Anda di halaman 1dari 79

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN


Jalan Undata Nomor 7 Telp (0451) 421560, Fax (0451) 429379
Email : dkpprovsulteng@gmail.com Website : www.dkp.sultengprov.go.id
PALU - 94111

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI

NAMA PAKET : PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN INSTALASI


PABRIK ES KAPASITAS 10 TON DI PP MATO
KABUPATEN BANGGAI LAUT

NAMA PA/PPK : MOHAMMAD SYAFAR, S.Pi.

SATKER/OPD : DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

K/L/PD : PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

APBD
TAHUN ANGGARAN 2021

Spesifikasi Teknis/KAK_halaman 1 / 9
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jalan Undata Nomor 7 Telp (0451) 421560, Fax (0451) 429379
Email : dkpprovsulteng@gmail.com Website : www.dkp.sultengprov.go.id
PALU - 94111

SPESIFIKASI TEKNIS
UNTUK PAKET PEKERJAAN KONSTRUKSI
“PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN INSTALASI PABRIK ES KAPASITAS 10 TON
DI PP. MATO KABUPATEN BANGGAI LAUT”

1. Latar Belakang : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah terus
berupaya mendorong peningkatan produksi perikanan dengan terus
mengupayakan pemenuhan kebutuhan komponen produksi dan
Sarana Pendukung operasional lainya. Ketersediaan es balok
menjadi salah satu komponen penting dalam Sistem Logistik Hasil
dan Produk Kelautan dan Perikanan.
Terkait hal itu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi
Tengah berupaya mendorong pemenuhan sarana dan prasarana
pendukung diantaranya melalui Pembangunan Pabrik Es. Upaya
yang di tempuh tersebut diharapkan dapat berkonstribusi pada
kualitas produk dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain
dapat meningkatkan kuantitasnya, juga di tuntut untuk menjaga
kualitas produk secara berkelanjutan.

2. Maksud dan : Maksud dan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk membangun
tujuan pabrik es yang akan memproduksi es balok sebagai kebutuhan vital
bagi nelayan dalam menjaga kualitas hasil tangkapan.

3. Target/sasaran : Target dari kegiatan ini adalah terbangunnya 1 (satu) unit gedung,
mesin dan kelengkapan pabrik es dengan kapasitas 10 ton.
Sedangkan sasaran dari kegiatan pembangunan pabrik es ini adalah
para Nelayan yang melakukan operasional penangkapan ikan di
sekitar Kabupaten Banggai Laut dan Banggai Kepulauan..

4. Lokasi : Di Pelabuhan Perikanan Mato, Desa Gonggong Kecamatan Banggai


pekerjaan Tengah Kabupaten Banggai Laut.

5. Nama : Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan


organisasi pekerjaan konstruksi:
pengadaan a. K/L/D/I : Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
pekerjaan b. Satker/OPD : Dinas Kelautan dan Perikanan
konstruksi
c. PA/PPK : MOHAMMAD SYAFAR, S.Pi.

6. Sumber dana, : a. Sumber dana : APBD


pagu anggaran b. Pagu anggaran : Rp. 3.000.000.000,-
dan HPS
c. HPS : Rp. 2.999.979.541,-

Spesifikasi Teknis/KAK_halaman 2 / 9
7. Uraian singkat : a. Uraian Singkat Pekerjaan :
pekerjaan, Pekerjaan ini berupa pembangunan 1 (satu) unit gedung pabrik es
ruang lingkup ukuran 10 x 16 m dan pengadaan serta pemasangan mesin dan
pekerjaan, kelengkapan pabrik es kapasitas 10 ton.
lokasi
b. Ruang lingkup pekerjaan konstruksi ini :
pekerjaan,
fasilitas 1. Pekerjaan Pembangunan Gedung Pabrik Es
penunjang 2. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Mesin Pabrik Es 10 Ton

c. Lokasi pekerjaan konstruksi :


di Pelabuhan Perikanan Mato Desa Gonggong Kecamatan Banggai
Tengah Kabupaten Banggai Laut.
d. Fasilitas penunjang yang disediakan oleh PA/PPK
Fasilitas berupa sarana prasarana penunjang antara lain areal/lahan
untuk pembuatan direksi kit, barak pekerja dan gudang penyimpanan
material. Selain itu juga disediakan sumber listrik PLN dan aliran air
bersih dengan ketentuan penyedia harus membayar tagihan bulanan
biaya listrik dan air bersih.

8. Jenis kontrak : a. Jenis kontrak : Gabungan Harga Satuan dan Lumpsum


dan cara  Harga satuan untuk pekerjaan gedung pabrik es
pembayaran  Lumpsum untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan mesin
kapasitas 10 ton
b. Cara pembayaran : Angsuran / Termin

9. Jangka waktu : 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak
pelaksanaan dikeluarkannya SPMK (maksimal sampai dengan 30 Nopember 2021).
pekerjaan
10. Masa : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung setelah serah terima
pemeliharaan pertama/PHO.

11. Masa : Untuk gedung masa pemeliharaan 5 (lima) tahun setelah serah terima
pertanggung- kedua/FHO sedangkan untuk Mesin Garansi 1 (satu) Tahun
jawaban
kegagalan
bangunan dan
Garansi Mesin
Utama
Kompresor
12. Tenaga : JENIS KEAHLIAN
Terampil 1. Proyek Manejer
a) Spesifikasi ; S1 Teknik Sipil / Arsitektur
b) Pengalaman ; 3 Tahun
c) Kemampuan Manajerial ; SKA, Ahli Teknik Bangunan
Gedung (Muda).

2. Manajer Teknik
a) Spesifikasi ; S1 Teknik Mesin
b) Pengalaman ; 3 Tahun
c) Kemampuan Manajerial ; SKA, Ahli Teknik Sistim Tata Udara
dan Refrigerasi (Muda).

3. Ahli K3
a) Spesifikasi ; S1 Teknik Sipil / Arsitektur
b) Pengalaman ; 3 Tahun
c) Kemampuan Manajerial ; SKA, Ahli K3 Konstruksi (Muda).

4. Manajer Keuangan
a) Spesifikasi ; S1 Akuntan / Ekonomi / Keuangan
b) Pengalaman ; 3 Tahun
c) Ijazah

Spesifikasi Teknis/KAK_halaman 3 / 9
13. Pengendalian Resiko Tingkat Rasio Keselamatan Kerja
Peserta Wajib a. Eliminasi : pengendalian ini dilakukan dengan cara
merencanakan menghilangkan sumber bahaya (hazard)
dan b. Subtitusi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara
melampirkan mengganti proses, mengganti input dengan yang lebih
dokumen rendah risikonya.
terkait c. Engineering : mengurangi risiko dari bahaya dengan
Identifikasi
metode rekayasa teknik pada alat, mesin, infrstruktur,
bahaya dan
Pengendalian lingkungan dan atau bangunan.
risiko untuk d. Administrasi : mengurangi risiko bahaya dengan cara
dalam melakukan pembuatan prosedur, aturan, pemasangan
meminimalisir/ rambu (sefty sign) tanda peringatan, training dan seleksi
mengurangi terhadap kontraktor, materi serta mesin, cara pengatasan,
tingkat risiko penyimpanan dan pelabelan.
yang ada e. Alat Pelindung Diri : mengurangi risiko bahaya dengan
sampai tingkat cara menggunakan alat pelindung diri misalnya safety
terendah atau helmet, masker, sepatu sefety, coverall, kecamata
sampau keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai
tingkat yang dengan jenis pekerjaan yang dilakukan .
dapat ditolerir

Rincian tingkat resiko / identifikasi resiko keselamatan kerja untuk pelaksanaan


Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Pabrik Es Kapasitas 10 Ton di PPI. Mato, Kab.
Banggai Laut adalah sebagai berikut :

DESKRIPSI RISIKO PENILAIAN TINGKAT RISIKO


Urain Identifikasi Kemung Kepar Nilai Tingkat
No
Pekerjaan Risiko kinan ahan Risiko Risiko
(F) (A) (F x A) (TR)
Pekerjaan Pembangunan Gedung Pabri Es
1 Galian Tanah  Pekerja terkena peralatan kerja 2 2 4 Keci
Pondasi dan Bak  Pekerjah Jatuh Terperosok 2 2 4 Kecil
 Terpapar Sinar matahari 4 1 4 Kecil
 Bahaya kejatuhan material batu 1 4 4 Kecil
2 Pekerjaan  Iritasi kulit 3 2 6 Sedang
Pasangan Bata /  Debuh semen 3 2 6 Sedang
Batu  Mata terciprat adukan mortar 3 3 9 Sedang
 Terpapar Matahari 3 1 3 Kecil
 Bahaya kejatuhan material batu 1 4 4 Kecil
bata
 Terpeleset/terjatuh dari ketinggian 2 5 10 Sedang
3 Pekerjaan  Iritasi kulit 3 2 6 Sedang
Plasteran Kaki  Debuh semen 3 2 6 Sedang
Pondasi / Dinding  Mata terciprat adukan mortar 3 3 9 Sedang
 Terpeleset/terjatuh dari ketinggian 2 5 10 Sedang
4 Pekerjaan Lantai /  Anggota tubuh terluka akibat 2 4 8 Sedang
Dinding Keramik terkena pemotong keramik
 Pekerja tersengat Listrik 2 5 10 Sedang

5 Pekerjaan Kuda-  Anggota tubuh terluka akibat 3 2 6 Sedang


Kuda Baja terkena potongan baja ringan.
Ringan/Penutup  Kecelakaan akibat pemotongan 3 3 9 Sedang
Atap baja dengan menggunakan mesin

Spesifikasi Teknis/KAK_halaman 4 / 9
potong atau las listrik (luka bakar,
luka gores, lecet, tertimpa potongan
baja),
 Pekerja terkena pecikan bunga api 4 2 8 Sedang
las
 Pekerja tersengat Listrik 2 5 10 Sedang
 Terpeleset/terjatuh dari ketinggian 2 5 10 Sedang
 Baut patah/lelah 3 2 6 Sedang
 Sambungan Lepas 3 2 6 Sedang

6 Pekerjaan Plafond  Anggota tubuh terluka akibat 3 2 6 Sedang


Rangka Baja terkena potongan baja ringan.
Ringan dan  Kecelakaan akibat pemotongan 3 3 9 Sedang
Penutu Plafond baja dengan menggunakan mesin
potong atau las listrik (luka bakar,
luka gores, lecet, tertimpa potongan
baja),
 Pekerja tersengat Listrik 2 5 10 Sedang
 Pekerjah tertimpah benda jatuh 1 3 3 Kecil
 Terpeleset/terjatuh dari ketinggian 2 4 8 Sedang
7 Pekerjaan  Iritasi kulit 3 2 6 Sedang
Pengecoran Beton  Debuh semen 3 2 6 Sedang
Pondasi, Sloof,  Kecelakaan akibat concrete mixer, 1 3 3 Kecil
Kolom, Ring Balk sesuai dengan standar, (kena
dan Dinding Bak rantai, roda pemutar, dll )
Es  Tertimpa pengaduk beton ketika 1 3 3 Kecil
alat tersebut sedang diangkat
 Terluka akibat terkena percikan 3 3 9 Sedang
beton pada saat menuangkan beton
dari pengaduk beton
 Terjadi gangguan pada mata dan 3 3 9 Sedang
pendengaran akibat getaran
vibrator dan debu pada saat
mencampur semen, agregat dan
air
8 Pekerjaan  Tersayat/Tertusuk ujung besi 3 3 9 Sedang
Pembesian  Tertusuk besi bendrat 3 2 6 Sedang
 Terluka dari mesin Bar Bender 1 3 3 Kecil
 Terluka dari mesin Bar Cutter 1 3 3 Kecil
9 Pekerjaan  Perancah ambruk 1 3 3 Kecil
Bekisting dan  Bekisting jebol 1 3 3 Kecil
Perancah  Terpeleset/terjatuh dari ketinggian 2 5 10 Sedang
 Tertusuk serpihan kayu, terluka 5 2 10 Sedang
oleh paku dan palu
 Terjepit oleh elemen acuan, terjatuh 2 5 10 Sedang
dari ketinggian
 Potensi bahaya akibat gergaji untuk 3 3 9 Sedang
pembuatan bekisting
10 Pekerjaan  Anggota tubuh terluka akibat 3 3 9 Sedang
Konstruksi Baja terkena potongan baja.
Mono Rail.  Kecelakaan akibat pemotongan 3 4 12 Sedang
baja dengan menggunakan
mesin potong atau las listrik
(luka bakar, luka gores, lecet,
tertimpa potongan baja),
 Pekerja terkena pecikan bunga 5 2 10 Sedang
api las

Spesifikasi Teknis/KAK_halaman 5 / 9
 Pekerja tersengat Listrik 2 5 10 Sedang
 Kebakaran akibat pecikan api 3 4 12 Sedang
 Pekerja tertimpah baja dan 3 4 12 Sedang
material lainnya
11 Pekerjaan Kosen,  Pekerja terkena peralatan kerja 3 3 9 Sedang
Pintu, Jendela dan  Pekerja tersengat Listrik 2 5 10 Sedang
Ventilasi  Pekerja tergores atau tersayat kaca 2 4 8 Sedang
12 Pekerjaan  Terkena percikan cat pada kulit dan 3 3 9 Sedang
Pengecatan mata.
 Terjatuh pada saat mengecat di 2 5 10 Sedang
ketinggian.
13 Pekerjaan Sanitai  Pekerja terkena peralatan kerja 3 3 9 Sedang
 Pekerjah Jatuh Terperosok 2 5 10 Sedang
 Terpapar Sinar matahari 3 1 3 Kecil
 Bahaya kejatuhan material batu 1 4 4 Kecil
Pekerjaan Pemasangan Pabrik Es Kapasitas 10 Ton
1 Pekerjaan Brine  Anggota tubuh terluka akibat 5 2 10 Sedang
Tank (Bak Air terkena potongan baja/aluminium.
Garam), Thawing  Kecelakaan akibat pemotongan
Thank, Ice Can baja dengan menggunakan mesin 2 4 8 Sedang
Frame, Ice Can potong atau las listrik (luka bakar,
Filler dan Ice Can
luka gores, lecet, tertimpa potongan
Standart Square
baja),
 Pekerja terkena pecikan bunga api
las 4 2 8 Sedang
 Pekerja tersengat Listrik
2 5 10 Sedang
2 Pekerjaan  Kecelakaan akibat pengangkutan 1 5 5 Sedang
Pemasangan material menuju lokasi
Komponen Mesin pemasangan
 Terluka anggota badan akibat 3 3 9 Sedang
tertindas komponen mesin yang
hendak dipasang
 Terkena bagian mesin yang 1 5 5 Sedang
bergerak atau berputar

3 Pekerjaan  Anggota tubuh terluka akibat 3 2 6 Sedang


Elektrikal/Mekanik pemotong kabel listrik
al  Kabel atau hantaran pada instalasi 3 2 6 Sedang
listrik terbuka dan apabila tersentuh
akan menimbulkan bahaya kejut
 Terjatuh / terpeleset dari ketinggian 2 5 10 Sedang
 Kebocoran lsitrik pada peralatan 2 5 10 Sedang
listrik dengan rangka dari logam,
apabila terjadi kebocoran arus
dapat menimbulkan tegangan pada
rangka atau body
 Penggantian kawat sekring yang
tidak sesuai dengan kapasitasnya 2 4 8 Sedang
sehingga dapat menimbulkan
bahaya kebakaran

Keterangan :
1–4 : Tingkat risiko kecil

Spesifikasi Teknis/KAK_halaman 6 / 9
5 – 12 : Tingkat risiko sedang
15 – 25 : Tingkat risiko besar

Identifikasi Bahaya yang tingkat resiko terbesar yang menjadi persyaratan dalam
LDP (Pada Tabel di atas adalah Tingkat Resiko (TR) – Sedang, yang tulisannya
ditebalkan (Bold))

14. Peralatan yang : Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini :
dibutuhkan 1. Dump truck kap. 3 – 5 ton ; 2 unit.
2. Concrate mixer / beton molen 0,8 M³ ; 2 unit.
3. Welding set + Genset (Kap. Min 5 kVA) ; 1 unit
4. Vibrator concrate 1 unit.
5. Takel + Tripod kap. 3 ton ; 1 unit.
6. Stamper Kuda ; 1 unit.
Catatan : Semua peralatan harus sesuai dengan kapasitas dan
jumlah yang dipersyaratkan dan harus dibuktikan dengan
bukti kepemilikan alat (hak milik atau perjanjian sewa)
15. Spesifikasi : Spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi yang diadakan meliputi:
teknis a. Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan
Bahan/Material yang digunakan harus sesuai yang
dipersyaratkan dalam Spesifikasi Teknis.
b. Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama
pabrik/merek dari satu jenis bahan/komponen, maka Kontraktor
menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan.
Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi
dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.Untuk barang-
barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai
pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada
agennya di Indonesia. Apabila Kontraktor telah berusaha untuk
memesan namun pada saat pemesanan bahan/merek tersebut
tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan
sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum yang
sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukkan pemenang,
Kontraktor harus memberikan kepada Pemberi Tugas fotocopy
dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun
Importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material
tersebut telah dipesan (order import)

c. Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan


Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan yang
dicantumkan dalam dokumen penawaran calon penyedia dan
apabila akan dilakukan pergantian peralatan maka harus
mendapat persetujuan PA/PPK dengan ketentuan jumlah dan
kapasitas peralatan pengganti harus setara (sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan)
d. Ketentuan penggunaan tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan harus sesuai dengan nama yang
dicantumkan dalam dokumen penawaran calon penyedia dan
apabila akan dilakukan pergantian personil maka harus
mendapat persetujuan PA/PPK dengan ketentuan kualifikasi
keahlian/ keterampilan personil pengganti harus setara (sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan).

Spesifikasi Teknis/KAK_halaman 7 / 9
Tenaga kerja yang digunakan juga harus diikutkan dalam
program BPJS Tenaga Kerja.
e. Ketentuan gambar kerja
Penyedia harus mengikuti gambar kerja dan apabila ada
ketidaksesuaian dengan kondisi di lapangan maka harus
berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas dan PA/PPK.
f. Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk pembayaran
Pembayaran prestasi pekerjaan ini dilakukan dengan ketentuan
sbb :

1. Apabila kemajuan fisik sudah mencapai 55%, maka


dibayarkan sebesar 50% dari nilai kontrak dikurangi uang
muka secara proporsional.
2. Apabila kemajuan fisik sudah mencapai 75%, maka
dibayarkan sebesar 70% dari nilai kontrak dikurangi uang
muka secara proporsional.
3. Apabila kemajuan fisik sudah 100 % maka dibayarkan 100
% dikurangi denda (jika ada) dengan ketentuan telah
menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% dari nilai
kontrak.
g. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi
Penyedia wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan
dan Laporan Bulanan yang diperiksa oleh Konsultan Pengawas
dimana Laporan tersebut berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan.
Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK meminta
Penyedia untuk membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan di lokasi pekerjaan meliputi foto pelaksanaan 0%, 50
% dan 100%.
h. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 Konstruksi
Penyedia harus menerapkan K3 konstruksi dalam lingkungan
kerja antara lain sepatu safety, helm, sarung tangan, kotak P3K,
dll.
16. Kompetensi : 1. Memenuhi persyaratan kualifikasi :
Penyedia a. Kualifikasi usaha : Menengah
b. Izin Usaha : SBU, IUJK, SIUP
c. Klasifikasi :
 SBU-IUJK Klasifikasi 1 ; Klasifikasi Bangunan Gedung
Subklasifikasi Jasa Pelaksanaan Konstruksi Bangunan
Gudang dan Industri (BG003)
 SBU-IUJK Klasifikasi 2 ; Klasifikasi Instalasi Mekanikal
dan Elektriksl Subklasifikasi Jasa Pelaksanaan
Konstruksi Pemasangan Pendingin Udara (Air
Conditioner) Pemanas dan Ventilasi (MK001)
d. Persyaratan KBLI SIUP : Perdagangan Besar Mesin Kantor
Dan Industri, Suku Cadang Dan Perlengkapannya (46591)
e. Persyaratan lainnya : TDP, NPWP dan pelunasan pajak
tahunan terakhir (SPT tahun 2019/2020)

2. Memenuhi persyaratan teknis :


a. Memiliki ketersediaan dana direkening perusahaan sebesar
20 % (Dua puluh persen) dari nilai total Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) yang dibuktikan dengan print out rekening
koran atas nama perusahaan dan disahkan oleh Pimpinan
Bank.

Spesifikasi Teknis/KAK_halaman 8 / 9
b. Menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
Bidang Cipta Karya, PM. PUPR. No. 28/PRT/M/2016.
c. Membuat/melampirkan spesifikasi teknis mesin pabrik es
(dilengkapi brosur/leaflet).
d. Membuat daftar Identitas Barang mesin pabrik es (terdiri atas
beberapa jenis mesin dan peralatan pendukung lainnya)
dalam bentuk tabel yang meliputi nama barang, merk, tipe,
negara asal.
e. Mendapat dukungan ketersediaan mesin utama (kompresor)
pabrik es kapasitas 10 ton dari pabrik atau distributor resmi
sesuai rincian pada Spesifikasi Teknik halaman 67,68 dan
70.
f. Apabila dukungan dari distributor harus melampirkan surat
penunjukan sebagai distributor resmi dari pabrik.
g. Membuat/melampirkan pernyataan bermeterai Rp. 10.000,-
dari pabrik/distributor mesin utama (kompresor) bahwa :
1) Mesin dalam kondisi baru, asli dan bukan hasil
modifikasi;
2) Kesanggupan Menyediakan barang sesuai jadwal
pelaksanaan pekerjaan;
3) Akan memberikan garansi mesin utama pabrik es
(kompresor) minimal 1 (satu) tahun yang bukan
disebabkan oleh kesalahan/kelalaian pengguna;
4) Akan memberikan jaminan purna jual untuk mesin utama
pabrik es (kompresor) minimal 5 (lima) tahun.
h. Memiliki tenaga dengan kualifikasi sesuai poin 12
i. Memiliki peralatan sesuai poin 14

Spesifikasi Teknis/KAK_halaman 9 / 9
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT UMUM
1

1.1 RINGKASAN PEKERJAAN


1.1.1 Uraian Berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :
A. Pekerjaan Bangunan Pabrik Es
1). Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bowplank
2). Pekerjaan galian tanah pondasi dan galian konstruksi lainnya.
3). Pekerjaan pasangan batu kosong, pasangan batu kali dan pasangan batu bata.
4). Pekerjaan plesteran dinding, acian dan pekerjaan lantai baik dilapisi keramik maupun rabat
beton tumbuk.
5). Pekerjaan beton tak bertulang dan bertulang, termasuk kansteen beton dan bangunan
finishing lainnya yang terbuat dari beton.
6). Pekerjaan konstruksi baja ringan
7). Pekerjaan konstruksi baja struktur
8). Pekerjaan kusen pintu jendela, kuda-kuda, gording dan atap.
9). Pekerjaan pintu, jendela, jalusi dan pelengkapnya, termasuk kunci dan penggantung.
10). Pekerjaan pengecatan, pelitur dan finishing.
B. Pekerjaan Mesin Pabrik Es Kapasitas 10 Ton

1.2 STANDAR RUJUKAN


1.2.1 Uraian Umum
1). Peraturan Peraturan dan standar yang di jadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan
rnenetapkan Persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus diselenggarakan
beserta cara cara yang digunakan dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh
Konsultan Pengawas.
2). Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan kerja
yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-
standar yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh
Konsultan Pengawas.

1.2.2 Jaminan Kualitas


1). Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan yang
diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau
melebihi persyaratan yang telah ditentukan.

1
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2). Selama Pelaksanaan


Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan, barang barang dan
pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa
kompensasi bagi Kontraktor.
3). Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai
bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya sebagaimana yang diminta oieh Konsultan
Pengawas atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi
yang ditentukan dalam standar standar yang diminta. Bukti bukti tersebut harus dalam bentuk
yang dimintakan oleh Konsultan Pengawas secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil
hasil pengujian yang resmi.
4). Standar standar
Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada standar
yang dicantumkan di bawah ini :
a. Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03.
b. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
c. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia/1983.
d. Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979.
e. Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
f. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.
g. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
h. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi.
i. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh
Departemen Pekerjaan Umum.
j. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
k. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1981 beserta
Pedomannya.
l. Standard Industri Indonesia ( SII ).
m. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
n. Peraturan Cat Indonesia – N4.
o. Pedoman Pelaksanaan Lapis Penetrasi Macadam Indonesia
p. Pedoman Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) Indonesia

1.3 MOBILISASI
1.3.1 Umum
1). Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang
diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan kegiatan. Ini juga
akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
2). Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga
pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai.
3). Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Konsultan Pengawas, Kontraktor harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan yang ukurannya

2
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan
jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat kegiatan.
4). Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, di
karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut
sampai mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
5). Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada
waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal.
1.3.2 Jangka Waktu Mobilisasi
1). Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak,
terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
2). Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan dalam
item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran
terpisah untuk item ini.
1.3.3 Penyiapan Lapangan
1). Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan kegiatan pengelolaan dan
pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan.
2). Kontraktor harus mengikuti hal hal berikut:
a. Memenuhi persyaratan Peraturan peraturan Nasional, Peraturan peraturan Propinsi dan
Peraturan-peraturan Kabupaten.
b. Mengadakan konsultasi dengan Konsultan Pengawas sebelum penempatan dan
pembuatan Kantor Kegiatan dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi
konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi
pelaksanaan.
3). Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah selesai
kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan konstruksi. serta semua
bahan bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Konsultan Pengawas.

1.4 PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN MATERIAL


1.4.1 Umum
1). Semua material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
2). Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan bahan dan kecakapan kerja untuk
pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah
Konsultan Pengawas.
3). Pengujian pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau propinsi yang
sesuai dengan pengaturan oleh Konsultan Pengawas, Pengujian khusus di laboratoriurn pusat
harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Konsultan Pengawas.
1.4.2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi
1). Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam spesifikasi. Bilamana hasil
pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan pekerjaan perbaikan dan
peningkatannya jika diperlukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau Konsultan Pengawas,
dan harus melengkapi pengujian pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.
2). Material yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan
selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam terhitung dari jam penolakan.

3
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

3). Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor tetapi ternyata ditolak
Konsultan Pengawas harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor
dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
4). Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan
Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan
(Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi
tanggungan Kontraktor apapun hasil penelitian bahan tersebut.

1.4.3 Pengukuran dan Pembayaran


Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya biaya semua pengujian yang dilaksanakan
untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian "Pengendalian Mutu" yang
ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang bersangkutan
dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk pengujian.

1.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1.5.1 Umum
1). Pengelola Lapangan dari Kontraktor
a. Untuk menjamin kualitas, ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar, kontraktor
harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan
memuaskan Konsultan Pengawas. Staf teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus
mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian
mutu bahan bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga
kerja kontraktor dan memelihara catatan catatan serta dokumentasi kegiatan.
b. Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
 Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur Perusahaan atau kuasanya
yang menandatangani kontrak dengan pemilik.
 Seorang Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager), pengalaman minimal 4 tahun
sebagai Site Manager.
 Tenaga Ahli Arsitektur, Struktur, Mekanikal/Elektrikal,Estimasi Biaya.
 Tenaga Pelaksana Lapangan.
c. Penanggung Jawab Lapangan, Tenaga Ahli dan Pelaksana Lapangan harus mendapat
kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak atas namanya dan senantiasa harus di
tempat pekerjaan.
d. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
e. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan
Konsultan Pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
f. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana. Dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjukkan Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung
Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
2). Tempat Tinggal ( domisili) Kontrak dan Pelaksanaan.

4
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang
mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan
nomor telepon di lokasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas.
3). Pemeriksaan Lapangan
a. Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Kontraktor harus
mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama dengan Konsultan Pengawas
mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan, dan khususnya mengukur/memasang lebar
jalan, plan bangunan, dan jaringan utilitas, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci
terhadap semua bangunan yang ada. Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan
tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada
Konsultan Pengawas untuk persetujuannya.
b. Pada daerah daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis permukaan
harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta
penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan
kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya
konstruksi baru.
1.5.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja
1). Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item item yang
dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.
2). Kontraktor harus rnenyediakan contoh contoh semua bahan bahan yang diperlukan untuk
pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana
Konsultan Pengawas meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-
pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekuensi Minimum
“Pengujian Pengendalian Mutu", dalam Prakonstruksi.
3). Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen kontrak
dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Konsultan Pengawas. Bahan harus diuji di
lapangan atau di laboratorium selama konstruksi dan masa pemeliharaan sesuai jadwal
pengujian minimum yang tercantum dalam “Jadwal Frekuensi Minimum Pengujian
Pengendalian Mutu”. atas permintaan Konsultan Pengawas dan Kontraktor harus
membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran.
4). Desain campuran untuk aspal dan beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan spesifikasi
dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan kegiatan terkecuali
memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Konsultan Pengawas.
5). Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan desain
campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas.
1.5.3 Pengendalian Lingkungan
1). Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh terhadap
pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat desain serta persyaratan
spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan taman serta
lintasan air di sekitarnya akan ditata.
2). Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang memancarkan suara sangat
keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam kebisingan harus dipasang

5
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, di bawah
pengendalian Kontraktor.
3). Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang berisik
dalam daerah daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah daerah rawan seperti
dekat Rumah Sakit.
4). Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan penyiraman
secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan harus menutupi
truk angkutan dengan terpal.
1.5.4 Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan
1). Jika dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus mengadakan survai secara
cermat dan memasang patok beton (Bench Ma Spesifikasi Teknis) pada lokasi yang tetap
untuk memungkinkan desain, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang harus dibuat,
dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.
2). Kontraktor harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian
pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan dan drainase sesuai
dengan gambar gambar kegiatan dan menurut perintah Konsultan Pengawas. Persetujuan
Konsultan Pengawas atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan
Pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang diperlukan oleh Konsultan
Pengawas yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.
3). Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan-bangunan gedung (bangunan
utama fasilitas pelabuhan, peron dan fasiltas penunjang lainnya), pemasangan patok-
patok/bowplank harus disiku satu sama lain dan diukur dari as ke as pondasi.
4). Untuk proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus menyediakan semua
instrumen yang diperukan, personil, tenaga dan bahan yang di minta untuk pemeriksaan
pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.
1.5.5 Peil dan Pengukuran
1). Kontraktor wajib memberikan kepada Konsultan Pengawas setiap kali suatu bagian pekerjaan
akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
2). Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap
pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / setiap terdapat
selisih / perbedaan- perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak
dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas.
3). Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-peil
dan ukuran- ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan Syarat ini.
4). Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya
maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
5). Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir Konsultan Pengawas dan berhak
untuk membongkar pekerjaan yang telah kontraktor.
6). Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Kegiatan ini harus benar-
benar baru dan diteliti mengenai mutu , ukuran dan lain-lain yang disesuaikan dengan
Standard / Peraturan-peraturan yang dipergunakan didalam SPESIFIKASI TEKNIS ini.
Semua bahan-bahan tersebut diatas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas sebelum akan dimulai pelaksanaannya.

6
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

7). Ketelitian dan kerapian kerja akan sangat dinilai ( bobotnya tinggi ) oleh Konsultan
Pengawas terutama yang menyangkut pekerjaan, penyelesaian maupun perapihan (finishing
work).
1.5.6 Pemakaian Ukuran
1). Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam
rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan dan perubahannya.
2). Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-
bagiannya dan memberitahukan Konsultan Pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat dan Gambar Kerja maupun dalam
Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
3). Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya, kepadanya diwajibkan mengadakan
pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar kerja yang ada.
1.5.7 Rencana Kerja
Kontraktor harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “ Time schedule/Kurva S “
dan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana ini, hanya dengan persetujuan
Konsultan Pengawas harus menyimpan dari rencana semula, maka kerugian yang dideritanya
adalah tanggung jawab Kontraktor.
1.5.8 Los Konsultan Pengawas, Los Kerja dan Gudang Bahan
1). Kontraktor harus membuat los Konsultan Pengawas secukupnya, menggunakan bahan-bahan
sederhana yang dapat dikunci dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan sederhana
2). Kontraktor harus membuat ruangan-ruangan untuk menyimpan barang-barang atau alat-alat
lainnya dan untuk kantor pelaksana.
3). Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat
teknis dan dapat dipertanggung jawabkan.
4). Kontraktor harus membuat papan Kegiatan yang ukuran dan modelnya ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
1.5.9 Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
1). Ketelitian/ kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar – gambar pelaksanaan.
2). Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan pekerjaan.
3). Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan.
4). Keamanan/Kerusakan dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.
5). Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
6). Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.
7). Tidak diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Konsultan Pengawas.
b. Memasak ditempat bekerja kecuali dengan ijin Konsultan Pengawas.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan sebagainya ke
tempat pekerjaan.

7
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

d. Keluar masuk dengan bebas.


1.5.10 Pekerjaan Di Waktu Malam
Kontraktor harus meminta ijin kepada Pejabat Pembuat Komitmen /Konsultan Pengawas,
Pelaksana dalam hal untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan
diberikan kalau penerangan cukup atau memakai penerangan PLN/Generator.

1.6 PERUBAHAN PEKERJAAN


1.6.1 Umum
1). Uraian
Berhubung Kontrak Lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa untuk penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga kontrak yang pasti dan
tetap, serta semuo resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya
ditanggung oleh Kontraktor pelaksana.
Untuk itu tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang terhadap nilai kontrak yang
ada (Change Order).

1.7 PENGAWASAN
1). Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan Pengawas
dimana setiap saat Konsultan Pengawas harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa
dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan
fasilitas – fasilitas yang diperlukan.
2). Bagian–bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan Konsultan
Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan
harus segera dibuka / dibongkar sebagian atau seluruhnya.
3). Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja sehingga diperlukan
pengawasan pekerjaan oleh Konsultan Pengawas, maka segala biaya untuk itu menjadi beban
Kontraktor.
4). Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas Konsultan Pengawas adalah
terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan di dalam gambar dan Rencana Kerja
dan Syarat serta Risalah Penjelasan. Penyimpangan daripadanya haruslah seijin Pejabat
Pembuat Komitmen.

1.8 LAPORAN DAN DOKUMENTASI


1.8.1 Laporan Kemajuan Pekerjaan
Pelaksana diharuskan membuat Laporan Harian, Mingguan, dan Laporan Bulanan dari
pelaksanaan pekerjaan dan penyerahan laporan tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk dapat
dipergunakan sebagai dasar pengamatan / pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang sedang
berjalan secara berkesinambungan.
1.8.2 Dokumentasi
Kontraktor harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa foto-foto berukuran Post Card pada
bagian-bagian pekerjaan yang penting sedapat mungkin diusahakan dengan foto warna :
1). Sebelum pekerjaan dimulai prestasi 0 (nol) persen.
2). Saat penggalian pondasi dan pemasangan pondasi

8
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

3). Saat pemasangan besi dan pengecoran sloof pondasi, kolom,plat beton dan ring balk.
4). Saat pekerjaan dalam prestasi 50%, 75% dan 100% serta setelah masa pemeliharaan atau
pada waktu pekerjaan diserah terimakan .
5). Setelah pekerjaan berakhir Kontraktor harus menyerahkan album foto sebanyak 3 (tiga) set
kepada Pejabat Pembuat Komitmen dimana 1(satu) set untuk arsip dan 2 (dua) set untuk
arsip Pejabat Pembuat Komitmen.
6). Untuk setiap pengajuan pembayaran angsuran Kontraktor harus melampirkan foto kemajuan
pekerjaan sesuai kontrak (diambil 1 titik bidik).

1.9 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT SERTA GAMBAR


1.9.1 Uraian
1). Peraturan dan syarat – syarat teknis pelaksanaan ini bersama dengan gambar kerjanya
digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
2). Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada peraturan dan
syarat-syarat teknis pelaksanaan.
3). Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan hal di atas, maka Kontraktor
menanyakan secara tertulis kepada perencana/Konsultan Pengawas. Kontraktor diwajibkan
mentaati keputusan perencana / Konsultan Pengawas dalam hal menyangkut masalah
tersebut diatas.
4). Ukuran yang berlaku adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka yang terdapat didalam
gambar terbaru dengan skala terbesar serta tidak memperkenankan mengukur gambar
berdasar skala gambar.
5). Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan gambar tambahan/
gambar detail maka Kontraktor harus dapat membuat gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga)
rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum dilaksanakan harus mendapat ijin dari Konsultan
Pengawas
1.9.2 Penjelasan Perbedaan Gambar
1). Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar :
2). Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai sebagai pegangan dalam
ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis dan kualitas bahan/kontruksi
bangunan adalah gambar struktur.
3). Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai sebagai pegangan dalam
ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam hal ukuran kualitas dan jenis bahan/
kontruksi adalah gambar mekanikal. Demikian halnya dengan gambar kerja pembangunan
gedung, pagar dan talud.
4). Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai sebagai pegangan dalam
ukuran fungsional ialah gambar arsitektur dan dalam hal ukuran kualitas dan jenis bahan
adalah gambar electrical.
5). Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan-perbedaan
tersebut diatas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

9
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

1.9.3 Gambar Pelelangan (Tender Drawing)


Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan yang termasuk di
dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus mengecek dan
menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun arsitektur.
1.9.4 Gambar Pelaksanaan
1). Kontraktor harus membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan (shop
drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambar-gambar pelelangan dan
penjelasan pekerjaan yang diberikan.
2). Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Konsultan Pengawas, Kontraktor
tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
3). Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak Konsultan Pengawas
harus sesuai dengan kontrak
4). Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Konsultan Pengawas untuk meneliti
gambar-gambar pelaksanaan.
5). Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian garansi terhadap
dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan tidak melepaskan tanggung jawab
kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
1.9.5 Gambar –Gambar Yang Berubah Dari Rencana
Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pejabat Pembuat Komitmen
berdasarkan pertimbangan dari Konsultan Pengawas.
Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar Kerja dan
Gambar Perubahan Rancangan.
Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar asli) dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Gambar perubahan yang disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
1.9.6 Gambar Sesuai Dengan Instalasi
1). Sesudah pekerjaan instalasi selesai, kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-
gambar yang sesuai dengan instalasi.
2). Gambar-gambar tersebut harus memberikan informasi yang lengkap mengenai instalasi secara
keseluruhan untuk memudahkan pemeliharaan dan operasi dari instalasi yang telah terpasang
.
3). Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan
sesudah mendapat persetujuan barulah gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.
4). Banyaknya gambar yang harus diserahkan adalah sebagai berikut :
a. 3 ( tiga ) set gambar-gambar cetakan.
b. 1 (satu) set gambar-gambar yang bisa diproduksi ( reprodukcible copy )

10
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

1.10 INSTRUKSI UNTUK SISTEM INSTALASI


1.10.1 Umum
1). Sesudah pekerjaan instalasi selesai dan berjalan dengan baik, Kontraktor diharuskan
menyediakan tenaga yang cakap untuk memberi pelajaran / training kepada operator-
operator yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen guna untuk Pemeliharaan.
2). Sesudah pekerjaan instalasi selesai, Kontraktor diwajibkan pula menyerahkan dokumen yang
berisi cara operasi maupun cara pemeliharaan dari sistem instalasi. Dokumen ini harus
disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen. Banyaknya dokumen yang diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen adalah
3 (tiga) set.
1.10.2 Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan Sistem Instalasi
1). Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan pemeliharaan
terhadap instalasi yang telah selesai dipasang dan termasuk di dalam kontrak selama masa
pemeliharaan dihitung dari masa penyerahan instalasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen .
2). Kontraktor harus bersedia datang sewaktu-waktu jika terjadi problem atau kerusakan serta
memperbaiki problem tersebut dengan segera. Semua pekerjaan perbaikan tersebut harus
menjadi tanggung jawab kontraktor kalau disebabkan kualitas pekerjaan maupun kualitas
material yang jelek.
3). Kontraktor harus mengadakan pengecekan berkala terhadap instalasi yang telah berjalan dan
membuat catatan yang perlu guna pemeliharaan dari sistem instalasi tersebut.
1.10.3 Pemeriksaan
1). Kontraktor harus melaksanakan testing terhadap sistem yang telah selesai dipasang baik secara
sebagian maupun secara keseluruhan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku atau
yang ditentukan spesifikasi.
2). Jika sesuatu sistem instalasi yang termasuk dalam kontrak yang lain diadakan pengetesan dan
hal ini menyangkut pula pekerjaan dari salah satu kontraktor maka wakil-wakil dari
kontraktor yang bersangkutan harus hadir dan menyaksikan jalannya pengetesan tersebut dan
kalau perlu memberikan saran-saran.
3). Kontraktor harus mengadakan pengecekan dimana Pihak Konsultan Pengawas hadir dan
Pihak Konsultan Pengawas akan menentukan apakah testing yang dilakukan cukup baik atau
harus diulang kembali. Kontraktor harus menanggung segala perongkosan yang timbul.
4). Kontraktor harus memberikan hasil-hasil testing kepada Konsultan Pengawas. Hasil-hasil test
akan dipakai untuk menentukan apakah sistem instalasi yang telah dipasang berfungsi
sebagaimana mestinya.

1.11 PEMBERSIHAN
Kontraktor harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah-sampah. Pada waktu
tertentu dan pada waktu pekerjaan telah selesai. Kontraktor harus membuang sampah-sampah
sebagai hasil pekerjaan ketempat diluar Kegiatan atau tempat yang telah ditunjuk oleh Konsultan
Pengawas.

1.12 PERLINDUNGAN TERHADAP BARANG-BARANG DAN INSTALASI.


1). Kontraktor harus melindungi semua barang-barang dan instalasi yang ada terhadap
kerusakan-kerusakan maupun terhadap pencurian yang mungkin timbul.

11
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2). Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap barang-barang maupun instalasi sampai
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

1.13 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN.


1.13.1 Umum
1). Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut :
a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.
b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada
gambar rencana atau spesifikasi spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui
secara tetulis oleh Konsultan Pengawas.
c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh
dari suatu sumber yang disetujui.
2). Penyerahan
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk
suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas contoh-contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan, contoh tersebut harus disertai informasi
mengenai sumber, lokasi sumber dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh
Konsultan Pengawas untuk memenuhi persyaratan persyaratan spesifikasi.
b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-
bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi ini serta harus memberitahu Konsultan
Pengawas paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan
oleh Konsultan Pengawas secara tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan dalarn
pekerjaan. Laporan ini berisi semua informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah
sumber tidak berarti semua bahan bahan dalam sumber tersebut disetujui.
c. Dalam kasus bahan bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan bahan
buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari
Konsultan Pengawas diberikan. Konsultan Pengawas memberikan persetujuan ini secara
tertulis.
1.13.2 Sumber Bahan-bahan
1). Sumber-sumber
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam dokomen
atau yang diberikan Konsultan Pengawas, disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah
tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan
semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung atau dalam
daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
c. Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan
untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Konsultan
Pengawas akan menolak atau menerima bahan dari sumber-sumber bahan atas dasar
persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau
longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain berpengaruh negatif terhadap
daerah sekelilingnya.

12
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2). Persetujuan
a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Konsultan Pengawas telah memberikan
persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-
maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah disetujui
Konsultan Pengawas, maka Konsultan Pengawas dapat menolak bahan tersebut dan
minta diganti.
1.13.3 Penyimpanan Bahan
1). Umum
a. Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan
tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut
selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
b. Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan
secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
c. Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran air
dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah dasar,
dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan. Tempat
penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya
dari hujan dan banjir.
2). Penumpukan Agregat
a. Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui sedemikian sehingga tidak
ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah
lima meter.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus di tumpuk secara terpisah atau dipisahkan
dengan partisi kayu.
c. Penempatan tumupukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang memadai
serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung lintasan air.
d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan angkutan,
daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya. Khususnya selama
musim kering.
3). Penyimpanan Bahan-Bahan Aspal
Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan dibersihkan
dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah-sampah.
Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut :
a. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan lubang pengisian
arah ke atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya ke atas sepotong
kayu) untuk mencegah terkumpulnya air di atas tutup drum.
b. Drum-drum yang berisi yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back harus
ditumpuk diatas sisinya dengan lubang pengisian di sebelah atas. Penutup lubang harus
di uji mengenai kekencangannya ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur
sewaktu penyimpanan.
c. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi bila
disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut harus digulingkan
secara teratur.
4). Penanganan dan penyimpanan semen

13
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

a. Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya


semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
b. Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan rapih
dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga penggunaan (kosumsi) semen
dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan.
c. Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh lebih
dari 3 bulan. Konsultan Pengawas secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan
di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam
kondisi telah mengeras.
5). Bahan-Bahan yang Ditumpuk di Pinggir Jalan
a. Konsultan Pengawas akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk
menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan dan semua tempat yang dipilih harus keras,
tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama sekali tidak boleh melampaui
batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau
kemacetan lalu lintas.
b. Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dan bila perlu
tanah tersebut diratakan dengan motorgrader.
c. Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal dengan sumbu
memanjang, tumpukan tersebut biasanya sejajar garis tengah jalan.
d. Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti di uraikan pada item (3) di atas dan
dibentuk ke dalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan)

1.14 PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR


Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor
termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya
kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban Kontraktor.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapat dari sumber air
yang sudah ada di lokasi pekerjaan. Kontraktor harus memasang pipa-pipa untuk mengalirkan air
dan membongkar kembali bila pekerjaan sudah selesai. Biaya untuk mengadakan air kerja tersebut
adalah beban Kontraktor.
Kontraktor tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran induk, lubang
penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari
Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas.

1.15 I K L A N
Kontraktor tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja atau di tanah
yang berdekatan tanpa ijin dari Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas.

1.16 JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA


Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor dan
disesuaikan dengan kebutuhan Kegiatan tersebut.
Kontraktor diwajibkan untuk membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian dan
memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan menjadi beban Kontraktor .

14
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

1.17 PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM


Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada, utilitas, jalan, saluran dan lain-
lain yang ada dilingkungan pekerjaan.
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan
uumum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi
Kontraktor. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah
menjadi beban Kontraktor.

1.18 KECELAKAAN DAN KESEHATAN


1). Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban Kontraktor.
2). Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut
kebutuhan, lengkap dengan seorang Petugas yang telah terlatih dalam soal –soal mengenai
pertolongan pertama.
3). Terhadap kecelakaan – kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala perongkosannya
menjadi beban Kontraktor.
4). Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
5). Sehubungan dengan butir –butir diatas pada Kontraktor diwajibkan menyediakan alat
pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah – galah
secukupnya serta pemeliharaannya.
6). Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
7). Sejauh tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini maka Kontraktor harus
mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan /Instansi
Pemerintah C.Q. Undang – undang Kesehatan Kerja dan lain sebagainya termasuk semua
perubahan – perubahan yang hingga kini tetap berlaku.

1.19 PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN


Setelah Kontraktor mengetahui batas – batas daerah Kerja dan lain-lainnya sebagaimana diuraikan
dalam pasal –pasal dimuka maka Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang
ada didaerahnya ialah mengenai :
1). Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecorobohan yang sengaja ataupun tidak.
2). Penggunaan sesuatu yang keliru / salah.
3). Kehilangan –kehilangan bagian alat – alat / bahan – bahan yang ada didaerahnya.
4). Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus melaporkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
5). Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, diharuskan mengadakan pengamanan
antara lain : penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan sebagainya.

1.20 PENEMUAN BENDA KUNO DAN FOSIL


Penemuan dilapangan pekerjaan seperti fosil, barang kuno, tulang belulang dan barang berharga
lainnya agar diserahkan kepada pihak yang berwajib melalui Pejabat Pembuat Komitmen.
Pada waktu penemuan benda-benda tersebut, Kontraktor wajib segera mengambil tindakan
sebagai berikut :

15
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

1). Berusaha sebaik-baiknya agar tidak mengganggu benda-benda tersebut, penggalian atau
pemindahan atau dihindarkan atau dicegah.
2). Mengambil langkah yang perlu untuk melindungi benda itu dalam keadaan dan posisi waktu
ditemukan.
3). Melaporkan penemuan tersebut pada Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis dengan
menjelaskan secara tepat lokasi penemuan tersebut.

1.21 PEMERIKSAAN PEKERJAAN


1). Sebelum memulai pekerjaan lanjutan, Kontraktor diwajibkan memintakan persetujuan
kepada Konsultan Pengawas.
2). Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, ( dihitung dari jam diterimanya
Surat Permohonan Pemeriksaan), tidak dipenuhi oleh Konsultan/Konsultan Pengawas,
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa, dianggap
telah disetujui Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta
perpanjangan waktu.
3). Bila kontraktor melanggar ayat 1 Pasal ini Konsultan Pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.

16
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

B. SYARAT KHUSUS

2.1 TEMPAT PEKERJAAN


Pekerjaan : Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Pabrik Es Kapasitas 10 Ton
Di PP. Mato Kabupaten Banggai Laut
Lokasi : Mato, Desa Gonggong Kabupaten Banggai Laut

2.2 PENJELASAN PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat –Syarat ini adalah :
1). Pembangunan Gedung Pabrik Es Kapasitas 10 Ton
2). Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Mesin Pabrik Es Kapasitas 10 Ton

2.3 PERATURAN TEKNIS KHUSUS DAN SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN


PEKERJAAN
Pekerjaan harus diselesaikan menurut dan sesuai :
1). Peraturan dan Syarat-syarat yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat –syarat ini.
2). Gambar –gambar bestek , Detail dan Instalasi.
3). Perubahan – perubahan dan penambahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing.
4). Gambar-gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor pada waktu pekerjaan berlangsung dan
telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Pejabat Pembuat Komitmen.
5). Petunjuk-petunjuk dan keterangan yang diberikan Konsultan Pengawas pada pada waktu
pelaksanaan.

2.4 DASAR UKURAN TINGGI DAN UKURAN-UKURAN POKOK


Sebagai dasar peraturan tinggi lantai dasar 0,00 (titik duga) dipakai tinggi pada denah bangunan
yang akan dilaksanakan. Selanjutnya titik ditentukan secara Permanen dan oleh Kontraktor diberi
tanda jelas dengan noit beton yang kokoh dan baru boleh dibongkar setelah pekerjaan selesai
untuk penyerahan pertama. Ukuran – ukuran tinggi ini diambil diatas ketinggian sumbu jalan
dimuka bangunan.
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail tertera pada gambar Bestek dan Detail
Kontraktor hendaknya meneliti kembali ukuran – ukuran tersebut . Jika ada perbedaan dan
ketidak cocokan. Kontraktor melapor / membicarakan dengan Konsultan Pengawas dan
Pimpinan Kegiatan. Kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1). Ukuran yang tertera pada gambar kontruksi beton harus disesuaikan dengan ukuran jadi.
2). Ukuran-ukuran pada Kontruksi kayu ( kosen pintu dan jendela adalah ukuran jadi setelah
diserut ).

2.5 PENGUKURAN DAN PAPAN BANGUNAN


1). Kontraktor wajib meneliti ukuran-ukuran dilapangan dan melaporkan segala sesuatu kepada
Konsultan Pengawas.
2). Pemasangan patok –patok untuk menentukan situasi harus dilakukan bersama dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
3). Segala pekerjaan pengukuran persiapan (Uitzet) adalah tanggung jawab Kontraktor.

17
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

4). Pengukuran – pengukuran sudut siku, ketinggian peil, panjang lebar harus menggunakan
teropong, waterpass, theodolit, prisma penyiku dan lain-lain. Pengukuran siku dengan benang
secara prinsip segitiga phitagoras hanya dibolehkan pada bagian-bagian yang kecil dan tidak
penting saja.
5). Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan harus segera
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas.
6). Pekerjaan pemasangan bowplank adalah termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat
dari kayu, tidak diperkenankan menggunakan bambu
7). Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan bowplank dipasang, tinggi
dasar ( 0,00 ), sumbu-sumbu dinding dan sumbu-sumbu kolom ditetapkan dengan
persetujuan Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.

2.6 PEKERJAAN GALIAN TANAH


2.6.1 Umum
1). Lingkup pekerjaan
Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a. Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai yang tertera
dalam gambar.
b. Konstruksi Pondasi
c. Saluran air hujan dan Bak Kontrol.
d. Septictank dan bak peresapan
e. Pekerjaan galian tanah yang nyata-nyata dinperlihatkan pada gambar.
2). Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
b. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
2.6.2 Bahan
Tidak ada bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini.
2.6.3 Pelaksanaan :
1). Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar dengan cara
yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
2). Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang dijumpai dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3). Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun
memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan pembersihan.
4). Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar, sehingga
pada waktu pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan kering.
5). Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit / galian pondasi harus digali dan ditimbun
kembali dengan material yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas,
disiram air dan dipadatkan.
6). Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan cukup lebar
untuk bekerja dengan leluasa.

18
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

7). Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian
harus diurug kembali dengan material yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan
Pengawas. Biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.
8). Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar atau diubah sampai disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas.
9). Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai kembali akan ditimbun
ditempat yang ditunjuk untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping.
10). Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan yang bisa lapuk
pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akar-akar/bahan-bahan tersebut
harus diangkat dan diurug dengan material yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan Pengawas sampai padat.

2.6.4 Pengendalian Mutu di Lapangan


Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan dimensi galian sesuai gambar kerja

2.6.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas galian akan dihitung berdasarkan volume galian padat, yang diukur berdasarkan
luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang galian.
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Galian Tanah M3

2.7 PEKERJAAN URUGAN


2.7.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a. Urugan pasir di bawah pondasi
b. Urugan tanah di bawah lantai
c. Urugan pasir di bawah lantai
d. Urugan pasir pada bantalan pipa drainase, pipa sanitasi dan pipa air bersih
e. Urugan pasir di bawah paving blok
f. Urugan pasir pada peresapan
2). Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
b. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26

19
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.7.2 Bahan
1). Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, minimal digolongkan dalam klasifikasi
A-2-7 (Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO).
2). Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A-1-b
(Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO)
3). Khusus untuk urugan pasir pada bantalan pipa drainase, pipa sanitasi dan pipa air bersih dan
urugan pasir pada peresapan, material yang digunakan adalah material yang digolongkan
dalam klasifikasi A-3 (Pasir halus, AASHTO)
4). Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman yang
berlebihan.
2.7.3 Pelaksanaan :
1). Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada gambar, dan
pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum 30 cm untuk hamparan
setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang
disetujui sampai dicapai tingkat kepadatan lapangan yang cukup baik, sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
2). Seluruh bagian bangunan yang direncanakan harus ditimbun sampai mencapai ketinggian
yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari sisa-sisa
rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta dapat mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air.
Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.
3). Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan perkerasan harus
sesuai dengan gambar rencana, dan material penimbunan harus memenuhi pasal 5.28.2
spesifikasi ini.
4). Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan menggunakan alat
pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
5). Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan, dimana dalam
proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus dipertahankan (jika kondisi urugan
terlalu kering, harus ditambahkan dengan air/disiram)
6). Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari parit / galian pondasi kaki
kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan.

2.7.4 Pengendalian Mutu di Lapangan


Konsultan Pengawas dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan test kepadatan (sand cone)
di lapangan yang dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini

2.7.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas pekerjaan urugan akan dihitung berdasarkan volume urugan padat, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan tebal urugan. Kecuali untuk pekerjaan
yang disebutkan pada point “d, e dan f” pada pasal 5.28.1.1, pengukuran tidak dilakukan
secara terpisah dan termasuk bagian dari pekerjaan pemasangan pipa, pemasangan paving blok
dan pembuatan lubang peresapan.

20
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Urugan tanah di bawah lantai M3


2 Urugan pasir di bawah pondasi M3
3 Urugan pasir di bawah lantai M3

2.8 PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG

2.8.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu kosong dilaksanakan pada lapisan kedua setelah urugan pasir pada
pondasi batu kali, dengan maksud memberikan bantalan yang stabil pada konstruksi pondasi
batu kali.
2). Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
b. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
c. Pekerjaan galian tanah : seksi 5.27

2.8.2 Bahan
1). Bahan yang digunakan adalah batu kali atau batu gunung dengan kondisi harus bersih, keras
tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki satu daya tahan (awet).
2). Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi
seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama dan
memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan sebagai
berikut :
Ukuran minimum batu adalah :
a. Tebal minimum = 15 cm
b. Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm)
c. Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Konsultan Pengawas dengan memperhitungkan
jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling
mengunci.
2.8.3 Pelaksanaan
1). Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Pekerjaan urugan pasir telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan diterima oleh
Konsultan Pengawas.
b. Semua galian harus selalu bebas air dan Kotraktor harus melengkapi semua bahan-bahan
yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk
saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air dan menyediakan dinding cut off.

21
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2). Pelaksanaan Pekerjaan


Batu-batu harus diletakan sedemikian rupa, sehingga secara keseluruhan memiliki daya saling
mengunci (interlocking) dan stabil. Posisi batu harus memungkinkan untuk melatakan
pasangan batu kali di atasnya dan memberikan permukaan yang maksimal untuk dilapisi pasta
semen guna pelekatan dengan pasangan di atasnya.
2.8.4 Pengendalian Mutu di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan dimensi pasangan batu kosong sesuai gambar kerja
2.8.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur berdasarkan
luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Pasangan batu kosong M3

2.9 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


2.9.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu kali meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan pemasangan
semua pekerjaan pondasi batu kali atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali sesuai
dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan dalam SPESIFIKASI TEKNIS ini.
2). Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
b. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
c. Pekerjaan galian tanah : seksi 5.27
2.9.2 Bahan
1). Batu Kali
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar seperti pasangan
batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis menurut persetujuan
Konsultan Pengawas dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, cacat atau
ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui
Konsultan Pengawas.
Ukuran minimum batu adalah (kecuali untuk batu pengunci) :
a. Tebal minimum = 15 cm
b. Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm)
c. Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)

22
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

Ukuran batu maksimum akan ditentukan Konsultan Pengawas dengan memperhitungkan


jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling
mengunci.
2). Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.
3). Semen
Semen yang digunakan adalah semen PCC, yaitu semen portland Composite Cement untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang
disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-81).
4). Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-
garaman.
5). Adukan
a. Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat perbandingan
1 PC : 4 Psr untuk pasangan kedap air (selanjutnya dipakai singkatan PC untuk Portland
Cement, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil dalam kode perbandingan suatu adukan).
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan
Konsultan Pengawas. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus
dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan
dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur di dalam semacam kotak diaduk
2 kali secara kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua
dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, adukan
yang tidak dipakai selama 2 (dua) jam harus dibuang. Pemakaian kembali adukan
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari
hari kerja.
2.9.3 Pelaksanaan
1). Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Pekerjaan pasangan batu kosong telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan diterima
oleh Konsultan Pengawas.
b. Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi semua bahan-bahan
yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk
saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air dan menyediakan dinding cut off.
c. Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang dengan baik,
sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar rencana.
2). Pelaksanaan Pekerjaan
a. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan
harus diletakan dengan alasnya tegak lurus kepada tegangan pokok. Setiap batu harus
diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan
berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu
berimpit satu sama lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah batu selesai
dipasang.
b. Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu muka harus
mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal minimum 15 cm, kecuali

23
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

ada permintaan lain dari Konsultan Pengawas. Permukaan batu muka harus merata
setelah dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang
dipasang di dalamnya dan paling sedikit ada satu batu pengikat (pengunci) untuk tiap-
tiap meter persegi. Pasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan
pasangan batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
c. Batu harus dipilih dan diletakan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak kurang dari
pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar, adukan
untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas.
3). Perlindungan dan Perawatan
a. Pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam
melindungi/merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus memenuhi
persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
b. Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup
lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang dan larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerja tidak boleh berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu kosong
yang belum mantap.
2.9.4 Pengendalian Mutu Di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.
2.9.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur berdasarkan
luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1. Pasangan batu kali M3

2.10 PASANGAN BATA


2.10.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua pasangan bata
seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan pemasangannya harus benar-benar mengikuti
garis-garis ketinggian dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam
spesifikasi ini.
2). Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
b. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26

24
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.10.2 Bahan
1). Batu Bata
Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-patah. Ukuran yang
dianjurkan adalah 5,5 cm – 7 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi panjang dan lebar 0,5
cm.
Konsultan Pengawas berhak menolak batu bata bila tidak memenuhi syarat seperti :
a. Pembakaran kurang matang/merata.
b. Banyak mengandung retak-retak/keropos.
c. Bentuk tidak simetris / siku dan tidak rata.
2). Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.
3). Semen
Semen yang digunakan adalah semen PCC, yaitu semen portland untuk penggunaan umum
yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis
lain (SII 0013-81).
4). Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-
garaman.
5). Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk pasangan bata adalah :
 Pasangan bata biasa adalah campuran 1 PC : 4 Pasir
 Pasangan bata kedap air (traasram) menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir, yaitu pada
tepi kosen dan kolom, dinding KM/WC dan yang ditentukan dalam gambar bestek
dan gambar detail.
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan
Konsultan Pengawas. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus
dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan
dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur di dalam semacam kotak diaduk
2 kali secara kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua
dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, adukan
yang tidak dipakai selama 2 (dua) jam harus dibuang. Pemakaian kembali adukan
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari
hari kerja.

2.10.3 Pelaksanaan
1). Kondisi lapangan pekerjaan
a. Pengecoran sloof beton telah selesai dilaksanakan dan telah dalam kondisi stabil dan
dijamin tidak akan terjadi keruntuhan setelah beban pasangan bata bekerja.
b. Peralatan utama dan steger telah disiapkan.
c. Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang dengan baik,
sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar rencana.

25
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2). Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Konsultan Pengawas
memberikan petunjuk lain.
b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang
lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata harus putus
sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik
diseluruh pekerjaan.
c. Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan kolom praktis
(beton), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar.
d. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan pemasangannya
harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu bata potongan tidak boleh
dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-pertemuan dengan kosen/kolom.
e. Untuk perkuatan antara dinding ,kosen dan kolom utama maka pada kolom utama
dipasang angker berupa besi beton dia. 12 mm panjang minimal 25 cm setiap jarak 100
cm yang dipasang pada waktu pengecoran kolom utama.

2.10.4 Pengendalian Mutu Di Lapangan


Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.

2.10.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas pasangan bata akan dihitung berdasarkan luasan penampang yang terpasang, yaitu
panjang x tinggi pasangan.
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1. Pasangan batu bata ½ batu M2


2. Pasangan batu bata traasram ½ batu M2

2.11 PEKERJAAN PLESTERAN / PENGHALUS ACIAN BETON


2.11.1 Umum
1). Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan yang tercantum
dibawah ini :
a. Untuk semua plesteran dinding biasa
b. Plesteran kedap air (traasram)
c. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi
2). Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
b. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
c. Pasangan Bataa : seksi 5.31

26
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.11.2 Bahan
1). Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir
laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
2). Semen
Semen yang digunakan adalah semen PCC, yaitu semen portland untuk penggunaan umum
yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis
lain (SII 0013-81).
3). Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-
garaman.
4). Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk plesteran adalah :
 Plesteran dinding non traasram biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir
 Plesteran traasram menggunakan campuran 1 PC : 3 Pasir, yaitu pada dinding
KM/WC dan yang ditentukan dalam gambar bestek dan gambar detail.
 Plesteran untuk semua dinding beton dan kaki pondasi 1 PC : 3 Pasir
b. Acian, hanya digunakan pada dinding-dinding terplester yang akan dicat. Formula acian
adalah sebagai berikut :
 Semen PCC dipakai pada dinding terplester yang akan dicat dan kaki pondasi
c. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan
Konsultan Pengawas. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu
45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat
lagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari
hari kerja.

2.11.3 Pelaksanaan

1). Kondisi lapangan pekerjaan


a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus disiram
air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm
b. Pelaksanaan pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan setelah pipa-pipa air dan listrik
sudah terpasang.
c. Sebelum melanjutkan ke pekerjaan acian, permukaan plesteran telah rata, lurus dan tegak
satu sama lain. Penggunaan mistar perata kayu (belabas) sangat dianjurkan.
d. Merupakan permukaan plesteran basah (bukan dibasahi). Tidak dibenarkan
meninggalkan pekerjaan plesteran sampai kering sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan
acian.

27
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2). Pelaksanaan pekerjaan


a. Sedapat mungkin mempergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang
memadai. Persiapkan dan bersihkan permukaan-permukaan yang akan diplester, dari
kotoran-kotoran dan bahan bahan lain yang dapat merusak plesteran. Tukang-tukang
plester yang dinilai tidak cakap, karena pekerjaan yang buruk harus diganti dengan
yang baik.
b. Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus disingkirkan dari
pekerjaan.
c. Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan pekerjaan yang tidak
rata harus diperbaiki sesuai perintah Konsultan Pengawas.
d. Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 10 mm dengan
toleransi maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi ini ternyata dilampaui karena
kondisi permukaan dinding harus diperbaiki.
e. Untuk bidang yang akan dipasangi dinding keramik, maka permukaan pleseteran harus
dikasarkan dan tidak perlu di aci, untuk menjamin kelekatan yang sempurna antara
tembok dan keramik.

2.11.4 Pengendalian Mutu Di Lapangan


Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.

2.11.5 Pengukuran

1). Pengukuran
Kuantitas plesteran dan acian dihitung berdasarkan luasan bidang yang terpasang, yaitu
panjang x tinggi bidang plesteran/acian.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1. Pekerjaan plesteran traasram 1 PC : 3 Ps M2


2. Pekerjaan plesteran beton 1 PC : 3 Ps M2
3. Pekerjaan plesteran kaki pondasi 1 PC : 3 Ps M2
4. Pekerjaan plesteran dinding 1 PC : 5 Ps M2
5. Pekerjaan acian dinding M2
6. Pekerjaan acian kaki pondasi M2

2.12 PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK DINDING


2.12.1 Umum
1). Lingkup pekerjaan
Biagian ini meliputi pemasangan keramik pada dinding-dinding KM/WC, urinoir, pantry,
bak air atau pada bagian-bagian konstruksi lain yang dinyatakan secara jelas dalam gambar.

28
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2). Pekerjaan seksi lain yang berkaitan


a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
b. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
c. Pekerjaan Plesteran : seksi 5.32
2.12.2 Bahan
1). Keramik
a. Keramik yang digunakan adalah keramik adalah keramik produksi dalam negeri dengan
kualitas yang baik.
b. Ukuran keramik adalah 20 cm x 20 cm dengan warna yang akan ditentukan kemudian,
kecuali untuk bak air, digunakan keramik yang berukuran 20 cm x 20 cm.
c. Keramik harus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan tebal serta
memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain.
2). Tile grouting
Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna keramik.
3). Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk perekatan keramik adalah 1 PC : 2 Pasir
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan
Konsultan Pengawas. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu
45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat
lagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari
hari kerja.
2.12.3 Pelaksanaan
1). Kondisi lapangan pekerjaan
Permukaan plesteran telah dikasarkan, titik-titik referensi telah terpasang.
2). Pelaksanaan pekerjaan
a. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal dan cacat lainnya.
b. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai dengan
petunjuk pabrik.
c. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
d. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding: panel, stop kontak dan lain-lain yang tertera dalam gambar.
e. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
f. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas Pekerjaan sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
g. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus.
h. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar-siar 3-4 mm. Setiap
perpotongan siar harus membentuk suatu garis lurus dan tegak lurus satu sama lain. Siar-

29
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

siar keramik diisi dengan bahann pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran
seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan
kemudian.
i. Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan
dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
j. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi bahan tile grouting.

2.12.4 Pengendalian Mutu di Lapangan


Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.

2.12.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Kuantitas pasangan keramik dinding dihitung berdasarkan luasan bidang yang terpasang,
yaitu panjang x tinggi bidang pasangan keramik.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1. Pekerjaan dinding keramik 20 cm x 25 cm M2

2.13 PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


2.13.1 Umum
1). Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan lantai keramik mencakup pengadaan dan pemasangan keramik pada
bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar.
2). Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
b. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
c. Pekerjaan beton : seksi 5.35
2.13.2 Bahan
1). Keramik
a. Keramik yang digunakan adalah keramik adalah keramik produksi dalam negeri dengan
kualitas yang baik.
b. Ukuran keramik untuk seluruh lantai adalah 40 cm x 40 cm dengan warna yang akan
ditentukan kemudian, untuk KM/WC menggunakan keramik Mozaik berukuran 20 cm
x 20 cm.
c. Keramik harus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan tebal serta
memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain.

30
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2). Tile grouting


Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna keramik.
3). Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk perekatan keramik adalah 1 PC : 2 Pasir
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan
Konsultan Pengawas. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu
45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat
lagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari
hari kerja.

2.13.3 Pelaksanaan
1). Kondisi lapangan pekerjaan
Permukaan rabat beton telah bersih dari material lepas dan material lainnya yang dapat
mengurangi kelekatan terhadap spesie dan telah mengalami penjenuhan.
Peil referensi telah terpasang, yang menunjukan elevasi total dan pola pemasangan keramik.
2). Pelaksanaan pekerjaan
a. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal dan cacat lainnya.
b. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai dengan
petunjuk pabrik.
c. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
d. Kontraktor terlebih dahulu mengajukan gambar rencana/pola perletakan keramik pada
bidang yang akan ditempel sehingga pola tersebut memenuhi persyaratan estetika yang
diperlukan. Gambar rencana/pola penempatan tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan Pengawas sebelum penempelan dimulai.
e. Keramik lantai ditoilet / KM / WC/Urinoir dipasang dengan kemiringan 0,5 % kearah
lobang pembuangan ( floor drain ), untuk ruangan–ruangan lain ubin harus dipasang
tepat waterpass. Siar-siar harus membentuk garis lurus dan diisi dengan campuran semen
sampai jenuh kemudian dibersihkan sampai noda-nodanya hilang.
f. Untuk permukaan yang telah rata, dibersihkan dari kotoran, lemak dan debu yang
melekat, kemudian keramik ditempelkan dengan menggunakan pasta air semen.
g. Lebar naad 2 - 3 mm, dan setiap naad tersebut harus lurus, rapi dan memenuhi unsur-
unsur estetika bangunan.
h. Setelah keramik dipasang maka celah/naad antara keramik tersebut diisi dengan pasta
pengisi (tile grouting).
i. Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan
dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.

2.13.4 Pengendalian Mutu di Lapangan


Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.

31
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.13.5 Pengukuran

1). Pengukuran
Kuantitas pasangan keramik dinding dihitung berdasarkan luasan bidang yang terpasang,
yaitu panjang x lebar bidang pasangan keramik.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1. Pekerjaan lantai keramik 40 x 40 cm M2


2. Pekerjaan lantai keramik KM/WC 20 x 20 cm M2

2.14 PEKERJAAN BETON


2.14.1 Umum
1). Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam beton biasa, beton bertulang
dengan penulangannya termasuk bekisting dan perancah. Finishing dan pekerjaan-pekerjaan
lain sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan
2). Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13
b. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
c. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
2.14.2 Bahan
1). Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi
batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari
sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
b. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas
minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan
(acuan).
c. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh
partikel lolos saringan 4,75 mm.
d. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik dan jika
dimintakan demikian oleh Konsultan Pengawas harus diadakan pengujian kandungan
organik menggunakan standar SNI 03-2816.1-1992. Setiap agregat yang gagal pada test
warna, harus ditolak.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi. Pasir harus diambil dari sungai
atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan,
apabila menurut pendapat Konsultan Pengawas pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Kandungan maksimum terhadap lempung dan lanau tidak boleh lebih dari 3
% perbandingan berat.

32
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

f. Persyaratan gradasi agregat adalah sebagai berikut :


Tabel 5.35.1 Persyaratan gradasi agregat

UKURAN
PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
SARINGAN
STAN IMPERI AGREGAT
DAR AL HALUS PILIHAN AGREGAT KASAR
(mm) (inches)
50 2 100
37 1½ 95 - 100 100
25 1 - 95 - 100 100
19 ¾ 35 - 70 - 90 - 100 100
13 ½ - 25 - 60 - 90 - 100
9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 - 55 40 – 70
4,75 4 95 – 100 0-5 0 - 10 0 - 10 0 – 15
2,36 8 - - 0-5 0-5 0–5
1,18  16 45 – 80 - - -
0,3  50 10 – 30
0,15  100 2 – 10

g. Persyaratan sifat-sifat teknis agregat :


Tabel 5.35.2 Persyaratan sifat-sifat teknis agregat

Batas Pengujian
Standar Pengujian
URAIAN Agregat Agregat
SNI
Kasar Halus
Kehilangan berat karena abrasi (500
25% - 03-2417-1991
putaran)
Kekekalan bentuk agregat terhadap
larutan Natrium sulfat dan Magnesium 12% 10% 03-3407-1994
Sulfat
Prosentase gumpalan lempung dan
2% 0,5% 03-4141-1996
partikel mudah pecah
Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075
1% 3% 03-4142-1996
mm ( 200)

2). Semen
a. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Composite Cement (PCC),
harus sesuai dengan SK SNI No. 15-7064-2004, Kontraktor harus menyediakan contoh
semen apabila diminta oleh Konsultan Pengawas, keduanya yaitu contoh dari gudang
Kontraktor di lapangan dan dari pabrik. Portland cement yang disimpan dalam gudang

33
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

lapangan harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement


telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini hanya
menggunakan satu merk semen saja.
c. Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan
terlindung.
d. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidak terkena
air (diberi lapisan pada bahagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan
penumpukannya harus sesuai dengan urut-urutan pengiriman.
e. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang rusak atau tercampur
apapun tidak boleh dipakai

3). Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat bahan adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan memenuhi standard SK SNI T-15 1991.

4). Zat Tambahan


Ditiadakan

5). Tulangan (khusus untuk beton bertulang)


a. Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos, digilas panas,
sesuai dengan SK SNI T-15 1991 seperti ditunjukan dalam gambar-gambar.
b. Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus
bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang
baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokan lagi untuk
dipakai tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara yang memenuhi persyaratan,
sehingga bebas dari kontaminasi langsung dengan udara/ tanah lembab, aspal, olie
(minyak) dan gemuk.
d. Besi untuk tulangan beton ini penyimpanannya harus dikelompokkan berdasarkan
ukuran masing- masing, dan harus memenuhi persyaratan dalam SK-SNI-T15 1991-03
yang dinyatakan dengan mutu fy 240 MPa, sesuai dengan keterangan pada gambar
perencanaan.
e. Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis
tengah minimal 1 mm.

6). Bekisting
a. Bekisting harus berbahan dasar kayu minimal kelas kuat III
b. Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin kekokohan struktural
selama proses pengecoran dan perawatan beton.

34
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

c. Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 5 x 7 cm diperkuat dengan papan
tebal 3 cm dan balok 5 x 10 cm yang mengikuti bentuk struktur dan pada sisi dalamnya
dilapisi seng plat BJLS 22 atau terbuat dari plat baja sesuai dimensi struktur, terkecuali
dipersyaratkan lain oleh Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas. Sebelum pemasangan
bekisting, kontraktor harus memberikan gambar perencanaan bekisting secara lengkap
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas.
d. Syarat-syarat bekisting yang harus dipenuhi :
 Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal dan terikat
kuat.
 Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis atau dengan
bahan-bahan kimia
 Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
 Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas (bila ada).
 Ukuran jarak disesuaikan dengan rencana dalam gambar
e. Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus mudah
distel dengan baji. Tiang perancah boleh mempuyai paling banyak satu sambungan yang
tidak disokong ke arah samping.
f. Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang perancah, stabilitas perlu dipikirkan terutama
terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama pengecoran
seperti getaran alat penggetar, berat pekerja dan lain-lain.

7). Adukan
a. Untuk semua pekerjaan konstruksi dan pekerjaan beton utama, perbandingan-
perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara
yang ditetapkan dalam SNI T-15-1991-03 dengan gradasi yang sesuai dengan pasal
5.35.2.1 point “f”
b. Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan
dengan membuat dan megnadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh
Konsultan Pengawas, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterim,
asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan memnuhi semua persyaratan perbandingan
campuran
c. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan
tekan dan slump seperti ditetapkan dalam berikut atau yang disetujui Konsultan
Pengawas, bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan
pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini.

35
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

Tabel 5.35.3 Kekuatan tekan beton minimum dan nilai slum yang diizinkan

Slump Yang
Kekuatan Tekan Minimum, Mpa
Kuat Tekan Diizinkan (mm)
Beton Silinder
Kubus 15 Cm Tanpa
15 Cm X 30 Cm Digetar
Digetar
7 Hari 28 Hari 7 Hari 28 Hari

f’c 35 22,5 35,0 19,0 29,0 40 - 60 -


f’c 25 17,5 25 17,5 23,0 40 - 60 -
f’c 20 14,5 20 15 18,5 40 - 60 -
f’c 18 11,0 17,5 12 14,5 40 - 60 50 - 80
f’c 12 8,0 12,5 10 10,0 - 40 - 100
Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji
silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 %
dan kekuatan kubus.

d. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah
standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Konsultan Pengawas
dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas
rendah.
e. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan dibawah yang tentukan,
Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil
kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil
langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi
persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Konsultan Pengawas.
f. Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada
Tabel 5.35.3 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus
diperbaiki.
Konsultan Pengawas akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan
pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik, persiapan contoh uji
yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan
sebelum mengambil putusan akhir.

8). Penyesuaian campuran


a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan
 Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki dan
kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan menurut
aslinya, Konsultan Pengawas akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat
atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen yang
ditunjukkan menurut calon aslinya tidak di ganti, atau perbandingan air/semen yang
ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak
dilampaui.

36
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

 Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan cara
lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan
dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Penyesuaian Kekuatan
 Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah disetujui,
kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
 Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan diperintah tertulis
Konsultan Pengawas serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai
Konsultan Pengawas telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah
diusulkan perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
2.14.3 Pelaksanaan
1). Bekisting
a. Bekisting harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan
untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan Kontraktor harus menyerahkan
rencana-rencana dan penjelasan tentang bekisting dan harus membuat contoh-contoh
bekisting untuk mendapat pengesahan Konsultan Pengawas.
b. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah defleksi bahan-
bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga dapat
mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan
sementara harus disediakan didalam bekisting untuk memudahkan pembersihan
bekisting
c. Bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang benar
dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar, cara pendukungan yang akan
menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar
dari permukaan ke permukaan beton tidak dibenarkan.

d. Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika
dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas bekisting untuk permukaan beton yang
kelihatannya harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa
adanya garis atau kelihatan terputus.

e. Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Konsultan Pengawas sudah
memeriksa dan memberi persetujuan terhadap bekisting yang telah dibangun.

f. Untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat rencana
bekisting dan membukanya, sehingga permukaan-permukan beton dapat terlihat untuk
dimulai perawatan sesegera mungkin.

g. Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Konsultan Pengawas dan pekerjaan pembukaan
setelah mendapat ijin harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang mandor yang
berwenang. Harus diberi perhatian yang luar biasa pada waktu membuka bekisting untuk
menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.

37
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

h. Dalam hal mana Konsultan Pengawas berpendapat bahwa usulan Kontraktor untuk
membuka bekisting belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau
dengan alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan Kontraktor untuk menunda
pembukaan bekisting dan Kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan
tersebut

i. Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan
bekisting harus menurut daftar dibawah ini :
 Muka sisi balok, lantai dan dinding : 1 hari
 Bagian bawah : 21 hari

2). Baja Tulangan

a. Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar dan
spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan.
Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Konsultan Pengawas kepada Kontraktor
harus diperiksa dan diteliti.

b. Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang
yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokan
dengan mesin pembengkokan yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan SK SNI T-15 1991 kecuali jika
ditentukan lain atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Bentuk-bentuk tulangan
baja harus sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas

c. Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu
akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Dalam keadaan apapun,
penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan. Pengelasan tempel dengan
adanya persetujuan Konsultan Pengawas lebih dahulu dapat diijinkan untuk
menyambung tulangan-tulangannya yang saling menyilang dengan sudut tegak lurus,
tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggang
dan kawat harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Perengangan dari beton
harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor.
Perenggangan tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan
tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara. Batang utama dari
tulangan anyaman eks pabrik yang berdampingan harus disambung dengan overlap 300
mm dan batang melintang dengan overlap 150 mm. Kontraktor tidak boleh mengecor
beton menutup tulangan baja, sebelum Konsultan Pengawas memeriksa dan
menyetujuinya.

d. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin kondisi


pengikatan yang baik.

38
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

e. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan SK SNI T-15 1991
03 dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini :
 Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti dinyatakan
dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila ditunjukkan lain pada
gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas. Setiap
penyambungan demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan
ditetapkan pada titik tegangan tarik minimum.
 Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus 40 kali
diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
 Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau
diizinkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.

f. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton.

g. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau ukuran
maksimum agregat kasar ditambah 10 mm, dengan minimal 30 mm, yang mana lebih
besar.

h. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis atas
diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas / jarak vertikal
minimum 25 mm.
Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton minimum
menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 5.35.4 untuk beberapa macam
kondisi.
Tabel 5.35.4 Tebal selimut beton minimum

Tebal
Kondisi Konstruksi penutup
min, mm
Beton yang dituang langsung diatas tanah dan selalu berhubungan
70
dengan tanah
Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca :
 Tulangan pokok D-19 hingga D-56 50
 Tulangan pokok D-16 dan yang lebih kecil 40
Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah
Pelat, dinding, pelat berusuk
 Tulangan pokok D-44 hingga D-56 40
 Tulangan pokok D-36 dan yang lebih kecil 20
Balok dan kolom 40

3). Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton


a. Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton dengan
perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan batuan, pasir
dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling

39
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus
menunjukan banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar segara otomatis berhenti
bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke dalam campuran dan kemudian bahan-bahan
beton seluruhnya benar-benar tercampur. Beton pracampur boleh digunakan dengan
persetujuan Konsultan Pengawas lebih dahulu. Apabila pencampuran beton dengan mutu
17 MPa diijinkan dengan tenaga manusia, maka semen, batuan dan pasir harus dicampur
di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam
keadaan kering dan sedikitnya tiga kali sesudah air dicampurkan, sampai campuran beton
mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata.
b. Kontraktor harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan
untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, sebelum alat pencampur dan bahan-bahah
ditempatkan.
4). Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton
a. Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan, beton
masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi dan tidak
terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan.
Kontraktor harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas atas pengaturan yang
direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
b. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter,
ketebalan beton dalam ruangan tidak boleh lebih dari 1 m, untuk setiap kali pengecoran.
c. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor yang
direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus mengingat pemadatan dari beton adalah
pekerjaan penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan
maksimum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis
tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis
alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas

5). Pembetonan di Atas Permukan yang Tidak Kedap Air


a. Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air
sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air atau bahan kedap
lainnya yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan
c. Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa perlindungan,
Kontraktor harus menyiapkan alat pelindung terhadap hujan dan terik sinar matahari
sebelum pengecoran. Apabila suhu udara melebihi 35° C Kontraktor tidak boleh
mengecor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas dan tanpa mengambil tindakan
pencegahan seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan
penuangan kurang dari 35 °C, misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton agar
terlindung dari matahari atau menyemprot air pada bahan batuan dan bekisting.
6). Melindungi dan Merawat Beton
a. Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu yang tidak kurang dari 7 hari,
Kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi
atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya,
lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak.

40
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

b. Jika tidak ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas permukaan beton yang kelihatan
harus dijaga supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton
dengan semen portland, atau tiga hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras.
Permukaan seperti itu segera setelah dibuka bekistingnya, maka harus segera ditutup
dengan goni yang dibasahkan atau pasir atau lain bahan yang mungkin disetujui
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus membuat perelengkapan khusus atas permintaan
Konsultan Pengawas untuk perawatan dan pembasahan yang dimaksud sepanjang masa
dari enam sampai 24 jam sesudah pengecoran beton dengan semen yang cepat mengeras.
7). Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan letak-
letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lain.

2.14.4 Pengendalian Mutu di Lapangan


1). Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan
pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Konsultan Pengawas
Pekerjaan atau wakilnya.
2). Pengujian Kuat Tekan
a. Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan untuk setiap
60 meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari satu pengujian
untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah
pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian harus minimum harus mencakup empat
benda uji, yang pertama harus diuji pembe-banan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua
sesudah 7 hari, yang ketiga sesudah 14 hari dan yang keempat sesudah 28 hari.
b. Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter kubik dan
frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) di atas hanya menyediakan kurang
dari lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu, maka pengujian harus dilaksanakan
dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari takaran yang dipilih secara acak
(random).

3). Pengujian Tambahan


Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan
mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi :
a. Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat penguji
lainnya;
b. Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan;
c. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
d. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.

2.14.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh

41
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

Konsultan Pengawas Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume
yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan
(weephole).
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1. Pekerjaan beton 1 : 2 : 3 alas keramik M3


2. Pekerjaan rabat beton 1 : 2 : 3 M3
3. Sloof beton, kolom dan ringbalk, K. 175 M3

2.15 PEKERJAAN KAYU


2.15.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-kayu dengan pembahagian sebagai
berikut :
a. Kayu kasar, digunakan untuk kap/kuda-kuda/gording, rangka-rangka plafond, rangka
pintu dan pekerjaan lain yang menggunakan kayu kasar.
b. Kayu halus, digunakan untuk panel pintu, langit-langit /lambrisering dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang menggunakan kayu halus. Bila tidak disyaratkan lain secara khusus,
maka dalam spesifikasi ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kayu lainnya yang
tercantum dalam gambar perencanaan dan persyaratan Konsultan Pengawas Konsultan
Pengawas.

2). Pekerjaan seksi lain yang berkaitan


c. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13
d. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
e. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26

2.15.2 Bahan
1). Kayu yang dipakai untuk pekerjaan ini seluruhnya minimal harus setaraf dengan kayu palapi
merah yang mempunyai kelas keawetan III dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI-3.6.53.1987
UDC : 674.048.
2). Kayu-kayu yang akan digunakan harus tanpa cacat dan harus bebas dari mata kayu.
3). Contoh dari kayu-kayu ini harus diberikan kepada Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas
untuk disetujui penggunaannya.
4). Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar air maksimum 25 % untuk
ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm.
5). Kayu harus mempunyai 4 sisi permukaan dan ukuran diambil dari kayu yang sudah terserut
dan struktur kayu ini sesuai dengan ketentuan butir 2.1. ayat ini.

42
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

6). Kayu-kayu yang dikerjakan harus mengikuti pola-pola sesuai yang tertera pada gambar
perencanaan, dan diutamakan untuk kayu halus harus terserut rapi tanpa ada cacat atau
lubang-lubang.

2.15.3 Pelaksanaan
1). Semua pengerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan rapi, untuk semua
profil panjang harus menggunakn mesin-mesin pemotongan. Semua lubang-lubang bekas
baut dan sebagainya harus ditutup dengan dempul hingga rapi kembali.
2). Semua pekerjaan kosen, pintu, lisplank, kuda-kuda dan jalusi kayu pada bagian-bagian
tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada bagian-bagian pertemuan harus dikerjakan
dengan rapi dan tidak berongga.
3). Untuk pekerjaan kap/kuda-kuda dan gording, ukuran kayu, konstruksi dan cara
penyambungannya mengikuti petunjuk yang tertera pada gambar, serta diberi penguat
cawat/beugel besi plat dan angker.

2.15.4 Pengendalian Mutu di Lapangan


Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas kayu yang digunakan.

2.15.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan kayu akan diukur dengan jumlah meter kubik kayu atau luasan permukaan kayu
yang terpasang dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh benda lainnya yang tertanam.
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran
1 Kusen pintu, jendela dan ventilasi M3
2 Kuda-kuda dan gording M3
3 Pintu panil M2
4 Pintu Taekwood M2
5 Pintu Panil Lapis Seng M2
6 Bingkai jendela kaca 3 mm M2
7 Bingkai jendela kaca 5 mm M2
8 Jalusi Papan M2

2.16 PEKERJAAN ATAP / BUBUNGAN


2.16.1 Umum
1). Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap, nok, jurai pada
tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjuk dalam gambar perencanaan.
2). Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13
b. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25

43
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

c. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26


d. Pekerjaan Kayu : seksi 5.36
2.16.2 Bahan
1). Bahan atap yang akan dipergunakan adalah Galfalung 0.4 dan Genteng Metal 0.3 merek
dalam negeri.
2). Bahan bubungan menggunakan bubungan genteng metal sesuai dengan jenis bahan atap yang
digunakan
3). Bahan jurai menggunakan seng plat
4). Untuk pengikat atap pada rangkanya digunakan paku.
2.16.3 Pelaksanaan
1). Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, bahan atap/nok/ jurai harus dicat terlebih dahulu,
dan kap/kuda-kuda/ gording harus diresidu.
2). Pemasangan atap/nok/jurai harus mengikuti petunjuk-petunjuk dan ketentuan-ketentuan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, baik menyangkut tumpangan, arah pemasangan,
perletakan paku/kait, susunan potongan sudut, pemotongan sudut dan cara pemotongannya.
3). Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas.
2.16.4 Pengendalian Mutu di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan pemasangan gording dan reng, untuk menjamin
kerataan pasangan atap
2.16.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan atap dan bubungan akan diukur dengan jumlah meter persegi atap terpasang dan
untuk bubungan diukur berdasarkan panjang bubungan yang terpasang dan dinyatakan telah
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas Pekerjaan.
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Pekerjaan atap genteng metal 0,30 mm M2


2 Pekerjaan atap galfalung 0.40 mm M2
3 Pekerjaan Bubungan metal M’
4 Pekerjaan talang dan jurai M’

2.17 PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


2.17.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan perlengkapan daun pintu/
jendela dan alat-alat Bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

44
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan


pada daun pintu kayu, daun pintu alumunium seperti yang ditunjukkan/ diisyaratkan
dalam detail gambar.
2). Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini Pekerjaan
a. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13
b. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
c. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
d. Pekerjaan Kayu : seksi 5.36
e. Pekerjaan kaca dan cermin : seksi 5.40
2.17.2 Bahan
1). Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teksis. Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware” akibat dari
pemilihan merk, Kontraktoor wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
2). Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat alumunium berukuran
3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap
anak kunci.
3). Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan “Bocked Enamel Finish” yang
dilengkapi dengan kait-kait untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari
berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu tunggal
memakai engsel piano dan handle alumunium.
4). Kunci dan Pegangan Pintu
Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik
5). Engsel
Untuk semua pintu-pintu dan jendela menggunakan engsel ring nylon dengan ukuran yang
sesuai

2.17.3 Pelaksanaan
1). Engsel bagian atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu, dan engsel bagian
bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm (as) dari permukaan lantai. Untuk pintu-pintu kaca
dipasang engsel tengah yang diletakkan diantara kedua engsel tersebut.
2). Tiap daun pintu baik tunggal maupun double dipasang 4 (empat) buah engsel ring nylon
sejenis Union”
3). Tiap daun jendela/ventilasi membuka keluar dipasang 2 (dua) buah engsel ring nylon sejenis
.
4). Untuk pintu yang berhubungan dengan luar dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk sejenis
Untuk pintu KM/WC dipasang kunci tanam dua slag ditambah 1 (satu) buah grendel yang
dipasang pada bagian dalam.
5). Untuk pintu bagian dalam dipasang kunci tanam 2 (dua) slag merk sejenis
6). Untuk daun pintu Double (dua daun) dipasang espanyolet tanam.
7). Setiap bingkai jendela & ventilasi dilengkapi dengan 1 (satu) buah grendel, 2 (dua) buah kait
angin dan 1 (satu) buah ganggang/tarikan kualitas baik. Pemasangan penyetelan alat-alat
harus tepat dan dapat berfungsi dengan baik, tidak macet dan pintu dapat tertutup dengan
rapat.

45
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

8). Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
9). Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
10). Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar
dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop
drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk,
cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.
11). Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas
Pekerjaan .

2.17.4 Pengukuran dan Pembayaran


1). Pengukuran
Pekerjaan kunci dan penggantung dihitung jumlah terpasang yang dinyatakan telah diterima
sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas Pekerjaan.
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Kunci tanam 2 slaag Buah


2 Engsel pintu ring nylon Pasang
3 Engsel jendela ring nylon Pasang
4 Grendel pintu Buah
5 Grendel jendela Buah
6 Hak angin Pasang
7 Handel jendela Buah

2.18 PEKERJAAN LANGIT – LANGIT


2.18.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan maupun pemasangan dari semua pekerjaan langit-langit
(plafond) yang dipasang pada tempat- tempat yang ditunjuk dalam gambar perencanaan.
2). Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini Pekerjaan
a. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13
b. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
c. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
d. Pekerjaan Kayu : seksi 5.36
e. Pekerjaan atap/bubungan : seksi 5.37

46
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.18.2 Bahan
1). Penutup plafond seperti yang ditunjukkan dalam gambar, menggunakan kasiboard dengan
ketebalan 3,5 mm dengan ukuran sesuai pola yang ditetapkan dalam gambar dan pada bagian
tepi pertemuan dinding dengan plafon dipasang list dari kayu profil.
2). Semua material untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan baja ringan dengan
bahan zincalume AZ 100 G 550 dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan
dalam gambar.
3). Untuk penutup plafond menggunakan kasiboard tebal 3,5 mm buatan dalam negeri, tidak
cacat.
2.18.3 Pelaksanaan
1). Profil “L” (tumpuan profil kaki seribu) dipasangmenempel pada dinding mengikuti titik-
titik yang sudah dilevel sebelumnya.
2). Pemasangan bracket “L” kecil dan penggantung/roof
 Apabila bagian atas adalah kuda-kuda maka penggantung/roof bias langsung dikaitkan
dengan tegak lurus ke kuda-kuda
 Jarak antara penggantung/roof adalah 120 cm
3). Pemasangan profil kaki seribu
 Profil kaki kelabang dipasang pada profil “L” dengan posisi bagian yang datar diatas
sehingga penggaitnya menghadap kebawah
 Jarak antara profil kaki seribu adalah 120 cm.
4). Pemasangan profil “C”
 Profil “C” dipasang dengan mengaitkan sayap-sayap profil “C” pada pengait profil kaki
seribu
 Jarak pemasangan profil “C” adalah 60 cmatau sebanyak 12 kaitan profil kaki seribu
 Bagian ujung profil “C” yang bertemu dengan dinding diberi celah sekitar 0,5 cm
5). Profil “L” tumpuan profil “C”
 Profil “L” dipasang dengan menyelipkan antara dinding dan profil “C” dan selanjutnya
ditempelkan ke dinding dengan paku beton.
 Setelah semua terpasang, penggantung/root dapat disetel sehingga elevasi semua profil
menjadi rata.
6). Pemasangan plafon
 Plafon berbahan kalsiboard 3,5 mm dipasang dengan arah memanjang sejajar dengan
arah profil “C”
 Kalsiboard 3,5 mm dibaut menempel pada profil “C” dengan menggunakan mesin bor
tangan.
 Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, lakukan finising dengan melapis pertemuan
kalsiboard memakai bahan service untuk selanjutnya dicat.
2.18.4 Pengendalian Mutu Di lapangan
Personil kontraktor yang diberi kewenangan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut secara periodik
harus memeriksa bahan yang akan digunakan, utamanya baja ringan multi furring dan kalsiboard.
Kalsiboard yang cacat tidak boleh digunakan.

47
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.18.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan langit-langit diukur sesuai dengan luasan konstruksi yang terpasang yang
dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Rangka Plafond Baja Ringan Multi Furring M²


2 Penutup Plafond Kalsiboard 3,5 mm M²

2.19 PEKERJAAN KACA


2.19.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemotongan dan pemasangan kaca dan cermin pada
tempat-tempat yang ditunjukkan dalam gambar.
2). Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini Pekerjaan
a. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13
b. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
c. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
d. Pekerjaan Kayu : seksi 5.36
2.19.2 Bahan
1). Semua kaca yang akan dipakai adalah kaca bening jenis float glass setebal 5 mm pada daerah
bordes dan ventilasi atap dan ukuran 3 mm pada pemasangan kaca mati dengan luas bidang
< 90 cm² dan kaca dengan tebal 5 mm pada pemasangan kaca mati dengan luas bidang >
90 cm² untuk seluruh ruangan, yang ditentukan pula pada gambar rencana, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas.
2). Bahan kaca dipakai dalam negeri kualitas baik tidak cacat seperti rengat, retak, putus
pinggirannya, berlubang,berbintik-bintik, dsb.
2.19.3 Pelaksanaan
1). Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti petunjuk-petunjuk
yang ditentukan dalam gambar.
2). Kaca harus dipasang sedemikian rupa sehingga dengan lubang sponing yang sesuai dengan
ketebalan kaca, serta dipasang list dengan rapi sehingga tidak goyang/longgar.
3). Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam keadaan utuh dan tidak
pecah/retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat kaca yang retak, Kontraktor harus
segera mengganti.

48
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.19.4 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan kaca diukur sesuai dengan luasan yang terpasang yang dinyatakan telah diterima
sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas Pekerjaan.
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran
1 Pekerjaan kaca mati 5 mm M2
2 Pekerjaan kaca mati 3 mm M2
3 Jendela kaca 3 mm (Bingkai kayu) M2
4 Pintu kaca 5 mm (bingkai kayu) M2

2.20 PEKERJAAN PENGECATAN


2.20.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan cat kayu, tembok,
plafond, atap dan residu kap, kuda-kuda dan gording.
2). Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini Pekerjaan
a. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13
b. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
c. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
d. Pekerjaan Plesteran dan Acian : seksi 5.32
e. Pekerjaan Kayu : seksi 5.36
f. Pekerjaan Langit-langit : seksi 5.39

2.20.2 Bahan
1). Jenis cat kayu yang digunakan adalah merk ALTEX atau sejenis
2). Jenis Cat tembok yang digunakan adalah merk AVIAN atau sejenis
3). Plamur atau dempul yang digunakan adalah merk AVIAN atau sejenis
4). Residu dgn kekentalan yang cukup untuk kap, kuda-kuda dan gording.
5). Politur/teakoil untuk permukaan teakwood dan pada pekerjaan kayu yang diekspos seperti
yang ditunjukan pada gambar.
2.20.3 Pelaksanaan
1). Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau
bocor dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/ Konsultan Pengawas.
2). Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna-warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan
sesuai dengan persetu juan Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas.
3). Sudah harus memperlihatkan contoh dari bahan cat yang akan digunakan disertai surat
jaminan Kwalitas dari pabrik pembuat atau agen-agen penjual yang ditunjuk oleh pabrik
tersebut untuk disetujui Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas.

49
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

4). Kontraktor harus sudah mengerti betul tentang cara-cara penggunaan cat sesuai rekomendasi
pabrik yang bersangkutan.
5). Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
a. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas/ Konsultan Pengawas.
b. Sebelum bagian-bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran dibersihkan.
c. Sebelum memperlihatkan contoh pengecatan pada percobaan (dilokasi), macam/pola
cat yang akan dilaksanakan.
d. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab atau berdebu.
6). Kontraktor bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus mengatur waktu
sedemikian rupa sehingga terdapat urut-urutan pekerjaan yang tepat dimulai dari pekerjaan
dasar (under coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
7). Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dalam pengecatan.
8). Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk- petunjuk dari Konsultan Pengawas
dan pabrik pembuat cat tersebut serta mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan
Pengawas.
9). Cat Tembok :
a. Tembok baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu mengering. Setelah
permukaan tembok kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat pada
tembok baru, dengan ampelas kemudian dengan lap sampai benar- benar bersih.
b. Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplemur kemudian diamplas
dengan kertas pasir sampai rata dan halus.
c. Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 2 (dua) kali sampai kelihatan
rata dan cukup tebal.
d. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller".
e. Cat tembok yang digunakan adalah warna putih untuk plafond dan tembok bagian
dalam, sedangkan tembok bagian luar, warna ditentukan kemudian.
f. Untuk lapisan plamur pakai bahan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
10). Cat Kayu
a. Cat kayu akan dipakai untuk daun-daun pintu, daun jendela serta kosen.
b. Cat yang akan dipergunakan adalah setaraf Altex atau Platone dengan warna yang akan
ditentukan kemudian.
c. Cara pelaksanaan disesuaikan dengan kriteria- kriteria dari pabrik pembuat.
d. Bidang-bidang yang akan dicat/dipolitur harus bersih dari segala macam kotoran, dan
sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan Kontraktor harus memperlihatkan bagian -
bagian yang akan dicat kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa.
e. Semua permukaan kayu yang akan dicat/dipolitur harus diamplas, dan lobang-lobang
bekas paku harus didempul dan diamplas kembali sampai rata.
f. Pengecetan kayu dilaksanakan satu kali menie, satu kali cat dasar dan satu kali plamur,
kemudian digosok dengan amplas, dan akhirnya dua kali cat akhir.
g. Warna Cat kayu yang digunakan untuk kosen, daun pintu, bingkai jendela dan listplank
akan ditentukan kemudian.

50
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

h. Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat dengan residu sampai rata pada seluruh
permukaannya.
11). Cat anti korosi/Cat anti karat :
a. Lingkup pekerjaan : untuk bagian-bagian pengikat talang dari besi, Pintu terali dari besi
(apabila ada) dan bagian-bagian lain yang disebutkan dalam gambar.
b. Cat yang dipergunakan adalah setara Glotex atau Platone, warna akan ditentukan
kemudian. Untuk cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kriteria-kriteria dari pabrik
pembuat.
12). Politur.
a. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengampelas bagian/permukaan yang
akan dipolitur. Selanjutnya dapat dipolitur dengan menggu nakan Ultra politur P-01.
b. Pekerjaan tersebut diulangi sampai menghasilkan permukaan yang mengkilat.
c. Warna akan ditentukan kemudian setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

2.20.4 Pengendalian Mutu Di Lapangan


Personil kontraktor yang diberi tanggung jawab untuk pekerjaan ini selalu mengawasi penggunaan
cat, khususnya pencampuran antara bahan dasar cat dan thinner.

2.20.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan pengecatan, politur dan residu diukur sesuai dengan luasan yang terpasang yang
dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Pengecatan dinding M2
2 Pengecatan plafond M2
3 Pengecatan kosen, jalusi dan listplank M2
4 Meni kayu M2
5 Pengecatan Atap M2
6 Pelitur/vernis pintu M2
7 Residu M2

2.21 PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH


2.21.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Sistem perpipaan air bersih dari jaringan air bersih ke menara air dan ke seluruh
bangunan, yang terdiri dari : kamar mandi, wc, washtafel, zinc, faucet- faucet, kran-kran
dalam ruangan, bak kontrol dan sebagainya yang nyata-nyata ditujukan dalam gambar.

51
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

b. Pengujian (test run) sistem plumbing air bersih secara keseluruhan untuk mengetahui
sistem itu bekerja baik, benar dan aman.
c. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi bekerja
dengan baik, benar, aman walaupun dalam gambar dan spesifikasi tekniknya tidak
dicantumkan secara jelas, misalnya fitting-fitting dan accesoriesnya.
2). Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini
a. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13
b. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
c. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
d. Pekerjaan Plesteran dan Acian : seksi 5.32
e. Pekerjaan Sanitair : seksi 5.43
2.21.2 Bahan
1). Untuk penyediaan air bersih digunakan pipa PVC
2). Semua cabang/elbow harus buatan pabrik.
3). F i t t i n g.
a. Semua fitting untuk pipa dianjurkan menggunakan material yang sama dengan pipanya.
b. Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan "long radius", belokan dari
jenis "short radius" hanya boleh digunakan apabila kondisi tidak memungkinkan
penggunaan jenis "long radius", dan kontraktor harus memberitahukan hal ini keoada
Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas.
c. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampang yang
berbeda harus digunakan "reducer" atau "increaser".
d. Biaya-biaya untuk pengadaan fitting-fitting beserta pemasangannya termasuk dalam biaya
penawaran pipa.
4). Valves dan Zinc Tap.
a. Valve untuk semua pipa mulai dari diameter 3" (80 mm) keatas harus disambung dengan
sambungan flange, dan valve dengan diameter 2½" (65 mm) kebawah dapat disambung
dengan sambungan ulir (screw) dan memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia).
b. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama dengan pipanya.
c. Semua faucet (zinc tap) untuk bak kamar mandi, water closet, washtafel, kitchen zinc
dan faucet-faucet lainnya harus terbuat dari bahan yang tidak berkarat (brass, chrome
plated) dengan handle (kepala) Acrylic.
d. Zinc Tap untuk Kitchen zinc dari jenis swinging spont zinc tap transparant (Acrylic),
handle dari bahan yang tidak berkarat (brass, chrome plated).
e. Tekanan valve harus disesuaikan dengan tekanan kerjanya (working pressure).
2.21.3 Pelaksanaan
1). Pemasangan Pipa
a. Pipa yang dipasang dan ditanam dibawah/di dalam harus mempunyai kedalaman + 60
cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah.
b. Pipa yang tidak ditanam didalam tanah / tembok/lantai, yaitu untuk pipa mendatar dan
pipa tegak harus menggunakan penggantung (hanger) atau penyangga (support) terbuat
dari besi/baja kanal serta U-klem yang sesuai dengan diameternya, dimana jarak
penggantung/ penyangga yang satu dengan yang lainnya maksimal 2 m dan jarak antara

52
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

support/hanger disesuaikan agar memudahkan pemasangan terhadap dinding dan


pembongkar an/dises aikan dengan keadaan dilapangan.
c. Bila pipa-pipa tersebut menembus pondasi atau dinding, maka pipa harus diberi
perlindungan/ sleeves yang dibuat dari besi tuang atau pipa baja. Antara pipa dengan
sleeves tersebut harus diisi dengan flexible sealing material. Pemasangan jaringan-jaringan
bahan-bahan logam yang tahan karat disesuaikan dengan kebutuhan dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas.
2). Penanaman Pipa
a. Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus diratakan dan dipadatkan terlebih dahulu.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
c. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 5 cm untuk
penempatan sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
3). Penimbunan Galian
a. Setelah hasil testing terhadap tekanan dinyatakan baik dan benar, maka dilakukan
penimbunan tanpa merusak pipa.
b. Penimbunan dilakukan sekeliling dengan pasir urug setebal 10 cm, kemudian dipadatkan.
c. Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar fitting-fitting
tidak bergerak jika beban tekan dibe rikan.
d. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian yang bebas dari puing dan sampah-sampah.
e. Dipadatkan dengan hati-hati setiap lapisan sampai mencapai seperti keadaan semula.
4). Pemasangan Pipa didalam Bangunan
a. Pipa tegak dan mendatar didalam tembok yang menuju fixture unit harus ditanam
didalam tembok/lantai. Kontraktor/Kontraktor harus membuat alur-alur lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
b. Kemudian testing terhadap kebocoran dan tekanan.
c. Setelah hasil testing dinyatakan baik dan benar, maka alur-alur/lubang-lubang ditutup
kembali sehingga pipa tidak kelihatan dari luar.
d. Penutupan kembali harus seperti semula, kemudian difinish sehingga tidak terlihat bekas-
bekas dari pembobokan.
5). Penyambungan Pipa
a. Penyambungan pipa didalam instalasi plumbing ini harus rapat air.
b. Semua pipa dengan diameter sampai 2½" (65 mm) dipakai sambungan ulir (screw),
ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus dibersihkan agar bram yang ada didalam pipa
hilang sebelum disambung dengan pipa yang lain. Pipa yang disambung dengan ulir
(screw) harus menggunakan seal tape agar tidak bocor. Pipa yang ber diameter 3" (80
mm) keatas harus menggunakan sambungan flange dan diantara flange tersebut harus
dipasang packing untuk mencegah kebocoran.

6). Pengujian terhadap Tekanan dan Kebocoran


a. Pengujian ini dilakukan terhadap seluruh instalasi pipa air bersih. Sistem pengujiannya
dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu : Pengujian yang dilakukan perbagian-bagian,
dan Pengujian yang dilakukan terhadap seluruh instalasi pipa. Peralatan/fasilitas

53
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor. Pengujian dengan tekanan hidrolik
sebesar 12-15 kg/cm² selama 8 jam terus-menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
b. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas atau yang
dikuasakan untuk pengujian tersebut serta instansi yang berwenang.
c. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian
yang rusak dan melakukan pengujian ulang kembali.
d. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan dari pada pengujian bila dianggap
perlu.
e. Semua biaya/fasilitas pengujian atau pengulangan pengujian merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
f. Kontraktor harus membuat Berita Acara Pengujian.
g. Kontraktor/Kontraktor melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari
seluruh pekerjaan sistem instalasi air bersih termasuk juga pompa dan switch boardnya,
sampai seluruh sistem instalasi bisa bekerja dengan baik, benar dan aman.

7). Tandon Air


a. Tandon air terbuat dari struktur beton bertulang dengan dinding beton bertulang yang
diberi plesteran kedap air luar dan dalam. Ukuran seperti tertera pada gambar rencana.
b. Mutu beton yang digunakan adalah 20 MPa dan mutu baja adalah 240 MPa
c. Bagian dalam tandon harus diplester halus dan diberi lapisan kedap air berupa pasta
semen.
d. Dasar tandon harus dibuat miring 1 % kearah lubang pembilas.
e. Tandon air harus dilengkapi dengan pipa peluap dan pipa pembilas untuk kepentingan
pemeliharaan.
2.21.4 Pengendalian Mutu Di Lapangan
Pengendalian mutu dilakukan dengan melakukan pengawasan secara periodik dan terus menerus
selama pelaksanaan pekerjaan.
2.21.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan instalasi air bersih diukur sesuai dengan panjang pipa yang terpasang yang
dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Pipa PVC Ø 1/2 " M’


2 Pipa PVC Ø 3/4" M’

54
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.22 PEKERJAAN SANITAIR


2.22.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan instalasi air kotor, meliputi :
a. Sistem pembuangan Air Kotor, Bekas dan Vent.
b. Sistem pemipaan air kotor dari WC, urinoir sampai ke septicktank dan peresapannya,
sistem pembuangan air bekas dari floor drain, lavatory, kitchen zinc kesaluran
pengering/saluran air hujan.
c. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani pekerjaan instalasi
plumbing, sanitary beserta pengadaan peralatan-peralatan yang akan digunakan.
d. Pengangkutan bekas galian, penimbunan kembali dan pembersihan lapangan.
e. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi bekerja
dengan baik, benar, aman walaupun pada gambar dan spesifikasi tekniknya tidak
dicantumkan secara jelas, misalnya : fitting-fitting dan accessoriesnya.

2). Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini


a. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13
b. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
c. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
d. Pekerjaan Plesteran dan Acian : seksi 5.32
e. Pekerjaan Instalasi Air Bersih : seksi 5.42
2.22.2 Bahan
1). Pipa-pipa air kotor, bekas, digunakan dari PVC Class S20/VU/D merk setara Wavin,
Paralon dan Rucika.
2). Pipa-pipa air bekas menggunakan PVC class S10 setara Wavin.
3). Pipa Vent digunakan PVC class VU/D/S20 merk setaraf Wavin, Pralon dan Rucika.
4). Semua floor drain dan clean out yang dipasang pada lantai dengan lapisan water proofing
harus dibuat dengan konstruksi yang baik dan benar sehingga dapat mencegah perembesan
air sepanjang pipanya sendiri.
5). Bak Kontrol
Bak kontrol untuk valve/sambungan pipa harus dibuat dari beton tulangan besi/pasangan
bata yang dilengkapi dengan tutup terbuat dari chequered plate beton yang dapat dengan
mudah dibuka/diangkat, dengan dilengkapi handle dan kunci.
6). Closet Duduk/Jongkok
Bahan yang dipakai setaraf Toto/KIA.
7). Floor Drain
Berbentuk plat berlubang-lubang dilengkapi water trap terbuat dari zinc, chrome plated.
8). Clean Out.
Dilengkapi slot terbuat dari zinc, chrome plated.
2.22.3 Pelaksanaan
1). Pemasangan

55
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

a. Untuk mendapatkan suatu kecepatan pengaliran yang memenuhi syarat, maka


pemasangan pipa air bekas, kotor, dan pipa vent harus mempunyai kemiringan minimal
2 % untuk pipa sampai dengan diameter 3" dan minimal 1 % untuk pipa 4".
b. Pipa vent harus dipasang sesuai dengan gambar, yang mempunyai vent cap diatas/di
dalam atap bangunan untuk memperoleh ventilasi seluruh sistem dengan sirkulasi
udara secara gravitasi.
c. Semua pipa PVC yang akan disambung dengan pipa PVC lainnya atau dengan fitting
sebelumnya, harus dibersihkan terlebih dahulu terhadap kotoran-kotoran, minyak yang
masih menempel pada pipa/fitting tersebut.Penyambungan pipa PVC harus
menggunakan perekat dengan kualitas baik sesuai dengan persetujuan Konsultan
Pengawas Konsultan Pengawas.
d. Untuk pipa air kotor jenis PVC, perubahan arah aliran harus memakai 45° Tee "Y",
long sweep elbow.
e. Pipa copper, sambungan dilakukan dengan pengelasan yang menggunakan las perak.

2). Pemasangan Clean Out


Untuk pemasangan clean out pada lantai harus rata dengan lantai finish serta terlihat dengan
jelas.
3). Pemasangan Floor Drain
Pemasangan floor drain harus lebih rendah 0,5 cm dari atas lantai finish.
4). Pemasangan Sanitary Fixtures & Kelengkapannya
Pemasangan harus dilakukan secara lengkap sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
dan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat, sehingga fixture-fixture tersebut berfungsi
dengan baik.
Penambahan peralatan yang dibutuhkan untuk kesempurnaan pemasangan sanitary fixture
agar dapat berfungsi menjadi tanggung jawab Kontraktor/Kontraktor.
5). Support untuk Fixtures dan Alat-alat
a. Semua fixtures dan alat-alat sanitary harus ditumpu dan ditempatkan ditempatnya
dengan baik dan kuat.
b. Insert (tempat penyekrupan) harus tertanam dengan baik dalam dinding atau lantai dan
rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut. Setelah alat- alat
tersebut terpasang, insert harus tidak kelihatan.
c. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan harus dibuat dengan lapisan chromium atau
nikel, demikian pula cincin/washer untuk pemasangannya.
6). Pengujian Pipa Air Bekas dan Kotor
a. Pipa-pipa pembuangan harus diuji sebelum peralatan sanitair terpasang dengan
menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang tertinggi untuk pengisian
air.
b. Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan minimum selama 30 menit tanpa
terjadi penurunan air.
7). Septictank dan Peresapan
a. Pembuatan septictank disesuaikan dengan gambar detail dengan menggunakan pasangan
batu bata kedap air adukan 1 PC : 2 Ps.

56
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

b. Untuk penghawaan, septictank harus dilengkapi dengan pipa udara diameter 1,25" dan
sebagai penutup dibuat plat beton bertulang adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr. Pada penutup
septictank harus dibuat lubang kontrol dilengkapi dengan handle pengangkat. Ukuran
dan perletakan disesuaikan dengan gambar rencana dan detail.
c. Sebagai penampungan air dari septictank, dibuat peresapan dan saluran dari septictank
ke peresapan menggunakan pipa PVC diameter 4" yang diberi lubang-lubang dengan
pemasangan sesuai gambar rencana/detail.

2.22.4 Pengendalian Mutu Di lapangan


Pengendalian mutu dilakukan dengan melakukan pengawasan secara periodik dan terus menerus
selama pelaksanaan pekerjaan.

2.22.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan sanitair diukur sesuai dengan jumlah komponene yang terpasang yang dinyatakan
telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Floor drain Buah


2 Clean out Buah
3 Urinoir Buah
4 Closet duduk Buah
5 Closet jongkok Buah
6 Septick Tank Buah

2.23 PEKERJAAN DRAINASE


2.23.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan mencakup :
a. Pengadaan bahan dan peralatan yang dibutuhkan
b. Pembuatan saluran drainase dalam kompleks PPI yang bertujuan untuk mengalirkan air
ke luar kompleks ke tempat yang aman dan tidak memberikan dampak yang buruk bagi
lingkungan di sekitarnya.
c. Saluran Air hujan dari atap diterima dan disalurkan melalui saluran air hujan disekeliling
bangunan, yang dibuat dari pasangan batu bata yang diplester dan diaci dengan air semen
seperti tertera dalam gambar. Saluran air hujan dibuat dengan kemiringan 2 % dan pada
tiap jarak tertentu dibuat bak kontrol. Air buangan dari saluran air hujan, wastafel dan
urinoir disalurkan ke saluran utama.
2). Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini

57
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

a. Bahan-bahan dan penyimpanan : seksi 5.13


b. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok : seksi 5.25
c. Pengukuran dan papan bangunan : seksi 5.26
d. Pekerjaan Pasangan Batu Kali : seksi 5.30

2.23.2 Bahan
1). Saluran drainase terbuat dari bahan pasangan batu dengan mortar yang diplester rapi dan di
aci.
2). Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh
(sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk
fungsi yang dimaksud.
3). Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan sebelum diguna-
kan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus ber-bentuk persegi.
4). Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan
untuk pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.

2.23.3 Pelaksanaan

1). Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran


Lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yang akan
dibentuk lagi atau digali atau yang dilapisi, dan lokasi semua lubang penampung (catch pits)
dan selokan pembuang yang berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh Kontraktor
sesuai dengan Gambar atau detil pelaksanaan yang diterbitkan oleh Konsultan Pengawas
Pekerjaan.
2). Pelaksanaan Pekerjaan Selokan
a. Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan
untuk membentuk selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang
ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan memenuhi profil jenis selokan yang
ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas
Pekerjaan.
b. Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Konsultan Pengawas
Pekerjaan, pelapisan selokan dengan pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan
seperti yang disyaratkan sebagai berikut :
 Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
 Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu
yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
 Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada
formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi
sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum
mengeras.
 Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan
yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga
yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan adukan ini

58
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.
 Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera
diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara
menyapunya dengan sapu yang kaku.
 Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk
memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan
mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada
tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
c. Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Kontraktor sedemikian rupa
sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang
ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.
3). Relokasi Saluran Air
a. Bilamana terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dalam
Kontrak ini yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh
saluran air yang ada, maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak mengganggu
aliran air pada ketinggian air banjir normal yang melalui pekerjaan tersebut. Relokasi
yang demikian harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.
b. Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan dengan mempertahankan kelandaian dasar
saluran lama dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
terjadinya penggerusan baik pada pekerjaan tersebut maupun pada bangunan di
sekitarnya.
2.23.4 Pengendalian Mutu Di Lapangan
Pengendalian mutu dilakukan dengan melakukan pengawasan secara periodik dan terus menerus
selama pelaksanaan pekerjaan.
2.23.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan drainase diukur sesuai dengan panjang saluran drainase yang terpasang yang
dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Drainase Kompleks Pelabuhan M3

2.24 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DALAM DAN LUAR GEDUNG.


2.24.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyambungan daya dan seluruh pekerjaan instalasi
listrik yang meliputi :

59
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

b. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan, baik didalam bangunan maupun diluar
bangunan, termasuk perkawatan, titik nyala, armatur sampai kepanel-panel penerangan.
c. Pengadaan dan pemasangan stop kontak termasuk perkawatannya sampai ke panel-panel.
d. Pengadaan dan pemasangan panel-panel penerangan, panel kontrol, panel-panel tenaga
dengan accessoriesnya.
e. Pengujian dan pengesahan seluruh instalasi listrik, yang terpasang oleh badan yang
berwenang PLN/Badan Keselamatan Kerja setempat.
f. Penyerahan Surat Jaminan oleh instalatir/ Kontraktor beserta gambar instalasi yang
terpasang rangkap 3 (tiga).
g. Peralatan yang disebut dengan merk dan penggantinya

2.24.2 Bahan
1). Kabel yang digunakan
a. Kabel yang digunakan adalah merk Kabelmetal, Kabelindo atau Tranka. Jenis dan ukuran
kabel sesuai dengan gambar rencana.
b. Didalam kabel feeder tidak diperkenankan adanya sambungan-sambungan kabel.
2). Kabel yang digunakan untuk tegangan rendah adalah jenis NYM, NYY, dengan tegangan
kerja minimum 0,6-1 KV.
3). Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture dan lain- lain yang disebutkan serta
dipersyaratkan ini, Kontraktor wajib/harus menyediakan sesuai dengan peralatan yang
disebut dalam gambar rencana dan spesifikasi teknik.
4). Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan, material, sistem, sertifikat lisensi oleh Kontraktor, Kegiatan dijamin
dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya oleh pihak lain.
5). Percobaan
Kontraktor harus melakukan percobaan seperti yang dipersyaratkan disini, dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor. Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak
baik harus diganti.
6). C o n t o h
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan/material yang akan dipasang disini
untuk dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas. Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini menjadi tanggung jawab
kontraktor.
7). G a r a n s i
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan, semua perlengkapan bahan
dan pekerjaan yang tidak baik harus secepatnya diganti serta diperbaiki oleh Kontraktor tanpa
biaya tambahan.

2.24.3 Pelaksanaan
1). Pemasangan Kabel dan Penghantar

60
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

a. Kabel yang tertanam dalam dinding baik kabel penerangan dan kabel untuk stop kontak
harus dimasukkan kedalam pipa conduit, sesuai dengan standard PUIL pasal 730 dan
743 A8.
b. Semua kabel harus dipasang lurus atau sejajar dan jari- jari lengkungan tidak boleh kurang
dari syarat-syarat PUIL pasal 730.
c. Kabel-kabel tenaga harus diklem dengan klem khusus atau dilindungi dengan besi siku
yang dicat anti karat.
2). Penyambungan Kabel Penerangan NYM
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak- kotak penyambungan yang
khusus untuk itu. Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik.
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan.
c. Tidak diperkenankan adanya penyambungan kabel didalam beton.
d. Semua sambungan-sambungan kabel harus ditutup dengan las doop.

3). Built Insert, Sleve


a. Kontraktor harus menyediakan semua insert, sleve dan lain-lain peralatan yang
dibutuhkan dan harus dipendam didalam tembok/beton, atau pekerjaan pemasangan
lainnya ditempat-tempat yang perlu.
b. Semua kabel/penghantar tidak boleh ditanam langsung didalam tembok/beton. Untuk
kabel-kabel yang ditanam didalam beton/tembok harus didalam pipa conduit.
c. Semua kabel type NYY dan NYM tidak boleh ditanam langsung didalam tembok,
apabila melewati tembok harus dilindungi dengan pipa PVC type AW dengan ukuran
yang cukup.
4). Panel Sekering
a. Panel/kabinet harus dibuat dari plat baja yang mempunyai ketebalan 2 mm, dan dicat
anti karat dan diberi cat finish yang rata dengan sistem cat bakar.
b. Panel sekering harus mempunyai ukuran seperti dipersyaratkan, yang besarnya menurut
kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak penuh sesak.
c. Frame/rangka panel harus ditanahkan/digroundingkan dan lengkap dengan bracket
untuk dapat ditutup rapat-rapat.
d. Pada kabinet harus ada cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel Panel
Sekering serta tutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat Through Feeder harus diatur
sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm.
e. Kabinet/panel harus dilengkapi dengan kombinasi Catch dan Flat Key Lock dengan
kunci yang sama (Master Key), 1 (satu) kabinet/panel harus disediakan dua anak kunci.
5). Pemasangan Stop Kontak dan Saklar
a. Pemasangan stop kontak/receptacles, dipasang inbow (didalam dinding tembok) dan
ditanahkan. Tinggi pemasangan dari lantai sesuai gambar.
b. Pemasangan sacklaar dipasang inbow dengan pipa conduit, tinggi pemasangan dari lantai
1,40 cm.
c. Merk saklar : Legrand, MK type standard.

61
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

d. Merk stop kontak : Legrand, MK type standard. Khusus untuk ruangan bengkel/pantry
menggunakan stop kontak type waterproof.
6). Pengujian dan Penerimaan
Jika semua peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sesudah dikirim dan dipasang, dan
telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, kontraktor harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang.
7). Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan, maka setiap Kontraktor harus meng koordinir atau
menyesuaikan pelaksanaan pekerjaan dengan Kontraktor lainnya atas petunjuk Konsultan
Pengawas Konsultan Pengawas.
8). M a n u a l
Manual mengenai operasi dan pemeliharaan, mengenai perlengkapan-perlengkapan harus
disampaikan kepada Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari sebelum dimulainya operasi.
Manual ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetail untuk pemeliharaan dan
operasi dari perleng kapan-perlengkapan serta sistem-sistem, dan harus lengkap meliputi
informasi yang perlu untuk jangka panjang, pembongkaran dan pemasangan kembali dari
unit-unit yang lengkap dan komponen sub assamble.
Manual ini harus menjelaskan model yang tepat, style dan ukuran dari perlengkapan sistem
yang dipakai. Manual yang menjelaskan perlengkapan yang serupa, tapi dari mode style dan
ukuran yang lain tidak akan diterima. Manual ini harus diserahkan dalam 4 (empat) rangkap.
2.24.4 Pengendalian Mutu Di lapangan
Pengendalian mutu dilakukan dengan melakukan pengawasan secara periodik dan terus menerus
selama pelaksanaan pekerjaan.
2.24.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan instalasi listrik diukur sesuai dengan jumlah komponen yang terpasang yang
dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Pas. Stop kontak Buah


2 Pas. Saklar tunggal Buah
3 Pas. Saklar double Buah
4 Lampu HDK 40 cm + Lampu 150 watt Buah
5 Lampu Douwnlight 3” + Lampu SL 5 watt Buah
6 Lampu Douwnlight 4” + Lampu SL 18 watt Buah
7 Lampu Douwnlight 6” + Lampu LED 13 watt Buah
8 Sekering box lengkap Buah
9 Pemasangan Instalasi listrik Set

62
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.25 PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

2.25.1 Umum
1). Pekerjaan ini dilaksanakan bila tertera pada gambar rencana.
2). Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan serta pengurusan izin-izin yang diperlukan.
2.25.2 Bahan
Bahan untuk penangkal petir, seperti besi tembaga, kabel dan pipa galvanis harus memenuhi
standar konstruksi dan bangunan No. SNI. 07-6401-2000, SNI.07-6404-2000 dan SNI.06-
6443-2000.
2.25.3 Pelaksanaan
1). Sistem penangkal petir dipasang diatas atap bangunan berupa system konvensional Franklin
dan Faraday dari jenis tembaga yang beradius minimal 10 milimeter.
2). Kepala penghantar (Head Electrode) dharus terdiri dari batang penerima splitzen dan batang
peninggi, terbuat dari bahan tembaga masih berujung runcing di sebelah atas dengan sudut
15 derajat dan mempunyai PPI pada ujung sebelah bawah.
3). Penghantar terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horisontal yang menghubungkan secara
listrik antara kepala penangkal dan penangkal vertikal (Down Conductor) yang
menghubungkan secara listrik antara kepala penangkal dan elektroda pentanahan, dan untuk
sistem EF penghantar pentanahannya memakai
4). Batang penerima harus dipasang pada ujung batang pada peninggi yang kuat, batang penerima
harus dapat dilepas dari batang peninggi bila sewaktu-waktu diperlukan untuk pemeriksaan.
5). Batang penerima disanggah oleh pipa galvanis (GIP) yang cukup kuat dapat didirikan dengan
kokoh dan tegak lurus dengan ketinggian minimum 1,5 m diatas bagian tertinggi dari atap
sedangkan ujung bagian bawah kabel ditanam didalam tanah dengan kedalaman minimal 1
(satu) meter.
6). Pemasangan jaringan penangkal petir harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk pada gambar
rencana. Penilaian baik atas pekerjaan jaringan maupun system penangkal petir ditentukan
berdasarkan pengujian dari instansi PLN.

2.26 PEKERJAAN BAJA RINGAN

2.26.1 U m u m
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan bahan,tenaga, peralatan dan perlengkapan,
,fabrikasi,transportasi dan pemasangan.

2.26.2 Bahan
Material baja ringan (SNI) yang akan dipergunakan pada konstruksi ini adalah baja lapis ringan
ZINCALUME G550, yang bermutu tinggi tensile strength 550 Mpa yang dilapisi dengan 55 %
aluminium ,43,5 seng dan 1,5 % silicon alloy dengan bobot berat 9 Kg/m2.
2.26.3 Pengendalian Mutu Di lapangan
Personil kontraktor yang diberi kewenangan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut secara periodik
harus memeriksa bahan yang akan digunakan, utamanya dimensi dan pemotongan harus tepat.

63
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.26.4 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan rangka atap baja ringan sesuai dengan luasan konstruksi yang terpasang yang
dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Rangka Atap Baja Ringan (SNI) M²

2.27 PEKERJAAN BAJA


2.27.1 Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, dan pemasangan sesuai
dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Konsultan
Pengawas.
2.27.2 Bahan
1). Material baja yang digunakan adalah baja profil dengan mutu BJ. 37 dan mutu baja tulangan
U-24 untuk Ø<12mm dan U-32 untuk baja tulangan Ø>12 mm, serta harus memenuhi
ketentuan PPBBI 1984 kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
2). Bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh menurt profil yang diminta baik
bentuk, ukuran dan beratnya. Bagian-bagian dan lembaran-lembarannya tidak bengkok atau
cacat.
3). Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan standart pabrik pembuatannya.
4). Bahan tersebut harus berkualitas baik, bebas dari karat, tidak cacat atau bengkok.
5). Penggantian dimensi profil harus selalu tetap mempertahankan nilai keamanan konstruksi
atau menambah lebih besar. Setiap perubahan teknis tersebut dinlai sah bila telah disetujui
oleh pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas.
6). Kontraktor dapat mengusulkan perubahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan
Pengawas, bila da bahan yang tidak dapat diporoleh dan dapat memakai bahan tersebut bilah
telah dapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas.

2.27.3 Pelaksanaan
1). Seluruh pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana, baik ukuran
maupun konstruksinya
2). Sebelum pekerjan konstruksi baja dimulai, kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan
gambar kerja kepada pengawas lapangan dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3). Perencanaan pembuatan dan pemasangan semua konstruksi baja harus dilaksanakan sesuai
praktek keteknikan yang paling baik. Sedapat mungkin semua konstruksi baja dibuat di
bengkel konstruksi.

64
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

4). Sambungan hanya diperbolehkan jika dinyatakan pada gambar kerja yang telah disetujui.
Semua las harus terdiri dari komposisi yang merata, halus , rapi, berkekuatan penuh serta
cukup kenyal, harus bebas dari ”porosity” dan ”tahi logam” dan harus dibuat dengan teklnik
kerja yang menjamin pembebanan muatan yang merata pada seluruh potongan las disertai
pencegahan kemungkinan terjadinya eksentrisitas pada las dan logam di sekelilingnya.
5). Pengelasan harus dilaksanakan secara menerus sepanjang garis singgung.
6). Semua pengelasan harus dilaksanakan oleh tukang las yang memiliki sertifikat tanda lulus
ujian sesuai peraturan setempat.
7). Kontraktor wajib menyediakan peralatan lengkap untuk menyelenggarakan pekerjaan ini
dengan lancar dan aman.
8). Penyambungan dan Pemasangan Baja
a. Pengelasan
 Alat pengalasan/las dari kwalitas terbaik, dan harus disimpan pada tempat keringdan
bebas dari karat.
 Pengelasan harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati. Logam yang dipakai
mengelas harus bebas dari kerak dan cacat lannya yang dapat mengurangi kekuatan
sambungan dan permukaannya harus lurus.
 Permukaan hasil las harus sama rata dan kelihatan teratur.
 Las-las yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya
kontraktor.

b. Baut-baut dan mur-mur


Baut-baut dan mur-mur yang dipergunakan harus yang bermutu tinggi (HSB High Stregh
Boult).
Ukuran-ukuranya harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
Sambungan-sambungan harus mempergunakan skrup/mur, sama sekali tidak
mempergukana paku.
9). Pemotongan Baja
a. Pemotongan plat dasar, plat pengisi, pembuatan lubang baut dan lain-lain harus memkai
alat-alat pemotong mesin dan bor mesin.
b. Pemotongan plat-plat tersebut diatas dapat juga dilakukan dengan memakai cara
oxyacetylene (mesin las).
c. Penghalusan atau penyelesaian dari pemotongan plat tidak diperlukan kecuali kalau
ditentukan lain.
10). Lubang untuk baut harus lebih besar 1/15” dari diameter nominal dari baut.
11). Penyelesaian Pekerjaan Baja
a. Pengecetan : Kulit giling dan permukaankorosi harus dibuang dengan menggunakan
semprotan pasir (sand blasting) atau semprotan butir baja atau semprotan kricak halus
atau lain-lain cara yang sama efektifnya sampai diperoleh permukaan warna yang teratur.
Segera setelah dibersihkan seperti ini pekerjaan-pekerjan baja harus dicat rusak waktu
diangkat tau ditumpuk, maka harus segera diperbaiki.
b. Galvanisasi : dimana ditentukan ada pekerjaan galvanisasi maka yang dikehendaki
adalah glvanisasi celup panas.

65
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

c. Pemasangan : selama pekerjaan pemasangan harus diusahakan agar tidak terdapat


kerusakan-kerusakan fisik baja.
d. Penyimpanan : Baja tidak boleh disimpan diruangan terbuka dalam jangka waktu yang
lama, tidak menyentuh tanah dan diletakkan pada dasar yang rata agar terhindar dari
kerusakan fisik (pembengkokan)
12). Pengecetan Proteksi untuk Baja
Pengecetan proteksi yang akan diuraikan disini menyangkut semua bahan dan bahan dari baja
seperti bitt, rantai-rantai baja, tangga-tanga dan peralatan baja lain yang akan dipakai pada
konstruksi dermaga dan peralatan navigasi.
a. Pembersihan : sebelum dicat, benda-benda baja harus dibersihkan dari karat dengan
sikat kawat atau dengan alat-alat lain. Semua benda-benda yng akan dicat harus
dipersiapkan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik cat atau seperti yang dijelaskan
dalam spesifikasi ini. Pekerjan las harus dibersihkan dari sisa-sisa las dan percikan-
percikan las harus dibersihkan.
b. Pengecetan : setelah bagian yang akan dicat diperiksa kebersihannya oleh engineer,
maka bagian luar dari bahan-bahan baja tersebut akan dicat dengan cat besi zinc
chrometer prime setara Mowilex. Pengecetan harus dilakukan 3 kali dan tebal lapisan cat
setelah kering minimum 0.3 mm. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, contoh-contoh cat dan
nama-nama pabriknya harus disampaikan kepada engineer untuk mendapat
persetujuannya.

2.27.4 Pengendalian Mutu Di Lapangan


1). Pekerjaan las harus diperiksa atau disaksikan oleh engineer/wakil yang ditunjuknya sesuai
dengan persyaratan dalam JIS 3147 dan harus mencakup tapi tidak terbatas hanya pada
pemeriksaan visual. Tes ultrasonic dan test radiografik. Pengawasan visual harus tetap
dilakukan meskipun pemeriksaan-pemeriksaan visual mencakup pengecekan pemasangan
sambungan yang dilas, apakah sudah lurus dan mengikuti persyaratan pekerjaan las
mengenaisudut-sudut lekukan, permukan-permukaan bagian yang dilas dan bagian-bagian
yang terbuka.
2). Engineer dapat memerintahkan setiap sambungan las untuk diperiksa dan ditest dengan cara
radiografik atau ultrasonic yang disetujui, jika ditest seperti tersebut diatas dianggap perlu
olehynya. Dalam hal ini kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatunya agar pemeriksaan
untuk test pengelasan oleh ahli dar Konsultan Pengawas bisa dilaksanakan
2.27.5 Pengukuran
1). Pengukuran
Pekerjaan Baja diukur sesuai dengan jumlah komponen yang terpasang yang dinyatakan telah
diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan.
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

1 Pekerjaan baja Kilo gram

66
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

2.28 PEKERJAAN MESIN ES KAPASITAS 10 TON

2.28.1 U m u m
Pabrik es adalah unit untuk membuat dan menghasilkan es dalam bentuk balok dengan
persyaratan tertentu.

2.28.2 Spesifikasi Teknis Mesin Es Balok Kapasitas 10 Ton :

1. Compressor
Spesifikasi Teknik
- Pabrikasi Negara Eropa
- Type - 6G.2Y
- Refrigerant R404
- Number of Cylinder : 6
- Dyplacement 126 m³/h @ 1450 RPM
- Kapasitas pendingin 35 kw
- Evaporator Temp : -150C
- Condensing Temp : +50C
- Speed 1450 RPM

2. Electro Motor
Spesifikasi Teknik
- Pabrikasi Negara Eropa
- Daya : 25 KW, 380 V, 3 Phase, 4 Pole
- Insulation Connect to Compressor With Copling Direct

3. Brine Tank (Bak Air Garam)


Spesifikasi Teknik
- Ukuran sesuai gambar kerja
- Kapasitas : 200 Balok @ 50 kg atau 10 Ton
- Bahan plat kapal tebal 6 mm
- Insulasi : Styrofoam tebal 15 cm
- Konstruksi : Las listrik, di cat anti corrosive

4. Brine Cooling Coil (verdamper)


Spesifikasi Teknik
- Colling survace area ; 240 m²
- Pipa tembaga : 1.1/8" tebal 0,9 mm
- Konstruksi : Las listrik, dicat anti corrosive, manifold dan oil drain

5. Condensor Udara
Spesifikasi Teknik
- Type - G300
- Air Flow 13,99 m3/s
- Number of fan 3
- Fan diameter 500 mm, 3 phase, 400 volt
- Fin spacing 2,1 mm
- Surface area 155,5 m²

67
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

- Tube volume 22,8 dm³

6. Liquid Receiver & Base Frame


Spesifikasi Teknik
- Receiver tank uk 8' x 100 cm model vertical
- Base Frame Ukuran 100 cm x 200 cm / Besi UNP 120
- Tebal plat shell 10 mm
- Konstruksi, las listrik
- Cat anti corrosive
- Safety valve sight glass top

7. Oil Separator & Suction Accumulator


Spesifikasi Teknik
- Diameter shell 318,6 mm atau 14 "
- Panjang 1000 mm
- Tebal plat shell 10 mm
- Konstruksi, las listrik
- Cat anti corrosive
- Safety valve sight glass top

8. Ice Can Standart Square (empat persegi)


Spesifikasi Teknik
- 200 bh Kapasitas : 50 kg
- Ukuran atas : 260 mm x 260 mm
- Ukuran bawah : 240 mm x 240 mm
- Tinggi : 1.150 mm
- Tebal plat : 2 mm (Galvanis) Electro plating

9. Ice can Frame


Spesifikasi Teknik
- Bahan : Plat di electro plating
- Tebal plat : 9 mm
- Kontruksi : Las listrik di cat anti korosive

10. Pipa tembaga


- Liquid 7/8”
- Suction 2,1/8”
- Discharge & Condensate 1,3/8”

11. Ice can Filler / Filling Thank


Spesifikasi Teknik
- Panjang : 3.000 mm
- Tebal plat : 6 mm
- Jumlah Pipa Pengisian : 10 Buah
- Diameter Pipa Pengisian : 32 mm (1 1/4')
- Kontruksi : Las listrik di cat anti korosive

68
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

12. Verical Brine Agitator


Spesifikasi Teknik
- Daya : 7,5 KW/Propeler 9’/As Stainlees 1” x 100 cm

13. Overhead Crane (Derek)


Spesifikasi Teknik
- Capacity : 2 Ton
- Lifting Height : 6 Meter
- Lifting Speed : 8 M/min
- Lifting Motor : 3.0 kw, 380V, 50 Hz
14. Brine Tank Wooder Cover
Spesifikasi Teknik
- Papan Kayu Kls 1I Tahan Air, Tebal 5 cm
- 3 Buah Lifting Pont
- Disekap Halus

15. Komponen Control Panel


Spesifikasi Teknik
- Schneider
Komponen panel listrik
- MCCB (moulded case circuit breaker)
- Bus Bar
- Magnetic Kontaktor
- MCB (miniature circuit breaker)
- Pilot Lamp
- Ampere Meter
- Volt Meter
- Frequency Meter
- Selektor Switch Voltmeter
- Emergency Stop
- Push Button
- Kontaktor 3 Phase
- TOR (Thermal Overload Relay)

16. Water Pump / Pompa Sentrifugal


- Daya Listrik 4000 Watt (3 Fase)
- Daya Dorong 85 meter
- Debit Air 250 liter/menit
- Pipa inlet/Outlet Diameter 1 ½ Inchi
- Stop Kran Diameter 1 ½ Inchi – 1 bh

17. Damper Ace/Thawing Thank


Spesifikasi Teknik
- Sesuai Gambar Rencana
- Bahan plat Kapal tebal 6 mm
- Konstruksi: Las listrik, dicat anti Corrosive

18. Ice Crusher


Spesifikasi Teknik
- Ukuran 80cm x 80cm x 100cm

69
PABRIK ES KAPASITAS, 10 TON Spesifikasi Teknis

- Body bahan plat kapal tebal 4 mm


- Kontruksi : Las listrik, dicat anti Corrosive

19. Running Test


- Pengadaan NH3, (Garam) dan Oli
- Pengisian Freon R22

20. Accessories
- Filter drier
- Solenoid valve
- Check valve
- Stop valve

21. Pekerjaan Elektrikal/Mekanikal


- Kabel-Kabel dan Accessories

2.29 PEKERJAAN AKHIR


Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan sebagainya harus
bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran dan
gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai
lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

2.30 PERATURAN PENUTUP


Meskipun dalam SPESIFIKASI TEKNIS / gambar bestek tidak dinyatakan kata-kata yang harus
disediakan atau yang harus dibuat oleh Kontraktor, tetapi pekerjaan dan bahan-bahan nyata
menjadi bagian pekerjaan maka pekerjaan tersebut tetap dianggap dan dimuat dalam
SPESIFIKASI TEKNIS ini.
Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan yang dikerjakan, akan tetapi tidak diuraikan
atau dimuat dalam SPESIFIKASI TEKNIS / Gambar ini , tetapi harus diselenggarakan dan
diselesaikan oleh Kontraktor maka dianggap pekerjaan tersebut diuraikan dan dimuat dalam
SPESIFIKASI TEKNIS demi menuju penyerahan pekerjaan yang lengkap, sempurna dan selesai
dengan hasil yang memuaskan Konsultan Pengawas.

Palu, 01 April 2021


Kuasa Pengguna Anggara
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Kelautan Dan Perikanan
Provinsi Sulawesi Tengah,

MOHAMMAD SYAFAR, S.Pi.


NIP. 19690502 200012 1 004

70

Anda mungkin juga menyukai