Anda di halaman 1dari 33

Praktikum Fototropisme Positif dan

Geotropisme Positif
SABRINA INTAN MAULIDA (1813041046)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan
Phaseolus vulgaris
2. Untuk mengetahui pengaruh
gravitasi terhadap
pertumbuhan Phaseolus
vulgaris
FOTOTROPISME
POSITIF
Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang tampak antara lain pada
pertumbuhannya. Respon terhadap perubahan lingkungan yang diwujudkan sebagai pertumbuhan mengakibatkan
bagian tertentu lebih cepat tumbuh dibandingkan yang lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata
LANDASAN walaupun umumnya lebih lambat dari pada gerak nasti. Di antara gerak akibat tumbuh yang dikenal adalah gerak
tropisme. gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya cahaya disebut fototropisme. Setiap
organisme mampu menerima rangsang yang disebut iritabilitas, dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut.
TEORI Salah satubentuk tanggapan yang umum adalah berupagerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau
perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Jika pada hewan rangsang disalurkan melalui saraf,
maka pada tumbuhan rangsang disalurkan melalui benang plasma (plasmodema) yang masuk ke dalam sel melalui
dinding yang disebut noktah (Salisbury dan Ross, 1995). Gerak pada tumbuhan biasanya sangat lambat sehingga
tidak terlihat oleh mata. Gerak pada tumbuhan tidak seperti pada hewan. Hewan dapat berpindah tempat dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Sedangkan tumbuhan tetap berada ditempat tumbuhan. Meskipun tidak memiliki system
saraf seperti hewan, tumbuhan memiliki kemampuan menjawab atau menanggapi rangsangan walaupun lambat.
Kemampuan menanggapi rangsangan atau memberi reaksi terhadap rangsangan disebut iritabilitas. Jadi, gerak
pada tumbuhan biasanya terjadi karena rangsangan dari luar. Proses tumbuh dari tumbuhan juga merupakan gerak
pada tumbuhan (Mikrajuddi, 2006).
Pergerakan tanaman dilakukan oleh sebagian organ-organnya atau seluruh organ tumbuhan. Pergerakan ini
dipengaruhi oleh factor rangsangan dari luar seperti cahaya, sentuhan, dan gravitasi bumi juga dari dalam bagian
tumbuhan sendiri seperti pergerakan sitoplasma sel. Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena
rangsangan cahaya. Gerak bagian tumbuhan yang menuju kea rah cahaya disebut fototropisme positif (Nomicki,
2008: 455).Teory Cholodny-Went tentang tropisme menetapkan bahwa penyinaran sepihak merangsang
penyebaran yang berbeda (differensial) IAA dalam batang. Sisi batang yang disinari mengandung IAA lebih
rendah dibandingkan dengan sisi gelap. Akibatnya sel-sel pada sisi yang gelap tumbuh memanjang lebih dari pada
sel-sel pada sisi yang disinari, sehingga batang akan membengkok ke arah sumber cahaya. Spektrum kegiatan
fototropisme menunjukkan bahwa pigmen penyerap cahaya biru adalah yang bertanggungjawab sebagai perantara
respon cahaya. Karotenoid dan riboflavin adalah pigmen kuning dan keduanya dilibatkan dalam fototropisme.
Fototropisme atau heliotropisme adalah gerak tumbuhan yang terjadi akibat pengaruh arah datangnya rangsang
berupa cahaya. Fototropisme dibagi menjadi dua, yaitu:
• Fototropisme positif adalah gerak tanaman menuju ke arah datangnya cahaya. Contohnya ujung batang bunga
matahari yang membelok menuju ke arah datangnya cahaya.
• Fototropisme negative adalah gerak
Alat dan Bahan Kacang yang
sudah
berkecambah

kapas
1
Air 2
Gelas 3
plastik
Penggaris 4
dan alat
dokumentasi 5
1. Membuat perkecambahan dengan menggunakan kacang hijau
(Vigna radiata) pada 3 buah gelah plaistik yang sudah diberikan
Prosedur Kerja kapas basah. Tunggu hingga kacang hijau berkecambah.
2. Setelah berkecambah, meletakkan kecambah pada tempat benar-
benar gelap, tempat terang dan kardus yang telah dilubangi
(diameter lubang ± 25 cm) dan kardus diletakkan pada tempat
terang.
3. Melakukan percobaan selama 7-10 hari. Hari pertama dihitung
saat dimulai perlakuan.
4. Mengamati pertumbuhan kecambah setiap harinya dan dilakukan
pengukuran terhadap jumlah daun, luas daun, tinggi batang, lebar
batang, warna daun, warna batang, dan arah pertumbuhan batang.
5. Buatlah tabel pengamatan berdasarkan kriteria diatas.
6. Lengkapi dengan hasil dokumentasi.
7. Untuk percobaan perkecambahan yang dilakukan pada tempat
terang dilengkapi dengan grafik pertumbuhan hari ke 1-10 hari.
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kacang Hijau di Tempat Terang

Kriteria Pertumbuhan Kacang Merah Hari-ke (cm)


Pengamatan
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7

Jumlah daun
- - - 2 2 2 2

Luas daun - - - 0.34 cm 0.5 cm 0.7 cm 1.06 cm


Tinggi batang 3.4 5,2 cm 7.3 cm 9.5 cm 13 cm 17 cm

Lebar batang
- 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm

Warna daun - - - Hijau Hijau hijau Hijau tua


Warna batang
- Hijau Hijau Hijau Hijau hijau Hijau

Arah
Lurus ke Lurus ke Lurus ke Lurus ke
pertumbuhan - - - atas atas atas atas
batang
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kacang Hijau di Tempat Terang dengan Kardus Berlubang

Kriteria Pertumbuhan Kacang Hijau Hari-ke


Pengamatan
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8

Jumlah daun
- - - 2 2 2 2 2

Luas daun - - - 0.32 cm 0.5 cm 0.7 cm 1.2 cm 1.5 cm


Tinggi batang
- - - 6.8 cm 8 cm 10 cm 13 cm 18 cm

Lebar batang
- - - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm

Warna daun - - - Hijau Hijau hijau Hijau tua Hijau tua


Warna
batang - - - Hijau Hijau hijau Hijau Hijau

Arah Membeng Memben Membeng Memben


Lurus
pertumbuhan - - - keatas
kok ke gkok ke kok ke gkok
batang lubang lubang lubang kelubang
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kacang Hijau di Tempat Gelap

Kriteria Pertumbuhan Kacang Hijau Hari-ke


Pengamatan
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8

Jumlah daun
- - - 2 2 2 2 2

Luas daun - - - 0.32 cm 0.5 cm 0.7 cm 1.06 cm 1.5 cm


Tinggi batang - - - 13 cm 15 cm 17 cm 21 cm 22 cm

Lebar batang
- - - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm

Warna daun - - - Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning


Warna Kekuning Kekunin
batang - - - Putih Putih Putih
an gan
Arah
Lurus ke Lurus ke Lurus ke Lurus ke Lurus
pertumbuhan - - - atas atas atas atas ke atas
batang
Foto Hasil Praktikum
Lampiran 1. Hasil Praktikum Fototropisme
Fototropisme
(tempat terang)

Gambar 1. Hari-1 kacang merah di Gambar 2. H-2 kacang merah di Gambar 3.H-3 kacang merah di tempat
tempat terang tempat terang terang

Gambar 4. Hari-4 kacang merah di Gambar 5. H-5 kacang merah di Gambar


Gambar6.6.H-6
H-2kacang
kacangmerah
merahdidi Gambar 6. H-7 kacang merah
tempat terang tempat terang tempat
tempatterang
terang di tempat terang
Foto Hasil Praktikum
Lampiran 1. Hasil Praktikum Fototropisme
Fototropisme
(tempat gelap)

Gambar 1. Hari-1 kacang merah di Gambar 2. H-2 kacang merah di Gambar 3.H-3 kacang merah di tempat
tempat gelap tempat gelap gelap

Gambar 4. Hari-4 kacang merah di Gambar 5. H-5 kacang merah di Gambar 6. H-6 kacang merah di Gambar 6. H-7 kacang merah
tempat gelap tempat gelap tempat gelap di tempat gelap
Foto Hasil Praktikum
Lampiran 1. Hasil Praktikum Fototropisme
Fototropisme
(Di Kerdus)

Gambar 1. Hari-1 kacang merah di Gambar 2. H-2 kacang merah di Gambar 3.H-3 kacang merah di tempat
tempat kerdus tempat kerdus kerdus

Gambar 4. Hari-4 kacang merah di Gambar 5. H-5 kacang merah di Gambar 6. H-6 kacang merah di Gambar 6. H-7 kacang merah
tempat kerdus tempat kerdus tempat kerdus di tempat kerdus
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan pengamatan pada pertumbuhan kecambah kacang Vigna radiata yang
diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya yang berbeda. Pengamatan dilakukan selama 7 hari. Digunakan 5
kecambah pada setiap media tumbuh dan diletakkan di ruangan atau tempat yang memiliki intensitas cahaya berbeda.
Tempat pertama diletakkan di tempat si ruangan yang ada cahaya matahari, media tumbuh kedua diletakkan diruangan
yang gelap dan terakhir di dalam kardus yang sudah di beri lubang dan kardus diletakkan di tempat yang terang,
Pada variabel pertama kecambah yang ditempatkan pada tempat yang terang sesuai dengan hasil pengamatan yang
dilakukan selama 7 hari dihasilkan pertumbuhan kecambah seperti yang tertera pada hasil pengamatan diatas. Adapun
pertumbuhan yang terjadi disajikan dalam grafik sebagai berikut.
10
17
13 0.12
8
9,5 0.1
7,3
6
5,2
0.08
4
3,4 0.06
2 0.04
0.02
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 0
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
Column2 1 2 3 4 5 6 7
Column2
2
1,06
0,7
1.5
0,5
0,34
1
0
0.5

0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
Column2
Pada grafik yang dibuat menunjukkan hasil terjadi penambahan tinggi pada batang tiap harinya. Perkembangan terhadap
bertambahnya tinggi batang tanaman ini dipengaruhi oleh hoemon auksin yang ada pada tumbuhan itu sendiri. Hormon auksin
akan membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang,
mempercepat perkecambaha, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat proses pemasakan buah, mengurangi
jumlah biji dalam buah, kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.
Pertumbuhan pada batang kecambah yang diletakkan pada tempat yang terang memiliki tinggi batang yang tidak terlalu
tinggi jika dibandingkan dengan tinggi batang tanaman yang diletakkan pada tempat yang memiliki intensitas cahaya yang
lebih rendah. Hal ini juga disebabkan karena adanya kinerja dari hormone auksin. Kerja auksin sendiri sangat dipengaruhi oleh
ada tidaknya cahaya matahari. Cahaya matahari dapat mengganggu auksin sehingga proses pemanjangan sel menjadi
terhambat. Jadi tak dipungkiri memang tinggi batang pada tempat yang terang lebih rendah dibandingkan dengan tempat yang
lebih gelap. Auksin sedniri sesungguhnya tidak langsung terganggu oleh adanya cahaya matahari, yang terjadi adalah auksin
terganggu karena pengaruh molekul xanothin yang timbul karena penyinaran karotenoid. Terganggunya auksin menyebabkan
sel-sel pada daerah yang terkena cahaya tidak bertambah panjang sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat.
Warna pada kecambah yang diletakkan pada tempat terang memiliki warna hijau tua yang segar. Hal ini terjadi karena
fotosintesis pada tempat yang terang berjalan dengan baik. Cahaya tidak dapat dipisahkan dari fotosintesis karena cahaya
merupaka bahan bakar untuk menghasilkan karbohidrat dan Oksigen. Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan, terutama
karena perannya dalam kegiatan fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembuangaan, pembukaan dan
penutupan stomata, perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan,
reproduksi dan hasil tanaman melalui prose fotosintesis (Nurshanti, 2011). Warna hijau pada daun merupakan salah satu
aplikasi dari pigmen klorofil. Selain memberikan warna hijau pada daun, klorofil memiliki andil besar dalam proses fotosintesis,
tanpa adanya klorofil fotosintesis tidak mungkin terjadi, kondisi ini terjadi karena klorofil memiliki sifat dapat menerima sinar
cahaya dan dapat mengembalikannya dalam kondisi gelombang yang berbeda. Klorofil dapat mengalami degradasi warna
yang awalnya berwarna hijau dapat berubah menjadi warna kuning.
Selanjutnya tumbuhan kedua diletakkan pada tempat pada kardus yang memiliki intensitas cahay lebih rendah dari
sebelumnya. Dengan diletakkan pada kardus yang di beri lubang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 7 hari
menghasilkan bahwa kecambah pada tempat tersebut bisa tumbuh dengan baik mengalami penambahan tinggi dan memiliki
daun pada tumbuhan yang tumbuh. Walaupun secara kealitas missal pada warna daun tidak berwarna hijau tua. Dan batang
yang dimiliki cenderung menuju kearah bagian kardus yang dilubangi tidak tumbuh lurus keatas. Seperti juga pemaparan
diatas hormone auksi memiliki peran yang penting atas terjadinya peristiwa pertumbuhan ini. Hormon auksin bisa bekerja
dengan membelakangi sinar matahari. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh cahaya matahari
akan tumbuh optimal karena hormon auksin bekerja dengan baik. Hormon auksin adalah hormon pada tumbuhan yang
berperan merangsang pembelahan sel dan pengembangan sel yang bersifat menjauhi cahaya. Hormon auksin dapat bekerja
maksimal pada tempat yang berkosentrasi rendah yaitu ruang yang gelap dan cahaya matahari yang tidak terlalu banyak.
Hormon auksin dapat menghambat pertumbuhan tanaman apabila berada pada daerah dengan konsentrasi tinggi dan auksin
dapat rusak. Hal inilah yang menyebabkan batang membelok ke arah datangnya sinar bila diletakkan mendatar, karena bagian
yang tidak terkena sinar pertumbuhannya lebih cepat dari bagian yang terkena sinar, akibatnya batang melengkung ke arah
datangnya sinar. Dengan intensitas cahaya yang tidak terlalu banyak menyebabkan hormone auksin bekerja dengan baik dan
bisa dilihat pada table hasil pengamatan tinggi tanaman pada tempat ini memiliki tinggi batang yang paling tingi.
Kualitas daun pada kecambah yang diletakkan pada tempat ini memiliki warna hijau pucat. Hal ini karena intensitas yang
masuk kedalam tumbuhan tidak banyak. Sehingga perkembangan tumbuhan juga mengalami beberapa penghambatan.
Kekurangan cahaya matahari akan menyebabkan proses fotosintesis terganggu, sehingga proses pembentukan organ
vegetatif dan generatif pun terganggu. Akibatnya, tanaman menunjukkan gejala etiolasi, yaitu tanaman tumbuh memanjang,
kurus, lemah, dan pucat (Cahyono, 2002). Warna pucat karena adanya kekurangan zat klorofil pada daun. Adanya perbedaan
warna daun yang seharusnya hijau segar disebabkan karena adanya gangguan dalam metabolism pada daun akibat adanya
intensitas cahaya yang rendah. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan generatif berhubungan dengan tingkat
fotosintesis. Fotosintesis merupakan sumber energi bagi proses pembungaan yang juga melalui mekanisme hormon tanaman
(Astuti dan Sri, 2010).
Pada tempat terakhir pengamatan pada tumbuhan kecambah yang diletakkan pada tempat yang gelap. Pada kali ini
diletakkan di dalam lemari hal ini bertujuan agar tumbuhan ditempatkan pada tempat yang benar-benar gelap. Setelah
dilakukan pengamatan selama 7 haridihasilkan bahwa tumbuhan kecambah yang ditempatkan pada tempat gelap juga bisa
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun, tentunya pertumbuhan yang terjadi akan berbeda seperti pertumbuhan
tanamana yang ada pada tempat sebelumnya dengan memiliki intensitas cahaya. Pada tempat ini tumbuhan tidak sama sekali
mendapatkan intensitas cahaya matahari.
Secara kualitas yang dihasilkan pada tanaman yang ditumbuhkan pada tempat yang gelap berdasarkan table hasil
pengamatan menunjukkan bahwa tinggi tanaman mengalami pertambahan. Namun arah tumbuh batang sudah mulai
mengalami perubahan pada hari ke5 menuju ke6. selain itu batang cenderung layu dan tidak bisa tumbuh tegak keatas. Hal ini
merupakan gejala adanya etiolasi (Arum, 2011). Etiolasi dipengaruhi oleh adanya hormon yang ada di dalam tanaman yaitu
auksin. Di tempat rendah cahaya, auksin akan memacu pertumbuhan batang lebih tinggi namun tanaman menjadi lemah,
batang tidak kokoh, daun kecil, dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari.
Berbeda dengan tumbuhan pada tempat intensitas rendah yang memiliki arah tumbuhan batang yang menuju ketempat
datanganya cahaya karena hormone auksin yang ada pada ujung tanaman tersebut tidak merangsang adanya pertumbuhan
sehingga yang mengalami pertumbuhan batang yang tidak terkena matahari langsung dan menyebabkan tanaman memiliki
arah tumbuh menuju datangnya cahaya. Sedangkan pada tempat yang gelap seluruh hormone auksin pada bagian tanaman
aktif karena tidak adanya penghambat berupa cahaya matahari. Sehingga menyebabkan semua bagian tumbhan mengalami
pertumbuhan.
Peran cahaya juga yang mengakibatkan adanya warna daun yang kuning pada kecambah yang tidak terkena sinar
matahari, sedangkan kecambah yang terkena sinar matahari berwarna hijau segar. Hal ini disebabkan karena Selama proses
perkecambahan biji akan menggunakan energi dari kotiledon yang berisi cadangan makanan hingga bisa menghasilkan energi
sendiri. Dalam hal ini tumbuhan membutuhkan cahaya untuk melangsungkan proses fotosintesis. Jika tidak terdapat cahaya
(seperti pada perlakuan) maka tumbuhan hanya mengambil energi dari kotiledon yang jumlahnya terbatas. Selain itu karena
tidak ada cahaya maka tumbuhan tidak membentuk klorofil secara sempurna sehingga warna batang dan daun juga tidak
hijau karena tidak ada klorofil,melainkan warnanya menjadi kuning..
GEOTROPISME
POSITIF
Landasan Teori
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra,
tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya
tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-
rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu
gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis. (Uya, 2010).
Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat
rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak yang
disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Tetapi setelah terjadi pembuahan, gerak bunga kemudian ke bawah
menuju tanah ke pusat bumi dan berkembang terus menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian, terjadi perubahan gerak tumbuh
pada bunga kacang tanah. Sebelum pembuahan adalah geotropisme negatif dan setelah pembuahan adalah geotropisme positif. Sel-sel
tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan padat. Dengan adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair akan
berada di atas. Sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi
dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith). Gerak pada
tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka
terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi,
dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia.
Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan
dengan gravitasi bumi, maka keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif. Contohnya seperti pertumbuhan batang sebagai organ
tanaman, tumbuhnya kearah atas. Sedangkan geotropisme positif adalah organ-organ tanaman yang tumbuh kearah bawah sesuai
dengan gravitasi bumi. Contohnya tumbuhnya akar sebagai organ tanaman ke arah bawah. Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat
rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi).Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak yang disebabkan
rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah
gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif.Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain
yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif.(Nopi, 2009).
Alat dan 01 Kecambah kacang
merah dan Air
Bahan
02 Botol Plastik 1,5 L
03 Kapas

04 Penggaris

05 Benang Jahit
Cara Kerja
Keenam Pertama
Lengkapi dengan hasil Buatlah kecambah dari kacang hijau,
dokumentasi kecambah dihasilkan dengan
merendam biji sampai keluar akar

Kedua
Kelima kecambah dipindahkan ke penggaris
Lakukan percobaan selama 7- pendek, kira-kira panjang penggaris
10 hari dan Amati arah (15cm) yang sudah diselimuti oleh
pertumbuhan akar dan panjang kapas basah. Sebelumnya kapas
akar setiap harinya basah diikat pada penggaris tersebut.
Buatlah 3 percobaan dengan 3
penggaris dan kapas basah

Keempat
Penggaris yang sudah dilekati dengan Ketiga
kecambah kacang merah ditaruh pada Kecambah kemudian diikat pada penggaris
wadah gelas air yang sudah diisi air, tersebut dengan posisi akar di atas, di
dengan posisi penggaris miring diagonal, samping dan di bawah. Kecambah diikat
kapas terendam, tetapi tidak merendam dengan menggunakan benang kain. Pada
kecambah terbawah masing-masing penggaris diisi dengan 3
kecambah
Hasil :
Tabel 1. Hasil Pengamatan arah tumbuh akar
Pengamatan Arah akar ke..... Pada......
Kecambah Pada :
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7

Botol 1 A Atas Atas Atas Bawah Bawah Bawah Bawah


B Samping Samping Samping Bawah Bawah Bawah Bawah
C Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah
Botol 2 A Atas Atas Atas Bawah Bawah Bawah Bawah
B Samping Samping Samping Bawah Bawah Bawah Bawah
C Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah
Botol 3 A Atas Atas Atas Bawah Bawah Bawah Bawah
B Samping Samping Samping Bawah Bawah Bawah Bawah
C Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah Bawah

Keterangan perlakuan : A biji ke atas, B biji ke samping, C biji ke bawah


Tabel 2. Hasil Pengamatan Panjang Akar

Pengamat Pengamatan rerata panjang akar pada masing-masing botol hari ke- (cm)
an pada :
1 2 3 4 5 6 7

Botol 1 1,3 cm 1,4 cm 1,5 cm 1,6 cm 1,6 cm 1,6 cm 2,3 cm


Botol 2 1,8 cm 2,8 cm 3,5 cm 3,7 cm 4,1 cm 4,8 6 cm
Botol 3 1,5 cm 1,9 cm 2,7 cm 3 cm 4,2 cm 5,8 10 cm
Hasil Praktikum Geotropisme

Gambar 1. Hari-1 Gambar 3. Hari-1


Gambar 2. Hari-1
tanaman Phaseolus tanaman Phaseolus
tanaman Phaseolus
vulgaris pada botol 1 vulgaris pada botol 3
vulgaris pada botol 2
Hasil Praktikum Geotropisme

Gambar 4. Hari-2 tanaman Phaseolus vulgaris pada semua botol


Hasil Praktikum Geotropisme

Gambar 4. Hari-4 tanaman Phaseolus vulgaris pada semua botol


Hasil Praktikum Geotropisme

Gambar 4. Hari-6 tanaman Phaseolus vulgaris pada semua botol


Hasil Praktikum Geotropisme

Gambar 4. Hari-7 tanaman Phaseolus vulgaris pada semua botol


Pembahasan Praktikum Geotropisme
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan menempatkan kecambang kacang hijau dengan arah tumbuh akar yang
berbeda. Dengan menghadap bawah, samping, dan atas. Seperti pada hasil pengamatan yang ada, tanaman
mengalami pertumbuhan yang berbeda pada setiap tempat penempatan kecambah. Pada praktikum ini dilakukan
pengamatan selama 7 hari dengan objek yang diamati adalah akar pada tanaman. Variabel yang diamati adalah
panjang akar setiap harinya dan arah tumbuh akar. Terlihat bahwa mulai pada hari ke5 menunjukkan bahwa
pertumbuhan akar bersifat geotropism positif. Hal ini terlihat ketika letak kecambah yang awalnya berada di atas
berlawanan dengan gravitasi mulai bergerak tumbuh ke arah menyamping agak kebawah begitu pula pada kecambah
yang terletak disamping mengalmi pertumbuhan akar menuju kebawah. Hal ini menunjukkan bahwa perkecambahan
menggunakan kacang hijau bersifai geotropism positif.
gerak akar pada pengamatan kali ini bersifat geotropism positif. Akar selalu tumbuh menuju ke arah bawah akibat
rangsangan gaya Tarik bumi (gaya gravitasi). Gaya tumbuh akar ini merupakan pengaruh lain dari gerak tropisme.
Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh
rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar
disebut geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme
negatif.
Pertumbuhan akar tanaman ke bawah dipengaruhi gaya gravitasi bumi karena terjadi redistribusi hormon auksin di
ujung akar. auksin terdistribusi saat akar berbelok 90 derajat, dan jauh lebih cepat dari dugaan sebelumnya. Keadaan
auksin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman (celeoptile) diletakan secara horizontal, maka
akumulasi auksin akan berada di dagian bawah. Hal ini menunjukan adanya transportasi auksin ke arah bawah
sebagai akibat dari pengaruh geotropisme. auksin adalah salah satu hormone tumbuh yang tidak terlepas dari
proses pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) suatu tanaman.
Kesimpulan

Fototropisme merupakan Geotropisme merupakan


gerak tumbuhan yang gerak tumbuhan yang
dipengaruhi oleh datangnya dipengaruhi oleh gaya
cahaya matahari gravitasi

Hormon auksin bekerja Hormon auksin juga dapat


sesuai dengan ada dipengaruhi oleh adanya
tidaknya intensitas cahaya gaya gravitasi

Adanya hormone auksin Pertumbuhan akar


mempengaruhi bergerak secara
pertumbuhkembangan geotropisme
tumbuhan
Daftar Pustaka
Astuti dan Sri. (2010). Desain Closed Photobioreaktor Chlorella VulgarisSebagai Mitigasi Emisi CO2.
Jurnal
sains dan seni its vol. 1.

Arum N. (2011). Peran Hormon Auksin. www.nurlailiarum.wordpress.com [ diakses pada 11 April 2020]

Cahyono. (2002).Dasar dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Nurshanti. (2011).Jurnal Ilmiah Sains Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Universitas Sam Ratulangi:
Manado. Vol 12.

Wiraatmaja, I. 2017. Gerak Pada Tumbuhan. Badung. Udayana press


TERIMA KASIH

Contents Here

Anda mungkin juga menyukai