I. PENDAHULUAN.
1.1. Latar Belakang
Sungai Progo merupakan salah satu Sub DAS di Wilayah Sungai Serayu dengan tingkat
erosi cukup tinggi. Masalah yang dihadapi adalah meluasnya degradasi lahan dan hutan
pada sub DAS Sungai Progo yang menyebabkan tingkat erosi dan sedimentasi
bertambah. Sedimentasi yang terangkut ke daerah hilir menyebabkan pendangkalan
alur sungai Progo mengakibatkan kapasitas sungai menurun, sehingga menimbulkan
banjir di dataran rendah.
Upaya untuk mengurangi laju sedimentasi pada Sub DAS Sungai Progo maka perlu
diambil langkah-langkah konservasi secara sipil teknis salah satunya adalah dengan
membangun Groundsill secara seri dan berkelanjutan.
V. Pekerjaan Pancang
2. Manager Teknik
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil
b. Pengalaman Kerja Profesional
minimal 3 tahun, pernah mengerjakan 4 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
Ahli Sumber Daya Air - Muda
3. Ahli K3 Konstruksi
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil
b. Pengalaman Kerja Profesional
minimal 3 tahun, pernah mengerjakan 3 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
Ahli K3 Konstruksi Muda atau dipersyaratkan Harus memiliki Sertifikat
yang diterbitkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
4. Manager Keuangan
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal Sarjana (S1) Ekonomi Jurusan Akutansi
Personil Non-Manajerial
2. Pelaksana Pengukuran
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal Sarjana (S1) Jurusan Teknik Geodesi
b. Pengalaman Kerja Profesional
minimal 2 tahun, pernah mengerjakan 3 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
Ahli Geodesi – Madya
3. Juru Gambar
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal SMK
Bangunan
b. Pengalaman Kerja Profesional
minimal 4 tahun, pernah mengerjakan 5 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
SKT Juru Gambar Draftman-Sipil
- Penyedia Jasa diwajibkan Sewa / Pengadaan Kantor Direksi keet (min. 30m2) berikut
perlengkapannya antara lain meja tulis, kursi, papan tempel untuk menempatkan
gambar-gambar dan grafik-grafik pelaksanaan pekerjaan serta data-data lainnya,
juga buku Direksi, buku tamu dan buku monitoring cuaca, material dan tenaga kerja.
- Semua biaya penyediaan kantor lapangan / barak kerja menjadi tanggung jawab
PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 5
Penyedia Jasa.
4. Pembayaran pekerjaan mobilisasi dilakukan atas dasar harga lumpsum untuk setiap
alat dan akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu :
a. 50% (limapuluh persen) pada akhir mobilisasi, dan
b. 50% (limapuluh persen) pada saat pekerjaan yang termasuk dalam item yang
lain mencapai progres 100% (seratus persen).
3.5. Dewatering
a. Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud pekerjaan Dewatering dalam Spesifikasi ini adalah pekerjaan
pegeringan dengan menggunakan pompa air. Pengoperasian pompa diasumsikan
akan beroperasi 24 jam dan disediakan 20% pompa cadangan (misalkan untuk 5 buah
pompa dioperasikan dan 1 cadangan), maka biaya operasi per 1 bh pompa.
b. Peralatan dan bahan.
Pompa air diesel daya 10 kW dengan suction head max. 3m dan discharge head max.
20m (kapasitas 1 m3/s pada suction head 1m dan discharge head 10m)
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Dewatatering dilakukan atas dasar harga
Lumpsum (LS) seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan Harga dari
pengoperasian pompa diesel, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan.
1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan fisik, terlebih dahulu Penyedia Jasa harus
melaksanakan pemeriksaan bersama (Mutual Check 0 %). Dilaksanakan bersama
antara Penyedia Jasa, Direksi pekerjaan, dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
Maksud Mutual Check ini adalah peninjauan dan penyempurnaan gambar rencana
serta volume pekerjaan sesuai kondisi lapangan. Hasil pemeriksaan bersama
dituangkan dalam Berita Acara Mutual Check 0 %, sedangkan hasil
penyempurnaan gambar rencana dipakai sebagai gambar pelaksanaan yang
dipersiapkan oleh Penyedia Jasa, diketahui Direksi pekerjaan serta mendapat
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Penyedia Jasa harus membuat patok-patok sementara dari kayu usuk atau bambu
sebagai titik uitzet, dipasang pada setiap jarak maksimum 25 m dan minimum 10
m pada lokasi bangunan, dengan dicat warna merah serta diberi nomor patok.
Patok-patok ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah goyang atau
hilang.
5. Penyedia Jasa harus menjaga titik uitzet dan profil-profil tersebut sampai pekerjaan
selesai, dimana titik uitzet dan profil-profil ini sebagai titik bantu didalam
PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 7
pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi pekerjaan maupun oleh Tim Pemeriksa
Serah Terima Pekerjaan. Apabila patok titik uitzet atau profil-profil tersebut hilang
atau rusak, maka Penyedia Jasa harus segera mengganti patok atau profil baru
dengan persetujuan Direksi pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.
b. Bahan Material
Hasil pengujian pabrik Kontraktor hams memberikan brosur dari beberapa pabrik yang
memproduksi tipe pancang yang sama sesuai dengan persyaratan untuk kemudian diseleksi dan
disetujui oleh direksi.
Material Pancang Tiang pancang yang digunakan di pekerjaan ini hams sesuai dengan persyaratan
sebagai berikut: 1. Dimensi: Tipe pancang yang digunakan pancang beton prestress dengan ukuran
dan panjang seperti ditunjukkan pada gambar. 2. Beton: Kualitas minimum dari beton
menggunakan fc' = 41,5 MPa (Silinder), yang mana hams tercapai pada saat pengujian. 3.
Persyaratan peralatan • Sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor akan memberikan data peralatan
yang akan digunakan, jadwal pelaksanaan/ereksi, dan prosedur pekerjaan termasuk peralatan yang
akan digunakan di lapangan.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Tiang pancang permanen akan diukur sebagai penjumlahan dalam m dari panjang tiang pancang
(spun pile, square pile, concrete sheet pile) yang diukur dari ujung tiang pancang ke bagian yang
dipotong sebagaimana ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diinstruksikan oleh Direksi.
Batang pengikat, tiang atau balok jangkar, waling, dsb. jika ada, tidak diukur atau dibayarkan.
Pembayaran untuk pekerjaan pemancangan akan dilakukan sebagai jumlah m tiang yang tertanam
pada lokasi dengan unit yang ada pada Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga unit akan
dianggap mencakup kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan dan pemancangan tiang
pancang, pemotong tiang sesuai panjang yang diperlukan, pengecatan atau perbaikan, batang
pengikat, tiang atau balok jangkar, pembersihan dan pembuangan hasil bongkaran/pemotongan,
waling apapun dan pekerjaan lainnya yang diperlukan atau insidental lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
VI PEKERJAAN TANAH.
- Bila suatu galian sudah diselesaikan dan dirapihkan, Direksi harus diberi tahu
sehingga ia akan melakukan pemeriksaan dengan resmi. Tidak ada galian yang sudah
diisi atau ditutup dengan pasangan sebelum diperiksa oleh Direksi.
- Bila terjadi kelebihan galian (melapaui batas) karena suatu alasan tertentu,
kecuali jika hasilnya disetujui oleh Direksi maka Penyedia Jasa bertanggung
jawab atas biaya dan harus memperbaiki dengan baik sampai batas dan ketinggian
galian yang dibutuhkan sesuai dengan permukaan pasangan yang diharapkan untuk
digunakan sebagai bentuk galian yang benar.
- Apabila ditentukan oleh Direksi, bahwa pasir hasil galian memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai bahan penimbunan pada bekas galian, maka pasir penimbunan
tersebut harus diletakan ditempat-tempat penimbunan sementara sesuai petunjuk
Direksi.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan galian terdiri dari galian tanah mekanik,
dilakukan atas volume galian tanah yang dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi
dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik (m3) seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta harus dianggap termasuk kompensasi
untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-material, peralatan, alat bantu
dan lain sebagainya.
6.3. Pekerjaan Timbunan (Backfill DPT)
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan tanah kembali yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah
pekerjaan timbunan kembali dengan material setempat yang dipadatkan dengan
alat pemadat hingga mencapai kepadatan di sekitar bangunan sesuai dengan
gambar rencana atau gambar pelaksanaan yang telah disepakati dan petunjuk dari
Direksi.
b. Pemadatan Tanah
Pekerjaan pemadatan tanah yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan
pemadatan pada timbunan kembali dengan material setempat yang dipadatkan
dengan alat pemadat hingga mencapai kepadatan di sekitar bangunan sesuai
dengan gambar rencana dan petunjuk dari Direksi.
- Apabila dalam material tanah timbunan terdapat gumpalan-gumpalan atau
bongkahan-bongkahan tanah, maka terlebih dahulu harus dipecah dengan
cakram atau penggaruk.
- Tanah timbunan harus ditimbunkan ke lokasi sesuai rencana pada pada gambar
pelaksanaan, lapis demi lapis dengan tebal maksimum 15 cm dan dipadatkan
dengan Alat pemadat minimum sebanyak 5 (lima) lintasan sehingga dicapai
kepadatan sesuai rencana.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan urugan tanah kembali dan pemadatan,
dilakukan atas volume timbunan kembali yang telah dipadatkan dan disetujui oleh
Direksi dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik (m3) seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta harus dianggap termasuk biaya
untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-material, peralatan, alat bantu
dan lain sebagainya.
a. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup Pekerjaan.
1. Yang dimaksud Pekerjaan Plesteran meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan
dan pengangkutan bahan, pencampuran adukan mortar dan pengerjaannya,
pemasangan Plesteran serta perawatan.
2. Pekerjaan Plesteran harus dibuat seperti yang ditetapkan pada gambar rencana
atau gambar pelaksanaan yang telah disepakati.
b. Bahan dan Material
1. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang baik, tajam,
keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat. Pasir yang akan
dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus
mendapat
persetujuan Direksi.
2. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir, harus air
bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan
kotoran-kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan tempat pengam-
bilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
c. Pekerjaan Plesteran
1. Dalam Spesifikasi ini untuk pembuatan Plesteran meliputi, perbandingan
campuran yang dipakai adalah 1:3 yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan 3
bagian pasir serta air secukupnya, sehingga dapat menghasilkan campuran yang
padat dan siap untuk dipergunakan.
Untuk setiap 1 m2 Plesteran harus mengandung sekurang-kurangnya : 4.45
kg PC dan 0,018 m3 pasir.
2. Cara mencampur mortar dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu harus
dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir
harus sesuai dengan yang ditetapkan.
3. Pekerjaan Plesteran dilakukan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm. dan
kemudian dihaluskan dengan air semen.
4. Sebelum diplester semua permukaan harus dibersihkan dulu dari segala macam
kotoran.
d. Pengerjaan Beton
1. Pengadukan beton dengan readymix
a. Campuran beton harus memenuhi mutu beton K-225 untuk Pondasi
pasangan batu. Untuk setiap campuran beton harus mengandung sekurang
– kurangnya 371 kg PC (1 zak = 50 kg), 698 kg pasir dan 1.047 kg split.
b. Pengadukan campuran beton menggunakan beton readymix / minimix/
carmix dengan waktu sedikit-dikitnya 1,5 menit setelah semua bahan ada
dalam mixer
c. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan
pengikatan serta penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui Direksi.
d. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton dan lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan
yang menyerap harus disiram dengan rata hingga kelembaban (air) dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
e. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti yang ditunjukka
pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton
atau material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi.
f. Beton yang akan dituangkan/dicor harus diusahakan agar pengangkatannya
ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada waktu
pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
g. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau diglincirkan secara tak
terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1.5 m tanpa harus diaduk lagi.
5. Perawatan beton
6. Pengujian beton
a. Semua beton percobaan harus dilakukan sesuai PBI 71 – NI 2 atau
berdasarkan JIS A 1108, BS 1881.
b. Untuk pengujian diperlukan 6 (enam) buah contoh beton yang diambil dari
setiap 1 (satu) truck mixer atau 6 (enam) buah contoh beton yang diambil
dari setiap 5 m3 adukan mollen dilapangan.
c. Setiap beton harus diberi tanda dengan tanggal pengecoran, nomor urut
dan petunjuk – petunjuk lain yang diperlukan oleh Pengawas Pekerjaan.
d. Beton percobaan harus diuji sampai hancur akibat gaya tekan dan harus
dilakukan dibawah Pengawas Pekerjaan, tiga dari setiap enam beton
percobaan harus diukur berat dan kekuatan tekannya setelah 7 (tujuh)
hari dan harus dilakukan dengan disaksikan Pengawas Pekerjaan dan
sisanya dilakukan setelah 21 hari atau sesuai dengan perintah Pengawas
Pekerjaan.
e. Detail lain mengenai hasil pengujian kekuatan tekan dan data lain seperti
jumlah air dan semen yang dipakai, hasil analisis ayakan agregat dan
perbandingan adukan dari bermacam – macam mutu harus disampaikan
kepada Pengawas Pekerjaan setelah 21 hari atau sesuai dengan perintah
pengawas Pekerjaan.
f. Setiap beton percobaan harus dibuat sample yang diambil dari salah satu
adukan beton atau dari adukan yang ditunjuk oleh Pengawas Pekerjaan.
g. Kekuatan benda uji yang kurang dari kekuatan rencana (design
standard/Sbk) tidak boleh lebih dari 5% dari 20 benda uji yang dibuat.
h. Kekuatan rata – rata 6 buah benda uji masing – masing tidak boleh lebih
rendah dari (Sbk+0,82 Sr). Selisih antara nilai tertinggi dan terendah
diantara hasil pemeriksaan 6 benda uji tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.
c. Pelaksanaan
1. Bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga kalau ada
sambungan horizontal tidak menerus sampai seluruh permukaan bekisting dan
pada waktu membuka bekisting tidak terjadi kerusakan pada betonnya.
Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar serta harus
kaku dan kuat, terutama perancahnya untuk dapat menahan kemungkinan
goyangan dann pelenturan yang terjadi bila kena tekanan beban bahan adukan
beton atau beban yang lain.
2. Penyedia Jasa tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras
dan mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban
kerja yang akan disangganya dengan aman. Bekisting dapat dibongkar setelah
beton berumur 28 (dua puluh delapan) hari dan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi.
3. Bekisting dapat digunakan maksimal dua kali.
c. Pelaksanaan
1. Baja tulangan hendaknya bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran, bahan-
bahan lepas, gemuk, minyak, cat Lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan
lain yang menempel. baja tulangan hendaknya disimpan ditempat terlindung,
ditumpu agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun
rusak karena cuaca.
2. Baja tulangan dipotong, dibengkokan atau diluruskan secara hati-hati dan tidak
diperbolehkan untuk pembengkokan yang kedua kalinya. Pemanasan baja
tulangan tidak diijinkan.
3. Penempatan baja tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar
rencana, dipegang teguh pada posisinya dan didudukkan pada landasan.
Tulangan tidak boleh didudukkan pada bahan metal, atau tulangan duduk
langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian baja tulangan nanti
langsung berhubungan dengan udara luar.
4. Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan
maksimum dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak
semuanya/sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, maka sambungan overlapping diambil 40 kali diameter baja
tulangan bersangkutan.
IX PEKERJAAN LAIN-LAIN
b. Bahan Material
Tanaman: Berbagai jenis tanaman, seperti pohon, semak, dan bunga, digunakan untuk
menciptakan lanskap yang indah dan beragam.
Batu hias: Batu hias digunakan untuk membuat elemen dekoratif seperti batu alam,
batu bata, atau batu kerikil.
Jalan setapak: Jalan setapak dapat menggunakan bahan seperti batu alam, batu bata,
atau beton.
Pencahayaan: Pencahayaan lanskap dapat menggunakan lampu taman, lampu sorot,
atau lampu hias lainnya.
9.3. PELAPORAN.
9.3.2.2.Laporan Mingguan
9.3.2.3.Laporan Bulanan
1. Laporan bulanan disusun dan disampaikan di setiap bulan, pada
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya kepada Kasatker/PPK setelah
mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas;
Pengawas.
9.3.2.8.Rapat Berkala
1. Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan
akan diadakan secara rutin (mingguan) dengan dikoordinir dan dipimpin
oleh Direksi Pekerjaan dan dihadiri oleh para Pelaksana Pekerjaan yang
langsung berkaitan dengan pekerjaan.
X. PENUTUP.
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Diluar persyaratan ini masih tetap berlaku peraturan-peraturan lain dan dengan
memperhatikan secara feeling Engineering yang perlu mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Apabila dalam persyaratan ini ada kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa tidak boleh
mengambil keuntungan dari hal tersebut, melainkan harus diminta penjelasan dari Direksi
Pekerjaan.