Anda di halaman 1dari 29

BANK SOAL KARDIO

1.Seorang wanita 72 tahun datang ke IGD dengan sesak berulang dan rasa tidak nyaman di
uluhati yang progresif pada aktifitas minimal sejak 1 minggu belakangan ini yang semakin
memburuk 1 hari terakhir. Riwayat penyakit sebelumnya darah tinggi dan hiperlipidemia.
Terapi yang rutin diminum adalah hidroklortiazid 25 mg, nifedipine SR 60 mg dan atorvastatin
40 mg. Ayah pasien mempunyai riwayat infark miokard. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
suhu 37.6oC, tekanan darah 110/72 mmHg, detak jantung 98 x/menit, laju napas 14 x/menit,
saturasi oksigen 100% pada udara ruang. Pasien sedang tidak dalam keadaan stres akut. JVP
pasien 5 cmH2O. Pemeriksaan paru dalam batas normal serta suara jantung reguler normal S1
dan s2 tanpa suara jantung tambahan. Pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, elektrolit dan
tes koagulasi normal dengan kreatinin serum 1.22 mg/dL. Pada EKG didapatkan irama sinus dan
tidak ada abnormalitas. Terdapat peningkatan troponin 65 ng/L (N:0,4 – 22 ng/L) dengan hasil
pengulangan 1 jam kemudian 30 ng/L. Langkah apa selanjutnya yang dapat kita ambil untuk
tatalaksana pasien ini?
a. Mencari penyebab non-iskemik dari cedera miokard akut karena kasus ini bukan miokard infark akut
b. Memberikan ASA 325 mg dan mencari penyebab non-iskemik dari cedera miokard akut karena kasus
ini bukan infark miokard akut
c. Memberikan ASA 325 mg, ticagrelor 180 mg, metoprolol dan UFH IV (intravena) dan merencanakan
stratifikasi risiko dengan non-invasive stress testing
d. Memberikan ASA 325 mg, ticagrelor 180 mg, metoprolol dan UFH IV dan merencanakan angiografi
koroner dalam 24 jam berikutnya.
e. Memberikan ASA 325 mg, ticagrelor 180 mg, metoprolol dan UFH IV dan segera melakukan dengan
tindakan angiografi koroner.

2.Seorang laki-laki umur 42 tahun yang perokok tanpa riwayat penyakit yang lain datang ke IGD dengan
keluhan nyeri dada substernal yang berulang selama 15-20 menit yang menjalar ke lengan kiri dengan
keringat dingin saat istirahat. 3 hari sebelumnya, dia mempunyai keluhan yang sama yang dipengaruhi
oleh aktifitas dan berkurang dengan istirahat. Nyeri dada terakhir dirasakan di dalam ambulans dalam
perjalanan ke IGD dan nyeri membaik dengan pemberian nitrogliserin sublingual dan aspirin 325 mg.
Pada pemeriksaan didapatkan suhu 37.2 oC, tekanan darah 138/82 mmHg, nadi 72 x/menit, laju napas 14
x/menit, saturasi oksigen 100% di udara ruang. Pasien nampak tenang tanpa peningkatan JVP serta
pemeriksaan patu dan jantung dalam batas normal. Pemeriksaan darah lengkap, tes fungsi liver,
elektrolit, fungsi ginjal, tes koagulasi normal dengan peningkatan troponin T 0.50 ng.mL. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan irama sinus dengan ST depresi 1 mm pada II/III/aVF. Pasien telah diberikan
IV heparin bolus diikuti dengan drip. Sebagai tambahan beta-bloker oral, apakah terapi yang sebaiknya
diberikan?
a. Reteplase
b. Fondaparinux
c. Clopidogrel
d. Ticagrelor
e. Eptifibatide

3.Seorang wanita 36 tahun hamil 36 minggu datang ke IGD dengan nyeri dada. Komplikasi selama
kehamilan yang dialami adalah diabetes gestasional yang selama ini terkontrol dengan pengaturan diet.
Pasien mengeluhkan nyeri dada substernal lebih dari 3 jam tanpa penjalaran tapi disertai dengan sesak.
Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada. Pasien hanya mengkonsumsi vitamin untuk kehamilan. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan suhu 37 oC, denyut jantung 92 x/menit, tekanan darah 152/90 mmHg, laju
napas 16 x/menit dengan saturasi oksigen 100% pada udara ruang. Nyeri dada yang dirasakan pasien
telah membaik dengan pemberian nitrogliserin sublingual tapi masih terasa dan pasien nampak kurang
nyaman. Tidak ada peningkatan JVP dan pemeriksaan paru dan jantung dalam batas normal. EKG di IGD
dengan hasil :

Manakah dari pernyataan berikut yang benar tentang langkah-langkah tatalaksana pasien
selanjutnya?
a. Pasien harus segera dilakukan kateterisasi jantung dengan 90 menit door-to-balloon (D2B)
b. Segera diberikan terapi alteplase
c. Pendekatan awal dengan konservatif tanpa PCI atau fibrinolisis lebih dipilih
d. Aspirin tidak dapat diberikan
e. Bayi pasien harus segera dilahirkan dan pasien harus segera dilakukan kateterisasi jantung.

4.Seorang laki-laki umur 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada. Pasien sebelumnya
bertengkar dengan istrinya tiba-tiba dia merasakan nyeri dada sebelah kiri substernal yang menjalar ke
rahang sebelah kiri disertai dengan keringat dingin dan sesak. Pasien kemudian mengkonsumsi aspirin
325 mg di rumah dan menghubungi layanan emergensi. Saat tiba di IGD nyeri dada yang dirasakan
pasien membaik setelah diberikan 2 tablet nitrogliserin sublingual akan tetapi masih merasa kurang
nyaman dan sesak masih ada. Pasien memiliki riwayat penyakit hiperlipidemia dan mengkonsumsi
atorvastatin 40 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37.6 oC, denyut jantung 92 x/menit, tekanan
darah 174/98 mmHg, laju napas 20 x/menit dan saturasi oksigen 98% di udara ruang. Pasien nampak
tidak nyaman. Tekanan JVP diperkirakan 6 cmH20. Auskultasi lapang paru bersih. Pemeriksaan jantung
dengan hasil irama normal dan reguler. Nadi pada ekstremitas distal baik dan hangat tanpa edema
perifer. EKG seperti terlihat pada gambar. Sebelumnya dia sudah pernah dilakukan kateterisasi jantung
dimana didapatkan hasil lesi 99% mid-LAD dengan TIMI-2 flow tanpa gambaran CAD lain yang signifikan.
Saat itu telah diberikan Prasurgel 60 mg dan pemasangan stant everolimus-eluting. Pasien dipulangkan
dengan terapi atorvastatin 80 mg, aspirin 81 mg, prasugrel 10 mg, metoprolol XL 50 mg dan lisinopril 10
mg. Pemeriksaan profil lipid di poliklinik kardiologi 6 minggu post-MI dengan hasil LDL-C 80 mg/dL, HDL
kolestrol 48 mg/dL dan trigliserida 189 mg/dL. Apakah rejimen yang tepat untuk manajemen lipid pada
pasien?

a. Melanjutkan atorvastatin 80 mg
b. Melanjutkan atorvastatin 80 mg dan memulai ezetimibe 10
c. Melanjutkan atorvastatin 80 dan memulai fenofibrate 130
d. Meningkatkan dosis atorvastatin 160 mg
e. Menghentikan atorvastatin dan memulai evolocumab

5.Seorang wanita 45 tahun dengan diabetes melitus tipe 2, hipertensi dan divertikulosis datang ke
poliklinik untuk perawatan rutin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan laju jantung 72 x/menit, tekanan
darah 156/95 mmHg dan pemeriksaan jantung normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan HbA1c
7.2% dan serum kreatinin 1.23 mg/dL dan pemeriksaan urinalisis 1+ proteinuria. Pilihan terapi
antihipertensi lini pertama untuk pasien adalah :
a. ACE inhibitor
b. Angiotensin receptor blockade
c. Aldosterone antagonist
d. ACE inhibitor dan CCB
e. Semua benar

6.Pasien wanita umur 62 tahun dengan riwayat penyakit sebelumnya gout artritis datang ke klinik untuk
follow up karena sebelumnya mempunyai riwayat peningkatan tekanan darah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan denyut jantung 75 x/menit, tekanan darah 144/92 mmHg, BMI 29 dan pemeriksaan jantung
normal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai serum kreatinin 1.23, sodium 136 dan
potasium 4.4. Manakah terapi pilihan yang dapat direkomendasikan sebagai lini pertama pada pasien
tersebut?

a. Thiazide diuretics, beta blockers, calcium channel blockers


b. Calcium Channel Blockers, ACE inhibitors, Angotensin receptor blockers
c. Beta blockers, calcium channel blockers, ACE inhibitors
d. Thiazide diuretics, beta blockers, angiotensin receptor blockers, calcium channel blockers
e. Thiazide diuretics, ACE inhibitors, angiotensin receptor blockers, calcium channel blockers

7.Pasien wanita usia 32 tahun datang ke poliklinik setelah mendapatkan hasil profil lipid yang abnormal.
Pasien tersebut sehat dan memiliki riwayat keluarga hiperlipidemia dengan ayah pasien mengalami
penyakit jantung koroner prematur yang mengalami infark miokard pada usia 30 tahun. Pasien memiliki
2 anak dan telah dilakukan histerektomi karena adenomiosis. Hasil pemeriksaan profil lipid pasien
adalah : Total kolestrol 287 mg/dL, HDL-C 55 mg/dL, Trigliserida 90 mg/dL dan LDL-C 214 mg/dL. Di
klinik, tekanan darah 118/67 mmHg, debyut jantung 66 x/menit dan BMI 22 kg/m 2. Pasien didapatkan
mempunyai sebuah nodul, mobile, berukuran 0.5 cm pada sebelah kanan tendon Achilles. Pemeriksaan
EKG dalam batas normal. Langkah selanjutnya yang dapat diambil untuk tatalaksana pada pasien
adalah :
a. Memberikan untuk melakukan modifikasi gaya hidup dan menunda terapi statin karena tidak aman
untuk wanita usia subur
b. Menghitung risiko ASCVD untuk 10 tahun dan memulai statin bila pasien diklasifikasikan risiko tinggi
c. Memulai terapi statin
d. Memulai ezetimibe
e. Memulai colesevelam

8.Seorang laki-laki usia 55 tahun dengan hipertensi dan hiperlipidemia yang selama ini tidak bergejala,
sebelumnya tidak mengkonsumsi obat apapun, datang ke poli dengan hasil stress test yang abnormal
yang dilakukan untuk mengevaluasi rasa tidak nyaman di dada yang terjadi saat pasien beraktifitas.
Tekanan darah 180/90 mmHg dan hasil lipid profile pasien : total kolestrol 210 mg/dL, LDL 150 mg/dL,
HDL 34 mg/dL dan trigliserida 130 mg/dL. Hasil treadmill stress test menunjukkan terdapat 2 mm
downsloping ST segment depresi di lead V5, V6 dan aVL selama latihan. Pasien juga memperlihatkan
respon peningkatan tekanan darah selama latihan. Pasien kemudian dirujuk untuk angiografi koroner
dan didapatkan hasil lesi proksimal 70% pada large obtuse marginal branch dan hasil angiografi yang lain
dalam batas normal. Apakah pernyataan yang benar di bawah ini?
a. Percutaneous coronary revascularization lebih unggul dibanding dengan tatalaksana medikasi pada
pasien ini
b. Pemberian tatalaksana medis lebih unggul dibanding percutaneous coronary revascularization pada
pasien ini
c. Pasien ini akan mendapat manfaat dari percutaneous coronary revascularization jika gejalanya
menetap meskipun telah dilakukan perawatan medis yang optimal
d. Pasien harus dimulai pemberian terapi medikamentosa dengan aspirin, statin dan terapi anti-
hipertensi sebelum dia mendapatkan tindakan percutaneous coronary revascularization untuk
penyakit arteri koroner yang dialaminya.
e. Revaskularisasi koroner dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien.

9.Pasien wanita usia 64 tahun yang tidak pernah merokok dengan riwayat hipertensi, hiperlipidemia
serta komplikasi diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya datang ke klinik untuk pemeriksaan
rutin kardiovaskkular. Dia menyampaikan bahwa dia mulai mengalami peningkatan berat badan pada
beberapa tahun terakhir dan khawatir akan risikonya untuk berkembang menjadi penyakit jantung
koroner. Terapi yang selama ini dikonsumsi pasien adalah chlorthalidone 12,5 mg, lisinopril 20 mg dan
aspirin 81 mg. Pada pemeriksaan didapatkan denyut jantung 68 x/menit, tekanan darah 112/70 mmHg,
BMI 33 kg/m2 dan lingkar pinggang 96 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan : HbA1c 6.1%,
gula darah puasa 110 mg/dL, kolestrol total 178 mg/dL, HDL 55 mg/dL, trigliserida 140 mg/dL dan LDL
123 mg/dL. Manakah pernyataan yang benar mengenai pasien tersebut?
a. Pasien telah mengalami sindroma metabolik dan risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular
meningkat 10 kali lipat
b. Pasien belum mengalami sindrom metabolik, tapi telah mempunyai peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular
c. Pasien telah mengalami prediabetes dan karena hal itu dia harus dianggap memiliki risiko yang
setara dengan penyakit jantung saat menilai risiko ASCVD di masa depan
d. Pasien telah mengalami prediabetes dan sindrom metabolik dan harus dilakukan kalkulasi risiko
ASCVD menggunakan Pooled Cohort Equation sebelum keputusan pengobatan
e. Pasien tidak mengalami prediabetes maupun sindrom metabolik serta tidak memerlukan kalkulasi
risiko ASCVD menggunakan Pooled Cohort Equation sebelum keputusan pengobatan.

10.Pasien wanita usia 64 tahun yang tidak pernah merokok dengan riwayat hipertensi, hiperlipidemia
serta komplikasi diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya datang ke klinik untuk pemeriksaan
rutin kardiovaskkular. Dia menyampaikan bahwa dia mulai mengalami peningkatan berat badan pada
beberapa tahun terakhir dan khawatir akan risikonya untuk berkembang menjadi penyakit jantung
koroner. Terapi yang selama ini dikonsumsi pasien adalah chlorthalidone 12,5 mg, lisinopril 20 mg dan
aspirin 81 mg. Pada pemeriksaan didapatkan denyut jantung 68 x/menit, tekanan darah 112/70 mmHg,
BMI 33 kg/m2 dan lingkar pinggang 96 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan : HbA1c 6.1%,
gula darah puasa 110 mg/dL, kolestrol total 178 mg/dL, HDL 55 mg/dL, trigliserida 140 mg/dL dan LDL
123 mg/dL. Manakah dari intervensi di bawah ini yang jika diterapkan pada pasien diatas dengan baik
memiliki hasil yang paling baik menurunkan risiko terkena diabetes di masa depan?

a. Memulai terapi metformin 1000 mg dua kali sehari


b. Memulai program modifikasi gaya hidup intensif pada pasien
c. Memulai terapi rosuvastatin 20 mg per hari
d. Mengimplementasikan diet rendah garam
e. Menyarankan pasien untuk mulai berolahraga

11. Kontraindikasi absolut untuk dilakukan kateterisasi jantung adalah?


a. Perdarahan akut gastrointestinal
b. Antikoagulasi dengan rasio internasional yang dinormalkan >1.8 atau mengalami koagulopati berat
c. Kehamilan
d. Pasien yang tidak kooperatif
e. Tidak ada kontaindikasi absolut

12. Indikasi pemberian terapi inotropik pada pasien dengan gagal jantung akut adalah?
a. Aritmia
b. Stenosis aorta
c. Tekanan sistolik yang rendah atau cardiac indeks yang rendah dengan tanda hipoperfusi atau
kongesti
d. Gagal jantung hipertensif
e. Gagal jantung pada SKA
13.Seorang wanita 38 tahun dengan riwayat infeksi saluran nafas yang sembuh sendiri 1 minggu yang
lalu datang ke RS dengan nyeri dada pleuritik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/60
mmHg, denyut jantung 105 x/menit dan terdapat friction rub. EK menunjukkan ST elevasi lead V1-V2
dengan ST depresi di lead AVR. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukosit 12.000/uL, CRP 143.2
mg/L, LED 101 mm/jam dan konsentrasi troponin T 30 ng/L. Ekokardiografi menunjukkan efusi perikard
yang kecil tanpa bukti adanya tamponade jantung. Apakah pendekatan terapi yang paling tepat untuk
pasien ini?

a. NSAID dosis tinggi dan kolkisin


b. Terapi NSAID saja
c. Perikardiosintesis
d. Prednisone dosis tinggi
e. Antibiotik dosis tinggi

14.Seorang pria 56 tahun dengan riwayat konsumsi tembakau, hipertensi dan diabetes datang dengan
keluhan nyeri pada betis kanan setelah pasien berjalan 2 blok. Terapi yang dikonsumsi pasien selama ini
adalah : aspirin, cilostazol, ramipril, atenolol dan metformin. Pasien dianjurkan untuk rutin berjalan
setiap hari dan selama 6 bulan ini pasien telah mengikuti aturan untuk berjalan 30-45 menit di treadmill
tapi belakangan harus sering berhenti karena nyeri betis kanan. Pasien kemudian dilakukan CTA dengan
hasil stenosis focal 3 cm high grade 80% pada arteri iliaka eksternal kanan. Tatalaksana yang tepat
selanjutnya adalah :
a. Menambahkan clopidogrel 75 mg ke dalam terapi harian pasien
b. Menambahkan warfarin ke dalam terapi harian pasien dengan target INR 2-3
c. Menghentikan pemberian atenolol
d. Melakukan tindakan revaskularisasi percutaneous right external iliac artery
e. Melanjutkan terapi yang ada termasuk program berjalan setiap hari dan dilakukan follow-up 6 bulan
kemudian

15. Antibiotik yang dianjurkan untuk prevensi primer demam reumatik adalah :
a. Amoxicillin per oral 2-3 kali/hari selama 10 hari
b. Benzathine benzylpenicillin injeksi intramuskular tunggal setiap 3-4 minggu
c. Eritromisin oral dua kali 250 mg sehari
d. Penicillin V oral dua kali 250 mg
e. Generasi pertama cephalosporin per oral 2-3 kali/hari selama 30 hari

16. Regimen antibiotik yang diajukan untuk terapi empiris pada endokarditis adalah :
a. Ampisilin-Sulbaktam 12 gr/hari iv dalam 4 dosis
b. Amoksisilin 12 gr/hari iv dalam 4 dosis
c. Siprofloksasin per oral 500 mg/hari dalam 2 dosis
d. Gentamisin 3 mg/hari iv atau im dalam 2 atau 3 dosis
e. Vankomisin 30 mg/hari iv dalam 3 dosis

17. Komplikasi yang dapat terjadi pada endokarditis, kecuali


a. Glomerulonefritis
b. Gagal jantung
c. Emboli paru
d. Infark Serebral
e. Trombosis vena dalam

18. Pada pemeriksaan fisis jantung pasien dengan kardiomiopati dapat ditemukan :
a. Impuls pada ventrikel kiri
b. Gallop ventrikular (S3) terdengar bila terjadi dekompensasi jantung
c. Gelombang sistolik pada palpasi, serta pada auskultasi terdengar presistolik gallop (S4)
d. Split pada bunyi jantung pertama
e. Impuls apikal bergeser ke distal yang menunjukkan dilatasi vantrikel kiri.

19. Obat-obatan yang dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, kecuali :


a. MAO inhibitor
b. Amiodarone
c. Terazosin
d. Barbiturat
e. Alkohol

20. Terapi yang dapat digunakan untuk kardioversi farmakologis fibrilasi atrial adalah :
a. Amiodarone 50 mg/kgBB iv dalam 1 jam
b. Propafenone 2 mg/kgBB iv dalam 10 menit
c. Flecainide 5 mg/kgBB iv dalam 10 menit
d. Vernakalant 3 mg/hari iv dalam 10 menit
e. Ibutilide 10 mg iv dalam 10 menit

1. Seorang laki laki berusia 69 tahun mengalami sesak napas yang memburuk dalam dua minggu
terakhir. Pasien juga mengalami nyeri dada yang hilang muncul bila beraktivitas. Riwayat pingsan saat
naik tangga di rumahnya. Pasien sering sesak di malam hari dan tidur dengan bantal tinggi. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan vena jugularis 5+4 cmH2O, ronki basah halus pada kedua basal
paru, murmur sistolik grade 3/6 pada sela iga 2 parasternal kanan yang menjalar ke karotis dan didapat
paradoksikal splitting pada bunyi jantung II, serta edema pitting pada kedua pretibial. Kemungkinan
penyebab gagal jantung pada pasien ini adalah :

A. Regurgitasi pulmonal

B. Regurgitasi Aorta

C. Atrial Septal Defect (ASD)

D. Stenosis Aorta

E. Stenosis pulmonal
2. Seorang perempuan 38 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada seperti ditusuk, disertai sesak
napas dan sakit ulu hati. Terdapat keluhan demam, flu, disertai mudah lelah dialami sejak 3 hari
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah 100/60 mmHg, denyut jantung 100
kali/menit. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan ronki basah halus tidak nyaring di kedua basal paru.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis, eosinophilia, dan peningkatan LED. Hasil
EKG didapatkan T inverted di lead V1-V4. Pada foto toraks didapatkan CTR 57%, Troponin I negatif.
Berdasarkan data klinis di atas, penyebab gagal jantung yang paling mungkin pada pasien tersebut
adalah :

A. Miokarditis viral

B. Sindroma koroner akut

C. Endokarditis infektif

D. Kardiomiopati iskemik

E. Pneumonia Covid 19

3. Laki-laki 54 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas memberat sejak 1
minggu yang lalu disertai dada berdebar. Sesak nafas dirasakan memberat saat setelah berjalan 100
meter, dan saat ini sesak sudah timbul saat duduk. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
90/70 mmHg, tekanan vena jugularis 5+3 cmH2O, batas jantung kiri 2 jari lateral garis midklavikula kiri.
Didapatkan rhonki basah halus di basal kedua paru dan kedua ekstremitas dingin serta edema. Tanda
berikut merupakan gejala gagal jantung kanan pada pasien tsb :

A. Kardiomegali

B. Peningkatan tekanan vena jugularis

C. Akral dingin

D. Hipotensi

E. Orthopnoe

4. Seorang wanita umur 50 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas, pusing, dan sesak
napas sejak 2 jam terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien terlihat gelisah, wajah pucat dan
akral dingin. Pemeriksaan fisik didapatkan denyut jantung 140x/menit, tekanan darah 70/40 mmHg.
Didapatkan gambaran EKG Atrial Fibrilasi. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah :

A. Digoksin Intravena

B. Kardioversi

C. Vagal Manuver

D. Bisoprolol oral

E. Diltiazem intravena
5. Seorang laki-laki 60 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 jam sebelumnya. Pasien juga
terlihat gelisah, berkeringat dingin dan merasakan jantung berdetak cepat. Pemeriksaan fisik didapatkan
hipotensi dengan akral yang dingin. Pada auskultasi paru dijumpai krepitasi yang terdengar di basal.
Pemeriksaan suara jantung dijumpai S3 serta peningkatan vena jugularis. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran gelombang T yang negatif yang lebar dengan QT yang memanjang. Kemungkinan
kondisi yang terjadi pada pasien ini adalah :

A. Emboli paru akut

B. PPOK eksarsebasi akut

C. Acute anterior miokardial infark

D. Edema paru akut

E. Cor pulmonal

6. Seorang pasien datang dengan keluhan lemas, pasien merupakan pasien gagal ginjal kronis stadium 5
yang menjalani HD rutin. Pada pemeriksaan pemeriksaan EKG didapatkan gambaran berikut (Gambar 1).
Apakah gambaran yang didapatkan pada EKG tersebut?

A. SVT dengan hyperkalemia

B. VT sustained dengan hyperkalemia

C. LBBB komplit dengan hyperkalemia

D. RBBB komplit dengan hyperkalemia

E. LBBB inkomplit dengan hyperkalemia

7. Seorang laki-laki 38 tahun dengan dengan keluhan rasa tidak nyaman di dada. Pasien tidak memiliki
riwayat trauma, demam atau penyakit jantung dan paru. Nyeri dada dirasakan berubah dengan
perubahan posisi dan terdapat riwayat infeksi saluran nafas atas dalam 1 minggu terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan friction rub. Pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis dengan
neutrophil dominan, serta peningkatan LED dan CRP. Pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi pada
hampir semua lead. Nyeri dada membaik dengan pemberian NSAID. Pengobatan berikut yang dapat
diberikan pada pasien ini adalah:

A. Trombolitik

B. Unfractionated Heparin

C. Ibuprofen dengan Colchicine

D. Prednison dengan Colchicine

E. Paracetamol dengan Colchicine


8. Seorang wanita, 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan deamam menggigil, nyeri dada kiri , nyeri
sendi. Pasien 2 minggu yang lalu baru saja melalukan operasi MVR. mual dan muntah. Pada
pemeriksaan Fisik didapatkan bintik-bintik merah pada kulit dan telapak tangan dan kaki. murmur
holosistolik yang memberat ketika inspirasi pada parastrenalis kiri. Pada funduskopi didapatkan
perdarahan retina Pada Pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi difus dengan tanpa disertai T inversi.
Rheumatoid Factor +. Echocardiografi : vegetasi katup +. Pasien alergi amoxcicillin. Tatalaksana
antibiotika yang tepat pada pasien ini adalah

A. Ceftriaxon 2G / 24 jam IV 2 minggu

B. Streptomycin 2G/ 24 jam IM 5 minggu

C. Clindamycin 600 mg oral / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu

D. Vancomycin 30 mg/ kgBB IV / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu

E. Ceftriaxon 2G / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu

9. Seorang wanita 22 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada kiri sejak 5 hari SMRS. .
Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Riwayat lupus. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan TD 110/60mmHg, N895x/menit, P23x/menit. JVP 5 +0 cm H2O. Ekokardiografi : efusi
perikardiu m. Pasien sudah 2 x menjalani perikardiosentesis. Tatalaksana tambahan selain steroid yang
tepat yang dapat memperbaiki efusi perikardium pada kasus diatas

A. Siklosporin 1x 50 mg po

B. MMF 1x 180 mg po

C. Hydroxychloroquin 1x 300 mg po

D Azatiporin 1x 50 mg po.

E. Kolkisin 1 mg / hari.

10. Seorang wanita 22 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada kiri sejak 5 hari SMRS. .
Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Pasien tampak gelisah dan
berkeringat dingin. Riwayat lupus. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 90/60mmHg, N55x/menit,
P24x/menit. Pulsus paradoksus dan alternans. JVP 5 +2 cm H2O. Ekokardiografi : swinging heart.
Tatalaksana yang tepat pada kasus diatas

A. Trasesofageal Echocardiografi

B. Berikan Kristaloid 500 cc IVFD

C. Segera lakukan Perikardiosentesis dengan covering vasopresor.

D. Segera intubasi.
E. Sulfas atropin 2 mg IV.

11. Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari SMRS.
Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien mengeluh sering
pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak
rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM.
Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6.
MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis
kanan dingin. Pemeriksaan definitif untuk menegakkan diagnosis:

A. ABI

B. Rontgen pedis AP/oblique

C. USG musculoskeletal

D. CTA

E. MRI

12. Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari SMRS.
Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien mengeluh sering
pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak
rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM.
Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6.
MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP tidak meningkat. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan
tidak teraba, pedis kanan dingin. CRT 10 detik, ABI kanan 0,6. Kiri 0,92. Penyebab kondisi ini:

A. oklusi arteri poplitea

B. Infeksi S aureus

C. Infeksi M tuberculosis pada jaringan otot

D. Defisiensi protein C dan S

E. Neuropati

13. Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak bertambah hebat sejak 1 hari SMRS. Sesak
dirasakan sejak 1 bulan terakhir, dipengaruhi aktivitas, lemas, sembab tungkai, batuk malam, bangun
malam karena sesak. RPD: hipertensi 15 tahun, DM 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin
kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran
composmentis, sakit sedang, TD 90/60, nadi 108 bpm, rr 30 per menit, t 36,5, NRS 8. MocaINA 27/30,
MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP 5+4 cmH2O. Ronki basah halus kedua paru, gallop. Pemeriksaan untuk
menegakkan diagnosis:
A. NT-proBNP

B. Tropinin I

C. CKMB

D. Echocardiografi

E. CTscan kardiak

14. Seorang laki-laki berusia 22 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan sesak napas yang semakin
memberat sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit berat,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 128 kali/menit, frekuensi napas
32 kali/menit, JVP 5+4 cm H2O, pemeriksaan jantung didapatkan thrill, pingang jantung menghilang,
opening snap dan murmur diastolik di apeks menjalar ke aksila. Auskultasi paru terdapat ronki basah
halus di kedua basal paru. Gejala klinis pada kasus diatas paling mungkin disebabkan oleh:

A. Fibrosis dan penebalan daun katup

B. Adanya fusi serta perpanjangan korda

C. Hambatan aliran darah di katup aorta

D. Adanya penambahan masa otot ventrikel kiri

E. Adanya Severe volume overload

15. Pasien laki-laki, berusia 37 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar debar, dan oleh dokter
telah didiagnosis dengan sindrom Wolff-parkinson White. Pada pemeriksaan fisis, didapatkan TD 85/60
mmHg. Nadi 200x/menit, akral dingin dengan gambaran EKG Takikardia, ireguler, Wide-complex.
Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien diatas adalah?

A. Digoxin

B. Amiodaron

C. Propranolol

D. Verapamil

E. Cardioversi

16. Laki-laki berusia 45 tahun mengeluh 8 hari ini mengalami sesak nafas.disertai nyeri dada kiri, seperti
ditimpa beban berat, menembus sampai ke belakang, berkurang dengan istirahat. Keluhan disertai
demam menggigil, nyeri sendi, mual dan muntah. Timbul bintik-bintik merah pada kulit dan telapak
tangan dan kaki. Pasien riwayat narkoba suntik. Pada pemeriksaan Fisik didapatkan murmur holosistolik
yang memberat ketika inspirasi pada parastrenalis kiri. Pada funduskopi didapatkan perdarahan retina.
Ptechiae+. Pada Pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi difus dengan tanpa disertai T inversi.
Kemungkinan penyebab penyakit pada pasien ini adalah:

A. Demam Rematik akut

C. Miokarditis viral

D. Perikarditis konstriktiva

E. Perikarditis viral

TO Batch 42 v1
Soal Ingatan Kardio FK UNSRI

39. Seorang laki-laki, usia 60 tahun, dengan keluhan berdebar-debar, TD 80/60, Nadi
154x/menit, RR 32x, Gambar EKG

Tatalaksana pada pasien ini adalah

a. Synchronized cardioversi 100 J


b. Unsynchronized cardioversi 200 J biphasic
c. Unsynchronized cardioversi monopasic 100 J + amiodarone 150 mg
d. Synchronized cardioversi 200 J
e. Unsynchronized defibrilation monophasic 200 J + amiodarone 150 mg

40. Seorang laki-laki, usia 55 tahun, dengan keluhan sesak sejak 1 minggu, sesak
bertambah sejak 3 hari, Pasien memiliki demam hilang timbul dalam 1 bulan
terakhir. pemeriksaan fisik T 37.3, RR 26, TD , ro thorax dan ekg tidak ada kelainan,
pemeriksaan lab, leukosit 12.000, trombosit 200.000, ekokardiografi vegetasi di
katup aorta dan terdapat aorta regurgitasi... Tata laksana empiris yang tepat pada
pasien ini adalah
a. ampicillin + gentamisin
b. levofloxacin 1x750 mg
c. vankomisin + gentamisin + rifampisin
d. ….
e. ….

41. Seroang laki-laki dirawat di icu 3 hari post acute myocard infark, saat ini keluhan
nyeri dada kembali, tensi 90/60, nadi 112 kali, rr (lupa), jvp 5+3, murmur tidak ada.
EKG t inverted di v1-v4. Patogenesis keluhan tsb adalah:
a. MR
b. Ruptur korda tendinae
c. Ruptur dinding ventrikel
d. Infark jantung kanan
e. Infark anterior

42. Pasien dengan heart failure dengan Ro butterfly (edem Pulmo). pemeriksaan utk
pengakan diagnosisnya
a. Ct angiograf
b. Nt pro bnp
c. Ekg
d. Troponin
e. ....

43. Seorang laki-laki nyeri dada kiri sejak 3 jam SMRS. EKG:

Jarak ke tempat PCI 4 jam. Tata laksana saat ini:

a. Streptokinase 2.5 juta unit, rawat ICU


b. Streptokinase 1.5 juta unit, dirujuk ke PCI primer
c. Streptokinase 2.5 juta unit, dirujuk ke PCI primer
d. Aspirin, Clopidogrel, heparin
e. Streptokinase 1.5 juta unit, rawat ICU

44. Pasien seorang perempuan ato laki2 (lupa) umur 50 thn an, nyeri dada baru pertama
kali. Riw hipertensi ada (lupa brp tahun), riw dm 1 thn tidak terkontrol. Tanda tanda
vital lupa. EKG:

Apakah diagnosa pasien di atas...

a. UAP
b. STEMI
c. NSTEMI
d. Nyeri bukan kardiak
e. Angina Prinzmetal

45. Seorang perempuan post partum 4 bulan yang lalu. Saat ini datang dengan keluhan
sesak, bertambah saat berbaring, tidak ada riwayat sakit jantung sebelumnya. PF
JVP 5+2, ronki, edema pretibial. Tata laksana yang tepat:
a. Furusemid, Digoxin,
b. Furosemide, bromokriptin, ACE inhibitor
c. Furesimid , betablocker ace inhibitor
d. ….
e. …

46. Patofisiologi cor pulmonale:


a. Peningkatan aliran melalui arteri pulmonalis
b. Peningkatan resistensi perifer pulmonalis
c. ..
d. ..
e. …

1. Seorang wanita 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri seperti di tusuk
benda tajam, batuk disertai bercak darah dan sesak napas. Pasien seorang penderita
kanker payudara stadium akhir yang telah menjalani kemoterapi. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 108x/menit, napas 26x/menit, suhu 38,7oC,
S1 S2 regular, ictus cordis ICS V 2 cm lateral linea midclavicularis sinistra. Pleural
friction rub (+) pada hemithorax sinistra. Rontgen thorax westermark (+). Diagnosis
banding penyakit pasien diatas: --> harusnya emboli paru
A. Infark miokard akut
B. Tuberkulosis paru
C. Ruptur esofagus
D. Alveolitis alergik
E. Aneurisma aorta disekan

2. Seorang laki-laki 50 tahun dirawat dengan keluhan bengkak kemerahan pada tungkai kiri
disertainyeri. Pasien memiliki riwayat operasi pada panggul kiri sekitar 3 bulan lalu
akibat kecelakaan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Homan’s sign positif pada tungkai
kiri, dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan D-dimer meningkat. Pada USG
doppler didapatkan adanya oklusi pada vena femoralis sinistra.
Terapi yang dapat diberikan pada pasien tersebut adalah:
A. Unfractionated heparin dengan dosis 5.000 IU bolus dilanjutkan dengan drips
1.000 IU/jam (harusnya bolus 80U/kgBB lanjut 18U/kgBB/jam)
B. Enoxaparin100 IU/KgBB subkutan tiap 12 jam (harusnya 1mg/kgBB/12 jam)
C. Nandroparin 4.000 IU subkutan tiap 24 jam
D. Dalteparin 120 IU/KgBB subkutan tiap 24 jam 200IU/kgBB/24 jam atau 2x100
E. Fondaparinux 2,5 mg subkutan tiap 12 jam

Nandroparin:
Dalteparin

TO Batch 41

1. Laki-laki 52 tahun, mengeluh nyeri dada dan sesak nafas sejak 6 jam smrs, 2 minggu
sebelumnya pasca tindakan PCI koroner, pada PF tensi 100/60 nadi 108x/m nafas 24x/m,
suhu 36.5, terdapat friction rub dan bunyi jantung menjauh, thorax foto
diagnosis penyakit tersebut:
A. Serangan infark miokard ulang
B. Dressler Syndrome
C. Pneumonia
D. ADHF
E. Pleuropneumonia

2. Pasien datang ke IGD dengan keluhan lemas, TD 90/70 Nadi 30x/menit. EKG

Yang dilakukan pada pasien:


A. Sulfas atropine dengan TPM
B. Kardioversi
C. Dobutamin dengan PPM
D. Dopamine dengan PPM
E. Norepinefrin

3. Pasien laki-laki, riwayat DM dan PJK (sudah pernah CABG/ PCI lupa). Terapi rutin
bisoprolol 1x2.5 mg, ramipril 1x5 mg, spironolactone 1x25 mg, furosemid 1x40 mg,
atorvastatin 1x20mg. Terdapat ronki basah halus minimal dan edema tungkai. Hasil echo
LVEF 30%. Terapi yang tepat pada pasien :
A. Furosemid naik 2x40 mg, atorvastatin naik 1x40 mg
B. Furosemide dan ace dihentikan 2-3 hari diganti ARNI
C. furosemide dan ace dihentikan seminggu diganti ARNI
D. Stop ramipril, ganti ARNI, atorvastatin naik 1x40 mg
E. Stop ramipril 2-3 hari, ganti ARNI, atorvastatin naik 1x40 mg

4. Pasien nyeri dada dengan hasil EKG,


terdapat riwayat kematian mendadak pada keluarga. Pemeriksaan selanjutnya:
A. Dobutamin stress echo
B. Treadmill
C. Corangiografi
D. Elektrofisiologi
E. Holter monitor

5. Pasien datang ke IGD dengan nyeri dada bila berubah posisi, pada pemeriksaan TTV stabil,
terdapat pleural friction rub pre-sistolik. Hasil EKG terpadat ST elevasi tidak tinggi hampir
semua lead. Tatalaksana pada pasien:
A. korangiografi
B. indometasin
C. prednisone 60 mg
D. pungsi pericard
E. Aspilet, clopidogrel, UFH

6. Pasien dengan perberatan sesak nafas, riwayat penyakit jantung koroner, sebelumnya dalam
terapi obat-obatan gagal jantung. TD 80/50, nadi 150, rr 30, pemfis ronki basah halus di
kedua paru, akral dingin, edema tungkai
(Gambar EKG): takikardia dengan LBBB
pilihan terapi yang paling tepat:
A. Dobutamin, furosemid drip
B. Epinefrin, digoxin, ...
C. Dopamin, ISDN, furosemide drip
D. Dobutamin, digoxin (lupa)
E. Epinefrin, (lupa 2 obat lainnya

7. Laki-laki 65 tahun, diketahui menderita hipertensi, dm, dislipidemia selama 10 th, gd


terkontrol dengan glikazid dan metformin, hipertensi dengan ace inhibitor, dislipidemia
dengan simvastatin 1x20 mg. Pemeriksaan lab menunjukkan cr 1.3 kol total 206 HDL 45, LDL
115, TG 200
Terapi untuk dislipidemia
A. PCSK9 lupa..
B. Mengganti simvastatin dengan rosuvastatin 1x20 mg
C. Mengganti simvastatin dengan atorvastatin 1x20 mg
D. Lupa..
E. Menambahkan ezetimibe

Kardiologi (TO FK UNUD Jan 2021)


1. Seorang Wanita 22 tahun datang dengan rujukan dari Departemen Obstetri dan
Ginekologi dengan Hamil 26 minggu dan riwayat penyakit jantung rematik sebelum
kehamilan. Pasien mengeluh cepat lelah, sesak bila beraktivitas dan bengkak pada kedua
tungkai yang sudah dirasakan 1 tahun sebelum kehamilan. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan kardiomegali, murmur late diastolic di apeks dan pansistolik di LLSB sela iga
IV, serta edema tungkai. Dari pemeriksaan echocardiography, parameter apa yang anda
perlukan untuk tatalaksana dan edukasi selanjutnya?
A. Morfologi tricuspid dengan RA/RV/IVC size
B. Mean Pulmonary Arterial Pressure
C. LVEF dan LVESD
D. Mitral Valve area dan morfologi katup mitral
E. Morfologi Right Venticular outflowtract (RVOT)

2. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada, nyeri dada terjadi
saat pasien sedang bermain tenis, nyeri dirasakan seperti tertindih benda berat, nyeri
sudah berlangsung selama 60 menit disertai dengan gelisah serta keringat dingin. Pasien
ada riwayat merokok sejak 20 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
tekanan darah 190/100 mmHg, frekuensi nadi 108x/menit. Pada EKG ditemukan ST
elevasi disadapan I, aVL,V1-V5. Selanjutnya pasien menjalani trombolitik, namun
setelah dilakukan trombolitik keluhan tidak membaik sehingga harus menjalani PCI.
Setelah tindakan PCI keluhan berangsur-angsur membaik, dan pasien diberikan dual anti
platelet
Pemberian dosis dual anti platelet yang tepat pada keadaan tersebut adalah :
A. Aspirin dan clopidogrel diberikan selama 16 bulan
B. Aspirin dan clopidogrel diberikan selama 12 bulan
C. Aspirin dan clopidogrel diberikan selama 6 bulan
D. Aspirin dan clopidogrel diberikan selama 3 bulan
E. Aspirin dan clopidogrel diberikan selama 1 bulan

3. Wanita umur 50 tahun datang ke IGD dengan gambaran EKG Atrial Fibrilasi dengan
frekuensi denyut jantung 150 kali permenit tanpa wolf parkinson white syndrome. Pada
pemeriksaan fisis didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi 120 kali/menit,
frekuensi napas 30 kali/menit, Suhu 36.6. Target rate pada pasien ini adalah :
A. 90 kali/menit
B. < 100 kali/menit
C. < 70 kali/menit
D. ≤ 100 kali/menit
E. ≤ 110 kali/menit
4. Laki-laki berusia 62 tahun mengeluh beberapa minggu mengalami sesak yang
memburuk. Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat saat sedang
menaiki tangga, disertai sakit kepala, sesak di malam hari dan tidur dengan 2-3 bantal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, N100x/menit, P26x/menit,
S36.7°C tekanan vena jugularis 5+3 cm H2O, murmur mid-sistolik grade 3/6 pada
proyeksi katup di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar ke sekitar klavikula, aksila,
dan leher serta edema pitting kedua pretibial.
Pada pemeriksaan EKG yang dapat ditemukan adalah
A. RAD, P pulmonal, right ventricle strain pattern
B. RAD, P pulmonal, left ventricle strain pattern
C. RAD, P mitral, right ventricle strain pattern
D. LAD, P pulmonal, right ventricle strain pattern
E. LAD, P mitral, left ventricle strain pattern
5. Seorang laki-laki 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 1 jam sebelum masuk
RS. Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Pasien tampak
gelisah dan berkeringat dingin. Sesak napas tidak ada. Riwayat hipertensi dan diabetes
tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 140/80mmHg, N100x/menit,
P20x/menit. DVS R+2, S1S2 reguler, murmur dan ronki tidak ada. Pada EKG, didapatkan
ST elevasi lead II,III,aVF. Pada laboratorium didapatkan peningkatan Trop.I. Pasien lalu
direncanakan tindakan fibrinolitik. Manakan kontraindikasi absolut terapi fibrinolitik?
A. Sementara menggunakan obat anti koagulan oral
B. Riwayat TIA (Transient Ischemic Attack) dalam 6 bulan terakhir
C. Riwayat perdarahan intrakranial
D. Hamil
E. Penyakit hati tahap lanjut

6. Seorang laki-laki 55 tahun datang dengan nyeri berat pada dada substernal sejak 1 jam
yang lalu. Keluhan tersebut dimulai saat istirahat dan berhubungan dengan sesak napas
dan mual. Elektrokardiogram menunjukkan bradikardi dengan jenis AV Blok derajat dua
(AV Blok Mobitz tipe II). Foto dada polosnya normal.
Manakah dari hal berikut ini yang dapat ditemukan pada elektrokardiogram?
A. ST elevasi V1-V3
B. Gelombang Wellens T
C. ST depresi di I dan aVL
D. Tidak ada kelainan lain
E. ST elevasi II, III, dan aVF

7. Seorang laki-laki 52 tahun masuk ke UGD dengan keluhan nyeri tumpul dada kiri yang
dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tiba-tiba sehabis penderita memarahi
anaknya. Riwayat nyeri dada sebelumnya tidak ada. Di luar nyeri dada, pasien tidak
mengeluhkan apa-apa. Riwayat penyakit dahulu: Merokok sejak 20 tahun yang lalu
sehari dua bungkus. Tidak ada riwayat stroke, keganasan, maupun trauma kepala
sebelumnya. Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, terkontrol dengan amlodipin 5 mg sekali
sehari. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit berat, kompos mentis, dengan tekanan
darah 80/50 mmHg, nadi 68x/menit lemah, respirasi 22 kali per menit, suhu badan
36,2oC. Tidak ditemukan kelainan lain pada pemeriksaan fisik Setelah memberikan
oksigen 2 liter/menit melalui kanul oksigen, pasien dilakukan rekam jantung dengan
hasil:

Tindakan Anda selanjutnya yang paling tepat adalah:


A. Nitrogliserin sub lingual dapat diulang tiap 3-5 menit
B. Memberikan vasopresor dopamin, dan menyiapkan untuk PCI
C. Memberikan vasopresor norepinefrin, dan menyiapkan untuk PCI
D. Memberikan vasopresor dobutamin, dan menyiapkan untuk PCI
E. Memberikan loading clopidogrel 300 mg, asam asetilsalisilat 320 mg

8. Seorang laki-laki 44 tahun datang dengan keluhan lemah badan yang dirasakan sejak 1
bulan, ada riwayat menggunakan narkoba 10 tahun yang lalu, saat ini sedang menjalani
terapi metadon. pemeriksaan fisik KU : sakit sedang, CM, T : 120/80, N : 90 x/m, R : 20
x/m, S : 36,5°C, BMI 19, a/r antebrachii kiri needle track (+). Hasil laboratorium
didapatkan Hb10,5, Ht 31, Lekosit 4500, Tr 136000, SGOT 78, SGPT 28, ureum 26,
kreatinin 0,5, GDS 70, albumin 3,0, protein total 6,6, PITC (+), anti HCV(+). Pasien
dikonsulkan kebagian ilmu penyakit dalam dari bagian psikiatri dengan hasil
laboratorium di atas.
EKG didapatkan :

Kelainan EKG pada pasien ini :


A. Atrial fibrilasi
B. Atrial flutter
C. QTc memanjang
D. QTc memendek
E. AV block derajat I

9. Seorang laki-laki, 56 thn, datang ke IRD dengan riwayat sering pingsan sejak 1 bulan
terakhir. Pasien memiliki hipertensi selama 10 tahun dan dislipidemia, yang selama ini
diobati secara rutin. Pasien juga seorang perokok aktif. Dari pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran:

Tatalaksana farmakologi yang tepat adalah:


A. Adrenalin
B. Adenosin
C. Verapamil
D. Dopamin
E. Sulfas Atropin
10. Seorang perempuan usia 60 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas hebat
sejak 2 hari ini. Pasien harus duduk untuk mengurangi sesaknya. Riwayat sesak nafas
sebelumnya sudah dialami pasien dalam 6 bulan terakhir dan diperberat dengan aktifitas.
Keluhan jantung terasa berdebar dialami pasien 1 minggu ini. Pasien merupakan
penderita DM selama lebih dari 10 tahun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
kompos mentis, pasien terlihat gelisah, TD 100/80 mmHg, polos 190x/menit ireguler, RR
38x/menit, suhu 36 C. Edema dijumpai, TVJ meninggi dan dijumpai ronki pada seluruh
lapangan paru. Pemeriksaan rontgen torak menunjukkan kardiomegali. EKG pasien
terlihat sebagai berikut

Tatalaksana yang tepat pada kasus diatas adalah:


A. Kardioversi sesegera mungkin jika kondisi klinis stabil
B. Diuretik sebisa mungkin dihindari berkaitan dengan status hemodinamik pasien
C. Kontrol rate dengan beta bloker hingga tercapai rate < 110 x/menit
D. Aspirin merupakan antitrombotik yg terbaik pada kasus ini dan segera diberikan sesuai
dengan perhitungan risiko trombosis
E. Pemberian angiotensin receptor neprilysin inhibitor dapat dipertimbangkan
pada EF yg telah berkurang dan dapat mentoleransi ACEi/ARB dengan gejala
yang msh berlanjut

1. Wanita, 40 tahun obese datang dengan nyeri dada dan riwayat sinkop berulang hingga 2x.
Pemeriksaan fisik ditemukan midsistolik ejection murmur, terdengar paling jelas di aorta,
menjalar ke daerah karotis, disertai S4 gallop, denyut karotis menghilang. Pemeriksaan nadi
yang dapat dijumpai pada kondisi ini adalah:
A) Pulsus defisit
B) Pulsus parvus et tardus
C) Pulsus magnus
D) Pulsus paradoksus
E) Pulsus alternans

2. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan  nyeri dada hebat
tembus ke punggung sejak 6 jam, berlangsung terus menerus, tidak membaik dengan
pemberian nitrogliserin 3 kali. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 180/110 mmHg; frekuensi nadi 90x/menit. Hasil
pemeriksaan EKG dalam batas normal. Pada foto toraks didapatkan gambaran pelebaran
mediastinum.

Pemeriksaan penunjang lanjutan yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis kasus di
atas: (C)
A) Echocardiografi
B) Foto polos vertebra
C) Aortografi
D) Kateterisasi jantung
E) Serial Hb

3. Seorang perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang
memberat sejak 2-3 bulan lalu. Sesak bahkan sudah dirasakan meskipun melakukan aktifitas
ringan seperti berpakaian. PF didapatkan TD 110/20 nadi 104x /menit irama tidak teratur.
Didapatkan gallop S3 dan terdengar bising diastolik decressendo di sela iga 2 right sternal
border. Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah:
A) Penurunan left ventrikular preload
B) Penurunan left atrial end diastolik volume

C) Peningkatan tekanan diastolik aorta

D) Penurunan tekanan sistolik aorta

E) Peningkatan left ventrikular end diastolik volume

4. Seorang laki-laki 80 thn datang ke UGD dengan keluhan setelah bangun tidur terus berdiri
kepala terasa pusing, dan terjatuh. Pada pemeriksaan; TD duduk: 95 / 60 mm hg, TD
berbaring 110/80 mmhg, N: 89 /mnt, R: 18/mnt, S: 37 º C.  Apa patofisiologi terjadinya
kejadian ini:

Correct answer: D)
A) Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah
B) Gangguan aktivitas baro refleks, hilangnya elastisitas pembuluh darah, aterosklerosis

C) Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, isi sekuncup jantung menurun

D) Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, gangguan aktivitas baro refleks

E) Penurunan fungsi otonom, gangguan aktifitas baro refleks, aterosklerosis

5. Seorang pria 68 tahun datang pada anda dengan riwayat infark miokard dan gagal jantung
kongestif. Saat ini pasien dalam kondisi yang nyaman saat istrahat. Namun, sesak muncul
jika pasien berjalan ke mobilnya bersamaan dengan rasa capek dan kadang-kadang
palpitasi. Pasien mesti beristirahat beberapa menit sebelum gejalanya mereda. Menurut
klasifikasi Ney York Heart Association, pasien ini tergolong ke dalam :

Correct answer: C)
A) Kelas IV

B) Kelas V

C) Kelas III

D) Kelas II

E) Kelas I

6. Seorang laki-laki 39 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada seperti ditusuk disertai sesak
napas dan sakit ulu hati. Terdapat keluhan demam, flu, mudah lelah dialami sejak 3 hari sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, denyut jantung 100 kali/menit. Pada pemeriksaan
fisik paru ditemukan ronki basah halus tidak nyaring di kedua basal paru. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan T inverted di lead v1-v4. Pada foto toraks didapatkan CTR 57%.

Berdasarkan data klinis di atas, penyebab gagal jantung yang paling mungkin pada pasien tersebut
adalah:

Correct answer: B)
A) Kardiomiopati iskemik

B) Miokarditis viral

C) Sindroma koroner akut

D) Penyakit jantung rematik

E) Endokarditis infektif
7. Seorang wanita 19 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak sejak 4 bulan yang lalu. Sesak
timbul ketika pasien melakukan aktivitas ringan seperti menyapu rumah dan membaik dengan istirahat.
Pasien juga mengeluh mudah lelah dan sejak sekolah di bangku SMP, pasien tidak mengikuti olah raga
karena lelah yang berlebihan setelah olah raga. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah
110/70mmHg, nadi 94x/m, frekuensi napas 20x/m, murmur sistolik II/6 pada intercostal space 2 kiri
yang bervariasi dengan inspirasi. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Rontgen paru PA menunjukkan
gambaran vaskularisasi paru normal dengan dilatasi arteri pulmonalis. Gambaran echo yang mungkin
didapatkan adalah:

Correct answer: C)
A) Hipertensi pulmonal disertai hipertrofi ventrikel kiri

B) Stenosis katup pulmonal disertai VSD

C) Hipertensi pulmonal disertai trikuspid regurgitasi

D) Stenosis katup pulmonal disertai stenosis aorta

E) Stenosis katup pulmonal

Seorang perempuan 38 tahun penderita CHF NYHA III masih mengalami gejala dengan pemberian terapi
diuretik. Dokter yang merawatnya mempertimbangkan untuk menambahkan agen terapi kedua atau
bahkan ketiga pada regimennya. Pemeriksaan echo menunjukkan EF 25%. Terapi farmakologis apakah
yang tepat ditambahkan pada pasien ini:

Correct answer: D)
A) Bisoprolol

B) Digoksin

C) Statin

D) Spironolakton

E) Aspirin

Seorang laki-laki 45 tahun, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 5 jam
SMRS, nyeri dirasakan selama 10 menit setelah beraktivitas ringan dan berkurang setelah istirahat.
Pasien merupakan perokok aktif dan menderita sakit hipertensi dan dislipidemia, serta rutin
mengkonsumsi amlodipin 10 mg. Keluhan ini baru dirasakan pertama kali. Dari vital sign didapatkan
kesadaran compos mentis, tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 100 x/mnt, RR 22 x/mnt. Pemeriksaan
fisik tidak didapatkan adanya kelainan. Hasil pemeriksaan laboratorium CKMB dan troponin masih dalam
batas normal, pada EKG didapatkan T inverted pada II, III, aVF. Diagnosis yang  paling mungkin untuk
kasus di atas adalah:Correct answer: C)
A) Angina pektoris tidak stabil

B) STEMI
C) Angina prinzmetal

D) Angina pektoris stabil


E) NSTEMI

Seorang wanita, 52 tahun, dengan keluhan  nyeri dada sejak 15 menit yang lalu,  saat pasien sedang
mencuci pakaian. Keluhan ini sudah dua kali dirasakan, sebelumnya nyeri dada membaik setelah
istirahat, keluhan kali ini dirasakan lebih nyeri dan lebih lama. Pasien dengan riwayat DM sejak 10 tahun
yang lalu, berobat teratur dengan metformin 500 mg 2x1. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
compos mentis, tampak cemas, TD 130/80 mmHg, denyut jantung 110 x/menit. GDA 154 mg/dl. EKG
menunjukkan ST depresi di lead V5-V6. Patofisiologi yang mendasari keluhan tersebut adalah:

Correct answer: E)
A) Vasospasme arteri koroner

B) Ruptur plak ateroma yang menyebabkan oklusi total

C) Plak ateroma dengan fibrous cap tebal

D) Robeknya lapisan tunika intima aorta

E) Ruptur plak ateroma yang menyebabkan oklusi tidak total

Seorang laki-laki 56 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yag memberat 2 jam terakhir.
Pasien juga mengeluh nyeri dada yang menjalar ke punggung. Keluhan batuk, demam dan penurunan
berat badan disangkal. Pasien memiliki riwayat operasi tulang femur kanan akibat fraktur karena
kecelakaan. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran menurun, tekanan darah 80/palpasi, frekuensi
nadi 124x/menit; frekuensi nafas 34x/menit; suhu 37 C. Pada pemeriksaan fisik paru tidak didapatkan
kelainan dan pada pemeriksaan jantung didapatkan P2 mengeras dan gallop pada daerah prossesus
xiphoideus. Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan tungkai kanan yang lebih besar dibanding tungkai
kiri dan pemeriksaan akral dingin. Hasil laboratorium: D-Dimer 2.700 mg/dL. Pasien telah dilakukan
resusitasi adekuat tetapi belum memberikan respon. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah

Correct answer: D)
A) Anti platelet

B) Trombolitik intra arterial

C) Embolektomi pulmonal

D) Heparinisasi

E) Filter inferior vena cava

Seorang laki laki usia 72 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada kedua tungkai terutama
saat berjalan sejak 5 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan
pernah mengalami serangan transient ischemic attack (TIA) 5 tahun yang lalu. pasien saat ini
mengkonsumsi ASA 1x80 mg, irbesartan 1x150 mg, HCT 1x25 mg, dan bisoprolol 1x2,5 mg. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg; frekuensi nadi 64x/menit; JVP 5-2 cmH2O.
Pada pemeriksaan jantung didapatkan apeks jantung 2 jari lateral midklavikula kiri, tidak terdapat
murmur ataupun gallop. Pada ekstremitas bawah didapatkan bulu kaki menipis, otot otot tungkai
hipotrofi, pulsasi arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior pada kedua kaki melemah. Hasil pemeriksaan
yang sesuai untuk kasus ini adalah:

Correct answer: A)
A) Arteriografi tungkai menunjukkan stenosis 90% arteri tibialis posterior

B) CT angio menunjukkan stenosis 40% pada arteri tibialis posterior dan 45% pada arteri dorsalis pedis

C) Ankle brachial index kanan 0,91

D) USG doppler menunjukkan trombus pada arteri dorsalis pedis

E) Toe brachial index kiri 0,75

Seorang laki-laki 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas memberat sejak 2 hari yang lalu. Pasien
memiliki riwayat penyakit ginjal kronik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kardiomegali, suara dasar
paru vesikuler dan tidak ada suara tambahan. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal, ekstremitas
edema. Hasil laboratorium: Hb 6,8 g/dL; leukosit 7.000/uL; trombosit 180.000/uL; glukosa darah
sewaktu 110 mg/dl; ureum 96 mg/dL; kreatinin 2,7 mg/dL; elektrolit natrium 145 mg/dl; kalium 7,5
mEq/L; klorida 115 mEq/L. Analisis gas darah: pH 7,365; PCO2 32 mmHg; HCO3 17 mEq/L; PO2 95
mmHg. Pada pemeriksaan EKG ditemukan gambaran tall T dan gelombang QRS yang melebar.
Tatalaksana yang paling tepat untuk menurunkan kalium pada pasien ini adalah:

Correct answer: C)
A) Natrium bikarbonat intravena

B) Inhalasi B-2 agonis

C) Furosemide intravena

D) Glukosa dan insulin intravena

E) Kalsium intravena

Anda mungkin juga menyukai