy ini sementara tabelnya)
Tabel 1. Perhitungan Objek Wisata Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) Kebun Raya Bogor
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Damartiasari, A. F. 2017. Persepsi Pengunjung Terhadap Daya Tarik Taman Wisata Alam
Hutan Rimbo Tujuh Danau Di Desa Wisata Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu
Kabupaten Kampar Riau. Jurnal Online Mahasiswa, 4(2).
Dewi L et al. 2021. Dampak lingkungan dan sosial terhadap minat wisatawan di kebun raya
bogor. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(3) : 977-986.
Farrah. 2017. Pola pengembangan wisata alam di kabupaten bogor. Jurnal Hospitality dan
Pariwisata. 3(1) : 285-293.
Gulo A, Martina A, Fabiola BS. 2022. Potensi ekowisata Air Terjun Kima Atas, Kecamatan
Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara. Jurnal Silvarum. 1(3):75-80.
Hidayah S. 2008. Keanekaragaman dan aktivitas capung di Kebun Raya Bogor. [Skripsi].
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Hidayat I. 2009. Uji scenic beauty estimation terhadap konfigurasi tegakan-tegakan vegetasi
di Kebun Raya Bogor. Prosiding SN SMAP 09.
Rudiyanto R, Septian H. 2022. Analisis potensi wisata alam dengan ADO-ODTWA studi
kasus Desa Kempo. Jurnal Kepariwisataan. 21(2):130-143.
Sugiarta E. 2020. Analisis daya tarik dan kesesuaian objek wisata kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil Kecamatan Pototano [skripsi]. Mataram:Universitas
Muhammadiyah Mataram.
Sutrisna Deni. 2020. Kebun Raya Bogor dan fasilitasnya, sejarah dan fungsi di masa lalu
dan kini. Jurnal Panalungtik. 3(2) : 129 – 141
==================================================================
Catatan :
Sub bab yang tidak ada datanya, tidak perlu dimasukkan dalam laporan
Kertas A4
Laporan ± 15 halaman
Dikumpulkan dengan format pdf pada website evieta paling lambat Jumat, 9 Desember 2022
pukul 11.59 WIB