Anda di halaman 1dari 34

SPESIFIKASI TEKNIK

Pekerjaan : Peningkatan Groundsill Sungai Progo


Satuan Kerja : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak

Tahun Anggaran : 2024

I. PENDAHULUAN.
1.1. Latar Belakang

Sungai Progo merupakan salah satu Sub DAS di Wilayah Sungai Serayu dengan tingkat
erosi cukup tinggi. Masalah yang dihadapi adalah meluasnya degradasi lahan dan hutan
pada sub DAS Sungai Progo yang menyebabkan tingkat erosi dan sedimentasi
bertambah. Sedimentasi yang terangkut ke daerah hilir menyebabkan pendangkalan
alur sungai Progo mengakibatkan kapasitas sungai menurun, sehingga menimbulkan
banjir di dataran rendah.
Upaya untuk mengurangi laju sedimentasi pada Sub DAS Sungai Progo maka perlu
diambil langkah-langkah konservasi secara sipil teknis salah satunya adalah dengan
membangun Groundsill secara seri dan berkelanjutan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Peningkatan Groundsill Sungai Progo di Hilir Bendung Sudo dan Jembatan
Srandakan kabupaten bantul Daerah Istimewa Yogyakarta .berupa Pasang Beton Siklop,
beton K-175 dan pasangan batu.
Tujuan pekerjaan ini adalah untuk Mengurangi terjadinya degradasi dasar sungai
sehingga kemiringan menjadi kecil, berakibat laju erosinya terkurangi,berarti
mengurangi suplay sedimen,Membuat setabilnya kemiringan sungai,Mengurangi
keterjalan lereng-lereng sungai sehingga tidak terjadi tebing longsor, Menahan Matrial
batu-batu yang tidak setabil akibat bencana alam / longsoran pegunungan.

1.3. Lokasi Pekerjaan


Pekerjaan ini terletak di wilayah Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta

1.4. Lingkup Pekerjaan


Secara umum lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi antara lain :
I. Pekerjaan persiapan
1. Mobilisasi dan demobilisasi
2. SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesahatan Kerja)
3. Dewatering
4. Timbunan tanah cofferdam
5. Pengadaan dan Pemasangan Geotextile
6. Pengadaan dan Pemasangan SSP (400 x 125 x 13 mm) untuk cofferdam
7. Pembongkaran SSP (400 x 124 x 13 mm) untuk cofferdam

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 1


II. Pekerjaan darurat
1. Pengadaan dan Pemasangan Blok beton ukuran 1 x 1 x 1m
2. Keranjang Blok Beton K-175 ukuran (5,4 x 3,6 x 2,1 m)

III. Pekerjaan tanah


1. Pembersihan dan Stripping/Kosrekan
2. Menggali Tanah
3. Timbunan Kembali (Backfill DPT)

IV. Pekerjaan beton


1. Beton K-225 Ready Mix
(Pengadaan dan Pemasangan Blok Beton Ukuran 1,4 x 1,4 x 1,4 m)
2. Beton f'c 28 MPa Ready Mix (Pengecoran)
3. Bekisting Lapisan Aus (Beton f'c = 28 MPa)
4. Beton K-175 Ready Mix (Pengecoran)
5. Bekisting Badan Groundsill (Beton K-175)
6. Pembuatan Lantai Kerja (K-100) t = 10 cm
7. Pembesian Lapisan Aus Groundsil
8. Pembesian Sayap Groundsil
9. Bekisting Sayap Groundsill Dengan Perancah
10. Pembesian Pagar Beton

V. Pekerjaan Pancang

VI. Pekerjaan pasangan


1. Pengadaan dan Pemasangan Bronjong 2x1x0,5 m (Revitment)

VII. Pekerjaan lain-lain


1. Pekerjaan Galvanis Pagar Beton
2. Pekerjaan Landscape

1.5. Standar Mutu


Semua mutu bahan, Mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Nasional Indonesia ( SNI ). Bila ada pasal-pasal tidak ada Standar Nasional
Indonesia ( SNI ). Maka dipakai Standar sesuai dengan Spesifikasi Teknik.

1.6. Jangka Waktu


Jangka waktu untuk melaksanakan paket pekerjaan ini adalah adalah hari kalender
sejak SPMK keluar.

1.7. Identifikasi bahaya dan penetapan Resiko


Penentuan Risiko Keselamatan konstruksi berdasarkan Permen Nomor 21/PRT/M/2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi bahwa Peningkatan
Groundsill Sungai progo di Hilir Hilir Bendung Sudo dan Jembatan Srandakan
kabupaten bantul Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk kategori Risiko Sedang.
Penetapan Resiko adalah dalam tahap pekerjaan Beton Siklop.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 2


1.8. Organisasi Pelaksanaan Proyek

1.9. Produk Dalam Negeri


Penyedia Jasa wajib memaksimalkan dalan penggunaan produk dalam negeri dalam
penyelesaiaan pekerjaan.

1.10. Tenaga Kerja


Penyedia Jasa wajib memastikan bahwa menjamin setiap proses/kegiatan pekerjaan
hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk
kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai
pada jenis pekerjaan/tugasnya

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 a. Metode Pelaksanaan

1. Penyedia Jasa diwajibkan membuat dan menyampaikan metode pelaksanaan


yang rinci untuk setiap jenis pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.

2. Walaupun metode pelaksanaan telah mendapat persetujuan dari Direksi


Pekerjaan, Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh terhadap metode
pelaksanaan yang diusulkan. Bila akibat pelaksanaan metode tersebut timbul
kerugian, maka hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.

b. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


1. Penyedia Jasa harus menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk
kurva-S (S-Curve) secara detail yang memperlihatkan urutan kegiatan dan
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Jadwal
pelaksaan pekerjaan yang menguraikan berbagai aktifitas pekerjaan dibuat agar
kemajuan pekerjaan dapat dievaluasi ketepatannya sesuai waktu yang
direncanakan.

2. Penyedia Jasa harus membuat diagram jaringan (Networking Planning) yang


memberikan informasi mengenai permulaan tanggal awal atau akhir dari masing

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 3


– masing aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (Critical Path).
Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukan apabila pelaksanaan dilapangan telah
menyimpang dari jadwal yang telah diserahkan, maka pelaksana pekerjaan
harus memperbaharui jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk
menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual, updating
ini terus dilakukan sampai pekerjaan selesai.

c. Kebutuhan Tenaga Inti.

Personil Inti Minimum yang wajib disediakan/diadakan oleh Penyedia Jasa :


 Personil Manajerial
1. Manager Proyek
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minilal Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil
b. Pengalaman Kerja Profesional
Minimal 4 tahun, pernah mengerjakan 5 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
Ahli Sumber Daya Air - Madya / Ahli Manajemen Proyek - Madya

2. Manager Teknik
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil
b. Pengalaman Kerja Profesional
minimal 3 tahun, pernah mengerjakan 4 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
Ahli Sumber Daya Air - Muda

3. Ahli K3 Konstruksi
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil
b. Pengalaman Kerja Profesional
minimal 3 tahun, pernah mengerjakan 3 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
Ahli K3 Konstruksi Muda atau dipersyaratkan Harus memiliki Sertifikat
yang diterbitkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

4. Manager Keuangan
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal Sarjana (S1) Ekonomi Jurusan Akutansi

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 4


b. Pengalaman
Minimal 3 tahun pada bidang keuangan / administrasi
c. Profesi / Keahlian

 Personil Non-Manajerial

1. Pelaksana Pekerjaan Sipil


a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil
b. Pengalaman Kerja Profesional
minimal 2 tahun, pernah mengerjakan 3 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
Ahli Sumber Daya Air - Muda

2. Pelaksana Pengukuran
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal Sarjana (S1) Jurusan Teknik Geodesi
b. Pengalaman Kerja Profesional
minimal 2 tahun, pernah mengerjakan 3 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
Ahli Geodesi – Madya

3. Juru Gambar
a. Tingkat Pendidikan/Ijazah
Minimal SMK
Bangunan
b. Pengalaman Kerja Profesional
minimal 4 tahun, pernah mengerjakan 5 paket pekerjaan pelaksanaan
Pembangunan / Perbaikan / Normalisasi Sungai / Tanggul Sungai /
Tanggul Pengendalian Banjir yang dibuktikan dengan dokumen kontrak.
c. Sertifikat Kompetensi Kerja
SKT Juru Gambar Draftman-Sipil

III. PEKERJAAN PERSIAPAN.


3.1. Pembuatan direksi keet, los kerja dan gudang

- Penyedia Jasa diwajibkan Sewa / Pengadaan Kantor Direksi keet (min. 30m2) berikut
perlengkapannya antara lain meja tulis, kursi, papan tempel untuk menempatkan
gambar-gambar dan grafik-grafik pelaksanaan pekerjaan serta data-data lainnya,
juga buku Direksi, buku tamu dan buku monitoring cuaca, material dan tenaga kerja.

- Penyedia Jasa diwajibkan Sewa/Pengadaan Mes/Barak kerja, Gudang serta fasilitas


penunjang lainya yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.

- Semua biaya penyediaan kantor lapangan / barak kerja menjadi tanggung jawab
PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 5
Penyedia Jasa.

3.2. Pengadaan & Pemasangan Papan Nama Proyek


-Penyedia Jasa diwajibkan memasang Papan Nama Proyek / Pengadaan Papan nama
proyek dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Semua biaya pemasangan papan nama proyek / pengadaan papan nama proyek
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

3.3. Mobilisasi / Demobilisasi Peralatan.

1. Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan mobilisasi peralatan yang akan dipakai


dalam pelaksanaan pekerjaan.

2. Biaya mobilisasi / demobilisasi peralatan adalah biaya yang dibutuhkan untuk


mendatangkan maupun mengembalikan alat-alat ke / dari lokasi pekerjaan.

3. Pemindahan keluar segala peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan


ini dari lokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Direksi.

4. Pembayaran pekerjaan mobilisasi dilakukan atas dasar harga lumpsum untuk setiap
alat dan akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu :
a. 50% (limapuluh persen) pada akhir mobilisasi, dan
b. 50% (limapuluh persen) pada saat pekerjaan yang termasuk dalam item yang
lain mencapai progres 100% (seratus persen).

5. Pekerjaan mobilisasi diperhitungkan untuk dapat dibayarkan 50% (limapuluh


persen) apabila peralatan konstruksi yang sesuai dengan proposal teknik atau yang
disetujui untuk diganti telah berada dilapangan dan dalam kondisi dapat
dioperasikan.

6. Pekerjaan mobilisasi diperhitungkan untuk dapat dibayarkan 100% (seratus


persen) apabila pekerjaan telah selesai seluruhnya, semua fasilitas, instalasi dan
peralatan yang menjadi bagian yang bukan permanen dari bangunan telah
dipindahkan, dan lapangan disekitar pekerjaan telah dibersihkan dari kotoran,
material-material yang tidak dipergunakan dan alat-alat bantu sementara.

7. Peralatan minimum yang wajib disediakan/didatangkan oleh penyedia jasa :

- Exavator (> 140 Hp) :2 Unit


- Stamper (> 5 Hp) :1 Unit
- Concrete mixer kapasitas 0,3 m3 : 2 Unit
- Pompa air diesel 10 KW (96 m3/jam): 2 set
- Alat Ukur (Theodholite) :1 set
- Alat Ukur (WP) :1 set

3.4. Keselematan Dan Kerja


Penyedia Jasa harus menyediakan K3 sebagai berikut :
a. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
b. Menjamin agar setiap peralatan kerja dapat dipakai secara aman dan efisien
c. Menjamin proses kerja berjalan aman dan lancar

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 6


d. Pasilitas penunjang K3 menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

3.5. Dewatering
a. Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud pekerjaan Dewatering dalam Spesifikasi ini adalah pekerjaan
pegeringan dengan menggunakan pompa air. Pengoperasian pompa diasumsikan
akan beroperasi 24 jam dan disediakan 20% pompa cadangan (misalkan untuk 5 buah
pompa dioperasikan dan 1 cadangan), maka biaya operasi per 1 bh pompa.
b. Peralatan dan bahan.
Pompa air diesel daya 10 kW dengan suction head max. 3m dan discharge head max.
20m (kapasitas 1 m3/s pada suction head 1m dan discharge head 10m)
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Dewatatering dilakukan atas dasar harga
Lumpsum (LS) seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan Harga dari
pengoperasian pompa diesel, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan.

3.6. Pengukuran, Mutual Check dan Uitzet.

1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan fisik, terlebih dahulu Penyedia Jasa harus
melaksanakan pemeriksaan bersama (Mutual Check 0 %). Dilaksanakan bersama
antara Penyedia Jasa, Direksi pekerjaan, dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
Maksud Mutual Check ini adalah peninjauan dan penyempurnaan gambar rencana
serta volume pekerjaan sesuai kondisi lapangan. Hasil pemeriksaan bersama
dituangkan dalam Berita Acara Mutual Check 0 %, sedangkan hasil
penyempurnaan gambar rencana dipakai sebagai gambar pelaksanaan yang
dipersiapkan oleh Penyedia Jasa, diketahui Direksi pekerjaan serta mendapat
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Sebagai titik referensi pengukuran, menggunakan titik referensi seperti tercantum


pada gambar rencana. Lokasi yang tepat akan ditunjukkan kemudian oleh Direksi
Pekerjaan.

3. Penyedia Jasa harus membuat patok-patok sementara dari kayu usuk atau bambu
sebagai titik uitzet, dipasang pada setiap jarak maksimum 25 m dan minimum 10
m pada lokasi bangunan, dengan dicat warna merah serta diberi nomor patok.
Patok-patok ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah goyang atau
hilang.

4. Penyedia Jasa harus membuat profil-profil sesuai dengan ukuran penampang


melintang dan memanjang seperti dalam gambar pelaksanaan yang telah disetujui
oleh Direksi pekerjaan. Profil-profil dipasang sesuai dengan jarak patok dan diberi
elevasi puncak rencana, sambungan-sambungan dipaku kuat-kuat dan dipancang
ke dalam tanah.

5. Penyedia Jasa harus menjaga titik uitzet dan profil-profil tersebut sampai pekerjaan
selesai, dimana titik uitzet dan profil-profil ini sebagai titik bantu didalam
PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 7
pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi pekerjaan maupun oleh Tim Pemeriksa
Serah Terima Pekerjaan. Apabila patok titik uitzet atau profil-profil tersebut hilang
atau rusak, maka Penyedia Jasa harus segera mengganti patok atau profil baru
dengan persetujuan Direksi pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.

6. Setelah pelaksanaan pekerjaan fisik selesai, maka Penyedia Jasa harus


melaksanakan pemeriksaan bersama (Mutual Check 100%). Dilaksanakan bersama
antara Penyedia Jasa, Direksi pekerjaan dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
Pemeriksaan bersama ini untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya
dilaksanakan atau Gambar Purnabangun (As-built Drawing) untuk digunakan
sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan, dengan ketentuan
bahwa perhitungan volume berdasarkan garis rencana yang telah ditetapkan :
▪ Bilamana dalam pelaksanaan terjadi kurang dari rencana yang telah ditetapkan,
maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sampai garis rencana.
▪ Bilamana didalam pelaksanaan terjadi melebihi garis rencana yang telah
ditetapkan, maka volume dihitung berdasarkan garis rencana.

3.7. Pekerjaan (Cofferdam)


a. Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud pekerjaan cofferdam (karung pasir) dalam Spesifikasi ini adalah
pekerjaan pembuatan dan pemasangan cofferdam serta pemompaan air pada
daerah kerja sesuai dendan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
b. Bahan dan material.
Bahan yang dipakai adalah karung plastik bagor atau goni ( sebesar ukuran beras
25 kg ) ukuran 45 x 65 cm. tali plasti /rapia serta pasir sebagai bahan pengisi
serta SSP ukuran (400 x 125 x 13 mm) .
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan cofferdam dilakukan atas dasar harga
Lumpsum (LS) seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan Harga, dimana
harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan

3.8. Pemasangan Geotextile


a. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup Pekerjaan: Pekerjaan pemasangan geotextile melibatkan beberapa
tahapan penting. Pertama, persiapan area kerja, yang melibatkan pembersihan dan
penyiapan permukaan tanah. Selanjutnya, geotextile dipasang di atas permukaan
tanah yang telah disiapkan. Geotextile harus dipasang dengan hati-hati untuk
memastikan tidak ada kerutan atau lipatan yang dapat mengganggu fungsi
material. Setelah geotextile dipasang, lapisan tanah atau material lainnya
ditambahkan di atasnya.
b. Bahan dan material.
Geotextile biasanya terbuat dari polimer seperti polipropilena atau poliester. Ada
dua jenis utama geotextile, yaitu woven dan non-woven. Geotextile woven
PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 8
memiliki struktur seperti kain, sedangkan geotextile non-woven memiliki struktur
seperti felt. Pilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan proyek.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Pemasangan Geotexttile dilakukan atas
dasar harga Lumpsum (LS) seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
Harga dari pengoperasian pompa diesel, dimana harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya
yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan.

3.9. Gambar Kerja & Purnabangun

Penyedia Jasa harus menyediakan dan menyerahkan gambar-gambar hasil


pengukuran MC 0% (Gambar Pelaksanaan) dan hasil pengukuran MC 100% (Gambar
Purnabangun) masing-masing dibuat rangkap 4 (empat) cetakan ukuran A1 dan 1
(satu) set gambar kalkir ukuran A1 berat 80 gram. Gambar pelaksanaan harus sudah
diserahkan kepada Pengguna jasa selambat-lambatnya 14 hari setelah
dilaksanakannya Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (pre construction meeting).
Gambar purna bangun diserahkan kepada Pengguna Jasa selambat – lambatnya 14
hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan/ penyerahan II (FHO).

IV. PEKERJAAN DARURAT.


4.1. Pengadaan dan Pemasangan Blok Beton ukuran 1 x 1 x 1 m
a.Lingkup pekerjaan:
Persiapan: Pekerjaan dimulai dengan persiapan area kerja, termasuk pembersihan dan
penyiapan landasan yang diperlukan.
Pembuatan cetakan: Cetakan berukuran 1x1x1 m dibuat untuk membentuk blok beton.
Cetakan ini biasanya terbuat dari kayu atau logam.
Persiapan material: Bahan material yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah beton,
pasir, kerikil, dan air. Beton yang digunakan harus memiliki kekuatan yang memadai
sesuai dengan spesifikasi proyek.
Pencampuran beton: Bahan-bahan tersebut dicampur dalam proporsi yang tepat untuk
menghasilkan beton yang kuat dan konsisten.
Pengecoran: Beton yang telah dicampur kemudian dituangkan ke dalam cetakan.
Pekerja harus memastikan bahwa cetakan terisi penuh dan beton terdistribusi secara
merata.
Pengeringan: Setelah pengecoran, blok beton perlu dikeringkan secara alami atau
dengan menggunakan alat pengering khusus agar mencapai kekuatan yang optimal.
Pemindahan: Setelah blok beton kering, blok-blok tersebut dapat dipindahkan ke lokasi
yang ditentukan untuk digunakan dalam proyek konstruksi.
b. Bahan material
Beton: Beton adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan blok beton
dengan kualitas Beton K-175. Beton terdiri dari campuran semen, pasir, kerikil, dan air.
Pasir dan kerikil: Pasir dan kerikil digunakan sebagai agregat dalam campuran beton.
Pasir berfungsi untuk mengisi ruang antara partikel kerikil dan memberikan kekuatan
pada beton.
Air: Air digunakan untuk mencampur bahan-bahan beton dan membantu dalam proses
pengerasan.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 9


c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran yang penting dalam pekerjaan ini adalah ukuran blok beton yang harus
memiliki dimensi 1 meter panjang, 1 meter lebar, dan 1 meter tinggi. Selain itu,
proporsi bahan-bahan beton juga harus diukur dengan cermat untuk mencapai
campuran yang tepat.
Pembayaran untuk pekerjaan ini biasanya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara
pihak kontraktor dan pemilik proyek. Pembayaran dapat dilakukan dalam bentuk
pembayaran sejumlah tertentu per blok beton yang diproduksi atau dalam bentuk
pembayaran progresif berdasarkan tahapan pekerjaan yang telah diselesaikan.

4.2. Pekerjaan Keranjang Blok Beton Ukuran (5,4 x 3,6 x 2,1 m)


a. Lingkup Pekerjaan
Desain dan perencanaan: Pekerjaan dimulai dengan desain dan perencanaan
keranjang beton sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Desain harus
mempertimbangkan kekuatan dan stabilitas keranjang untuk menahan beban blok
beton.
Pembuatan keranjang: Keranjang beton dibuat sesuai dengan desain yang telah
disetujui. Bahan yang umum digunakan untuk membuat keranjang adalah logam atau
kayu yang kuat dan tahan terhadap beban yang akan ditampung.
Pengukuran dan pemotongan material: Bahan material seperti logam dipotong dan
diukur sesuai dengan dimensi yang dibutuhkan untuk pembuatan keranjang.
Perakitan: Setelah bahan material dipotong dan diukur, keranjang beton dirakit
dengan menggunakan metode dan teknik yang sesuai. Pemasangan harus dilakukan
dengan presisi untuk memastikan kekuatan dan stabilitas keranjang.
Pengujian: Setelah keranjang selesai dirakit, dilakukan pengujian untuk memastikan
bahwa keranjang mampu menahan beban blok beton dengan aman dan tidak
mengalami deformasi yang signifikan
b. Bahan Material
Logam: Bahan utama yang digunakan untuk membuat keranjang beton adalah logam
yang kuat dan tahan terhadap beban. Logam yang umum digunakan adalah baja atau
besi.
Penguat: Untuk meningkatkan kekuatan keranjang, penguat seperti besi beton atau
kawat baja dapat digunakan. Penguat ini ditempatkan di dalam keranjang untuk
memberikan kekuatan tambahan
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran yang penting dalam pekerjaan ini adalah ukuran keranjang beton yang
memiliki dimensi 5,4 meter panjang, 3,6 meter lebar, dan 2,1 meter tinggi.
Pengukuran yang akurat diperlukan untuk memastikan bahwa keranjang memiliki
dimensi yang sesuai dengan kebutuhan proyek.
Pembayaran untuk pekerjaan ini biasanya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara
pihak kontraktor dan pemilik proyek. Pembayaran dapat dilakukan dalam bentuk
pembayaran sejumlah tertentu per keranjang beton yang diproduksi atau dalam
bentuk pembayaran progresif berdasarkan tahapan pekerjaan yang telah diselesaikan.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 10


V. PEKERJAAN PANCANG
a. Lingkup Pekerjaan
a. Kontraktor bertanggung jawab pada fasilitas-fasilitas di sekitar area proyek seperti jalan menuju
proyek, lokasi peletakan tiang pancang, drainase (parit, selokan), perlindungan terhadap fasilitas
yang sudah ada seperti pipa air, kabel telepon, kabel listrik, pipa gas, saluran lokal dan fasilitas
lainnya yang terletak baik di lokasi pekerjaan maupun yang berada di sekitar lokasi pekerjaan.
b. Pekerjaan pemancangan terdiri atas:
1. Penyediaan pondasi tiang pancang beton pracetak (square pile, sheet pile, spun pile);
2. Pengadaan peralatan termasuk tenaga kerja;
3. Pemancangan pondasi, angkur, dan retaining wall;
4. Percobaan pembebanan (untuk pondasi);
5. Penyerahan semua data sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi dan seperti yang diminta oleh
Direksi;
dan 6. Pemotongan kelebihan panjang dari tiang pancang.

b. Bahan Material
Hasil pengujian pabrik Kontraktor hams memberikan brosur dari beberapa pabrik yang
memproduksi tipe pancang yang sama sesuai dengan persyaratan untuk kemudian diseleksi dan
disetujui oleh direksi.
Material Pancang Tiang pancang yang digunakan di pekerjaan ini hams sesuai dengan persyaratan
sebagai berikut: 1. Dimensi: Tipe pancang yang digunakan pancang beton prestress dengan ukuran
dan panjang seperti ditunjukkan pada gambar. 2. Beton: Kualitas minimum dari beton
menggunakan fc' = 41,5 MPa (Silinder), yang mana hams tercapai pada saat pengujian. 3.
Persyaratan peralatan • Sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor akan memberikan data peralatan
yang akan digunakan, jadwal pelaksanaan/ereksi, dan prosedur pekerjaan termasuk peralatan yang
akan digunakan di lapangan.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Tiang pancang permanen akan diukur sebagai penjumlahan dalam m dari panjang tiang pancang
(spun pile, square pile, concrete sheet pile) yang diukur dari ujung tiang pancang ke bagian yang
dipotong sebagaimana ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diinstruksikan oleh Direksi.
Batang pengikat, tiang atau balok jangkar, waling, dsb. jika ada, tidak diukur atau dibayarkan.
Pembayaran untuk pekerjaan pemancangan akan dilakukan sebagai jumlah m tiang yang tertanam
pada lokasi dengan unit yang ada pada Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga unit akan
dianggap mencakup kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan dan pemancangan tiang
pancang, pemotong tiang sesuai panjang yang diperlukan, pengecatan atau perbaikan, batang
pengikat, tiang atau balok jangkar, pembersihan dan pembuangan hasil bongkaran/pemotongan,
waling apapun dan pekerjaan lainnya yang diperlukan atau insidental lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.

VI PEKERJAAN TANAH.

6.1. Pekerjaan Pembersihan dan Stripping/Kosrekan


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pembersihan dan Stripping/Kosrekan melibatkan serangkaian tugas yang
bertujuan untuk membersihkan dan mengupas area yang akan digunakan untuk proyek
konstruksi. Lingkup pekerjaan ini mencakup pembersihan lahan dari semua pohon,
semak-semak, sampah, dan bahan lain yang tidak dikehendaki atau mengganggu
keberadaannya sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 11


Tahapan pekerjaan dimulai dengan melakukan survey pengukuran untuk menentukan
batas-batas daerah yang akan dibersihkan. Pengukuran ini dapat dilakukan
menggunakan peralatan survey seperti pita ukur atau GPS. Selanjutnya, dilakukan
pembersihan lahan dengan menggunakan alat seperti excavator untuk menghilangkan
pepohonan, semak-semak, dan bahan lain yang tidak diinginkan. Penebangan pohon
yang berukuran besar harus mendapatkan izin dari Direksi.
Setelah pembersihan lahan selesai, dilakukan pekerjaan stripping atau pengupasan
lapisan permukaan tanah. Pekerjaan ini dilakukan untuk merapikan tanah yang sudah
dilakukan pekerjaan perintisan. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan buldozer
dengan ketebalan sekitar 20 cm atau sesuai dengan spesifikasi teknik yang disetujui
oleh Direksi.
b. Bahan Material
Bahan material yang digunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari tanah hasil galian dan
material lain yang tidak layak dipakai. Material yang tidak terpakai harus dibuang ke
tempat pembuangan yang telah disetujui oleh Direksi. Selain itu, jika diperlukan,
material galian yang terpakai dapat digunakan kembali untuk pekerjaan timbunan.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Pembersihan dan Stripping/Kosrekan dihitung
berdasarkan satuan meter kubik. Pengukuran dilakukan sesuai dengan batas rencana
yang telah disetujui oleh Direksi. Pembayaran dilakukan sesuai dengan harga satuan
yang tercantum dalam BOQ (Bill of Quantities) kontrak.

6.2. Pekerjaan Galian


a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan galian tanah mekanik dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
galian tanah dengan kondisi lapangan kategori sedang menggunakan Excavator
Standar meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan peralatan, pengerjaan dan
perapihan hasil galian sesuai petunjuk Direksi Teknis.

b. Galian dan Bahan Galian


- Semua pekerjaan galian harus dikerjakan menurut profil – profil dan ukuran seperti
yang tercantum dalam gambar rencana

- Bila suatu galian sudah diselesaikan dan dirapihkan, Direksi harus diberi tahu
sehingga ia akan melakukan pemeriksaan dengan resmi. Tidak ada galian yang sudah
diisi atau ditutup dengan pasangan sebelum diperiksa oleh Direksi.

- Bila terjadi kelebihan galian (melapaui batas) karena suatu alasan tertentu,
kecuali jika hasilnya disetujui oleh Direksi maka Penyedia Jasa bertanggung
jawab atas biaya dan harus memperbaiki dengan baik sampai batas dan ketinggian
galian yang dibutuhkan sesuai dengan permukaan pasangan yang diharapkan untuk
digunakan sebagai bentuk galian yang benar.

- Apabila ditentukan oleh Direksi, bahwa pasir hasil galian memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai bahan penimbunan pada bekas galian, maka pasir penimbunan
tersebut harus diletakan ditempat-tempat penimbunan sementara sesuai petunjuk
Direksi.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 12


- Semua material yang tidak memenuhi syarat dan kelebihan material-material
yang berasal dari daerah penggalian, harus ditimbun ditempat-tempat yang
telah ditunjuk oleh Direksi.

c. Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran dan pembayaran pekerjaan galian terdiri dari galian tanah mekanik,
dilakukan atas volume galian tanah yang dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi
dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik (m3) seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta harus dianggap termasuk kompensasi
untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-material, peralatan, alat bantu
dan lain sebagainya.
6.3. Pekerjaan Timbunan (Backfill DPT)
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan tanah kembali yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah
pekerjaan timbunan kembali dengan material setempat yang dipadatkan dengan
alat pemadat hingga mencapai kepadatan di sekitar bangunan sesuai dengan
gambar rencana atau gambar pelaksanaan yang telah disepakati dan petunjuk dari
Direksi.
b. Pemadatan Tanah
Pekerjaan pemadatan tanah yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan
pemadatan pada timbunan kembali dengan material setempat yang dipadatkan
dengan alat pemadat hingga mencapai kepadatan di sekitar bangunan sesuai
dengan gambar rencana dan petunjuk dari Direksi.
- Apabila dalam material tanah timbunan terdapat gumpalan-gumpalan atau
bongkahan-bongkahan tanah, maka terlebih dahulu harus dipecah dengan
cakram atau penggaruk.
- Tanah timbunan harus ditimbunkan ke lokasi sesuai rencana pada pada gambar
pelaksanaan, lapis demi lapis dengan tebal maksimum 15 cm dan dipadatkan
dengan Alat pemadat minimum sebanyak 5 (lima) lintasan sehingga dicapai
kepadatan sesuai rencana.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan urugan tanah kembali dan pemadatan,
dilakukan atas volume timbunan kembali yang telah dipadatkan dan disetujui oleh
Direksi dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik (m3) seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta harus dianggap termasuk biaya
untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-material, peralatan, alat bantu
dan lain sebagainya.

6.4. Pasangan Batu Mortar tipe N (1 PC:4 PP)

a. Lingkup Pekerjaan

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 13


Yang dimaksud pekerjaan pasangan batu Mortar tipe N (1 PC:4 PP) dalam
Spesifikasi ini adalah semua pekerjaan penyediaan, pengangkutan bahan dan
pemasangan pasangan batu.

b. Bahan dan Material


1. Batu yang dipergunakan adalah batu belah warna abu – abu kehitaman yang
keras padat dan kekar ukuran antara 15 – 20 cm dan atau dengan berat antara
7 – 15 kg yang diambil atau didatangkan dari tempat – tempat yang telah
disetujui.
2. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang baik,
tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat. Pasir yang
akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi.
3. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran harus air bersih yang
bebas dari lumpur, bahan organik, asam , kandungan garam dan kotoran –
kotoran lain.

c. Pemasangan pasangan batu


1. Pembuatan pasangan batu dalam spesifikasi ini adalah,
perbandingancampuran spesi yang dipakai 1:4 yaitu 1 bagian semen Portland
(PC) dan 4 bagian pasir serta air secukupnya, sehingga dapat menghasilkan
campuran yang padat dan siap untuk dipergunakan.
Setiap 1 m3 pasangan batu mengandung sekurang-kurangnya : 163 kg PC
(1 zak = 50 kg) dan 0,52 m3 pasir.
2. Cara mencampur mortar dan alat yang digunakan terlebih dahulu harus
dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir
harus sesuai dengan yang ditetapkan.
Mencampur dengan menggunakan concreete mixer/molen, pada waktu
penyampuran tidak boleh kurang dari 2 (dua) menit setelah air dimasukkan.
Mortar yang telah berumur lebih dari 30 (tiga puluh) menit tidak boleh dipakai
dan harus dibuang.
3. Pasangan batu harus dibuat seperti yang ditetapkan pada gambar rencana
atau seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.
4. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus diusahakan dibuat rata
dan bersih dari ceceran adukan, harus menyatukan batu belah yang dipasang
dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi.
Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam
agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. Tinggi
pasangan batu maksimum 1.50 m perhari untuk menghindari keruntuhan.
5. Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya
adukan tidak kurang dari rata-rata 10 mm.
6. Dalam membangun pekerjaan pasangan batu pada cuaca yang tidak
menguntungkan dan dalam melindungi serta merawat pekerjaan yang telah
selesai. Penyedia Jasa harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama
seperti yang ditentukan untuk beton.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 14


d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pasangan batu dilakukan atas volume
pasangan batu hanya menurut garis-garis seperti yang ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan atau ditentukan oleh Direksi secara tertulis meliputi pekerjaan
penyediaan dan pengangkutan bahan, pemasangan batu kali, dengan harga satuan
pekerjaan per meter kubik (m3) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.

6.5. Plesteran 1.PC : 3.Ps

a. Lingkup Pekerjaan.
1. Yang dimaksud Pekerjaan Plesteran meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan
dan pengangkutan bahan, pencampuran adukan mortar dan pengerjaannya,
pemasangan Plesteran serta perawatan.
2. Pekerjaan Plesteran harus dibuat seperti yang ditetapkan pada gambar rencana
atau gambar pelaksanaan yang telah disepakati.
b. Bahan dan Material
1. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang baik, tajam,
keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat. Pasir yang akan
dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus
mendapat
persetujuan Direksi.
2. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir, harus air
bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan
kotoran-kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan tempat pengam-
bilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
c. Pekerjaan Plesteran
1. Dalam Spesifikasi ini untuk pembuatan Plesteran meliputi, perbandingan
campuran yang dipakai adalah 1:3 yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan 3
bagian pasir serta air secukupnya, sehingga dapat menghasilkan campuran yang
padat dan siap untuk dipergunakan.
Untuk setiap 1 m2 Plesteran harus mengandung sekurang-kurangnya : 4.45
kg PC dan 0,018 m3 pasir.
2. Cara mencampur mortar dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu harus
dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir
harus sesuai dengan yang ditetapkan.
3. Pekerjaan Plesteran dilakukan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm. dan
kemudian dihaluskan dengan air semen.
4. Sebelum diplester semua permukaan harus dibersihkan dulu dari segala macam
kotoran.

d. Pengukuran dan Pembayaran.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 15


Pengukuran dan pembayaran pekerjaan plesteran dilakukan atas volume yang
terpasang dan disetujui Direksi, dengan harga satuan pekerjaan per m2 seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

VII. PEKERJAAN BETON


7.1. Beton Mutu f'c = 28 Mpa (K-225) Ready Mix
a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang dimaksud dengan pekerjaan beton yaitu meliputi pekerjaan persiapan,
penyediaan peralatan yang diperlukan, penyediaan pengangkutan bahan dan
pengerjaannya, pembuatan dan pemasangan beton, penyampuran adukan dan
perawatan.
2. Pekerjaan beton harus dibuat seperti yang diterapkan pada gambar rencana
atau gambar pelaksanaan yang telah disepakati.
3. Beton mutu, f’c = 19,3 MPa (K-225) adalah Beton mutu yang memenuhi syarat
mutu f’c = 19,3 MPa (K225), slump (12±2) cm, w/c =0,58.

b. Bahan dan Material


1. Semua bahan bangunan dan peralatan untuk pembuatan beton harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
2. Semen Portland yang dipakai adalah Portland Cement yang harus memenuhi
syarat SNI 2049-90-A dengan type I. Penyedia jasa harus menyediakan sarana
penyimpanan semen dengan baik.
3. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban
dan air, penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan – ketentuan material
dalam PBI-1971.
4. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai dengan urutan
kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan
kedatangannya sehingga tidak ada semen yang disimpan terlalu lama.
5. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dari 2 bulan.
6. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
7. Pasir yang digunakan untuk pasangan beton adalah pasir alam, tajam, keras
harus bersih tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat, bebas
bahan – bahan organik dan lain – lain yang merusak beton.
Modulis kehalusan pasir antara 2 sampai 3, memenuhi syarat PBI 1971.
8. Batu pecah yang dipergunakan harus batu pecah yang baik, tajam, kersa tidak
mengandung batu pecah yang keropos dan tanah liat, bersih dari debu serta
memenuhi persyaratan gradasi dari ukuran normal yang dipersyaratkan kelas
beton yang dipersyaratkan dalam PBI 1971, tempat pengambilannya terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
9. Air yang digunakan harus air bersih tidak mengandung minyak, asam, alkali,
garam dan bahan – bahan organik atau bahan – bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan.

c. Pengadukan Beton ready Mixed

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 16


1. Digunakan beton ready mixed atau sekurang-kurangnya memakai truk mixer/
mini mix/ carmix. Untuk setiap campuran beton harus mengandung PC tipe I,
pasir kategori baik dan split untuk memenuhi syarat mutu yang disyaratkan.
2. Pengadukan kembali beton-beton yang sudah mulai mengeras tidak
diperbolehkan. Beton dalam keadaan seperti itu, bila dianggap rusak harus
dibuang/disingkirkan dari tempat pekerjaan.
3. Dimana dikhawatirkan adanya keterlambatan dalam pengecoran beton,
pengadukan dapat dilanjutkan sampai 10 menit. Untuk jangka waktu yang lebih
lama yaitu 1,5 jam, batch tersebut harus diputar terus seperti yang
diperintahkan oleh Direksi lapangan.
4. Pada keadaan dimana mixer mekanis rusak, Direksi lapangan dapat
mempertimlinggan dipakainya cara mengaduk beton secara manual dengan
catatan untuk pekerjaan yang bervolume kecil yaitu untuk mencapai suatu
batas penghentian pengecoran sesuai dengan syarat konstruksi (dalam hal
keadaan darurat).
5. Agregat halus dan semen harus terlebih dahulu dicampur hingga rata, terlihat
dari warna campuran yang homogen, dan kemudian dihamparkan di atas alas
adukan rata dan tipis-tipis.

d. Pengerjaan Beton
1. Pengadukan beton dengan readymix
a. Campuran beton harus memenuhi mutu beton K-225 untuk Pondasi
pasangan batu. Untuk setiap campuran beton harus mengandung sekurang
– kurangnya 371 kg PC (1 zak = 50 kg), 698 kg pasir dan 1.047 kg split.
b. Pengadukan campuran beton menggunakan beton readymix / minimix/
carmix dengan waktu sedikit-dikitnya 1,5 menit setelah semua bahan ada
dalam mixer
c. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan
pengikatan serta penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui Direksi.
d. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton dan lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan
yang menyerap harus disiram dengan rata hingga kelembaban (air) dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
e. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti yang ditunjukka
pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton
atau material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi.
f. Beton yang akan dituangkan/dicor harus diusahakan agar pengangkatannya
ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada waktu
pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
g. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau diglincirkan secara tak
terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1.5 m tanpa harus diaduk lagi.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 17


Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat
sambungan cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan tahap
berikutnya.
h. Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul dengan
vibrator atau dengan alat lain seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.
i. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras kecuali ada
usaha-usaha sehingga lokasi/tempat kerja terlindung dari hujan dan atas
persetujuan Direksi.
j. Beton yang sudah dicor harus terus-menerus dibasahi dengan air paling
sedikit selama 14 (empat belas) hari. Permukaan beton yang terbuka harus
dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga) hari
sesudah pengecoran.

1. Pengadukan beton dengan truck mixer


1. Apabila adukan beton diangkut dengan truck mixer, hendaknya dari tipe
yang mempunyai revolving drum, kedap air, dengan konstruksi sedemikian
rupa dicapai pengadukanhasil yang homogen.
2. Jumlah air sesuai dengan kebutuhan pengadukan yang boleh dibawa truck
itu, kecuali bila tanki air dilengkapi dengan alat takaran otomatis yang dapat
diukur pemakaiannya. Truck mixer itu harus juga dilengkapi dengan alat
penyetel untuk waktu pengadukan yang dapat dengan mudah diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan. Ukuran container pengaduk harus tidak melebihi
kapasitas yang ditentukan oleh pabriknya atau kira – kira 60% dari isi drum.
3. Untuk beton yang dicampur dan pengadukan permulaan dikerjakan di
concrete mixing plant, pengangkutannya ke lokasi pengecoran di tempatnya
harus dilakukan revolving drums.
4. Pengadukan harus secara terus menerus dan tidak kurang dari 50 putaran
sesudah semua bahan termasuk air berada dalam container.
2. Pengecoran terhenti
Apabila pengecoran beton terhenti pada daerah yang tidak direncanakan
sebagai pemberhentian pengecoran, misalkan akibat terjadinya kerusakan
pada peralatan pengecoran. Maka pengecoran selanjutnya hanya dapat
dilakukan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut :
1. Pengecoran selanjutnya dapat langsung dilakukan jika tidak melebihi 2 jam
dari saat penghentian pengecoran.
2. Apabila pengecoran selanjutnya ternyata dilaksanakan pada waktu
melebihi 2 jam dari saat penghentian pengecoran, maka daerah
pengecoran yang terhenti tersebut harus diperlakukan sebagai siar dilatasi.
Permukaan beton pada daerah pengecoran yang terhenti harus dibobok
minimal 5 cm sehingga membentuk bidang yang kasar. Permukaan beton
tersebut kemudian diberi bahan bounding agent seperti EMAGG atau yang
setara dan yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan
beton baru.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 18


3. Konsistensi (Slump)
1. Slump test harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan beton. Cara
pelaksanaan slump test harus sesuai dengan PBI 1971- Bab 4.4.
2. Sebuah kerucut terpancung dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah
20 cm dan tinggi 30 cm (disebut kerucut Abrams) diletakan di atas bidang
alas yang rata tidak menyerap air.
3. Kerucut ini diisi dengan adukan beton, sambil ditekan kebawah, pada
penyokong – penyokongnya. Adukan beton diisikan dalam tiga lapis yang
kira – kira sama tebalnya dan setiap lapis ditusuk – tusuk sepuluh kali
dengan tongkat baja diameter 16 mm dan panjang 60 cm dan dengan
ujung yang dibulatkan, setelah bidang atasnya disipat rata, maka dibiarkan
½ menit.
4. Selama waktu ini adukan beton yang jatuh sekitar kerucut disingkirkan,
segera setelah kerucut diangkat vertikal dengan hati – hati, dan
penurunan tinggi puncak kerucut terhadap tinggi semula diukur.
5. Hasil pengukuran ini disebut slump dan merupakan ukuran dari kekentalan
adukan beton tersebut.
6. Untuk semua pekerjaan beton pada pekerjaan ini, konsistensi adukan
(slump) beton yang disyaratkan adalah 9 s/d 12 cm.

4. Permukaan beton jadi


1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak
tampak bagian – bagian yang keropos, melendut atau bagian – bagian
yang membekas pada permukaannya. Ujung – ujung atau sudut – sudut
harus berbentuk penuh dan tajam.
2. Segera setelah pembongkaran cetakan, bagian – bagian yang rapuh,
kasar, lubang – lubang dan bagian – bagian yang tidak memenuhi syarat
harus segara diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali
dengan adukan semen pasir yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya,
untuk kemudian diratakan dengan kayu perata.
3. Bila perlu, apabila diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, seluruh
permukaan beton tersebut dapat dihaluskan dengan amplas, atau gurinda
sehingga seluruh permukaan jadi beton tersebut rata dan halus. Pekerjaan
– pekerjaan itu sebaiknya diselesaikan secepat mungkin dan tidak lebih
dari maksimum 2 (dua) hari setelah pembongkaran cetakan.
Pekerjaan plesteran pada permukaan beton jadi tidak diijinkan. Pada
pekerjaan beton, Pengawas Pekerjaan dapat menolak hasil pekerjaan
beton yang pada permukaannya menunjukan tanda – tanda rapuh,
keropos atau bagian – bagian yang diperbaiki, yang diduga akan
membahayakan konstruksi.

5. Perawatan beton

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 19


1. Beton harus dilindungi selama proses pengerasan pertama dari pengaruh
panas matahari yang merusak, hujan, air yang mengalir atau angin yang
kering.
2. Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan, dengan cara
seperti dibawah ini :
a. Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, kanvas atau
bahan sejenis, atau lapisan pasir yang harus terus menerus dibasahi
selama 10 hari untuk beton dengan penggunaan portland semen biasa.
b. Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan
lapisan kertas kedap air yang disetujui atau membran plastik yang
harus tetap pada beton selama 10 hari untuk beton dengan portland
semen biasa.

6. Pengujian beton
a. Semua beton percobaan harus dilakukan sesuai PBI 71 – NI 2 atau
berdasarkan JIS A 1108, BS 1881.
b. Untuk pengujian diperlukan 6 (enam) buah contoh beton yang diambil dari
setiap 1 (satu) truck mixer atau 6 (enam) buah contoh beton yang diambil
dari setiap 5 m3 adukan mollen dilapangan.
c. Setiap beton harus diberi tanda dengan tanggal pengecoran, nomor urut
dan petunjuk – petunjuk lain yang diperlukan oleh Pengawas Pekerjaan.
d. Beton percobaan harus diuji sampai hancur akibat gaya tekan dan harus
dilakukan dibawah Pengawas Pekerjaan, tiga dari setiap enam beton
percobaan harus diukur berat dan kekuatan tekannya setelah 7 (tujuh)
hari dan harus dilakukan dengan disaksikan Pengawas Pekerjaan dan
sisanya dilakukan setelah 21 hari atau sesuai dengan perintah Pengawas
Pekerjaan.
e. Detail lain mengenai hasil pengujian kekuatan tekan dan data lain seperti
jumlah air dan semen yang dipakai, hasil analisis ayakan agregat dan
perbandingan adukan dari bermacam – macam mutu harus disampaikan
kepada Pengawas Pekerjaan setelah 21 hari atau sesuai dengan perintah
pengawas Pekerjaan.
f. Setiap beton percobaan harus dibuat sample yang diambil dari salah satu
adukan beton atau dari adukan yang ditunjuk oleh Pengawas Pekerjaan.
g. Kekuatan benda uji yang kurang dari kekuatan rencana (design
standard/Sbk) tidak boleh lebih dari 5% dari 20 benda uji yang dibuat.
h. Kekuatan rata – rata 6 buah benda uji masing – masing tidak boleh lebih
rendah dari (Sbk+0,82 Sr). Selisih antara nilai tertinggi dan terendah
diantara hasil pemeriksaan 6 benda uji tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.

7. Pengambilan contoh beton untuk pengujian (core drilling)

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 20


1. Dalam hal mutu beton yang telah selesai dicor dianggap meragukan dan
dalam hal – hal lain dimana beton – beton percobaan tidak memenuhi
syarat pengujian seperti yang telah diutarakan diatas, maka harus
dilakukan pengambilan contoh dari beton yang telah mengeras dengan
contoh yang berbentuk silinder yang mempunyai diameter luar 100 mm
untuk diuji.
2. Peralatan dan cara pemotongan pengambilan contoh harus disampaikan
kepada Pengawas Pekerjaan sebelum pelaksanaannya dan persiapan –
persiapan dan pengujiannya harus dilakukan sesuai dengan JIS A 1108.
3. Jika kekuatan contoh silinder yang diambil dari beton yang telah mengeras
ini lebih rendah dari persyaratan kekuatan yang diminta dan beton tidak
memenuhi persyaratan – persyaratan lain yang seharusnya dipenuhi,
maka pekerjaan beton untuk bagian ini dianggap tidak memenuhi
persyaratan dan harus diganti atas biaya Pelaksana Pekerjaan.
8. Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan Standard Indonesia NI-2, PBI
1971, sesuai tabel dibawah ini.

Mutu ‘bk ‘bm Kategori Pengawasan


(Kg/cm2 (Kg/cm2) bangunan
) S = 46 (tujuan)
B0 - - Non struktur Kualitas Kuat Desak
Agregat
B1 - - Struktur Pemeriksaan Tidak diuji
dengan mata
K.125 125 200 Struktur Pengujian Diuji
dengan analisa
saringan
K.175 175 250 Struktur Pengujian Diuji
dengan analisa
saringan
K.225 225 300 Struktur Pengujian Diuji
dengan analisa
saringan
K.350 350 425 Struktur Pengujian Diuji
dengan analisa
saringan

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 21


9. Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton dilakukan atas volume beton
yang terpasang dan disetujui Direksi, dengan harga satuan pekerjaan per m3
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

7.2. Pekerjaan Bekisting


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini termasuk dari menyiapkan dan memasang bekisting yang sesuai
dengan spesifikasi ini dan mengikuti gambar rencana atau petunjuk Direksi.

b. Bahan dan Material.


Bekisting terbuat dari multiflek 12mm dan kayu klas II dengan kualitas baik atau
sesuai petunjuk Direksi.

c. Pelaksanaan
1. Bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga kalau ada
sambungan horizontal tidak menerus sampai seluruh permukaan bekisting dan
pada waktu membuka bekisting tidak terjadi kerusakan pada betonnya.
Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar serta harus
kaku dan kuat, terutama perancahnya untuk dapat menahan kemungkinan
goyangan dann pelenturan yang terjadi bila kena tekanan beban bahan adukan
beton atau beban yang lain.
2. Penyedia Jasa tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras
dan mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban
kerja yang akan disangganya dengan aman. Bekisting dapat dibongkar setelah
beton berumur 28 (dua puluh delapan) hari dan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi.
3. Bekisting dapat digunakan maksimal dua kali.

d. Pengukuran dan Pembayaran.


Pekerjaan bekisting dihitung dalam meter persegi (m2), dimana ukuran ditentukan
didalam gambar rencana. Luas bekisting diterima dalam keadaan jadi dan
terpasang. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan bekisting dilakukan atas Luas
bekisting yang terpasang dan disetujui Direksi, dengan harga satuan pekerjaan per
meter persegi seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga

7.3. Pekerjaan Beton Siklop K-175


a. Lingkup Pekerjaan

1. Yang dimaksud dengan pekerjaan beton yaitu meliputi pekerjaan persiapan,


penyediaan peralatan yang diperlukan, penyediaan pengangkutan bahan dan
pengerjaannya, pembuatan dan pemasangan beton, penyampuran adukan dan
perawatan.
2. Pekerjaan Beton Siklop yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah
pekerjaanbeton siklop yang terdiri dari 60% beton (1:2:3) (memenuhi syarat
beton mutu f'c= 14,5 MPa (K-175), slump (12+2) cm, w/c = 0.66 ) dan 40% batu

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 22


belah (15-20 cm) sesuai dengan profil gambar rencana atau gambar
pelaksanaan yang telah disepakati atau sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis.
Untuk memenuhi kebutuhan pasta beton digunakan beton ready mixed atau
sekurang-kurangnya memakai truk mixer / minimix /carmix dan disesuaikan
dengan kondisi dilapangan. Setiap 5m3 dilakukan pengujian sample kubus
beton.
3. Pekerjaan beton siklop harus dibuat seperti yang diterapkan pada gambar
rencana atau gambar pelaksanaan yang telah disepakati.
4. Untuk setiap campuran beton harus mengandung sekurang – kurangnya 194
kg PC (1 zak = 50 kg), 0.312 m3 pasir dan 0.480 m3 split.

b. Bahan dan Material


1. Semua bahan bangunan dan peralatan untuk pembuatan beton harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
3. Semen Portland yang dipakai adalah Portland Cement yang harus memenuhi
syarat SNI 2049-90-A dengan type I. Penyedia jasa harus menyediakan
sarana penyimpanan semen dengan baik.
4. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban
dan air, penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan – ketentuan material
dalam PBI-1971.
5. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai dengan urutan
kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan
kedatangannya sehingga tidak ada semen yang disimpan terlalu lama.
6. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dari 2 bulan.
7. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
8. Pasir yang digunakan untuk pasangan beton adalah pasir alam, tajam, keras
harus bersih tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat, bebas
bahan – bahan organik dan lain – lain yang merusak beton. Dan tempat
pengambilannya terbih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi Teknis
atau Pejabat Pembuat Komitmen.
Modulis kehalusan pasir antara 2 sampai 3, memenuhi syarat PBI 1971.
9. Batu pecah yang dipergunakan harus batu pecah yang baik, tajam, kersa tidak
mengandung batu pecah yang keropos dan tanah liat, bersih dari debu serta
memenuhi persyaratan gradasi dari ukuran normal yang dipersyaratkan kelas
beton yang dipersyaratkan dalam PBI 1971, tempat pengambilannya terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
e. Air yang digunakan harus air bersih tidak mengandung minyak, asam, alkali,
garam dan bahan – bahan organik atau bahan – bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan.
c. Pengerjaan Beton
1. Pekerjaan Beton Siklop harus mengandung material PC, Pasir, Split/Kerikil dan
Batu Belah sesuai dengan kebutuhan mutu beton dan sesuai petunjuk Direksi.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, dan lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 23


yang menyerap harus disiram dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton
yang baru dicor tidak akan di serap
3. Beton yang akan dituangkan/dicor harus diusahakan agar pengangkatannya
ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
4. Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul dengan vibrator
atau dengan alat lain seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.
5. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras kecuali ada usaha-
usaha sehingga lokasi/tempat kerja terlindung dari hujan dan atas persetujuan
Direksi Teknis.
d. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Beton Siklop, 60 % beton (1:2:3) 40 %
batu belah dilakukan atas volume Beton Siklop yang terpasang dan disetujui
Direksi, dengan harga satuan pekerjaan per m3 seperti yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

7.4. Pekerjaan Lantai Kerja (K-100) t=10cm


a. Lingkup Pekerjaan
Persiapan: Persiapan dilakukan dengan membersihkan area kerja dan memastikan
bahwa permukaan tanah atau lantai yang akan dikerjakan dalam kondisi yang baik.
Pemasangan bekisting: Bekisting dipasang di sekitar area kerja untuk membentuk
batas lantai yang akan dicor.
Pemasangan tulangan: Tulangan baja diletakkan di dalam bekisting untuk
memberikan kekuatan tambahan pada lantai beton.
Pengecoran beton: Beton dengan mutu K-100 dicor ke dalam bekisting dengan
ketebalan 10 cm.
Penyelesaian permukaan: Setelah beton dicor, permukaan lantai diperhalus dan
diratakan menggunakan alat yang sesuai.
b. Lingkup Pekerjaan
Semen: Menggunakan semen Portland tipe I atau tipe II sesuai standar ASTM C150.
Agregat kasar: Menggunakan agregat kasar berukuran maksimum 20 mm sesuai
standar ASTM C33.
Agregat halus: Menggunakan pasir alam atau pasir buatan dengan gradasi yang
sesuai standar ASTM C33.
Air: Menggunakan air bersih yang bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak
beton.
Tulangan baja: Menggunakan tulangan baja dengan diameter dan jenis yang
ditentukan oleh perencana struktur.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilakukan untuk menentukan luas area lantai yang akan dikerjakan
dan ketebalan beton yang dibutuhkan. Pengukuran juga dilakukan untuk
menentukan jumlah bahan material yang diperlukan, seperti semen, agregat, air,
dan tulangan baja. Pembayaran untuk pekerjaan pembuatan lantai kerja (K-100) t =
10 cm biasanya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak pemilik proyek
dan kontraktor.Pembayaran dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
progres pekerjaan yang telah dicapai. Detail pembayaran, termasuk harga per

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 24


meter persegi atau harga total pekerjaan, harus ditentukan dalam kontrak antara
kedua belah pihak.

7.5. Pekerjaan Pembesian dengan besi polos


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini termasuk dari menyiapkan dan memasang baja angker yang sesuai
dengan spesifikasi ini dan mengikuti gambar rencana atau gambar pelaksanaan
yang telah disepakati atau petunjuk Direksi.

b. Bahan dan Material.


1. Baja tulangan.
Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan diproduksi oleh pabrik-pabrik baja
yang terkenal dan mengutamakan produksi dalam negeri.
Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standard mutu dan jenis baja,
sesuai dengan spesifikasi yang berlaku. Mutu baja tulangan yang dipakai
menurut gambar rencana dengan mutu baja tulangan yang dipergunakan
memenuhi Standar Nasional Indonesia : SNI 2052 – 1990- A/B dan SII 0136 –
84/SP 166 - 84
➢ baja tulangan : U 24 = (  a = 2400 kg/cm2)
2. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh.

c. Pelaksanaan
1. Baja tulangan hendaknya bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran, bahan-
bahan lepas, gemuk, minyak, cat Lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan
lain yang menempel. baja tulangan hendaknya disimpan ditempat terlindung,
ditumpu agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun
rusak karena cuaca.
2. Baja tulangan dipotong, dibengkokan atau diluruskan secara hati-hati dan tidak
diperbolehkan untuk pembengkokan yang kedua kalinya. Pemanasan baja
tulangan tidak diijinkan.
3. Penempatan baja tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar
rencana, dipegang teguh pada posisinya dan didudukkan pada landasan.
Tulangan tidak boleh didudukkan pada bahan metal, atau tulangan duduk
langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian baja tulangan nanti
langsung berhubungan dengan udara luar.
4. Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan
maksimum dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak
semuanya/sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, maka sambungan overlapping diambil 40 kali diameter baja
tulangan bersangkutan.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 25


d. Pengukuran dan Pembayaran.
Baja tulangan dihitung dalam kilogram, dimana ukuran baja tulangan
ditentukandidalam gambar rencana. Volume dari baja tulangan diterima dalam
keadaan jadi dan terpasang, dan tidak ada pembayaran terhadap overlap yang
ditambahkan oleh Penyedia Jasa atau terhadap overlap yang tidak ditunjukkan pada
gambar rencana dan tidak disetujui oleh Direksi.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan baja tulangan dilakukan atas volume baja
tulangan yang terpasang dan disetujui Direksi, dengan harga satuan pekerjaan per
kilogram seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

VII. PEKERJAAN PASANGAN


8.1. Pengadaan dan Pemasangan Bronjong 2x1x0,5 m (Revitment)
a. Lingkup Pekerjaan
Persiapan: Persiapan dilakukan dengan memastikan area yang akan dipasang
bronjong dalam kondisi yang baik, termasuk membersihkan area dari vegetasi atau
material yang menghalangi.
Pengadaan bronjong: Melibatkan proses pengadaan bronjong dengan spesifikasi
2x1x0,5 m. Bronjong adalah struktur berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman
kawat baja yang digunakan untuk perlindungan pantai atau sungai.
Pemasangan bronjong: Bronjong dipasang dengan cara menempatkannya di area
yang telah disiapkan dan mengikatnya dengan menggunakan kawat atau baut.
Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan desain yang
telah ditentukan.
b. Bahan Material
Bronjong: Bronjong yang digunakan memiliki dimensi 2x1x0,5 m. Bronjong
umumnya terbuat dari kawat baja galvanis yang tahan terhadap korosi.
Kawat atau baut: Digunakan untuk mengikat bronjong agar terpasang dengan
kokoh dan aman
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilakukan untuk menentukan luas area yang akan dipasang bronjong
dan jumlah bronjong yang diperlukan. Pengukuran juga dilakukan untuk
menentukan posisi dan kedalaman pemasangan bronjong agar sesuai dengan
desain yang telah ditentukan.

Pembayaran untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan bronjong biasanya


dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak pemilik proyek dan kontraktor.
Pembayaran dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan progres pekerjaan
yang telah dicapai. Detail pembayaran, termasuk harga per unit bronjong atau
harga total pekerjaan, harus ditentukan dalam kontrak antara kedua belah pihak.

IX PEKERJAAN LAIN-LAIN

9.1. Pekerjaan Galvanis Beton


a. Lingkup Pekerjaan
Persiapan: Persiapan meliputi pengukuran dan pemetaan area yang akan dipasang
pagar beton galvanis, serta persiapan alat dan tenaga kerja yang diperlukan.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 26


Pemasangan Pagar Beton: Pemasangan pagar beton dilakukan dengan menggali lubang
untuk tiang pagar, memasang tiang pagar beton, dan menghubungkan tiang dengan
balok penahan.
Pemasangan Galvanis: Setelah pagar beton terpasang, dilakukan proses galvanisasi
untuk memberikan perlindungan terhadap korosi dan kerusakan akibat cuaca.
Finishing: Pekerjaan ini juga mencakup finishing seperti pengecatan atau penambahan
aksesori pada pagar beton galvanis.
b. Bahan material
Pagar Beton: Bahan utama yang digunakan adalah beton precast atau beton cor yang
memiliki kekuatan dan ketahanan yang baik.
Galvanis: Proses galvanisasi melibatkan penggunaan lapisan zinc atau seng pada
permukaan pagar beton untuk melindunginya dari korosi.
Balok Penahan: Digunakan untuk menghubungkan tiang pagar beton dan memberikan
kestabilan pada pagar.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilakukan untuk menentukan dimensi dan posisi tiang pagar beton yang
akan dipasang.Pengukuran juga diperlukan untuk menentukan jumlah bahan material
yang dibutuhkan, seperti beton dan galvanis.

Pembayaran pekerjaan Pekerjaan Galvanis Pagar Beton biasanya dilakukan berdasarkan


kesepakatan antara pihak pemilik proyek dan kontraktor.
Pembayaran dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan progres pekerjaan yang
telah dicapai. Biaya pekerjaan dapat mencakup biaya bahan material, upah tenaga
kerja, dan biaya lainnya yang terkait dengan pekerjaan ini.

9.2. Pekerjaan Landscape


a. Lingkup Pekerjaan
Perancangan: Pekerjaan dimulai dengan perancangan area luar ruangan yang meliputi
pemilihan tanaman, penataan elemen dekoratif, dan perencanaan tata letak.
Persiapan: Persiapan meliputi pembersihan area, penggalian tanah, dan persiapan
dasar
Penanaman: Tanaman, seperti pohon, semak, dan bunga, ditanam sesuai dengan
desain yang telah ditentukan.
Pemasangan elemen dekoratif: Pemasangan elemen dekoratif seperti batu hias, jalan
setapak, dan pencahayaan dilakukan untuk meningkatkan estetika area
Pemeliharaan: Setelah pekerjaan selesai, pemeliharaan rutin seperti penyiraman,
pemangkasan, dan pemupukan dilakukan untuk menjaga keindahan dan kesehatan
area

b. Bahan Material
Tanaman: Berbagai jenis tanaman, seperti pohon, semak, dan bunga, digunakan untuk
menciptakan lanskap yang indah dan beragam.
Batu hias: Batu hias digunakan untuk membuat elemen dekoratif seperti batu alam,
batu bata, atau batu kerikil.
Jalan setapak: Jalan setapak dapat menggunakan bahan seperti batu alam, batu bata,
atau beton.
Pencahayaan: Pencahayaan lanskap dapat menggunakan lampu taman, lampu sorot,
atau lampu hias lainnya.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 27


c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilakukan untuk menentukan luas area yang akan dilakukan pekerjaan
landscape. Pengukuran juga diperlukan untuk menentukan jumlah tanaman, bahan
dekoratif, dan material lain yang diperlukan.

Pembayaran untuk pekerjaan landscape biasanya dilakukan berdasarkan kesepakatan


antara pihak pemilik proyek dan kontraktor.
Pembayaran dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan progres pekerjaan yang
telah dicapai.
Biaya pekerjaan dapat mencakup biaya bahan material, upah tenaga kerja, dan biaya
lainnya yang terkait dengan pekerjaan ini.

9.3. PELAPORAN.

9.3.1. BENTUK LAPORAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


1. Dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
seluruh aktivitas dilaporkan sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
2. Untuk kondisi tertentu, tata cara pelaporan ini dapat disesuaikan dengan
pertimbangan peningkatan kinerja proyek secara keseluruhan dengan tetap
memastikan tercapainya pengendalian pekerjaan konstruksi.
3. Penyesuaian tata cara pelaporan harus dibahas pada Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak (PCM) dan disampaikan secara tertulis kepada PPK.
4. Jenis laporan pada pekerjaan konstruksi:
a. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan (Laporan yang disusun oleh Penyedia Jasa
Pekerjaan
Konstruksi kepada PPK), terdiri dari:
1) Laporan Harian;
2) Laporan Mingguan; dan
3) Laporan Bulanan.
b. Laporan Pengawasan (Laporan yang disusun oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas kepada PPK), terdiri dari laporan bulanan, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Dalam hal tugas pengawasan pekerjaan dilakukan oleh Direksi Teknis,
maka laporan bulanan berupa laporan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
2) Dalam hal tugas pengawasan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan
Pengawas, maka laporan bulanan berupa:
a) Laporan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
dan b) Laporan pelaksanaan tugas
pengawasan.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 28


c. Laporan Pengendalian (Laporan yang disusun oleh Kepala Satuan Kerja/PPK
kepada atasan langsung).

9.3.2. LAPORAN PELAKSANAAN


1. Laporan pelaksanaan disampaikan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
kepada PPK
setelah mendapat verifikasi dari Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
2. Laporan pelaksanaan berisi informasi kemajuan pekerjaansebagaimana yang
ditetapkan di dalam rencana pelaksanaanpekerjaan beserta uraian kendala
dan masalah yang dihadapiPenyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi selama
pelaksanaan pekerjaan.
3. Laporan pelaksanaan terdiri dari 3 (tiga) laporan, yaitu:
a. Laporan Harian
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Bulanan

9.3.2.1. Laporan Harian

1. Laporan harian disusun berdasarkan buku harian yang berisi catatan


mengenai rencana dan realisasi pekerjaan harian.
2. Buku harian disusun untuk kepentingan pengendalian
danpengawasan pelaksanaan pekerjaan.
3. Buku harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan
keterampilan yang diperlukan;
c. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia;
d. Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan;
e. Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
f. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan;
g. Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam
lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
h. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan
design, gambar kerja (shop drawing), spesifikasi teknis,
keterlambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.
4. Laporan harian disusun dan disampaikan setiap hari
kepadaKasatker/PPK
setelah mendapat verifikasi dari Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
5. Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 29


a. Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan/atau sub
pekerjaan, pemenuhan kualitas dan kuantitas bahan yang digunakan;
daftar peralatan yang meliputi jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
serta penempatan tenaga kerja untuk setiap pekerjaan dan/atau sub
pekerjaan;
b. Kondisi cuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan;
c. Hambatan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta kondisi khusus lainnya yang
berdampak atau berpotensi berdampak pada pelaksanaan pekerjaan;
d. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian kecelakaan
kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja
(nearmiss record), dan lain-lain sebagaimana yang disyaratkan di
dalam peraturan;
e. Informasi terkait Keselamatan Konstruksi harus diperiksa oleh
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas. Laporan harian Keselamatan
Konstruksi dapat dapat dijadikan satu dalam format Laporan harian
atau dapat juga menggunakan format terpisah;
f. Rencana pelaksanaan pekerjaan di hari berikutnya; dan
g. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan
desain, gambar kerja (shop drawing), spesifikasi teknis, kelambatan
pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.
6. Dalam laporan harian harus dapat diperoleh informasi terkait sebab-
sebab terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, apakah
disebabkan karena kerusakan peralatan, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi personil/bahan/peralatan terlambat, atau disebabkan
keadaan cuaca buruk.
7. Dokumen asli laporan harian dipelihara oleh PPK;
8. Laporan Harian tersebut dibuat dalam rangkap 4 (empat), disusun
oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, diperiksa oleh Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK dengan distribusi sebagai berikut:
a. Asli untuk Kasatker/PPK;
b. Lembar ke dua untuk Direksi Lapangan/Konsultan MK;
c. Lembar ke tiga untuk Direksi Teknis/Konsultan

Pengawas; dan d. Lembar ke empat untuk Penyedia Jasa


Pekerjaan Konstruksi.

9.3.2.2.Laporan Mingguan

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 30


1. Laporan mingguan disusun dan disampaikan di setiap minggu
padahari Senin di minggu berikutnya kepada Kasatker/PPK setelah
mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
2. Laporan mingguan paling sedikit memuat capaian
pelaksanaanpekerjaan selama 1 (satu) minggu dan rencana capaian
minggu berikutnya yang
disampaikan setiap minggu.
3. Dalam hal Kasatker/PPK melakukan rapat mingguan,
laporanmingguan yang telah diverifikasi kepada Direksi
Teknis/Konsultan. Pengawas harus disampaikan sebelum pelaksanaan
rapat mingguandan akan dibahas pada saat rapat mingguan.
4. Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian
dengan minggu sebelumnya dan capaian pada minggu berjalan
dengan rencana kegiatan dan sasaran capaian pada minggu
berikutnya
b. Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu)
minggu beserta tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan
potensi kendala pada minggu berikutnya;
c. Dukungan yang diperlukan dari Kasatker/PPK, Direksi
Teknis/Konsultan
Pengawas, dan pihak-pihak lain yang
terkait;
d. Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen
yang diajukan beserta statusnya;
e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;

f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan


Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang
kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-
lain.
5. Dokumen asli persetujuan laporan mingguan dipelihara oleh PPK.
6. Laporan mingguan dibuat paling sedikit dalam 3 (tiga) rangk
apuntuk didistribusikan kepada:
a. Asli untuk Kasatker/PPK;
b. Lembar ke dua untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;

dan c. Lembar ke tiga untuk Direksi Teknis/Konsultan


Pengawas.

9.3.2.3.Laporan Bulanan
1. Laporan bulanan disusun dan disampaikan di setiap bulan, pada
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya kepada Kasatker/PPK setelah
mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas;

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 31


2. Periode pelaporan adalah tanggal 26 sampai dengan tanggal 25
bulan berikutnya;
3. Laporan Bulanan paling sedikit memuat hal – hal sebagai berikut:
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik
dengan membandingkan capaian di bulan sebelumnya, capaian pada
bulan berjalan serta target capaian di bulan berikutnya;
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa
PekerjaanKonstruksi, status pembayaran dari Pengguna Jasa;
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya,
tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana
tindakan selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya,
beserta rencana pencegahan atau penanggulangan yang akan
dilakukan;
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen; dan
h. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan
Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang
kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lainlain
4. Laporan bulanan dibuat paling sedikit dalam 6 (enam) rangkap
untuk didistribusikan kepada:
a. 4 (empat) dokumen untuk Kasatker/PPK;
b. 1 (satu) dokumen untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
dan c. 1 (satu) dokumen untuk Direksi Teknis/Konsultan

Pengawas.

9.3.2.4. Program Kerja dan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi ( RMPK )

Penyedia jasa harus menyerahkan Program Kerja dan Rencana Mutu


Pekerjaan Konstruksi ( RMPK ) sesuai dengan Lampiran C.5 pada Peraturan
Menteri PUPR Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi, dengan rincian:
a. RMPK disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi segera
setelah penandatanganan kontrak;
b. RMPK diserahkan dan dipresentasikan pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kegiatan (Pre Construction Meeting/PCM), kemudian
dibahas dan disetujui oleh PPK;
c. Pembahasan RMPK mencakup kecukupan terkait persyaratan
penyusunan RMPK
serta kesesuaian dengan lingkup dan persyaratan dalam kontrak; dan

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 32


d. RMPK adalah dokumen yang dinamis, dalam arti dapat dikaji
ulang/direvisi disesuaikan dengan perubahan lingkup pekerjaan dan
metode pelaksanaan dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah
penyusunan dan perubahan tersebut harus disepakati kedua belah
pihak.
9.3.2.5.Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal lima setiap bulan Penyedia Jasa menyerahkan salinan
laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang telah disetujui oleh Direksi,
dan menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan
terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal
sebagai berikut :
1. Presentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai
pada bulan laporan maupun presentase rencana yang diprogramkan
pada bulan berikutnya.
2. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
presentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan
yang dicapai pada bulan laporan.
3. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan
ramalan tanggal permulaan dan penyelesaian.
4. Daftar tenaga buruhsetempat.
5. Daftar perlengkapan peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang
dan dipindahkan dari lapangan.
6. Jumlah volume dari berbagai pekerjaan yang merupakan bagian
pekerjaan tetap.

9.3.2.6.Laporan Akhir Kegiatan


Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Akhir Kegiatan setelah kegiatan
dinyatakan selesai dan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Laporan ini
berupa rekapitulasi dari laporan bulanan yang harus memuat semua
perubahan – perubahan penting selama berlangsungnya proyek. Laporan
ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan diserahkan pada saat serah terima
pekerjaan.

9.3.2.7.Laporan Masa Pemeliharaan


Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Masa Pemeliharaan yang
berisi kegiatan selama Masa Pemeliharaan. Laporan ini dibuat dalam
rangkap 5 (lima) dan diserahkan selambat – lambatnya 5 (lima) hari setelah
berakhirnya Masa Pemeliharaan

9.3.2.8.Rapat Berkala
1. Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan
akan diadakan secara rutin (mingguan) dengan dikoordinir dan dipimpin
oleh Direksi Pekerjaan dan dihadiri oleh para Pelaksana Pekerjaan yang
langsung berkaitan dengan pekerjaan.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 33


2. Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat yang disahkan oleh semua
pihak yang hadir. Hasilnya akan menjadi bagian dari Dokumen
Pelaksanaan.

3. Penyedia Jasa wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan


rapat berkala yang akan diadakan oleh Direksi Pekerjaan.

X. PENUTUP.
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

Diluar persyaratan ini masih tetap berlaku peraturan-peraturan lain dan dengan
memperhatikan secara feeling Engineering yang perlu mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.

Apabila dalam persyaratan ini ada kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa tidak boleh
mengambil keuntungan dari hal tersebut, melainkan harus diminta penjelasan dari Direksi
Pekerjaan.

PENINGKATAN GROUNDSILL SRANDAKAN 34

Anda mungkin juga menyukai