Anda di halaman 1dari 4

Bank Indonesia bersama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Sumatera Bagian Timur fokus terhadap usaha untuk mengurangi Current Account
Deficit (CAD) dengan cara mengurangi impor, meningkatkan ekspor dari Indonesia,
serta mempermudah kegiatan ekspor di Indonesia. Hal-hal yang melatarbelakangi
perlunya sinergi antar instansi, yaitu:
1. Pada tahun 2018 tercatat bahwa defisit neraca transaksi berjalan mengalami
defisit sebesar 31,1 Miliar Dolar AS atau 2,98% dari Produk Domestik Bruto.
2. Pelaku ekspor non-migas di Indonesia masih di dominasi oleh unit usaha besar
dengan kontribusi lebih dari 80% terhadap total nilai ekspor non-migas
Indonesia.
3. Masih adanya kendala-kendala masyarakat untuk memiliki akses ekspor,
diantaranya:
a. Keterbatasan kemampuan pemasaran dan pengetahuan tentang pasar
internasional;
b. Kesulitan memenuhi kualitas dan kuantitas permintaan pasar internasional;
c. Keterbatasan pengetahuan prosedur dan dokumen ekspor;
d. Keterbatasan permodalan; dan
e. Keterbatasan Sumber Daya Manusia.

Adapun program yang dijalankan oleh Kantor Wilayah DJBC Sumatera Bagian
Timur untuk mendorong ekspor adalah dengan memberikan fasilitas Klinik Ekspor
kepada masyarakat. Contoh keberhasilan fasilitas klinik ekspor yang pernah
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yaitu kemudahan yang diberikan
kepada pelaku ekspor asal Maluku yang sebelumnya kesulitan dalam logistik untuk
pengiriman ke luar negeri. Melalui fasilitas tersebut, pelaku ekspor difasilitasi dari sisi
transportasi untuk melakukan ekspor langsung dari Maluku ke luar negeri. Selain hal
tersebut, fasilitas lainnya yang terdapat dalam Klinik Ekspor adalah fasilitas KITE
(Kemudahan Impor Tujuan Ekspor), yaitu:
1. Fasilitas pembebasan bea masuk untuk impor bahan baku yang produk jadinya
akan diekspor.
2. Fasilitas pengembalian bea masuk untuk impor bahan baku yang produk jadinya
akan dieskpor.
Menurut data yang diperoleh Kanwil DJBC Sumatera Bagian Timur, komoditas
utama ekspor yang berasal dari Sumatera Selatan adalah karet, batubara, dan
kelapa sawit. Untuk komoditas kopi, kegiatan ekspor lebih dominan melalui Provinsi
Lampung. Hal ini dikarenakan kapasitas pelabuhan untuk pengiriman eskpor di
Lampung lebih besar dibandingkan dengan Sumatera Selatan. Sebagai pilot project,
komoditas yang dapat dipilih untuk dilaksanakan ekspor langsung adalah komoditas
teh dan kopi. Hal ini dikarenakan banyaknya supply komoditas tersebut di wilayah
Sumatera Selatan.

Quick Win pada rapat pembentukan Kantor Bersama Ekspor Kantor Wilayah DJBC
Sumatera Bagian Timur dan Bank Indonesia yang dilaksanakan pada hari Jumat,
tanggal 25 Januari 2019, yaitu:
1. Pembukaan focal point ekspor sebagai pusat informasi kegiatan ekspor.
2. Melakukan identifikasi perkebunan kopi yang sudah melakukan kegiatan ekspor
melalui Lampung untuk dibandingkan efisiensinya (cost and benefit) antara jalur
logistik melalui Palembang dan Lampung.
3. Sosialisasi persyaratan ekspor bagi para calon pelaku eskpor.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, untuk program Kick Off Kantor Bersama
Ekspor, hal-hal yang perlu disiapkan adalah:
1. Membuat virtual office yang berbasis aplikasi/web yang dapat digunakan
sebagai sumber informasi persyaratan ekspor, pasar tujuan ekspor, komoditas
tujuan ekspor, serta dapat digunakan untuk melakukan perjanjian tatap muka
antara pelaku ekspor dengan intansi terkait yang dibutuhkan (Bea Cukai, LPEI,
serta Dinas terkait).
2. Membuat brosur terkait Kantor Ekspor Bersama yang memuat informasi
mengenai kegiatan ekspor, klinik ekspor, dsb.
3. Melakukan sosialisasi terkait kegiatan ekspor dengan kegiatan sebagai berikut:
i. Fokus ke daerah perkebunan kopi
ii. Mengundang pelaku usaha eksportir
iii. Tracking cost and benefit biaya logistik dan transportasi.
Sebelumnya, KPPBC TMP B Palembang telah melakukan pertemuan langsung
dengan para pelaku ekspor komoditas kopi. Dari pertemuan tersebut diketahui
bahwa kondisi kegiatan ekspor biji kopi saat ini, terutama yang berasal dari daerah
Semendo, Lahat dan Pagaralam dilakukan dari Provinsi Lampung. Hal ini
disebabkan karena jalur logistik yang dilalui cukup pendek sehingga biaya yang
timbul dari kegiatan ekspor tersebut lebih murah.

Pada rapat teknis pembuatan Content Virtual Office tanggal 18 Februari 2019, Hari
Widodo, Deputi Direktur Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan dari Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, menyampaikan bahwa dari
sisi teknis, telah terdapat desain awal dari virtual office Kantor Bersama Ekspor
antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dengan Kantor
Wilayah DJBC Sumatera Bagian Timur. Selain itu, KPPBC TMP B Palembang
menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dapat mendukung dalam
bentuk penyiapan konten yang berisi berita-berita terbaru terkait kegiatan ekspor,
peraturan/regulasi terkait dengan ekspor-impor, data-data ekspor terkait komoditas
dan daerah tujuan, serta success story dari pelaku eksportir.

Pada rapat kedua, KPPBC TMP B Palembang juga menyampaikan bahwa program
klinik ekspor untuk memberikan fasilitas kepada para pelaku eksportir telah dibuat.
Pada tahun 2017, KPPBC TMP B Palembang telah bekerja sama dengan maskapai
Garuda Indonesia, Perbankan, dan instansi terkait untuk melakukan sosialisasi
terkait kegiatan ekspor kepada seluruh pelaku ekspor di Palembang. Pada saat itu,
maskapai tersebut menawarkan jasa cargo kepada para pelaku ekspor.

Pada rapat ketiga tanggal 24 April 2019, Kantor Bersama Ekspor sudah memiliki
beberapa update tambahan yang berisi konten informasi kepada masyarakat.
Adapun beberapa masukan terkait dengan Virtual Office Kantor Bersama Ekspor
yang akan disampaikan kepada vendor:
1. Notifikasi perubahan tanggal pertemuan jika terdapat perubahan jadwal yang
tersedia dari pihak instansi yang dibutuhkan.
2. Virtual Office yang dapat terhubung dengan Online Single Submission (OSS)
untuk memudahkan pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha)
3. Penambahan gallery pada halaman “about us” terkait dengan dokumentasi
proses pembuatan virtual office kantor bersama ekspor.
4. Pembuatan tagline yang menarik tentang fitur unggulan dari Kantor Bersama
Ekspor. Misalnya: realtime, terpadu, one stop export office, mudah diakses, dan
sebagainya.
5. Fitur perekaman hasil dari live chat, yang memuat history konsultasi dari calon
eksportir dengan petugas instansi terkait.

Pelaksanaan launching Virtual Office Kantor Bersama Ekspor bersamaan dengan


Peresmian Kantor Bersama Ekspor. Adapun peresmian tersebut dihadiri oleh
Rosmaya Hadi selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia dan mengundang Gubernur
Provinsi Sumatera Selatan, Ketua Dewan Direktur LPEI, Kepala Kantor Wilayah
DJBC Sumatera Bagian Timur dan Anggota DPR Komisi XI.

Anda mungkin juga menyukai