Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Semakin maju suatu bangsa akan semakin sulit juga bangsa tersebut untuk melindungi negaranya dari
ancaman-ancaman yang selalu datang. Di arus globalisasi dan moderalisasi dunia ini suatu negara akan
semakin mudah untuk digoyahkan. Bukan d inegara-negara yang sedang berkembang saja namun
negara yang sudah majupun mendapat ancaman-ancaman tersebut. Ancaman dari luar maupun
ancaman dari dalam negara itu sendiri. Bangsa tersebut seharusnya mempunyai rasa nasionalisme yang
kuat untuk melindungi dan membela negaranya dari negara lain yang lebih berwawasan intelektual luas.

Suatu Negara akan semakin kuat pertahanannya bila saja bangsa tersebut bersatu padu untuk
memperjuangkan negara dalam melindungi dan membela hak hak yang dimiliki didalam suatu negara itu
sendiri. Dalam dasar negara Indonesia pun sudah diterangkan tentang rasa bela negara yaitu terkandung
dalam pancasila yang menjadi dasar pedoman hidup bangsa Indonesia. Namun semakin berkembang
dan semakin maraknya arus globalisasi dunia membuat lalai bangsa akan kesadaran untuk melindungi
dan membela negranya dari ancaman-ancaman yang terjadi.

Meskipun demikian, tujuan bangsa Indonesia yang terkandung dalam pancasila tersebut memang
memerlukan proses yang sangat sulit untuk mewujudkannya, kesulitan tersebut tentunya berdasar pada
kesadaran masing-masing masyarakat akan pentingnya melindungi dan membela negara ini. Namun,
mereka mementingkan kepentingan mereka pribadi dibandingkan dengan kepentingan bangsanya,
mereka mengira kepentingan tersebut bukan untuk mereka melainkan untuk para petinggi petinggi
daerah dan Negara

Mengacu fenomena-fenomena yang terjadi pada masyarakat umumnya saat ini, saya memandang perlu
untuk mengangkat tema “Bela Negara” dalam tugas mata kuliah pancasila ini, tentunya hal tersebut
disamping sebagai tugas akhir mata kuliah sekaligus untuk menyadarkan masyarakat semua betapa
pentingnya melindungi dan membela Negara dari berbagai ancaman.

B. Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan bela negara?

2. Apa yang dimaksud dengan bela negara secara Fisik dan Non- Fisik?

3. Apa saja unsur dasar bela negara dan dasar hukum yang mewajibkan bela negara?

4. Bagaimana peranan masyarakat terhadap bela negara?


5. Apa saja jenis ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara?

BAB II

ISI

A. Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sedangkan Negara itu sendiri adalah sekumpulan
masyarakat dengan berbagai keragamannya, yang hidup dalam suatu wilayah yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingnan negara.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban
membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras.
Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata
musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan
negara.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat senjata
menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya
untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran
berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara.

Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan oleh seorang
individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau
sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran)
meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali
untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa
dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya,
kecuali dihadapkan dengan krisis perekratan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara dilaksanakan
pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai
individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya Dalam beberapa kasus
milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard.
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun
setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional,Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari
pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok
atau unit personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga
mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.

B. Bela Negara Secara Fisik dan Non-Fisik

Dalam Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara". Konsep Bela Negara dapat diuraikan yaitu secara fisik maupun non-
fisik.

a. Bela Negara Secara fisik

Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul bedil" menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara
secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan Bela Negara secara non-fisik
dapat didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia
dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap
tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara". sipil, di mana unsur-unsur Rakyat
Terlatih membantu pemerintah merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat
langsung di medan perang.

Apabila daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi Perlawanan
Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih keadaan ekonomi nasional
telah pulih dan keuangan negara memungkinkan, maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk
mengadakan Wajib Militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak
negara maju di Barat. Mereka yang telah mengikuti pendidikan dasar militer akan dijadikan Cadangan
Tentara Nasional Indonesia selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun
untuk mengikuti latihan atau kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang, mereka dapat
dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen
dilakukan secara selektif, teratur dan berkesinambungan. Penempatan tugas dapat disesuaikan dengan
latar belakang pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di
Rumah Sakit Tentara, pengacara di Dinas Hukum, akuntan di Bagian Keuangan, penerbang di Skwadron
Angkutan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militerisasi masyarakat
sipil, tapi memperkenalkan "dwi-fungsi sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela negara"
di mana tugas pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab TNI, tapi adalah
hak dan kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.

b. Bela Negara Secara Non-Fisik

Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini, justru kesadaran bela
negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan baik dari luar maupun dari dalam seperti yang telah diuraikan di atas. Sebagaimana telah
diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti "memanggul bedil menghadapi musuh".
Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:

a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi dengan
menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak.

b. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat.

c. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan retorika).

d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi


Hak Azasi Manusia.

e. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh


budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih
bertaqwa kepada Allah swt melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing.

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela negara secara non-fisik ini,
maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan bagi keamanan negara dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan
sama sekali. Kegiatan bela negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan Ketahanan Nasional juga
sangat penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana arus
informasi (atau disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat semakin canggihnya
teknologi komunikasi.

C. Unsur Dasar Bela Negara

Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa indonesia adalah sebagai berikut :

1. Cinta Tanah Air

2. Kesadaran Berbangsa & bernegara

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara

4. Rela berkorban untuk bangsa & negara

5. Memiliki kemampuan awal bela negara

D. Dasar Hukum Bela Negara

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan diatur
dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara
dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:

1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl. Diubah oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

E. Peranan Masyarakat terhadap Bela Negara

Bentuk dari bela negara akan tergantung pula pada jenis ancaman yang dihadapi, kalau ancamannya
dalam bentuk fisik tentunya warga negara pun harus menyiapkan diri dalam bentuk kesiapan fisik
seperti setelah kemerdekaan, rongrongan pemberontak atau separatisme antara tahun 1945-1962 terus
terjadi dan upaya kesiapan fisik, melalui Pendidikan Pendahuluan Perlawanan Rakyat (PPPR)
berdasarkan UU No. 29/ 1954 tentang pokok-pokok perlawanan rakyat.

Namun setelah itu tepatnya dimulai tahun 1973 pemahaman bela negara lebih diarahkan pada
penumbuhan kesadaran, kerelaan berkorban dan kecintaan terhadap tanah air melalui ilmu
pengetahuan karena ancaman telah bergeser pada masalah-masalah sosial, jenis pendidikannya
berubah menjadi Pendidikan Bela Negara.

Di era globalisasi seperti sekarang ini usaha Kita sebagai pelajar yang harus dilakukan untuk membela
negara adalah belajar dengan tekun. Contohnya melalui Pendidikan Kewarganegaraan, kegiatan
ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Didalam lingkungan masyarakat, kita juga dapat melakukan bela
negara dengan melakukan kegiatan siskamling, membantu korban bencana alam, dan lain sebagainya.

Dalam kondisi negara aman dan damai upaya bela negara yang dapat dilakukan antara lain :

1. Siskamling

Dengan kegiatan siskamling maka keamanan dan ketertiban masyarakat akan tetap terpelihara.

2. Menanggulangi akibat bencana alam

Membantu sesama manusia merupakan perbuatan terpuji. Membantu sesama manusia dapat
memperkokoh keutuhan masyarakat, karena bantuan yang diberikan akan menimbulkan simpati dan
empati dan saling merasakan.
3. Belajar dengan tekun

Kegiatan bela negara dapat dilakukan oleh pelajar di sekolah melalui pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Menurut UU NO. 3 tahun 2002 pasal 9 ayat 2 menyebutkan keikutsertaan warga
negara dalam upaya bela negara diantaranya melaui Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kegiatan
extrakurikuler seperti kepramukaan, PMR, Paskibra merupakan kegiatan bela negara.

a. Menurut bentuknya:

1. Ancaman militer yaitu ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang
dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenab bangsa.

2. Ancaman non militer yaitu ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi jika
dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenab
bangsa.

b. menurut sifatnya :

1. Ancaman tradisional : yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan militer negara lain berupa agresi atau
invasi yang membahayakan kemerdekaan, kedaultan dan keutuhan wilayah negara kesatuan RI.

2. Ancaman non tradisional : yaitu ancaman yang dilakukan oleh aktor non negara berupa aksi teror,
perampokan dan pembajakan, penyulundupan, imigrasi gelap, perdagangan narkotika dan obat –
obatan terlarang, penangkapan ikan secara ilegal, serta pencurian kekayaan negara.

Contoh ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara:

1. Terorisme Internasional dan Nasional.

2. Aksi kekerasan yang berbau SARA.

3. Pelanggaran wilayah negara baik di darat, laut, udara dan luar angkasa.

4. Gerakan separatis pemisahan diri membuat negara baru.

5. Kejahatan dan gangguan lintas negara.

6. Pengrusakan lingkungan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemabahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

2. Dalam Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara". Konsep Bela Negara dapat diuraikan yaitu secara fisik maupun non-
fisik.

3. Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa indonesia adalah Cinta Tanah Air, Kesadaran
Berbangsa & bernegaraYakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, Rela berkorban untuk bangsa &
negara, Memiliki kemampuan awal bela negara

4. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan
diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela
negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar
maupun dari dalam.

5. Sebagai pelajar kita harus membela negara dengan belajar dengan tekun. Baik itu yang
intrakulikuler dan ekstrakulikuler.

6. Masyarakat perlu berhati-hati dengan ancaman dan gangguan yang dapat membahayakan negara
baik itu ancaman militer dan non militer ataupun ancaman tradisional dan non tradisional.

B. Saran

Sudah saatnya para pelajar memahami pentingnya membela Negara.Kita sebagai generasi penerus
bangsa harus ikut serta membela negara dengan cara belajar yang tekun karena besar manfaatnya
untuk diri kita sendiri

DAFTAR PUSTAKA

Budianto, 2004.“Kewarganegarraan SMA kelas X”, Jakarta : Erlangga.


Atfika, Royan.2013.Contoh Makalah Peranan Masyarakat Dalam. http://royyanatfika.blogspot.com
(Diakses tgl 19 Mei 2013).

Anda mungkin juga menyukai