KOMUNIKASI EFEKTIF
KOMUNIKASI TRANSAKSIONAL DAN MULTIDIMENSI YANG TERJADI PADA
DUNIA KERJA DAN SEHARI-HARI
DOSEN PENGAJAR :
ANGELIA PUTRIANA, S.Th.,S.I.Kom.,M.I.kom
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
DORIS DEBORA SIANTURI 2013462082
EVELYN MARITO 2013462059
FAZA HUMAIRAH 2013462083
FITRA CHRISTIN DAWOLO 2013462061
JOSUA ELBERDIN SITUMEANG 2013462077
LEVY KESUMA HALAWA 2013462063
MARTHA RIANG CAHYANI ZILIWU 2013462066
MUJA YANA GINTING 2013462068
TANCIA WILDA WARUWU 2013462079
Komunikasi boleh dikata tidak pernah terjadi tanpa melibatkan orang lain. Oleh karena
itu, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction di antara para pelaku-
pelaku komunikasi. Akan tetapi, aksi dan interaksi disini menurut Miller (Cangara, 2007: 56)
“baru menuntut reaksi balik dari penerima informasi kepada pemberi informasi”. Namun,
akhir-akhir ini para sarjana komunikasi memandang bahwa komunikasi disini bukan hanya
interaksi dalam bentuk adanya umpan balik, melainkan di tuntut pada tataran yang lebih
tinggi dan lebih kompleks, yakni adanya interplay yang saling mempengaruhi (mutual
influence) secara simultan dan dinamis diantara para pelaku komunikasi. Lebih jauh para
pelaku komunikasi ini dituntut memiliki partisispasi yang tinggi dan convergensi (ke arah
perhatian) yang sama dalam membicarakan sesuatu menurut konteksnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan komunikasi adalah kerja sama (cooperative) yang
dilihat dari sisi relasional antara orang-orang yang terlibat dalam bentuk komunikasi antar
pribadi (lebih dari satu orang), atau komunikasi massa yang melibatkan banyak orang
sekalipun dalam situasi diantarai oleh media.
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model
ini menggaris bawahi proses pengiriman dan penerimaan pesan yang mengatakan bahwa
komunikasi bersifat transaksional berarti mengatakan bahwa proses tersebut kooperatif,
pengirim dan penerima samasama bertanggung jawab terhnadap dampak dan efektivitas
komunikas ang terjadi. Dalam model komunikasi transaksional, orang membangun kesamaan
makna. Apa yang dikatakan orang dalam sebuah transaksi sangat dipengaruhi oleh
pengalamannya dimasa lalu.
Model komunikasi transaksional membangun kesadaran kita bahwa pesan satu dengan
pesan yang lain saling berhubungan, saling ketergantungan. Asumsi model ini adalah ketika
komunikasi terjadi terus menerus, kita akan berurusan dengan elemen verbal dan non
verbal, artinya para komunikator sedang menegosiasikan makna. Ketika anda mendengarkan
seseorang yang berbicara, sebenarnya pada saat itu bisa saja anda pun mengirimkan pesan
secara nonverbal (isyarat tangan, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya) kepada
pembicara tadi. Anda menafsirkan bukan hanya kata-kata pembicara tadi, juga perilaku
nonverbalnya. Dua orang atau beberapa orang yang berkomunikasi, saling bertanya,
berkomentar, menyela, mengangguk, menggeleng, mendehem, mengangkat bahu, memberi
isyarat dengan tangan, tersenyum, tertawa, menatap, dan sebagainya, sehingga proses
penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding) bersifat spontan dan simultan di
antara orang orang yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak orang yang
berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi. Bila empat orang
peserta terlibat dalam komunikasi, akan terdapat lebih banyak peran, hubungan yang lebih
rumit, dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal.
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional, ada dua tingkatan yang
dapat diidentifikasi, yakni dimensi isi (content dimension) dan dimensi hubungan
(relationship dimension).
Dalam komunikasi antarmanusia, kedua dimensi ini tidak terpisah satu sama lain.
Dimensi ini menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa oleh pesan,
sementara dimensi hubungan menunjukkan bagaimana peserta komunikasi berinteraksi satu
sama lain.
Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu roses personal karena makna atau
pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran anda atas perilaku
verbal dan non verbal orang lain yang anda kemukakan kepadanya juga mengubah penafsiran
orang lain tersebut atas pesan-pesan anda, dan pada gilirannya, mengubah penafsiran anda
atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunakan pandangan ini, tampak bahwa
komunikasi bersifat dinamis. Pandangan inilah yang disebut komunikasi sebagai transaksi,
yang lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang memungkinkan pesan atau respons
verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung.
Menurut Cuyno (Cangara, 2007: 58) “dalam dimensi hubungan ada llima elemen dasar
komunikasi yang berinteraksi satu sama lain sebagai hubungan yang multidimensional.