Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Sistem Politik Indonesia

 Pengertian

Sistem adalah suatu keutuhan, keseluruhan, kebulatan suatu bagian menjadi himpunan
yang kompleks dan terorganisir. Sebuah sistem bekerja secara bersama dan menyeluruh agar
dapat berfungsi optimal. Jika salah satu bagian tidak bisa bekerja sama maka keseluruhan sistem
akan terganggu. Politik merupakan interaksi pemerintah dengan rakyat dalam rangka membuat
kebijakan terbaik untuk kepentingan seluruh rakyatnya.

Dari pengertian sistem dan politik tersebut maka Sistem Politik Indonesia adalah
keseluruhan kegiatan (termasuk pendapat, prinsip, penentuan tujuan, upaya mewujudkan tujuan,
pengambilan keputusan, skala prioritas, dll) yang terorganisir dalam negara Indonesia untuk
mengatur pemerintahan dan mempertahankan kekuasaan demi kepentingan umum dan
kemaslahatan rakyat.

 Sejarah Sistem Politik Indonesia

Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa
berikut ini:

1) Masa Kerajaan (Prakolinialisasi)


Pada masa prakolonialisasi penyaluran tuntutan relatif rendah dan terpenuhi.
Pemeliharaan nilai yang hidup dan berkembang sesuai penguasa saat itu. Kapabilitas SDA
memenuhi, Integrasi vertikal dari atas ke bawah, sedangkan integrasi horizontal hanya terjadi
di level antar penguasa saja. Gaya politik tentu saja kerajaan sesuai bentuk negaranya. Karena
bentuk negara adalah kerajaan maka kepemimpinan negara berada di tangan raja, pangeran,
atau silsilah keluarga kerajaan. Sedangkan untuk keterlibatan militer tentu saja sangat kuat
karena pada masa itu adalah masa peperangan. Analisis terhadap stabilitas, ada saatnya
stabil(saat tidak ada perang) dan tidak stabil(saat berperang). Semua aparat negara pada masa
ini sangat loyal kepada kerajaan.
2) Masa Kolonial (Penjajahan)
Pada masa kolonial penyaluran tuntutan relatif rendah namun tidak terpenuhi.
Pemeliharaan nilai tidak berjalan baik dan sering dilanggar. Kapabilitas banyak namun
diambil oleh penjajah, Integrasi vertikal dari atas ke bawah tidak harmonis, sedangkan
integrasi horizontal harmonis sesama penjajah atau elit pribumi. Gaya politik devide at
impera atau memecah belah. Kepemimpinan pada saat itu, elit pribumi diperalat dan
partisipasi rakyat hampir tidak ada disebabkan rasa takut. Sedangkan untuk keterlibatan
militer tentu saja sangat kuat. Analisis terhadap stabilitas, mudah sekali dikacaukan. Semua
aparat negara pada masa ini sangat loyal kepada penjajah.
3) Masa Demokrasi Liberal
Pada masa demokrasi liberal penyaluran tuntutan tinggi namun karena ini adalah awal
berdirinya Indonesia wadah untuk menampung belum tersedia. Pemeliharaan nilai sangat
tinggi. Kapabilitas banyak potensi namun baru sedikit digali, Integrasi vertikal dua arah,
sedangkan integrasi horizontal timbul disintegrasi. Gaya politik ideologi. Kepemimpinan
generasi pemuda 1928 (sumpah pemuda). Sedangkan untuk keterlibatan militer dikuasai sipil.
Analisis terhadap stabilitas, instabil karena baru saja berdiri. Semua aparat negara pada masa
ini sangat loyal kepada golongan atau partai.
4) Masa Demokrasi Terpimpin
Pada masa demokrasi terpimpin penyaluran tuntutan tidak tersalurkan. Pemeliharaan nilai
rendah. Kapabilitas banyak potensi namun baru sedikit digali, Integrasi vertikal dua arah,
sedangkan integrasi horizontal timbul disintegrasi. Gaya politik ideologi. Kepemimpinan
generasi pemuda 1928 (sumpah pemuda). Sedangkan untuk keterlibatan militer dikuasai sipil.
Analisis terhadap stabilitas, instabil karena baru saja berdiri. Semua aparat negara pada masa
ini sangat loyal kepada golongan atau partai.
5) Masa Demokrasi Pancasila
Pada masa demokrasi Pancasila penyaluran tuntutan awalnya seimbang namun kemudian
tidak terpenuhi karena fusi. Pemeliharaan nilai terjadi pelanggaran HAM namun ada
pengakuan HAM. Kapabilitas sistem terbuka, Integrasi vertikal atas bawah, sedangkan
integrasi horizontal terlihat. Gaya politik intelek-pragmatik-dan konsep pembangunan.
Kepemimpinan teknokrat dan ABRI. Sedangkan untuk keterlibatan militer sangat besar
dengan dwifungsi ABRI. Stabilitas stabil. Semua aparat negara pada masa ini sangat loyal
kepada pemerintah (golkar).
6) Masa Reformasi
Pada masa reformasi penyaluran tuntutan tinggi dan terpenuhi. Pemeliharaan nilai
penghormatan HAM tinggi. Kapabilitas sistem disesuaikan dengan otonomi daerah, Integrasi
vertikal dua arah, sedangkan integrasi horizontal muncul kebebasan. Gaya politik pragmatis.
Kepemimpinan sipil-purnawirawan-politisi. Sedangkan untuk keterlibatan militer dibatasi
dan justru partisipasi massa tinggi. Stabilitas instabil. Semua aparat negara pada masa ini
sangat loyal kepada pemerintah.

 Sistem Politik Demokrasi Pancasila

Sistem Politik Demokrasi Pancasila merupakan sistem politik yang diterapkan di


Indonesia saat ini. Sistem ini mengambil nilai-nilai luhur dari Pancasila. Semua kegiatan yang
telah dijelaskan di atas berpedoman pada Pancasila dan dilaksanakan dengan demokratis.

Prinsip Sistem Politik Demokrasi Pancasila:

1) pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif berdasarkan hukum


2) Pemerintah berdasarkan konstitusi
3) Jaminan kebebasan individu dalam batas-batas tertentu
4) pemerintahan yang bertanggung jawab
5) Pemilu langsung dan multipartai

 Pandangan Terhadap Politik

Politik masih dianggap tabu oleh sebagian orang. Padahal, politik (dalam beberapa hal
mencakup aspek sosial) itu sendiri dekat dengan kegiatan sehari-hari. Hanya saja, beberapa
stigma yang ada memberikan jarak aman bagi sebagian orang untuk tidak mengusik politik
tersebut. Oleh karenanya, kita akan mengulas tentang politik pada tulisan ini.

Kita mulai dari definisi politik. Politik sering didefinisikan sebagai penggunaan
kekuasaan atau kewenangan, suatu proses pembuatan keputusan secara kolektif, suatu alokasi
sumber daya yang langka (the allocation of scarce resources), atau sebagai arena pertarungan
kepentingan yang penuh muslihat (Heywood, 2004:52).
 Politik Ada Karena Sifat Alami Manusia
1) Nature vs. nurture; manusia memiliki sifat-sifat bawaan sejak lahir (nature), tetapi juga
dipengaruhi oleh pengalaman sosial (nurture).
2) Intellect vs. instinct; manusia punya akal dan rasional, tetapi juga punya naluri dan
menggunakan rasa dalam bertindak.
3) Competition vs. cooperation; manusia bisa bersaing untuk meraih kepentingannya, tetapi juga
bisa bekerjasama dengan insentif tertentu.

 Politik & Masyarakat


1) Kolektivisme
Tujuan mulia dari politik dapat tercapai bila menekankan pada kemampuan manusia untuk
melakukan collective actions ketimbang mengutamakan personal self-interest.
2) Teori kemasyarakatan
Pemahaman tentang politik memerlukan teori-teori sosial (Mis: teori “invisible hands”Adam
Smith, teori “least government” Thomas Jefferson, teori konflik Karl Marx, dsb).
3) Kelompok sosial (social cleavages) dan persoalan identitas
Bahwa politik harus bicara tentang keterikatan sosial tertentu (berdasarkan ras, agama,
budaya, dsb). Misalnya teori kelas Marx, “black power” dari Martin LutherKing, “clash of
civilisation” dari Samuel Huntington, dsb).

 Kesimpulan
Sistem Politik Indonesia adalah keseluruhan kegiatan (termasuk pendapat, prinsip,
penentuan tujuan, upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, skala prioritas, dll) yang
terorganisir dalam negara Indonesia untuk mengatur pemerintahan dan mempertahankan
kekuasaan demi kepentingan umum dan kemaslahatan rakyat.
Kemudian untuk mewujudkan semua tujuan Sistem Politik di Indonesia membutuhkan
suprastruktur dan infrastruktur yang baik. Mereka adalah lembaga negara (Presiden dan Wakil
Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY dan lembaga lainnya) sebagai kekuatan utama dan
didukung oleh partai politik, organisasi masyarakat, media komunikasi politik, pers, untuk
menyalurkan aspirasi masyarakat agar kebijakan pemerintah sesuai dengan hati rakyat.\
 Sumber Referensi:

https://www.google.com/search?
q=Sistem+Politik+Indonesia&biw=1680&bih=917&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahU
KEwi1zZ_654zLAhWPc44KHfxbD10Q_AUICSgD

Anda mungkin juga menyukai