Anda di halaman 1dari 4

3 Langkah Mudah Menghitung PPh 21 THR

 
Oleh : Muhammad Nuriyanto 
artikel ini pernah dimuat di majalah internal perusahaan di 2012 sehingga PTKPnya belum
diubah =))

Ketika artikel ini sedang anda baca, mungkin beberapa minggu lagi hari raya Idul Fitri akan tiba.
Bicara tentang Hari Raya Idul Fitri tidak akan lepas dari beberapa hal yang tentunya berkaitan
dengan kompensasi kita sebagai pegawai atau karyawan. Ya benar salah satunya adalah
Tunjangan Hari Raya (THR)  yang akan kita bahas pada artikel ini.

Tunjangan Hari Raya merupakan penghasilan yang diterima oleh karyawan atau pegawai
dalam rangka mempersiapkan / memenuhi kebutuhannya menjelang hari raya, berkaitan
dengan hal tersebut THR merupakan pendapatan yang diterima oleh pegawai atau karyawan
dan oleh karena hal tersebut juga THR merupakan objek pajak yang harus dikurangi atau
dipotong dengan pajak penghasilan sebelum dibayarkan kepada karyawan.

Dari sini mulailah timbul pertanyaan : ”Berapa sih pajak yang harus dipotong dari THR saya ? ”
Berapa tarif pajak atas THR ?” atau ”Jika THR saya prorate berapa potongan pajak yang sesuai
?”

Sebelum kita mulai berhitung, ada baiknya saya sampaikan mengenai dasar hukum
pemotongan THR melalui Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER – 31/PJ/2009 tentang
”Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau
PPh Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi”.

Dalam buku pedoman tersebut THR dikelompokkan sebagai penghasilan tidak teratur, dimana
pengertian tidak teratur disini adalah tidak diberikan setiap bulan dimana selain THR yang
termasuk penghasilan tidak teratur adalah Bonus, Jasa Produksi, Gratifikasi, Tantiem dan
Penghasilan sejenis lainnya yang  sifatnya tidak tetap dan pada umumnya diberikan sekali
dalam setahun.

Bagaimana cara / tekhnis perhitungan pemotongan PPh pasal 21 atas THR ini ? , berikut dikutip
dari bab yang mengatur mengenai pemotongan ini :
Apabila kepada pegawai tetap diberikan jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, premi,
tunjangan hari raya, dan penghasilan lain semacam itu yang sifatnya tidak tetap dan biasanya
dibayarkan sekali setahun, maka PPh Pasal 21 dihitung dan dipotong dengan cara sebagai
berikut :
a.  Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan ditambah dengan
penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.
b.  Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan tanpa tantiem, jasa produksi,
dan sebagainya
c.    selisih antara PPh Pasal 21 menurut penghitungan huruf a dan huruf b adalah PPh Pasal 21
atas penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.

Yang dimaksud pegawai tetap disini menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER –
31/PJ/2009 adalah ” pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu secara teratur.....serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka
waktu tertentu sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja penuh (full time) dalam
pekerjaan tersebut
Sedangkan yang dimaksud penghasilan teratur diatas adalah penghasilan yang rutin diterima
setiap bulan seperti gaji, tunjangan, lembur dan sebagainya.
Dengan kata lain uraian diatas dapat disederhanakan sebagai berikut :

PPh pasal 21 THR = ((PPh pasal 21 Penghasilan Teratur & THR) – PPh pasal 21
Penghasilan Teratur tanpa THR)

Untuk lebih mempermudah pemahamannya berikut contoh soal 3 langkah mudah menghitung
pajak penghasilan THR :

Ahmad Messi adalah seorang pegawai kontrak yang sudah bekerja sejak tahun 2009 dengan
status lajang dan ber-npwp, ybs mempunyai pendapatan rutin setiap bulannya yaitu gaji pokok
Rp 1.850.000,- dan tunjangan tetap Rp 504.000,- , selain gaji pokok dan tunjangan tetap ybs
juga dikutsertakan dalam program jamsostek oleh perusahaan sebesar 6,24% dari gaji pokok
dan tunjangan tetap. Pada periode Agustus 2012 Ahmad Messi menerima THR sebesar Rp
2.354.000,-. Berapa Pajak THRnya ?

Langkah 1 : Hitung PPh pasal 21 Penghasilan Teratur & THRnya :


Gaji Pokok                              =          Rp        1.850.000,-
Tunj Tetap                               =          Rp           504.000,-
                        =          Rp            12.712,- ( 0,54 % * (GP + Tunj  Tetap))
Sub Total                                 =          Rp        2.366.712,- (Pendapatan Teratur)
Disetahunkan                          =          Rp      28.400.539,- (Pendapatan Teratur x 12)
THR                                        =          Rp        2.354.000,-
Total Bruto                              =          Rp      30.754.539,- (A)
Pengurang Pajak
           
Biaya Jabatan 5%                    =          Rp       1.537.727,- (5% * Total Bruto)          

JHT 2%                                   =          Rp          564.960,- ((2% * (GP+ Tunj Tetap) X 12)

Total Pengurang                      =          Rp       2.102.687,- (B)

Penghasilan Netto Setahun     =          Total Bruto (A) – Total Pengurang (B)

                                                =          Rp      30.754.539 – 2.102.687

                                                =          Rp      28.651.852,- (C)

PKP                                         =          (C) – PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)


(Penghasilan Kena Pajak)       =          Rp    28.651.852 – 15.840.000,-
                                                =          Rp    12.811.852,-
                                                =          Rp    12.811.000,- (pembulatan)

                                   
Tarif Progresif Pasal 17       =
0  - 50 Juta                 ( 5%)    =          Rp       640.593,-   ( 5% * PKP )        
> 50 Juta  < 250 Juta (15%)    =          Rp                  0,-
> 250 Juta < 500 Juta (25%)   =          Rp                  0,-
> 500 Juta                  (30%)   =          Rp                  0,-

Pajak Pendapatan Teratur setahun + THR                       =  Rp   640.593,-  (D)            

Langkah 2 : Hitung PPh pasal 21 Penghasilan Teratur tanpa THR :


Gaji Pokok                              =          Rp        1.850.000,-
Tunj Tetap                               =          Rp           504.000,-
                        =          Rp            12.712,- ( 0,54 % * (GP + Tunj  Tetap))
Sub Total                                 =          Rp        2.366.712,- (Pendapatan Teratur)
Disetahunkan                          =          Rp      28.400.539,- (Pendapatan Teratur x 12)
Total Bruto                              =          Rp      28.400.539,- (A1)
Pengurang Pajak
           
Biaya Jabatan 5%                    =          Rp       1.420.027,- (5% * Total Bruto)          

JHT 2%                                   =          Rp          564.960,- (2% * (GP+ Tunj Tetap)

Total Pengurang                      =          Rp       1.984.987,- (B1)

Penghasilan Netto Setahun     =          Total Bruto (A1) – Total Pengurang (B1)

                                                =          Rp      28.400.539 – 1.984.987

                                                =          Rp      26.415.552,- (C1)

PKP                                         =          (C1) – PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)


(Penghasilan Kena Pajak)       =          Rp    26.415.552 – 15.840.000,-
                                                =          Rp    10.575.552,-
                                                =          Rp    10.575.000,- (pembulatan)

                                   
Tarif Progresif Pasal 17       =

0  - 50 Juta                 ( 5%)    =          Rp       528.778,-   ( 5% * PKP )        


> 50 Juta  < 250 Juta (15%)    =          Rp                  0,-
> 250 Juta < 500 Juta (25%)   =          Rp                  0,-
> 500 Juta                  (30%)   =          Rp                  0,-

Pajak Pendapatan Teratur setahun tanpa THR               =  Rp   528.778,-  (D1)          

Langkah 3 : Hitung pengurangan antara PPh pasal 21 teratur dengan THR  & PPh pasal 21
tanpa THR

PPh pasal 21 THR                                                                = ( D ) – ( D1)


                                                                                                =  Rp   640.593 –
528.778                                                                                                      =  Rp   111.815,-

THR yang diterima oleh Ahmad Messi                               = Rp 2.354.000 – 111.815


                                                                                                = Rp 2.242.185,-

Jika Ahmad Messi tidak / belum mempunyai No NPWP ketika dilakukan perhitungan dan
pembayaran THR, maka dikenakan denda sebesar 20% lebih tinggi dari pajak yang seharusnya
di potong.

Selamat berhitung pajak penghasilan THR anda... ^-^  !!

” Tapi kok berbeda ya hasil pajak THRnya setelah saya hitung dengan pendapatan teratur yang
saya dapat selama setahun ? ”

Untuk dapat sama – sama kita ketahui, berikut ini adalah  faktor – faktor yang mungkin menjadi
penyebab perhitungan pajak menjadi berbeda :

1. Status pernikahan pegawai


2. Jenis kelamin
3. Kepemilikan NPWP
4. Kepesertaan Jamsostek
5. Faktor pengali JKK 0,54% & JHT 2%; ada sebagian perusahaan yang
memberlakukan perhitungan Jamsostek hanya dari Gaji Pokok + Tunj Tetap atau ada
pula yang memberlakukan hanya dari Gaji Pokok saja
6. Jika anda diikutsertakan dalam program perlindungan asuransi kesehatan oleh
perusahaan, premi asuransi yang dibayarkan oleh perusahaan kepada perusahaan
asuransi termasuk objek pajak sehingga anda harus memasukkannya kedalam
komponen pendapatan anda.

Anda mungkin juga menyukai