Anda di halaman 1dari 2

Kontra wamil

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua


Perkenalkan kami dari team (kontra) dengan saya sendiri, Flourence yang akan membedah mosi
perdebatan kali ini dari segi sosiologis, pembicara ketiga.
Dewan Juri Yang Terhormat dan para hadirin yang terkasih

- Dengan diberlakukannya wajib militer, kami melihat terlalu banyak Sisi Negatif dari
diberlakukannya aturan ini
-
- 1.Secara psikologis dan sosiologis bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka berperang,
mencintai kekerasan dibalik keramahannya. Ini dibuktikan dengan pasti adanya tari perang di
setiap suku di Indonesia dan beragamnya senjata-senjata tradisional di hampir semua
kebudayaan lokal di Indonesia. Juga masih banyak ditemukannya peristiwa-peristiwa bentrokan
di berbagai daerah dengan berbagai latar belakangnya. Bahkan siswa yang katanya sudah maha
saja lebih senang baku hantam daripada diskusi keilmuan. Dengan kondisi seperti ini rasanya
tidak mustahil bila nantinya latihan militer yang didapat justru digunakan sebagai ajang unjuk
kekuatan. Merasa hebat karena pernah dididik militer lalu segala sesuatu diselesaikan dengan
kekuatan fisik.
-
- 2.Pembengkakan anggaran untuk sektor pertahanan dan keamanan. Pendidikan dan latihan
militer selama beberapa bulan saja menghabiskan biaya yang besar, apalagi jika dilaksanakan
sepanjang 24 bulan seperti di Korea Selatan, pasti akan terjadi pembengkakan anggaran. Belum
lagi celah korupsi yang dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaannya. Mark up pengadaan
seragam, suap dari anak-anak manja yang tidak mau ikut wajib militer, dan celah-celah lain.
-
- 3.Kekhawatiran akan adanya angkatan kesekian setelah TNI AD, AL, dan AU. Dulu sekitar tahun
’60-an pernah muncul wacana dari PKI tentang pembentukan Angkatan Kelima (setelah AD, AL,
AU, dan Polisi), yaitu mempersenjatai buruh dan petani. Wacana ini ditentang keras oleh pihak
militer. Nah, dengan banyaknya partai politik, organisasi masyarakat, LSM, organisasi
keagamaan, dan organisasi-organisasi lain di Indonesia sekarang ini, dikhawatirkan anggota
organisasi yang telah mengecap wajib militer akan menggunakan kepandaiannya untuk
membentuk sayap militer bagi masing-masing organisasinya. Bisa dibayangkan bila separuh saja
organisasi di Indonesia memiliki sayap militer, tidak mustahil mereka akan menggunakannya
untuk mendukung tindakan atau kebjakan organisasi. Yang ada Indonesia akan makin terpecah
belah. Dan bila salah satu partai politik saja memiliki sayap militer macam Waffen SS dalam
tubuh Nazi, maka ini juga akan sangat berbahaya.
-
- Dewan juri yang terhormat dan para hadirin sekalian

- Dari pada membuang uang negara secara Cuma-Cuma lebih baik anggaran negara dialokasikan
keberbagai macam kebutuhan negara
- Pemberlakuan wajib militer juga tidak dapat langsung diterapkan atau dilaksanakan melainkan
diperlukan pertimbangan sehingga harus melalui pembahasan yang cukup matang untuk
memperkuat alasan penerapan serta mekanisme seperti apa yang ideal dalam upaya bela
negara. Sehingga melalui artikel ilmiah ini penulis akan menganalisa kelebihan dan kekurangan
serta menawarkan solusi mengenai topik ini.

- Oleh karena itu Maka, agar Negara Republik Indonesia yang lebih makmur dan
damai,kami tetap pmendukung mosi bahwasanya Pemberlakuan wajib militer harus
ditiadakan. Karena diperlukan evaluasi terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri.
- Dengan begitu kelompok kami menyediakan solusi yaitu, diperlukan pertimbangan
sehingga harus melalui pembahasan yang cukup matang untuk memperkuat alasan
penerapan serta mekanisme seperti apa yang ideal dalam upaya bela negara.
- Demikian pernyataan mosi dari team kami, terimakasih atas perhatiannya dan mohon
maaf bila ada kesalahat kata

Anda mungkin juga menyukai