Disusun Oleh
Nama : Drg. Agus Kmala Putra
NIP : 198208102011011006
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
yang telah dilalui tidak lepas dari bantuan, dan dorongan yang telah diberikan
berbagai pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik
kepada kita semua dan semoga makalah ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II
PEMBAHASAN 3
BAB III
PENUTUP 33
A. Kesimpulan 33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
globalisasi dan pasar bebas perlu mendapat perhatian dari unit-unit pelayanan
kondisi yang bersifat temporer. Suatu keadaan seperti shock dan biasanya
Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat, tepat dan
dalam maupun di luar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap
saat dan menimpa siapa saja. Tindakan gawat darurat harus sesuai aspek
legal. Tenaga medis atau dokter yang membantu korban dalam situasi
1
kematian yang disebabkan oleh adanya gangguan jalan napas, gangguan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
gigi, dan
medic gigi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
pada penyakit-penyakit yang sifatnya akut. Keadaan gawat dan darurat dapat
hadapnya. Contoh untuk kasus ini adalah seseorang yang telah menderita
penyakit jantungd alam waktu yang lama dan tiba-tiba saja mendapatkan
Pada keadaan gawat darurat medik didapati beberapa masalah utama, yaitu:
3
1. Penode waktu pengamatan/pelayanan relatif singkat
membahaakan hidup pasien. Keadaan gawat darurat ang sering terjadi adalah
1. Syncope / Fainting
atau rasa nyeri hebat. Kehilangan kesadaran ini diikuti dengan kehilangan
memahami lebih baik mengapa pingsan dapat terjadi maka perlu juga
cerebellum, dan batang otak (brain stem). Otak memerlukan aliran darah
4
menopang kehidupan. Agar tubuh tetap terjaga atau sadar, area yang
otak harus bekerja dengan baik, dan paling sedikit satu hemisphere otak
dapat menyebabkan luka jika orang itu jatuh dan melukai dirinya, atau
otak;
pembuluh darah;
5
Vasovagal syncope adalah salah satu dari penyebab-penyebab yang
paling umum dari pingsan. Pada situasi ini, keseimbangan antara kimia-
lain:
a. Anemia
6
darah merah untuk memasok oksigen ke otak.
b. Dehidrasi
c. Kehamilan.
hash dan beberapa faktor antara lain dosis obat yang berlebihan,
penyuntikan yang terlalu cepal baik secara intra vena maupun subkutan,
7
tidak menggtmakan vasokonstriktor, atau obat anestesi masuk ke dalam
central nervous system (CNS) dan kemudian diikuti oieh depresi CNS.
meningkat, muai dan muntah, dan pada keadaan yang serius dapat
berupa frekuensi nadi cepat tetapi Iemah atau pada beberapa kasus terjadi
bradikardia.
3. Intoksikasi Vasokonstikrator
Obat ini bekerja di sel efektor dan memberikan efek konstriksi arteriol-
obat anestesi lokal yang digunakan saat ini di bidang kedokteran gigi
8
vasokon striktor yang digunakan harus diperhitungkan dengan benar,
sistemik. Perlu diingat juga bahwa dalam waktu satu menit saja sebagal
akibat faktor emosi seperti rasa takut atau rasa sakit, dapat menyebabkan
Epinephrin (Adrenalin), dosis yang tepat tidak boleh lebih dan 0.2 mg
adrenalin sebanyak 0.01 mg per cc). Jadi dosis maksimum obat anestesi
9
darah dengan kadar yang tinggi. Kadar kritis di dalam darah sangat
bervariasi pada tiap individu. Sama seperti obat anestesi lokal, reaksi
yang paling sering terjadi jika injeksi mengenai pembuluh darah atau
4. Syok
kehilangan akut dari darah atau cairan tubuh. Jumlah darah yang
10
trauma tumpul sering diperkirakan terlalu rendah. Perlu diingat
bahwa:
dan pleura
mencapai 2 liter
1) Kontusio miokard
2) Temponade jantung
3) Pneumothoraks tension
5) Infark miokard
11
minggu sesudah trauma (melalui gagal ginjal organ). Paling
5. Pendarahan
1. Penatalaksanakan Syncope/Fainting
12
a. Segera turunkan sandaran dental unit sehingga penderita dapat
terlentang pada posisi supine atau posisi syok (posisi kaki lebih
itu sebagai seorang dokter gigi penting mengetahui batas aman dan
13
setiap gejala toksik dapat dideteksi sedini mungkin. Pada beberapa
biting
c. segeraben oksigen,
pertolongan, dan
14
penggunaan barbiturat. Jika diberikan segera sebelum reaksi fase
akibat overdosis obat anestesi lokal dapat terjadi begitu cepat. oleh
anestesi local,
menit), dan
15
3. Mengatasi Intoksikasi Vasokonstikrator
Hal ini diperlukan karena kita berpacu dengan waktu yang singkat
obat atau zat kimia, baik peroral maupun parenteral, maka tindakan
tekanan darah.
16
b. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu:
tidak sadar, posisi kepala dan leher diatur agar lidah tidak
buka mulut.
jantung luar.
17
bantuan hidup dasar yang penetalaksanaannya sesuai dengan
4 ug/menit.
cairan infus.
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang membandel.
18
permeabilitas atau kebocoran kapiler. Pada dasarnya, bila memberikan
Tetapi, perlu dipikirkan juga bahwa larutan koloid plasma protein atau
dokter. Posisi waktu dibawa harus tetap dalam posisi terlentang dengan
sekunder.
19
Tujuan akhir dari resusitasi sirkulasi adalah menormalkan kembali
lain:
golongan darah.
5. Penanggulangan Pendarahan
lebib dan 1/10 jumlah cairan tubuh (500 cc) perlu replacement
berupa cairan fisiologis (NaCI 0,9 %), plasma, whole blood, packed
20
cell. Tindakan transfusi darah dilakukan pada keadaan trauma,
trombositopenia, hemophilia.
penilaian tentang:
adekuat
berkesinambungan.
21
a. Jalan nafas bebas atau tidak ada obstruksi
lambung)
suara)
e. Sianosis
22
Chin lift bertujuan mendorong rahang bawah (dan pangkal lidah) ke
leher penderita.
BREATHING (pernafasan)
Penderita yang sadar dan dapat berbicara dengan baik dapat dipastikan
23
rongga hidung penderita untuk memastikan adanya pernafasan yang
Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui pada tahap breathing ini yaitu:
nasal prong (aliran oksigen 2-3 lpm) atau jackson reese (aliran oksigen
10-15 lpm)
dari paru secara aktif dengan tekanan positif berkala. Dilakukan pada
ambu bag.
berikut:
24
1) Frekuensi
2) Kekuatan
3) Irama
tidak teraba dengan jelas maka segera raba arteri radialis sentral seperti
terukur.
penderita. Penderita yang dalam kondisi sadar baik dan dapat menjawab
kondisi tidak normal. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada penderita
25
b. Hentikan perdarahan eksternal. Tujuannya adalah menghentikan
c. Pasang infus dengan jarum besar (14, 16,18 G). Tujuannya adalah
dengan cairan (ringer laktat atau NaCl 0,9%) agar derajat shock
hipovolemik berkurang.
a. Kesadaran, meliputi:
2) Gangguan kesadaran
26
RESPON to VERBAL berarti dapat diperintah :V
meninggal dunia lebih besar tetapi jika tidak dilakukan RJP maka
27
Langkah pertama dalam memberika RJP adalah menentukan titik
terdiri dari 15 kali tekan jantung dan 2 kali nafas buatan. Setelah
dengan fase kedua yang terdiri dari 8 siklus (4 siklus per menit).
Jika pada fase kedua ini jantung dan nafas korban masih berhenti,
demikian seterusnya.
terdiri dari 5 kali tekan jantung dan 1 kali nafas buatan. Jika
28
RJP pada korban dihentikan apabila:
RESUSITASI (A-B-C).
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat terjadi di tempat praktek gigi, prosedur standar yang harus dilakukan
dokter gigi harus selalu meng-update teknik dan obat-obat emergensi secara
dan tabung oksigen, serta masa kadaluarsa obat. Seorang dokter gigi harus
30
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Henry, dkk. 2013. Modul klinik profesi. Surabaya. Universitas Hang Tuah
Surabaya
Scully C, Cawson RA. Medical Problems in Dentistry. 4th. Oxford: Wright, 1998:
548-56.
Fonseca RJ, Walker RV. Oral and Maxillofacial Trauma, Shock, Fluid
Resuscitation, and Management, 2nd , Philadelphia: WB Saunders 1997; (l):156
—72.
Malamed SF. Hand Book of Local Anaesthesia. 4th cd, St Louis: Mosby Co.
1990.
31