Anda di halaman 1dari 10

TATA CARA PERSIDANGAN

ORGANISASI INTRA DAN EKSTRA MAN 1 KABUPATEN BANDUNG

PENGANTAR

Panduan ini disusun disusun untuk dkihususkan untuk seluruh sidang baik OSIS
maupun Eksrakurikuler yang ada di MAN 1 Kabupaten Bandung. Panduan ini disusun
dari berbagai sumber dan riset yang merujuk pada KUHA (dengan penyesuaian secara
lanjut), UU NO 9 Tahun 2010(sebagai rujukan mula) dan tap sidang resmi lainya.

PENGERTIAN SIDANG

Secara sederhana, sidang merupakan bentuk diskusi resmi yang diikuti orang
banyak untuk memutuskan sesuatu dengan mekanisme-mekanisme yang jelas/teratur.
Mekanisme-mekanisme yang dibuat dan diberlakukan di sidang bertujuan agar sidang
yang dilakukan berjalan aman, aspiratif, dan demokratis. Oleh karena itu aturan main
sidang harus jelas.

keputusan yang berhubungan dengan kebijakan public akan selalu diambil


melalui mekanisme sidang. Sehingga semua pihak yang berkepentinagn dengan
kebijakan publek pasti akan berkumpul untuk ikut dalam proses itu.

Sebelum sidang dimulai, biasanya sidang belum mempunyai pimpinan sidang.


Untuk itu sebagai pimpinan sidang sementara diambil alih oleh panitia pengarah (SC).
Panitia pengarah ini akan memilih pimpinan sidang atau presidium sidang untuk
selanjutnya. Presidium sidang terpilih memimpin jalannya persidangan.

MACAM-MACAM SIDANG

1. Sidang Komisi

Sidang ini hanya diikuti oleh anggota komisis saja untuk memudahkan perumusan dan
pengambilan kebijakan sementara sehingga pembahasan bidang yang telah ditentukan
lebih terfokus. Keputusan pada sidang komisis bersifat non permanen (dapat berubah)
kemudian dibawa kedalam sidang pleno untuk mendapat keputusan terakhir.
2. Sidang Pleno

Biasa disebut sidang besar yang diikuti oleh seluruh peserta sidang tanpa kecuali..
Sidang pleno dilakukan untuk memberi keputusan final agenda sidang yang telah
dirumuskan sebelumnya pada sidang komisi. Pembahasan agenda, tatib, dan LPJ
menggunakan sidang jenis ini.

ATURAN UMUM SIDANG

1. Presedium Sidang

ü Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang
Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah atau Steering Committee (SC).

ü Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan


seperti aturan yang disepakati peserta.

ü Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib


persidangan

2. Peserta Penuh

Ø Hak peserta:

ü Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan
kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis.

ü Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan

ü Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan

ü Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan

Ø Kewajiban peserta:

ü Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan

ü Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan

3. Peserta Peninjau

Ø Hak Peninjau:

ü Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan
kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis

Ø Kewajiban Peninjau:
ü Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan

ü Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan

4. Steering Committee (SC) / Pemandu

Steering Committee(SC) adalah Komite/Panitia Pengarah yang terdiri dari sekelompok


orang yang memiliki kredibilitas tertentu yang ditunjuk dan diangkat berdasarkan
keputusan sebelum acara dilaksanakan.

Ø Hak SC:

ü SC hanya memiliki hak bicara ketika diperlukan oleh pimpinan sidang berdasarkan
kesepakan oleh seluruh peserta sidang.

Ø Tugas dan Kewajiban SC:

ü Memandu jalannya persidangan

ü Memandu sidang pleno pertama untuk menentukan Presedium sidang

ü memberikan pengarahan tentang konsep/pola/bentuk penyelenggaraan konvensi.

5. Organizing Committee (OC) / Panitia Pelaksana

Organizing committee adalah orang yang mengorganisir kegiatan sehingga bisa


berjalan dengan baik sehingga kegiatan berjalan sesuai dengan tata cara pelaksaanaan.

Ø Hak OC:

ü OC tidak berhak apapun tentang jalannya persidangan

ü OC tidak dibenarkan masuk ruangan sidang kecuali atas permintaan pimpinan


sidang dengan kesepakatan peserta sidang

Ø Tugas dan Kewajiban OC:

ü Mengadakana acara

ü Mengkordinir acara sidang

ü Menyediakan perlengkapan sidang


PERANGKAT SIDANG

1. Peserta sidang (Penuh dan Penijau)

2. SC

3. Presidium atau pimpinan sidang

Ø Ketua (Presidium 1)

· Duduknya di tengah

· Bertugas:

ü Membuka dan menutup sidang

ü Menjelaskan dan mengatur serta mengarahkan permasalahan agar fokus

ü Membuat keputusan-keputusan

Ø Anggota (Presidium 2)

· Duduk di sebelah kanan Ketua

· Bertugas menulis opsi yuang masuk dari peserta

Ø Anggota (Presidium 3)

· Duduk di sebelah kiri Ketua

· Bertugas menyimpulkan dan mengamankan sidang

4. Agenda acara persidangan/materi persidangan

Meliputi bahan-bahan yang akan dibahas dalam persidangan. Biasanya terdiri dari draft
tatib, AD/ART, PPO, GBHK, dll yang disusun sebelumnya oleh tim perumus sidang atau
panitia khusus

5. Ruangan Sidang

6. Perlengkapan Sidang

ü Meja

ü Kursi

ü Palu sidang

ü Pengeras suara
ü Podium

ü Laptop dan Printer

ü Notulensi

7. Tata Tertib Persidangan

Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat
persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal
dimasyarakat.

ISTILAH-ISTILAH DALAM PERSIDANGAN

1. Mohon Bicara (Opsi): meminta izin untuk memberikan pendapat.

2. Interupsi adalah memotong pembicaraan/menyela dikarenakan ada hal-hal yang


sangat penting untuk diungkapkan, ditempuh dengan menggunakan kata “interupsi”
yang pada hakekatnya meminta kesepakatan untuk berbicara.

3. Kliring: memotong pembicaraan di atas interupsi

4. Pending/Skorsing: penundaan acara sidang untuk sementara waktu atau dalam


waktu tertentu pada waktu sidang berlangsung dengan tujuan tertentu seperti istirahat,
lobby, penundaan sidang.

5. Lobbying: penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk
menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang
bersebrangan secara informal.

6. PK/Peninjauan Kembali: mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali


pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan.

MACAM-MACAM INTERUPSI:

1. Point of clarification : interupsi untuk menjernihkan/meluruskan permasalahan


atau isi pembahasan.

2. Point of view : interupsi yang digunakan untuk menyampaikan pendapat,


tanggapan, usulan, saran

3. Point of order : memotong pembicaraan orang lain karena telah melenceng.

4. Point of solution : interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang


dibahas.
5. Point of information : interupsi untuk memberikan informasi/ kebenaran yang
dianggap perlu,yang berkaitan dengan kondisi yang menjadi pokok pembahasan atau
hal-hal yang dipandang urgen untuk diinformasikan.

6. Point of privilege (rehabilitation) : Memotong pembicaraan orang lain ketika ia


telah menyinggung martabat orang lain.

7. Interruption of explanatio, Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan


yang kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan
terhadap pernyataan kita.

8. Interruption of personal, Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang


disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang
secara pribadi.

9. Interup of Solution, Memotong dan menyampaikan solusi sehingga pembahasan


bisa diakhiri.

10. Interup of idea, Menyampaikan ide baru tapi masih terkait dengan yang sedang
dibicarakan sehingga harus disampaikan segera

PELAKSANAAN INTERUPSI :

· Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara


setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang

· Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.

· Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan


mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan
wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium
Sidang dan atau Peserta Sidang

ATURAN KETUKAN PALU:

Ø 1 Kali Ketukan

ü Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.

ü Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin (keputusan


sementara).

ü Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.


ü Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama
(biasanya skor 1X??menit, dll) sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan
tempat sidang.

ü Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.

Ø 2 Kali Ketukan

ü Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama (biasanya
2 X ?? menit), misalnya istirahat, lobying, sembahyang,makan.

ü Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.

ü Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat


dalam pengambilan keputusan

Ø 3 kali ketukan

ü Membuka/menutup sidang atau acara resmi.

ü Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang

KALIMAT YANG DIPAKAI OLEH PRESIDIUM SIDANG SAAT MENGETUK PALU

Ø Membuka sidang

“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim tepat pada pukul 00.00 di jam tangan


saya, sidang pleno I saya nyatakan dibuka.”

tok…….tok…….tok (tiga kali)

Ø Menutup sidang

“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin tepat pada pukul 00.00 di jam


tangan saya, sidang pleno I saya nyatakan ditutup.

tok……..tok……..tok (tiga kali)

Ø Mengalihkan pimpinan sidang

“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya”

tok... (satu kali)


Ø Mengambil alih pimpinan sidang

“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih”

tok (satu kali)

Ø Menskorsing sidang

“Dengan ini sidang saya skorsing selama satu kali 15 menit”

tok..tok... (dua kali)

Ø Mencabut skorsing

“Dengan ini skorsing satu kali 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang
dilanjutkan”

tok…tok... (dua kali)

Ø Memberi peringatan kepada peserta sidang

Tok…(satu kali)

“Peserta sidang harap tenang !”

Ø Meminta Persetujuan Peserta

“Bagaimana forum, apakah sepakat?”

“Sepakaaat”

Tok.. (satu kali)

SYARAT-SYARAT PRESIDIUM SIDANG :

1. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab

2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan

3. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis

4. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan


SIKAP PRESIDIUM SIDANG :

1. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin

2. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan

3. Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta

QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½


+ 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga ditentukan melalui konsensus)

2. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak
berhasil diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan

3. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara


seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang

SANKSI-SANKSI

Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata
tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan
usulan peserta siding yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi
didahului oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan
kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari
forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang
yang lain.

Jika terjadi kericuhan dalam persidangan, peserta bisa meredamnya dengan


jalan:

ü Melantunkan ayat suci Alquran

ü Menyanyian Lagu Indonesia Raya atau Lagu Mars

ETIKA SIDANG (MUSYAWARAH)

Sering ditemukan sidang-sidang menjadi ricuh karena hal-hal sepele, tapi akibatnya
bisa menghabiskan waktu yang panjang bahkan merusak suasana, materi pembahasan,
ukhuwah dsb. Padahal forum itu kadang pesertanya terdiri dari kalangan terpelajar atau
bahkan agamawan (aktivis dakwah).
Hal ini terjadi karena saking asiknya berdinamika sehingga melupakan hal-hal kecil
yang bisa merusak. Untuk itu disamping kita belajar untuk ahli beretorika juga dituntut
untuk memperhatikan hal-hal yang dapat mengganggu perasaan para peserta sidang
dan merusak suasana persidangan. Etika sidang yaitu:

ü Berbicara atas izin pimpinan sidang

ü Sedapat mungkin tidak memotong pembicaraan orang lain, kecuali bila memang
sangat mendesak

ü Berbicara seperlunya, tepat sasaran dan tidak bertele-tele

ü Berbicara menghadap pimpinan sidang (hindari berhadapan face to face sesama


peserta).

ü Camkan bahwa yang ditanggapi adalah ide, gagasan, pendapat dan pemikiran,
bukan orang yang menyampaikannya. Hindari asumsi-asumsi, perasaan antar pribadi
atau pun kelompok.

ü Hindari tindakan apologis yang berlebihan. Apologis disini maksudnya adalah


membela diri karena merasa diserang atau karena yang berbeda pendapat adalah si
anu atau dari golongan anu.

ü Lihat dan tanggapi segala sesuatu secara objektif, bebas dari asumsi, intrik dan
pretensi negative

Anda mungkin juga menyukai