Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS LEAD TIME DALAM PROSES PENGIRIMAN

KENDARAAN DI PERUSAHAAN JASA


FREIGHT FORWARDER
(STUDI KASUS PADA PT.INL)

Hilda Azizah M
Program Studi Ekstensi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia

Athor Subroto
Program Studi Ekstensi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia

Abstrak
Skripsi ini menganalisis inefisiensi yang terjadi didalam proses pengiriman
kendaraan yang dilakukan PT.INL sebagai perusahaan jasa freight forwarder.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengurai faktor-faktor penyebab dari inefisiensi
tersebut yang menjadi penyebab panjangnya lead time (waktu tempuh) yang
dibutuhkan dalam proses pengiriman kendaraan. Metode yang digunakan dalam
mengidentifikasi faktor-faktor tersebut adalah diagram fish bone. Salah satu dari
faktor-faktor penyebab tingginya lead time adalah belum efisiennya rute yang
dilakukan oleh PT. JLN sebagai perusahaan jasa pengangkut yang disewa oleh PT.
INL untuk mengantarkan kendaraan yang dikirim dari pelabuhan Jakarta ke
pelabuhan Banjarmasin dan pelabuhan Balikpapan. Melihat kondisi tersebut,
peneliti telah melakukan percobaan modifikasi rute yang ada dengan
menggabungkan 2 rute berbeda menjadi satu. Untuk melihat penghematan yang
dihasilkan dari penggabungan tersebut, digunakan metode clark and wright saving
heuristic (CWSH). Dari penghitungan yang telah dilakukan, ditemukan adanya
penghematan waktu tempuh sebanyak 70,84 jam atau 2,9 hari, penghematan jarak
tempuh sebanyak 1133,4 mil dan penghematan biaya bahan bakar sebesar

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Rp.62.486.933.
Kata kunci:
Inefisiensi Lead Time, Diagram Fish Bone, Metode Clark and Wright Saving Heuristic

Abstract

This thesis analyzes the inefficiency that occurs in the process of delivery vehicles
in PT.INL as freight forwarder company. The purpose of this study was to unravel
the causal factors of inefficiency that cause the length of lead time that needed in
the delivery process of vehicles. The method used in the parse identification of
these factors is fish bone diagram. One of the factors causing the high lead time is
inefficient route made by the PT. JLN as carrier services company hired by PT. INL
to deliver vehicles that are sent from port of Jakarta to port of Banjarmasin and
port of Balikpapan. Seeing this condition, the researcher modificated existing
routes by combining two different routes into one. To see the saving results from the
merger, this research used method called clark and wright saving heuristic
(CWSH) . Results of calculation performed generate lead time savings of as much
as 70.84 hours or 2.9 days, saving as much mileage 1133.4 miles and fuel cost
savings for Rp.62.486.933.

Key words:
Inefficiency of Lead Time, Fish Bone Diagram, Clark and Wright Saving Heuristic
Method

Pendahuluan

Latar Belakang

Menurut penelitian yang dilakukan oleh World Bank tentang sistem logistik
global, terdapat Indeks Kinerja Logistik atau Logistic Performance Index (LPI) yang
digunakan sebagai alat benchmarking interaktif untuk membantu negara-negara
dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang yang mereka hadapi terkait kinerja
mereka pada logistik perdagangan dan apa yang bisa mereka lakukan untuk
meningkatkan kinerja tersebut. Dalam Tabel 1.1 Indeks Kinerja Logistik 2010 &
2012 dibawah ini akan terlihat peringkat kinerja logistik Indonesia dan bagaimana
perkembangannya dalam dua tahun terakhir (2010-2012) diantara enam negara di

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Asia Tenggara, dengan mempertimbangkan enam komponen pengukuran, yaitu :
customs(efisiensi dari proses perijinan), infrastructure (kualitas dari fasilitas yang
menunjang transportasi dan proses perdagangan, misalnya bandara, pelabuhan, jalur
kereta api, teknologi informasi), international shipments (kemudahan mengatur
pengiriman dengan harga kompetitif), logistics competence (kompetensi dan kualitas
jasa logistik), tracking & tracing (kemampuan untuk melacak & menelusuri
kiriman), timeliness (ketepatan waktu pengiriman mencapai tujuan dalam waktu yang
dijadwalkan atau diharapkan).

Grafik 1.1 Kinerja Logistik Indonesia Tahun 2010 dan 2012

4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
sco

1.50
1.00
0.50 2010
0.00 2012
timeline
infrastructu
custo

tracking &
logistic
int'

(Sumber: worldbank.org, 2012)

Dari tabel LPI diatas dapat dilihat bahwa penyumbang skor terbesar untuk
peringkat yang didapatkan oleh Indonesia adalah dari komponen pengukuran
timeliness, kenaikan 0,15 poin dari 3,46 ke 3,61 bukanlah angka yang besar dan
signifikan, tapi perlu diapresiasi mengingat keadaan industri logistik di tanah air yang
sedang tumbuh pesat namun masih membutuhkan pengembangan di banyak hal
terutama dalam menanggulangi masalah terkait dengan waktu tempuh atau lead time
yang panjang.
Layanan distribusi yang baik adalah pelayanan yang memberikan kualitas
pengiriman barang yang terjamin dengan ketepatan waktu pengiriman yang sesuai
dengan jadwal. Dalam hal pendistribusian barang yang dilakukan oleh freight
forwarder terdapat alur distribusi yang harus dilalui, mulai dari barang yang akan

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


dikirim dijemput di gudang sampai barang tersebut sampai di lokasi tujuan.
Panjangnya alur distribusi mempengaruhi lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
freight forwarder dalam mendistribusikan barang tersebut. Hal kedua yang
mempengaruhilamanya waktu yang akan ditempuh oleh freight forwarder untuk
mendistribusikan barang adalah pemilihan moda transportasi untuk mengangkut
barang yang akan di distribusikan ke lokasi tujuan. Untuk barang-barang berat seperti
kendaraan,kargo dan alat berat, pendistribusian melewati jalur laut dengan kapal laut
merupakan pilihan paling sesuai karena kapasitas angkutnya yang besar namun tentu
saja moda transportasi laut membutuhkan waktu untuk mendistribusikan barang lebih
lama. Setiap perusahaan freight forwarder tentu saja memiliki standard waktu
tempuh dalam mendistribusikan barangnya yang disebut lead time.Layanan yang
cepat pasti diharapkan oleh semua konsumen tetapi banyak faktor- faktor yang harus
dibenahi agar target pencapaian lead time yang sesuai jadwal dapat terpenuhi.

Tabel 1.2. Perbandingan Lead Time Actual dan Planning


Tahun 2010- 2012

Banjarmasin Balikpapan Samarinda


Tahun Planning Actual Planning Actual Planning Actual
2010 6 7,4 8 10,25 -‐ -‐
2011 6 7,2 8 11,08 12 13,85
2012 6 7,08 8 12,08 12 14,16
(Sumber : Data historis lead time PT.INL dan diolah kembali, 2010- 2012)

Sebagai salah satu perusahaan freight forwarder PT.INL yang merupakan salah
satu vendor PT. Astra Internasional yang menyediakan jasa pengiriman kendaraan ke
dealer-dealer yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia menyadari pentingnya
mengevaluasi kinerja logistiknya. Berdasarkan Tabel 1.2 diatas terlihat bahwa
PT.INL membutuhkan lead time yang lebih panjang dibandingkan dengan yang
direncanakan. Hal tersebut menunjukkan indikasi bahwa terdapat inefisiensi waktu
tempuh dalam proses pengiriman barang yang dilakukan ole PT.INL.

Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan masalah


penelitian ini sebagai berikut :

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


a. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab panjangnyalead timeyang
terjadi didalam proses pengiriman kendaraan dari warehouse ke dealer
tujuan.
b. Mengidentifikasi aktifitas didalam proses pengiriman kendaraan dari
warehouse ke dealer yang paling banyak memakan waktu tempuh sehingga
menyebabkan lead time yang panjang tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan


timbulnya masalah lead time yang panjang dalam proses pengiriman kendaraan yang
dilakukan oleh PT.INL dan menganalisis faktor mana yang dapat dimodifikasi dalam
rangka mengurangi lead time yang panjang dalam proses pengiriman kendaraan
tersebut sehingga dapat memberikan added value untuk perusahaan.

Landasan Teori

Freight Forwarder

Secara internasional (Suyono,2003) memaparkan bahwa freight forwarder


adalah perusahaan atau badan hukum yang menjalankan kegiatan atau usahanya
untuk kepentingan umum atau pemakai jasa, dengan memberikan pelayanan dan
mempersiapkan serta melaksanakan pengiriman sejumlah barang (milik orang lain)
dengan memperoleh imbalan upah (kompensasi). Dimana untuk maksud itu maka
barang-barang tersebut akan ditata sedemikian rupa pengapalannya secara teratur
dan berkelompok. Dengan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang
sesuai dengan operasional sistem distribusi atau logistik pengapalan barang secara
konsolidasi (grouping system) dan bertanggung jawab terhadap pengangkutan barang
tersebut diharapkan barang-barang tersebut dapat sampai ke tempat tujuan dengan
kondisi yang baik serta tepat waktu.

Moda Transportasi dalam Freight Forwarder

Transportasi merupakan suatu kata yang mengandung arti sebagai sebuah usaha
untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu barang

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


dari satu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain barang tersebut lebih
bermanfaat atau lebih berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Mori,2002). Untuk
setiap bentuk transportasi terdapat unsur pokok transportasi yang terdiri dari : (1)
orang yang membutuhkan, (2) barang yang dibutuhkan, (3) kendaraan sebagai sarana
alat angkut, (4) jalan sebagai prasarana angkutan, (5) organisasi sebagai pengelola
angkutan (Warpani,1990). Beberapa hal yang biasanya dipakai sebagai dasar
pertimbangan dalam mengevaluasi moda transportasiadalah:
1. Dilihatdari shipper (penyedia jasa pengiriman)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah biaya-biaya yang terlibat mulai
dari biaya alat transportasinya sendiri (bisa berupa biaya beli atau sewa alat
transportasi), biaya terminal atau bandara dan pelabuhan yang besarnya
tergantung pada volume barang yang dikirim. Di samping biaya transportasi
yang harus ditanggung, perusahaan juga harus memperhitungkan biaya
persediaan, biaya loading on – loading off dan biaya fasilitas (seperti
gudang,dll).
2. Dari sisi carrier (perusahaan pengangkut)
Secara otomatis barang yang berada dalam proses pengangkutan (dari lokasi
asal ke lokasi tujuan) yang diangkut oleh carrier merupakan tanggung jawab
carrier, pihak penyedia jasa pengiriman mengeluarkan biaya untuk
membayar sewa perusahaan jasa pengangkutan sesuai dengan risiko yang
akan ditanggung. Pengangkutan dengan menggunakan kapal laut tentu saja
memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan pengangkutan melalui
darat oleh karena itu tanggung jawab perusahaan pelayaran jauh lebih besar
untuk menjaga agar barang-barang yang dikirimkan dengan kapasitas besar
ini dapat sampai di lokasi dengan tingkat seminimal mungkin karena
probabilitas terjadinya kecelakaan di laut lebih berakibat fatal apabila
dibandingkan dengan probabilitas kecelakaan yang terjadi di darat.
Pertimbangannya bisa didasarkan pada berbagai ongkos yang timbul pada
proses distribusi dan biaya operasional variabel (seperti biaya bahan bakar)
dimana besarnya biaya tergantung pada volume angkut atau jarak yang
ditempuh dalam pengiriman.

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Lead Time

Tujuan dari perusahaan freight forwarder adalah memberikan pelayanan


dengan kualitas yang baik kepada konsumen dengan lead time yang pendek. Lead
time adalah waktu yang dibutuhkan untuk melewati sebuah proses atau value stream
dari awal sampai akhir (Rother& Shook, 2003). Lead time juga didefinisikan
sebagai waktu yang dibutuhkan antara barang dipesan hingga sampai ke konsumen
(Heizer, 2009).

Metodologi Penelitian

Dalam rangka mengkaji penelitian mengenai permasalahan yang terkait dengan


panjangnya lead time didalam proses distribusi kendaraan di perusahaan freight
forwarder PT.INL, maka dalam bab ini akan dijelaskan desain penelitian yang
mendeskripsikan alur penelitian dari awal sampai akhir, metode yang digunakan
untuk melakukan penelitian, cara pengumpulan data serta metode pengidentifikasian
masalah yang juga menyertakan gambaran konsep yang digunakan untuk
penyelesaian masalah.
Desain Penelitian
Menurut (Istijanto, 2005), desain penelitian adalah kerangka kerja atau cetak
biru (blue print) yang merinci secara detail prosedur yang diperlukan untuk
memperoleh informasi guna menjawab masalah riset dan menyediakan informasi
yang dibutuhkan bagi pengambilan keputusan.. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui permasalahan dasar yang menjadi penyebab terjadinya inefisiensi lead
time. Berdasarkan tujuannya, desain penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk
mengetahui permasalahan dasar yang menyebabkan panjangnya lead time didalam
proses pengiriman kendaraan oleh PT.INL adalah desain penelitian eksplanatori.

Bagan 3.1 merupakan gambaran dari penelitian secara garis besar. Desain
penelitian dimulai dengan pertanyaan penelitian. Berdasarkan reviewLogistic
Performances Index (LPI) menunjukkan perkembangan peringkat Indonesia dari
tahun 2010 ke 2012. Melihat salah satu komponen penilaian dari LPI yaitu timeliness
atau lebih sering disebut lead time yang menunjukkan kenaikan scoredari tahun
2010 ke 2012 maka pertanyaan penelitian ini adalah “apakah kenaikan score kinerja
timeliness tersebut telah merata di semua perusahaan freight forwarder sebagai
pelaku di industri logistik?”. Tahap berikutnya dalam kerangka penelitian diatas

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


adalah perumusan masalah. Berdasarkan pertanyaan penelitian sebelumnya,maka
penelitian ini mengambil studi kasus di salah satu perusahaan freight forwarder
PT.INL dimana perumusan masalah ditentukan menjadi dua poin yaitu, untuk setiap
masalah yang menimbulkan lead time yang panjang diidentifikasi apa faktor
penyebabnya dan mengidentifikasi proses manakah yang membutuhkan waktu paling
banyak didalam sebuah aliran distribusi kendaraan yang dilakukan oleh PT.INL.

Selanjutnya penelitian ini didukung oleh studi literatur tentang teori yang terkait
dengan konsep lead time,konsep manajemen distribusi beserta moda transportasi
yang digunakan dalam kegiatan pendistribusian barang (kendaraan maupun kargo)
yang dilakukan oleh perusahaan freight forwarder serta sejarah perusahaan freight
forwarder. Pengumpulan data merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan setelah
studi literatur. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur yang
dilakukan dengan pihak manajemen PT.INL,sehingga didapatkan informasi
mengenai data pengiriman barang (jumlah unit dan daerah tujuan) sertadata historis
informasi rata-rata panjangnya waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mengirim
kendaraan setiap bulan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2010-2011-2012).

Tahap selanjutnya adalah analisis data. Data yang didapatkan berasal dari hasil
wawancara yang dapat membantu melakukan analisis terhadap keadaan internal dan
eksternal perusahaan (analisis IFAS-EFAS) dan analisis tentang kelemahan dan
kekuatan perusahaan (analisis SWOT), agar dapat dipilih strategiyang mendukung
perusahaan untuk mencapai tujuan (analisis QSPM). Setelah mengetahui kondisi
perusahaan melalui analisis diatas,maka digunakan diagram fish bone untuk
mengidentifikasi akar permasalahan yang dimiliki oleh perusahaan agar dapat
diketahui penyebabnya. Setelah diketahui penyebabnya dapat diselesaikan dengan
metode clark and wright saving heuristic. Kesimpulan dan saran akan diberikan pada
tahap terakhir dari penelitian agar dapat memberikan input yang bermanfaat untuk
perusahaan agar dapat mengembangkan kemampuan,memanfaatkan kekuatan dan
meminimalkan kelemahan agar dapat menjadi perusahaan yang lebih kompetitif di
masa yang akan datang.

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Gambar 3.1 Bagan Kerangka Penelitian

Pertanyaan Penelitian

Perumusan Masalah Penelitian

Studi Literatur
Wawancara terstruktur
DataHistoris perusahaan
Pengumpulan Data

Analisa Data Analisa IFAS -EFAS


Analisa SWOT
Analisa QSPM

Identifikasi Akar Masalah Diagram Fish Bone

Metode Clark & Wright Saving Heuristic


Pendekatan Penyelesaian
Masalah

Kesimpulan dan saran

(Sumber: Hasil olahan peneliti, 2013)

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Menurut (Diao,
1996),penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan ide,
persepsi, pendapat, kepercayaan orang yang akan diteliti dan kesemuanya itu tidak
dapat diukur dengan angka. (Cooper, 2006) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif
didesain untuk memberitahu periset atau peneliti bagaimana (proses) dan mengapa
(makna) sesuatu terjadi.

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan data primer dan


didukung dengan data sekunder, yang secara berturut-turut dijelaskan berikut ini:
 Wawancara langsung dengan manajer operasional PT.INL untuk
mengetahui informasi seputar peluang dan risiko yang biasa dialami
 Data sekunder dari PT.INL dan PT. JLN sebagai perusahaan jasa yang
menyewakan armada kapal untuk melakukan pengangkutan kendaraan
yang dikirim.

Metode Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah adalah tahap menemukan hambatan yang dilakukan dalam
proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dalam
mengidentifikasi masalah penelitian ini digunakan diagram tulang ikan (diagram fish
bone). Diagram fish bone adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara
penyebab dari suatu keadaan dan akibat yang ditimbulkannya sehingga didapatkan
suatu hubungan sebab akibat untuk mencari akar dari suatu pokok permasalahan
ditinjau dari berbagai faktor yang ada. Diagram fish bone menunjukkan sebuah
dampak atau akibat dari sebuah permasalahan dengan berbagai penyebab. Efek atau
akibat dituliskan sebagai moncong kepala, sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-
sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Pendekatan permasalahan di
perusahaan PT.INL terdiri dari 5M 1E yaitu machine (equipment), method (process),
material (raw), man power, measurement, environment. Dari penelitian yang terkait
dengan permasalahan lead time yang panjang dalam proses pengiriman kendaraan di
PT.INL tersebut, diagram fish bone digunakan untuk mengidentifikasi masalah apa
yang timbul di komponen-komponen 5M 1E tersebut. Sebelum memulai identifikasi
masalah dengan diagram fish bone,perlu tahap-tahap dalam mengidentifikasi masalah
tersebut. Menurut (Gaspersz, 2003) langkah – langkah untuk menerapkan diagram
fish bone adalah sebagai berikut :
1. Mulai dengan pernyataan masalah utama yang penting dan mendesak untuk
diseleseikan.
2. Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan yang merupakan akibat.
3. Tulis faktor-faktor penyebab utama yang mempengaruhi masalah sebagai tulang
besar. Faktor penyebab atau kategori utama dapat dikembangkan melalui

10

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


stratifikasi ke dalam pengelompokkan dari faktor-faktor manusia, mesin,
peralatan, material , metode kerja, lingkungan kerja dan pengukuran langkah-
langkah aktual dalam proses yang telah dijalankan.
4. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab
utama (tulang-tulang besar). Penyebab sekunder tersebut dinyatakan dengan
tulang berukuran sedang.
5. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab sekunder.
Penyebab tersier tersebut dinyatakan dengan tulang berukuran tinggi.
6. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor yang
memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas.

Metode Penyelesaian Masalah


Terkait dengan masalah penelitian tentang panjangnya lead time yang
dibutuhkan dalam proses pengiriman kendaraan yang dilakukan oleh
perusahaan freight forwarder PT.INL ke beberapa dealer di beberapa kota di
Kalimantan,maka perusahaan sebaiknya juga mempertimbangkan routing
system yang akan dilalui dalam pengiriman kendaraan-kendaraan tersebut.
PT.JLN sebagai perusahaan pelayaran yang bekerjasama dengan PT.INL
dalam mendistribusikan kendaraan perlu mengevaluasi apakah rute yang
dijalani selama ini telah cukup optimal dan telah memperhatikan efisiensi
waktu atau belum. Untuk menjawab pertanyaan tersebut didalam penelitian ini
dipilihlah satu pendekatan penyelesaian masalah terkait dengan routing system
tersebut, yaitu metode clark and wright saving heuristic.
Metode clark and wright saving heuristic yang sering digunakan untuk
persoalan yang terkait dengan capacitated vehicle routing problem (CVRP)
merupakan metode yang digunakan dalam penentuansejumlah rute untuk
sejumlah kendaraan yang berada pada titik/lokasi yang berbeda-beda. Metode
clark and wright saving heuristic ini sering digunakan oleh perusahaan yang
harus mendistribusikan barang produksi mereka ke beberapa lokasi yang
berbeda-beda.

11

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Analisis Data
Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data digunakan wawancara terstruktur dengan
open ended question dan data sekunder yang didapatkan dari perusahaan.
Wawancara terstruktur dilakukan dalam rangka mendapatkan jawaban yang
dibutuhkan dalam matriks EFAS dan IFAS terkait keadaan internal dan
eksternal perusahaan. Langkah berikutnya menggali informasi yang bersifat
strategis melalui matriks SWOT dan QSPM. Setelah itu dilakukan analisis 5M+1E menggunakan diagr
Matriks EFAS dan IFAS
Tabel 4.1 Matriks EFAS

Faktor- faktor strategi eksternal Bobot * Rating ** Bobot x Rating


PELUANG
1. Keberlanjutan pemesanan jasa 0,20 4 0,80
2. Pertumbuhan PDB di sektor 0,20 4 0,80
pengangkutan
3. Tren permintaan pasar di industri 0,20 3 0,60
otomotif
 T
ANCAMAN
1. Meningkatnya persaingan 0,15 2 0,30
 T
2. kondisiharga bahan bakar yang 0,15 2 0,30
a
ce nderung naik
3. Sebmakin canggihnya sistem 0,10 2 0,20

ineformasi

TOTAL 1 3,00
l
4Tabel 4.2 Matriks IFAS
Faktor- faktor strategi internal Bobot* Rating** Bobot x Rating
KEKUATAN
1. Jangkauan distribusi luas 0,20 4 0,80
2. Melayani jalur darat dan laut 0,20 4 0,80
3. Salah satu vendor PT. Astra Int. 0,20 3 0,60
KELEMAHAN
1. Sistem tracking masih manual 0,05 2 0,10
2. Prosedur pelaksanaan tidak sesuai 0,15 2 0,30

12

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


BAST
3. Tampilan website yang masih 0,20 1 0,20
sederhana
TOTAL 1 2,80

 Matriks SWOT

Tabel 4.3 Matriks SWOT

IFAS Strength (S) Weakness (W)


1. Jangkauan distribusi luas 1. Sistem tracking masih
2. Melayani jalur darat dan manual
laut 2. Prosedur pelaksanaan
3. Salah satu vendor PT. Astra tidak sesuai BAST

EFAS Int. 3. Tampilan website yang


masih sederhana

Oppurtunity (O) Strategi - (SO) Strategi – (WO)


1. Keberlanjutan pemesanan jasa Pengembangan pasar dengan Mengoptimalkan setiap
2. Pertumbuhan PDB di sektor meningkatkan layanan jasa check point agar lead time
pengangkutan distribusi ke lokasi –lokasi baru proses distribusi dapat lebih
3. Tren permintaan pasar di industri pendek
otomotif
Threat (T) Strategi - (ST) Strategi - (WT)
1. Meningkatnya persaingan Strategi fokus agar perusahaan Mengimbangi tuntutan
2. Kondisi hargs bahan bakar yang berkonsentrasi pada pangsa teknologi yang semakin maju
cenderung naik pasar tertentu dengan melakukan upgrade
3. Semakin canggihnya website
sistem informasi

Analisa QSPM
Tabel 4.4 Analisis QSPM

13

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Pengembangan Mengoptimalkan Strategi fokus Mengimbangi
pasar dgn meluaskan setiap check point agar perusahaan tuntutan
agar lead time proses
jaringan ke lokasi berkonsentrasi teknologi yang
distribusi dapat lebih
baru cepat pada pangsa semakin maju
tertentu dgn melakukan
upgrade wabsite

NO FAKTOR-FAKTOR KUNCI BOBOT AS * TAS** AS TAS AS TAS AS TAS

PELUANG
1 Keberlanjutan pemesanan jasa 0.20 4 0.80 3 0.60 1 0.20 1 0.20
2 Pertumbuhan PDB di sektor pengangkutan 0.20 4 0.80 3 0.60 1 0.20 1 0.20
3 Tren permintaan pasar di industri otomotif 0.20 4 0.80 4 0.80 2 0.40 1 0.20

ANCAMAN
1 Meningkatnya p er saing a n 0.15 1 0.15 4 0,60 4 0.60 2 0.30
2 Kondisi harga bahan bakar semakin naik 0.15 2 0.30 4 0.60 1 0.15 1 0.15
3 Semakin canggihnya sistem informasi 0.10 2 0.20 3 0.30 1 0.10 4 0.40

JUMLAH 1.00
KEKUATAN
1 Jangkauan distribusi luas 0.20 4 0.80 4 0.80 2 0.40 1 0.20
2 Melayani jalur darat dan laut 0.20 3 0.60 4 0.80 2 0.40 1 0.20
3 Salah satu vendor PT.Astra Internasional 0.20 2 0.40 1 0.20 3 0.60 1 0.20

KELEMAHAN
1 Sistem tracking masih manual 0.05 1 0.05 4 0.20 1 0.05 4 0.20
2 Prosedur pelaksanaan tidak sesuai dgn BAST 0.15 2 0.30 4 0.60 1 0.15 1 0.15
3 0.20 1 0.20 1 0.20 1 0.20 4 0.80
Tampilan website yang masih sederhana

JUMLAH 1.00
JUMLAH TOTAL NILAI DAYA
5.40 6.30 3.45 3.20
TARIK

 Analisis 5M + 1 E
Dari hasil survey yang telah dilakukan terhadap proses distribusi dan kinerja SDM
lapangan, diketahui bahwa tingginya lead time proses pengiriman dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan menggunakan diagram fish bone,
faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan kedalam 5M + 1E. Masing - masing
faktor dapat dijelaskan sebagai berikut, Man memuat permasalahan yang
berhubungan dengan tenaga kerja yang mendukung berjalannya aktifitas dari
sebuah operasi sistem distribusi dengan lancar,adapun hal yang biasanya terkait
dengan faktor ini adalah kurangnya pengawasan dan komitmen terhadap Standard
Operation Procedure(SOP) yang ditentukan. Method menitikberatkan pada cara
atau metode yang digunakan didalam aktifitas perusahaan tersebut.Permasalahan
biasanya timbul apabila metode yang digunakan masih manual dan tidak lagi
mendukung kebutuhan aktifitas tersebut. Machine/tools menjelaskan
permasalahan yang timbul akibat kuantitas mesin yang digunakan kurang
mendukung banyaknya kuantitas produksi. Material menjelaskan bahan-
bahan/komponen-komponen yang digunakan atau dibutuhkan untuk menunjang
proses produksi. Permasalahan timbul ketika material tersebut tidak lengkap atau
membutuhkan waktu panjang untuk menyusun komponen-komponen tersebut.
Measurement adalah pengukuran apakah sistem yang telah berjalan telah berjalan

14

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


secara optimal atau belum,biasanya dilakukan evaluasi untuk melihat penyebab
tidak optimalnya sistem yang berjalan sekarang. Environment adalah faktor-faktor
lingkungan yang menjadi hambatan lancarnya aktifitas,misalnya cuaca dan
lingkungan kerja.

Secara lebih detail faktor-faktor yang menyimpang dari analisis tadi dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor manusia (man)
Petugas lapangan tidak memiliki kedisiplinan dalam mengikuti prosedur
disetiap check point, kurangnya motivasi petugas yang disebabkan oleh
latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan,serta jam
operasional pengangkutan kendaraan ke kapal pada malam hari
mempengaruhi stamina para petugas.
2. Faktor metode (method)
Perusahaan belum merealisasikan rencana untuk mengganti sistem
manual dalam mengisi data kendaraan di Berita Acara Serah Terima
(BAST) dan Quality Check Sheet (QCS) dengan sistem yang lebih
terintegrasi menggunakan barcode tool yang berfungsi untuk membaca
kode barcode yang tertera di kendaraan yang akan dikirim sehingga
informasi waktu kapan kendaraan sampai di pelabuhan,melewati check
point yang ada,sampai tiba di dealer lokasi tujuan dapat tersimpan di
sistem informasi perusahaan. Sistem pendataan yang terintegrasi tersebut
diharapkan akan memperkecil risiko informasi tidak tersampaikan ke
kantor cabang dan dealer dan diharapkan dapat lebih meningkatkan
efisiensi waktu dan tenaga petugas di lapangan.
3. Faktor mesin (machine)
Kurangnya car carrier yang digunakan untuk mengangkut kendaraan
yang akan dikirim dari gudang ke pelabuhan menyebabkan waktu yang
dibutuhkan untuk mengantar kendaraan lebih lama. Disamping kurangnya
car carrier, jumlah kapal yang tersedia hanya dua armada apabila
dikaitkan dengan permintaan pasar yang semakin positif di masa yang
akan datang, maka jumlah tersebut tidak akan cukup untuk memenuhi
jumlah pengiriman.

15

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


4. Faktor material (material)
Pengadaan material pendukung proses pengangkutan kendaraan dari
pelabuhan ke kapal cukup baik,hanya saja peralatan seperti charger
aki,cadangan bensin dan lampu emergensi tersebut harus dipastikan selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan agar proses pengangkutan
kendaraan tidak terhambat karena masalah teknis terkait material
pendukung tersebut.
5. Faktor pengukuran (measurement)
Perlu diadakan re-routingatau penataan kembali rute-rute yang akan
dilewati oleh kapal pengangkut. Hal ini akan besar pengaruhnya kepada
efisiensi waktu tempuh pengiriman serta biaya bahan bakar yang
digunakan oleh kapal pengangkut kendaraan. Sedangkan penyesuaian
kapasitas kapal dengan jumlah unit kendaraan yang akan dikirim akan
dapat memperkecil risiko kendaraan harus menunggu di gudang ataupun
di pelabuhan.
6. Faktor lingkungan (environment)
Keadaan pelabuhan di lokasi tujuan khususnya pelabuhan Balikpapan
yang hanya memiliki satu dermaga menyebabkan kapal yang akan
melakukan loading off atau bongkar muat harus mengantri dengan kapal
lain. Luas area untuk bongkar muat yang terbatas tidak mendukung
proses pembongkaran muatan kapal yang dapat berupa kendaraan
bermotor maupun kargo.

 Pengolahan Data
 Faktor Pengukuran
Faktor pengukuran adalah faktor yang dipilih sebagai poin yang paling
mempengaruhi inefisiensi lead time yang terjadi di proses pengiriman kendaraan
sekaligus merupakan faktor yang paling memungkinkan untuk dimodifikasi
dibandingkan faktor-faktor lainsehingga dapat memberikan manfaat kepada PT.INL
dan PT. JLN selaku perusahaan pelayaran. Faktor pengukuran yang dimaksud adalah
bagaimana melakukan evaluasi terhadap rute yang selama ini telah dilalui oleh kapal
Ro-Ro dalam proses distribusi kendaraan yang dilakukan oleh PT.JLN dari
pelabuhan Jakarta sampai ke pelabuhan daerah tujuan. Penghitungan efisiensi rute

16

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


yang dilakukan oleh PT.JLN dapat dilakukan dengan menggunakan metode clark &
wright saving heuristic (CWSH). Rute yang selama ini digunakan oleh PT. JLN
dapat diefisienkan dari segi jarak,waktu dan biaya bahan bakar yang digunakan oleh
kapal Ro-Ro untuk mendistribusikan kendaraan dari Jakarta ke Banjarmasin dan
Balikpapan.Penggunaan metode CWSH ini akan dijelaskan pada sub bab berikut
Rute Perjalanan Pengangkutan PT.JLN
Untuk rute distribusi dari lokasi pusat (Jakarta) ke pulau Kalimantan meliputi
Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda dinotasikan dengan lambang V1 – V3
Tabel 4.6. Lokasi Pengirim dan Penerima
Kode Keterangan
V0 Jakarta
V1 Banjarmasin
V2 Balikpapan
V3 Samarinda
(Sumber : Data historis rute pengiriman PT. JLN, 2012)

Rute yang dilalui oleh kapal selama ini terbagi menjadi rute pertama yaitu dari
V0 ke V1(Jakarta – Banjarmasin) dan rute kedua yaitu V0ke V2 kemudian dilanjutkan
ke V3 (Jakarta-Balikpapan-Samarinda) dengan metode CWSH akan diidentifikasi
jarak yang ditempuh untuk setiap rute dan kemudian menemukan rute alternatif yang
bisa menghemat jarak yang akan ditempuh,serta pada akhirnya akan berpengaruh
kepada penghematan biaya bahan bakar yang digunakan oleh kapal pengangkut.
Data Pengiriman Kendaraan
Bulan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Rata-
rata
Banjarmasin 31 37 94 37 42 18 52 33 40 46 28 29 40,58
Balikpapan 84 48 121 106 90 146 91 49 102 99 113 60 92,41
Samarinda 31 28 108 102 97 118 71 30 72 107 112 64 78,33
a. Jumlah dan Kapasitas Kapal
Armada kapal yang dioperasikan oleh PT. JLN berjumlah dua kapal KM.Rania
DWT 1983 ton dengan daya muat ± 400 unit dan KM.Fikri DWT 676,15 ton dengan
daya muat ± 250 unit. Untuk rute 1 (Jakarta-Banjarmasin), PT. INL menyewa KM
Fikri dengan kapasitas ± 250 unit kendaraan karena melihat rata-rata pengiriman
untuk tujuan banjarmasin adalah 40 unit dan untuk rute 2 (Jakarta –Balikpapan-

17

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Samarinda) PT.INL menyewa KM Rania dengan kapasitas ±400 unit karena jumlah
rata-rata pengirimannya (92,41 unit untuk Balikpapan dan 78,33 untuk untuk
Samarinda) sebanyak 170 unit. Dari rincian diatas dapat dinilai bahwa kapasitas
kapal untuk setiap rute tidak dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu dua rute
tersebut akan digabung menjadi satu rute, dengan hanya menggunakan satu kapal
saja. Hal ini dilakukan dengan tujuan :
1. dapat mengoptimalkan kapasitas daya tampung yang ada di kapal

2. dengan memilih KM. Fikri yang memiliki kecepatan 16 knot,waktu


tempuh perjalanan diharapkan akan lebih singkat.

b. Matrik Jarak
Matrik jarak ini merupakan matrik jarak antara lokasi asal (Jakarta) dengan node
(lokasi tujuan) dan antar node. Matrik jarak asal-tujuan (mil)
Tabel 4.8 Matrik Jarak
Dari / Ke Jakarta Banjarmasin Balikpapan Samarinda
Jakarta 0
Banjarmasin 572,3 0
Balikpapan 772,4 211,3 0
Samarinda 818,4 434,9 68,4 0

(Sumber : telah diolah kembali, 2013)

c. Pembuatan Matrik Penghematan


Matrik penghematan ini dibuat berdasarkan matrik jarak, sehingga matrik
penghematan juga merupakan matrik symmetric. Matrik penghematan dihitung
dengan rumus:
Si,j = Co-i + Co-j – Cij (4.1)
Dimana: Coi = jarak dari lokasi asal o ke lokasi tujuan i
Cij = jarak dari lokasi tujuan i ke lokasi tujuan j
Coj = jarak dari lokasi asal o ke lokasi tujuan j
Si,j = nilai penghematan jarak dari lokasi tujuan i ke lokasi tujuan j

Dimana untuk nilai penghematan jarak yang telah dihitung adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9 Tabel Penghematan Jarak

Dari / Ke Banjarmasin Balikpapan Samarinda


Banjarmasin 0

18

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Balikpapan 1133,4 0
Samarinda 955,8 1522,4 0

(Sumber : Telah diolah kembali, 2013)

Tabel diatas berisi jarak (mil) yang dapat dihemat untuk setiap rute.
Penghematan jarak yang dapat dihasilkan dengan mengoptimalkan rute kapal yang
sebelumnya (Jakarta-Banjarmasin) dan (Jakarta-Balikpapan) diubah menjadi
(Jakarta-Banjarmasin-Balikpapan) adalah 1133,4 mil. Tujuan Samarinda tidak
dimasukkan kedalam perhitungan karena distribusi kendaraan tujuan Samarinda
menggunakan jalur darat dari pelabuhan Balikpapan. Penjabaran angka penghematan
jarak sebagai berikut:
Rute 1 = Jakarta – Banjarmasin,jarak yang ditempuh adalah 572,3 mil .
Rute 2 = Jakarta – Balikpapan adalah 772,4 mil.
Total jarak yang ditempuh untuk rute 1 dan rute 2 adalah 572,3 + 818,4 = 1344,7
mil. Apabila dibandingkan dengan rute gabungan dengan rute (Jakarta-Banjarmasin-
Balikpapan) = 572,3 + 772,4 – 211,3 = 1133,4 mil.
d. Waktu Tempuh
 rute 1 (Jakarta – Banjarmasin),waktu tempuh kapal adalah :

Kecepatan kapal KM.Fikri 16 knots,maka waktu tempuh :

𝑠
×60′
572.3 ×60′
16 𝑣
= 2146,12 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛𝑚𝑒𝑛j𝑎𝑑𝑖 2146 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑡𝑎𝑢 35,7 j𝑎𝑚

 rute 2 (Jakarta – Balikpapan), dengan menggunakan KM. Rania dengan


kecepatan 14,5 knot. Maka waktu tempuh:

19

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


772,4 ×60′
= 3196 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑡𝑎𝑢 53,26 j𝑎𝑚
14,5

Jadi total waktu tempuh yang dihabiskan oleh 2 kapal dengan 2 rute
yang berbeda adalah = 35,7 jam + 53,26 jam = 88.96 jam

 Dengan rute gabungan (Jakarta- Banjarmasin- Balikpapan) dengan


menggunakan KM.Fikri dengan kecepatan 16 knot adalah

1133,4 ×60′
16 = 4250.25 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑡𝑎𝑢 70,84 j𝑎𝑚

e. Biaya Bahan Bakar

Biaya bahan bakar high speed diesel (HSD) atau solar yang digunakan kapal
jenis Ro-Ro membutuhkan biaya Rp.10.719/liter (harga berdasarkan pertamina per
1-14 November 2012,termasuk ppn,pph,pbbkb) Banyaknya bahan bakar yang
dibutuhkan untuk kapal KM Rania dengan DWT 1983 ton adalah 4612,43 liter/hari
dan untuk kapal KM Fikri dengan DWT 676,15 ton adalah 1572,71
liter/hari.Sehingga banyaknya bahan bakar (dalam satuan liter) yang dibutuhkan per
jam sebagai berikut :
4612,43
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐾𝑀 𝑅𝑎𝑛𝑖𝑎 , = 192,18 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/j𝑎𝑚
24 j𝑎𝑚

1572,71
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐾𝑀 𝐹𝑖𝑘𝑟𝑖 , = 65,53 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 /j𝑎𝑚
24 j𝑎𝑚
 Biaya bahan bakar untuk rute 1(Jakarta – Banjarmasin) dengan KM Fikri
adalah
waktu tempuh x kebutuhan bbm per jam x harga bbm/liter
35,7 j𝑎𝑚 ×65.53 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ×𝑅𝑝. 10.719 = 𝑅𝑝. 25.076.253

20

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


 Biaya bahan bakar untuk rute 2 (Jakarta – Balikpapan) dengan KM Rania
adalah
waktu tempuh x kebutuhan bbm per jam x harga bbm/liter

53,26 j𝑎𝑚 ×192 ,18 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ×𝑅𝑝. 10.719 = 𝑅𝑝. 109.714.397

 Biaya bahan bakar untuk rute gabungan (Jakarta-Banjarmasin-


Balikpapan) dengan menggunakan KM Fikri adalah :
waktu tempuh x kebutuhan bbm per jam x harga bbm/liter

88,96 j𝑎𝑚 ×65,53 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ×𝑅𝑝. 10.719 = 𝑅𝑝. 62.486.933

Dari hasil survei terhadap rute yang dilalui serta biaya yang dikeluarkan untuk
bahan bakar oleh PT. JLN. Tabel berikut akan memperlihatkan kontribusi
penghematan yang dapat dilakukan oleh PT.JLN untuk mendukung efisiensi lead
time yang dilakukan oleh PT.INL
Tabel 4.10 PerbandinganRute.Jarak dan Biaya bahan bakar dengan metode
CWSH
Rute 1 Rute 2 Total
Kondisi rute
saat ini
Rute Jakarta – Banjarmasin Jakarta – Balikpapan
Jarak tempuh 572,3 mil 772,4 mil 1344,7 mil
Waktu tempuh 35,7 jam 53,26 jam 88,96 jam
Biaya bahan
Rp. 25.076.253 Rp. 109.714.397 Rp. 134.790.650
bakar
Solusi dgn
Metode Clark
& Wright
Saving
Heuristic
Rute Jakarta – Banjarmasin -
Tidak ada
Balikpapan
Jarak tempuh 1133,4 mil 0 1133,4 mil
Waktu tempuh 70,84 jam 0 70,84 jam
Biaya bahan
Rp. 62.486.933 Rp. 62.486.933
bakar
Selisih jarak 211,3 mil

21

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Selisih waktu tempuh 18,12 jam
Selisih biaya bahan bakar Rp. 72.303.717
(Sumber : Hasil olahan data, 2013)

Dari hasil survei awal ke PT. JLN diperoleh dua rute pengiriman kendaraan
dengan menggunakan dua armada kapal Ro-Ro yaitu KM Rania dan KM Fikri.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melakukan perbandingan kinerja rute PT.
JLN saat ini dengan rute hasil penelitian. Dari tabel 4.10 yang tertera diatas dapat
dilihat bahwa metode CWSH memberikan kontribusi penghematan jarak tempuh
menjadi 1133,4 mil, penghematan waktu tempuh menjadi 70,84 jam dan
penghematan biaya bahan bakar menjadi Rp. 62.486.933.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, diuraikan secara


terperinci enam faktor dari analisis diagram fish bone yang mempengaruhi
panjangnya waktu tempuh atau lead time dalam proses pengiriman kendaraan.
Diagram fish bone membantu menemukan faktor-faktor yang tidak mendukung
optimalisasi dan efisiensi waktu dalam proses pengiriman kendaraan. Berikut faktor-
faktor yang telah diidentifikasi dengan menggunakan diagram fish bone tersebut :
a) Faktor manusia.
Petugas lapangan tidak mengisi BAST (Berita Acara Serah Terima) dan
QCS (Quality Check Sheet) sesuai dengan SOP. Hal ini menyebabkan
kolom di BAST hanya terisi di kolom check point pertama dan check
point terakhir.
b) Faktor mesin atau alat transportasi yang digunakan
Terbatasnya jumlah car carrier yang membawa kendaraan dari ke
pelabuhan serta jumlah armada kapal pengangkut kendaraan dari
pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan.
c) Faktor metode
Metode pengisian BAST yang masih manual pada saat jumlah kendaraan
yang dikirim banyak, menyebabkan waktu yang dibutuhkan lebih lama.
d) Faktor material
Ketidaksiapan perlengkapan pendukung proses loading on kendaraan dari
dermaga ke kapal seperti charger aki,cadangan bensin, tambang tarik,

22

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


23

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


emergency lamp menyebabkan kendaraan yang siap dikirim harus
menunggu di dermaga.
e) Faktor pengukuran
Penentuan rute kapal yang dilakukan oleh PT. JLN sebagai perusahaan
jasa pengangkut kendaraan yang bekerjasama dengan PT. INL belum
mengoptimalkan rute dengan mempertimbangkan jarak serta waktu yang
ditempuh.
f) Faktor lingkungan
Sarana dan prasarana pelabuhan tujuan yang belum memadai untuk
kegiatan loading off (bongkar muat). Jumlah dermaga serta luas area
yang terbatas untuk loading off menyebabkan kapal harus antri.

Dari enam faktor yang telah diuraikan diatas, dipilih faktor pengukuran
(measurement) yang dapat dimodifikasi dalam rangka mengurangi inefisiensi lead
time yang terjadi dalam proses pengiriman kendaraan di PT. INL Faktor pengukuran
membahas tentang kurang efisiennya penentuan rute yang dilakukan oleh PT. JLN
sebagai perusahaan jasa transportasi yang menyewakan kapalnya untuk PT. INL.
Alasan pemilihan faktor pengukuran tersebut karena dapat memberikan kontribusi
untuk kedua belah pihak,baik dari segi penghematan waktu tempuh pengiriman untuk
PT. INL dan penghematan jarak tempuh serta biaya bahan bakar kapal untuk PT.
JLN.
Penghitungan efisiensi rute ini dilakukan dengan menggunakan metode Clark
and Wright Saving Heuristic (CWSH) yang sering digunakan untuk menentukan rute
sejumlah kendaraan yang bertujuan menghemat jarak dan waktu tempuh. Metode
CWSH dapat memberikan solusi dalam efisiensi rute yang dapat dilakukan oleh
PT.JLN . Penghematan tersebut didapatkan dengan menggabungkan 2 rute berbeda
(Jakarta-Banjarmasin dan Jakarta-Balikpapan) menjadi 1 rute (Jakarta-Banjarmasin-
Balikpapan) yang lebih menghemat waktu, jarak serta penghematan terhadap biaya
bahan bakar yang digunakan oleh kapal PT.JLN.
Dari hasil penghitungan efisiensi rute yang telah dilakukan dengan menggunakan
metode CWSH, setidaknya mampu menunjukkan kontribusi dalam penghematan
waktu tempuh sebanyak 70,84 jam atau 2,95 hari dari total waktu yang dibutuhkan
dalam proses pengiriman kendaraan sampai ke dealer lokasi tujuan, seperti tampak
pada tabel 5.1. Metode CWSH membantu PT. JLN untuk memaksimalkan kapasitas

24

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


kapal dengan menyesuaikan jumlah unit kendaraan yang dikirim dalam setiap proses
distribusi. Kontribusi dari metode CWSH juga memberikan gambaran bahwa PT JLN
dapat menghemat biaya bahan bakar menjadi Rp. 62.486.933 apabila dapat
menggabungkan dua rute yang dilalui.

Tabel 5.1 Penghematan Waktu Tempuh dengan Metode CWSH


Rute Distribusi
Setelah menggunakan
Tahun Sebelum menggunakan metode CWSH
metode CWSH
Jkt – Bnjrmsn Jkt - Bppn Jkt-Smrd* Total Hari Jkt – Bnjrmsn – Bppn**

2010 7,4 10,25 - 17,65 17,65 – 2,95 = 14,7

2011 7,2 11,08 - 18,28 18,28 – 2,95 = 15,3

2012 7,08 12,08 - 19,16 19,16 – 2,95 = 16,2

(Sumber : hasil olahan data, 2013)

*) ket : Rute Jakarta-Samarinda tidak menggunakan metode CWSH

**) Ket : Hasil dalam satuan hari

Dalam tabel diatas ditunjukkan jumlah hari yang dibutuhkan untuk rute Jakarta-
Banjarmasin dan Jakarta- Balikpapan. Total hari yang dibutuhkan untuk 2 rute
tersebut dapat dihemat sebanyak 2,95 hari apabila kedua rute tersebut digabung.
Metode CWSH tidak dilakukan untuk rute Jakarta-Samarinda karena pengiriman
kendaraan ke dealer di Samarinda menggunakan jalur darat dari pelabuhan
Balikpapan.

Pustaka

Bastian, Abel Yan. (2005). Analisis Lead Time Produksi dan Estimasi Probabilitas
Kedatangan Material dan Produk Impor di PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
Skripsi. Surabaya : Universitas Kristen Petra.
Bektas, T. (2006). The Multiple Travelling Salesman Problem: An Overview of
Formulations and Solution Procedures. The International Journal of Management
Science vol. 34, no. 3, p 209-219.

Cooper, Donald R. (2006). Metode Riset Bisnis edisi 9. Jakarta : Media Global
Edukasi.

David, Fred R. (2011). Manajemen Stratejik. Jakarta : Salemba Empat.

25

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Daymon, Christine dan Holloway, Immy. (2002). Metode-metode Riset Kualitatif dalam
Public Relations & Marketing Communications. Yogyakarta: Penerbit Bentang.

Desrosiers, J., J., Dumas, Y., Solomon, M. and Soumis, F. (1995). Time
Constrained Routing and Scheduling. Network Routing. In: Handbooks in
Operations Research and Management Science, North Holland, Amsterdam.

Diao, Ai Lien. (1996). Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian tentang


Kebutuhan dan Perilaku Pemakai Informasi.
Distance Measurement Tool. (2013). Mengukur Jarak di GoogleMaps. Diakses pada 10
Februari 2013 pukul 22.00. www.inigis.com/mengukur-jarak-di-google-maps

Doing Business. (2012). Trading Across Borders Ranks. Diakses pada 5 Januari 2013
pukul 21.00. www.doingbusiness.org/data/exploretopics/trading-across-borders.

Gaspersz,Vincent . (1998). Production Planning and Inventory. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Griffin, Rick W & Ebert, Ronald J. (2005). Business 8th Edition. Pearson International
Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Hari G. (2012). Manufacturing Lead Time Reduction volume 11, issue 1

Heizer,J . (2009). Operational Management. (Ninth edition). New Jersey: Prentice hall.

Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum

Istopo. (1992). Unimoda dan Multimodal Transport Angkutan Barang Terpadu Darat,
Laut dan Udara. Yayasan INFFA.
Kamaludin, Rustian. (1986). Ekonomi Transportasi. Padang : Ghalia Indonesia.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Staatblaat (Stbl) No. 23 Tahun 1847
Kolen, A.W.J., Rinnooy, A.H.G. and Trienekens, H.W.J.M. (1987). Vehicle
Routing with Time Windows. Operations Research, 35, p.266-273.
Lederer, Philip J and Seung-Kyu Rhee. (1996). Performance Measurement in a Cost
Centre Considering Production Lead Time.
Lenstra, J. K. and Rinnooy Kan, A.H.G. (1981). Complexity of Vehicle and
Scheduling Problems.Networks, 11, p.221-227.

Manual and Freight Forwarding. (1990). Economic and Social Commission for Asia and
the Pacific. United Nations. p 30
Mc Carthy, E Jerome. (2009). Pemasaran Dasar : Pendekatan Manajerial Global. Jakarta
: Salemba Empat.

26

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Mori, Fedel. (2002). Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana dan
Praktisi. Jakarta : Erlangga.

Otomotif Kompas. (2012). Pertumbuhan Penjualan Mobil di Indonesia sampai


September 2012. Diakses pada 6 Januari 2013 pukul 14.30. otomotif.kompas.com

Porter, Michael E. (1994). Keunggulan Bersaing. Jakarta : Bina Rupa Aksara


Pramono, A N. ( ). Perkapalan. Diktat Kuliah Hukum Laut STIP.p 28-
29

Pringgo, Ridha. (2010). Evaluasi Strategi Bisnis dan Sistem pengendalian di PT. Surveyor
Indonesia (Studi Kasus Strategic Business Unit Industri Pertambangan dan Energi).
Thesis. Jakarta : Universitas Indonesia

Purnomo,Agus. (2010). Penentuan Rute Pengiriman dan Biaya Transportasi dengan


Menggunakan Metode Clark and Wright Saving Heuristic dengan Studi Kasus di
PT.XYZ. Jurnal Logistik Bisnis Politeknik Pos Indonesia Vol.1 No.2. p. 97-117.
Puspa, Yan Pramadya. (1977). Kamus Hukum Edisi Lengkap Bahasa Belanda-
Indonesia-Inggris, Aneka Ilmu , Indonesia.

Rangkuti,Freddy. (2005). Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka.

Republik Indonesia. (1998). Keputusan Menteri Perhubungan No. 10 Tahun 1988


tentang Jasa Pengurusan Transportasi.
Republik Indonesia. (1998). Keputusan Menteri Perhubungan No. 70 Tahun 1998 tentang
Pengawakan Kapal Niaga.
Republik Indonesia. (1999). Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan
di Perairan. Lembaran Negara No. 187 Tahun 1999.
Rother,Mike and Shook, John. (2003). Learning to See : Value Stream Mapping to Add
Value and Eliminate MUDA. Lean Enterprise Institute
Siregar, Hasnil Basri. (1993). Kapita Selekta Hukum Laut Dagang. Kelompok Studi
Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum USU. Medan.

Soekardono. (1981). Hukum Perkapalan Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat.

Solomon, M.M. (1987). Algorithms for the Vehicle Routing and Scheduling Problems
with Time Window Constraints Operations research 35. p.254-265.

Srihono. (2007). Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman Galon di PT. Tirta Alam
Tunggon Wilayah Pemasaran Sragen dengan Menggunakan Metode Clark and
Wright Saving Heuristic. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

27

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013


Srivastava, R. and Benton, W.C. (1990). The Location Routing Problem:
Considerations in Physical Distribution System. Computers and Operations
Research, vol. 17, no. 5, p 427-435.

Suranto. (2004). Manajemen Operasional Angkutan Laut dan Kepelabuhan serta


Prosedur Impor Barang. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Suyono, R.P. (2005). Shipping : Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut.
Penerbit PPM
Warpani, Suwardjoko. (1990). Merencanakan Sistem Perangkutan. ITB. Bandung
Wheelen, T. (2007). Stratejik Bisnis dan Manajemen. Pearson
World Bank. (2012). Logistic Performances Index. Diakses pada 16 Desember 2012
pukul 16.05. lpisurvey.worldbank.org/international/global.

28

Analisis lead …, Hilda Azizah Manilet, FE UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai