Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

SEDIMENTASI

(Project Pengaruh Tingkat Salinitas Terhadap Pengendapan Sedimen)

DEWI PURNAMA SARI (2017-64-002)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKUTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
taufiq dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

Laporan dengan judul “Project Pengaruh Tingkat Salinitas Terhadap Pengendapan Sedimen”
ini saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sedimentasi. Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Ambon, 26 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

I.1 Latar Belakang …………………………………………………


I.2 Rumusan Masalah …………………………………………………
I.3 Tujuan …………………………………………………

BAB II METODOLOGI …………………………………………………

II.1 Waktu Dan Lokasi …………………………………………………


II.2 Alat Dan Bahan …………………………………………………
II.3 Proedur Kerja …………………………………………………

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………

BAB V PENUTUP …………………………………………………

III.1 Kesimpulan …………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………

LAMPIRAN …………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sedimen adalah endapan material berupa partikel-partikel dari hasil erosi yang
terangkut bersama aliran air. Pengendapan merupakan proses pemisahan larutan
suspensi menjadi fluida jernih supernatant dan slurry yang mengandung konsentrasi
padatan lebih tinggi. Larutan suspensi terdiri dari campuran fase cair dan fase padat
yang bersifat settleable, dapat diendapkan karena perbedaan density antar fasenya.
Sedimentasi merupakan salah satu bagian dari proses pemisahan yang didasarkan atas
gerakan partikel zat padat melalui fluida akibat adanya gaya gavitasi. Kecepatan
sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokulan. Efek flokulasi yang menyeluruh
adalah menciptakan penggabungan partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih
besar sehingga dengan mudah dapat diendapkan. Penggabungan antara partikel-partikel
yang dapat terjadi apabila ada kontak antara partikel tersebut. Laju
sedimentasi merupakan banyaknya (volume) sedimen yang terangkat per satuan luas
per satuan waktu. Kecepatan sedimen untuk mengendap dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya kecepatan arus, debit sungai, pasang surut maupun faktor
hidrooseanografi yang lain.
Terjadinya proses pengendapan dan traspor partikel sedimen di pengaruhi oleh
sanilitas air laut, sifat partikel dan hidrodinamika alirannya. Salinitas merupakan salah
satu parameter fisika yang dapat mempengaruhi kualitas air. Salinitas adalah tingkat
keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Pada versi yang lebih lengkap Salinitas
merupakan jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut
jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah
menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Salinitas dinyatakan dalam
satuan g/kg atau promil (0/00). Project ini mengkaji gambaran tentang pengaruh saliitas
air laut terhadap distribusi kecepatan pengendapan partikel sedimen.

I.2 Rumusan Masalah


Melihat bagaimana pengaruh tingkat salinitas terhadap pengendapan sedimen?

I.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh tingkat salinitas terhadap pengendapan sedimen.
BAB II

METODOLOGI

II.1 Waktu dan lokasi


Project ini di lakukan pada hari Sabtu, 26 Desember 2020 yang berlokasikan di
rumah, Masohi.

II.2 Alat dan bahan


Dalam melakukan project ini di gunakan alat dan bahan sebagai berikut :

Alat dan Bahan Kegunaan


Botol Aqua Untuk wadah melakukan project
Garam Untuk tingkat salinitas
Abu gosok Untuk sedimen
Air Sebagai bahan project
Kertas sebagai Untuk pengganti corong (media untuk mengisi garam
dan abu gosok ke dalam botol)
Sendok Untuk mengabil garam dan abu gosok
Gelas ukur Untuk mengukur air
Timbangan Digital Untuk menimbang garam dan abu gosok (sedimen)
Leptop Media untuk menyusun laporan
Microsoft Word 2010 Software untuk menyususun laporan
Handphone Untuk dokumentasi pada saat melakukan project
Stopwatch Hp Untuk melihat waktu

II.3 Prosedur Kerja


Dalam melakukan projek ini, langkah-langkah yang harus di lakukan yaitu :
1. Siapkan 4 botol aqua
2. Kemudian beri label pada ke 4 botol aqua masing-masing dengan label 0, 10, 20,
dan 30
3. Kemudian ukur air sebanyak 1 liter menggunakan gelas ukur, lalu masukan pada
masing-masing 1 liter air pada 4 botol aqua tersebut.
4. Ambil garam menggunakan sendok, kemudian timbang garam sebanyak 10 gram
menggunakan timbangan digital lalu masukan pada botol dengan label 10,
kemudian timbang garam sebanyak 20 gram lalu masukan pada botol aqua dengan
label 20, kemudian timbang garam sebanyak 30 gram lalu masukan pada botol
dengan label 30.
5. Kemudian aduk/kocok masing-masing botol aqua yang di beri garam sampai garam
benar-benar larut.
6. Langkah selanjutnya yaitu ambil abu gosok menggunakan sedok lalu timbang
sebanyak 15 gram menggunakan timbangan digital, lalu masukan pada 4 botol aqua
masing-masing 15 gram abu gosok.
7. Kemudan aduk/kocok ke 4 botol aqua secara bersamaan sampai air dalam botol
keruh
8. Diamkan selama 45 menit dan lihat/perhatikan pada setiap botol aqua mana yang
lebih cepat jernih airnya.
9. Jangan lupa foto pada seiap prosedur kerja project.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil dan Pembahasan


Hasil yang di peroleh dari percobaan (project) ini yaitu terlihat bahwa adanya
perubahan dan perbedaan lamanya pengendapan pada setiap tingkatan salinitas di tandai
dengan perubahan tingkat kejernihan pada setiap botol di bawah ini:

Air dengan Salinitas 0, 10, 20, 30 Menit ke 0 Menit ke 1

Menit ke 2 Menit ke 3 Menit ke 4

Menit ke 5 Menit ke 6 Menit ke 7

Menit ke 8 Menit ke 9 Menit ke 10


Menit ke 15 Menit ke 20 Menit ke 25

Menit ke 30 Menit ke 35 Menit ke 40

Dari hasil percobaan (project) yang di lakukan maka dapat di lihat bahwa adanya
perubahan yang terlihat pada masing-masing botol percobaan. Dapat di lihat bahwa laju
partikel sedimen yang lebih cepat yaitu pada salinitas 30 dan yang lambat yaitu pada
salinitas 0. Dari hasil percobaan di atas, dapat di lihat bahawa pada menit ke 0 air yang
tercampur dengan sedimen (abu gosok) menyatu menjadi satu, dan pada menit ke 1
partikel sedimen (abu gosok) mulai mengendap secara perlahan dengan yang paling
cepat mengendap yaitu pada salinitas 30 dan yang paling lama mengendap yaitu pada
salinitas 0 dapat di lihat dari perubahan warna yang terjadi pada setiap botol percobaan.
Pada menit ke 2 dan seterusnya sampai pada menit ke 40 terjadi perubahan warna pada
setiap botol percobaan sampai air terlihat jernih. Dengan kecepatan laju pengendapan
partikel sedimen (abu gosok) yang masih sama, yaitu pengendapan lebih cepat pada
salinitas 30 dan yang lambat pada salinitas 0. Maka dari percobaan yang di lakukan
dapat di lihat bahwa salinitas berpengaruh terhadap tingkat pengendapan partikel
sedimen (abu gosok) di mana kecepatan pengendapan partikel sedimen (abu gosok)
semakin meningkat atau semakin cepat mengendap terhadap meningkatnya konsentrasi
salinitas. Jadi, semakin tinggi salinitas maka partikel sedimen akan semakin cepat
mengendap.
Salinitas berpengaruh terhadap tingkat/kecepatan pengendapan sedimen di
karenakan oleh gaya garvitasi dimana jika pada air laut dengan semakin bertambahnya
kedalaman maka salinitas dan tekanan akan bertambah oleh karena itu pada percobaan
ini dapat dilihat bahwa semakin bertambahnya salinitas maka pengendapan sedimen
semakin ceppat yang berhubungan dengan gaya grafitasi.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan pengendapan sediemen yaitu
konsentrasi, ukuran partikel, dan jenis partikel. Dimana pada konsentrasi, Semakin
besarnya konsentrasi, gaya gesek yang dialami partikel karena partikel lain semakin
besar sehingga drag forcenya pun semakin besar. Peristiwa ini disebabkan karena
dengan semakin besarnya konsentrasi berarti semakin banyak jumlah partikel dalam
suatu suspensi yang menyebabkan bertambahnya gaya gesek antara suatu partikel
dengan partikel yang lain. Drag force atau gaya seret ini bekerja pada arah yang
berlawanan dengan gerakan partikel dalam fluida, sehingga gaya drag ke arah atas dan
gerakan partikel ke bawah. Gaya seret ini disebabkan oleh adanya transfer momentum
yang arahnya tegak lurus permukaan partikel dalam bentuk gesekan maka, dengan
adanya drag force yang arahnya berlawanan dengan arah partikel ini akan menyebabkan
gerakan partikel menjadi lambat karena semakin kecilnya gaya total ke bawah sehingga
kecepatan pengendapan semakin turun.
Faktor berikutnya yaitu ukuran partikel di mana, Ukuran partikel berpengaruh
langsung terhadap diameter partikel. Jika ukuran partikel semakin besar maka semakin
besar pula permukaan dan volumenya. Luas permukaan partikel berbanding lurus
dengan gaya drag dan volume partikelnya berbanding lurus dengan gaya apungnya.
Peristiwa ini disebabkan gaya ke atas (gaya drag dan gaya apung) semakin besar
sehingga gaya total untuk mengendapkan partikel semakin kecil sehingga kecepatan
pengendapan semakin menurun.
Faktor yang terakhir yaitu faktor jenis partikel di mana, Jenis partikel
berhubungan dengan density partikel yang berpengaruh terhadap gaya apung dan gaya
gravitasi yang dapat mempengaruhi kecepatan pengendapan suatu partikel dalam suatu
fluida yang statis. Density partikel yang semakin besar akan menyebabkan gaya apung
semakin kecil sedangkan gaya gravitasi semakin besar, sehingga resultan gaya ke
bawah yang merupakan penjumlahan dari gaya drag, gaya apung dan gaya gravitasi
akan semakin besar pula, ini berarti kecepatan pengendapannya akan semakin besar.
Kecepatan pengendapan dapat ditentukan dengan mengamati tinggi interface (antarfase)
sebagai fungsi waktu yang diberikan.
BAB IV

PENUTUP

III.2 Kesimpulan
Berdasarkan project yang di lakuakan dapat di simpulkan bahwa adanya
perubahan dan perbedaan lamanya pengendapan pada setiap tingkatan salinitas di tandai
dengan perubahan tingkat kejernihan pada setiap botol percobaan. Laju partikel
sedimen yang lebih cepat yaitu pada salinitas 30 dan yang lambat yaitu pada salinitas 0.
Maka dari percobaan yang di lakukan dapat di lihat bahwa salinitas berpengaruh
terhadap tingkat pengendapan partikel sedimen (abu gosok) di mana kecepatan
pengendapan partikel sedimen (abu gosok) semakin meningkat atau semakin cepat
mengendap terhadap meningkatnya konsentrasi salinitas. Jadi, semakin tinggi salinitas
maka partikel sedimen akan semakin cepat mengendap.
DAFTAR PUSTAKA

Arief D., 1984. Pengukuran Salinitas Air Laut dan Peranannya Dalam Ilmu Kelautan.
Oseana. Vol, 9. No, 1. Hal, 3-10.

Yusuf A. R., 1998. Pengaruh Salinitas Terhadap Distribusi Kecepatan Pengendapan Partikel
Koloid. Tesis Magister. No urut, 106/S2-TL/TPL.
LAMPIRAN

Foto pada saat proses Project Foto pada saat proses Project

Foto Alat
Timbangan digital Gelas ukur

Botol aqua Abu gosok

Foto bahan
Garam 10 gr Garam 20 gr

Garam 30 gr Abu gosok 15 gr

Anda mungkin juga menyukai