Anda di halaman 1dari 47

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
BALAI DIKLAT KEUANGAN DENPASAR

HALAMAN JUDUL

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TINJAUAN ATAS PELAYANAN PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG DI


KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA
PABEAN C MATARAM

Diajukan oleh:
Firman Cahyadi Permana
NPM 131040700129

Mahasiswa Program Diploma I Keuangan


Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat


Dinyatakan Lulus Program Diploma I Keuangan
Pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
2014

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUTANSI NEGARA
BALAI DIKLAT KEUANGAN DENPASAR

TANDA PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

NAMA

: FIRMAN CAHYADI PERMANA

NOMOR POKOK MAHASISWA

: 131040700129

PROGRAM DIPLOMA I

: KEPABEANAN DAN CUKAI

KEUANGAN SPESIALISASI
BIDANG LAPORAN PKL
JUDUL LAPORAN PKL

: KEPABEANAN
: TINJAUAN ATAS PELAYANAN
PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG DI
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN
BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C
MATARAM

Mengetahui

Menyetujui,

a.n. Direktur

Dosen Pembimbing

Kepala Balai Diklat Keuangan Denpasar

Kusumaningtyas

I Wayan Eka Mahardika

NIP 19680212 199501 2001

NIP 19740924 199502 1002


ii

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUTANSI NEGARA
BALAI DIKLAT KEUANGAN DENPASAR

PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

NAMA

: FIRMAN CAHYADI PERMANA

NOMOR POKOK MAHASISWA

: 131040700129

PROGRAM DIPLOMA I

: KEPABEANAN DAN CUKAI

KEUANGAN SPESIALISASI
BIDANG LAPORAN PKL
JUDUL LAPORAN PKL

: KEPABEANAN
: TINJAUAN ATAS PELAYANAN
PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG DI
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN
BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C
MATARAM

Denpasar, September 2014

I Wayan EkaMahardika
NIP 19740924 199502 1002

Dosen Pembimbing/Penilai I

Rudy Suharyadi
NIP 19691205 199001 1001

Dosen Penilai II
iii

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya,
karunia dan hidayahnya sehingga laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul
TINJAUAN ATAS PELAYANAN PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG DI
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE
MADYA PABEAN C MATARAM dapat di selesaikan dengan lancar dan tepat pada
waktunya.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini di susun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Program Diploma I Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan
Cukai Sekolah Tinggi Akutansi Negara tahun akademik 2013/2014. Dalam laporan
Praktik Kerja Lapangan ini penulis membahas tentang pelayanan Pemberitahuan
Ekspor Barang guna membandingkan antara materi yang telah disampaikan selama
perkuliahan dengan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan, khususnya di Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Mataram.
Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak dalam penyusunan laporan ini
hingga selesai, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orangtua dan semua keluarga tercinta yang telah memberikan banyak dukungan
sekaligus doanya.
2. Bapak Kusmanadji selaku Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
3. Bapak Harmonis Siregar selaku Kepala Balai Diklat Keuangan Denpasar.
4. Ibu Kusumaningtyas selaku Kepala Balai Diklat Keuangan Denpasar yang baru.
iv

5. Bapak Jamin selaku Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe Madya Pabean C Mataram.
6. Bapak I Wayan Eka Mahardika selaku dosen pembimbing penulisan laporan
Praktik Kerja Lapangan.
7. Bapak Trubus Sasmito selaku dosen pembimbing lapangan.
8. Dosen dan Widyaiswara Program Diploma I Keuangan Balai Diklat Keuangan
Denpasar.
9. Pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C
Mataram.
10. Pegawai Balai Diklat Keuangan Denpasar.
11. Seluruh pihak yang telah membantu selama penyusunan laporan Praktik Kerja
Lapangan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini, baik dari segi laporan maupun pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, sehingga
penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga kedepannya
menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan Praktik Kerja
Lapangan ini dapat bermanfaat.
Denpasar, 1 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PKL. ii
HALAMAN PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI... iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL.. vii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. 1
B. Tujuan Penulisan... 2
C. Metode Pengumpulan Data... 3
D. Ruang Lingkup Pembahasan. 4
E. Sistematika Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram. 6
1. Tugas. 8
2. Fungsi 10
3. Struktur Organisasi 10
vi

B. Dasar Hukum. 11
C. Pengertian Istilah... 12
D. Gambaran Umum Pemberitahuan Ekspor Barang 14
1. Ketentuan Pemberitahuan Ekspor Barang. 14
2. Penyampaian Pemberitahuan Ekspor Barang.... 16
3. Penelitian Pemberitahuan Ekspor Barang. 16
4. Sanksi 18
E. Gambaran Umum di Lapangan. 19
F. Permasalahan yang di Hadapi... 23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........ 30
B. Saran.. 31
DAFTAR PUSTAKA. 32
LAMPIRAN 33

vii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

A. Gambar
1.1 Wilayah Kerja KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram. 9
1.2 Struktur Organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram. 11
1.3 Flowchart Pengajuan PEB 23
1.4 Jadwal Penerbangan Air Asia... 26
B. Tabel
1.1 Jumlah Pengajuan PEB dalam 4 tahun terakhir 23

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Contoh PEB. 33

Lampiran II

Contoh Invoice 34

Lampiran III Contoh Packing List 35


Lampiran IV Contoh dokumen yang dipersyaratkan dari instansi terkait 36
Lampiran V

Contoh NPE 37

Lampiran VI PEB yang mengalami masalah...

ix

38

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan instansi dibawah Kementerian
Keuangan yang memiliki peran penting dalam membangun perekonomian nasional.
Adapun beberapa tugas pokok Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, antara lain adalah
sebagai fasilitator perdagangan (trade facilitator), pendukung industri (industrial
assistance), pelindung masyarakat (community protector), dan penghimpun
penerimaan negara (revenue collector) di bidang kepabeanan dan cukai.
Dengan semakin berkembangnya perdagangan internasional, sehingga semakin
memacu setiap Negara untuk malakukan Perjanjian Perdagangan Bebas (free trade
agreement) dengan Negara lain untuk semakin memudahkan dalam memenuhi
kelancaran pasokan di dalam negeri baik berupa material maupun jasa sebagai input
dalam rangka menghasilkan sebuah output. Hal ini tentu menuntut para pengusaha
dalam negeri untuk mampu bersaing dan menghadapi tantangan dari luar berupa
persaingan bisnis yang ketat, dimana pengusaha harus mampu menjawab tantangan
tersebut dengan menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik, sehingga
1

produk-produk dalam negeri dapat dipasarkan ke luar negeri. Akan tetapi,


menghasilkan produk yang yang memiliki kualitas baik tidaklah cukup untuk dapat
memasarkan produk ke luar negeri, tapi peran dan fungsi DJBC dalam menjalankan
tugas pokok sebagai fasilitator perdagangan (trade facilitator) dan pendukung industri
(industrial assistance) memiliki peran yang besar dalam menentukan arah kebijakan
perdagangan yang menguntungkan bagi pengusaha didalam negeri. Sehingga dalam hal
ini, DJBC memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin kelancaran dan
mobilitas perdagangan internasional.
Salah satu bentuk pelayanan yang harus diperhatikan adalah pelayanan di
bidang ekspor, dimana untuk menjamin kelancaran kegiatan ekspor, DJBC lebih
berfokus kepada pelayanan dan pengawasan dokumen barang ekspor dan hanya
melakukan pengawasan fisik barang terhadap barang-barang tertentu saja, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Sehingga dalam hal ini, pelayanan dokumen
ekspor barang memiliki peran yang sangat penting dalam kelancaran kegiatan ekspor
yang dilakukan. Semakin baik dan cepat DJBC dalam memberikan pelayanan dokumen
ekspor barang, maka akan semakin baik pula mobilitas kegiatan ekspor. Sehingga, atas
dasar inilah penulis mengangkat judul tentang Tinjauan Atas Pelayanan
Pemberitahuan Ekspor Barang di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe Madya Pabean C Mataram karena menganggap bahwa perlunya pelayanan
dokumen ekspor yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan guna
menciptakan kelancaran arus kegiatan dibidang ekspor.
B. Tujuan Penulisan
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

1. Memenuhi sebagian salah satu syarat dinyatakan lulus Program Diploma I Keuangan
Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
2. Membandingkan antara teori yang didapat selama proses perkuliahan dengan faktafakta yang terjadi di lapangan khususnya di ruang lingkup KPPBC Tipe Madya
Pabean C Mataram terkait dengan proses pelayanan dokumen PEB.
3. Memahami proses pelayanan atas dokumen PEB, serta masalah-masalah yang
dihadapi terkait dengan proses pelayanan dokumen PEB di KPPBC Tipe Madya
Pabean C Mataram.
4. Mendorong Penulis agar mampu mengembangkan atau mengemukakan pikiran dan
pendapatnya serta mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan yang sistematis,
logis, dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis menggunakan


beberapa metode pengumpulan data, antara lain :
1. Metode Kepustakaan
Metode ini digunakan oleh Penulis dengan mengumpulkan informasi berdasarkan
referensi dari Buku Literatur, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai, Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, artikel-artikel, internet, serta
sumber tertulis lainnya terkait dengan pokok bahasan yang di kemukakan dalam
laporan Praktik Kerja Lapangan.

2. Metode Wawancara
Metode ini digunakan oleh Penulis dengan mengumpulkan data berdasarkan
informasi yang didapat melalui wawancara secara langsung dengan Pejabat Bea dan
Cukai di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram, Pengguna Jasa Kepabeanan, serta
pihak-pihak yang terkait yang berkompeten dan memiliki pengetahuan yang berkaitan
dengan pokok bahasan yang di kemukakan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan.
3. Metode Observasi
Metode ini digunakan oleh Penulis dengan melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan terhadap berbagai hal yang terkait dengan pokok bahasan yang
di kemukakan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan.
D. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam hal ini, Penulis hanya akan membahas mengenai prosedur pelayanan
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) serta masalah-masalah terkait dengan pelayanan
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) agar pembahasan materi tidak melebar. Namun
demikian, hal-hal umum yang berkaitan pelayanan Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB) akan tetap dijelaskan, antara lain :

1. Dasar hukum dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan


pelayanan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
2. Ketentuan-ketentuan umum dalam pelayanan Pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB).

E. Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan
Dalam Bab ini menguraikan tentang latar belakang penulis memilih judul untuk
laporan Praktik Kerja Lapangan, tujuan dari penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan,
metode yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data terkait dengan data-data
yang akan dituangkan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan, serta ruang lingkup
pembahasan dan sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan.
2. BAB II Pembahasan
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang gambaran umum KPPBC Tipe
Madya Pabean C Mataram, dasar hukum yang digunakan penulis sebagai dasar
sekaligus acuan dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan, pengertian istilahistilah terkait dengan pelayanan PEB, gambaran secara umum mengenai Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) baik dalam teori maupun di lapangan serta masalah-masalah
terkait dengan pelayanan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
3. BAB III Penutup
Dalam bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang dapat di tarik oleh penulis
berdasarkan hasil membandingkan antara teori dengan fakta-fakta yang ada di
lapangan, serta saran yang diberikan oleh penulis terhadap permasalahan yang di hadapi
terkait dengan pokok bahasan yang diangkat dalam laporan Praktik Kerja Lapangan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram


Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean
C Mataram merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB,
dan NTT. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya
Pabean C Mataram beralamat di Jalan Yos Sudarso, No. 14, Ampenan, 83114,
Mataram. KPPBC tipe Madya Pabean C Mataram saat ini dipimpin oleh Bapak Jamin
sebagai Kepala Kantor, dengan dibantu oleh 39 Pegawai Bea Cukai.
KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi kepabeanan dan cukai mendapat mandat penerimaan bea masuk, bea keluar dan
cukai dari Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB dan NTT. Selain itu KPPBC Tipe Madya
Pabean C Mataram juga menerima mandat untuk melaksanakan sebagian tugas
Kementerian Keuangan RI di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan kebijakan
menteri dan mengamankan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan arus barang

masuk dan keluar daerah pabean, pemungutan bea masuk, cukai serta pungutan negara
lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram yang menangani kegiatan dibidang
kepabeanan dan cukai, dimana antara kegiatan dibidang kepabeanan dan cukai
frekeunsi kegiatannya berimbang. Meskipun demikian, dari segi penerimaan bidang
cukai memberikan sumbangan yang lebih besar dari pada bidang kepabeanan.
Dalam melaksanakan pengawasan dan pelayanannya, KPPBC Tipe Madya Pabean
C Mataram mempunyai visi, misi, motto dan akronim sebagai berikut :
a. Visi : Menjadi Kantor Pelayanan dan Pengawasan yang dipercaya dan akuntabel
dalam rangka turut mendorong pertumbuhan pariwisata, industri, dan
perdagangan.
b. Misi :
1) Memungut penerimaan negara dari sektor perdagangan internasional dan cukai;
2) Memberikan pelayanan terbaik di bidang kepabeanan dan cukai yang
sederhana;
3) Mengembangkan pengawasan yang efektif dalam rangka penegakan hukum di
bidang kepabeanan dan cukai serta perlindungan masyarakat;
4) Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan
pariwisata, industri dan investasi pada umumnya;
5) Mengelola sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan, kepegawaian dan
ketatausahaan sesuai prinsip-prinsip yang berlaku;

6) Penyampaian data dan informasi yang dibutuhkan bagi pihak pemakai dan
pengambil keputusan.
c. Motto : Bersama-sama menjadi lebih baik.
d. Akronim :
1) Melayani sepenuh hati
2) Adil dalam pelayanan
3) Transparan dalam pengelolaan anggaran
4) Akuntabel dalam kinerja
5) Responsif dalam pelayanan tugas
6) Amanah dalam bekerja
7) Menjadi lebih baik

1. Tugas.
Sesuai dengan Pasal 115 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
dan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya
berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang perubahan atas UndangUndang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2007 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang
Cukai.

Adapun wilayah kerja dari KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram yang
ditetapkan sebagai berikut:
a. Wilayah Kerja :
1) Labuhan Haji
2) Labuhan Lombok
3) Selaparang
4) Lembar
5) Pemenang
6) Bandara Internasional Lombok
Gambar 1.1 Wilayah Kerja KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram

3
1
4

Sumber : KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram

10

2. Fungsi.
KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dalam menyelenggarakan pengawasan dan
pelayanannya juga melaksanakan fungsi sesuai pasal 116 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 168/PMK.01/2012 sebagai berikut:N
a. pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kepabeanan dan cukai;
b. pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai;
c. pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, bea keluar, cukai,
dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat jenderal;
d. pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang
kepabeanan dan cukai;
e. penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian dokumen
kepabeanan dan cukai;
f. pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi, dan laporan kepabeanan dan
cukai;
g. pengelolaan pemeliharaan sarana operasi,sarana komunikasi dan senjata api;
h. pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja;
i. pelaksanaan administrasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
3. Struktur organisasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012, struktur
organisasi pada KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram terdiri dari 1 (satu) Eselon
III.b yaitu Kepala Kantor, 5 (lima) Eselon IV.b terdiri dari 1 (satu) Kepala Subbagian
dan 4 (empat) Kepala Seksi, serta 13 (tiga belas) Eselon V.a terdiri dari 3 (tiga) Kepala

11

Urusan dan 10 (sepuluh) Kepala Subseksi, serta para pegawai non Eselon. Ada pun
uraian lebih rinci susunan Struktur Organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram
adalah sebagai berikut:
Gambar 1.2 Struktur Organisasi KPPBC TMP C Mataram

Kepala Kantor
Jamin

Kasubbag Umum
Abdul Rozak
Kaur Rumah
Tangga
Haryadi

Kaur Keuangan
R.Yohanes Eko

Kasi Penindakan
dan Penyidikan
Andy Gunawan

Kasubsi
Intelijen
Poli Purnama

Kasubsi Penindakan
dan Sarana Operasi
Dian F. Hasan

Kaur TU &
Kepegawaian
Murdi

Kasi
Perbendaharaan
Trubus Sasmito
Kasubsi Adm.
Penagihan
& Pengembalian
Suharjo

Kasubsi Hanggar
Pabean dan Cukai I
H. Deddy S.

Kasi Pelayanan
KC&DT

Kasi Kepatuhan
Internal&Penyuluhan

I G.K. Galung B.A.

I G.A.A.A. Tiastary

Kasubsi Hanggar
Pabean dan Cukai II
Widyatmoko

Kasubsi
Pelaksanaan
Kepatuhan Tugas
Ridwan

Kasubsi Adm. Manifest,


Penerimaan &Jaminan
Siti Agustianah

Sumber : Subbag Umum KPPBC TMP C Mataram


A. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan
2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 145 Tahun 2014 tentang
perubahan kedua atas peraturan Menteri Keuangan Nomor 145 Tahun 2007 tentang
ketentuan pabean di bidang ekspor.
3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 18 Tahun 2012 tentang
perubahan kedua atas peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 41 Tahun
2008 tentang pemberitahuan pabean ekspor.

12

4. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 151 Tahun 2003 tentang tata
petunjuk pelaksanaan tatalaksana kepabeanan di bidang ekspor.
B. Pengertian Istilah
1. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.
2. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean
3. Eksportir adalah orang yang melakukan ekspor.
4. Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan
yang dikenakan terhadap barang ekspor.
5. Barang Ekspor adalah barang yang telah diajukan pemberitahuan pabean untuk
diekspor dan telah mendapatkan nomor pendaftaran.
6. Pemberitahuan Pabean Untuk Diekspor yang selanjutnya disebut Pemberitahuan
Pabean Ekspor (PEB) adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka
melaksanakan kewajiban kepabeanan di bidang ekspor dalam bentuk tulisan di atas
formulir atau data elektronik.
7. Nota Pelayanan Ekspor yang selanjutnya disingkat dengan NPE adalah nota yang
diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor atau Sistem Komputer
Pelayanan atas PEB yang disampaikan untuk melindungi pemasukan barang yang
akan dieskpor ke kawasan pabean dan/atau pemuatannya ke sarana pengangkut.
8. Nota Pemberitahuan Persyaratan Dokumen yang selanjutnya disingkat NPPD
adalah pemberitahuan kepada eksportir oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor
atau Sistem Komputer Pelayanan di Kantor Pabean Pemuatan untuk menyerahkan
dokumen yang dipersyaratkan oleh instansi terkait.

13

9. Nota Pemberitahuan Penolakan yang selanjutnya disingkat NPP adalah


pemberitahuan kepada eksportir oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen ekspor di
Kantor Pabean Pemuatan yang memberitahukan bahwa PEB ditolak karena
pengisian data PEB atau dokumen pelengkap pabean tidak lengkap dan/atau tidak
sesuai.
10. Pemberitahuan Pemeriksaan Barang yang selanjutnya disingkat PPB adalah
pemberitahuan kepada eksportir oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor atau
Sistem Komputer Pelayanan di Kantor Pabean Pemuatan untuk dilakukan
pemeriksaan fisik terhadap barang ekspor.
11. Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut,
bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu-lintas barang yang
sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
12. Minyak Dan Gas Bumi Serta Bahan Bakar Minyak yang selanjutnya disebut
dengan Migas dan BBM adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan mengenai minyak dan gas bumi.
13. Penyampaian Pemberitahuan Melalui Media Elektronik adalah penyampaian
pemberitahuan pabean dengan mempergunakan media disket atau melalui
pertukaran data elektronik secara langsung sesuai standar yang ditetapkan dan
berdasarkan kesepakatan antara eksportir dengan Direktur Jenderal atau Pejabat
Bea dan Cukai yang ditunjuk.
14. Kantor Pabean adalah kantor pelayanan bea dan cukai tempat dipenuhinya
kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kepabeanan.
15. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

14

16. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan
Undang-Undang Kepabeanan.
17. Sistem Komputer Pelayanan adalah sistem komputer yang digunakan oleh Kantor
Pabean dalam rangka pengawasan dan pelayanan kepabeanan.
C. Gambaran Umum PEB
1. Ketentuan PEB.
Pada umumnya, setiap barang yang akan diekspor wajib diberitahukan oleh
eksportir atau PPJK ke Kantor Pabean dengan menggunakan dokumen PEB atau yang
biasa disebut dengan BC 3.0, baik dalam bentuk tulisan di atas formulir atau data
elektronik. Akan tetapi tidak semua barang ekspor harus diberitahukan dengan PEB,
adapun pengecualian atas kewajiban Pemberitahuan Pabean Ekspor ke Kantor Pabean,
dimana atas ekspor barang-barang tertentu yang telah di tetapkan dalam PMK 145
tahun 2014, tidak wajib untuk menyampaikan PEB, antara lain :
a. barang pribadi penumpang;
b. barang awak sarana pengangkut;
c. barang pelintas batas;
d. barang kiriman melalui pos dengan berat tidak melebihi 100 (seratus) kilogram.
Atas PEB yang telah didaftarkan, dapat dilakukan pembetulan oleh eksportir
ataupun PPJK, dimana pembetulan yang dilakukan harus mendapat persetujuan dari
Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk dan/atau melalui
Sistem Komputer Pelayanan. Adapun ketentuan dalam pembetulan PEB, antara lain :

15

a. kesalahan yang menyangkut jenis barang, jumlah barang, dan/atau nomor


petikemas, pembetulan data PEB dapat dilakukan sebelum barang dimasukkan ke
kawasan pabean tempat pemuatan;
b. barang ekspor yang tidak keseluruhan terangkut (short shipment), pembetulan data
PEB dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
keberangkatan sarana pengangkut;
c. penjualan barang dan/atau makanan di atas pesawat udara yang berangkat keluar
daerah pabean, pembetulan data PEB dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal keberangkatan pesawat udara;
d. ekspor barang curah termasuk Migas dan BBM, pembetulan data PEB dilakukan
paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal keberangkatan sarana pengangkut;
e. Kesalahan data mengenai nilai Free on Board(FOB) dan jenis valuta, pembetulan
data PEB dapat dilakukan paling lama 45 (empat puluh lima) hari terhitung sejak
tanggal PEB didaftarkan atas ekspor Migas dan BBM, dan 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal PEB didaftarkan atas ekspor selain Migas dan BBM.
Pembetulan data PEB selain dari ketentuan diatas, dapat dilayani paling lama 1
bulan terhitung sejak PEB diberitahukan.
Selain dilakukan pembetulan terhadap data PEB, dapat juga di lakukan pembatalan
terhadap PEB yang telah mendapatkan nomor pendaftaran. Dimana eksportir ataupun
PPJK wajib untuk melaporkan pembatalan ekspor kepada Pejabat Bea dan Cukai di
Kantor Pabean Pemuatan dalam jangka waktu 3 hari kerja terhitung sejak
keberangkatan sarana pengangkut yang tercantum dalam pemberitahuan pabean.

16

2. Penyampaian PEB.
Atas Pemberitahuan Pabean Ekspor dapat disampaikan melalui Sistem Pertukaran
Data Elektronik (PDE), media penyimpanan data elektronik, ataupun secara manual
dalam 3 rangkap dengan peruntukan untuk Kantor Pabean, Badan Pusat Statistik dan
Bank Indonesia. Dimana atas PEB yang akan disampaikan wajib disampaikan oleh
eksportir atau PPJK ke Kantor Pabean Pemuatan paling cepat 7 (tujuh) hari sebelum
tanggal perkiraan ekspor dan paling lambat sebelum barang dimasukkan ke Kawasan
Pabean di tempat pemuatan. Kewajiban untuk memberitahukan ke Kantor Pabean
dengan menggunakan PEB berlaku juga terhadap ekspor:
a. barang yang pada saat impornya telah diberitahukan sebagai barang impor
sementara;
b. barang yang akan diimpor kembali sehingga pada saat impornya dapat
diperlakukan sebagai barang impor kembali;
c. barang yang dikenakan bea keluar melebihi batas pengecualian pengenaan bea
keluar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Khusus untuk ekspor barang curah dan barang yang dikenai bea keluar memiliki
ketentuan tersendiri tentang penyampaian dokumen PEB, dimana untuk ekspor barang
curah, PEB dapat disampaikan sebelum keberangkatan sarana pengangkut, sedangkan
terhadap barang yang dikenakan bea keluar, PEB disampaikan setelah pembayaran bea
keluar.
3. Penelitian PEB.
a. Terhadap PEB yang disampaikan melalui sistem PDE

17

1) Dilakukan penelitian oleh Sistem Komputer Pelayanan terhadap :


a) Ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;
b) Kelengkapan pengisian data PEB;
c) Pembayaran bea keluar (dalam hal barang ekspor terkena bea keluar).
2) Dilakukan penelitian oleh pejabat bea dan cukai yang menangani penelitian barang
larangan

dan

pembatasan

yang

meliputi

kelangkapan

dokumen

yang

dipersyaratkan dari instansi terkait.


b. Terhadap PEB yang disampaikan melalui media penyimpanan data elektronik
1) Dilakukan penelitian oleh pejabat penerima dokumen terhadap :
a) Ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;
b) Kelengkapan dokumen berupa invoice dan Packing List;
c) Kesesuaian antara dokumen PEB dengan dokumen pelengkap PEB.
2) Dilakukan penelitian oleh Sistem Komputer Pelayanan terhadap kelengkapan
pengisian data PEB.
3) Dilakukan penelitian oleh Pejabat Bea dan Cukai yang menangani penelitian
barang larangan dan pembatasan yang meliputi kelangkapan dokumen yang
dipersyaratkan dari instansi terkait.
c. Terhadap PEB yang disampaikan secara manual
1) Dilakukan penelitian oleh pejabat penerima dokumen terhadap :
a) Ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;
b) Kelengkapan dokumen berupa invoice dan Packing List;
c) Kesesuaian antara dokumen PEB dengan dokumen pelengkap PEB.

18

2) Dilakukan penelitian oleh Pejabat Bea dan Cukai yang menangani penelitian
barang larangan dan pembatasan yang meliputi kelangkapan dokumen yang
dipersyaratkan dari instansi terkait.
4. Sanksi.
Untuk menjaga agar pengajuan dan pelayanan PEB tetap sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, maka perlunya ada sanksi
yang mengikat terhadap segala hal yang menyimpang dari standar yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Adapun beberapa ketentuan yang
mengikat mengenai sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana terkait dengan PEB.
antara lain :
a. Mengekspor tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean, dipidana penjara paling
singkat 1 tahun paling lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit lima puluh
juta rupiah paling banyak lima miliar rupiah.
b. Menyampaikan pemberitahuan pabean yang tidak benar, palsu atau dipalsukan,
dipidana penjara paling singkat 2 tahun paling lama 8 tahun dan pidana denda
paling sedikit seratus juta rupiah paling banyak lima miliar rupiah.
c. Tidak menyampaikan atau terlambat menyampaikan pembatalan ekspornya
dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar lima juta rupiah.
d. Salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang dikenai sanksi administrasi
berupa denda paling sedikit 100% dari pungutan Negara di bidang ekspor yang
kurang dibayar dan paling banyak 1000% dari pungutan Negara di bidang ekspor
yang kurang dibayar.

19

D. Gambaran Umum di Lapangan


Pengajuan PEB di KPPBC Tipe Madya Pebean C Mataram saat ini masih
disampaikan melalui media penyimpanan data elektronik, dan belum menggunakan
media Pertukaran Data Elektronik (PDE). Adapun tata cara penyampaian PEB di
KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram secara umum dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Eksportir/PPJK menyerahkan disket, dokumen PEB rangkap 3 disertai dengan
dokumen pelengkap pabean yang sudah ditandatangani dan dibubuhi stempel
perusahaan ke Kantor Pabean Pemuatan.
Dokumen Pelengkap Pabean, antara lain :
a. Invoice dan Packing List; (lihat lampiran II dan III)
b. Bukti Bayar Bea Keluar; (dalam hal barang ekspor dikenai bea keluar)
c. Dokumen dari instansi terkait (dalam hal barang ekspor terkena ketentuan
larangan pembatasan). (lihat lampiran IV)
2. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dokumen Teknis
menerima disket, dokumen PEB dan dokumen pelengkap pabean dari eksportir dan
melakukan penelitian. Adapun penelitian yang dilakukan meliputi :
a. ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;
b. kelengkapan dokumen PEB;
c. kelengkapan dokumen berupa invoice dan Packing List;
d. kelengkapan pengisian PEB dan kesesuaian antara PEB dengan dokumen
pelengkap pabean dan bukti pembayaran (dalam hal terkena bea keluar);

20

e. ada atau tidaknya dokumen yang dipersyaratkan dari instansi terkait.


3. a. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan :
1) Eksportir/PPJK diblokir;
2) dokumen pelengkap pabean tidak lengkap;
3) data PEB tidak sesuai dengan dokumen pelengkap pabean dan bukti
pembayaran (dalam hal terkena bea keluar);
4) pengisian data PEB tidak lengkap, dan/atau PEB tidak dilengkapi dokumen
yang dipersyaratkan dari instansi terkait, Pelaksana pada Seksi Pelayanan
Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis mengembalikan dokumen PEB,
dan seluruh dokumen pelengkap pabeannya kepada eksportir/PPJK beserta
NPP untuk dilakukan perbaikan dan/atau melengkapi dokumen.
b. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan:
1) Eksportir/PPJK tidak diblokir;
2) dokumen pelengkap pabean lengkap;
3) data PEB sesuai dengan dokumen pelengkap pabean dan bukti pembayaran
(dalam hal terkena bea keluar);
4) pengisian data PEB telah lengkap dan dilengkapi dokumen yang
dipersyaratkan oleh instansi terkait, pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan
Cukai dan Dukungan Teknis melakukan upload data PEB di dalam disket ke
dalam Aplikasi Inhouse Ekspor.
4. Komputer/Aplikasi Inhouse Ekspor melakukan validasi atas data PEB yang telah
di upload.

21

a. Dalam hal data PEB yang disampaikan tidak valid, komputer/aplikasi akan
mengeluarkan respon penolakan. Kemudian pelaksana pada Seksi Pelayanan
Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis mencetak NPP yang berisi alasan
penolakan, kemudian memberikan NPP, disket, PEB serta dokumen pelengkap
pabeannya kepada Eksportir/PPJK.
b. Dalam hal data PEB telah valid, komputer melakukan penelitian terhadap
barang ekspor, apakah barang ekspor termasuk kedalam pos tarif yang
dilarang/dibatasi.
5. Apabila barang ekspor tidak termasuk ke dalam barang yang dilarang/dibatasi,
maka komputer akan memberikan nomor dan tanggal PEB, serta mengeluarkan
respon NPE atau PPB.
6. Pelaksana mencetak PPB atau NPE, kemudian menyerahkan PPB atau NPE beserta
dokumen PEB kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor.
7. Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor meneliti dokumen PEB dan PPB atau NPE,
kemudian menandatangani PPB atau NPE. Setelah ditandatangani, kemudian
dokumen PEB dan PPB atau NPE diserahkan kepada Seksi Pelayanan Kepebeanan
dan Cukai dan Dukungan Teknis.
8. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis
menyerahkan PPB atau NPE serta disket kepada eksportir/PPJK, dan
mengadministrasikan dokumen.
9. Apabila barang ekspor termasuk dalam barang yang dilarang/dibatasi, Pelaksana
pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis melakukan
kegiatan analisis dan penjaluran dokumen PEB.

22

a. Dalam hal hasil penelitian oleh komputer menunjukkan dokumen yang


dipersyaratkan tidak lengkap, maka Pelaksana pada Seksi Kepabeanan dan
Cukai dan Dukungan Teknis menerbitkan NPPD dan menyerahkan kepada
eksportir/PPJK.
b. Dalam hal hasil penelitian oleh komputer menunjukkan dokumen yang
dipersyaratkan telah lengkap dan sesuai, maka komputer memberikan nomor
dan tanggal PEB, serta memberikan respon PPB atau NPE.
10. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis
mencetak PPB atau NPE, kemudian menyerahkan bersama dengan PEB kepada
Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor.
11. Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor meneliti dokumen PEB dan PPB atau NPE,
kemudian menyerahkan kembali kepada Pelaksana pada Seksi Pelayanan
Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis.
12. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis
menerima dokumen PPB atau NPE, PEB serta dokumen pelengkap pabean,
kemudian menyerahkan 1 rangkap PPB atau 3 rangkap NPE, disket dan dokumen
PEB beserta dokumen pelengkap pabean kepada eksportir/PPJK.
Itulah gambaran mengenai tata cara pengajuan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean
C Mataram berdasarkan hasil pengamatan yang penulis peroleh selama melakukan
Praktik Kerja lapangan di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram. Adapun gambaran
secara singkatnya mengenai tata cara pengajuan PEB yang dapat dilihat pada gambar
1.3 sebagai berikut.

23

Gambar 1.3 Flowchart Pengajuan PEB

Start

PEB + DOKAP

PERBAIKI

NPP

TIDAK

CEK DOK, OKE?


YA

LENGKAPI

NPPD

TIDAK

CEK SYARAT LARTAS


YA

SIAPKAN

PPB

YA

CEK FISIK?
TIDAK

PEMERIKSAAN FISIK

CEK LEBIH LANJUT


OLEH PPDE

TIDAK

YA
SESUAI

End

NPE

Sumber : KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram


E. Permasalahan Yang Dihadapi
Kegiatan ekspor di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram memiliki frekuensi
yang tidak terlalu tinggi, tercatat dalam 4 tahun terakhir hanya dilakukan pengajuan
PEB sebanyak 257 kali pengajuan, khusus untuk tahun 2014 baru dilakukan pengajuan
PEB sebanyak 52 pengajuan sampai dengan tanggal 19 September 2014 sesuai dengan
tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah Pengajuan PEB dalam 4 tahun terakhir
2011

2012

2013

2014

68

116

21

52

Sumber : Diolah dari data base KPPBC TMP C Mataram

24

Dimana atas pengajuan PEB di KPPBC Mataram hanya dominasi oleh beberapa
perusahaan, tercatat sekitar 18 perusahaan yang aktif dalam pengajuan PEB di KPPBC
Tipe Madya Pabean C Mataram dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Adapun jenisjenis barang ekspor yang penulis jumpai dalam PEB yang telah di ajukan di KPPBC
Tipe Madya Pabean C Mataram, antara lain adalah bibit, hasil laut, hasil pertanian dan
perkebunan, serta kerajinan.
Meskipun telah dibuat standar tentang tata cara penyampaian PEB, akan tetapi
dalam hal penyampaian PEB ke Kantor Pabean tentu tidak luput dari berbagai
permasalahan yang dapat menghambat dalam proses pelayanan PEB, entah
permasalahan itu disebabkan oleh Sistem, Pejabat Bea dan Cukai ataupun oleh
eksportir sendiri. Akan tetapi, karena minimnya pengajuan PEB di KPPBC Tipe
Madya Pabean C Mataram, khususnya di bulan September saat Penulis melakukan
Praktik Kerja Lapangan, sehingga membuat Penulis sedikit kesulitan dalam
menentukan permasalahan-permasalahan terkait dengan pelayanan PEB di KPPBC
Tipe Madya Pabean C Mataram. Akan tetapi, dengan melakukan wawancara secara
langsung terhadap para Pegawai yang khusus menangani kegiatan pelayanan PEB,
serta melakukan kegiatan pengamatan secara langsung terhadap beberapa kegiatan
pelayanan PEB selama menjalani Praktik Kerja Lapangan, akhirnya Penulis dapat
menemukan beberapa permasalahan dalam proses pelayanan PEB di KPPBC Tipe
Madya Pabean C Mataram.
Untuk permasalahan yang dihadapi terkait dengan pelayanan PEB di KPPBC Tipe
Madya Pabean C Mataram, sampai sejauh ini belum ada permasalahan besar yang

25

dapat menghambat dalam proses pelayanan PEB. Dimana atas pelayanan PEB dalam
rentan waktu dari tahun 2011-2014 berdasarkan data yang Penulis peroleh dari hasil
wawancara dengan Pegawai di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dan
berdasarkan data base yang dimiliki oleh KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram,
belum pernah terjadi permasalahan yang sampai mengakibatkan dilakukannya
pengenaan sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana kepada Eksportir/PPJK terkait
dengan pelayanan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram. Pada umumnya,
permasalahan yang sering terjadi di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram terkait
dengan Pelayanan PEB adalah permasalahan yang cenderung berasal pihak eksternal
yaitu dari eksportir/PPJK sendiri. Sementara untuk pihak internal yaitu Sistem
Aplikasi Pelayanan, sampai sejauh ini Penulis masih belum adanya permasalahan
terkait Pelayanan PEB yang diakibatkan oleh kesalahan Sistem. Akan tetapi, selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis menemukan permasalahan yang
diakibatkan oleh pihak internal, yaitu oleh Pejabat Bea dan Cukai khususnya Pejabat
yang menangani dokumen ekspor. Dalam hal ini, Pejabat yang menangani dokumen
ekspor kurang teliti dalam memeriksa kesalahan data dalam dokumen PEB yang
diajukan oleh salah seorang eksportir. Adapun kesalahan yang dilakukan oleh eksportir
berupa kesalahan dalam mencantumkan nomor dari sarana pengangkut yang akan
berangkat dari Lombok ke Malaysia. Dalam hal ini, yang seharusnya dicantumkan
dalam PEB adalah nomor pengangkut AK 0307 sesuai dengan yang tertera pada jadwal
penerbangan Maskapai Air Asia pada gambar 1.4, akan tetapi oleh eksportir
dicantumkan nomor pengangkut 0409201(lihat lampiran VI).

26

Gambar 1.4 Jadwal Penerbangan Air Asia

Sumber : Diolah dari www.airasia.com


Perbedaan dari nomor sarana pengangkut yang akan mengangkut barang ekspor
tersebut tentu terlihat sangat mencolok, akan tetapi sampai barang selesai di ekspor,
Pejabat yang menangani dokumen ekspor belum mengetahui adanya kesalahan
tersebut dan sampai hari terakhir Praktik Kerja Lapangan di KPPBC Tipe Madya
Pabean C Mataram, belum dilakukan perbaikan oleh eksportir terhadap kesalahan
dalam data PEB tersebut. Hal tersebut mungkin terlihat sepele, tapi mengingat hanya
ada satu kali pengajuan dokumen PEB pada tanggal tersebut, tidak seharusnya
permasalahan tersebut terjadi karena menurut penulis, Pejabat yang menangani
dokumen ekspor memiliki waktu yang cukup untuk meneliti lebih detail terhadap
dokumen PEB yang diajukan tersebut. Sehingga dalam hal ini, Penulis menilai Pejabat
yang menangani dokumen ekspor telah melakukan kecerobohan dalam menjalankan

27

tugasnya. Untuk itulah, Pejabat Bea dan Cukai khususnya yang menangani dokumen
ekspor harus lebih teliti lagi dalam melihat kesalahan-kesalahan kecil semacam itu.
Selain kesalahan yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai, adapun
permasalahan yang penulis temukan terkait dengan kesalahan yang sering dilakukan
oleh eksportir/PPJK yaitu berupa kesalahan data yang di input di dalam PEB yang
disampaikan, seperti kesalahan dalam menentukan pos tarif dari barang ekspor,
kesalahan nomor pengangkut, serta kesalahan jumlah kemasan dan lain-lain, yang
mengakibatkan eksportir harus memperbaiki data yang salah dalam dokumen PEB
tersebut. Selain itu, selama melakukan pengamatan terhadap pelayanan PEB di
KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram, penulis juga menemukan kesalahan eksportir
berupa kecerobohan eksportir dalam penyampaian modul PEB ke Kantor Pabean.
Dimana penulis menemukan ada eksportir yang lupa memasukkan data modul PEB
kedalam flashdisk yang akan disampaikan ke Kantor Pabean, sehingga saat akan
dilakukan upload data oleh Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
dan Dukungan Teknis dari flashdisk ke dalam komputer, ternyata data modul PEB
tersebut tidak ditemukan. Akibatnya, eksportir harus mengambil data modul PEB yang
lupa dibawa tersebut. Selain kedua permasalahan tersebut, penulis juga menemukan
permasalahan berdasarkan hasil dari wawancara dengan pegawai di KPPBC Tipe
Madya Pabean C Mataram terkait dengan kecerobohan yang pernah dilakukan oleh
salah seorang eksportir. Dalam hal ini eksportir ceroboh dalam hal waktu
menyampaikan modul PEB ke Kantor Pabean. Seharusnya, PEB disampaikan jauhjauh hari sebelum tanggal perkiraan ekspor agar dalam hal terjadi reject data PEB

28

ataupun permintaan dokumen tambahan yang dipersyaratkan dari instansi terkait,


masih ada waktu untuk merubah data PEB ataupun meminta dokumen yang
dipersyaratkan dari instansi terkait. Akan tetapi, dalam hal ini eksportir malah
menyampaikan PEB 1 jam sebelum waktu keberangkatan sarana pengangkut yang
akan mengangkut barang ekspor tersebut. Akibat dari kecerobohan tersebut sangat
fatal. Setelah dokumen PEB yang telah disampaikan eksportir diproses oleh Sistem
Komputer Pelayanan dan mendapatkan respon NPE, dimana eksportir mendapatkan 4
rangkap cetak NPE dari Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan
Dukungan Teknis, masing-masing lembar NPE di peruntukkan bagi eksportir, TPS,
Pengangkut dan Kantor Pabean. Dan perlu diketahui juga bahwa NPE merupakan
syarat agar barang ekspor dapat dimuat ke sarana pengangkut, sehingga atas dasar
inilah NPE harus terlebih dahulu diserahkan ke Perusahaan Jasa Pengangkut yang akan
mengangkut barang ekspor agar barang dapat segera dimuat ke sarana pengangkut
sebelum waktu keberangkatan sarana pengangkut. Akan tetapi, karena waktu yang
sudah sangat mepet dengan waktu keberangkatan sarana pengangkut, ditambah lagi
jarak yang sangat jauh antara tempat NPE di cetak yaitu di KPPBC Tipe Madya Pabean
C Mataram dengan tempat cetak NPE akan diserahkan yaitu kepada perusahaan jasa
pengangkut yang bertempat di Bandara Internasional Lombok, dimana jarak antara
KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dengan Bandara Internasional Lombok
terbilang sangat jauh, yaitu sekitar 35 km, sehingga tidak memungkinkan cetak NPE
dapat sampai tepat pada waktunya. Akhirnya, barang pun tidak dapat diekspor hari itu
akibat dari cetak NPE yang tidak dapat diserahkan ke perusahaan jasa pengangkut tepat
pada waktunya, sehingga hal tersebut tentu sangat merugikan bagi eksportir. Terlepas

29

dari semua itu, kecerobohan serta kesalahan yang dilakukan oleh eksportir tentu tidak
hanya merugikan diri mereka sendiri, tapi juga merugikan terhadap efisiensi dan
efektivitas dalam pelayanan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Praktik Kerja Lapangan selama tiga minggu di KPPBC Tipe
Madya Pabean C Mataram terkait dengan Tinjauan Atas Pelayanan Pemberitahuan
Ekspor Barang di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram, Penulis dapat mengambil
kesimpulan, antara lain :
1. Pengajuan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dalam kurun waktu 4
tahun memiliki frekuensi yang relatif sedikit dan hanya di dominasi oleh beberapa
perusahaan saja, hal ini tentu sangat merugikan, mengingat potensi ekspor di NTB
yang seharusnya besar terkait dengan sumber daya alam yang dimiliki.
2. Dalam hal melakukan pengawasan dan pelayanan, khususnya Pelayanan atas
Pemberitahuan Ekspor Barang oleh KPPBC tipe Madya Pabean C Mataram telah
sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 18 Tahun 2012
tentang tentang pemberitahuan pabean ekspor dan Keputusan Direktur Jenderal
Bea dan Cukai Nomor 151 Tahun 2003 tentang tata petunjuk pelaksanaan
tatalaksana kepabeanan di bidang ekspor.
30

31

3. Permasalahan sering terjadi terkait dengan Pelayanan PEB di KPPBC Tipe Madya
Pabean C Mataram pada umumnya disebabkan oleh kesalahan dari pihak eksternal
bea dan cukai, yaitu Eksportir/PPJK. Sementara dari pihak internal bea dan cukai,
sampai sejauh ini Penulis hanya menemukan satu permasalahan, yaitu ketidak
telitian yang dilakukan oleh Pejabat yang memeriksa dokumen ekspor.
A. Saran
1. KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram harus rutin memberikan sosialisasi terkait
dengan segala hal mengenai kegiatan ekspor dan tata laksana di bidang ekspor
kepada para pengusaha di dalam negeri khususnya untuk pengusaha di Provinsi
NTB agar para pengusaha memiliki pengetahuan yang cukup di bidang ekspor
sehingga semakin memacu para pengusaha untuk melakukan kegiatan ekspor.
2. KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram harus senantiasa memberikan pengarahan
dan penjelasan kepada Eksportir/PPJK terkait dengan setiap permasalahan yang
dihadapi ataupun permasalahan yang pernah terjadi terkait dengan Pelayanan PEB
di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram agar permasalahan semacam itu tidak
terulang kembali sehingga tidak mengurangi efisiensi dan efektivitas dalam
pelayanan PEB. Selain itu, Seluruh Pajabat Bea dan Cukai, khususnya yang
menangani pemeriksaan dokumen PEB, harus lebih teliti lagi dalam memeriksa
setiap data yang tercantum dalam dokumen PEB yang diajukan.
3. Meskipun pelayanan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram

telah

menunjukkan prestasi baik, namun hal tersebut harus tetap dipertahankan dan
ditingkatkan, hal itu tentu tidak terlepas dari motto dari KPPBC Tipe Madya
Pabean C Mataram yaitu Bersama-sama menjadi lebih baik.

32

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Dimyanti, Ahmad. 2013. Bahan Ajar Teknis Kepabeanan. Tanggerang Selatan:
STAN.
Undang-undang No. 10 Tahun 1995 sebagaiman telah diubah dengan Undang-undang
No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155 tahun 2008 tentang Pemberitahuan Pabean.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148 tahun 2011 tentang Ketentuan Kepabeanan
Di Bidang Ekspor
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 40 tahun 2008 tentang Tata Laksana
Kepabeanan Di Bidang Ekspor
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 18 tahun 2012 tentang Tata Petunjuk
Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Ekspor.
http://bcmataram.beacukai.go.id

33

Lampiran I

Contoh PEB

34

Lampiran II

Contoh Invoice

35

Lampiran III Contoh Packing List

36

Lampiran IV Contoh dokumen dari instansi terkait

37

Lampiran V

NPE

38

Lampiran VI

PEB yang mengalami masalah

Anda mungkin juga menyukai