Anda di halaman 1dari 3

ESPA4110

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)

Pengantar Ekonomi Makro


ESPA4110

No. Soal Skor


1 Negara Republik Hipotetik merupakan negara ekonomi kecil yang hanya menghasilkan tiga produk 25
yaitu roti, keju dan pizza, diproduksi oleh perusahaan yang berbeda. Perusahaan roti dan keju
memiliki semua faktor input yang diperlukan untuk membuat roti dan keju tersebut. Perusahaan
pizza menggunakan roti dan keju yang diproduksi perusahaan lain untuk membuat pizza. Ketiga
perusahaan mempekerjakan tenaga kerja untuk menghasilkan produk mereka. Tabel berikut
meringkas aktifitas ketiga perusahaan, dimana semua roti dan keju yang dihasilkan dijual kepada
perusahaan pizza untuk memproduksi pizza.

Perusahaan Roti Perusahaan Perusahaan Pizza


Keju

Biaya Faktor Input Rp 0 Rp 0 Rp 50 (roti); Rp 35 (keju)

Upah Tenaga Kerja Rp 15 Rp 20 Rp 75

Nilai Output Rp 50 Rp 35 Rp 200

Pertanyaan:
Berapakah nilai PDB Negara Hipotetik jika dihitung dengan tiga pendekatan yang berbeda dan hal
apa saja yang harus diperhatikan dalam menggunakan tiap pendekatan tersebut ?

2 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melejit, Waktu yang Tepat Memulai Investasi 25

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II-2021
mengalami peningkatan hingga 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy). Lebih lanjut,
ekonomi Indonesia triwulan II-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,31 persen (quartal-to-
quartal) dari triwulan sebelumnya. Peningkatan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 terutama
didorong oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi
pemerintah. Salah satu hal yang cukup berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah
investasi. Kinerja investasi sebagai salah satu mesin pertumbuhan mulai mengalami
peningkatan. Selama kuartal ini, realisasi nilai investasi mencapai 223 triliun.
Sumber: www.bkpm.go.id dan www.kemenkeu.go.id

Pertanyaan:
Apabila realisasi investasi bertambah hingga menjadi sebesar Rp 383 triliun di triwulan III dan
pada saat tambahan investasi terjadi, terjadi pula perubahan tabungan (saving) sebesar Rp 40
triliun, berapakah besarnya perubahan PDB saat terjadinya peningkatan investasi dan berapa pula
total perubahan konsumsi (consumption) setelah bekerjanya sistem pengganda (multiplier effect)?
Gambarkan dan jelaskan perubahan kurva permintaan agregat dengan adanya tambahan investasi
tersebut!

1 dari 3
ESPA4110

3 Pertumbuhan Positif 7,07 Persen, RI Resmi Keluar dari Resesi 25

Ekonomi Indonesia akhirnya terlepas dari jerat resesi. Ini terjadi setelah ekonomi Indonesia pada
kuartal II 2021 berhasil melesat 7,07 persen. Dengan pencapaian tersebut, ekonomi Indonesia
yang dalam beberapa kuartal terakhir minus berhasil kembali ke zona positif sehingga keluar dari
resesi. BPS menyatakan bila dibandingkan secara kuartalan maupun tahunan, pertumbuhan yang
terjadi pada kuartal II ini lebih tinggi dari kuartal I 2021 yang minus 0,74 persen dan kuartal II 2020
yang minus 5,32 persen.

Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi didukung oleh meningkatnya mobilitas masyarakat di
kuartal II 2021. Hal ini tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat ke tempat berbelanja
hingga ke luar kota yang terpantau melalui perjalanan menggunakan berbagai moda transportasi.
"Misalnya, untuk penerbangan domestik untuk April, Mei, Juni 2021 ini lebih baik dari April, Mei,
Juni 2020," katanya. Lebih lanjut, peningkatan mobilitas turut mengerek tingkat konsumsi
masyarakat dan investasi. Salah satunya tercermin dari penjualan sepeda motor yang naik
10,65 persen pada kuartal II dari kuartal I 2021 dan 268,64 persen dari kuartal I 2021.

Sumber: www.cnnindonesia.com

Pertanyaan:
Permintaan dan penawaran uang berada dalam posisi keseimbangan (equilibrium) di titik E0 saat
ekonomi Indonesia mulai keluar dari resesi. Dengan menggunakan diagram awal berikut, jelaskan
dengan disertai diagram, apa yang akan terjadi terhadap suku bunga (r) jika Bank Indonesia tetap
mempertahankan jumlah uang beredar sebanyak MS0.

MS0
Suku bunga

E0
r0

MD0

M0 Jumlah uang beredar

4 RI Pernah Punya Pengalaman Ngeri Kebanyakan Cetak Uang Lho 25

Sebenarnya Indonesia pernah melakukan cetak uang dalam jumlah besar pada masa periode
demokrasi terpimpin. Saat itu Indonesia sedang membutuhkan dana besar untuk berbagai
kebutuhan. Penerimaan negara saat itu tidak mencukupi disaat kebutuhan belanja semakin
membesar. Pada akhirnya dipilih cara yang paling mudah yakni dengan meminjam dari BI yang
kemudian dipenuhi dengan cara mencetak uang.

Namun yang terjadi justru membuat kondisi semakin buruk. Salah satunya inflasi yang mengalami
kenaikan yang sangat tinggi atau disebut hiperinflasi. "Karena kondisi politik memburuk serta alur
distribusi barang yang tidak terukur, kebijakan mencetak uang akhirnya mengubah inflasi biasa
menjadi hiperinflasi di periode tahun 1961".

Sumber: www.detik.com

2 dari 3
ESPA4110

Pertanyaan:
Jelaskan dengan menggunakan diagram hubungan jangka pendek (sort term) antara pencetakan
uang oleh Bank Indonesia (BI) dengan terjadinya inflasi sebagaimana pemberitaan tersebut di atas.

Skor Total 100

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai