Anda di halaman 1dari 3

Rakyat kemudian justru ditinggalkan oleh rakyat ?

kalau embanan da penyimpangan terhadap


tetrahedron semakin besar, dan pembentukkan organisme baru semakin banyak, maka
tetrahdiron akan semakin gemuk dan tidak sederhana lagi memang ada dampak positif yaitu
mampu meredam bebrbagai gejolak sosial dan menjaga stabilitas nasional. Tetapi ada pula
dampak negatifnya, baik keluar maupun kedalam. Keluar akan mendesak laha kelompok
masyarakat yang lain dan cenderung menjadi totaliter. Sedangkan kedalam, tetrahdiron menjadi
gemuk dan lamban. Berbagai embanan simbiosis menimbulkan berbagai mutant dan variant,
sehingga tidak sederhana dan tidak tertutup lagi. Hal tersebut berpengaruh terhadap garis
komando, dimana suatu gagasan tidak cepat menjadi keputusan dan lamban dalam operasional
yang sering disebut dengan penyimpangan prosedur.

Simbiosis yang dilakukan oleh TNI pada era perang kemerdekaan, melahirkan nilai-nilai
perjuangnan TNI, dan menempatkann TNI di dalam sistem politik Negara. Pemikiran dan
penalaran para perwira TNI ikut menentukkan politik Negara, untuk mewujudkan kelangsungan
hidup bangsa dan Negara tersebut , TNI membayar mahal, jiwa raga harta dan benda, tergores
dalam hal setiapa prajurit TN, pesan Pak Dirman teruskan perjuangan;; korban telah banyak.

Demikian pula pada periode akhir pemerintah Orde Lama. TNI ABRI melakukakn berbagai
simbiosis untuk meredaam kekuatan PKI yang melebar memasuki berbagai kekuatan sosial
dalam tatanan masyarakat bangsa Indonesia. Kali ini TNI membayar mahal pula untuk
memperthankan Negara kesatuan. Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD
1945, TNI AD kehilangan putera-putera terbaiknya. Simbiosis TNI ABRI dengan berbagai
kelompok masyarakat tersebut menghasilkan kekuatan sosial politik baru. Golongan Karya
(Golkar) yang kemudian mendominasi pemerintah Negara, serta menempatkan seseorang
Prajurit TNI ABRI sebagai presiden.

Pada Era Orde Baru, paling tidak sampai dengan awal tahun 80-an ABRI masih memenuhi
harapan rakyat untuk mewujudkann AMPERA namun setelahh 80-an harapan tersebut mulai
pudar. Abri semakin terperangkap dalam sistem politik penguasa, sistem pemerintah yang
semakin kurang dapat menangkap aspirasi rakyat. Simbiosis politik dan ekonomi demikian rumit
dengan berbgai mutant, alternative dan variant yang di bentuknya, membuat sensor tetrahedron
lamban dan tidak sensitive. Urat syarat kehidupan, yaitu undang-undang, yang diterbitkan
kemudia, menempatkan ABRI. (Hal 13)
Demokratis, dimana kekuasaan seoenuhnya di tangan rakyat. Kiranya perlu suatu proses yang
relatif panjang untuk mengubah masyarakat yang paternal feodalistik menjadi masyarakat yang
demokratik sejarah mencatat di tahun 1955. Dewan konstituante yang dipilih rakyat seara
demokratis, ternayata tidak mampu mencapai komitmen nasional, untuk mewujudkan
kesapakatan bersama, untuk musyawarah mencapai mufakat, komitmen nasional, untuk
mewujudkan kesepakatann bersama, untuk musyawarah mufakat, kepentingan golongan masih
kuat menonjol, belum siap untuk diabdikan bagi kepentingan nasional. Kemudian rakyat
menerima pilihan suatau demokrasi terpimpin karena siituasi lingkungan startegik nasional telah
berada dalam keadaan kritis. Berbagai gejolak sosial ipoleksosbudmil merebak di segenap
penjuru tanah air, dna nyaris memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Keadaann masyarakat bangsa Indonesia resebut tidaklah sendrian tetapi dialami pula olehh
berbagai Negara yang baru merdeka setelah perang dunia, yang sedang mengalami proses
dekolonisasi, sedang mencari dan memahami jatidirinya. Dalam keadaan demikian, Angkatan
Bersenjata Tentara atau militer akan tumbuh berkembang dalam proses yang lebih cepat
dibanding kelompok profesi lain. Tentara langsung menghadapi tantangan untuk
mempertahankann kemerdekaan dan kedaulatan yang baru direbut. Rakyat yang militant para
pemuda pejuang akan mengissi organisasi tentara, yang kemudian disebut tentara rakyat. Dengan
dukunga segenap kekuatan rakyat national war power maka tentara dapat merebut dan
memperthankan kemerdekaan da meegakkann kedaulatan.

Tidak hanya mampu menngusir musuh dari luar, akan tetapi tenntara rakyat juga mampu
mengatasi berbagai gejolak sosial yang muncul akibat dari benturann konflik kepentinga antara
berbagai golongan dan kekuatan di dalam negeri. Banngsa Indonesia yag sarat dennga
kemajemukan, kemudian meyebut berbagai konflik sosial tersebut dengan masalah SARA suku
agama ras antar golongan.

Mengapa profesi kelompok tentara lebih cepat maju di dalam Negara berkembag Negara hasil
dekolonisasi? Ada tiga sebab yang dapat di angkat disinni :

Pertama, berjuanng membela Negara merupakan idola pemuda pada jaman peranng
kemerdekaan. Para pemuda yang berani da bersedia megorbakan jiwa raga adalah pahlawa
bangsa, maka para pemuda pilihann memilih bergabung dalam tentara. Tentara mendapat
masukann putera-putera bangsa terbaik.

Kedua, sejak dini tentara melakukan pendidikan, karena tanpa pendidikan dan latihan anggota
prajurit. Tentara akan mati sia-sia, dan (Hal-11). Lebih dari itu diperlukkan segera tenaga
pengganti kits tah bahwa profesi tentara mengandung resiko mati yang tinggi. Untuk perang
diperlukann keterampilan olahyuda, bagi prajurit yang berpangkat perwira, olahyuda tidak hanya
menunutut kemampuan olah otot saja, akan tetapi leih dari itu memerlukan kemampuan olah
piker. Karena itu bagi para perwira diselengarakan suatu sistem pendidikan yang bertahap,
bertingkat dan berlanjut, namun tetap berlandaskann Dwi Warna Purwa Cendekia Wusana, lebih
mengutamakan pengabdian kepaa Negara daripada pengabdian kepada ilmu. Pendidikan secara
bertahap, bertingkat dan berlanjut tersebut, secara total memerlukan seperempat waktu dari
karier seorang perwira. Karena itu kiranya dapat dimengerti bila kemudian para perwira menjadi
kelompok elit yang terorganisir, dengan kemampuan intelektual yang tinggi, dan menguasai
informasi mutahir, dan yang strategic di dalam masyarakat bangsa yang sedang berkembang.

Ketiga, organisasi tentara militer berbentuk tetrahedron, bentuk piramidal. Suatu bentuk
sederhana, dengan hierarki dan garis komando yang jelas. Memiliki inner-logic dengan kesatuan
politik tertutup yang memungkinkan suatu gagasan atau idea cepat menjadi keputusan dan cept
pula dioperasionalkan, dengan kemungkinan deviasi operaasioanl yang minimum. Dengan
organisasi demikian maka tentara mampu berada di garis depann untuk mengatasi berbagai
gejolak sosial.

Kesederhanaan itulah yang memmungkinkan organisasi militer menjadi organisasi yang kokohh.
Organisasi yang dengan cepat dapat mengetahui titik-titik kelemahannya sendiri, dan dengan
cepat dan sederhana pula mengatasinya. Mencopot dan mengganti, memasang dan
memindahkan, mengangkat dan menggeser meskipun melalui sistem dan prosedut tertentu
namun semua itu relative sangat sederahana di banding organisasi masyarakat bangsa yang lain
yang justru cenderung semakin membesar.

Organisasi tetrahedron mengandung gagasan structural, yang memiliki (1) keutuhan menyelutuh
(wholeness), (2) kemampuan mengatir diri (self-regulation), dan (3) kemampuan menyesuaikan
diri (self-transformation). Semua makhluk hidup memiliki kemampuan seperti itu, dan untuk itu
makhluk hidup dilengkapi susunan organisasi yang ketat dan sistemik. Kalau ada embanan baru
atau terjadi penyimpangan, maka secara evolusioner biologik akan melahirkan semacam
organisme baru (mutant) dan untuk itu akan membentuk alternative atau variant, untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Lalu mengapa ABRI yang mewarisi nilai-nilai TNI, Tentara (Hal-12)

Anda mungkin juga menyukai