Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penghasil beras yang menjadi
sumber karbohidrat utama bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan beras dari tahun
ke tahun terus meningkat karena jumlah penduduk Indonesia terus bertambah,
namun hal ini tidak diimbangi dengan produksi padi yang cukup. Hal tersebut
yang menyebabkan Indonesia pada saat ini sulit untuk swasembada pangan
(Petriella, 2016), sehingga diperlukan upaya peningkatan produksi padi secara
nasional agar kebutuhan beras dalam negeri terpenuhi.
Padi salah satu komoditas tanaman pangan penghasil beras yang
memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Yaitu beras
sebagai makanan pokok sangat sulit digantikan oleh bahan umbian,sagu dan
sumber karbohidrat lainnya. Diantaranya jagung, umbi – umbian, sagu dan
sumber karbohidrat lainnya. Sehingga keberadaan beras menjadi prioritas utama
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan asupan karbohidrat yang dapat
mengenyangkan dan merupakan sumber karbohidrat utama yang mudah diubah
menjadi energi. Padi sebagai tanaman pangan dikonsumsi kurang lebih 90% dari
keselurahan penduduk Indonesia untuk makan popok sehari – hari (Saragih,2001).
Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama penduduk
Indonesia terus meningkat, karena selain penduduk terus bertambah dengan
peningkatan sekitar 2% per tahun, juga adanya perubahan pola konsumsi
penduduk dari non beras ke beras. Terjadinya penciutan lahan sawah irigasi subur
akibat konversi lahan untuk kepentingan non petanian, dan munculnya fenomena
degradasi produktivitas padi sawah irigasi cenderung melandai sehingga tidak
mampu mengimbangi laju peningkatan penduduk (Andriani, 2008)
Varietas unggul merupakan sala satu teknologi yang memiliki peran
penting dalam peningkatan hasil padi sawah karena dengan varietas yang unggul
tingkat hidup padi menjadi lebih tinggi. Perakitan dan perbaikan varietas unggul
baru perlu diperhatikan karena varietas unggul merupakan titik tumpu utama
peningkatan produksi padi. Benih dengan varietas unggul akan menghasilkan bibit

1
yang bermutu dan tidak renta\n terhadap serangan berbagai hama dan penyakit
(Balitpa dalam Chairuman,2013.)
Peningkatan produksi padi nasional selain dengan penggunaan varietas
unggul seperti Ciherang, juga dapat melalui pengaplikasian pupuk berupa pupuk
hayati pada lahan pertanian. Pengaplikasian pupuk hayati tidak memiliki efek
negatif bagi lingkungan, sehingga dapat meningkatkan kesubuhan lahan. Selain
itu, pemberian pupuk hayati dapat meningkatkan serapan hara oleh tanaman.
Pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung mikroorganisme aktif. Seperti
yang disampaikan Simanungkalit (2016)
Penggunaan pupuk hayati dapat meningkatkan serapan hara oleh tanaman
karena mikroorganisme aktif dapat menyediakan hara dalam tanah sehingga
tersedia bagi tanaman. Salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan sebaga
pupuk hayati yaitu fungsi mikroriza yang dapat meningkatkan serapan hara
terutama fosfor.

1.2. Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan adalah untuk mempelajari teknik
budidaya tanaman padi ciherang di Desa Wringinanom Kecamatan
Wringinanom Kabupaten Gresik.

1.3. Manfaat
a. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan memudahkan mahasiswa
mengaplikasikan budidaya tanaman padi.
b. Untuk menambah wawasan & pengetahuan mahasiswa tentang budidaya
tanaman padi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tanaman Padi

2.1.1. Pengertian tanaman padi


Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim dengan
morfologi berbatang bulat dan berongga yang disebut jerami. Daunnya
memanjang dengan ruas searah batang daun. Pada batang utama dan anakan
membentuk rumpun pada fase vegetative dan membentuk malai pada fase
generatif. Akarnya serabut yang terletak pada kedalaman 20-30 cm. Malai padi
terdiri dari tangkai bunga, kelopak bunga lemma (gabah padi yang besar), palae
(gabah padi yang kecil), putik, tangkai sari, kelapa sari. Padi sawah biasanya
ditanam di daerah rendah yang memerlukan penggenangan.
Akar tanaman padi berfungsi menyerap air dan zat – zat makanan dari
dalam tanah terdiri dari: 1) Akar tunggang yaitu akar yang tumbuh padan saat
benih berkecambah, 2) Akar serabut yaitu akar yang tumbuh dari akar tunggang
setelah tanaman berumur 5 - 6 hari.
Ciri khas daun tanaman padi yaitu adanya sisik dan telinga daun, hal ini
yang menyebabkan daun tanaman padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang
lain. Adapun bagian daun padi yaitu: 1) Helaian daun terletak pada batang padi,
bentuk memanjang seperti pita 2) Pelepah dau menyelubungi batang yang
berfungsi memberi dukungan pada ruas bagian jaringan 3) Lidah daun terletak
pada perbatasan antara helaian daun dan leher daun.
Air dibutuhkan tanaman padi untuk pembentukan karbohidrat di daun,
menjaga hidrasi protoplasma, pengangkutan dan mentranslokasikan makanan
serta unsur hara dan mineral. Air sangat dibutuhkan untuk perkecambahan biji.
Pengisapan air merupakan kebuatuhan biji untuk berlangsungnya kegiatan
kegiatan di dalam biji.
Sistem tanam pada pertanaman padi sangat berpengaruh terhadap
komponen budidaya dan hasil produksi tanaman. Pengaruh tersebut terjadi pada
penangkapan cahaya untuk fotosintesis, kebutuhan air tanaman, penyerapana usur
hara oleh akar, ketersediaan ruang yang menentukan kompetisi gulma dengna

3
tanaman, dan iklim mikro di bawah kanopi yang berpengaruh terhadap
perkembangan hama dan penyakit tumbuhan. Menurut Ikwani (2013) jarak tanam
yang lebar akan meningkatkan penangkapan sinar matahari oleh tajuk tanaman
sehingga berpengaruh terhadap jumlah anakan yang dihasilkan, meningkatkan
bobot kering tanaman dan bobot gabah tiap rumpun. Jarak tanam yang lebar juga
memberikan ruang, semakin rapat jarak tanam maka semakin sedikit rumpun yang
dihasilkan per rumpunnya. Sedangkan pada populasi yang rendah dengan jarak
tanam yang lebar mampu menghasilkan keragaman rumpun yang besar.

2.1.2. Klasifikasi & Morfologi Tanaman Padi


Padi adalah salah satu tanaman penting di Indonesia, hasil dari olahan padi yang
berbentuk beras lalu kemudian nasi sudah menjadi makanan pokok dan sumber
utama karbohidrat bagi sebagian besar penduduk Indonesia, bahkan dunia.
a) Klasifikasi Tanaman Padi
Nama ilmiah padi atau nama latin padi adalah Oryza Sativa L. Klasifikasi
tumbuhan padi adalah sebagai berikut :
 PADI

Gambar 1. Tanaman Padi


Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Sterptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida

4
Super Ordo : Lilianae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza L.
Species : Oryza sativa L.

b) Morfologi Tanaman Padi


Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari organ – organ tumbuhan,
bentuk – bentuknya dan fungsi – fungsinya. Jangan salah, morfologi suatu
tanaman itu sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya.
Misalnya, efektivitas tanaman menangkap radiasi matahari, suhu mikro tajuk
tanaman, ketersediaan air bagi tanaman karena perakarannya yang berbeda
menyebarnya. Morfologi padi diantaranya adalah gabah, akar, daun, tajuk, batang,
bunga dan malai.

 Gabah
Gabah itu biji – biji di tanaman padi yang dibungkus sekam. Bobot gabah
beragam mulai dari 12-44 mg pada kadar air 0%, sedangkan bobot sekamnya
sekitar 20% dari bobot gabah. Bagian – bagian gabah terbagi menjadi 6 bagian
yaitu, beras, palca, lemma, rakhilla, lemma mandul, tangkai gabah.

 Akar
Akar banyak kegunaannya untuk tanaman, misalnya akar berguna sebagai
portal masuk unsur hara dari tanah untuk selanjutnya diteruskan ke organ
tanaman lain yang membutuhkan, dan sebagai penunjang agar tanaman bisa
berdiri tegak. Akar tanaman padi bisa dibedakan atas radikula (akar primer),
akar serabut, akar rambut, dan akar tajuk. Berikut rincian morfologi akar
tanaman padi :
a) Radikula (akar primer) akar yang tubuh pas benih berkecambah. Pada
benih yang lagi berkecambah timbul bakal akar dan batang. Bakal akar ini
mengalami pertumbuhan ke arah bawah (dalam tanah) hingga akar tunggang

5
terbentuk, sedangkan bakal batang akan tumbuh ke atas sehingga batang dan
daun terbentuk.
b) Akar serabut yaitu akar serabut akan tumbuh setelah 5-6 hari pembentukan
akar tunggang.
c) Akar rambut yaitu untuk menyerap air ataupun unsur hara yang berada di
tanah. Akar rambut biasanya umurnya pendek dan panjangnya kurang lebih
sama dengan akar serabut.
d) Akar tajuk yaitu akar ini tumbuh dari ruas batang yang oaling rendah. Akar
tajuk ini ada yang letak kedalaman di tanahnya dangkal, dan ada yang dalam.
Misalnya kandungan oksigen di dalam tanah sedikit, maka akar – akar yang
dangkal mudah berkembang.
Pertumbuhan akar dipengaruhi ketersediaan unsur hara N di tanah,
pertumbuhan akar hanya akan terjadi secara aktif kalo kadar N di bagian
batang lebih dan 1%. Pertumbuhan akar juga berhubungan erat dengan
pertumbuhan daun, kalo daun yang ke sekian di batang utama memanjang,
maka akan muncul akar sekunder.

 Daun
Daun merupakan organ tanaman yang (kebanyakan) warnanya hijau
karena ada zat klorofil di sel – sel daun. Zat klorofil ini terletak di dalam sel,
di organel kloropas tempatnya. Klorofil ini menyebabkan daun tanaman
mampu mengolah sinar radiasi dari matahari dalam proses fotosintesis, untuk
kemudian sinar radiasi itu dirombak menjadi karbohidrat/energi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan organ – organ tanaman lainnya.
Daun tanaman padi tumbuh di batang dengan susunan yang berselang –
seling, satu daun pada setiap buku. Morfologi daun tanaman padi setiap
daunnya terdiri atas helai daun, pelepah daun, telinga daun dan lidah daun.
Telinga dan lidah daun pada tanaman padi berguna untuk membedakan padi
dengan rumput – rumputan pada fase bibt karena daun rumput – rumputan
cuman punya lidah atau telinga daun atau tidak ada sama sekali.
Helai daun terletak di batang padi dan pasti selalu ada, berbentuknya
memanjang seperti pita. Panjang atau lebarnya helai daun tergantung dari

6
varietas padi, masing – masing varietas mempunyai ukuran yang berbeda –
beda. Pelepah daun adalah bagian daun yang menyelubungi batang, fungsinya
memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak.
Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun ndan pelepah daun.
Fungsi dari lidah daun sendiri yaitu untuk mencegah masuknya air hujan
diantara sela – sela batang dan pelepah daun dengan terhindarnya air hujan
masuk diantara sela – sela maka resiko penyakit berkembang baik rendah
karena media air yang memudahkan perkembangbiakan penyakit berkurang.

 Batang
Batang merupakan organ tanaman padi yang vital perannya, selain
berfungsi sebagai penopang tanaman, batang padi juga berguna sebagai
penyaluran air dan unsuur hara dalam tanaman, dan sebagai cadangan
makanan.
Batang tanaman padi terdiri dari beberapa ruas – ruas, ruas – ruas lalu
memanjang dan berongga setelah tanaman memasuki fase reproduktif, oleh
karena itu fase reproduktif sering disebut juga fase perpanjangan ruas. Pada
varietas – varietas unggul padi, batang dirancang untuk pendek dan kaku agar
tanaman menjadi tahan rebah dan tanggap terhadap pemupukan nitrogen.
Kerebahan tanaman bisa menurunkan hasil tanaman. Kerebahan pada
dasarnya terjadi karena 2 antarbuku batang terbawah melengkung atau patah.
Unsur yang paling berpengaruh terhadap kekuatan batang adalah holoselulosa
dan kalium, jika keseimbangan hara di tanaman optimal maka sel batang dan
daun akan tetap hidup.
Sel – sel inilah yang menumbang 30-60% dari kekuatan patah batang.
Oleh karena itu, menjaga daun bawah tetap hijau akan memperkuat tanaman
terhadap kerebahan dalam fase pemasakan.

 Bunga
Setiap unit bunga pada malai dinamakan spikelet, setiap kumpulan
spikelet yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir – bulir
padi berada pada cabang pertama dan kedua, sedangkan ruas buku yang

7
terakhir pada batang adalah sumbu utama. Cara berbudidaya tanaman dan
jenis varietas padi berpengaruh terhadap panjang malai.
Malai terdiri atas 8 hingga 10 buku yang menghasilkan cabang – cabanag
utama (primer) selanjutnya cabang primer menghasilkan cabang lagi
(sekunder). Tangkai buah tumbuh dari buku – buku cabang primer atau
cabang sekunder. Jumlah batang pada setiap malai biasanya berkisar
antara 15-20 buah.
Morfologi bunga tanaman padi terdiri dari bagian kepala sari, tangkai sari,
palea (belahan yang besar), lemma (belahan yang kecil), kepala putik, dan
tangkai bunga. Bunga padi mempunyai perhiasan bunga (bunga telanjang),
berkelamin dua jenis dengan bakal buah di atas. Benang sarinya berjumlah
6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar dan mempunyai
dua kandung serbuk.

 Buah
Sering kali kita menyebutnya biji padi atau butir/gabah, sebenarnya itu
bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Jika
bunga padi sudah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan
lemma) yang semula menyatu akan membuka dengan sendirinya hingga
membentuk sudut.
Daun mahkota palea dan lemma itu ada bakal buah (karyiopsis). Jika buah
padi sudah matang, kedua belahan mahkota itu yang menjadi
pembungukus berasnya (sekam).

2.2 Teknik Budidaya Tanaman Padi


2.2.1 Pengelohan Tanah
Persiapan diawali dengan pembajakan. Pembajakan ini dapat dilakukan
secara tradisional. Yaitu dicangkul dengan tangan manusia, menggunakan alat
bajak yang ditarik dengan kerbau, atau pembajakan secara modern, yaitu dengan
menggunakan traktor tangan (hand tractor). Tujuan pembajakan adalah
membalikkan tanah supaya tanah memperoleh sirkulasi udara dan sinar matahari.

8
Pembajakan juga berfungsi mendistribusikan air. Bongkahan tanah akan mampu
menjadi penahan air yang bermanfaat bagi proses pelunakan tanah.
Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari sambil digenagi air agar
proses pelumpuran berjalan dengan baik. Pembajakan kedua dan ketiga dilakukan
3-5 hari menjelang tanam. Tujuan pembajakan kedua dan ketiga adalah
memecahkan bongkahan tanah hasil pembajakan pertama agar tanah menjadi
halus. Proses di atas disebut sebagai proses lumpuran.
Setelah pembajakan kedua dan ketiga, lahan seda bisa ditanami. Akan tetapi,
lahan yang belum rata masih harus diratakan dahulu. Proses perataan ini
dilakukan agar distribusi air merata. Lahan yang rata memudahkan usaha
pengendalian gulma, sebab gulma lebih cepat tumbuh pada tempat yang tidak
tergenang air.
Pengolahan tanah bertujuan agar akar tanaman lebih mudah menembus tanah
untuk memperoleh makanan yang tersedia. Pengolahan tanah juga dapat
memperbaiki aerasi/pertukaran udara dalam tanah dan membantu menekan
tumbuhnya gulma.

2.2.2 Benih Berkualitas


Kualitas benih merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya padi.
Peningkatan produksi banyak ditunjang oleh benih bermutu atau benih
bersertifikat. Penggunaan benih bermutu akan mengurangi resiko gagalan
budidaya, karena benih bermutu akan mampu tumbuh baik pada kondisi lahan
yang kurang menguntungkan, bahkan dapat bebas dari serangan hama dan
penyakit, serta mampu meningkatkan produktivitasnya.

2.2.3 Persemaian
 Pilih lokasi yang terbaik agar persemaian mudah diairi dan air mudah pula
dibuang, tidak ternaungi, dan jauh dari lampu.
 Luas persemaian kira-kira 4% atau 1/25 dari luas pertamanan.
 Bajak tanah hingga melumpur dengan baik.
 Lebar persemaian 1,0-1,2m dan panjangnya sesuai petakan, antara 10-
20m.

9
 Tambahkan sekam padi atau bahan organik atau campuran keduanya
2kg/m2 dan juga sp 36 segenggam permeter persegi. Persemaian untuk
menggemburkan tanah, memudahkan pencabutan bibit, dan mengurangi
kerusakan bibikt dan akar.
 Taburkan benih yang telah direndam dan dikeringanginkan secara merata
dibedeng persemaian.
 Untuk memperoleh bibit yang kuat, berikan 20-40 gram urea meter persegi
persemaian pada saat tabur benih.

2.2.4 Penanaman
Langkah berikutnya yaitu menanam bibit padi seperti berikut :
 Siapkan bibit padi siap tanam
 Pisahkan bibit padi dari bedengan lahan semai secara perlahan
 Tanam bibit padi dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm
 Jika sawah anda sangat luas, anda juga bisa menanam dengan jarak 30 cm
x 30 cm
 Atau anda juga bisa menanam dengan jarak 25 cm x 25 cm

2.2.5 Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan terdiri dari penyiangan, pengairan, pemupukan, dan
pengendalian hama. Penyiangan adalah dengan mengendalikan gulma yang
tumbuh untuk mengurangi tingkat kompetisi dengan padi. Pengairan adalah
dengan memenuhi kebutuhan air padi baik dari segi kuantitas maupun kualitas,
apabila kekurangan bisa dilakukan irigasi dan jika kelebihan bisa membuat
drainase. Pemupukan adalah tahan pemeliharaan yang paling penting, yaitu
pemberian unsur hara baik makro maupun mikro untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman. Pemupukan harus dilakukan dengan seimbang dan yang paling penting
alah disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara yang ada
dalam tanah. Pengendalian hama dan penyakit juga penting untuk mendapat hasil
yang optimal. Pengendalian harus dilakukan secara alami dan berkelanjutan sesuai
dengan hama dan penyakit yang dihadapi.

10
berikut merupakan cara merawat padi ciherang dengan praktis dan
mudah :
 Lakukan penyiangan terhadap sawah untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan tanaman.
 Penyiangan harus dilakukan saat padi berusia 3 minggu.
 Penyiangan lanjutan dilakukan setelah padi berusia 6 minggu sebelum
muncul malai.
 Perhatikan pengairan yang anda lakukan terhadap sawah.
 Pengairan harus dilakukan dengan benar.
 Air yang dialirkan harus mampu menggenangi sawah secara merata
ketinggiannya.
 Lakukan pengeringan sedikit demi sedikit pada hari ke 2 hingga ke 3.
 Pemupukan perlu dilakukan dengan beberapa macam jenis pupuk.
 Pupuklah menggunakan pupuk organik urea, SP- 36, dan KCL.
 Untuk jumlah pupuk masing- masing sebanyak 300 kg, 175 kg, 50 kg per
hektar.
 Pupuklah saat tanaman padi ciherang berusia 3 hingga 4 minggu.
 Untuk pemupukan tahap selanjutnya yaitu ketika padi berusia 6 hingga 8
minggu.
 Pemupukan dilakukan dengan cara disebar merata.
 Lakukan juga penyemprotan pestisida secara rutin sesuai dosis.
 Pestisida disemprotkan saat tanaman padi ciherang berusia 1 hingga 2
minggu.

2.2.6 Penyiangan
Pengendalaian gulma secara mekanis adalah tindakan pengendalian gulma
dengan menggunakan alat – alat sederhana hingga alat – alat mekanis berat untuk
merusak atau menekan pertumbuhan gulma secara fisik, berdasarkan alat
pengunakan, pendendalian secara mekanis dibedakan menjadi:
 Manual (tenaga manusia) : tanpa alat/ alat-alat sederhana seperti
parang,arit,kored,dll.

11
 Semi mekanis : tenaga manusia memakai mesin ringan seperti
mower (pemotong rumpput).
 Mekanis penuh memakai alat – alat mesin berat seperti traktor
besar, dll.
Menurut Saragih, 2009 pengendalian gulma dari tanaman padi perlu dilakukan
untuk menghindari persaingan antara padi dan gulma dalam mengambil unsur
hara, selain itu dengan bersihnya gulma di sekitar tanaman padi maka penyebaran
hama penyakit padi sudah dibuat seminimum mungkin atau bahkan terputusanya
media penyebar hama penyakit padi. Cara penyiangan mekanis membutuhkan
waktu pengerjaan yang relative lebih cepat dibandingkan dengan penyiangan
dengan tangan. Penggunaan alat penyiangan mekanis berisiko merugikan
pertumbuhan tanaman, karena alat tersebut sering menimbulkan kerusakan
mekanis pada akar maupun batang tanaman padi, terutama kalau jarak tanampadi
tidak teratur.

2.2.7 Pengairan
Pengelolaan air berperan sangat penting dan merupakan salah sala satu
kunci keberhasilan peningkatan produksi padi di lahan sawah. Produksi padi
sawah akan menurun jika tanaman padi menderita cekam air (water stress). Gejala
umum akibat kekurangan air antara lain daun padi menggulung, daun terbakar
(leal scorhing), anakan padi berkurang, tanaman kerdil, pembungan tertunda, dan
biji hampa.

2.2.8 Pemupukan
Dalam budidaya tanaman padi ciherang diperlukan bermacam-macam pupuk,
antara lain :
 Organik berguna untuk memperbaiki fisik kesuburan tanah tempat
penanaman.
 Urea atau pupuk N (Nitrogen) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
tanaman secara keseluruhan dan khususnya padabatang, cabang, dan daun
serta membantu menghijaukan daun padi dan dapat membantu proses
fotosintesis.

12
 SP36 berguna untuk pertumbuhan akar khususnya untuk tanaman muda
dan dapat membantu asimilasi dan pernapasan serta mempercepat
pembungaan dan memasakan buah.
 Organik cair atau POC digunakan untuk menambah unsur-unsur mikro
yang sesuai dengan tanaman padi.
 KCL atau Kalium yang berguna untuk memperkuat tanaman agar daun,
bunga, dan buah tidak mudah gugur, serta menjadikan tanaman lebih tahan
terhadap kekeringan dan membantu proses pemasakan buah.
Untuk memahami proses pemupukan untuk tanaman padi, sahabat tentunya harus
mengetahui umur tanaman padi terlebih dahulu. Saat ini, banyak varietas padi
yang dilepas oleh pemerintah berumur genjah.
Seperti Inpari 10 berumur 108-116 hari dan Inpari 13berumur 103 hari, namun
untuk padi jenis ciherang dan IR 64 pada umumnya berumur 115-125 hari.
Untuk menentukan kapan tanaman padi dipupuk, dapat kita lihat dari fase-fase
tumbuhnya tanaman padi. Karena bahasan kali ini tentang pemupukan padi
ciherang.

2.2.9 Pengendalian Hama & Penyakit


Pengendalian hama dan penyakit mulai dilakukan sejak dipersemaian
hingga panen, hal yang paling mudah dilakukan adalah pengamatan. Beberapa
jenis hama yang paling sering menyerang adalah penggerek batang (sundep,
beluk), Wereng Coklat dan Hijau, sedangkan penyakit seperti kresek, blast dan
kerdil rumput. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara terpadu
yang meliputi penggunaan strategi pengendalian dari berbagai komponen yang
saling menunjang dengan petunjuk teknis yang ada. Misalnya, pengendalian
gulma dengan pengaturan tinggi penggenangan. Untuk menekan ledakan hama
dan penyakit, penggunaan pestisida sebaiknya direkomendasikan oleh pengamat
hama.

2.2.10 Panen
Panen bisa dilakukan ketika bulir padi hampir keseluruhan telah
menguning yang biasanya 33-36 hari setelah padi berbunga. Cara panen dapat

13
dilakukan secara manual menggunakan sabit dengan memotong pangkal batang
atau dengan mesin reaper harvester untuk menghemat waktu. Panen dilakukan
serentak dalam satu lahan untuk mengurangi risiko diserang hama.
 Panen Padi Ciherang :
 Ciri padi ciherang siap panen yaitu dapat dilihat dari bulir padinya.
 Padi siap panen memiliki bulir padi yang hampir keseluruhan telah
menguning.
 Untuk mempermudah, lihatlah catatan waktu anda.
 Panenlah padi ciherang ketika sudah memasuki usia 36 hari setelah
berbunga.
 Lakukan pemanenan dengan cara manual untuk menjaga kualitas beras.
 Potong pangkal batang padi menggunakan sabit.
 Anda juga bisa menggunakan mesin reaper harvest untuk mempercepat
proses.

2.2.11 Pasca Panen


Merupakan tahapan dalam menentukan kualitas yang akan dijadikan beras
siap konsumsi. Tahap penyimpanan hasil panen juga merupakan unsur penting
agar kualitas tetap terjaga, seperti menempatkan hasil panen di tempat yang tidak
terlalu lembab dan segera untuk diolah.

14
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan di Desa Wringinanom, Kecamatan
Wriginanom, Kabupaten Gresik, yang dilaksanakan pada bulan Oktober
sampai bulan Desember 2019.

3.2. Bahan dan Alat


 Bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan Budidaya
Tanaman Padi adalah :
Air, Pupuk Urea, Pupuk Sp-36, Benih padi, KCL, dll.
 Alat yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan Budidaya Tanaman
Padi adalah :
Cangkul, Traktor, Arit, Treser, bajak Singal, dll.

3.3. Metode Praktek Kerja Lapangan


Praktek Kerja Lapangan dilakukan secara langsung dengan melihat dan
mengikuti proses budidaya yang dilakukan di Desa Wringinanom,
Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.

3.4. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


3.4.1. Persiapan Peralatan dan Bahan.
Sebelum melakukan budidaya tanaman padi perlu disiapkan terlebih
dahulu peralatan dan bahan.
3.4.2. Budidaya Tanaman Padi
a. Pengolahan Tanah

15
Pengolahan tanah di desa Wringinanom masih menggunakan bajak
singkal, Setelah dibajak tanah dibiarkan selama 2-3 hari sambil
digenagi air agar proses pelumpuran berjalan dengan baik.
b. Persemaian
Persemaian dilakukan di tempat dimana padi itu nantinya akan ditanam.
pada umur 1 minggu pemupukan dilakukan menggunakan pupuk urea
dan phonska, untuk menggemburkan tanah, memudahkan pencabutan
bibit, dan mengurangi kerusakan bibit dan akar. Dan selama
penyemaian tanahnya harus digenangi air agar mempermudah pupuk
larut. Proses penyemaian berlangsung selama kurang dari 20 hari
sebelum tanam.
c. Penanaman
•Pisahkan bibit padi dari bedengan lahan semai secara perlahan.
•Tanam bibit padi dengan jarak tanam 27 cm x 27 cm.
d. Pemupukan
Pemupukan awal dilakukan pada saat umur padi 2 minggu dengan
menggunakan pupuk urea, SP-36 dan KCL. Dengan perbandiangan
2:1:1 dan sesuai kebutuhan tanaman padi tersebut. Sedangkan
pemupukan kedua dilakukan pada umur 6 minggu dengan
menggunakan pupuk urea, karena jika pertumbuhan tanaman terlalu
tinggi akan mudah tumbang saat ada angin akan mengurangi hasil
tanaman padi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Andriani,Y. 2008. Budidaya Tanaman Padi Di Indonesia. Sastra Hudaya.


Jakarta.
Chairuman,N.2013. Kajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi
Sawah Berbasis Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Dataran
Tinggi Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara . Petani Tropis, 1 (1) :
47-54.
Petriella, Y. 2016.Ini Penyebab Mengapa Saat Ini Indonesia Sulit Swasembada
Pangan. Bisnis Kalimantan. Kalimantan. http://kalimantan.bisnis.com
/read/20160923/408/586674/ini-penyebab-mengapa-saat-ini-
indonesiasulit-swasembada-pangan. Diakses 4 April 2017.
Simanungkalit,R.D.M. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar
Litbang Sumbedaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jawa Barat.
Saragih, B. 2001. Keynote Address Ministers Of Agriculture Government Of
Indonesia. National Workshop On Strengthening The
DevelopmentAnd Use Of Hibrid Rice In Indonesia. 1:10.

17
18

Anda mungkin juga menyukai