Ok Bab 4
Ok Bab 4
PEMBAHASAN
36
Manfaat pemindahan rekam medis inaktif menurut DepKes RI 2006 yaitu :
a. Mengurangi jumlah berkas rekam medis yang semakin bertambah.
b. Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan
berkas rekam medis yang baru.
c. Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat penyiapan rekam
medis jika sewaktu-waktu di perlukan.
d. Menyelamatkan rekam medis yang bernilai guna tinggi mengurangi yang
tidak bernilai guna/nilai guna rendah atau nilai gunanya telah menurun.
e. Alur menurut DepKes RI tahun 2006 yaitu :
Gambar 2
Alur Proses Retensi Berkas Rekam Medis In-Aktif
PEMINDAH- RM RM
AN AKTIF IN-AKTIF
DINILAI
PENYUSUTAN RM
RM ADA
RM TIDAK
NILAI
ADA NILAI
GUNA
GUNA
RM DIMUSNAH-
RUSAK KAN
RM DILESTARIKAN
TERTENTU
37
Rekam medis yang tidak memiliki nilai guna, rekam medis yang akan
dimusnahkan, tetapi rekam medis yang mempunyai nilai guna dan rekam
medis tertentu akan dilestarikan sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa manfaat pada ruangan aktif dan in-
aktif rekam medis sangat penting karena itu dapat menghindarkan
penumpukan berkas dan keterlambatan petugas dalam hal pengambilan dan
penyimpanan rekam medis, serta mempermudah proses pemusnahan. Oleh
karena itu dalam menentukan keberhasilan pembangunan terutama di unit
rekam medis sesuai dengan kompetensi rekam medis di RSIA ZAINAB
Pekanbaru, maka perlunya adanya pemisahan rekam medis aktif dan in-aktif
untuk menjamin keberhasilan dari manfaat-manfaat ruangan tersebut.
38
menurut PP No.32/1996 sumber daya manusia adalah semua orang yang
bekerja secara aktif dibidang kesehatan, baik untuk jenis tertentu yang
memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan
(Adisasmito,2012:124).
Sumber Daya Manusia secara Makro adalah semua manusia sebagai
penduduk atau warga negara dalam batas wilayah tertentu yang memasuki
usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum meperoleh pekerjaan.
Ada dua aspek yang dilihat dalam sumber daya manusia yaitu :
a. Kuantitas, yaitu menyangkut jumlah sumber daya manusia
b. Kualitas, yaitu menyangkut mutu sumber daya manusia tersebut, yang
menyangkut kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik (kecerdasan
dan mental). Untuk meningkatkan kualitas fisik dapat di upayakan
program-program kesehatan dan gizi. Sedangkan untuk meningkatkan
kemampuan non fisik dapat diupayakan dengan pelatihan dan pendidikan.
Adapun untuk meningkatkan kualitas SDM dalam pelaksanaan
pengelolaan rekam medis dibutuhkan juga kopentensi dari petugas.
Kompetensi perekam medis adalah perekam medis diharuskan mampu
melkukan tugas dlaam memberikan pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan yang bermutu tinggi dengan memperhatikan beberapa kompetensi,
antara lain (Rustiyanto,2009:43):
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa Sumber Daya Manusia sangat
penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan terutama di unit
rekam medis, oleh karena itu perlu penambahan tenaga kerja perekam medis
serta adanya pembagian pekerjaan direkam medis oleh pihak rumah sakit di
RSIA ZAINAB Pekanbaru. Dengan adanya pembagian tenaga kerja yang
merata petugas akan lebih bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan
dan juga membantu ptugas rekam medis dalam menjalankan tangung
jawabnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada.
39
C. Tidak Disediakannya Ruang Khusus Rekam Medis In-aktif di RSIA
ZAINAB Pekanbaru Tahun 2018
Berdasarakan dari pengamatan yang kami lakukan di RSIA ZAINAB
Pekanbaru Hasil wawancara yang peneliti lakukan bahwa ruangan untuk
rekam medis in-aktif tidak disediakan. Penyebabnya karena tidak adanya
tempat atau ruangan lagi di rumah sakit, sehingga rekam medis tersebut
masih bergabung pada ruang aktif. di unit rekam medis dibagian
penyimpanan masih terlihat rekam medisnya menumpuk. Ruangan in-aktif
terdapat kendala dimana ruangan terseut berpindah-pindah. Masalah tersebut
sudah diajukan kepada pihak rumah sakit namun belum ada tanggapan.
Petugas memang sangat membutuhkan ruang in-aktif supaya rekam medis
tidak lagi bertumpukan.
Rekam medis dikatakan aktif ketika tanggal pulang atau tanggal
kunjungan terakhir masih dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun dari
tanggal sekarang. Berkas rekam medis dikatakan in-aktif ketika rekam medis
tersebut jarang diambil dan disimpan kembali. Oleh karena itu, rekam medis
in-aktif disimpan di tempat yang jarang diakses dari pada rekam medis yang
masih aktif (Sukra, 2003).
Menurut DepKes RI 2016 tentang penyimpanan in-aktif adalah Hal-hal
yang perlu diperhatikan didalam ruangan penyimpanan dokumen rekam
medis in-aktif yaitu :
a. Beban muatan
Beban muatan ruang penyimpanan arsip inaktif didasarkan pada berat
rak dan arsip yang disimpan. Kekuatan lantai ruangan simpan harus
mempertimbangkan berat rak dan arsip. Sebagai dasar perhitungan adalah
sebagai berikut :
1) Satuan volume arsip adalah meter linear
2) 1 meter lineal arsip rata-rata 50 kg
3) Brat beban arsip dan peralatan rak konvesional rata-rata 1.200 kg per
meter persegi.
40
4) Berat badan rak compact shelfing/roll o’pact : 2.400 kg per meter
persegi.
5) Apabila ruang simpan arsip seluas 10 meter persegi penuh dengan rak
konvesional dan arsip, maka berat bebannya mencapai 1.200 kg x 10 =
12.000 kg. Dengan demikian, konstruksi lantai bangunan harus mampu
menahan beban minimal sebanyak 12.000 kg.
b. Kapasitas Ruang Simpan
1) Luas ruang simpan arsip inaktif pada dasarnya sangat tergantung pada
kondisi dan kemampuan instansi.
2) Rata-rata setiap 200 M2 ruang simpan arsip dengan ketinggian 260 cm
dapat menyimpan 1.000 meter linear arsip dengan menggunakan rak
konvensional (rak statis, stationary stacks).
3) Penyimpanan dengan rak yang padat (compact shelfing, roll o’pack,
mobile stacks, rak bergerak) dapat menyimpan 1.800 meter linear arsip.
c. Suhu dan Kelembaban
Untuk mengatasi masalah suhu dan kelembaban secara teknis dapat
dilakukan dengan cara :
1) Pemeriksaan secara periodic menggunakan alat hygrometer.
2) Menjaga sirkulasi udara berjalan lancar.
3) Menjaga suhu udara tidak lebih dari 270⁰ c dan kelembaban tidak lebih
dari 60%.
4) Rak arsip yang digunakan harus dapat menjamin sirkulasi udara yang
cukup.
5) Hindari penggunaan rak yang padat.
6) Standar suhu dan kelembaban untuk ruang simpan arsip perlu diatur
suhu ruangan tidak lebih dari 20⁰ c dan kelembaban tidak lebih dari
50%.
d. Cahaya dan Penerangan
Cahaya dan penerangan tidak menyilaukan, berbayang dan sangat kontras.
Sinar matahari tidak boleh langsung mengenai arsip. Jika cahaya masuk
41
melalui jendela tidak dapat dihindari, maka dapat diberi tirai penghalang
cahaya matahari.
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa ketersediaan ruang penyimpanan
aktif dan ruangan in-aktif rekam medis harus ada, ruang penyimpanan aktif
sudah ada akan tetapi ruang penyimpanan in-aktif belum disediakan ruang
khususnya, agar rekam medis tidak bertumpukan dalam satu ruangan aktif
maka ruangan tersebut harus dipisahkan. Oleh karena itu ketersediaan ruang
in-aktif sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan
terutama di unit rekam medis untuk melakukan pemusnahan di RSIA
ZAINAB Pekanbaru.
42
b. Tujuan
1) Mengurangi jumlah arsip yang bertambah.
2) Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk penyimpanan dokumen baru.
3) Menyelamatkan arsip yang bernilai guna tinggi serta mengurangi
yang tidak bernilai guna/ nilai guna rendah/ nilai guna menurun.
c. Kebijakan
Apabila suatu dokumen rekam medis dalam jangka waktu 5 tahun tidak
bernilai guna lagi maka dokumen sudah harus dikeluarkan dari rak
penyimpanan aktif. (PERDIR No.090/RSIA-ZNB/PER-DIR/III/2016)
d. Prosedur
1) Setiap akhir tahun pada bulan Desember petugas mengevaluasi
dokumen rekam medis dibagian penyimpanan aktif.
2) Petugas memilah dan mensortir dokumen rekam medis yaitu
mengambil dokumen rekam medis pasien yang tidak pernah
berkunjung kerumah sakit lebih dari 5 tahun berturut – turut.
3) Pembuatan jadwal retensi dokumen medis yang ditetapkan oleh
panitia rekam medis yakni untuk pasien kusta, ketergantunga nobat,
dan HIV dokumennya disimpan selama 8 tahun didalam rak
penyimpanan aktif, selain pelayanan tersebut dokumennya disimpan
selama 5 tahun di rak penyimpanan aktif.
43
(PERDIRNo.090/RSIA-ZNB/PER-DIR/III/2016)
d. Prosedur
1) Petugas rekam medis melihat tahun kunjungan terakhir pasien pada
dokumen rekam medis.
2) Petugas rekam medis memilih dokumen rekam medis pasien 5 (lima)
tahun sejak kunjungan terakhir.
3) Ambil dokumen rekam medis tersebut dan pisahkan ditempat yang
berbeda (drm inaktif).
4) Dokumen rekam medis disimpan berdasarkan kelompok tahun yang
berbeda.
44
4. Pemusnahan Dokumen Rekam Medis
a. Pengertian
Proses penghancuran total fisik dokumen rekam medis yang telah
berakhir funsi dan nilai gunanya.
b. Tujuan
Mengurangi arsip yang tidak bernilai guna dari rak penyimpanan.
c. Kebijakan
Dokumen yang akan dimusnahkan harus dimasukkan kedalam Daftar
Pentelaahan Arsip Pemusnahan harus ada Tim Pemusnah dan membuat
berita acaranya yang harus dikirim keDirektorat Jendral Pelayanan
Medis Departemen Kesehatan RI. (PERDIRNo.090/RSIA-ZNB/PER-
DIR/III/2016)
d. Prosedur
1) Pemusnahan fisik dokumen dilakukan secara total sehingga tidak
dapat dikenal lagi baik isi maupun bentuknya.
2) Dibentuk Tim Pemusnahan Arsip dengan SK Direktur yang
beranggotakan sekurang – kurangnyadari Tata Usaha, Unit Rekam
Medis, Pelayanan dan Komite Medis.
3) Arsip Rekam Medis yang bernilai guna tidak dimusnahkan, tetapi
disimpan dalam jangka waktu penyimpanan tertentu.
4) Pemusnahan Arsip Rekam Medis dilaksanakan dengan membuat
Daftar Pentelaahan Arsip Rekam Medis yang dimusnahkan dan
berita acara pemusnahan yang disahkan oleh Direktur RSIA
Zainab.
5) Berita acara pelaksanaan pemusnahan dikirim kepada Direktorat
Jendral Pelayanan Medis Departemen Kesehatan RI.
45
melakukan pemindahan karena ruangan in-aktif belum disediakan oleh pihak
rumah sakit padahal petugas sudah pernah mengajukan pernyataan tentang
ketersediaan ruangan in-aktif. Oleh karena itu ketersediaan ruang in-aktif
sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan terutama di
unit rekam medis untuk melakukan pemusnahan di RSIA ZAINAB
Pekanbaru.
46