Ekaria Merdekawati 2015401009 (Kti)
Ekaria Merdekawati 2015401009 (Kti)
Oleh
EKARIA MERDEWATI
NIM. 20154010009
TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : 20154010009
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudia hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanki atas perbuatan tersebut.
Perbuatan pernyataan
Materai 600
Ekaria Merdekawati
Mengetahui
Pembimbing
i
Nurkila Suaib,S.ST, M. Kes
Karya tulis ilmiah oleh Ekaria Merdekawati NIM 20154010009 dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny “K” Post Partum Hari Ketiga Dengan Bendungan Asi Di Puskesmas
Perawatan Sulamadaha Tahun 2022” telah di periksa dan disetujui untuk ujikan
ii
LEMBARAN PENGESAHAN KARYA ILMIAH
Karya ilmiah oleh Ekaria Merdekawati dengan judul judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “K”
Post Partum Hari Ketiga Dengan Bendungan Asi Di Puskesmas Perawatan Sulamadaha Tahun
2022” telah di petahankan di depan dewan penguji pada hari Senin, 23 Mei 2022
Dewan Penguji
Mengetahui
iii
LEMBARAN KONSULTASI
BIMBINGAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
NIM : 20154010009
JUDUL KTI : Asuhan Kebidanan Pada Ny “K” Post Partum Hari Ketiga
Dengan Bendungan Asi Di Puskesmas Perawatan Sulamadaha Tahun 2022
INFORMED CONSENT
iv
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada studi kasus ini secara sukarela
sebagai responden tanpa dipaksaan. Bila selama pengambilan data ini saya mengiginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
persetujuan
Peneliti
Ekaria Merdekawati
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami
perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut involusi
(Maritalia, 2014: 11).
Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang
ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Selain itu, mempunyai
pengaruh biologis serta kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi. Zat-zat anti
infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit. Akan
tetapi, menyusui tidak selamanya dapat berjalan dengan normal, tidak sedikit ibu-ibu
mengeluh seperti adanya pembengkakan payudara akibat penumpukan ASI, karena
pengeluaran ASI tidak lancar atau pengisapan oleh bayi . Pembengkakan ini akan
mengakibatkan rasa nyeri pada ibu bahkan tidak jarang ibu merasa demam, oleh karena itu
para ibu dianjurkan untuk melakukan perawatan payudara agar tidak terjadi komplikasi
seperti bendungan ASI (Heryani, 2012: 58 ).
Kejadian bendungan ASI yang disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar,
karena bayi tidak cukup sering menyusu pada ibu nya. Gangguan ini dapat menjadi lebih
parah apabila ibu jarang menyusukan bayinya, akibatnya bayi 2 tidak mendapatkan ASI
secara eksklusif dan apabila tidak segera di tangani maka akan menyebabkan bendungan
ASI pada Payudara. Bendungan ASI dapat terjadi karena penyempitan duktus laktoferi
atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada
puting susu sehingga terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran
vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan
suhu badan.
1
B RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan penelitian yaitu bagaimana
“Asuhan Kebidanan Pada Ny “K” Post Partum Hari Ketiga Dengan Bendungan Asi Di
Puskesmas Perawatan Sulamadaha Tahun 2022”
1. Tujuan umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di kamar bersalin Rawat Inap Puskesmas
kalumata
2. Tujuan khusus
a. Dilaksanakannya pengkajian dengan analisa data pada Ny “K” Post Partum Hari
Ketiga dengan Bendungan ASI
b. Dirumuskannya diagnosa/masalah aktual pada Ny “K” Post Partum Hari Ketiga
dengan Bendungan ASI.
c. Dirumuskannya diagnosa/masalah potensial pada Ny “K” Post Partum Hari
Ketiga dengan Bendungan ASI.
d. Dilaksanakannya tindakan segera dan kolaborasi pada pada Ny “K” Post Partum
Hari Ketiga dengan Bendungan ASI.
e. Direncanakannya tindakan asuhan kebidanan pada Ny “K” Post Partum Hari
Ketiga dengan Bendungan ASI.
f. Dilaksanakannya tindakan asuhan kebidanan pada Ny “K” Post Partum Hari
Ketiga dengan Bendungan ASI.
g. Dievaluasinya asuhan kebidanan pada Ny “K” Post Partum Hari Ketiga dengan
Bendungan ASI.
h. Didokumentasikannya semua asuhan kebidanan pada Ny “K” Post Partum Hari
Ketiga dengan Bendungan ASI.
2
D MANFAAT STUDI KASUS
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan dan penerapan ilmu yang telah
didapatkan pada program Diploma III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Ternate
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Umum Tentang Masa Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
kira-kira 6 minggu (Rukiyah, dkk, 2012: 2).
Masa nifas atau masa puerperium atau masa postpartum adalah mulai setelah partus
selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh otot genitalia
baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Astutik,
2015: 2).
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Roito H, dkk, 2013: 1).
Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan mengetahui apa tujuan dari
pemberian asuhan pada ibu masa nifas, tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama
masa nifas antara lain untuk
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam
asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi,
dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus
melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis
yaitu mulai pengkajian data subyektif, obyektif, maupun penunjang.
3) Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganilisa data
tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang
terjadi pada ibu dan bayi.
4
4) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni
setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk kelangkah
berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.
5) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
5
merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya, ASI tertahan
dan menimbulkan bendungan ASI) (Rukiyah, Yulianti, 2012: 20)
c. Patofisiologis
1) Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam
2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary
lactogenic hormone (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen,
tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini
menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk
mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-sel
mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut.
Refleks ini timbul jika bayi menyusu.
2) Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian
apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, maka akan terjadi
pembendungan air susu. Kadang-kadang pengeluaran susu juga terhalang sebab
duktus laktiferi menyempit karena pembesaran vena serta pebuluh limfe (Rukiyah,
Yulianti, 2012: 22)
d. Manifestasi klinik
Payudara bengkak, keras, nyeri bila ditekan, warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai
38oC (Rukiyah, Yulianti 2012: 22)
e. Prognosis
Bendungan ASI merupakaan permulaan dari infeksi mammae yaitu mastitis. Bakteri yang
menyebabkan infeksi mammae adalah stapylococus aerus yang masuk melalui puting
susu. Infeksi menimbulkan demam, nyeri lokal pada mammae, terjadi pemadatan
mammae, dan terjadi perubahan kulit mammae (Rukiyah, Yulianti, 2012: 22).
f. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnose maka dilakukan pemeriksaan payudara dan pemeriksaan
harus dikerjakan dengan sangat hati-hati, tidak boleh kasar dan keras. Pemeriksaan
payudara dilakukan dengan : (Rukiyah, Yulianti, 2012: 23).
6
g. Pencegahan
Mencegah terjadinya payudara bengkak seperti: jangan dibersihkan dengan sabun;
gunakan teknik menyusu yang benar; puting susu dan areola mammae harus selalu kering
setelah selesai menyusui: jangan pakai bra yang tidak dapat menyerap keringat; susukan
bayi segera setelah lahir; susukan bayi tanpa dijadwal; keluarkan sedikit ASI sebelum
menyusu agar payudara lebih lembek; keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila
produksi melebihi kebutuhan ASI; laksanakan perawatan payudara setelah melahirkan
(Rukiyah, Yulianti, 2012: 24).
h. Penatalaksanaan
1) Sanggah payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
2) Kompres payudara dengan menggunakan kain basah/hangat selama 5 menit.
3) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting.
4) Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga putting menjadi lunak.
5) Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (on demand feeding) dan pastikan
bahwa perlekatan bayi dan payudara ibu sudah benar.
6) pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusui tidak mampu mengosongkan
payudara, mungkin diperlukan pompa atau pengeluaran ASI secara manual dari
payudara.
7) Letakkan kain dingin/kompres dingin dengan es pada payudara setelah menyusui atau
setelah payudara dipompa. 27 h) Bila perlu, berikan parasetamol 3 X 500 mg per oral
untuk mengurangi nyeri. i) Lakukan evaluasi setelah 3 hari (Kemenkes RI, 2013: 227-
228).
7
BAB III LAPORAN KASUS
A PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 23-05-2022 Jam : 16:30 wita
1. BIODATA
Nama : Ny”K” / Tn. “A”
Umur : 24 Tahun / 25 Tahun
Nikah : 1 kali / ±1 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Ternate
8
C INTERVENSI KEBIDANAN
1. Sampaikan kepada ibu tentang kondisinya sekarang bahwa ibu mengalami bendungan
ASI.
Rasional : dengan menjelaskan mengenai keadaan yang dialaminya maka ibu akan
mengerti sehingga ibu akan bersifat kooperatif terhadap tindakan dan anjuran petugas
kesehatan.
2. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Tanda-tanda vital dapat memberikan gambaran dalam menetukan tindakan
selanjutnya.
3. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand di kedua payudaranya secara
bergantian.
Rasional: agar nutrisi bayi dapat tercukupi dan tidak terjadi penampungan ASI yang
berlebihan.
4. Berikan penjelasan kepada ibu cara mengatasi keluhan yang dirasakan seperti:
a. Menyanggah payudara dengan bebat atau bra yang pas
b. Kompres payudara dengan menggunakan kain basah/hangat selama 5 menit
c. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
d. Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga putting menjadi lunak 46
Rasional : dengan menjelaskan cara mengatasi keluhan kepada ibu, ibu akan tidak
terlalu merasakan keluhan yang dialami dan akan membantu petugas kesehatan dalam
proses penyembuhannya.
9
D IMPLEMENTASI KEBIDANAN
Tgl : 23-05-2022
1. Menyampaikan kepada ibu tentang kondisinya sekarang bahwa ibu mengalami bendungan ASI
Hasil : ibu telah mengetahui tentang kondisinya sekarang.
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil : tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 380C, pernapasan 22x/menit.
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand di kedua payudaranya secara
bergantian. Hasil : ibu bersedia melakukannya
10
BAB IV. PEMBAHASAN
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI memiliki kandungan yang baik
yang tidak terdapat dalam susu formula. Komposisi ASI selalu berubah sesuai dengan
kebutuhan bayi prematur maupun bayi yang cukup bulan sehingga bayi yang diberi
ASI akan memiliki status gizi yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang diberi
susu formula maupun makanan tambahan lain. ASI memberikan gizi yang paling baik
sesuai dengan kebutuhan bayi, melindungi dari berbagai infeksi, memberikan
hubungan kasih sayang yang mendukung semua aspek perkembangan bayi, termasuk
kesehatan dan kecerdasan bayi (Sugiono, 2015).
Bendungan Air Susu Ibu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa
nyeri di sertai kenaikan suhu badan (Maryunani, 2015).
Cara paling aman agar payudara tidak membengkak adalah dengan menyusukan
bayi segera setelah lahir. Jika payudara masih terasa berat, maka keluarkan ASI
dengan cara manual atau menggunakan pompa. Perlunya perawatan pasca melahirkan
sebelum menyusui agar payudara tidak lembek serta mudah ditangkap oleh
bayi(Andina,2018).
B. Etiologi
Payudara bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu, sehingga
sisa ASI terkumpulan pada daerah duktus.Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah
melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat 16 serta keadaan puting susu yang
tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus (Marmi, 2015).
11
C. Patofisiologis
Payudara yang mengalami pembengkakan tersebut sangat sukar di susu oleh bayi
karena kalang payudara lebih menonjol, puting lebih datar dan sukar di hisap oleh bayi.
Bila keadaan sudah demikian, kulit pada payudara nampak lebih mengkilat, ibu merasa
demam dan payudara ibu terasa nyeri.Oleh karna itu sebelum disusukan pada bayi, ASI
harus diperas dengan tangan/pompa terlebih dahulu agar payudara lebih lunak, sehingga
bayi lebih mudah menyusu (Mansyur, 2014).
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara
bengkak : payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak
merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam.
Sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI
dikeluarkan tidak ada demam (Marmi, 2015).
D. Penatalaksanaan
1. Cara menyusui yang baik dan benar Menurut Maryunani (2015), cara menyusui
yang baik dan benar adalah sebagai berikut :
a. Sebelum menyusui, keluarkan sedikit ASI untuk mengolesi puting ibu agar bayi
mencium aromanya dan lebih berselera menyusu.
b. Susui bayi setiap kali ia menginginkannya dan selama yang ia mau.
c. Saat menyusui, letakan bayi dalam pangkuan sedemikian rupa hingga wajah dan
tubuhnya menghadap ke payudara ibu. Posisinya harus lurus searah dari telinga,
hidung, dan badannya. Dagunya menempel di payudara ibu.
d. Duduklah dalam posisi yang nyaman dan tegak, jangan membungkuk, kalau
perlu sangga tubuh bayi dengan bantal. Ibu yang baru saja menjalani persalinan
dengan operasi sesar tak perlu khawatir karena posisi bayi berada di atas perut.
2. Perawatan payudara
a. Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi.
b. Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet.
c. Untuk menonjolkan puting susu yang terbenam.
d. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus.
12
Gambar 1 Bentuk Puting Susu
13
Gambar 4 Posisi Menyusui
No Nama Alamat
1. Ibu Tantri Jl. Beji
2. Ibu Ena Jl. Bumijo
14
Tabel 3 Perbedaan Saluran ASI Tersumbat Dengan Mastitis Pada PD
Nama Alamat
Ibu Tantri Jl. Beji
Ibu Ena Jl. Bumijo
15
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Telah dilaksanakan pengumpulan data dasar pada Ny ”K” Post Partum Hari Ketiga
dengan Bendungan ASI di Puskesmas Perawatan Sulamadaha Kota Ternate Tahun 2022.
2. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/ masalah aktual pada Ny ”K” di Puskesmas
Perawatan Sulamadaha Kota Ternate Tahun 2022, dengan pengumpulan dari data
subjektif, dan data objektif sehingga didapatkan diagnosa kebidanan pada Ny “K” dengan
bendungan ASI.
3. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/ masalah potensial pada Ny ”K” Post Partum
Hari Ketiga dengan Bendungan ASI di Puskesmas Perawatan Sulamadaha Kota Ternate
Tahun 2022.
Dengan hasil : Tidak ada masalah potensial yang terjadi pada ibu karna diberikannya
penanganan yang tepat.
4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny ”K” Post
Partum Hari Ketiga dengan Bendungan ASI di Puskesmas Perawatan Sulamadaha Kota
Ternate Tahun 2022.
Dengan hasil : Bahwa pada kasus ini tidak dilakukan tindakan kolaborasi karena tidak
adanya indikasi dan data yang menunjang untuk dilakukannya tindakan tersebut.
5. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny ”K” Post Partum Hari
Ketiga dengan Bendungan ASI di Puskesmas Perawatan Sulamadaha Kota Ternate Tahun
2022.
Dengan hasil : Merencanakan asuhan berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan masalah
potensial yang dapat terjadi.
6. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncankan pada Ny ”K” Post Partum
Hari Ketiga dengan Bendungan ASI di Puskesmas Perawatan Sulamadaha Kota Ternate
Tahun 2022.
Dengan hasil yaitu : Semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
seluruhnya dengan baik tanpa adanya hambatan.
16
7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny ”K” Post Partum Hari
Ketiga dengan Bendungan ASI di Puskesmas Perawatan Sulamadaha Kota Ternate Tahun
2022.
Dengan hasil yaitu : Asuhan yang telah diberikan berhasil dengan ditandai keadaan
payudara ibu telah normal dan bayi telah menyusu dengan baik..
B. SARAN
1. Untuk Klien
Menganjurkan kepada ibu agar mengkomsumsi makanan yang bergizi disamping selalu
melakukan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya bendungan ASI,
Menganjurkan agar setiap ibu post partum selalu menyusui bayinya secara on demand
agar tidak terjadi bendungan ASI, Mengerti dan Melaksanakan setiap anjuran dan
pendidikan kesehatan yang diberikan.
2. Untuk Bidan
Dalam melakuakan tugas sebagai bidan untuk memberikan tindakan perlu diketahui
rasional setiap tindakan yang diberikan kepada klien dan harus dengan persetujuan klien,
Sebagai bidan dalam melakukan tindakan perlu membina hubungan yang baik antara
klien ataupun keluarga sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Dan Profesi bidan harus
mampu mengambil suatu keputusan klinik untuk menghindari keterlambatan merujuk
sehingga dapat mencegah kematian ibu dan bayi.
3. Untuk Institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan manajemen
kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat
proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan tenaga
kesehatan yang berpotensi dan profesional.
17
DAFTAR PUSTAKA
18