Komunikasi merupakan sebuah proses terjadinya interaksi dari komunikator kepada komunikan,
interaksi tersebut berupa pertukaran pesan yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
berlangsung dengan menggunakan media dan dapat terjadi umpan balik dari komunikan kepada komunikator
setelah terjadinya interaksi tersebut. Dewasa ini peradaban manusia telah berkembang dengan sangat
pesat.Manusia selain sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dan berkomunikasi sesamanya, juga
sebagai individu-individu dengan latar belakang yang berlainan. Dalam berkomunikasi dengan konteks
keberagaman kebudayaan seringkali menimbulkan masalah atau terjadinya hambatan-hambatan yang tidak
diharapkan sebelumnya. Misalnya saja dalam penggunaan bahasa, nilai atau norma-norma masyarakat dan lain
sebagainya. Terdapat banyak bukti bahwa kekeliruan dalam menafsirkan suatu pesan, atau perilaku komunikasi,
dapat menimbulkan kesan dan penilaian buruk. Bahkan, lebih jauh lagi, telah banyak mengakibatkan permusuhan,
pertikaian, malah peperangan antar ras, antar suku, bahkan antar negara.
Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima
untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih luas. Jumlah simbol-simbol yang dipertukarkan
tentu tidak bisa dihitung dan dikelompokkan secara spesifik kecuali bentuk simbol yang dikirim, verbal dan
nonverbal. Memahami komunikasi pun seolah tak ada habisnya. Mengingat komunikasi sebagai suatu proses
yang tiada henti melingkupi kehidupan manusia. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya merupakan suatu pola yang komprehensif
yang bersifat kompleks dan abstrak. Telah banyak aspek dari budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Terdapat beberapa alasan menggapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya
lain terlihat dalam definisi budaya. budaya adalah suatu perangkat yang rumit dimana nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaan sendiri. Budaya dan komunikasi
memiliki hubungan timbal balik. Budaya mempengaruhi komunikasi dan sebaliknya komunikasi mempengaruhi
budaya. Karena itulah menjelaskan keterkaitan kedua unsur ini menjadi sedikit rumit.Martin dan Nakayama
(2003:86)menjelaskan bahwa melalui budaya dapat mempengaruhi proses dimana seseorang mempersepsi
suatu realitas. Semua komunitas dalam semua tempat selalu memanifestasikan atau mewujudnyatakan apa yang
menjadi pandangan mereka terhadap realitas melalui budaya. Sebaliknya pula, komunikasi membantu kita dalam
mengkreasikan realitas budaya dari suatu komunitas. Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kemampuan
komunikan memberi makna terhadap pesan yang diterima. Jika makna yang dimaksud komunikator melalui pesan
sama dengan maksud komunikan, maka komunikasi dapat dikatakan berhasil, yaitu tercapainya persamaan
makna.
Komunikasi dalam praktek keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal dalam kegiatan keperawatan. Komunikasi
adalah bagian dari strategi koordinasi yang berlaku dalam pengaturan pelayanan di rumah sakit khususnya pada
unit keperawatan. Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar profesi
kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam perawatan pasien (Suhriana, 2012)
keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan
bagaimana mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memeriksa bahwa pasien
telah diterima dengan benar. Pelaksanaan komunikasi yang efektif bagi perawat , dimulai dari elemen terkecil
dalam organisasi yaitu pada tingkat " " (kepala ruang), karena produktifitas (jasa) berada
langsung ditangan individu-individu dalam kerja tim. Namun demikian komitmen dan dukungan pimpinan puncak
dan lainnya tetap menjadi kunci utama. Bertemunya persepsi yang sama antara dua komponen
tersebut dalam menentukan sasaran dan tujuan, merupakan modal utama untuk meningkatkan kinerja dalam
suatu organisasi. Menentukan tingkat prestasi melalui indikator kinerja klinis akan menyentuh langsung faktor
-faktor yang menunjukkan indikasi-indikasi obyektif terhadap pelaksanaan fungsi/tugas seorang perawat ,
sejauh mana fungsi dan tugas yang dilakukan memenuhi standar yang ditentukan