Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

FOTOTROPISME POSITIF DAN NEGATIF

Dosen Pengampu :

Ida Ayu Purnama Bestari, S.Pd., M. Sc.

Disusun oleh:

Luluk Wijayanti (2110410045)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
I. JUDUL
Fototropisme Positif dan Negatif
II. TUJUAN
2.1 Mengetahui arah perkecambahan pada tanaman kacang merah dan kacang hijau
karena pengaruh cahaya
III. LANDASAN TEORI
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak dapat berpindah tempat secara aktif.
Pergerakan tanaman dilakukan oleh sebagian organ-organnya atau seluruh organ tumbuhan.
Pergerakan ini dipengaruhi oleh faktor rangsangan dari luar seperti cahaya,sentuhan dan
gravitasi bumi juga dari dalam bagian tumbuhan sendiri seperti pergerakan sitoplasma sel.
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Gerak bagian
tumbuhan yang menuju ke arah cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya Gerak ujung
batang tumbuhan yang membelok ke arah datangnya cahaya (Asbur,2017). Pada banyak
spesies dapat diketahui bahwa tanaman dapat mengaturpemunculan daunnya secara aktif
menujuarah datangnya cahaya. Fenomena inilah yang disebut dengan fototropisme
(Kahlen,2009).
Gerak merupakan salah satu ciri yang dimiliki makhluk hidup. Gerak dapat berupa
perpindahan tempat atau perubahan bentuktubuh. Walaupun tumbuhan tidak memiliki sistem
syaraf, namun mempunyai tubuh yang tersusun atas sel-sel yang saling berdekatan dan
berhubungan. Dinding sel tumbuhan umumnya mengalami penebalan, tetapi ada bagian
tertentu dari sel itu tidak menebal,sehingga seolah-olah ada celah disebut noktah. Melalui
celah inilah plasma sel yangsatu dengan sel tetangganya yang dihubungkan oleh benang-
benang plasma disebut plasmodesmata (Ihsan, 2021).
Gerak pada tumbuhan disebabkan karena rangsangan yang diterima oleh
plasmodesmata. Gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi dua macam yaitu gerak endonom
dan gerak etionom. Gerak endonom adalah gerak yang disebabkan bukan dari rangsangan
luar akan tetapi dari dalam tubuh itu sendiri. Gerak endonom disebut juga gerak spontan,
misalnya pada gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.
Gerak endonom ini ada dua macam yaitu nutasi (tanaman Hydrilla verticillata) dan
higroskopis misalnya tanaman paku dan lumut. Gerak etionom adalah gerak yang disebabkan
adanya rangsangan dari luar. Gerak etionom dibedakan menjadi gerak taksis, tropisme, dan
nasti (Champbell et all., 2004).
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar.
Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya.
Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik
bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan
tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya
peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme,
gerak nasti, dan gerak taksis (Salami dan Hardigaluh, 2016).
Gerak tropisme dimana gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh
arah datangnya rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh
tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan, tropisme dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme, hidrotropisme dan
tigmotropisme. Fototropisme adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan cahaya. Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap
pertumbuhan organ tanaman. Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi
bumi, maka keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif. Contohnya seperti
pertumbuhan batang sebagai organ tanaman, tumbuhnya kearah atas. Gerak akar menuju
sumber air disebut hidrotropisme positif. Tanaman anggur mempunyai sulur yang membelit
pada lahan lain. bisa juga, sulur tersebut membelit pada benda yang disentuhnya, misalnya
ajir. Gerak tumbuh karena rangsangan sentuhan tersebut disebut tigmotropisme atau dapat
juga disebut haptotropisme, berasal dari kata thigma yang berarti singgungan atau hapto yang
berarti sentuhan (Salami dan Hardigaluh, 2016).
Gerak nasti merupakan bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan. Gerak nasti adalah suatu gerakan bagian tumbuhan yang diakibatkan
adanya pengaruh rangsangan dari luar. Gerak nasti juga disebabkan oleh perubahan tekanan
turgor yaitu tekanan air pada dinding sel yang terjadi akibat perubahan kadar air dalam sel
tumbuhan yang mengakibatkan sel menjadi tegang atau gembung. Berdasarkan jenis
rangsangan yang diterima oleh tumbuhan ada beberapa macam gerak nasty antara lain
fotonasti, termonasti dan tigmonasti (Jumadi et al, 2015).
Gerak taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan
akibat adanya rangsangan. Gerak taksis umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah.
Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang berpindah tempat
dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Gerakan yang arahnya mendekati sumber
rangsangan disebut taksis positif dan yang menjauhi sumber rangsangan disebut taksis
negatif. Umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah. gerak taksis termasuk salah satu
dari gerak Etionom (Reza, 2021).
IV. METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat dan Bahan

1. Penggaris
2. Kapas
3. Baki / gelas plastik
4. Air
5. Biji kacang merah
6. Biji kacang hijau (Phaseolus vulgaris)
7. Kardus
4.2 Langkah Kerja
a. Fototropisme positif
1. Membuat percobaan perkecambahan dengan menggunakan kacang hijau
(Phaseolus vulgaris) pada wadah yang sudah diberikan kapas basah.
Menunggu hingga kacang hijau berkecambah.
2. Setelah berkecambah, meletakkan kecambah pada tempat benar-benar gelap,
tempat terang dan kardus yang diberikan lubang (diameter lubang ± 25 cm).
Meletakkan kardus pada tempat terang.
3. Melakukan percobaan selama 7-10 hari. Menghitung hari pertama saat dimulai
perlakuan.
4. Mengamati pertumbuhan kecambah setiap harinya dan dilakukan pengukuran
terhadap jumlah daun, luas daun, tinggi batang, lebar batang, warna daun,
warna batang, dan arah pertumbuhan batang.
5. Membuat tabel pengamatan berdasarkan kriteria dan melengkapi dengan hasil
dokumentasi.
b. Fototropisme negative
1. Membuat kecambah dari kacang merah besar/ Red kidney bean, kecambah
dihasilkan dengan merendam biji sampai keluar akar.
2. Setelah kecambah kacang merah keluar akar, lalu memindahkan kecambah ke
penggaris pendek, kira-kira panjang penggaris (15cm) yang sudah diselimuti
oleh kapas basah. Sebelumnya mengikat kapas basah pada penggaris tersebut.
Membuat 3 percobaan dengan 3 penggaris dan kapas basah.
3. Kemudian mengikat kecambah pada penggaris tersebut dengan posisi akar di
atas, di samping dan di bawah. Mengikat kecambah dengan menggunakan
benang kain (jangan sampai merusak kecambah). Pada masing-masing
penggaris diisi dengan 3 kecambah dengan berbeda posisi akar. Posisi akar di
atas, di samping dan di bawah.
4. Penggaris yang sudah dilekati dengan kecambah kacang merah menaruhnya
pada wadah (potongan botol air mineral 1,5 L) yang sudah diisi air, dengan
posisi penggaris miring diagonal, kapas terendam, tetapi tidak merendam
kecambah terbawah.
5. Melakukan percobaan selama 7-10 hari
6. Mengamati arah pertumbuhan akar dan panjang akar setiap harinya.
7. Melengkapi dengan hasil dokumentasi.
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Fototropisme positif
Hari
Gambar Hasil Pengamatan Keterangan
Ke-
 jumlah daun : -
 ukuran daun : -
 tinggi batang : 0,5 cm
 warna daun : -
1
 warna batang : putih
 arah pertumbuhan batang :
tegak ke atas

 jumlah daun : -
 ukuran daun : -
 tinggi batang : 0,6 cm
 warna daun : -
2  warna batang : putih
 arah pertumbuhan batang :
mengikuti arah cahaya
matahari
 jumlah daun : -
 ukuran daun : -
 tinggi batang : 1,2 cm
 warna daun : -
3  warna batang : putih
 arah pertumbuhan batang :
mengikuti arah cahaya
matahari

 jumlah daun : -
 ukuran daun : -
 tinggi batang : 1,3 cm
 warna daun : -
4  warna batang : putih
 arah pertumbuhan batang :
mengikuti arah cahaya
matahari

 jumlah daun : -
 ukuran daun : -
 tinggi batang : 1,5 cm
 warna daun : -
5  warna batang : putih
 arah pertumbuhan batang :
mengikuti arah cahaya
matahari
 jumlah daun : 2
 ukuran daun : 0,25 cm
 tinggi batang : 1,7 cm
 warna daun : kuning
kehijauan
6
 warna batang : putih
 arah pertumbuhan batang :
mengikuti arah cahaya
matahari

 jumlah daun : 2
 ukuran daun : 0,25 cm
 tinggi batang : 2 cm
 warna daun : kuning
kehijauan
7
 warna batang : putih
 arah pertumbuhan batang :
mengikuti arah cahaya
matahari

 jumlah daun : 2
 ukuran daun : 0,25 cm
 tinggi batang : 2,3 cm
 warna daun : kuning
kehijauan
8
 warna batang : putih
 arah pertumbuhan batang :
mengikuti arah cahaya
matahari
 jumlah daun : 2
 ukuran daun : 0,25 cm
 tinggi batang : 2,5 cm
 warna daun : kuning
kehijauan
9
 warna batang : putih
 arah pertumbuhan batang :
mengikuti arah cahaya
matahari

5.2 Fototropisme negatif


Hari
Gambar Hasil Pengamatan Keterangan
Ke-
Masing belum muncul akar

Masih belum muncul akar

2
Masih belum muncul akar

Akar kecil mulai muncul

Akar kecil mulai terlihat


muncul kira – kira 0,1 cm

Akar mulai muncul kira – kira


0,5 cm

VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan fototropisme ini bertujuan untuk mengetahui arah perkecambahan biji
karena pengaruh cahaya. Biji yang digunakan pada percobaan ini adalah biji kacang merah
dan biji kacang hijau. Pertama, biji kacang merah dan kacang hijau direndam 1 malam dalam
air. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan biji yang baik yang dicirikan dengan adanya biji
yang tenggelam serta untuk mematahkan masa dormansi biji tersebut. Kehadiran air di dalam
sel ini mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat
menurun kadarnya, sementara giberelin dan auksin meningkat. Perubahan pengendalian ini
merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung
radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari
dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji
cukup lunak bagi embrio untuk dipecah. Selanjutnya biji diletakkan pada gelas yang diberi
kapas basah yang pada bagian dasarnya. Pemberian air dalam kapas bertujuan untuk memberi
tempat lembab pada biji. Kadar air dalam lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan
serta perkembangan tumbuhan.
Hasil percobaan yang diperoleh dari praktikum ini dapat dilihat pada tabel hasil
pengamatan. Jika ditinjau dari arah bengkok batang tanaman kacang hijau menunjukkan
adanya arah belok batang menuju arah cahaya maka pada percobaan fototropisme ini disebut
fototropisme positif, karena geraknya menuju ke arah rangsangan. Sedangkan pada tanaman
kacang merah batang tanaman terlihat pucat hal tersebut dikarenakan kacang merah
ditempatkan ditempat yang tertutup sehingga hormon auksin bekerja dan dapat mempercepat
pertumbuhan tanaman kacang merah. Hal tersebut dapat dilihat saat hari ke-6 pada tanaman
kacang merah akar mulai muncul lebih panjang daripada tanaman kacang hijau. Tumbuhan
yang sedang tumbuh, auksin dihasilkan pada ujung pertumbuhan, meningkatkan elongasi sel-
sel tumbuhan. Konsentrasi auksin lebih besar pada sisi batang yang lebih gelap, sehingga sel-
sel di bagian tersebut tumbuh lebih panjang dibandingkan sel-sel yang terkena cahaya.
Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air
yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan
memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang
menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna
bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutriennutriennya
dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Organ pertama yang muncul dari biji
yang berkecambah adalah radikula, yaitu akar embrionik. Berikutnya, ujung tunas harus
menembus permukaan tanah. Pada kacang dan banyak tumbuhan dikotil lainnya, hipokotil
akan berbentuk seperti kait dan pertumbuhan akan mendorong kait itu ke atas permukaan
tanah. Dirangsang oleh cahaya, hipokotil akan tumbuh lurus, mengangkat kotiledon dan
epikotil. Dengam demikian, ujung tunas yang lembut dan kotiledon yang sangat besar itu
ditarik ke atas permukaan tanah, bukan didorong oleh ujungnya melalui tanah yang abrasif.
Sekarang epikotil menyebarkan helai daun pertamanya, yang mengembang, menjadi hijau
dan mulai membuat makanan melalui fotosintesis. Kotiledon akan layu dan rontok dari biji
karena cadangan makanannya telah dihabiskan oleh embrio yang berkecambah.
Faktor dari dalam yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara
lain : faktor hereditas, faktor dari gen tanaman itu sendiri, dimana faktor hereditas ditentukan
oleh induk (parental) tanaman itu sendiri. Hormon pada tumbuhan ada 5 hormon utama
dalam tumbuhan yaitu: Asam absisat (ABA) berperan dalam dormansi kuncup dan gugurnya
daun-daun. Auksin terdapat di meristem apikal dan berperan dalam pertumbuhan memanjang.
Auksin menyebabkan terjadinya dominasi apikal. Sitokinin berperan mempercepat
pembelahan sel dan memperkecil dominasi apikal. Etilen terdapat pada buah yang sudah tua,
berperan dalam pemasakan buah. Giberalin berperan dalam pembelahan dan pemanjangan sel
(tetapi tidak pada akar). Giberelin dimanfaatkan untuk menghasilkan buah yang lebih besar.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa gerak fototropisme positif
pada tanaman kacang hijau lebih lambat pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan
dengan tanaman kacang merah. Sedangkan kacang merah termasuk ke dalam gerak
fototropisme negative. Hal ini dikarenakan pada kacang merah terdapat hormon yang aktif
bekerja saat berada di tempat tertutup yaitu hormon auksin yang berfungsi untuk
mempercepat pertumbuhan tanaman ditempat tertutup/gelap. Sedangkan pada tanaman
kacang hijau pertumbuhannya lambat karena dipengaruhi oleh cahaya dengan arah tumbuh
mengikuti arah cahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Asbur,Y. 2017. Peran fotoreseptor pada tropisme tanaman sebagai respon terhadap cahaya.
Agriland : Jurnal Ilmu Pertanian,6(2) : 91-100.

Champbell,N.A., Reece,J.B., dan Mitchell, L.G. 2004. Biologi Edisi Ke Lima, Jilid III.
Erlangga : Jakarta.

Ihsan,B. 2021. Dasar – dasar Mikrobiologi. Sumatera Barat : Ihsan Cendekia Mandiri.

Jumadi, J., et al.2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Disertai Media Animasi pada Materi Gerak Tumbuhan. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(1)

Kahlen.2009. Modeling leaf phototropism in a cucumber canopy. Germany.

Reza, Muhammad. 2021. Gerak Taksis : Pengertian, Pembagian, dan Contoh Gerak Taksis.
https://www.mandandi.com/2021/11/gerak-taksis-pengertian-pembagian-dan.html
[Diakses Selasa, 15 November 2021].

Salami, D., & Hardigaluh, B. 2016. Pengaruh Metode Question Student Have Berbantuan
Media Animasi terhadap Hasil Belajar Kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 5(12) : 1-13.

Anda mungkin juga menyukai