Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PELAYANAN KAMAR OPERASI

DALAM PENANGANAN PASIEN COVID-19

INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUD KEPAHIANG
BAB I

PENDAHULUAN

1. DASAR/REFERENSI
A. KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (DIRJEN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN PENYAKIT), PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19)
1) Prosedur/tindakan yang menimbulkan aerosol didefinisikan sebagai tindakan medis
yang dapat menghasilkan aerosol dalam berbagai ukuran, termasuk partikel kecil (<5
mkm). Tindakan kewaspadaan harus dilakukan saat melakukan prosedur yang
menghasilkan aerosol dan mungkin berhubungan dengan peningkatan risiko
penularan infeksi, seperti intubasi trakea, ventilasi non invasive, trakeostomi,
resusistasi jantung paru, venitilasi manual sebelum intubasi dan bronkoskopi.
2) Tindakan kewaspadaan saat melakukan prosedur medis yang menimbulkan aerosol:
a) APD LEVEL 3
b) Melakukan prosedur di ruang berventilasi cukup, yaitu di sarana-sarana yang
dilengkapi ventilasi mekanik, minimal terjadi 6 sampai 12 kali pertukaran udara
setiap jam dan setidaknya 160 liter/ detik/ pasien di sarana–sarana dengan
ventilasi alamiah.

B. REKOMENDASI PERKUMPULAN OBSTETRI GENEKOLOGI INDONESIA (POGI)


MENGENAI IBU SELAMA PANDEMI COVID-19
1) pertolongan persalinan pada PDP atau pasien terkonfirmasi Covid 19 adalah
SEKSIO SESAREA dengan syarat sebagai berikut:
a) Tim operasi menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan level 3.
b) Dilakukan di kamar operasi yang memiliki tekanan negatif.
2) Bila tidak terdapat fasilitas kamar pembedahan yang memenuhi syarat, proses
persalinan pada PDP atau pasien terkonfirmasi Covid 19 dapat dilakukan dengan
alternatif sebagai berikut:
 Seksio sesarea dapat dilaksanakan dengan melakukan modifikasi kamar bedah
(seperti mematikan AC atau modifikasi lainnya yang memungkinkan).
C. PERSATUAN AHLI BEDAH UMUM INDONESIA (PABI), PANDUAN
PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI COVID – 19 DI
INDONESIA
1) Alat Perlindungan Diri:
a) Penutup kepala/nurse cap.
b) Masker N95.
c) Google.
d) Pelindung wajah.
e) Gaun level 2 atau level 3
f) Sarung tangan ganda.
g) Shoe cover.
Dalam hal ketiadaan APD, maka dokter spesialis Bedah Umum dapat
membatalkan tindakan yang akan dilakukan.
2) Sebelum melakukan tindakan, harap diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Alur satu pintu (pintu yang sama antara petugas medis dengan pasien).
b) Pasien masuk OK dengan memakai masker N95.
c) Tindakan dilakukan di ruangan isolasi atau ruangan khusus pada suspek dan
konfirmasi COVID-19.
d) Pada pasien biasa, ruangan berventilasi cukup yaitu sarana yang dilengkapi
ventilasi mekanik, minimal terjadi 6 sampai 12 kali pertukaran udara setiap jam
dan setidaknya 160 liter/detik/pasien di sarana dengan ventilasi alamiah.
e) Lakukan anamnesis skrining COVID-19 bila positif lakukan sesuai prosedur yang
berlaku.
3) Gunakan closed suction.
4) Alur satu pintu (pintu yang sama antara petugas medis dengan pasien).
5) Membatasi jumlah orang yang berada di ruang operasi sesuai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memberikan perawatan pasien.
6) Sebelum masuk ke ruang operasi, pastikan instrumen operasi telah tersedia dan
lengkap.
7) Gunakan penutup sekali pakai untuk melindungi peralatan lain yang ada di ruang
operasi untuk mencegah kontaminasi droplet.
8) Semua peralatan operasi yang telah digunakan harus menjalani prosedur
dekontaminasi dan desinfeksi sesuai prosedur yang berlaku
9) Setelah tindakan selesai, lepaskan lapisan terluar sarung tangan untuk mencegah
kontaminasi ke tempat lain.
10) Lakukan pelepasan APD sesuai prosedur (hingga mandi) dengan sangat teliti dan
hati-hati.
11) Setelah melepas APD, cuci tangan kembali sebelum menyentuh bagian tubuh lainnya.
12) Terdapat satu ruangan khusus untuk ganti baju dan mandi sebelum keluar area
operasi.

D. Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN),


MANAJEMEN PERIOPERATIF PASIEN COVID-19
1) Kamar operasi dan ruang anteroom sebaiknya dilengkapi dengan sistem tekanan
negatif.
a) Syarat tekanan negatif :
udara yang dibuang harus melebihi persediaan udara dan ruangan harus tertutup
dengan baik kecuali celah di bawah pintu. Integritas ruang tekanan negatif dapat
diuji dengan tes asap.
b) Cara menilai integritas saluran pembuangan:
pastikan tidak ada kebocoran, jika digunakan sistem udara re-sirkulasi, maka filter
high-efficiency particulate air (HEPA) harus ditersedia.
2) Anteroom : “air lock” antara ruang isolasi infeksi airborne dengan koridor harus
tersedia, agar penyebaran partikel infeksius dapat dicegah. Anteroom seharusnya
memiliki tekanan lebih positif dibanding ruang isolasi infeksi airborne, namun
tekanan lebih negatif atau sama dibanding koridor. Cubic feet per minute (CFM)
3) Pada rumah sakit dimana tekanan negatif tidak tersedia, maka sistem tekanan positif
dan pendingin ruangan sentral harus dimatikan
4) Kamar operasi yang diperuntukkan khusus untuk pasien COVID-19 sebaiknya diberi
label pada pintu kamar operasi. Hanya petugas yang terlibat langsung yang dapat
memasuki kamar operasi. Kamar operasi harus dipastikan berfungsi dengan baik
secara teknis termasuk aliran laminar dan filter kamar operasi
5) Mesin anestesi di kamar operasi COVID hanya diperuntukkan khusus untuk pasien
COVID-19.
6) Penyaring sirkuit (Filter) harus diletakkan antara ujung proksimal endotracheal tube
(ETT) dan ujung distal sirkuit. Penyaring juga dapat ditempatkan pada setiap bagian
sirkuit yang terhubung dengan mesin anestesi.
7) Selain pembiusan umum, pasien tetap Pakai masker bedah selama prosedur dan
aerosol di batasi dengan diisolasi menggunakan aerosol box anestesi
8) Alat pelindung diri untuk dokter anestesi di kamar operasi sebaiknya sesuai standar.

E. HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA (HIPKABI),


REKOMENDASI PENANGANAN PASIEN COVID-19 DI KAMAR BEDAH
1) Operasi elektif selama pandemi Covid-19 diminimalkan atau di tunda termasuk
operasi dg tehnik minimal invasive, kecuali operasi cyto/emergency.
2) Semua pasien yang akan menjalani pembedahan harus dilakukan screening Covid-19,
TES SREENING COVID-19 DILAKUKAN DENGAN DENGAN METODE
RAPID TES/RT, PCR
3) Keputusan untuk operasi pada pasien suspect/confirm Covid 19 diambil melalui rapat
tim
4) Rumah Sakit mempersiapkan 1 Kamar Operasi khusus untuk kasus COVID – 19,
diberi label pada Pintu, hanya petugas langsung yang dapat masuk di Kamar Operasi
dan Kamar Operasi dipastikan bertekanan negative, berfungsi dengan baik secara
teknis termasuk aliran laminari dan filternya
5) Jika tidak tersedia Kamar Operasi bertekanan negative, maka sementara dapat
memodifikasi kamar operasi dengan mematikan pendingim ruangan Kamar Operasi
harus dimatikan dengan tetap memperhatikan berfungsi dengan baik secara teknis
termasuk aliran exhaust pain untuk menghisap secara cepat keluar udara yang ada
dikamar operasi.
6) Terdapatnya ruangan anteroom/ruangan pemisah antara koridor area operasi dan
kamar bedah yang bertekanan negatif dan pertukaran udaranya minimum 6 kali / jam,
bila tdk tersedia maka bisa bertekanan positif dan Letak disudut kompleks Kamar
Bedah tidak banyak orang lalu lalang
7) Kamar Bedah merupakan Zona Merah sehingga Akses terpisah dengan lainnya
8) Selama Operasi Pintu koridor zona merah dengan anteroom dan Kamar Operasi
Harus selalu tertutup
9) Mesin Anestesi Tidak Boleh dipindahkan selama pandemi dan dilengkapi dg 3 filter
HME (Heat and Moisture Exchanger) dan harus diganti setelah selesai dipakai
10) Bahan Habis Pakai paket per pasien direkomendasikan disposable dan Kebutuhan
Operasi Tambahan disiapkan oleh runner
11) Semua Bahan yg tdk digunakan di lingkungan OK Covid-19 diasumsikan
terkontaminasi dan dibuang
12) Setelah pembedahan OK Covid 19 kamar bedah dibersihkan menggunakan Chlorin
dilanjutkan dengan tindakan cold foging menggunakan Chlorin 1000 ppm
13) Untuk dekontaminasi kamar operasi didekontaminasi Semua permukaan beri jeda
Minimal 3 jam antar kasus
14) Disinfeksi udara:
a) Sterilisasi udara plasma dapat digunakan untuk disinfeksi udara di lingkungan dan
dapat dioperasikan terus menerus.
b) Jika sterilisasi udara plasma tidak tersedia, sinar ultraviolet (UV) harus digunakan
selama minimal 3 jam. Dengan memperhatikan perlindungan peralatan yang
berdampak akibat paparan sinar UV
c) Pembersihan harus mencakup disinfeksi permukaan dan pendekatan sinar UV-C
karena UV-C sendiri kadang tidak mencapai semua area yang tidak terkena
cahaya.
15) Pasien menggunakan masker bedah dan menggunakan kapsul brancar streacher
khusus covid,
16) Selain pembiusan umum, pasien tetap Pakai masker bedah selama prosedur dan
aerosol di batasi dengan diisolasi menggunakan aerosol box anestesi
17) Semua personel bedah (Operator, anestesi dan perawat) wajib cuci tangan, memakai
APD sebelum masuk OK (Topi bedah (Cap), Pakaian dasar Kamar Bedah/baju bedah,
Masker N95, Masker bedah, Goggles, Coverall (Baju Hazmat), Apron, Cover Shoes,
Sepatu boots, Handscoen pendek sesuai ukuran, Handscoen panjang sesuai ukuran,
Face Shields, Jas operasi (Rekomendasi disposible), Handscoen steril sesuai ukuran,
Persiapan APD).
Disiapkan minimal 8 set, Untuk:
1) DPJP anestesi,
2) Perawat anestesi di dalam kamar operasi,
3) Perawat anestesi di Nurse Station,
4) Scrub Nurse,
5) Circulating Nurse 2 orang (sebagai Circulating Nurse di dalam Kamar operasi dan
sebagai Perawat Runner di ruang ante room),
6) DPJP Bedah,
7) Asisten bedah,
8) Ditambah 2 set cadangan untuk konsultasi di meja operasi.

F. IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA (IDAI), RESUSITASI DAN STABILISASI


NEONATUS DIMASA PANDEMI COVID-19
1) Resusitasi, stabilisasi dan transportasi sesuai panduan prosedur klinis, diruang khusus
covid-19, tim resusitasi yang cakap dengan menggunakan APD level 3
2) Ruang resusitasi bertekanan negative bila memungkinkan dan batasi nakes yang ada
diruangan
3) Jika Resusitasi dilakukan diruang yang sama dengan ibu harus dengan jarak lebih dari
2 meter
4) Transport bayi ibu covid dilakukan dengan incubator transport dan dirawat sesuai
protocol khusus penanganan tata laksana bayi dan ibu covid-19
BAB II
ALUR DAN TATA KELOLA RUANGAN

A. STANDAR RUANGAN UNIT BEDAH SENTRAL


1. DENAH RUANG
Ruangan yang ada di dalam Unit bedah sentral RSUD Kepahiang terdiri dari beberapa
ruang yang mengacu pada buku “Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit
Kelas C“ Kementrian Kesehatan
2. AREA KAMAR OPERASI
Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area :

a) Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normal)


Zona ini terdiri dari area resepsionis (ruang administrasi dan pendaftaran), ruang
tunggu keluarga pasien, koridor masuk petugas unit bedah sentral, janitor dan ruang
utilitas kotor. Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian
khusus kamar operasi,transfer pasien dilakukan pada area ini. Area ini ditandai
dengan garis Merah

b) Zona 2, Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)


Zona ini terdiri dari ruang loker (ruang ganti pakaian dokter dan perawat), istirahat
dokter dan perawat, Tempat Sholat, pantri petugas, ruang tunggu pasien (holding),
ruang transfer dang anti pakaian pasien, area ini merupakan area transisi antara zona 1
dengan zone 2. Area ini ditandai dengan garis kuning.

c) Zona 3, Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter) Zona ini meliputi
kompleks ruang operasi, yang terdiri dari ruang persiapan (preparation),
peralatan/instrument steril, ruang induksi, area scrub up, ruang pemulihan (recovery),
ruang linen, ruang penyimpanan perlengkapan bedah, ruang penyimpanan peralatan
anastesi serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang operasi. Pada area ini petugas
wajib mengenakan pakaian khusus  kamar operasi yang terdiri atas topi, masker, baju
operasi dan celana operasi. Area ini ditandai dengan garis Biru.
d) Zona 4, Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter, Medium Filter, Hepa
Filter)
Zona ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif. Area ini ditandai dengan
garis Hijau
e) Area Nuklei Steril
Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah (laminair air flow) dimana bedah
dilakukan Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi
lengkap dan melaksanakan prosedur aseptic.Area ini ditandai dengan garis merah.
B. KONDISI UNIT BEDAH SENTRAL SAAT INI DALAM PENANGANAN PANDEMI
COVID-19
1. Alur penerimaan pasien, Obat, MR (Medical Record) , Dilakukan tindakan pembedahan,
pemantauan post operasi di RR (Recovery room) sampai pasien sampai pasien ditransfer
keluar ruangan di Instalasi Bedah Sentral RSUD kepahiang masih mengadopsi 1
alur/jalur Ruangan
2. Ruang Bedah
Terdapat 2 Ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan pembedahan, Dalam
pelaksanaannya ruangan bedah ini digunakan untuk Pelayanan operasi yang sifatnya
elektif dan cito/emergensi dengan pembagian OK 1 untuk pembedahan kasus Obgyn dan
OK 2 Untuk kasus bedah dan masih satu alur koridor

2. Ruang operasi, dengan tekanan udara positif


3. Belum Tersedianya sarana dan Prasarana Untuk membuat tekanan negatif pada kasus
pandemi covid-19/modifikasi sirkulasi sesuai standar minimal alur dan tata ruangan
kamar bedah khusus covid-19
4. Belum Tersedianya Ruangan Pemisah/anteroom dikoridor khusus kamar Operasi
5. Belum Tersedianya/modifikasi ruangan khusus pelepasan APD kontaminasi Covid-19
6. Belum tersedianya/modifikasi Ruangan Khusus untuk pembersihan diri (mandi) petugas
post tindakan operasi sebelum menuju ke zona hijau (area tidak terkontaminasi)
7. Belum tersedianya kapsul covid-19 brancar streacher
8. Hanya ada 1 mesin anestesi yang dapat digunakan untuk general anestesi.
9. Belum tersedianya box isolasi aerosol
10. Belum tersedianya/modifikasi ruang pemulihan isolasi khusus covid-19 di area Ruang
Pemulihan (Recovery Room/ RR)
11. Petugas belum terpapar secara langsung tentang penatalaksanaan tindakan operasi pasien
covid-19
12. Koordinasi dengan cssd dan laundry tentang standar pengelolahan linean dan insterumen
post operasi sesuai standar.
BAB III
PENUTUTP

A. KESIMPULAN
Melihat dan mempertimbangkan situasi, kondisi, alur, sarana dan prasarana yang ada dan
tersedia di Instalasi Bedah Sentral RSUD Kepahiang saat ini, BELUM MEMENUHI standar
minimal untuk pelayanan tindakan anestesi sedasi dan pembedahan untuk kasus dengan
reaktif, suspect dan covid-19 terkonfirmasi ditinjau dari Referensi

B. SARAN/REKOMENDASI BERDASARKAN DASAR REFERENSI DAN DISIPLIN


PROFESIONAL
1. Semua pasien yang akan dilakuakan/mendapatkan tindakan operasi harus melalui tes
screeaning covid-19 yaitu dengan metode Rapid Test/RT, PCR
2. Terjaminya ketersediaan APD Level 3 untuk penanganan pasien covid-19
3. Terjaminya ketersediaan obat habis pakai dan bahan habis pakai yang digunakan selama
penangan pasien covid-19
4. Pembuatan sarana/prasarana pendukung tindakan penanganan paisen covid-19 seperti
kapsul brancar streacher, dan box isolasi aeroasol anestesi
5. Membentuk/melakukan modifikasi alur petugas dan alur pasien pre operasi sampai post
operasi untuk minimalis kontak dan paparan covid-19
6. Membentuk/melakukan modifikasi alur ruangan khusus penangan covid-19 untuk
menghindari infeksi silang antara kamar operasi bersih dan kontaminasi covid-19.
7. Membentuk/melakukan modifikasi kamar bedah dengan standar kamar bedah khusus
reaktif, suspect dan covid-19 terkonfirmasi yang meliputi:
a. Kamar operasi terpisah/tersendiri khusus covid-19
b. Membentuk ruangaan pemisah/anteroom antara kamar bedah dan koridor kamar
operasi
c. Memenuhi tekanan negative/memodifikasi dengan standar referensi dam minimal
aerosol
8. Perlu pembuatan/Modifikasi ruangan area desinfektan dan cleaning (kamar Mandi) buat
pelepasan apd post tindakan sebelum masuk kezona hijau dan zona bebas.
9. Membentuk/modifikasi ruangan isolasi khusus selama pemantauan diruangan RR
10. Perlu protocol yang jelas standar pengawasan dan isolasi petugas kamar operasi setelah
tindakan yang terduga atau terkonfirmasi terpapar pasien reaktif, suspect dan covid-19
terkonfirmasi.

Kepahiang, Juni 2020

Mengetahui Kepala Ruangan

1........................................... Ttd.........................

2........................................... Ttd.........................

3........................................... Ttd.........................
EKO SISWANTO, S.Kep
4........................................... Ttd......................... NIP. 19800129 201001 1 014
Kepahiang, Juni 2020
Lamp : 1 Lembar Kepada
Perihal : Proposal Kebutuhan Pendukung Yth. Direktur RSUD Kepahiang
Penangan covid-19 di-
Di Instalasi Bedah Sentral Tempat

Dengan Hormat
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : EKO SISWANTO, S.Kep
NIP : 19800129 201001 1 014
Jabatan : Kepala Ruangan Unit Bedah Sentral RSUD Kepahiang

Sehubungan dengan harus terstandar ruangan dalam rangka peningkatan pelayanan pasien
operasi terutama dalam penatalaksanaan operasi pasien selama pandemi covid-19 dan dalam
memenuhi peningkatan pelayanan yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasioanal di RSUD
Kepahiang.
Dengan ini saya mengajukan permohonan pembentukan/pembuatan/modifikasi sarana dan
prasarana dan kebutuhan pendukung di Instalasi Bedah Sentral untuk
penatalaksanaan/penanganan pasien covid-19 sesuai dengan kebutuhan (Daftar Staf Terlampir)
Demikian Proposal Permohonan ini saya buat atas kebijakan dan perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.

Kepahiang, Juni 2020


Kepala Ruangan

EKO SISWANTO, S.Kep


NIP. 19800129 201001 1 014
Lampiran
PROPOSAL
Daftar sarana dan prasarana dan kebutuhan pendukung di Instalasi Bedah Sentral untuk
penatalaksanaan/penanganan pasien covid-19
N
KEBUTUHAN JUMLAH KET
O
PipaPVC , L pipa, T Pipa, lem PVC, Plastik
1 Capsul Brancar Streacher 1 Unit Transparan Bening, lakban, dll

2 Box isolasi airbone 3 Unit PipaPVC , L pipa, T Pipa, lem PVC, lakban, dll

3 Mesin tekanan negatif 1 Unit

4 Hepavilter air fllow 1 Unit

5 Sekat Ruangan anteroom 1 Ruangan


Pembuatan Sekat Kamar
Mandi diruang desinfeksi dan Batu bata, semen, Pasir, pipa PVC,
6 2 Skat
cleaning petugas post tindakan Shower Krane, dll
operasi
7 Exhaust pain blower 4 Unit
Penggadaan Handuk Mandi
8 46 pcs
Petugas
Plastik Tebal Bening Roll
9 1 Rol
Besar

Kepahiang, Juni 2020


Kepala Ruangan

EKO SISWANTO, S.Kep


NIP. 19800129 201001 1 014

Anda mungkin juga menyukai