Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROSES DIFUSI DENGAN MENGUKUR

LAJU MENGGUNAKAN STOPWATCH

Dosen Pengampu :

Ida Ayu Purnama Bestari, S.Pd., M. Sc.

Disusun oleh:

Luluk Wijayanti (2110410045)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
I. JUDUL
Proses Difusi Pada Zat Warna
II. TUJUAN
2.1 Mengetahui proses difusi pada beberapa macam zat
2.2 Mengetahui laju kecepatan difusi pada pelarut yang berbeda menggunakan stopwatch
III. LANDASAN TEORI
Difusi adalah perpindahan partikel molekul ion dan atom dimana peristiwa ini
mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut
gradien konsentrasi. Pada proses difusi molekul yang berukuran besar dapat melewati
membran sel tanpa bantuan protein pembawa sedangkan pada proses difusi terfasilitasi
membutuhkan bantuan protein pembawa. Alasan yang benar yaitu pada proses difusi
molekul yang berukuran kecil dapat melewati membran sel tanpa bantuan protein pembawa
sedangkan pada proses difusi terfasilitasi membutuhkan bantuan protein pembawa (James et
al., 2006 : 27).
Proses difusi ini terjadi karena adanya pergerakan serta energy kinetik yang terjadi
pada zat yang mengalami proses difusi tersebut, arah gerakan proses difusi terjadi secara
acak karena adanya hantaman antar molekul satu sama lain dengan kecepatan transport
molekul yang berdifusi dihitung dalam flux yakni besarnya massa yang melewati satu luas
permukaan tertentu pada satu waktu tertentu. Perpindahan molekul melalui membran ini
dibagi menjadi dua, yakni transpor pasif dan transpor aktif. Transpor pasif merupakan
perpindahan partikel yang disebabkan oleh energy kinetik yang dimilikinya. Transpor pasif
ini difusi suatu zat melewati membrane biologis. Pergerakkan difusi dan penyajian energi
potensial dilakukan oleh gradien konsentrasi sendiri. Sifat membran adalah permeable
selektif sehingga mempunyai efek berbeda-beda terhadap laju difusi berbagai molekul
(Campbell et al., 2008 : 143).
Difusi merupakan transpof pasif dalam artian perpindahan molekul yang tidak
memerlukan energy karena sudah memiliki energy kinetik alami. Perpindahan dilakukan
oleh larutan yang mempunyai kepekatan tinggi menuju larutan yang mempunyai kepekatan
rendah, sampai menemukan acuan kondisi seimbang atau kedua larutan yang sama besar.
Difusi dapat terjadi pada 2 larutan yang berbeda dengan dipisahkan oleh membran. Zat
dengan memiliki massa berat yang kecil akan lebih cepat mengalami difusi daripada zat
yang memiliki massa berat yang besar (Koryati et al., 2021 : 20).
Menurut (Susilawati dan Bakhtiar, 2018 : 31) difusi terbagi menjadi 2 yakni difusi
bebas dan difusi terikat. Difusi bebas yaitu proses pengangkutan molekul tanpa adanya
penggunaan bantuan protein pembawa (carrier), pada transportasi ini molekul mengalami
perpindahan dari keadaan hipertonis (larutan yang memiliki konsentrasi terlarut tinggi)
menuju daerah hipotonis (larutan yang memiliki konsentrasi terlarut rendah) tanpa bantuan
protein ataupun energy lain. Sedangkan difusi terikat atau difusi terfasilitasi yaitu proses
pengangkutan molekul dengan adanya penggunaan bantuan protein pembawa (carrier), pada
transportasi ini molekul mengalami perpindahan dari keadaan hipertonis (larutan yang
memiliki konsentrasi terlarut tinggi) menuju daerah hipotonis (larutan yang memiliki
konsentrasi terlarut rendah) dengan menggunakan bantuan protein pada membrane sel.
Pada difusi, factor – factor penyebab kelajuan pada proses difusi antara lain besar
perbedaan konsentrasi, ditinjau dari besar perbedaan konsentrasi antar sel di dalam maupun
sel diluar. Suhu, ditinjau dari panas dingginnya suhu, suhu yang lebih panas akan
mengakibatkan tingkat kelajuan difusi akan semakin meningkat. Luas permukaan, ditinjau
dari tebal tipisnya dan luas sempitnya permukaan, semakin tebal dan luas nya suatu
permukaan akan mengakibatkan proses difusi akan semakin lambat. Hal ini terjadi karena
dalam penyebaran untu melewati pembatas dari zat berkonsentrasi tinggi menuju rendah
akan lebih lama menjangkau area yang luas. Besar kecilnya molekul, ditinjau dari tipe
ukuran molekul atau ion yang berdifusi (Nursita et al., 2020 : 77). Jumlah zat yang tersedia,
ditinjau dari banyak sedikitnya zat yang akan berdifusi juga akan mempengaruhi kelajuan
proses difusi. Semakin sedikit zat maka proses difusi akan semakin cepat hal ini terjadi
karena sirkulasi lancar tanpa saling berebut untuk dapat menembus membrane dengan
konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah (Mindariati, 2021).
IV. METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
4.1.1.1 Gelas plastik
4.1.1.2 Stopwatch
4.1.1.3 Sendok teh
4.1.2 Bahan
4.1.2.1 Pewarna makanan warna merah
4.1.2.1 Alkohol 70%
4.1.2.1 Air
4.2 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyiapkan enam gelas plastik bekas dengan mengisi tiga gelas plasti dengan air
50 ml dan tiga gelas plastik lainnya dengan alkohol 50 ml
3. Mengukur gula sebanyak satu sendok teh kemudian menaruhnya ke dalam gelas 1
4. Mengukur garam sebanyak satu sendok teh kemudian menaruhnya ke dalam gelas
2
5. Meneteskan pewarna makanan ke dalam gelas 3
6. Mengamati zat mana yang lebih cepat untuk mudah larut dalam air pada ketiga
gelas plastik
7. Melakukan hal yang sama seperti langkah kerja sebelumnya tetapi menggunakan
pelarut alkohol
8. Mengamati zat mana yang lebih cepat untuk mudah larut dalam alkohol pada
gelas plastic 4,5,6
V. HASIL PENGAMATAN
No Zat Pelarut Waktu
terlarut
1 Gula Air 4 menit 35
detik

2 Garam Air 10 menit 12


detik
3 Pewarna Air 4 menit 30
detik

4 Gula Alkohol 25 menit

5 Garam Alkohol 47 menit 10


detik
6 Pewarna Alkohol 19 menit 30
detik

7 Pewarna Air gula dan 26 menit 14


alkohol detik
VI. PEMBAHASAN
Praktikum tentang difusi menggunakan beberapa zat yaitu gula, garam, dan pewarna.
Menggunakan pelarut seperti air dan alkohol. Pada gelas 1, dimana menaruh gula di dalam air
waktu yang diperlukan gula untuk larut di dalam air yaitu pada waktu ke 4 menit 35 detik
Pada gelas 2, dimana menaruh garam di dalam air waktu yang diperlukan garam untuk larut
di dalam air yaitu 10 menit 12 detik. Pada gelas 3, dimana menaruh pewarna ke dalam air
waktu yang diperlukan pewarna untuk menyebar di dalam air yaitu 4 menit 30 detik. Pada
gelas 4 menaruh gula ke dalam pelarut alkohol waktu yang diperlukan gula untuk larut dalam
alkohol adalah 25 menit. Pada gelas 5 menaruh garam ke dalam alkohol dimana waktu yang
diperlukan garam untuk larut ke dalam alkohol yaitu 47 menit 10 detik. Pada gelas 6 menaruh
pewarna ke dalam pelarut alkohol dimana waktu yang diperlukan untuk zat pewarna
menyebar yaitu pada 19 menit 30 detik. Pada gelas bekas air gula dengan alkohol
ditambahkan pewarna, warna akan menyebar dalam waktu 26 menit 14 detik.
Air merupakan pelarut yang sangat baik. Berdasarkan uraian hasil pengamatan, dapat
dilihat laju tercepat dari proses difusi yang menggunakan air sebagai pelarutnya adalah pada
gula. Meskipun air merupakan pelarut yang baik, ada suhu tertentu dimana gula dan garam
yang padat lebih mudah larut dan juga dipengaruhi oleh pergerakan molekul yang ada pada
air. Garam tidak mudah larut di dalam air dikarenakan zat yang terkadung di dalam bersifat
anorganik. Sedangkan gula mudah larut dalam air karena molekul air menarik sisi polar dari
molekul gula. Gula termasuk ke dalam senyawa organik sehingga mudah untuk larut. Begitu
juga dengan zat pewarna yang awalnya seperti titik gumpal kemudian menyebar. Zat pewarna
lebih mudah larut daripada gula karena pewarna yang saya gunakan adalah pewarna makanan
cair sehingga akan mudah larut pada air. Hal ini dikarenakan bersifat homogen menyatu pada
air.
Alkohol merupakan pelarut berupa senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil
yang terikat pada atom karbon lainnya. Alkohol bersifat polar. Gula sendiri memiliki sisi
polar sehingga partikel gula dapat larut dalam alkohol meskipun dalam waktu yang lama jika
dibandingkan dengan air. Sedangkan garam pada alkohol juga dapat larut akan tetapi lebih
lama karena garam bersifat ionic. Untuk zat pewarnanya lebih mudah larut dalam alkohol
karena sama-sama memiliki sifat polar. Zat pewarna yang dilarutkan dalam alkohol bekas
gula memiliki laju difusi yang lebih lama dibandingkan dengan alkohol tanpa mengandung
gula, hal ini dikarenakan adanya perbedaan konsentrasi pewarna dengan alkohol yang
mengandung gula lebih kecil.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum difusi mandiri, dapat diketahui bahwa air merupakan
pelarut yang sangat baik dibandingkan dengan alkohol. Dapat diketahui juga proses difusi
yang terjadi antara garam,gula dan zat pewarna dengan pelarut air, lebih cepat larut gula.
Sedangkan pada alkohol lebih cepat larut zat pewarnanya. Proses difusi yang terjadi pada
ketiga zat tersebut dimana ketiga zat tersebut memiliki konsentrasi yang tinggi kemudian
menuju ke pelarutnya yaitu pada konsentrasi rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A et al. 2008. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

James, Joyce et al. 2006. Prinsip – Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta : Erlangga.

Koryati et al,. 2021. Fisiologi Tumbuhan. Medan : Yayasan Kita Menulis.

Mindariati. 2021. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Difusi Dan Osmosis
Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas XI IPA
Di SMA Negeri Sejangkung. Jurnal Pendidikan dan Sosial, 2(2) : 1 – 12.

Nursita, Ita Wahju et al. 2020. BIOLOGI PETERNAKAN. Malang : UB Press.

Susilawati dan Nurhasanah Bakhtiar. 2018. Biologi Dasar Terintegrasi. Pekanbaru : Kreasi
Edukasi.

Anda mungkin juga menyukai