EVINIA BETRI
E-mail: Eviniabetri01@gmail.com
Program Studi D-Iii Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan Stikes Buana Husada Ponorogo
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah institusi kesehatan (Permenkes RI Nomor 55
pelayanan kesehatan yang tahun 2013. Salah satu bagian rumah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sakit yang menunjang dalam pelayanan
perorangan secara paripurna yang rekam medis pasien adalah ruang
menyediakan pelayanan rawat inap, penyimpanan (filling) dimana dokumen
rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah rekam medis baik rawat jalan, rawat
sakit sebagai institusi yang bergerak di inap maupun gawat darurat disimpan
bidang pelayanan kesehatan yang harus karena rekam medis pasien bersifat
senantiasa memberikan kepuasan rahasia dan mempunyai aspek hukum
kepada setiap pasien dengan maka keamanan fisik menjadi tanggung
meningkatkan mutu dalam segala jawab rumah sakit, sedangkan aspek isi
pelayanannya, dengan memberikan dari rekam medis merupakan milik
pelayanan kuratif dan rehabilitative pasien. Pelaksanaan penyimpanan
(Permenkes No 56 tahun 2014). dokumen rekam medis berpedoman
Rekam Medis adalah berkas yang pada standar operasional prosedur
berisi catatan dan dokumen tentang tentang penyimpanan dokumen rekam
identitas pasien, pemeriksaan, medis di ruang penyimpanan. Ruang
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain penyimpanan (filling) merupakan tempat
kepada pasien pada fasilitas pelayanan dokumen rekam medis rawat jalan,
rawat inap dan gawat darurat disimpan poli-poli hal tersebut menyulitkan
dengan metode tertentu dan pelaksanaan petugas untuk pelaksanan retensi
retensi rekam medis. dokuemen rekam medis.
Retensi adalah proses kegiatan RSU Muhammadiyah Ponorogo
memilih dokumen rekam medis untuk sudah memiliki SOP di mana di dalam
memisahkan dokumen rekam medis SOP tidak di cantumkan JRA (jadwal
aktif ke in aktif sesuai jangka waktu retensi arsip) menyebabkan petugas
penyimpanan dokumen rekam medis. menunda-nunda retensi dokumen rekam
Dalam pelaksanaan retensi petugas medis, hal tersebut menyebabkan
melihat jadwal retensi arsip (JRA) dampak yang tidak baik sehingga
sebagai pedoman untuk menentukan dokumen rekam medis menumpuk
jangka waktu penyimpanan dokumen sangat banyak di ruang filling,
rekam medis. Dokumen rekam medis di presentase dalam 5 tahun terkahir belum
simpan sekurang-kurangya 5 tahun dilaksanakan retensi sebesar 100%
dilihat dari perakhir pasien berobat. sedangkan rata-rata pasien perhari
Pelaksanaan retensi bisa dilakukan berkunjung di RSU Muhammadiyah
setiap hari, bulanan, maupun tahunan. ponorogo mencapai 150 pasien rawat
Hal ini bertujuan untuk mengurangi inap maupun rawat jalan perhari jika
jumlah dokumen rekam medis yang ada penerimaan pasien 24 jam maka ruang
dan untuk menghindari bertambahnya filling juga harus buka 24 jam.
dokumen rekam medis setiap harinya Tujuan penelitian ini adalah
maka perlu adanya retensi dokumen Mengidentifikasi Pelaksanaan Retensi
rekam medis. Dokumen Rekam Medis di RSU
Pelaksanan retensi dengan cara Muhammadiyah Ponorogo
memilih dokumen rekam medis yang
memiliki nilai guna seperti resume, METODE PENELITIAN
informed consent, lembar operasi, Penelitian ini menggunakan analisis
lembar kematian, lembar identitas bayi. deskriptif, yaitu penelitian yang
Lembar yang akan memiliki nilai guna mengarahkan pada sekumpulan objek
akan disimpan dan di scanner sedangkan yang memiliki tujuan untuk memberikan
dokumen rekam medis yang tidak gambaran atau mendiskripsikan suatu
memiliki nilai guna ditumpuk di keadaan tertentu (Notoadmodjo, 2010).
dokumen rekam medis in aktif Dengan penelitian yang dilakukan untuk
kemudian akan di lakukan pemusnahan. mendeskripsikan atau menguraikan
Berdasarkan survei awal yang di tentang pelaksanaan retensi dokumen
lakukan pada tanggal 4 januari 2019 di rekam medis. Metode pengambilan data
Unit Rekam Medis RSU yang digunakan dalam penelitian ini
Muhammadiyah Ponorogo melalui dengan cara observasi, wawancara dan
wawancara petugas rekam medis bahwa dengan meminta data di bagian rekam
RSU Muhammadiyah sudah melakukan medis.
retensi pada tahun 2014, pada tahun Pendekatan yang di gunakan adalah
2019 ini petugas akan melaksanankan cross sectional (potong silang) atau
retensi terdapat kendala pada saat seksional silang, variabel sebab akibat
melakukan retensi yaitu kurangnya kasus yang terjadi pada objek penelitian
sumber daya manusia, waktu dan di ukur dan di kumpulkan dalam waktu
banyaknya dokumen rekam medis yang yang bersamaan (simultan. Pelaksanan
belum di retensi dan petugas kesulitan penelitian pada bulan juni 2019 di RSU
bagaimana cara agar retensi Muhammadiyah Ponorogo Populasi
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pada penelitian ini adalah 3 petugas
SOP rumah sakit petugas sebelum nya rekam medis di bagian filling dan kepala
memiliki tugas pokok yaitu petugas instalasi rekam medis, SOP retensi
mengambilan dokumen rekam medis dokumen rekam medis, alat-alat retensi.
yang di ruang filling untuk di antar ke pengumoulan data dengan wawancara
hal yang paling terpenting dalam dokumen aktif di jadikan satu dalam
pelaksanaan retensi adalah ruangan filling sehingga menyulitkan
penyiapakan alat-alat untuk petugas untuk melaksanakan retensi
pelaksanaan retensi seperti spidol,
tali rafia, staples, scanneryang SARAN
digunakan untuk menscan formulir 1. Bagi institusi pendidikan
yang bernilai guna, yang dilakukan Hasil penelitian ini diharapakan dapat
setiap hari oleh petugas retensi. menjadi tambahan wawasan di
Berdasarkan hasil penelitian yang institusi pendidikan khususnya di
peneliti dapatkan mengenai adanya bidang rekam medis
tinjauan pelaksanaan retensi 2. Bagi petugas filling
dokumen rekam medis maka peneliti Perlu meningkatkan pelaksanaan
berpendapat bahwa salah satu retensi dokuemen rekam medis dan
lancarnya pelaksanan retensi yaitu perlu hati-hati pada saat pelaksanaan
penyediaan alat-alat yang akan retensi dengan cara meilhat tanggal
digunakan untuk pelaksanaan retensi terakhir pasien berobat dan petugas
dan pelaksanaan retensi sesui dengan rekam medis memisahkan antaran
prosedur dan petugas lebih teliti lagi ruang rekam medis in aktif dan
terhadap dokumen yang akan di rekam medis aktif.
retensi dengan cara melihat tanggal 3. Bagi kepala rekam medis
terakhir berobat dan petugas harus Kepala rekam medis memilih atau
tau lembar apa saja yg tidak boleh menunjuk petugas filling untuk
diretensi oleh petugas retensi. pelaksassnaan retensi agar petugas
tidak memiliki tugas pokok dan lebih
KESIMPULAN efesien
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan tentang Analisa DAFTAR PUSTAKA
Pelaksanaan Retensi Dokumen Rekam
Medis di RSU Muhammadiyah Azwar, A. 2010. Pengantar
Ponorogo dapat disimpulkan sebagai Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina
berikut: Rupa Aksara
Pelaksanaan retensi di RSU
Muhammadiyah Ponorogo ada 3 petugas Azwar, A. 2010. Pengantar
yang bertanggung jawab terhadap Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina
pelaksanaan retensi setiap hari petugas Rupa Aksara
menyelesaikan 100-150 dokumen yang
telah di retensi dengan jumlah Depatemen Kesehatan Republik
perbulannya 3000 dokumen rekam Indonesia. (2006). Pedoman
medis yang telah diretensi, Petugas Penyelenggaraan dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di
retensi dan petugas juga memiliki tugas Indonesia. Jakarta: Depkes RI
pokok selain melaksanakan retensi
dokumen rekam medis. Devita saraswati. 2015. Tinjauan
Petugas pelaksanaan retensi belum Pelaksanaan retensi dokumen rekam
pernah mengikuti pelatihan atau kepala medis di bagian filling rumah sakit
rekam medis hanya melakukan Bhakti Wira Tamtama Semarang.
pengarahan di ruang filling dan Terdapat
kendala pada saat pelaksanan retensi Kemenkes RI. 2008. Permenkes No.
yaitu dokumen yang sulit di baca dan 269/MENKES/PER/ III/2008 Bab II
ada ketidak lengakapan formulir data Pasal 2
menyebabkan terlalu lama waktu yg tentang rekam medis. Jakarta: Depkes
dibutuhkan untuk pelaksanaan retensi. RI
Dokumen rekam medis in aktif dan