Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Delima Harapan 2020

ANALISA PELAKSAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS


DI RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO

EVINIA BETRI
E-mail: Eviniabetri01@gmail.com
Program Studi D-Iii Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan Stikes Buana Husada Ponorogo

ABSTRAK

Pelaksanaan dokumen rekam medis berpedoman pada standar operasional prosedur


tentang penyimpanan dokumen rekam medis di ruang penyimpanan. Ruang penyimpanan
(filling) merupakan tempat dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap dan gawat
darurat disimpan dengan metode tertentu dan pelaksanaan retensi rekam medis.
presentase dalam 5 tahun terkahir belum dilaksanakan retensi sebesar 100% dokumen
rekam medis di RSU Muhammadiyah Ponorogo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.
Tehnik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan meminta data petugas
rekam medis. Sampel data pada pneelitian ini adalah 3 petugas filling di RSU
Muhamamdiyah Ponorogo. Tehnik yang dilakukan tehnik sampling jenuh. Hasil
penelitian yang didapatkan bahwa pada pelaksanaan retensi petugas retensi melaksanakan
retensi sebanyak 100-150 dokumen rekam medis dalam waktu 1 (satu) hari dan dalam
satu (1) bulan petugas melaksanakan retensi sebanyak 3000 dokumen rekam medis,
terdapat 100 dokumen rekam medis rusak dan tidak bisa terbaca. hal tersebut menyulitkan
petugas pada saat pelaksanaan retensi dokumen rekam medis. Saran petugas pada saat
pelaksanaan retensi dokumen rekam medis terlebih dahulu memisahkan dokumen rekam
medis yang rusak dan tidak rusak dan dilihat tanggal berobat ababila tidak bisa dibaca
petugas melihat langsung di komputer di data pasien.

Kata kunci: Pelaksanaan Retensi, Dokumen Rekam Medis

PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah institusi kesehatan (Permenkes RI Nomor 55
pelayanan kesehatan yang tahun 2013. Salah satu bagian rumah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sakit yang menunjang dalam pelayanan
perorangan secara paripurna yang rekam medis pasien adalah ruang
menyediakan pelayanan rawat inap, penyimpanan (filling) dimana dokumen
rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah rekam medis baik rawat jalan, rawat
sakit sebagai institusi yang bergerak di inap maupun gawat darurat disimpan
bidang pelayanan kesehatan yang harus karena rekam medis pasien bersifat
senantiasa memberikan kepuasan rahasia dan mempunyai aspek hukum
kepada setiap pasien dengan maka keamanan fisik menjadi tanggung
meningkatkan mutu dalam segala jawab rumah sakit, sedangkan aspek isi
pelayanannya, dengan memberikan dari rekam medis merupakan milik
pelayanan kuratif dan rehabilitative pasien. Pelaksanaan penyimpanan
(Permenkes No 56 tahun 2014). dokumen rekam medis berpedoman
Rekam Medis adalah berkas yang pada standar operasional prosedur
berisi catatan dan dokumen tentang tentang penyimpanan dokumen rekam
identitas pasien, pemeriksaan, medis di ruang penyimpanan. Ruang
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain penyimpanan (filling) merupakan tempat
kepada pasien pada fasilitas pelayanan dokumen rekam medis rawat jalan,

Volume 7 Nomor 2 September 2020 Page 86


Jurnal Delima Harapan 2020

rawat inap dan gawat darurat disimpan poli-poli hal tersebut menyulitkan
dengan metode tertentu dan pelaksanaan petugas untuk pelaksanan retensi
retensi rekam medis. dokuemen rekam medis.
Retensi adalah proses kegiatan RSU Muhammadiyah Ponorogo
memilih dokumen rekam medis untuk sudah memiliki SOP di mana di dalam
memisahkan dokumen rekam medis SOP tidak di cantumkan JRA (jadwal
aktif ke in aktif sesuai jangka waktu retensi arsip) menyebabkan petugas
penyimpanan dokumen rekam medis. menunda-nunda retensi dokumen rekam
Dalam pelaksanaan retensi petugas medis, hal tersebut menyebabkan
melihat jadwal retensi arsip (JRA) dampak yang tidak baik sehingga
sebagai pedoman untuk menentukan dokumen rekam medis menumpuk
jangka waktu penyimpanan dokumen sangat banyak di ruang filling,
rekam medis. Dokumen rekam medis di presentase dalam 5 tahun terkahir belum
simpan sekurang-kurangya 5 tahun dilaksanakan retensi sebesar 100%
dilihat dari perakhir pasien berobat. sedangkan rata-rata pasien perhari
Pelaksanaan retensi bisa dilakukan berkunjung di RSU Muhammadiyah
setiap hari, bulanan, maupun tahunan. ponorogo mencapai 150 pasien rawat
Hal ini bertujuan untuk mengurangi inap maupun rawat jalan perhari jika
jumlah dokumen rekam medis yang ada penerimaan pasien 24 jam maka ruang
dan untuk menghindari bertambahnya filling juga harus buka 24 jam.
dokumen rekam medis setiap harinya Tujuan penelitian ini adalah
maka perlu adanya retensi dokumen Mengidentifikasi Pelaksanaan Retensi
rekam medis. Dokumen Rekam Medis di RSU
Pelaksanan retensi dengan cara Muhammadiyah Ponorogo
memilih dokumen rekam medis yang
memiliki nilai guna seperti resume, METODE PENELITIAN
informed consent, lembar operasi, Penelitian ini menggunakan analisis
lembar kematian, lembar identitas bayi. deskriptif, yaitu penelitian yang
Lembar yang akan memiliki nilai guna mengarahkan pada sekumpulan objek
akan disimpan dan di scanner sedangkan yang memiliki tujuan untuk memberikan
dokumen rekam medis yang tidak gambaran atau mendiskripsikan suatu
memiliki nilai guna ditumpuk di keadaan tertentu (Notoadmodjo, 2010).
dokumen rekam medis in aktif Dengan penelitian yang dilakukan untuk
kemudian akan di lakukan pemusnahan. mendeskripsikan atau menguraikan
Berdasarkan survei awal yang di tentang pelaksanaan retensi dokumen
lakukan pada tanggal 4 januari 2019 di rekam medis. Metode pengambilan data
Unit Rekam Medis RSU yang digunakan dalam penelitian ini
Muhammadiyah Ponorogo melalui dengan cara observasi, wawancara dan
wawancara petugas rekam medis bahwa dengan meminta data di bagian rekam
RSU Muhammadiyah sudah melakukan medis.
retensi pada tahun 2014, pada tahun Pendekatan yang di gunakan adalah
2019 ini petugas akan melaksanankan cross sectional (potong silang) atau
retensi terdapat kendala pada saat seksional silang, variabel sebab akibat
melakukan retensi yaitu kurangnya kasus yang terjadi pada objek penelitian
sumber daya manusia, waktu dan di ukur dan di kumpulkan dalam waktu
banyaknya dokumen rekam medis yang yang bersamaan (simultan. Pelaksanan
belum di retensi dan petugas kesulitan penelitian pada bulan juni 2019 di RSU
bagaimana cara agar retensi Muhammadiyah Ponorogo Populasi
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pada penelitian ini adalah 3 petugas
SOP rumah sakit petugas sebelum nya rekam medis di bagian filling dan kepala
memiliki tugas pokok yaitu petugas instalasi rekam medis, SOP retensi
mengambilan dokumen rekam medis dokumen rekam medis, alat-alat retensi.
yang di ruang filling untuk di antar ke pengumoulan data dengan wawancara

Volume 7 Nomor 2 September 2020 Page 87


Jurnal Delima Harapan 2020

dan observasi, kemudian dianalisis sesui Ponorogo jumlah petugas diruang


dengan teori. filling secara keseluruhan ada 10
petugas medis diantaranya 3 yang
HASIL DAN PEMBAHASAN bertugas di bagian filling 7 petuas
1. Mengidentifikasi pelaksanaan retensi instalasi Rekam Medis yang meliputi
dokumen rekam medis pelaporan, pengolahan data. Coding.
Berdasarkan hasil wawancara Dikarenakan kurangya petugas di
yang dilakukan peneliti pada petugas bagian filling maka petugas filling
rekam medis terkait tinjauan pada saat melaksanakan retensi juga
pelaksanaan retensi dokumen rekam melaksanakan pemilihan nilai guna
medis bahwa RSU Muhammadiyah dan melakukan scanner.
Ponorogo melaksanakan retensi pada Penyimpanan secara sentralisasi.
tahun 2014. Saat ini rumah sakit RSU Ruang filling in aktif tergabung
Muhammadiyah Ponorogo akan menjadi satu dengan ruang filling
melaksanakan retensi dokumen aktif, Ruang filling terdapat 2 ruang
rekam medis. berdasarkan penyimpanan dokumen rekam medis
wawancara jumlah dokumen rekam yang terdiri dari 28 rak kayu untuk
medis belum direntensi tahun 2015- dokumen rekam medis aktif dan 10
2019 di RSU Muhammadiyah rak kayu untuk dokumen rekam
Ponorogo berjumlah 6000 dokumen medis in aktif.
rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian di
Tahapan pelaksanaan retensi RSU Muhammadiyah Ponorogo
rekam medis dipisahkan dari rak aktif sudah memiliki standar operasional
ke inaktif berdasarkan tanggal prosedur retensi rekam medis.
terakhir pasien datang berobat, rekam Standar operasional prosedur yang
medis diambil dari ruang filing aktif telah dibuat oleh pihak RSU
dipindahkan ke ruang inaktif dan Muhammadiyah Ponorogo ini
disejajarkan. Dalam penjajaran rekam bertujuan sebagai pedoman dalam
medis inaktif menggunakan sistem melakukan kegiatan retensi oleh
straight numerical system, disimpan petugas rekam medis khususnya
di rak rekam medis inaktif dan ada petugas filing. SOP retensi rekam
juga yang di taruh di dalam kardus. medis yang ada di RSU
Untuk ketentuan lamanya Muhammadiya Ponorogo yaitu:
penyimpanan rekam medis aktif a. Melakukan inventarisasi berkas
berdasarkan wawancara dengan rekam medis yang umurnya lebih
petugas filing RSU Muhammadiyah dari 5 tahun dari kunjungan
Ponorogo sekitar 2 sampai 3 tahun terakhir.
lamanya b. Mengambil berkas rekam medis
2. Tinjauan pelaksanaan retensi sesuai nomor RM dari hasil
dokumen rekam medis di RSU pengumpulan data berkas rekam
Muhammadiyah Ponorogo medis yang lebih dari 5 tahun,
Berdasarkan hasil wawancara tanpa ditukar dengan treacer.
yang dilakukan peneliti pada tanggal c. Berkas rekam medis yang diambil
11 juni 2019 pada petugas rekam dari rak penyimpanan, diurutkan
medis terkait tinjauan pelaksanaan mulai nomor terkecil sampai
retensi dokumen rekam medis bahwa dengan nomor terbesar terakhir
RSU Muhammadiyah Ponorogo d. Berkas rekam medis yang sudah
Retensi dokumen rekam medis disusun, disimpan di ruang
dilakukan sejak tahun 2014 sampai penyimpanan non aktif sesuai
sekarang oleh petugas filling dan urutan tersebut diatas
semua petugas filling dengan surat e. Apabila ada pasien datang ulang
penunjukan dari kepala Instalasi (Her Opname) berkas rekam
Rekam Medis RSU Muhammadiyah medis dikeluarkan dari rak

Volume 7 Nomor 2 September 2020 Page 88


Jurnal Delima Harapan 2020

penyimpanan non aktif menjadi Dokumen rekam medis yang


berkas rekam medis aktif. penting sebelum di retensi terlebih
f. Berkas rekam medis pasien datang dahulu akan di scant dan data akan di
ulang tersebut, selanjutnya simpan di file. Di RSU
disimpan di rak penyimpanan Muhammadiyah terdapat form rekam
berkas rekam medis aktif pada rak medis yang tidak bisa diretensi
penyimpanan terakhir. meliputi:
a. Surat kelahiran
b. Surat kematian
PEMBAHASAN c. Surat inform consent
1. Tinjauan pelaksanaan retensi d. Surat resum medis pasien
dokumen rekam medis di RSU e. Surat tindakan operasi
Muhammadiyah Ponorogo Pelaksanaan retensi yang
Berdasarkan hasil wawancara di dilakukan setiap 5 tahun ini sesuai
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah dengan teori dan SOP yang berlaku
Ponorogo pada tanggal 11 Juni 2019 di Rumah Sakit Umum
RSU Muhammadiyah Ponorogo Muhammadiyah Ponorogo yang
sudah melakukan retensi rekam mengatur bahwa retensi dilakukan
medis dan pelaksanaan tersebut setiap 5 tahun dari kunjungan
terakhir tahun 2014, Pada saat ini terakhir pasien. Hal ini menyebabkan
RSU Muhammadiyah Ponorogo kapasitan penyimpanannya yang
melaksanakan retendi dokumen lebih sempit dibandingkan dengan
rekam medis pada tahun 2015 dengan jumlah rekam medis yang setiap
jumlah dokumen rekam medis 60.000 harinya bertambah sangat banyak.
dokumen yang akan diretensi. Sehingga harus dilakukan retensi
Tahapan pelaksanaan retensi lebih cepat.
rekam medis dipisahkan dari rak aktif 2. Menganalisis pelaksanaan retensi
ke inaktif berdasarkan tanggal dokumen rekam medis di RSU
terakhir pasien datang berobat, rekam Muhammadiyah Ponorogo
medis diambil dari ruang filing aktif Berdasarkan hasil wawancara
dipindahkan ke ruang inaktif dan pada tanggal 11 juni 2019 jumlah
disejajarkan sesuai sistem straight dokumen rekam medis yang diretensi
numerical system. Untuk ketentuan setiap harinya mencapai 100-150
lamanya penyimpanan rekam medis dokumen. Setiap bulan petugas
aktif berdasarkan wawancara dengan meretensi dokumen sebanyak 3000
petugas filing RSU Muhammadiyah dokumen. Dalam ruang fillingyang
Ponorogo sekitar 2 sampai 3 tahun bertanggung jawab hanya 3 orang
lamanya. petugas dan itupun petugas memiliki
Petugas meretensi dokumen tugas pokok sendiri. Sehingga masih
rekam medis dalam waktu 1 (satu) banyak dokumen yang menumpuk.
bulan dengan jumlah 3000 dokumen Akibatnya dokumen rekam medis
rekam medis yang diretensi terdapat yang akan direntensi tidak segera
100 dokumen yang tidak bisa di selesai. oleh karena itu diruang
retensi di karenakan dokumen rekam fillingdokumen rekam medis menjadi
medis rusak/tidak bisa dibaca tanggal penuh.
terakhir berobat petugas akan Alat yang digunakan untuk
memisahkan dokumen rekam medis melakukan retensi adalah spidol, tali
yang rusak kemudian petugas akan rafia, staples, scanner yang
melihat di komputer data kunjungan digunakan untuk menscan formulir
pasien berobat dan petugas bisa yang bernilai guna, yang dilakukan
melihat tanggal terakhir pasien setiap hari oleh petugas retensi. hal
berobat. ini selaras dengan penelitian Devita
Saraswati (2015) menyatakan bahwa

Volume 7 Nomor 2 September 2020 Page 89


Jurnal Delima Harapan 2020

hal yang paling terpenting dalam dokumen aktif di jadikan satu dalam
pelaksanaan retensi adalah ruangan filling sehingga menyulitkan
penyiapakan alat-alat untuk petugas untuk melaksanakan retensi
pelaksanaan retensi seperti spidol,
tali rafia, staples, scanneryang SARAN
digunakan untuk menscan formulir 1. Bagi institusi pendidikan
yang bernilai guna, yang dilakukan Hasil penelitian ini diharapakan dapat
setiap hari oleh petugas retensi. menjadi tambahan wawasan di
Berdasarkan hasil penelitian yang institusi pendidikan khususnya di
peneliti dapatkan mengenai adanya bidang rekam medis
tinjauan pelaksanaan retensi 2. Bagi petugas filling
dokumen rekam medis maka peneliti Perlu meningkatkan pelaksanaan
berpendapat bahwa salah satu retensi dokuemen rekam medis dan
lancarnya pelaksanan retensi yaitu perlu hati-hati pada saat pelaksanaan
penyediaan alat-alat yang akan retensi dengan cara meilhat tanggal
digunakan untuk pelaksanaan retensi terakhir pasien berobat dan petugas
dan pelaksanaan retensi sesui dengan rekam medis memisahkan antaran
prosedur dan petugas lebih teliti lagi ruang rekam medis in aktif dan
terhadap dokumen yang akan di rekam medis aktif.
retensi dengan cara melihat tanggal 3. Bagi kepala rekam medis
terakhir berobat dan petugas harus Kepala rekam medis memilih atau
tau lembar apa saja yg tidak boleh menunjuk petugas filling untuk
diretensi oleh petugas retensi. pelaksassnaan retensi agar petugas
tidak memiliki tugas pokok dan lebih
KESIMPULAN efesien
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan tentang Analisa DAFTAR PUSTAKA
Pelaksanaan Retensi Dokumen Rekam
Medis di RSU Muhammadiyah Azwar, A. 2010. Pengantar
Ponorogo dapat disimpulkan sebagai Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina
berikut: Rupa Aksara
Pelaksanaan retensi di RSU
Muhammadiyah Ponorogo ada 3 petugas Azwar, A. 2010. Pengantar
yang bertanggung jawab terhadap Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina
pelaksanaan retensi setiap hari petugas Rupa Aksara
menyelesaikan 100-150 dokumen yang
telah di retensi dengan jumlah Depatemen Kesehatan Republik
perbulannya 3000 dokumen rekam Indonesia. (2006). Pedoman
medis yang telah diretensi, Petugas Penyelenggaraan dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di
retensi dan petugas juga memiliki tugas Indonesia. Jakarta: Depkes RI
pokok selain melaksanakan retensi
dokumen rekam medis. Devita saraswati. 2015. Tinjauan
Petugas pelaksanaan retensi belum Pelaksanaan retensi dokumen rekam
pernah mengikuti pelatihan atau kepala medis di bagian filling rumah sakit
rekam medis hanya melakukan Bhakti Wira Tamtama Semarang.
pengarahan di ruang filling dan Terdapat
kendala pada saat pelaksanan retensi Kemenkes RI. 2008. Permenkes No.
yaitu dokumen yang sulit di baca dan 269/MENKES/PER/ III/2008 Bab II
ada ketidak lengakapan formulir data Pasal 2
menyebabkan terlalu lama waktu yg tentang rekam medis. Jakarta: Depkes
dibutuhkan untuk pelaksanaan retensi. RI
Dokumen rekam medis in aktif dan

Volume 7 Nomor 2 September 2020 Page 90


Jurnal Delima Harapan 2020

Kemenkes RI. 2013. Permenkes RI


No.55 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan
Pekerjaan Perekam Medis. Jakarta:
Depkes RI

Kemenkes RI. 2014. Permenkes RI


No.56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi
dan
Perizinan Rumah Sakit. Jakarta: Depkes
RI

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.


Metodelogi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka
Cipta

Permenkes No 56. 2014. Pedoman


pelaksanaan program jaminann
kesehatan nasional
Permenkes No 55. 2013. Jaminan
kesehatan

Rustiyanto, E., & Rahayu, W.A. (2011).


Manajemen Filling Dokumen Rekam
Medis
dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta:
Politeknik Kesehatan

Rustiyanto, 2012. Etika Profesi Perekam


Medis dan Informasi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono, 2012. Metodelogi Penelitian


Kesehatan. Yogyakarta: Mitra cendekia

Volume 7 Nomor 2 September 2020 Page 91

Anda mungkin juga menyukai