Hilda Azizah M
Program Studi Ekstensi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Athor Subroto
Program Studi Ekstensi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Abstrak
Skripsi ini menganalisis inefisiensi yang terjadi didalam proses pengiriman
kendaraan yang dilakukan PT.INL sebagai perusahaan jasa freight forwarder.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengurai faktor-faktor penyebab dari inefisiensi
tersebut yang menjadi penyebab panjangnya lead time (waktu tempuh) yang
dibutuhkan dalam proses pengiriman kendaraan. Metode yang digunakan dalam
mengidentifikasi faktor-faktor tersebut adalah diagram fish bone. Salah satu dari
faktor-faktor penyebab tingginya lead time adalah belum efisiennya rute yang
dilakukan oleh PT. JLN sebagai perusahaan jasa pengangkut yang disewa oleh PT.
INL untuk mengantarkan kendaraan yang dikirim dari pelabuhan Jakarta ke
pelabuhan Banjarmasin dan pelabuhan Balikpapan. Melihat kondisi tersebut,
peneliti telah melakukan percobaan modifikasi rute yang ada dengan
menggabungkan 2 rute berbeda menjadi satu. Untuk melihat penghematan yang
dihasilkan dari penggabungan tersebut, digunakan metode clark and wright saving
heuristic (CWSH). Dari penghitungan yang telah dilakukan, ditemukan adanya
penghematan waktu tempuh sebanyak 70,84 jam atau 2,9 hari, penghematan jarak
tempuh sebanyak 1133,4 mil dan penghematan biaya bahan bakar sebesar
Abstract
This thesis analyzes the inefficiency that occurs in the process of delivery vehicles
in PT.INL as freight forwarder company. The purpose of this study was to unravel
the causal factors of inefficiency that cause the length of lead time that needed in
the delivery process of vehicles. The method used in the parse identification of
these factors is fish bone diagram. One of the factors causing the high lead time is
inefficient route made by the PT. JLN as carrier services company hired by PT. INL
to deliver vehicles that are sent from port of Jakarta to port of Banjarmasin and
port of Balikpapan. Seeing this condition, the researcher modificated existing
routes by combining two different routes into one. To see the saving results from the
merger, this research used method called clark and wright saving heuristic
(CWSH) . Results of calculation performed generate lead time savings of as much
as 70.84 hours or 2.9 days, saving as much mileage 1133.4 miles and fuel cost
savings for Rp.62.486.933.
Key words:
Inefficiency of Lead Time, Fish Bone Diagram, Clark and Wright Saving Heuristic
Method
Pendahuluan
Latar Belakang
Menurut penelitian yang dilakukan oleh World Bank tentang sistem logistik
global, terdapat Indeks Kinerja Logistik atau Logistic Performance Index (LPI) yang
digunakan sebagai alat benchmarking interaktif untuk membantu negara-negara
dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang yang mereka hadapi terkait kinerja
mereka pada logistik perdagangan dan apa yang bisa mereka lakukan untuk
meningkatkan kinerja tersebut. Dalam Tabel 1.1 Indeks Kinerja Logistik 2010 &
2012 dibawah ini akan terlihat peringkat kinerja logistik Indonesia dan bagaimana
perkembangannya dalam dua tahun terakhir (2010-2012) diantara enam negara di
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
sco
1.50
1.00
0.50 2010
0.00 2012
timeline
infrastructu
custo
tracking &
logistic
int'
Dari tabel LPI diatas dapat dilihat bahwa penyumbang skor terbesar untuk
peringkat yang didapatkan oleh Indonesia adalah dari komponen pengukuran
timeliness, kenaikan 0,15 poin dari 3,46 ke 3,61 bukanlah angka yang besar dan
signifikan, tapi perlu diapresiasi mengingat keadaan industri logistik di tanah air yang
sedang tumbuh pesat namun masih membutuhkan pengembangan di banyak hal
terutama dalam menanggulangi masalah terkait dengan waktu tempuh atau lead time
yang panjang.
Layanan distribusi yang baik adalah pelayanan yang memberikan kualitas
pengiriman barang yang terjamin dengan ketepatan waktu pengiriman yang sesuai
dengan jadwal. Dalam hal pendistribusian barang yang dilakukan oleh freight
forwarder terdapat alur distribusi yang harus dilalui, mulai dari barang yang akan
Sebagai salah satu perusahaan freight forwarder PT.INL yang merupakan salah
satu vendor PT. Astra Internasional yang menyediakan jasa pengiriman kendaraan ke
dealer-dealer yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia menyadari pentingnya
mengevaluasi kinerja logistiknya. Berdasarkan Tabel 1.2 diatas terlihat bahwa
PT.INL membutuhkan lead time yang lebih panjang dibandingkan dengan yang
direncanakan. Hal tersebut menunjukkan indikasi bahwa terdapat inefisiensi waktu
tempuh dalam proses pengiriman barang yang dilakukan ole PT.INL.
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Landasan Teori
Freight Forwarder
Transportasi merupakan suatu kata yang mengandung arti sebagai sebuah usaha
untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu barang
Metodologi Penelitian
Bagan 3.1 merupakan gambaran dari penelitian secara garis besar. Desain
penelitian dimulai dengan pertanyaan penelitian. Berdasarkan reviewLogistic
Performances Index (LPI) menunjukkan perkembangan peringkat Indonesia dari
tahun 2010 ke 2012. Melihat salah satu komponen penilaian dari LPI yaitu timeliness
atau lebih sering disebut lead time yang menunjukkan kenaikan scoredari tahun
2010 ke 2012 maka pertanyaan penelitian ini adalah “apakah kenaikan score kinerja
timeliness tersebut telah merata di semua perusahaan freight forwarder sebagai
pelaku di industri logistik?”. Tahap berikutnya dalam kerangka penelitian diatas
Selanjutnya penelitian ini didukung oleh studi literatur tentang teori yang terkait
dengan konsep lead time,konsep manajemen distribusi beserta moda transportasi
yang digunakan dalam kegiatan pendistribusian barang (kendaraan maupun kargo)
yang dilakukan oleh perusahaan freight forwarder serta sejarah perusahaan freight
forwarder. Pengumpulan data merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan setelah
studi literatur. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur yang
dilakukan dengan pihak manajemen PT.INL,sehingga didapatkan informasi
mengenai data pengiriman barang (jumlah unit dan daerah tujuan) sertadata historis
informasi rata-rata panjangnya waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mengirim
kendaraan setiap bulan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2010-2011-2012).
Tahap selanjutnya adalah analisis data. Data yang didapatkan berasal dari hasil
wawancara yang dapat membantu melakukan analisis terhadap keadaan internal dan
eksternal perusahaan (analisis IFAS-EFAS) dan analisis tentang kelemahan dan
kekuatan perusahaan (analisis SWOT), agar dapat dipilih strategiyang mendukung
perusahaan untuk mencapai tujuan (analisis QSPM). Setelah mengetahui kondisi
perusahaan melalui analisis diatas,maka digunakan diagram fish bone untuk
mengidentifikasi akar permasalahan yang dimiliki oleh perusahaan agar dapat
diketahui penyebabnya. Setelah diketahui penyebabnya dapat diselesaikan dengan
metode clark and wright saving heuristic. Kesimpulan dan saran akan diberikan pada
tahap terakhir dari penelitian agar dapat memberikan input yang bermanfaat untuk
perusahaan agar dapat mengembangkan kemampuan,memanfaatkan kekuatan dan
meminimalkan kelemahan agar dapat menjadi perusahaan yang lebih kompetitif di
masa yang akan datang.
Pertanyaan Penelitian
Studi Literatur
Wawancara terstruktur
DataHistoris perusahaan
Pengumpulan Data
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Menurut (Diao,
1996),penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan ide,
persepsi, pendapat, kepercayaan orang yang akan diteliti dan kesemuanya itu tidak
dapat diukur dengan angka. (Cooper, 2006) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif
didesain untuk memberitahu periset atau peneliti bagaimana (proses) dan mengapa
(makna) sesuatu terjadi.
10
11
ineformasi
TOTAL 1 3,00
l
4Tabel 4.2 Matriks IFAS
Faktor- faktor strategi internal Bobot* Rating** Bobot x Rating
KEKUATAN
1. Jangkauan distribusi luas 0,20 4 0,80
2. Melayani jalur darat dan laut 0,20 4 0,80
3. Salah satu vendor PT. Astra Int. 0,20 3 0,60
KELEMAHAN
1. Sistem tracking masih manual 0,05 2 0,10
2. Prosedur pelaksanaan tidak sesuai 0,15 2 0,30
12
Matriks SWOT
Analisa QSPM
Tabel 4.4 Analisis QSPM
13
PELUANG
1 Keberlanjutan pemesanan jasa 0.20 4 0.80 3 0.60 1 0.20 1 0.20
2 Pertumbuhan PDB di sektor pengangkutan 0.20 4 0.80 3 0.60 1 0.20 1 0.20
3 Tren permintaan pasar di industri otomotif 0.20 4 0.80 4 0.80 2 0.40 1 0.20
ANCAMAN
1 Meningkatnya p er saing a n 0.15 1 0.15 4 0,60 4 0.60 2 0.30
2 Kondisi harga bahan bakar semakin naik 0.15 2 0.30 4 0.60 1 0.15 1 0.15
3 Semakin canggihnya sistem informasi 0.10 2 0.20 3 0.30 1 0.10 4 0.40
JUMLAH 1.00
KEKUATAN
1 Jangkauan distribusi luas 0.20 4 0.80 4 0.80 2 0.40 1 0.20
2 Melayani jalur darat dan laut 0.20 3 0.60 4 0.80 2 0.40 1 0.20
3 Salah satu vendor PT.Astra Internasional 0.20 2 0.40 1 0.20 3 0.60 1 0.20
KELEMAHAN
1 Sistem tracking masih manual 0.05 1 0.05 4 0.20 1 0.05 4 0.20
2 Prosedur pelaksanaan tidak sesuai dgn BAST 0.15 2 0.30 4 0.60 1 0.15 1 0.15
3 0.20 1 0.20 1 0.20 1 0.20 4 0.80
Tampilan website yang masih sederhana
JUMLAH 1.00
JUMLAH TOTAL NILAI DAYA
5.40 6.30 3.45 3.20
TARIK
Analisis 5M + 1 E
Dari hasil survey yang telah dilakukan terhadap proses distribusi dan kinerja SDM
lapangan, diketahui bahwa tingginya lead time proses pengiriman dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan menggunakan diagram fish bone,
faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan kedalam 5M + 1E. Masing - masing
faktor dapat dijelaskan sebagai berikut, Man memuat permasalahan yang
berhubungan dengan tenaga kerja yang mendukung berjalannya aktifitas dari
sebuah operasi sistem distribusi dengan lancar,adapun hal yang biasanya terkait
dengan faktor ini adalah kurangnya pengawasan dan komitmen terhadap Standard
Operation Procedure(SOP) yang ditentukan. Method menitikberatkan pada cara
atau metode yang digunakan didalam aktifitas perusahaan tersebut.Permasalahan
biasanya timbul apabila metode yang digunakan masih manual dan tidak lagi
mendukung kebutuhan aktifitas tersebut. Machine/tools menjelaskan
permasalahan yang timbul akibat kuantitas mesin yang digunakan kurang
mendukung banyaknya kuantitas produksi. Material menjelaskan bahan-
bahan/komponen-komponen yang digunakan atau dibutuhkan untuk menunjang
proses produksi. Permasalahan timbul ketika material tersebut tidak lengkap atau
membutuhkan waktu panjang untuk menyusun komponen-komponen tersebut.
Measurement adalah pengukuran apakah sistem yang telah berjalan telah berjalan
14
Secara lebih detail faktor-faktor yang menyimpang dari analisis tadi dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor manusia (man)
Petugas lapangan tidak memiliki kedisiplinan dalam mengikuti prosedur
disetiap check point, kurangnya motivasi petugas yang disebabkan oleh
latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan,serta jam
operasional pengangkutan kendaraan ke kapal pada malam hari
mempengaruhi stamina para petugas.
2. Faktor metode (method)
Perusahaan belum merealisasikan rencana untuk mengganti sistem
manual dalam mengisi data kendaraan di Berita Acara Serah Terima
(BAST) dan Quality Check Sheet (QCS) dengan sistem yang lebih
terintegrasi menggunakan barcode tool yang berfungsi untuk membaca
kode barcode yang tertera di kendaraan yang akan dikirim sehingga
informasi waktu kapan kendaraan sampai di pelabuhan,melewati check
point yang ada,sampai tiba di dealer lokasi tujuan dapat tersimpan di
sistem informasi perusahaan. Sistem pendataan yang terintegrasi tersebut
diharapkan akan memperkecil risiko informasi tidak tersampaikan ke
kantor cabang dan dealer dan diharapkan dapat lebih meningkatkan
efisiensi waktu dan tenaga petugas di lapangan.
3. Faktor mesin (machine)
Kurangnya car carrier yang digunakan untuk mengangkut kendaraan
yang akan dikirim dari gudang ke pelabuhan menyebabkan waktu yang
dibutuhkan untuk mengantar kendaraan lebih lama. Disamping kurangnya
car carrier, jumlah kapal yang tersedia hanya dua armada apabila
dikaitkan dengan permintaan pasar yang semakin positif di masa yang
akan datang, maka jumlah tersebut tidak akan cukup untuk memenuhi
jumlah pengiriman.
15
Pengolahan Data
Faktor Pengukuran
Faktor pengukuran adalah faktor yang dipilih sebagai poin yang paling
mempengaruhi inefisiensi lead time yang terjadi di proses pengiriman kendaraan
sekaligus merupakan faktor yang paling memungkinkan untuk dimodifikasi
dibandingkan faktor-faktor lainsehingga dapat memberikan manfaat kepada PT.INL
dan PT. JLN selaku perusahaan pelayaran. Faktor pengukuran yang dimaksud adalah
bagaimana melakukan evaluasi terhadap rute yang selama ini telah dilalui oleh kapal
Ro-Ro dalam proses distribusi kendaraan yang dilakukan oleh PT.JLN dari
pelabuhan Jakarta sampai ke pelabuhan daerah tujuan. Penghitungan efisiensi rute
16
Rute yang dilalui oleh kapal selama ini terbagi menjadi rute pertama yaitu dari
V0 ke V1(Jakarta – Banjarmasin) dan rute kedua yaitu V0ke V2 kemudian dilanjutkan
ke V3 (Jakarta-Balikpapan-Samarinda) dengan metode CWSH akan diidentifikasi
jarak yang ditempuh untuk setiap rute dan kemudian menemukan rute alternatif yang
bisa menghemat jarak yang akan ditempuh,serta pada akhirnya akan berpengaruh
kepada penghematan biaya bahan bakar yang digunakan oleh kapal pengangkut.
Data Pengiriman Kendaraan
Bulan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Rata-
rata
Banjarmasin 31 37 94 37 42 18 52 33 40 46 28 29 40,58
Balikpapan 84 48 121 106 90 146 91 49 102 99 113 60 92,41
Samarinda 31 28 108 102 97 118 71 30 72 107 112 64 78,33
a. Jumlah dan Kapasitas Kapal
Armada kapal yang dioperasikan oleh PT. JLN berjumlah dua kapal KM.Rania
DWT 1983 ton dengan daya muat ± 400 unit dan KM.Fikri DWT 676,15 ton dengan
daya muat ± 250 unit. Untuk rute 1 (Jakarta-Banjarmasin), PT. INL menyewa KM
Fikri dengan kapasitas ± 250 unit kendaraan karena melihat rata-rata pengiriman
untuk tujuan banjarmasin adalah 40 unit dan untuk rute 2 (Jakarta –Balikpapan-
17
b. Matrik Jarak
Matrik jarak ini merupakan matrik jarak antara lokasi asal (Jakarta) dengan node
(lokasi tujuan) dan antar node. Matrik jarak asal-tujuan (mil)
Tabel 4.8 Matrik Jarak
Dari / Ke Jakarta Banjarmasin Balikpapan Samarinda
Jakarta 0
Banjarmasin 572,3 0
Balikpapan 772,4 211,3 0
Samarinda 818,4 434,9 68,4 0
Dimana untuk nilai penghematan jarak yang telah dihitung adalah sebagai berikut :
18
Tabel diatas berisi jarak (mil) yang dapat dihemat untuk setiap rute.
Penghematan jarak yang dapat dihasilkan dengan mengoptimalkan rute kapal yang
sebelumnya (Jakarta-Banjarmasin) dan (Jakarta-Balikpapan) diubah menjadi
(Jakarta-Banjarmasin-Balikpapan) adalah 1133,4 mil. Tujuan Samarinda tidak
dimasukkan kedalam perhitungan karena distribusi kendaraan tujuan Samarinda
menggunakan jalur darat dari pelabuhan Balikpapan. Penjabaran angka penghematan
jarak sebagai berikut:
Rute 1 = Jakarta – Banjarmasin,jarak yang ditempuh adalah 572,3 mil .
Rute 2 = Jakarta – Balikpapan adalah 772,4 mil.
Total jarak yang ditempuh untuk rute 1 dan rute 2 adalah 572,3 + 818,4 = 1344,7
mil. Apabila dibandingkan dengan rute gabungan dengan rute (Jakarta-Banjarmasin-
Balikpapan) = 572,3 + 772,4 – 211,3 = 1133,4 mil.
d. Waktu Tempuh
rute 1 (Jakarta – Banjarmasin),waktu tempuh kapal adalah :
𝑠
×60′
572.3 ×60′
16 𝑣
= 2146,12 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛𝑚𝑒𝑛j𝑎𝑑𝑖 2146 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑡𝑎𝑢 35,7 j𝑎𝑚
19
Jadi total waktu tempuh yang dihabiskan oleh 2 kapal dengan 2 rute
yang berbeda adalah = 35,7 jam + 53,26 jam = 88.96 jam
1133,4 ×60′
16 = 4250.25 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑡𝑎𝑢 70,84 j𝑎𝑚
Biaya bahan bakar high speed diesel (HSD) atau solar yang digunakan kapal
jenis Ro-Ro membutuhkan biaya Rp.10.719/liter (harga berdasarkan pertamina per
1-14 November 2012,termasuk ppn,pph,pbbkb) Banyaknya bahan bakar yang
dibutuhkan untuk kapal KM Rania dengan DWT 1983 ton adalah 4612,43 liter/hari
dan untuk kapal KM Fikri dengan DWT 676,15 ton adalah 1572,71
liter/hari.Sehingga banyaknya bahan bakar (dalam satuan liter) yang dibutuhkan per
jam sebagai berikut :
4612,43
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐾𝑀 𝑅𝑎𝑛𝑖𝑎 , = 192,18 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/j𝑎𝑚
24 j𝑎𝑚
1572,71
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐾𝑀 𝐹𝑖𝑘𝑟𝑖 , = 65,53 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 /j𝑎𝑚
24 j𝑎𝑚
Biaya bahan bakar untuk rute 1(Jakarta – Banjarmasin) dengan KM Fikri
adalah
waktu tempuh x kebutuhan bbm per jam x harga bbm/liter
35,7 j𝑎𝑚 ×65.53 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 ×𝑅𝑝. 10.719 = 𝑅𝑝. 25.076.253
20
Dari hasil survei terhadap rute yang dilalui serta biaya yang dikeluarkan untuk
bahan bakar oleh PT. JLN. Tabel berikut akan memperlihatkan kontribusi
penghematan yang dapat dilakukan oleh PT.JLN untuk mendukung efisiensi lead
time yang dilakukan oleh PT.INL
Tabel 4.10 PerbandinganRute.Jarak dan Biaya bahan bakar dengan metode
CWSH
Rute 1 Rute 2 Total
Kondisi rute
saat ini
Rute Jakarta – Banjarmasin Jakarta – Balikpapan
Jarak tempuh 572,3 mil 772,4 mil 1344,7 mil
Waktu tempuh 35,7 jam 53,26 jam 88,96 jam
Biaya bahan
Rp. 25.076.253 Rp. 109.714.397 Rp. 134.790.650
bakar
Solusi dgn
Metode Clark
& Wright
Saving
Heuristic
Rute Jakarta – Banjarmasin -
Tidak ada
Balikpapan
Jarak tempuh 1133,4 mil 0 1133,4 mil
Waktu tempuh 70,84 jam 0 70,84 jam
Biaya bahan
Rp. 62.486.933 Rp. 62.486.933
bakar
Selisih jarak 211,3 mil
21
Dari hasil survei awal ke PT. JLN diperoleh dua rute pengiriman kendaraan
dengan menggunakan dua armada kapal Ro-Ro yaitu KM Rania dan KM Fikri.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melakukan perbandingan kinerja rute PT.
JLN saat ini dengan rute hasil penelitian. Dari tabel 4.10 yang tertera diatas dapat
dilihat bahwa metode CWSH memberikan kontribusi penghematan jarak tempuh
menjadi 1133,4 mil, penghematan waktu tempuh menjadi 70,84 jam dan
penghematan biaya bahan bakar menjadi Rp. 62.486.933.
Kesimpulan
22
Dari enam faktor yang telah diuraikan diatas, dipilih faktor pengukuran
(measurement) yang dapat dimodifikasi dalam rangka mengurangi inefisiensi lead
time yang terjadi dalam proses pengiriman kendaraan di PT. INL Faktor pengukuran
membahas tentang kurang efisiennya penentuan rute yang dilakukan oleh PT. JLN
sebagai perusahaan jasa transportasi yang menyewakan kapalnya untuk PT. INL.
Alasan pemilihan faktor pengukuran tersebut karena dapat memberikan kontribusi
untuk kedua belah pihak,baik dari segi penghematan waktu tempuh pengiriman untuk
PT. INL dan penghematan jarak tempuh serta biaya bahan bakar kapal untuk PT.
JLN.
Penghitungan efisiensi rute ini dilakukan dengan menggunakan metode Clark
and Wright Saving Heuristic (CWSH) yang sering digunakan untuk menentukan rute
sejumlah kendaraan yang bertujuan menghemat jarak dan waktu tempuh. Metode
CWSH dapat memberikan solusi dalam efisiensi rute yang dapat dilakukan oleh
PT.JLN . Penghematan tersebut didapatkan dengan menggabungkan 2 rute berbeda
(Jakarta-Banjarmasin dan Jakarta-Balikpapan) menjadi 1 rute (Jakarta-Banjarmasin-
Balikpapan) yang lebih menghemat waktu, jarak serta penghematan terhadap biaya
bahan bakar yang digunakan oleh kapal PT.JLN.
Dari hasil penghitungan efisiensi rute yang telah dilakukan dengan menggunakan
metode CWSH, setidaknya mampu menunjukkan kontribusi dalam penghematan
waktu tempuh sebanyak 70,84 jam atau 2,95 hari dari total waktu yang dibutuhkan
dalam proses pengiriman kendaraan sampai ke dealer lokasi tujuan, seperti tampak
pada tabel 5.1. Metode CWSH membantu PT. JLN untuk memaksimalkan kapasitas
24
Dalam tabel diatas ditunjukkan jumlah hari yang dibutuhkan untuk rute Jakarta-
Banjarmasin dan Jakarta- Balikpapan. Total hari yang dibutuhkan untuk 2 rute
tersebut dapat dihemat sebanyak 2,95 hari apabila kedua rute tersebut digabung.
Metode CWSH tidak dilakukan untuk rute Jakarta-Samarinda karena pengiriman
kendaraan ke dealer di Samarinda menggunakan jalur darat dari pelabuhan
Balikpapan.
Pustaka
Bastian, Abel Yan. (2005). Analisis Lead Time Produksi dan Estimasi Probabilitas
Kedatangan Material dan Produk Impor di PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.
Skripsi. Surabaya : Universitas Kristen Petra.
Bektas, T. (2006). The Multiple Travelling Salesman Problem: An Overview of
Formulations and Solution Procedures. The International Journal of Management
Science vol. 34, no. 3, p 209-219.
Cooper, Donald R. (2006). Metode Riset Bisnis edisi 9. Jakarta : Media Global
Edukasi.
25
Desrosiers, J., J., Dumas, Y., Solomon, M. and Soumis, F. (1995). Time
Constrained Routing and Scheduling. Network Routing. In: Handbooks in
Operations Research and Management Science, North Holland, Amsterdam.
Doing Business. (2012). Trading Across Borders Ranks. Diakses pada 5 Januari 2013
pukul 21.00. www.doingbusiness.org/data/exploretopics/trading-across-borders.
Griffin, Rick W & Ebert, Ronald J. (2005). Business 8th Edition. Pearson International
Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Heizer,J . (2009). Operational Management. (Ninth edition). New Jersey: Prentice hall.
Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum
Istopo. (1992). Unimoda dan Multimodal Transport Angkutan Barang Terpadu Darat,
Laut dan Udara. Yayasan INFFA.
Kamaludin, Rustian. (1986). Ekonomi Transportasi. Padang : Ghalia Indonesia.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Staatblaat (Stbl) No. 23 Tahun 1847
Kolen, A.W.J., Rinnooy, A.H.G. and Trienekens, H.W.J.M. (1987). Vehicle
Routing with Time Windows. Operations Research, 35, p.266-273.
Lederer, Philip J and Seung-Kyu Rhee. (1996). Performance Measurement in a Cost
Centre Considering Production Lead Time.
Lenstra, J. K. and Rinnooy Kan, A.H.G. (1981). Complexity of Vehicle and
Scheduling Problems.Networks, 11, p.221-227.
Manual and Freight Forwarding. (1990). Economic and Social Commission for Asia and
the Pacific. United Nations. p 30
Mc Carthy, E Jerome. (2009). Pemasaran Dasar : Pendekatan Manajerial Global. Jakarta
: Salemba Empat.
26
Pringgo, Ridha. (2010). Evaluasi Strategi Bisnis dan Sistem pengendalian di PT. Surveyor
Indonesia (Studi Kasus Strategic Business Unit Industri Pertambangan dan Energi).
Thesis. Jakarta : Universitas Indonesia
Rangkuti,Freddy. (2005). Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka.
Solomon, M.M. (1987). Algorithms for the Vehicle Routing and Scheduling Problems
with Time Window Constraints Operations research 35. p.254-265.
Srihono. (2007). Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman Galon di PT. Tirta Alam
Tunggon Wilayah Pemasaran Sragen dengan Menggunakan Metode Clark and
Wright Saving Heuristic. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
27
28