Anda di halaman 1dari 10

SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan cara pembelahan meiosis
dan mitosis. Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di epididimis. Sedangkan tempat
menyimpan sperma sementara terletak di vas deferens.
Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan). Pada spermatogenesis
terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase –
fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan empat
sperma matang.

Tahap – Tahap Spermatogenesis :


1.         Spermatogonium
Merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis.
Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.

2.         Spermatosit Primer


Merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan.
Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.

3.         Spermatosit Sekunder

Merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.

4.         Spermatid

Merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.

5.         Sperma

Merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi.
Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap sperma yang telah
matang dan siap dikeluarkan.

Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis


Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma sedangkan oogenesis adalah proses
pembentukan ovum. Spermatogenesis terjadi di lumen tubulus seminiferus testis sedangkan
oogenesis terjadi di ovarium dan berlanjut saat terjadi fertilisasi. Proses spermatogenesis baru
aktif saat pubertas. Pada pria sebelum puber, di dalam testis belum terjadi pembentukan sperma
walaupun terdapat sel spermatogonium sebagai bakal sperma. Saat puber terjadi peningkatan
kadar hormon FSH dan testosteron memicu dimulainya proses spermatogenesis menghasilkan
sperma. Pada wanita, oogenesis sudah dimulai dari periode dalam kandungan (fetal) yaitu
perkembangan oogonium menjadi oosit primer di dalam folikel primer ovarium (proses meiosis
I). Setelah lahir proses meiosis I berhenti pada tahap profase I. Pada saat puber terjadi proses
rekruitmen folikel primer dan akan terpilih satu folikel berisi oosit primer yang melanjutkan
meiosis I menjadi 1 oosit sekunder setiap bulannya. Oosit sekunder masuk pada meiosis II
namun berhenti pada tahap metafase II dan akan berlanjut jika terjadi pembuahan (fertilisasi).
Bila terjadi fertilisasi meiosis II akan komplet sehingga dihasilkan ovum.
Gametogenesis adalah perkembangan sel kelamin jantan dan betina atau gamet. Sedangkan
gamet adalah sel reproduksi haploid (oosit atau spermatozoa) yang penyatuannya diperlukan
dalam reproduksi seksual untuk mengawali perkembangan individu baru. Gametogenesis
merupakan pembelahan meiosis yakni metode khusus pembelahan sel, terjadi pada maturasi sel
kelamin dengan cara setiap inti sel anak menerima separuh jumlah sifat kromosom sel somatik
spesiesnya. Beberapa dari tahap – tahap meiosis sangat menyerupai tahap – tahap terkait yang
terdapat pada mitosis. Meiosis, seperti halnya mitosis didahului oleh replikasi kromosom.
Namun, replikasi tunggal ini diikuti oleh dua pembelahan sel yang berurutan yang disebut
meiosis I dan meiosis II. Pembelahan ini menghasilkan empat sel anak, masing – masing hanya
mempunyai setengah dari jumlah kromosom sel induk.
1.         Interfase I

Meiosis didahului oleh interfase yang mana selama fase ini setiap kromosom bereplikasi.
Untuk setiap kromosom hasilnya adalah dua kromatid saudara yang identik secara genetik yang
tetap melekat pada sentromernya. Pada fase ini sentrosom juga bereplikasi menjadi dua.

2.         Meiosis I

a.         Profase I

Kromosom mulai memadat. Kromosom homolog yang masing – masing tersusun dari dua
kromatid saudara berpasangan membentuk tetrad. Pada banyak tempat di sepanjang tubuhnya,
kromatid kromosom homolog saling menyilang yang dinamakan kiasmata (tunggal, kiasma).
Kiasmata berfungsi untuk mengikat kromosom agar tetap bersama. Sementara itu, komponen
seluler lainnya mempersiapkan pembelahan nukleus, sentrosom bergerak saling menjauhi dan
gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya. Selubung nukleus dan nukleoli menyebar.
Akhirnya gelendong mikrotubula menangkap kinetokor yang terbentuk pada kromosom dan
kromosom mulai bergerak ke pelat metafase.

b.        Metafase I

Pasangan kromosom homolog tersusun pada pelat metafase. Mikrotubula kinetokor dari satu
kutub sel melekat pada satu kromosom masing – masing pasangan, sementara itu mikrotubula
dari kutub yang berlawanan menempel pada homolognya.

c.         Anafase I

Alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub. Kromatid saudara tetap terikat
pada sentromernya dan bergerak ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah
kutub yang berlawanan.
d.        Telofase I dan Sitokinesis

Aparatus gelendong terus memisahkan pasangan kromosom homolog sampai kromosom


mencapai kutub sel. Setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid tetapi setiap kromosom
memiliki dua kromatid saudara. Biasanya sitokinesis (pembelahan sitoplasma) terjadi secara
simultan dengan telofase I, membentuk dua sel anak.

3.        Meiosis II

1.         Profase II

Aparatus gelendong terbentuk dan kromosom berkembang ke arah pelat metafase II.

2.         Metafase II

Kromosom ditempatkan pada pelat metafase dengan cara seperti mitosis, dengan kinetokor
kromatid saudara dari masing – masing kromosom menunjuk ke arah yang berlawanan.

3.         Anafase II

Sentromer kromatid saudara berpisah dan kromatid saudara dari masing – masing pasangan
bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan.

4.         Telofase II dan Sitokinesis

Nukles terbentuk pada kutub sel yang berlawanan dan terjadi sitokinesis. Pada akhir
sitokinesis terdapat 4 sel anak dengan kromosom haploid.

Spermatozoa

Terdapat dua macam gametogenesis yakni spermatogenesis (proses pembentukan


spermatozoa) dan oogenesis (proses terbentuknya sel telur/ovum di dalam ovarium).
Spermatozoa berasal dari sel primordial yang diploid yang disebut spermatosit primer. Setelah
mengalami pembelahan meiosis I, maka jumlah kromosom dibagi dan spermatosit sekunder. Bila
pembelahan meiosis II yang berlangsung sebagai pembelahan selesai, maka terbentuklah 4 sel
spermatid yang masing – masing haploid. Selanjutnya spermatid akan berkembang menjadi
sepematozoa.

Oogenesis

Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Organ yang
berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad. Sedangkan sel kelamin
itu sendiri disebut gamet (Artawan, 2002). Oleh karena itu, terdapat dua macam gamet yaitu
ovum dan sperma, maka ada dua jenis pembentukan gamet (gametogenesis) yaitu
spermatogenesis dan oogenesis. Gonad pada hewan betina adalah ovarium yang pada umumnya
terdapat berpasangan. Oogenesis adalah proses pembentukan sel yelur (ovum) di dalam ovarium.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel – sel telur yang disebut oogenia (jamak;
oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia sudah terjadi sebelum kelahiran, yaitu didalam
ovary fetus perempuan.
Adapun proses pembentukan sel telur adalah sebagai berikut. Semula oogonia membelah
secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara meiosis, namum hanya sampai pada fase profase. Pembelahan meiosis
tersebut berhenti hingga bayi lahir dan mencapai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit
melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel
yang besar disebut oosit sekunder dan yang satu sel berukuran lebih kecil yang disebut badan
kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami
pembelahan meiosis II. Namun, pembelahan tersebut dapat berlangsung jika terjadi fertilisasi.
Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu
sel lagi berukuran lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut bergabung
dengan dua badan kutub sekunder yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga
diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum
matang, sedangkan ketiga badan kutub segera hancur. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa setiap pembuahan oosit primer hanya menghasilkan satu ovum.
Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam – macam ovum. Ovum biasanya
dibedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya yaitu :
1.        Alecithal, telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti ini hampir
tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan makanan.

2.        Isolecithal (homolecithal, ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang tersebar
merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan invertebrate.

3.        Telolecithal, ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan terdapat pada
bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.

4.        Sentrolecithal, pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah – tengah ovum, misalnya
ovum insekta.

Ovum yang deutoplasmanya sangat banyak pada aves dan reptilian sering juga dinamakan
ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal. Kemudian selaput – selaput pada telur dapat
digolongkan dalam tiga macam antara lain :
1.        Membran primer, yang merupakan hasil/produk daripada ovum itu sendiri. Membran ini terdiri
dari membran plasma dan membran vitellinus pada saat terjadi fertilisasi membran vitellinus ini
akan terbagi dan membentuk membran ketiga yang disebut membran fertilisasi. Pada
kebanyakan telur – telur hewan laut yang bertipe homolecithal biasanya ada lapisan tambahan
berupa jelly (lapisan tak hidup) diluar membran vitellinus. Pada cacing pasir (Nereis) dilindungi
oleh benang – benang halus protoplasma.

2.        Membran sekunder, selaput ini merupakan hasil/produk dari sel – sel folikel yang mengelilingi
ovum selama periode pemasakan ovum. Membran ini biasanya bersifat impermeable seperti
contohnya pada chorion dari telur insekta dan juga pada telur cyclostomata (myxine). Untuk
memudahkan penetrasi sperma, membran sekunder ini dilengkapi dengan satu atau lebih lubang
kecil yang disebut micropyle.

3.        Membran tersier, membran ini merupakan hasil/produk dari oviduct, uterus dan kelenjar –
kelenjar tambahan. Membran tersier ini sangat beragam bentuk dan keberadaanya. Sebagai
contoh telur ayam memiliki tiga macam membran tersier yaitu :

a.         lapisan albumin

b.         membran cangkang (shell membran)

c.         cangkang dari zat kapur (calcareous shell)

Proses Sprematogenesis
Setiap testis terdiri atas tubulus seminiferus yang mampu menghasilkan miliaran sperma.
Dinding tubulus seminiferus dilapisi oleh sel germinal (spermatogonium). Jika telah matang
secara seksual, sebagian spermatogonium mulai melakukan spermatogenesis dan sisanya
membelah diri secara mitosis untuk memperbanyak spermatogonium. Spermatogonium berubah
menjadi spermatosit primer melalui pembelahan mitosis. Selanjutnya, spermatosit primer
membelah diri secara miosis menjadi dua spermatosit sekunder yang haploid dan berukuran
sama. Spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis dua menghasilkan empat spermatid.
Spermatid adalah calon sperma yang belum berekor. Spermatid yang telah mempunyai ekor
disebut sperma. Pada manusia spermatogenesis berlangsung lebih kurang 16 hari. Selama
spermatogenesis, sperma menerima bahan makanan dari sel – sel sertoli. Sel sertoli merupakan
tipe sel lainnya di dalam tubulus seminiferus.
Proses Gametogenesis : Spermatogenesis dan Oogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari
gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di
ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu
pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom, contoh
apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru
melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari
induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin
atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis
menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat
diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel
baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan,
pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis
dan oogenesis.
1.         Spermatogenesis

Adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ
kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan
dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan
dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut
spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel – sel epitel
tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap – tahap perkembangan tertentu
untuk membentuk sperma.
2.        Oogenesis

Adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan
pembentukan bakal sel – sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel
telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk
dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan
oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis,
tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian
setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan
miosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.

Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan
miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran
normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum
SPERMATOGENESIS dan OOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma. Spermatogenesis berlangsung di testis.
Pada testis terdapat jaringan bernama tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdapat
banyak sel germinal yang akan berubah menjadi sperma melalui meiosis (Johnson 2002 : 1202).
Sel germinal yang sudah siap bermeiosis dinamakan spermatosit primer yang diploid. Proses
meiotik pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder dengan 23 kromosom. Kemudian setiap
spermatosit sekunder bermeiosis yang disebut meiosis kedua yang menghasilkan 2 spermatid.
Spermatid – spermatid inilah yang akan berubah menjadi spermatozoa dewasa dengan bantuan
sel sertoli (Johnson 2002 : 1202). Proses pematangan sel germinal menjadi sel gamet pada
wanita disebut oogenesis. Oogenesis terjadi di ovarium. Sel germinal pada pria akan berbuah
menjadi spermatosit primer, namun pada wanita sel germinal akan membentuk oosit primer.
Oosit primer akan mengalami meiosis menjadi sebuah oosit sekunder dan sebuah badan polar
yang masing – masing hanya memiliki 23 kromosom (Johnson 2002 : 1208). Badan polar adalah
sebuah sel kecil yang berisi sedikit sitoplasma, diproduksi bersama oosit dan nantinya akan
terdegradasi. Oosit sekudner dan badan polar masing – masing akan melakukan meiosis kedua
yang akan menghasilkan satu badan polar dan ovum pada oosit sekunder, dua badan polar oleh
badan polar yang dihasilkan pada meiosis pertama (Johnson 2002 : 1208).

SPERMATOGENESIS
Pembentukan dan pengembangan sperma pada seminiferus tubulus dari testis disebut
Spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses dimana laki – laki spermatogonoia berkembang
menjadi spermatozoa matang. spermatozoa adalah gamet pria dewasa. Jadi spermatogenesis
adalah versi laki – laki gamatogenesis. Pada mamalia itu occures dalam selera laki – laki di
epididimis secara bertahap dan untuk manusia membutuhkan 65 – 75 hari. Hal ini penting untuk
reproduksi seksual. Ini dimulai saat pubertas dan biasanya terus terganggu sampai kematian.

Spermatogenesis menghasilkan gamet pria dewasa biasa disebut sperma, namun secara
khusus dikenal sebagai spermatozoa yang mampu menyuburkan mitra perempuan gamet, oosit
selama konsepsi untuk menghasilkan individu tunggal yang disebut dikenal sebagai zigot.

OOGENESIS

Pembentukan dan pengembangan gamet perempuan dalam ovarium dikenal sebagai


Oogenesis. Ini adalah proses gametogenesis perempuan. Ini melibatkan berbagai tahap ovum
belum matang. Penciptaan Oogonium tradisional bukan milik oogenesis, tetapi untuk jalan
umum dari gametogenesis bersama dengan spermatogenesis.

Oosit mencapai maksimum mereka pada 20 minggu usia kehamilan, saat ada sekitar tujuh
juta dari mereka. Oogenesis adalah proses meiosis pada organisme wanita dari Oogonium ke
oosit primer, ke oosit sekunder dan kemudian ke sebuah sel telur. Sel sperma yang bersifat
haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan
spermatogenesis. Dibentuk di dalam tubulus seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormon
yaitu :

1.        Hormon GnRH

Berfungsi untuk merangsang lobus anterior pituitary untuk produksi hormon gonadotropin
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).

2.        Testosterone

Hormon ini dihasilkan oleh sel – sel leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus testis.
Hormon ini bertanggung jawab terhadap pembelahan sel – sel epitel germinal untuk membentuk
sperma, terutama pembentukan spermatosit sekunder.

3.        Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)

Berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel
sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium
untuk melakukan spermatogenesis.

4.        Hormon LH (Luteinizing Hormone)


Berfungsi merangsang sel leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu
hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma).

Secara sederhana proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus
lewat langkah – langkah sebagai berikut ini :

1.        Ketika seorang anak laki – laki mencapai pubertas pada usia 11 – 14 tahun, sel kelamin jantan
primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh
sekresi hormon testosteron.

2.        Masing – masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak
yang masing – masing berisi 46 kromosom lengkap.

3.        Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing – masing disebut spermatogonium yang kembali
melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak dan satunya lagi disebut
spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus
seminiferus.

4.        Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang
berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing – masing
memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y
atau X).

5.        Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan 4 sel lagi yang
disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.

6.        Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan
bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu
sekitar 64 hari.

Sruktur Spermatozoa
Bagian-bagian tersebut terbagi atas 3 bagian utama, yaitu :
1.        Kepala

Pada bagian kepala spermatozoon ini, terdapat inti tebal dengan sedikit sitoplasma yang
diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat 23 kromosom dari sel ayah. Selubung tebal yang
dimadsud adalah akrosom, fungsinya adalah sebagai pelindung dan menghasilkan enzim.

2.        Badan

Terdapat mitokondria yang berbentuk spiral dan berukuran besar, berfungsi sebagai
penyedia ATP atau energi untuk pergerakan ekor.

3.        Ekor
Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat Axial Filament pada bagian dalam
dan membrane plasma dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma.
Oogenesis
Merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang
dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu
menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa
hormon yaitu :

1.        FSH (Follicle Stimulating Hormone

Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel – sel folikel sekitar sel ovum.

2.        LH (Luteinizing Hormone)

Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).

3.        Estrogen

Dihasilkan oleh folikel graff dan dirangsang oleh FSH di dalam ovarium. Estrogen berfungsi
menimbulkan sifat kelamin sekunder.

4.        Progesteron

Dihasilkan juga oleh korpus luteum yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH.
Hormon progesteron berfungsi juga untuk menebalkan dinding endometrium.

Oogenesis secara sederhana prosesnya dapat dijelaskan tahapannya sebagai berikut :


1.        Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.

2.        Oogonium berubah menjadi oosit primer yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan
meiosis yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.

3.        Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat
mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari Oosit
primer.

4.        Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.

5.        Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder
difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan badan
polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi.
Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis
diulang kembali.

6.        Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23
kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap
melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya
menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada
setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang matang
tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding
rahim pada awal siklus menstruasi (Biohealth Indonesia, 2007).

Ovum memiliki beberapa lapisan pelindung, antara lain :


1.        Membrane Vitellin yaitu lapisan transparan dibagian dalam ovum.

2.        Zona Pellusida, yaitu lapisan pelindung ovum yang tebal dan terletak dibagian tengah. Terdiri
dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa.

3.        Korona Radiata, yaitu merupakan sel-sel granulose yang melekat disisi luar oosit dan
merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal

Anda mungkin juga menyukai