Anda di halaman 1dari 79

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP


KEPUASAN PASIEN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT
PRIMA PEKANBARU

NAMA : META KURNIASARI


NIM : 2021129

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TENGKU MAHARATU PEKANBARU
2021
PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP


KEPUASAN PASIEN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT
PRIMA PEKANBARU

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan

Nama : META KURNIASARI


NIM : 2021129

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TENGKU MAHARATU PEKANBARU
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN

Nama : Meta Kurniasari


NIM : 2021129
Prodi : Ilmu Keperawatan
Judul Proposal : Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan
Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru

Proposal ini telah disetujui oleh pembimbing dan siap untuk dipertahankan di
depan penguji proposal.

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Muhammad.Irwan, M.Kep Ns. Erika,M.Kep,Sp.Mat,PhD


LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

Judul Proposal : Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap


Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit
Prima Pekanbaru

Nama : Meta Kurniasari


NIM : 2021129
Prodi : Ilmu Keperawatan

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Muhammad.Irwan, M.Kep Ns. Erika,M.Kep,Sp.Mat,PhD

Penguji I Penguji II

Ns. Riamah,S.Kep,M.Kes Ns.Anita Syarifah,M.Kep


LEMBAR KONSULTASI

Nama : Meta Kurniasari


NIM : 2021129
Judul : Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien
Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru

Pembimbing I : Ns. M.Irwan, M.Kep


No Tanggal Materi Masukan Tanda
Konsultasi Pebimbing Tangan

1. 08-Sep-2021 BAB I Perbaiki Judul

2. 05-Okt-2021 BAB I,II Perbaiki Sesuai

Panduan
3. 25-Okt-2021 BAB II,III
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Meta Kurniasari


NIM : 2021129
Judul : Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien
Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru

Pembimbing II : Ns. Erika, M.Kep,Sp.Mat, PhD


No Tanggal Materi Masukan Tanda
Konsultasi Pebimbing Tangan

1. 08-Sep-2021 BAB I Perbaiki Judul

2. 05-Okt-2021 BAB I,II Perbaiki Sesuai

25-Okt-2021 BAB II,III Panduan


3.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah menganugrahkan segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal ini dengan baik. Proposal ini
disusun peneliti untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di
STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru Program Studi Ilmu Keperawatan dengan judul
“Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien
Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru”.
Dalam penyusunan proposal ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan peneliti mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Ibu Ns. Erika, M.Kep, Sp.Mat, Phd, selaku Pemilik Yayasan STIKes Tengku
Maharatu Pekanbaru.
2. Bapak Ns. Carles, S.Kep, M.Si, selaku Ketua STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru.
3. Bapak Ns. Awaluddin, M.Kep selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan STIKes
Tengku Maharatu Pekanbaru.
4. Pimpinan RS Prima Pekanbaru yang telah menerima dan mengizinkan saya untuk
melakukan penelitian di ruangan ICU RS Prima Pekanbaru.
5. Bapak Ns. M. Irwan, M.Kep, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Ns. Erika, M.Kep, Sp.Mat, Phd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Ibu Ns. Riamah,S.Kep, M.Kes, selaku Dosen Penguji I yang memberikan
bimbingan, pengarahan, dan petunjuk selama menyelesaikan proposal ini.
8. Ibu Ns. Anita Syarifah, M.kep, selaku Dosen Penguji II yang memberikan
bimbingan, pengarahan, dan petunjuk selama menyelesaikan proposal ini
9. Seluruh Dosen dan Staff di STIKes Tengku Mahartu Pekanbaru yang telah banyak
memberi pengetahuan, arahan dan bimbingan kepada peneliti selama mengikuti
pendidikan di STIKes Tengku Mahartu Pekanbaru.
10. Kedua orang tua yang saya cintai Ayahanda dan Ibunda serta suami dan anak-anak
saya yang selalu memberi semangat dan dukungan baik moril maupun materil
selama ini.
11. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan selama di STIKes Tengku Maharatu
Pekanbaru yang memberi semangat dan dukungan.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan proposal ini yang tidak dapat
kami sebutkan satu-persatu.

Semoga atas segala kebaikan tersebut mendapatkan balasan berkat yang melimpah
dari Tuhan. Akhir kata peneliti mohon maaf apabila dalam penyusunan proposal ini terdapat
kekurangan dan kesalahan, untuk itu sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.

Pekanbaru, Oktober 2021


Peneliti

Meta Kurniasari
DAFTAR ISI

Hal

LEMABAR JUDUL.........................................................................................I

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................II

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................III

KATA PENGANTAR......................................................................................IV

DAFTAR ISI ....................................................................................................V

DAFTAR TABEL............................................................................................VI

DAFTAR SKEMA...........................................................................................VII

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................VIII

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................IX

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................8

A. Tinjauan Teoritis .................................................................................8


B. Kerangka Teori ...................................................................................30
C. Kerangka Konsep ................................................................................31
D. Hipotesa...............................................................................................32
E.
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................32

A. Metoda Penelitian................................................................................32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................33
C. Populasi dan Sampel...........................................................................34
D. Etika Penelitian...................................................................................35
E. Alat Pengumpulan Data......................................................................36
F. Prosedur Pengumpulan Data...............................................................36
G. Definisi Operasional...........................................................................37
H. Analisa Data.......................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................60

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Skala Numeric Rating..................................................................30

GAMBAR 2 Teknik Relaksasi Genggam Jari...................................................33

GAMBAR 3 Teknik Relasasi Otot....................................................................36


DAFTAR SKEMA

SKEMA 1 Kerangka Teori..........................................................................43

SKEMA 2 Kerangka Konsep......................................................................44


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1...................................................................................................

LAMPIRAN 2...................................................................................................

LAMPIRAN 3...................................................................................................

LAMPIRAN 4...................................................................................................

LAMPIRAN 5...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona Virus Disease 19 atau yang disebut Covid-19. menjadi salah satu masalah

kesehatan dunia sejak bulan Januari 2020. Pada 3 Mei 2020 kasus Covid-19 terkonfirmasi

3.272.202 kasus dan 230.104 angka kematian yang menimpa 215 negara (WHO, 2020).

Kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 dan

hingga kini terus bertambah. Sejak itu, angka kesakitan dan kematian terus bertambah dan

berdampak pada tatanan pelayanan kesehatan (WHO, 2020).

Selain kesakitan dan kematian, Covid-19 juga mengharuskan physical distancing

dan PSBB pada 20 Maret 2020, semenjak itu terjadi penurunan pasien di Rumah Sakit

Prima Pekanbaru sebanyak 67,9 % dari bulan Maret sampai dengan April 2020. Penurunan

kunjungan pasien pada bulan April terjadi di semua instalasi, seperti di instalasi paviliun,

IGD, lasik, rawat inap, dan rawat jalan.

Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan angka kunjungan pasien, hal ini terjadi

karena terdapat alur proses pelayanan kesehatan yang berubah, pembatasan jumlah pasien

sebagai upaya menghindari kerumunan, serta diterapkannya langkah pencegahan standar,

identifikasi awal dan pengendalian sumber virus ( Indonesia. Kementerian Kesehatan,

2020). Pembatasan jumlah pasien setiap harinya mengakibatkan pasien diduga berobat ke

rumah sakit lain sehingga mengakibatkan penurunan jumlah pasien.

Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang menyerang

sistem pernafasan disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan, dimana Covid-19 ini

ditetapkan sebagai pandemik (Halim et al, 2020). Pandemik Covid-19 menimbulkan

kekhawatiran, sehingga masyarakat dituntut tidak menganggap sepele virus ini. Ketentuan

pemerintah yang telah dikeluarkan adalah Social Distancing yang diharapkan bisa
mengurangi atau mencegah penularan penyebaran virus. Seiring berjalannya waktu,

pemerintah menerapkan kehidupan normal yang baru atau new normal, untuk mengurangi

dampak permasalahan kondisi ekonomi dan juga sektor pelayanan kesehatan yang ikut

terancam (Muhyiddin, 2020).

Sektor pelayanan kesehatan yang paling terdampak oleh situasi pandemi ini, harus

siap dengan kondisi fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat menyesuaikan dengan

protokol pencegahan Covid-19 disetiap pelayanan kesehatan sehari-hari, dalam mencegah

adanya penularan Covid-19 baik pasien, petugasdan lingkungan rumah sakit, perlu

menerapkan protokol kesehatan yang dilakukan rumah sakit untuk meningkatkan mutu

pelayanan selama era new normal. Mutu pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang

diberikan secara efisien dan efektif, berfokus kepada kebutuhan dan harapan pasien, dan

diberikan sesuai kode etik, standar pelayanan kesehatan, perkembangan ilmu pengetahuan,

sehingga derajat kesehatan bisa tercapai dengan optimal (Irwan, 2017).

Semua tenaga kesehatan belum mempunyai pengalaman menangani Covid-19.

Tenaga kesehatan harus menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi, mulai dari

implementasi panduan penata laksanaan Covid-19, panduan-panduan baru yang harus

diimplementasikan, perubahan interaksi pasien, perawat, penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD), kecemasan tertular Covid-19 ataupun menularkan kepada keluarga. Kebiasaan baru

ini diduga dapat berimbas kepada mutu pelayanan keperawatan.

Menurut Nursalam (2014) mengatakan bahwa, mutu pelayanan kesehatan dengan

kepuasan pasien difokuskan pada 5 dimensi yang dikenal dengan istilah mutu layanan

“SERVQUAL (service quality)” yaitu; bukti fisik (tangible), empati (empathy), jaminan

(assurance), daya tanggap (responsiveness) dan kehandalan (reliability).

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Susri (2017) tentang kepuasan pasien

dalam pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSUP Dr. M. Djamil Padang bahwa dari

lima dimensi mutu dengan nilai paling rendah adalah responsiveness dan emphaty. Lebih

dari separuh responden menyatakan daya tanggap dan empati perawat tidak baik dalam

memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien. Perawat diharapkan oleh pasien dapat
memberikan pelayanan yang cepat dan memperhatikan keluhan pasien, perawat mampu

menjawab pertanyaan pasien, dan perawat meluangkan waktu khusus berkomunikasi

dengan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Marta, Rika (2018) tentang analisis faktor

kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUP Dr. M. Djamil Padang bahwa indeks kepuasan

pasien adalah 79,59%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan belum terpenuhinya target

kepuasan pasien berdasarkan PERMENPAN nomor 14 Tahun 2017 tentang pedoman

penyusunan survei kepuasan masyarakat yang menyebutkan paling sedikit 88,31% untuk

nilai sangat baik pada pelayanan kesehatan dengan tipe A. Perawat diketahui masih kurang

dalam memberikan waktu yang cukup bagi pasien dan keluarga pasien untuk bekonsultasi

dan memperhatikan kebutuhan dan keluhan pasien.

Pasien dikatakan puas ketika harapan pasien dapat terpenuhi melalui jasa pelayanan

kesehatan yang diterima dirumah sakit karena tuntutan kebutuhan pasien semakin

meningkat (Ryandini & Hakim, 2019). Menurut penelitian Butar & Simamora (2016),

mengatakan bahwa, ada hubungan signifikan antara mutu pelayanan keperawatan dan

tingkat kepuasan pasien.

Berdasarkan penelitian Juita et al (2017), menjelaskan bahwa ada hubungan antara

mutu pelayanan dan kepuasan pasien, dilihat dari dimensi bukti fisik, empati, daya tanggap,

jaminan, dan kehandalan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kosnan (2019),

mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara bukti fisik, empati, jaminan,

daya tanggap dan kehandalan dengan kepuasan pasien. Menurut beberapa hasil penelitian di

atas, disimpulkan bahwa mutu pelayanan ditinjau dari 5 dimensi berpengaruh terhadap

kepuasan pasien, dimana semakin baik mutu pelayanan kesehatan yang diberikan rumah

sakit maka kepuasan pasien akan semakin meningkat.

Komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan pasien disebut komunikasi

terapeutik ( menyembuhkan). Komunikasi terepeutik didefinisikan sebagai proses aplikasi

komunikasi verbal atau non verbal untuk berhubungan dengan pasien sebagai bentuk

pengenalan masalah dan bantuan kepada pasien bagaimana seharusnya mereka merawat diri

mereka sendiri ( Rosenberg dan Gallo, 2011, dalam Aldorahimi, 2017). Komunikasi
terapeutik membantu mengatasi masalah pasien untuk mengurangi beban perasaan dan

pikiran, membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, memperbaiki

pengalaman emosional pasien, dan mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan. Kualitas

asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien akan mempengaruhi kualitas hubungan

perawat- pasien (Anjaswani, 2016).

Komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat menurut Campbell (2019)

terdapat beberapa komponen didalamnya meliputi; pra interaksi, komunikasi aktif, teknik

komunikasi, pasien centered, dan potensi hambatan. Pra interaksi dilakukan saat bertemu

dengan pasien, bagaimana perawat memperkenalkan diri tanpa diminta. Perawat mengetahui

teknik komunikasi sehingga komunikasi menjadi efektif seperti perawat tahu kapan harus

diam dan aktif mendengarkan keluhan pasien. Perawat juga harus memiliki kesadaran diri

terhadap nilai dan kepercayaan yang dimiliki pasien. Perawat juga harus mengetahui potensi

hambatan dalam berkomunikasi dengan pasien.

Rumah Sakit Prima Pekanbaru merupakan rumah sakit umum tipe C yang dipimpin

oleh seorang direktur. Rumah Sakit Prima Pekanbaru terletak pada jalur lalu lintas utama

kota Pekanbaru di jalan Bima No. 01 Nangka Ujung yang diresmikan pada tanggal 15 juli

2016 dan dibangun di atas areal seluas 30.000 meter dengan kapasitas 187 tempat tidur

dengan jumlah tenaga keperawatan sebanyak 54 orang dengan pendidikan terakhir S1

sebanyak 20 orang dan D3 sebanyak 34 orang.

Rumah Sakit Prima Pekanbaru merupakan rumah sakit swasta yang berada di Kota

Madani Pekanbaru Propinsi Riau dengan memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan

terbaik yang dapat memenuhi standar kualitas dan kendali mutu. Menurut beberapa pasien

yang datang berobat di Rumah Sakit Prima Pekanbaru mengatakan bahwa mutu pelayanan

selama era new normal masih dikatakan jauh dari harapan masyarakat, sedangkan tuntutan

masyarakat terhadap mutu pelayanan semakin meningkat dan sektor pelayanan kesehatan di

rumah sakit mempunyai kewajiban dalam memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai

dengan standar mutu pelayanan kesehatan.


Studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti tanggal 01September 2021, data

yang didapat dari Rumah Sakit Prima Pekanbaru, terdapat jumlah pasien Covid-19 Pada

tahun 2020 berjumlah 350 orang, pada tahun ini hingga bulan 31 Agustus 2021 terdapat

jumlah pasien Covid -19 sebanyak 150 orang.

Berdasarkan hasil pendahuluan yang telah dilakukan dengan mewawancarai 7

(tujuh) pasien RS. Prima Pekanbaru yang ditemui bahwa masih ditemukannya komplain

dari pasien ataupun keluarga pasien. Komplain ini banyak menyangkut banyak hal, dari

pelayanan dokter, pelayanan perawat, instalasi gizi, keadaan ruang perawatan ataupun

dalam bidang pelayanan lain. Pasien juga mengeluh bahwa perawat kurang tanggap pada

keluhan pasien, kurangnya komunikasi perawat, pelayanan perawat yang tidak konsisten

dan perawat tidak memperkenalkan diri terhadap pasien. Hasil yang diperoleh peneliti

bahwa layanan keperawatan belum dilakukan secara maksimal. Hal tersebut dapat terlihat

dari kurangnya keterlibatan perawat saat memberikan informasi tentang obat-obatan yang

diminumnya, diet atau program perawatan ketika pasien dinyatakan sembuh dan diijinkan

pulang.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pelayanan

Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19

Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru di era new normal dan masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama

Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru”.

B. Rumusan Masalah

Pada umumnya pasien yang merasa tidak puasakan mengajukan komplain pada

pihak rumah sakit. Komplain yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan menurunnya

kepuasan pasien terhadap kapabilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen.

Kepuasan konsumen dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan


produk perusahaan di mata konsumennya. Dalam hubungannya dengan kepuasan

konsumen/pasien dan kualitas pelayanan Rumah Sakit Prima Pekanbaru, masyarakat Kota

Pekanbaru beberapa kali menyampaikan keluhan terhadap pelayanan Rumah Sakit Prima

Pekanbaru melalui media masa lokal, khususnya terhadap kualitas pelayanan ruangan di

Rs.Prima Pekanbaru. Keluhan atas pelayanan rumah sakit juga disampaikan melalui kotak

saran yang ada di Rumah Sakit Prima Pekanbaru. Dari uraian diatas dapat ditarik

kesimpulan sejauh mana pelayanan kepuasan pasien selama masa pandemi covid-19 di

Rumah Sakit Prima Pekanbaru.

Dari fenomena diatas dapat ditarik rumusan masalah. Rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap

Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam Hubungan

Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa

Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden Covid-19 Di Rumah Sakit Prima

Pekanbaru.

b. Untuk mengetahui keperawatan selama masa pandemi Covid-19 Di Rumah

Sakit Prima Pekanbaru.

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi komunkasi pelayanan Covid-19 Di

Rumah Sakit Prima Pekanbaru

d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepuasan pelayanan selama Masa

Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru


e. Untuk mengetahui hubungan pelayanan keperawatan dan komunikasi terhadap

kepuasan pasien selama masa pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima

Pekanbaru

3. Manfaat Penelitian

a. Bagi Rumah Sakit

Memberikan masukan kepada Rumah Sakit terhadap Hubungan Pelayanan

Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi

Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.

b. Bagi STIKes Tengku Maharatu

Sebagai bahan bacaan dan informasi untuk menambah wawasan bagi institusi dan

sebagai bahan perbandingan bagi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya

yang ada kaitannya dengan Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi

Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit

Prima Pekanbaru.

c. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi masalah perawatan yang dihadapi

pasien, meningkatkan kesehatan bagi pasien, serta memberikan informasi dan

pengetahuan kepada Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi

Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit

Prima Pekanbaru

d.Bagi Peneliti

Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di STIKes

Tengku Maharatu Pekanbaru Jurusan Keperawatan, juga untuk mendapatkan

pengalaman dalam melakukan penelitian, sekaligus menambah wawasan ilmu

pengetahuan penulis dalam bidang Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan

Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di

Rumah Sakit Prima Pekanbaru


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Komunikasi Terapeutik

1. Definisi Komunikasi Terapeutik

Menurut Ginting (2017) Komunikasi berasal dari bahasa latin communicare

yang berarti to share (berbagi) dan merupakan sebuah aktivitas penyampaian

informasi melalui pertukaran pikiran, pesan atau informasi, dengan ucapan,

visual, sinyal, tulisan, atau perilaku. Terapuetik adalah berkaitan dengan terapi

KBBI online (2019). Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terjalin

dengan baik, komunikatif dan bertujuan untuk menyembuhkan atau setidaknya

dapat melegakan serta dapat membuat pasien merasa nyaman dan akhirnya

mendapatkan kepuasan Yubiliana (2017). Komunikasi terapeutik adalah

pengalaman interaktif bersama antara tenaga kesehatan dan pasien dalam

komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh

pasien Machfoedz (2019). Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau

keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress,

mengatasi gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan

orang lain.

Menurut Stuart (2016) komunikasi terapeutik adalah merupakan hubungan

interpersonal antara tenaga kesehatan dan pasien, dalam hal ini tenaga

kesehatan dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka

memperbaiki pengalaman emosional pasien. Dari beberapa uraian diatas

dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang


direncanakan secara sadar dan terencana, bertujuan memperoleh pengalaman

belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien

untuk menghadapi masalah dan kesembuhan pasien.

2. Fungsi Komunikasi Terapeutik

Menurut Stuart (2016) tujuan komunikasi terapeutik diarahkan pada

pertumbuhan pasien meliputi:

a. Meningkatkan kemandirian dari pasien melalui proses realisasi diri,

penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri.

b. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi terhadap diri

sendiri.

c. Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan

saling tergantung dan mencintai antara petugas kesehatan dan pasien.

d. Meningkatkan kesejahteraan pasien dengan meningkatkan fungsi dan

kemampuan memenuhi kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang

realistik.

3. Tujuan Komunikasi Terapeutik

Pelaksanaan komunikasi terapeutik bertujuan membantu pasien

memperjelas penyakit yang dialami, juga mengurangi beban pikiran dan

perasaan untuk dasar tindakan guna mengubah ke dalam situasi yang lebih

baik. Komunikasi terapeutik diharapkan dapat mengurangi keraguan serta

membantu dilakukannya tindakan efektif, mempererat interaksi kedua pihak,

yakni antara pasien dengan petugas medis secara profesional dalam rangka

membantu penyelesaian masalah pasien Riadi (2020).

Menurut Stuart (2016), tujuan komunikasi terapeutik kesadaran diri,

penerimaan diri, dan meningkatnya kehormatan diri, identitas pribadi yang

jelas dan meningkatnya integritas pribadi, kemampuan untuk membentuk

suatu keintiman, saling ketergantungan hubungan interpersonal, dengan


kapasitas memberi dan menerima cinta, mendorong fungsi dan meningkatkan

kemampuan terhadap kebutuhan yang memuaskan dan mencapai tujuan

pribadi yang realistik.

4. Karakteristik Komunikasi Terapeutik

Menurut Arwani (2018) terdapat tiga hal yang mendasari karakteristik

dalam komunikasi terapeutik:

a. Keikhlasan (Genuines)

Terapis harus menyadari tentang nilai, sikap dan perasaan yang

dimiliki oleh pasien serta keadaan pasien. Terapis yang mampu

menunjukkan rasa ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap yang

dipunyai oleh pasien sehingga mampu belajar untuk mengkomunikasikan

segala sesuatu dengan tepat.

b. Empati (Empathy)

Empati merupakan proses kejiwaan seseorang individu larut dalam

perasaan orang lain baik suka maupun duka, seolah–olah merasakan atau

mengalami apa yang terjadi pada pribadi pasien. Empati merupakan suatu

yang jujur, sensitif, apa adanya dan tidak dibuat-buat (objektif)

didasarkan atas apa yang dialami orang lain. Empati cenderung

bergantung pada kesamaan pengalaman yang dialami diantara orang yang

terlibat komunikasi.

c. Kehangatan (Warmth)

Dengan kehangatan, terapis akan mendorong dan membantu pasien

untuk mengekspresikan ide-ide pikiran dan menuangkannya dalam bentuk

perbuatan tanpa rasa takut disalahkan atau dikonfrontasi. Suasana yang

hangat dan nyaman tanpa adanya ancaman, menunjukkan adanya rasa

penerimaan dari pasien, sehingga pasien akan mengekspresikan


perasaannya lebih mendalam dan meluas.

5. Teknik Komunikasi Terapeutik

Menurut Uripni et al (2020), teknik yang dilakukan dalam pelaksanaan

komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:

a. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Hal ini petugas kesehatan harus mendengarkan masalah yang disampaikan

oleh pasien untuk mengetahui perasaan, pikiran, dan persepsi pasien itu

sendiri. Sikap yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar yang baik

adalah menatap matanya saat berbicara, tidak menyilangkan kaki dan

tangan, hindari gerakan yang tidak perlu, dan condongkan tubuh ke arah

lawan bicara.

b. Menunjukkan Penerimaan

Mendukung dan menerima dengan tingkah laku yang menunjukkan

ketertarikan dan tidak menilai. Menerima bukan berarti menyetujui.

Menerima berarti mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan

atau ketidak setujuan.

c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan

Tujuan petugas kesehatan bertanya adalah untuk mendapatkan informasi

yang spesifik mengenai masalah yang telah disampaikan oleh pasien.

Oleh sebab itu, sebaiknya pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan

masalah yang sedang dihadapi oleh pasien.

d. Mengulang ucapan pasien dengan kata-kata sendiri

Melalui pengulangan kembali kata-kata pasien, seorang petugas kesehatan

memberikan umpan balik bahwa petugas kesehatan mengerti pesan pasien

dan berharap komunikasi dilanjutkan.

e. Mengklarifikasi

Klarifikasi terjadi pada saat petugas kesehatan menjelaskan dalam kata-kata

mengenai ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh pasien. Tujuan
dari teknik ini untuk menyamakan pengertian.

f. Memfokuskan

Tujuan dari memfokuskan untuk membatasi pembicaraan sehingga

pembicaraan menjadi lebih spesifik dan dimengerti. Hal yang perlu

diperhatikan adalah tidak memutuskan pembicaraan ketika pasien

menyampaikan masalah yang sedang dihadapi.

6. Tahapan Komunikasi Terapeutik

Menurut Marsali (2019), memperkuat ikatan pasien dengan terapis (tenaga

kesehatan) profesional dan berimbang untuk membantu menyelesaikan

persoalan seorang pasien. Beberapa tahapan komunikasi terapeutik

fisioterapis kepada pasien :

a. Tahap Pra-Interaksi

Tahap pra-interaksi yaitu masa persiapan sebelum berhubungan dan

berkomunikasi dengan pasien.

b. Tahap Orientasi

Tahap orientasi atau perkenalan merupakan tahap yang dilakukan

fisioterapis pada saat pertama kali bertemu atau kontak dengan pasien.

c. Tahap Kerja

Tahap ini merupakan inti dari seluruh proses komunikasi terapeutik. Tahap

ini fisioterapis bersama pasien menangani masalah yang dihadapi pasien.

Fisioterapis dan pasien melakukan pendalaman stressor dan mendorong

perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, perasaan

dan perilaku pasien.

d. Tahap Terminasi

Tahap terminasi merupakan akhir dari pertemuan fisioterapis dan

pasien.Tahap terminasi dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Terminasi sementara

Terminasi sementara merupakan akhir dari pertemuan fisioterapis


dengan pasien,dan selanjutnya akan ada pertemuan berikutnya yang

akan dilakukan pada waktu yang telah disepakati bersama antara terapis

dengan pasien.

2. Terminasi akhir

Pada terminasi akhir fisioterapis telah menyelesaikan proses terapi

secara menyeluruh.

7. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik

Menurut Tamsuri (2005), dalam melakukan komunikasi, salah satunya

komunikasi terapeutik dapat dipengaruhi beberapa hal sebagai berikut :

a. Perkembangan

Agar dapat berkomunikasi efektif tenaga kesehatan harus mengerti

pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, cara berpikir, dan

proses berpikir dari orang tersebut. Cara berkomunikasi pada usia dewasa

dengan usia balita tentunya berbeda, pada usia dewasa kita mungkin perlu

belajar bahasa “gaul” mereka sehingga yang kita ajak bicara akan merasa

kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.

b. Persepsi

Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang dalam mengenali suatu

kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengalaman dan

harapan. Perbedaan suatu persepsi dapat mengakibatkan perdebatan dan

terhambatnya komunikasi.

c. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi

perawat untuk menyadari nilai dari seorang pasien. Perawat perlu berusaha

untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat

keputusan dan interaksi yang tepat dengan pasien. Dalam hubungan

profesionalnya diharapkan tenaga kesehatan tidak terpengaruh oleh nilai

pribadinya.
d. Latar Belakang Sosial Budaya

Bahasa dan gaya komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.

Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi seseorang.

e. Emosi

Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian, seperti

marah, sedih, senang, akan dapat mempengaruhi tenaga kesehatan dalam

berkomunikasi dengan orang lain. Tenaga kesehatan perlu mengkaji emosi

pasien dan keluarga sehingga tenaga kesehatan mampu memberikan asuhan

keperawatan dengan tepat dan baik. Selain itu tenaga kesehatan juga perlu

mengevaluasi emosi pada dirinya sendiri agar dalam memberikan

pelayanan tidak terpengaruh oleh emosi di bawah sadarnya.

f. Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda dan

memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan.

g. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan sangat mempengaruhi komunikasi yang dilakukan.

Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespon

pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dibanding dengan seseorang

yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Petugas kesehatan perlu

mengetahui tingkat pengetahuan pasien sehingga petugas kesehatan dapat

berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan suatu asuhan

pelayanan yang tepat pada pasien.

h. Peran dan Hubungan

Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antara orang yang

terlibat komunikasi. Cara komunikasi seseorang petugas kesehatan

dengan sejawatnya, dengan cara komunikasi seorang perawat pada

pasien akan berbeda tergantung perannya. Demikian juga antara guru

dengan muridnya.
i. Lingkungan

Lingkungan dapat mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana bising,

ramai, tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan kerancuan,

ketegangan dan ketidaknyamanan dari pasien.

j. Jarak

Jarak akan mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu menyediakan rasa

aman dan kontrol tersendiri. Dapat dicontohkan dengan pasien yang merasa

terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang

sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh pasien pada saat

pertama kali berinteraksi dengan petugas kesehatan. Untuk itu petugas

kesehatan perlu memperhitungkan jarak pada saat melakukan hubungan

dengan pasien.

k. Masa Kerja

Masa kerja adalah waktu dimana seseorang mulai bekerja di sebuah tempat.

Semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengalaman yang

dimilikinya sehingga semakin baik pula komunikasinya.

8. Cara Pengukuran Komunikasi Terapeutik

Menurut Giyanto (2010) kemampuan efektif komunikasi terapeutik,

diukur dengan indikator:

a. Menunjukkan Perhatian

1. Memandang pasien

2. Kontak mata

3. Sikap terbuka

4. Rileks

5. Mengangguk

6. Mencondongkan tubuh ke arah pasien

b. Menunjukkan penerimaan , meliputi :

1. Mendengarkan
2. Memberikan umpan balik Komunikasi non-verbal dan verbal

3. Tidak mendebat atau mengekspresikan keraguan.

B. Pelayanan keperawatan

1 Pelayanan Keperawatan

Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat

Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik

sehat maupun sakit.(UU No.38 tahun 2014 Tentang Keperawatan).

Penggunaan atau pelanggan juga akan ikut dirugikan karena berkurang atau

tidak mendapat layanan yang bermutu apalagi bagi masyarakat yang tidak merupakan

harapan bagi setiap masyarakat ketika datang untuk melakukan konsultasi atas

pemasalahan kesehatan yang sedang mereka rasakan (Khairani,2011). Pengertian

kualitas itu tidak sama bagi setiap orang, seperti halnya penilaian kecantikan yang

bergantung pada cara pandang dan selera seseorang. Demikian pula halnya dengan

kualitas, setiap orang pasti akan mempunyai pengertian yang berbeda dengan kualitas

(Pohan, 2007).

Pasien rumah sakit selain berperan sebagai konsumen sekaligus objek layanan

rumah sakit juga merupakan agen marketing rumah sakit.Pasien yang merasa puas

dengan layanan yang diberikan dapat memberikan positive marketing kepada

masyarakat mengenai layanan suatu rumah sakit.Sebaliknya pasien yang tidak puas

dengan layanan yang diberikan dapat memberikan negative marketing (Fortenberry,

2010).

Komponen sumber daya rumah sakit yang paling banyak melakukan kontak
dengan rumah sakit adalah tenaga keperawatan.Baumann (2007) mencatat bahwa

perawat mendominasi hampir 80% pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit,

pelayanan keperawatan juga dilaksanakan 24 jam tanpa henti.Dari segi sumber daya

tenaga kerja, sekitar 40-60% sumber daya manusia di rumah sakit adalah tenaga

keperawatan (Swansburg dan Swansburg, 2005).Dengan demikian pelayanan perawat

memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kepuasan pasien terutama pasien rawat

inap.
Doghaither (2010) mengemukakan bahwa rasa ketidakpuasan pasien terhadap

perawat biasanya muncul berkaitan dengan terbatasnya komunikasi antara

kurangnya perhatian perawat, dan cara perawat memperlakukan pasien. Selain

menyebabkan negative marketing, Shelton (2010) mengemukakan ketidakpuasan pasien

juga dapat menyebabkan peningkatan komplain dan penurunan kepatuhan pasien dalam

proses medikasi.

2. Indikator Pelayananan Keperawatan

Pelayanan keperawatan klinik SP2KP meliputi (Depkes RI,2008) :

1. Keselamatan Pasien

Indicator ini meliputi pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus,

kesalahan pemberian obat dan cidera akibat restrain.

a. Dekubitus

Dekubitus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan

integritas kulit. Hal ini terjadi akibat tekanan, gesekan atau kombinasi

disaerah kulit dan jaringan dibawahnya.

b. Kesalahan dalam pemberian obat

Kesalahan dalam pemberian obat oleh perawat terjadi jika perawat melakukan

kesalahan dalam prinsip 6 benar dalam pemberian obat, yaitu benar pasien,

benar obat, benar waktu pemberian, benar dosis obat, benar cara pemberian dan

benar dokumentasi. Kejadian kesalahan pengobatan pasien yang dirawat inap

dapat mengakibatkan keadaan keadaan fatal atau kematian. Kejadian nyaris

cedera pada pasien, kejadian ini sebagai tanda bahwa adanya kekurangan

dalam sistem pengobatan pasien dan menagakibatkan kegagalan dalam

keamanan pasien.
c . Pasien Jatuh

Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau

tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat maupun saat pasien

terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit stroke, epilepsy, seizure,

bahaya karena terlalu banyak aktivitas. Angka kejadian pasien jatuh

adalah persentasi jumlah insidensi pasien jatuh dari tempat tidur yang terjadi

di sarana kesehatan pada periode waktu tertentu setiap bulan.

d. Retrain

Retrain adalah alat bantu yang digunakan untuk mobilisasi, terutama untuk

pasien bingung atau disorientasi. Retrain hanya digunakan bila metode lain

sudah tidak efektif.

2. Perawatan Diri

Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia

yang harus terpenuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak

harus terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan perawatan diri, misalnya kulit,

rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih dan lain-lain. Kebutuhan

kebersihan diri tidak selalu dapat dilakukan secara mandiri, penyebabnya

antara lain keadaan sakit.


3. Kepuasan pasien

Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila

terpenuhinya kebutuhan pasien atau keluarga terhadap pelayanan yang

diharapkan. Pelayanan keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan

sehingga kepuasan merupakan tujuan utama dalam memberikan pelayanan yang

berkualitas. Kepuasan merupakan bagian yang penting dan hal tersebut akan

terwujud bila ada komitmen, presistensi dan determinasi mulai dari top manajer

perawatan dan staff.

4. Penurunan Kecemasan

Menurunnya tingkat kecemasan setelah dilakukan intervensi keperawatan: dapat

tidur, tenang, mampu beraktifitas sesuai kondisi, dan mampu berkomunikasi.

3. Indikator Pelayanan Keperawatan

Adalah variabel ukuran atau tolak ukur mengetahui adanya perubahan

penyimpangan yang dikaitkan dengan target/standar yang telah ditentukan,

indikator biasanya digunakan dalam mengukur keberhasilan kinerja seseorang,

kelompok, atau organisasi tertentu.

Indikator pelayanan keperawatan yaitu: ( Putra, 2016)

1. Pemberian pelayanan di instalasi rawat inap

2. Angka kejadian Infeksi Nosokomial

3. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian

4. Angka kejadian dekubitus

5. Angka kejadian pasien jatuh


6. Angka kejadian phlebitis

7. Angka keterbatasan perawatan diri

8. Angka tata laksana pasien nyeri

9. Angka kejadian cemas

10. Pengetahuan tentang perawatan penyakitnya

11. Perencanaan pasien pulang

12. Evaluasi penerapan STandar Asuhan Keperawatan

4.Tinjauan Umum Perawat

1. Pengertian Perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi

Keperawatan,baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh

Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,

keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit

maupun sehat.(UU Keperawatan No.38 Tahun 2014).

2. Hak Perawat

Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:

a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas

sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur

operasional,dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

b. memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien

dan/atau keluarganya.

c. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah

diberikan;

34
d. menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan

kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur

operasional,atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan

e. memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.

3. Tanggung Jawab Perawat

Salah satu ciri perawat professional dalah melaksanakan tanggung

jawab dan tanggung gugat, sesuai dengan kode etik serta berdasarkan

standar praktik keperawatan yang telah disepakati. Tanggung jawab

tersebut adalah:

1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan

masyarakat. Yaitu:

a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senan tiasa

berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber dari

adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga dan

masyarakat.

b. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang

keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang

menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan kelangsungan

hidup beragama dari individu,keluarga dan masyarakat.

c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu,

keluarga dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus

ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.

d. Tanggung jawab terhadap tugas perawat senantiasa menjalin

hubungan kerja sama dengan individu,keluarga dan masyarakat

dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan

35
khususnya serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian

dari tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

2. Tanggung jawab terhadap tugas

a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan

yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan

pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan

kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.

b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui

sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya

kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku.

c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan

keterampilan keperawatan untuk tujuan yang bertentangan

dengan norma-norma kemanusiaan.

d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa

berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh

pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis

kelamin, aliran politikdan agama yang dianut serta kedudukan

sosial.

e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan

keselamatan klien dalam melaksanakan tugas keperawatan

serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika

menerima atau mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada

hubungannya dengan keperawatan.

36
3. Tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan

lainnya

a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama

perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam

memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun

dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh.

b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan,

keterampilan dan pengalamannya kepada sesama perawat serta

menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam

rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang

keperawatan.

4. Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan

a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan

profesional secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama

dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan

keperawatan.

b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi

keperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi

yang luhur.

c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan

pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan

dalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.

37
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu

organisasi profesi keperawatan sebagai sarana

pengabdiannya.

5. Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara

a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai

kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang

kesehatan dan keperawatan.

b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam

menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam

meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada

masyarakat

C.Kepuasan Pasien

1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan pasien adalah nilai subjektif terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan tetapi meliputi juga pada nilai objektifnya dan dilandasi pada

pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikologi, dan pengaruh

lingkungan (Sabarguna dan Rubaya, 2011). Pengguna jasa pelayanan

keperawatan akan memberikan suatu penilaian terhadap produk atau

jasa pelayanan yang diterimanya dan bertindak atas dasar kepuasaannya.

Apakah pasien puas atau tidak, tergantung kepada penampilan jasa

pelayanan yang ditawarkan dalam hubungannya dan harapannya

(Wijono, 2008).

Kepuasan pelayanan keperawatan terbentuk dari penilaian pelanggan

terhadap mutu, kinerja hasil (luaran klinis), dengan manfaat yang

diperoleh dari produk atau pelayanan yang diterima. Dengan demikian,

38
kepuasan terjadi karena penilaian terhadap manfaat serta kenikmatan

yang diperoleh lebih dari apa yang dibutuhkan atau diharapkan

(Koentjoro, 2007).

Dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien dapat terwujud dari

pelayanan kesehatan keperawatan yang baik. Kualitas atau mutu

pelayanan dapat dinilai secara tindakan ataupun sikap anggota tim medis

dalam memberikan asuhan kepada semua pasien. pasien akan

mengganggap suatu instasi itu baik jika mereka merasakan kepuasan dari

hal rohani dan badani.

Kepuasan pasien yang lainnya juga didapatkan dari perbincangan antar

pasien yang menyebar luaskan tentang pelayanan keperawatan disuatu

instasi yang baik dan memuaskan. Maka akan menimbulakan pandangan

positif masyarakat kepada instansi dan tim medis tersebut.

2. Faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

Menurut Sabarguna (2004) terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi

kepuasan pasien diantaranya:

a. Aspek kenyamanan, dimana pasien merasakan kenyamanan dari

berbagai fasilitas yang ada di sebuah Rumah Sakit tertentu dari

lokasi yang mudah dijangkau, kenyamanan ruangan, kebersihan

lingkungan Rumah Sakit, dan Peralatan yang tersedia.

b. Aspek hubungan pasien dengan perawat, meliputi sikap petugas

kesehatan yang berjaga terutama perawat, informasi yang diberikan

oleh pasien jelas, tim medis juga bersikap cekatan dalam menangani

keluhan pasien.

39
c. Aspek kompetensi teknis perawat, meliputi keberhasilan perawat

dan tim medis lainnya dalam memberikan asuhan kepada pasien dan

berpengalaman.

d. Aspek biaya, meliputi terjangkaunya biaya administrasi Rumah

Sakit yang diberikan, dan adanya keringanan dari pihak instansi

kepada pasien untuk mempermudah pembiayaan.Versi Griffith

Zahrotul (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

meliputi 5 faktor yaitu:

1. Sikap dan pendekatan perawat dengan pasien yaitu dimana

perawat yang berada di suatu instansi Rumah Sakit tertentu di

tuntut untukbersikap ramah kepada pasien, sehingga

mempengaruhi kepuasan pasien.

2. Pengetahuan dari perawat, yaitu pasien mendapatkan informasi

aktual dan mudah dipahami oleh pasien dari keadaan real

pasien.

3. Prosedur administrasi, yaitu pasien merasakan kemudahan dalam

pelayanan administrasi Rumah sakit dimana alurnya tidak

berbelit-belit.

4. Fasilitas yang disediakan oleh Rumah sakit, meliputi peralatan

dan kebersihan lingkungan dan ruangan dimana pasien di

rawat.

5. Keterampilan keperawatan, dalam memberikan asuhan

kepadapasien, perawat harus terampil dan cekatan. Sehingga

pasien yang mendapatkan pelayanan keperawatan merasakan

puas dengan kinerja keterampilan perawat.

40
(Wijono, 2008) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien terhadap suatu pelayanan yaitu:

a. Pendekatan dan prilaku tim medis khususnya perawat sangat

berpengaruh dengan pasien, terutama kesan pertama pasien saat akan

mendapatkan asuhan pelayanan dari instansi tertentu.

b. Kelengkapan informasi yang diterima, informasi yang lengkap akan

mempengaruhi prilaku seorang pasien, dimana pasien tersebut akan

merasa nyaman dan leluasa dalam melakukan tindakan.

c. Prosedur perjanjian, perawat yang akan melakukan asuhan dan

mempunyai jadwal dengan pasien harus tepat waktu dalam

menangani keluhan pasien, karena berdampak besar dengan

kepercayaan pasien kepada perawat itu sendiri.

d. Waktu tunggu, setiap pasien akan merasakan puas apabila alur

administrasi dan waktu tunggu tidak membuat pasien terlalu lama

menunggu.

e. Fasilitas umum, semua fasilitas dari instansi tertentu harus

tersediasehingga memudahkan pasien dalam melakukan aktivitas,

seperti ruang rawat yang bersih dan rapi.

f. Outcome perawatan yang diterima, pasien merasakan puas dari

keberhasilan sebuah perawatan dan tidak mengalami kerugian

fisik,psikologis maupun material.

41
3. Indikator Kepuasan Pasien

Salah satu satu indikator keberhasilan pelayanan keperawatan adalah

kepuasan pasien. Nursalam (2011) mengatakan model kepuasan yang

komprehensif dengan fokus utama pada pelayanan barang dan jasa

meliputi lima dimensi penilaian sebagai berikut:

a. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan perawat

memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat. Dalam

pelayanan keperawatan adalah waktu menunggu pasien mulai dari

mendaftar sampai mendapat pelayanan dari tenaga kesehatan

(perawat).

b. Reability (kehandalan), yaitu kemampuan perawat memberikan

pelayanan kepada pasien dengan tepat. Dalam pelayanan

keperawatan adalah penilaian pasien terhadap kemampuan tenaga

kesehatan khususnya perawat.

c. Assurance (jaminan), yaitu kemampuan perawat memberikan

pelayanan kepada pasien sehingga dipercaya. Dalam pelayann

keperawatan adalah kejelasan dalam memberikan informasi tentang

penyakit dan obatnya kepada pasien.

d. Emphaty (empati), yaitu kemampuan perawat membina hubungan,

perhatian, dan memahami kebutuhan pasien. Dalam pelayanan

keperawatan adalah meningkatkan komunikasi terapeutik dalam

menyapa dan berbicara, keikutsertaan pasien dalam mengambil

keputusan pengobatan, dan kebebasan pasien memilih tempat

berobat dan tenaga kesehatan, serta kemudahan pasien rawat inap

mendapat kunjungan keluarga.

42
e. Tangible (bukti langsung), yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas

fisik yang dapat langsung dirasakan oleh pasien. Dalam pelayanan

keperawatan adalah keberhasilan dalam memberikan asuhan selama

pasien dirawat dan kecepatan perawat saat pasien membutuhkan.

Menurut Khoiri dan Kiki (2014) indikator kepuasan pasien terhadap

suatu pelayanan keperawatan dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

dilihat dari fasilitas fisik, perawat berpakaian rapi, harmonis,hubungan

komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pasien,penuh

perhatian, melayani pasien dengan ramah dan dengan menarik,

memahami aspirasi pasien, berkomunikasi yang baik dan benar serta

bersikap dengan penuh simpati. Berdasarkan pemaparan diatas dapat

peneliti simpulkan, bahwa kepuasan pasien dalam menggunakan

layanan keperawatan dapat dilihat 5 hal yaitu: dari segi Tangibles

(kenyataan), Reability (keandalan),Responsiveness (tanggung jawab),

Assurance (jaminan), dan Empaty(empati). Perawat dalam pelayanan

harus memliki ke 5 hal diatas.

4. Faktor Ketidak Puasan Pasien

Menurut Nursalam (2011) faktor yang mempengaruhi seseorang tidak

merasakan puas terhadap suatu layanan keperawatan adalah:

a. Pasien merasa mutu pelayanan keperawatan tidak sesuai yang

diharapkan. Pasien akan cenderung menilai lebih teliti kepadasetiap

tindakan keperawatan, karena perawat menjadi tim medis yang

paling sering ditemui oleh pasien.

43
b. Pelayanan selama proses penikmatan jasa tidak dirasakan oleh

pasien. Pasien merasa tidak puas terhadap mutu yang dilakukan oleh

keperawatan itu sendiri.

c. Perilaku personil yang kurang memuaskan. Pasien menganggap

asuhan yang diberikan oleh perawat tidak sesuai harapan. Dilihat

dari bagaimana prilaku keseharian perawat terhadap perawatan

kepada pasien.

d. Dari segi lingkungan dan kondisi fisik juga mempengaruhi pasien

tidak merasakan puas. Pasien cenderung pasrah dan tidak ingin

memikirkan diluar masalah internal dari pasien.

e. Biaya yang terlalu tinggi juga sangat mempengaruhi. Pasien dari

kalangan menengah ke bawah akan merasakan puas dari kriteria

biaya yang terjangkau.

Ketidak puasan pasien menurut Oroh dkk (2014) dipengaruhi oleh

beberapa karakteristik dari pasien tersebut. Bagaimana seorang pasien

membedakan antara pelayanan perawat satu dengan yang

lainnya.Karakteristik tersebut berupa dari segi umur, jenis kelamin, latar

belakang pendidikan, suku bangsa, agama, dan pekerjaan dari pasien itu

sendiri.

5. Manfaat Feedback Kepuasan Pasien

Menurut Wijono (2008) manfaat feedback dalam penilaian kepuasan

pasien dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya:

a. Untuk mengetahui, tidak menebak atau mengira-ngira, tingkatan

kepuasan pasien terhadap mutu pelyanana keperawatan. Sehingga

44
diperlukan evaluasi dalam meningkatkan kinerja keperawatan dari

hasil penelaian pasien.

b. Memonitor kepuasan sepanjang waktu, dan memberikan peluang

untuk memperbaiki apabila terjadi penurunan kepuasan pasien dalam

semua tindakan keperawatan.

c. Mengidentifikasi aspek masalah dalam keperawatan dalam

meningkatkan kepuasan pasien, sehingga untuk kedepannya menjadi

semangat tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan pasien.

d. Mempersempit aspek yang paling berpengaruh terhadap kepuasan

pasien dan mengetahui aspek yang tidak memuaskan, sehingga dapat

dilakukan perbaikan.

e. Meningkatkan pertanggung jawaban perawat terhadap kepuasan

pasien, keluarga dan diri sendiri pada perawat. Sehingga tercapainya

pelayanan mutu keperawatan yang optimal.

f. Mengukur hasil inovasi dan perubahan yang dilakukan, apakah

pasien dapat merasakan kepuasan setelah diadakan perbaikan.

Perubahan dilakukan bertahap sampai tingkat kepuasan pasien

menjadi baik dan tidak adanya keluhan yang didapatkan pasien.

Menurut Alamri dkk (2015) manfaat feedback kepuasan pasien adalah

rumah sakit dapat menyusun program survei kepuasan pasien secara

berkala sehingga dapat mengevaluasi kinerja pelayanan perawat dengan

melakukan perbaikan serta meningkatkan dan mengembangkan mutu

pelayanan keperawatan dengan memaksimalkan pelayanan yang

diberikan kepada pasien.Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara presepsi atau

45
kesannya terhadap kinerja atau hasilsuatu produk dan harapan-

harapannya. Kepuasan pasien adalah persepsi pasien bahwa harapannya

telah terpenuhi atau terlampaui. Sedangkan kepuasan pasien

berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit.Dengan mengetahui

deskripsi menyeluruh mengenai kepuasan pasien,manajemen rumah sakit

dapat melakukan peningkatan mutu pelayanan. Kepuasan pasien pasien

adalah orang yang membeli atau menggunakan produknya atau orang

yang berinteraksi setelah proses menghasilkan produk. Pada saat ini,

masyarakat tidak puas terhadap keberadaan petugas kesehatan yangtidak

professional yang tidak memberikan pelayanan karena masih ada

keluhanakan perawat yang tidak ramah dan tidak acuh terhadap keluhan-

keluhan pasien. Sehingga masyarakat menuntut apabila perawat dirumah

sakit, pasien atau keluarganya ingin lebih sekedar suatu pengobatan atau

perawatan yang tetap saja,tetapi ingin pengurusan administrasi yang

cepat dan tepat, tanpa mondar- mandir menembus resep dan lain-lain

(Sitepu, 2011).

6. Dimensi Kepuasan

Azwar dalam Gita Nur Ayni, 2019, dimensi kepuasan dapat dibedakan atas

dua macam, yaitu :

a. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan kode etik serta standar

pelayanan profesi. Disini ukuran kepuasan pemakai jasa pelayanan

kesehatan terbatas hanya pada penerapan kode etik serta standar

pelayanan profesi saja. Dalam hal ini mencakup penilaian terhadap

kepuasan klien mengenai: hubungan dokter dengan klien (doctor-

patienrelationship), kenyamanan pelayanan (amenities), kebebasan

46
melakukan pilihan (choice), pengetahuan dan kompetensi teknis

(scientificknowledge and techincal skill), efektifitas pelayanan

(effectives) dan keamanan tindakan (safety).

b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kesehatan. Disini ukuran kepuasan memakai jasa pelayanan kesehatan

dikaitkan dengan penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan.

Ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu lebih bersifat luas, karena

didalamnya tercakup penilaian terhadap kepuasan klien.

7. Metode Pengukuran Kepuasan

Menurut Kotler dalam Gita Nur Ayni, 2019, ada berbagai metode dalam

pengukuran kepuasan yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran

Pemberi pelayanan memberikan kepuasan pada pelanggan dengan cara

menerima saran, keluhan dan masukan pelanggan mengenai produk atau

jasalayanan. Jika penanganan keluhan, saran dan masukan ini baik dan

cepat, maka pelanggan akan merasa puas, sebaliknya jika tidak maka

pelanggan akan kecewa. Contohnya dengan menggunakan formulir,

kotak saran, kartu komentar, hot line grafis dengan nomor tertentu dan

alamat email atau formulir elektronik pada website.

b. Riset kepuasan pelanggan

Model ini berusaha menggali tingkat kepuasan dengan survey kepada

pelanggan mengenai jasa yang selama ini mereka gunakan. Jika

lapangan yang sebenarnya mengenai sikap pelanggan terhadap sikap

produk atau jasa yang digunakan. Dalam melakukan survey kepuasan

pelanggan peneliti dapat melakukan pengukuran secara langsung dengan

47
pertanyaan tertentu pada kuesioner yang diberikan pada responden atau

dengan cara responden diberi pertanyaan yang dapat mengungkapkan

besarnya pengharapan terhadap atribut jasa dibandingkan dengan apa

yang dialami.

c. Ghost shopping

Model yang ketiga mirip dengan marketing intellegence yaitu pihak

pemberi jasa mempelajari jasa dari pesaingnya dengan cara berpura-pura

sebagai pembeli atau pengguna jasa dan melaporkan hal-hal yang

berkaitan dengan cara melayani keluhan, kelemahan dan kekuatan

produk jasa atau cara pesaing dalam menangani keluhan.

d. Analisa pelanggan yang hilang

Yaitu melakukan analisa pelanggan-pelanggan tertentu yang berhenti

mengunakan produk jasa dengan melakukan studi terhadap bekas

pelanggan mereka.

8. Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan

Pasien

Komunikasi terapeutik diterapkan oleh tenaga kesehatan untuk

meningkatkan rasa saling percaya, dan apabila tidak diterapkan akan

mengganggu hubungan terapeutik yang berdampak pada ketidak

puasan pasien. Pasien akan merasa puas ketika kinerja pelayanan

kesehatan yang diperolehnya itu sesuai dengan harapan Pondaag

(2014).

Ukuran keberhasilan penyelenggara pelayanan Fisioterapi

ditentukan oleh tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien dicapai

apabila pasien memperoleh pelayanan bermutu dan sesuai dengan

48
yang dibutuhkan dan diharapkan sehingga pelanggan akan puas

Setyaningsih. et al (2012)

B. KERANGKA TEORI

Kerangka Teori

Kepuasaan Pelanggan

Kenyamanan Pelayanan Prosedur Hasil


Petugas Pelayanan Layanan

Skema 2.1
Sumber : Rosyidah, hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan
pasien di poli fisioterapi selama masa pandemi covid-19 di RSUD batara guru
belopa, universitas hasanuddin, 20121

49
D. KERANGKA KONSEP

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori diatas, maka peneliti

menggambarkan dalam bentuk kerangka konsep yang akan diteliti sebagai

berikut:

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pelayanan Keperawatan Kepuasan Pasien

Komunikasi Keperawatan

Skema 2.2

E. HIPOTESA PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teoritis dan kerangka konsep yang

telah dikemukakan, maka hipotesa pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha1 : Ada Hubungan Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien

Selama Masa Pandemi Covid 19 di RS. Prima Pekanbaru

Ha2 : Tidak Ada Hubungan Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan

Pasien Selama Masa Pandemi Covid 19 di RS. Prima Pekanbaru

Ho1 : Ada Hubungan Komunikasi Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien

Selama Masa Pandemi Covid 19 di RS. Prima Pekanbaru

Ho2 : Tidak Ada Hubungan Komunikasi Keperawatan Terhadap Kepuasan

Pasien Selama Masa Pandemi Covid 19 di RS. Prima Pekanbaru

50
BAB III

METODA PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut salah satu sarjana terkemuka di Indonesia, Soerjono Soekanto,

penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada suatu analisis serta

konstruksi yang dilakukan secara sistematis, metodologis, dan juga konsisten untuk

mengungkap kebenaran.Penelitian sendiri memiliki ciri-ciri bersifat ilmiah,

berkesinambungan dari peneliti terdahulu ke peneliti baru, memberikan kontribusi

atau nilai tambah, juga bersifat analitis.

Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan

untuk menekankan adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk Adakah Hubungan Pelayanan Keperawatan

Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di

Rumah Sakit Prima Pekanbaru.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akandilakukan di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dari bulan November 2021 sampai dengan

Desember 2021.

51
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai subyek pada wilayah

serta waktu tertentu yang akan diamati atau diteliti oleh peneliti. Populasi

sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi

yang digunakan dalam penelitian pun cukup beragam.

Populasi penelitian dapat dibedakan menjadi populasi “finit” dan populasi

“infinit”.Populasi finit merujuk pada suatu populasi yang jumlah

anggotanya sudah dapat diketahui secara pasti oleh peneliti. Sementara

populasi infinit kebalikannya, merupakan suatu populasi yang jumlah

anggotanya masih belum atau tidak dapat diketahui.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien penderita Covid 19

RS.Prima Pekanbaru hingga bulan 31 Agustus Tahun 2021 yaitu

sebanyak 150 orang.

2. Sampel.

Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh,

comotan atau men comot yaitu mengambil sebagian saja dari yang

banyak.

Ket : n= Sampel

: d= Tingkat Kesalahan

52
: N= populasi

Sampling merupakan suatu cara yang dilakukan dengan pengambilan

sampel yang sangat sesuai dengan keseluruhan objek penelitian

(Nursalam, 2008). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik

probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan

kesempatan atau peluang pada setiap anggota populasi untuk dijadikan

sampel penelitian. Teknik probability sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah stratified sampling sebagai berikut:

= 150
2.5

=60 orang.

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien covid 19 di RS. Prima

Pekanbaru hingga bulan 31 Agustus Tahun 2021 yaitu sebanyak 60

orang.

3. Kriteria Sampel

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk

mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terdapat variabel-

variabel kontrol ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang

kita teliti. Kriteria sampel dibedakan menjadi 2(dua). (Nursalam, 2008

dalam Nurul Annisa, 2017).

(a) Inklusi. Karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah sangat

menentukan untuk menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi.

Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut :

53
1. Pasien Selama Masa Pandemi Covid 19 di RS Prima Pekanbaru

rawat inap minimal 3 (tiga) hari.

(b). Kriteria Ekslusi. Kriteria yang menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari stiudy karena berbagai

sebab. Antara lain :

1. Pasien dalam keadaan koma

2. Pasien menolak jadi responden

D. Etika Penelitian

Masalah penelitian keperawatan merupakan masalah yang sanggat penting

dalam penelitian, mengingat keperawatan berhubungan langsung dengan manusia

maka etika penelitian harus dipertahankan, adapun masalah etika penelitian yang

harus dipertahankan sebagai berikut:

1. Informed consent ( Lembar persetujuan menjadi responden)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud, tujuan dan responden menandatangani surat

persetujuan menjadi responden.

2. Anonymity ( Tanpa nama)

Kerahasiaan identitas responden dijamin oleh peneliti dan tidak akan

disebarluaskan. Jadi untuk menjaga kerahasiaan tersebut peneliti tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data cukup menggunakan

nomer dan kode pada masing–masing lembar pengumpulan data tersebut.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

54
4. Semua informasi yang berasal dari responden dan telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

E. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat

berdasarkan kerangka konsep yang telah disusun.Sebelum kuesioner digunakan

sebagai alat pengumpulan data diuji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Mengajukan surat izin dari STIKes Tengku Maharatu pekanbaru, selanjutnya

meminta izin ke badan Kesatuan Bangsa Politik Pekanbaru dan diajukan ke

RS. Prima Pekanbaru untuk melihat data jumlah pasien.

2. Meminta izin dari responden pasien di RS.Prima Pekanbaru

3. Memberikan penjelasan tujuan penelitian.

4. Menjelaskan kegiatan penelitian dan jaminan terhadap hak-hak responden

untuk dirahasiakan.

5. Meminta responden untuk menanda tangani persetujuan.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38)

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki

variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di

tarik kesimpulannya.

55
Table 3.1

Defenisi Operasional

N Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur


o Ukur

1 Kepuasan perasan senang Pertanyaan Lembar Ordinal 1. Puas


pasien atau kecewa dalam bentuk ceklis 2. Tidak
pasien yang Kuisioner puas
muncul setelah
membandingka
n antara
persepsi atau
kesannya
terhadap
kinerja
perawat dan
harapan-
harapannya
2 Pelayanan pelayanan Pertanyaan Kuesioner Ordinal 1. Baik ≥
keperawat kepada pasien dalam bentuk mean/
an yang kuesioner median
berdasarkan 2. Kurang
standar baik ≤
keahlian untuk mean/
kebutuhan dan median
keinginan
pasien,
sehingga
pasien dapat
memperoleh
kepuasan
3.Komuni derajat Pertanyaan Kuesioner Ordinal 1. Baik
kasi memberikan dalam bentuk ≥
keperawat pelayanan Kuisioner mea
an secara efisien n/
dan efektif median
sesuai dengan 2. Kurang
standar profesi, baik ≤
standar mean/
pelayanan 3. median
yang
dilaksanakan
secara
menyeluruh
sesuai dengan
kebutuhan
pasien
H. Analisis Data

56
1. Analisa Univariat

Dalam penelitian ini, fasilitas yang dimaksud adalah segala sesuatu yang

mempermudah pasien dalam memperoleh jasa yang diberikan rumah sakit.

2.Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap mutu

pelayanan meliputi dimensi Effective (efektif), Efficient (efisien), Accessible

(dapat diakses), Patient-Centered (berfokus pada pasien), Equitable (adil),

dan Safe (aman) berdasarkan karakteristik responden (ruang perawatan dan

lama hari rawat). Untuk melihat perbedaan peneliti menggunakan

menggunakan Uji Anova dan Independen T-Test.

BAB IV

57
HASIL PENELITIAN

A. Data Umum

Pada bab ini penulis akan menyajikan hasil dan pembahasan dari

pengumpulan data tentang Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi

Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima

Pekanbaru. Penelitian ini akan dilakukan dari bulan November 2021 sampai dengan

Desember 2021.

Berdasarkan data tersebut jumlah responden yang diteliti adalah sebanyak

60 pasien. Hasil penelitian ini akan disajikan dalam data umum dan data khusus.

Data umum akan menampilkan umur responden, jenis kelamin responden, pekerjaan

responden, pendidikan terakhir dan kepuasan pasien tentang Hubungan Pelayanan

Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi

Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur pasien di ruang

khusus penderita covid 19 RS. Prima Pekanbaru

NO UMUR n %
1 20-25 (Remaja Akhir) 5 8,33
2 26-35 (Dewasa Awal) 12 20
3 36-keatas (Dewasa Akhir) 43 71,67
TOTAL 60 100

Tabel 4.1 memperlihatkan distribusi karakteristik dari 60 (enam puluh) orang

responden yang menjadi sampel di RS. Prima Pekanbaru berdasarkan usia

dengan usia terbanyak ialah 36-keatas (71,67%).

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

58
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin pasien di

ruang khusus penderita covid 19 RS. Prima Pekanbaru

NO JENIS KELAMIN n %
1 Laki-laki 35 58,33
2 Perempuan 25 41,67
TOTAL 60 100

Tabel 4.2 memperlihatkan distribusi karakteristik dari 60 (enam puluh) orang

responden yang menjadi sampel di RS. Prima Pekanbaru berdasarkan jenis

kelamin adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 35 (tiga puluh Lima)

orang pasien (58,33%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan pasien di

ruang khusus penderita covid 19 RS. Prima Pekanbaru

NO Pendidikan Terakhir n %
1 SD 11 18,33
2 SMP 19 31,66
3 SMA 17 28,34
4 Perguruan Tinggi 13 21,67
TOTAL 60 100

Tabel 4.3 memperlihatkan distribusi karakteristik dari 60 (enam puluh) orang

responden yang menjadi sampel di RS. Prima Pekanbaru berdasarkan

pendidikan terakhir adalah tamatan SMP sebanyak 19 (sembilan belas) orang

pasien (31,66%).

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

59
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan pasien di

ruang khusus penderita covid 19 RS. Prima Pekanbaru

NO Pendidikan Pekerjaan n %
1 Buruh 9 5
2 Swasta 15 25
3 PNS 8 13,33
4 Petani 6 10
5 Wiraswasta 22 36,67
TOTAL 60 100

Tabel 4.4 memperlihatkan distribusi karakteristik dari 60 (enam puluh) orang

orang responden yang menjadi sampel di RS. Prima Pekanbaru berdasarkan

pekerjaan adalah wiraswasta sebanyak 22 (dua puluh dua) orang pasien

(36,67%).

B. Data Khusus

Pada data khusus akan ditampilkan data tentang Hubungan Pelayanan

Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi

Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.

1. Karakteristik gambaran nilai pelayanan keperawatan

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan responden nilai pelayanan

keperawatan di ruang khusus penderita covid 19 RS. Prima Pekanbaru

NILAI PELAYANAN n %
Baik 20 33,33
Cukup 17 28,33
Kurang 23 38,34
TOTAL 60 100

Tabel 4.5 memperlihatkan distribusi karakteristik dari 60 (enam puluh) orang

orang responden yang menjadi sampel di RS. Prima Pekanbaru berdasarkan

gambaran nilai pelayanan keperawatan paling banyak merasa kurang

sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang pasien (38,34%).

60
2. Karakteristik gambaran nilai komunikasi keperawatan

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan responden nilai komunikasi

keperawatan di ruang khusus penderita covid 19 RS. Prima Pekanbaru

NILAI KOMUNIKASI n %
Baik 11 18,33
Cukup 33 55
Kurang 16 26,67
TOTAL 60 100

Tabel 4.6 memperlihatkan distribusi karakteristik dari 60 (enam puluh) orang

orang responden yang menjadi sampel di RS. Prima Pekanbaru berdasarkan

gambaran nilai komunikasi keperawatan paling banyak merasa cukup

sebanyak 33 (tiga puluh tiga) orang pasien (55%).

3. Karakteristik gambaran nilai kepuasan pasien

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi berdasarkan responden nilai kepuasan pasien

di ruang khusus penderita covid 19 RS. Prima Pekanbaru

NILAI KEPUASAN n %
Tinggi 7 11,66
Sedang 14 23,34
Rendah 39 65
TOTAL 60 100

Tabel 4.7 memperlihatkan distribusi karakteristik dari 60 (enam puluh) orang

orang responden yang menjadi sampel di RS. Prima Pekanbaru berdasarkan

gambaran nilai kepuasan pasien paling banyak merasa rendah sebanyak 39

(tiga puluh sembilan) orang pasien (65%).

4. Analisis Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap

Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit

Prima Pekanbaru.

61
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Analisis Hubungan Pelayanan Keperawatan

Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-

19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.

KEPUASAN PASIEN
TOTAL
NO PELAYANAN KOMUNIKASI
TINGGI SEDANG RENDAH
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 Baik Baik
2 Cukup Cukup
3 Kurang Kurang 7 11,66 14 23,34 39 65 60 100
TOTAL 7 11,66 14 23,34 39 65 60 100
Tabel Spearman Rho p=0,0000

Tabel 4.8. menunjukkan bahwa lebih setengahnya responden yang tingkat

kepuasan rendah, dengan komunikasi kurang adalah 39 responden dengan

presentese (65%). Hasil uji statistik rank spearman diperoleh angka signifikan

atau angka probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05

atau (p < α), Ha1 : Ada Hubungan Pelayanan Keperawatan Terhadap

Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid 19 di RS. Prima Pekanbaru,

Ha2 : Tidak Ada Hubungan Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan

Pasien Selama Masa Pandemi Covid 19 di RS. Prima Pekanbaru,Ho 1 : Ada

Hubungan Komunikasi Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien Selama

Masa Pandemi Covid 19 di RS. Prima Pekanbaru, Ho 2 : Tidak Ada

Hubungan Komunikasi Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien Selama

Masa Pandemi Covid 19 di RS. Prima Pekanbaru. yang berarti ada hubungan

antara pelayanan keperawatan dan komunikasi perawatan dengan tingkat

kepuasan pasien Selama Masa Pandemi Covid 19 di RS. Prima Pekanbaru.

BAB V

62
PEMBAHASAN

A. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan pelayanan keperawatan ruang

khusus covid 19 di Rumah Sakit Prima Pekanbaru sebagian besar adalah kurang baik

sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang (38,34%). Menurut peneliti kurangnya pelayanan

keperawatan dikarenakan Perawat belum mampu menangani masalah keperawatan

anda dengan tepat dan propesional. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan ketika

dibutuhkan, perawat kurang segera menangani anda ketika sampai di kamar rawat

inap.

Pelayanan keperawatan klinik SP2KP meliputi (Depkes RI,2008) :

bertanggung jawab dalam Keselamatan Pasien Indicator ini meliputi pasien aman

dari kejadian jatuh, dekubitus, kesalahan pemberian obat dan cidera akibat restrain.

Perawatan Diri Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar

manusia yang harus terpenuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari

tidak harus terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan perawatan diri, misalnya kulit,

rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih dan lain-lain. Kebutuhan kebersihan diri

tidak selalu dapat dilakukan secara mandiri, penyebabnya antara lain keadaan sakit.

B. Komunikasi Keperawatan

Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan komunikasi keperawatan

ruang khusus covid 19 di Rumah Sakit Prima Pekanbaru sebagian besar adalah cukup

sebanyak 33 (tiga puluh tiga) orang (55%).

Menurut teori Wahyu (2006), menyatakan bahwa pada fase kerja merupakan

63
inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik, karena di dalamnya perawat

dituntut untuk membantu dan mendukung pasien untuk menyampaikan perasaan dan

pikirannya dan kemudian menganalisis respons ataupun pesan yang disampaikan oleh

pasien. Dalam tahap kerja adalah tahap dimana perawat – pasien memiliki waktu

bertatap muka lebih lama dan perawat pula mendengarkan secara aktif dan dengan

penuh perhatian sehingga mampu membantu pasien untuk mendefiniikan masalah

kesehatannya.

Berdasarkan data dari kuesioner pada parameter “bersikap sopan” dengan

pernyataan “perawat mencondongkan tubuh kearah anda” didapatkan hasil menjawab

tidak adalah 38 (73%) responden. Menurut peneliti perawat yang sopan yaitu selalu

mencondongkan tubuh kearah pasien, karena perawat yang mencondongkan diri

menggambarkan bahwa perawat tersebut beretika yang sopan dan baik.

Menurut teori Kendon (2014), gesture tubuh seperti mencondongkan diri

merupakan suatu bentuk komunikasi non verbal dengan aksi tubuh yang terlihat

mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu, baik sebagai pengganti wicara atau

bersamaan dan pararel dengan katakata. Berdasarkan data dari kuesioner komunikasi

terapeutik terdapat nilai terendah pada parameter “rileks” dengan pernyataan

“perawat 69 bersikap rileks kepada saya” didapatkan hasil menjawab tidak adalah 39

(75%) responden. Menurut peneliti dengan sikap perawat yang rileks dapat

mempengaruhi komunikasi terapeutik, karena semakin rileks sikap perawat maka

komunikasinya semakin baik dan sebaliknya. Menurut Egan (2013), salah satu sikap

atau cara umtuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi

yang terapeutik yaitu tetap rileks, tetap dapat mengontrol keseimbangan antara

ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon respon kepada klien.

C. Kepuasan Pasien

64
Hasil penelitian ini menunjukkan kepuasaan pasien ruang khusus covid 19 di

Rumah Sakit Prima Pekanbaru sebagian besar adalah kurang baik sebanyak 39 (tiga

puluh sembilan) orang (55%). Menurut peneliti ketidakpuasan responden

dikarenakan pelayanan keperawatan yang diberikan belum memuaskan.

Menurut teori Budiastuti (2002) yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah

pelayanan keperawatan terutama komunikasi yaitu tata cara informasi yang diberikan

oleh pihak penyedia jasa dan bagaimana keluhan- keluhan dari pasien dengan cepat

diterima oleh penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan terhadap

keluhan pasien. Misalnya adanya tombol panggilan di dalam ruang rawat inap,

adanya ruang informasi yang memadai terhadap informasi yang akan dibutuhkan 70

pemakai jasa rumah sakit, seperti keluarga pasien maupun orang yang berkunjung ke

rumah sakit.

Berdasarkan data, kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan di

ruang rawat inap RSUD Bangil sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 35

orang (58,33%). Menurut peneliti jenis kelamin dapat mempengaruhi kepuasan

pasien, hal ini dikarenakan ada perbedaan tingkat kepuasan antara laki-laki dan

perempuan. Menurut teori Haydar(2011) menyatakan bahwa faktor demografi yang

berhubungan dengan kepuasan salah satunya adalah jenis kelamin. perempuan lebih

mudah puas 63% dibandingkan laki-laki.

Berdasarkan data umum umur responden, hampir setengah 36-keatas tahun

(dewasa akhir) sebanyak 43 orang (71,67%). Menurut peneliti, faktor lain yang

mempengaruhi tingkat kepuasan adalah usia pasien karna semakin tua umur

seseorang maka semakin mudah merasa puas. Menurut teori Anoraga (2009) ada

kecenderungan konsumen yang lebih tua lebih merasa puas dari konsumen yang

berumur relatif lebih muda. Hal ini diasumsikan bahwa konsumen yang lebihtua telah

65
berpengalaman sehingga ia mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pelayanan

yang sebenarnya, sedangkan konsumen usia muda biasanya mempunyai harapan

yang ideal tentang pelayanan yang diberikan, sehingga apabila harapannya dengan

realita pelayanan terdapat kesenjangan, atau ketidakseimbangan dapat meyebabkan

mereka menjadi tidak puas.

Menurut data umum pekerjaan hampir setengahnya responden bekerja

sebagai wiraswasta 22 orang (36,67%). Menurut peneliti, faktor lain yang

menyebabkan kepuasan seseorang adalah pekerjaan responden karena juga

mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Menurut teori Lestari (2009), pekerjaan

mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang

diterimanya.

D. Analisis Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap

Kepuasan Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima

Pekanbaru

Hasil penelitian ini menunjukkan kepuasaan pasien ruang khusus covid 19 di

Rumah Sakit Prima Pekanbaru sebagian besar adalah kurang baik sebanyak 39 (tiga

puluh sembilan) orang (55%). Menurut peneliti ketidakpuasan responden

dikarenakan pelayanan keperawatan yang diberikan belum memuaskan.

Hasil uji statistik dimana nilai p= 0,00 dengan tingkat kemaknaan a= 0,05

yang berarti nilai p<a dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima atau ada

Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien

Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru

Menurut peneliti, komunikasi yang kurang sangat mempengaruhi tingkat

kepuasan pasien.Komunikasi yang dilakukan perawat meliputi komunikasi verbal

66
dan non verbal, perawat yang berkomunikasi dengan sikap tidak bersahabat dan cara

berkomunikasi yang tidak baik menyebabkan ketidakpuasan pada pasien, hal ini

disebabkan karena ketidakmampuan pasien menafsirkan pesan verbal dan non verbal

yang disampaikan perawat.

Menurut teori Suryani (2005), yang menyatakan ketidakpuasanpasien yang

paling sering ditemukan erat kaitanya dengan sikap danprilaku petugas RS, antara

lain: lamanya waktu tunggu, lingkungan RS,sikap, prilaku, keramahan petugas, serta

kemudahan mendapatkaninformasi dan komunikasi menjadi kunci ketidakpuasan

pasien di RS sehingga pasien mencari pelayanan kesehatan lainya.

BAB VI

67
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelayanan keperawatan di ruang khusus covid 19 RS. Prima Pekanbaru

hampir setengahnya memiliki pelayanan yang kurang baik

2. Komunikasi keperawatan di ruang khusus covid 19 RS. Prima Pekanbaru

lebih setengahnya memiliki komunikasi yang cukup.

3. Tingkat kepuasan pasien di ruang khusus covid 19 RS. Prima Pekanbaru

sebagian besar adalah kepuasan rendah.

4. Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan

Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi perawat di khusus covid

Diharapkan perawat dapat meningkatkan pelayanan dan komunikasi agar

dapat meningkatkan kepuasan pasien dengan cara bersikap sopan,

memperkenalkan diri sebelum interaksi, menjelaskan tujuan ketika datang ke

pasien.

2. Bagi Manajemen RS. Prima

Diharapkan pihak manager dapat memberikan reward setiap tahun kepada

setiap perawat yang memiliki prestasi, sehingga perawat dapat berlomba-

68
lomba memperbaiki pelayanan kepada pasien.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel lain seperti

hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kesembuhan pasien. Serta

untuk menambah literatur penelitian yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

69
Amatiria, G. (2016). Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Metode Tim pada Rawat
Inap. Jurnal Keperawatan.

Arwani (2018), dalam Rosidah, (2021), Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik


DenganTingkat Kepuasan Pasien Di Poli Fisioterapi Selama Pandemi Covid
–19Di Rsud Batara Guru Belopa, Skripsi, Fakultas Program Studi Fisioterapi
Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar

Bustami. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasinya.


Jakarta: Penerbiit Erlangga.

Butar, J. B., & Simamora, R. H. (2016). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan


dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pandan Kabupaten
Tapanuli Tengah. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 51–64.

Ginting (2017) dalam Rosidah, (2021), Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik


DenganTingkat Kepuasan Pasien Di Poli Fisioterapi Selama Pandemi Covid
–19Di Rsud Batara Guru Belopa, Skripsi, Fakultas Program Studi Fisioterapi
Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar

Halim, S. M., Bayu, K., Haris, & Faradillahisari, N. R. (2020). Penanganan


Pelayanan Kesehatan Di Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Hukum
Kesehatan. Jurnal Inicio Legis, 1(1), 1–17.

Irwan, H. (2017). Manajemen Keselamatan Pasien. Sleman Yogyakarta. Deepublish.

Juita, G. S., Marlinae, L., & Rahman, F. (2017). Hubungan Mutu Pelayanan dengan
Kepuasan Pasien Rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tamiang
Layang. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 4(2), 49–56.

Junita Butar-butar, Roymond H Simamora, (2016), Hubungan Mutu Pelayanan


Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah, Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September
2016.

Kosnan, W. (2019). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien


Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Merauke. Jurnal
Ekonomi Bisnis Dan Akutansi, 21(04), 1–11.

Machfoedz (2019) dalam Rosidah, (2021), Hubungan Antara Komunikasi


Terapeutik DenganTingkat Kepuasan Pasien Di Poli Fisioterapi Selama
Pandemi Covid –19Di Rsud Batara Guru Belopa, Skripsi, Fakultas Program
Studi Fisioterapi Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar

Mahmud Machfoedz. 2019.Komunikasi Keperawatan (Komunikasi Terapeutik).


Yogyakarta: Ganbika.

Muhyiddin. (2020). Covid-19, New Normal dan Perencanaan Pembangunan di


Indonesia. The Indonesian Journal of Development Planning, IV(2), 240–
252.

70
Notoatmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta.

Nurhaida, S., & Sudirman. (2015). Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan
Pasien Rawat Inap di RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una. Jurnal
Kesehatan Tadulako, 1, 15-22.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Riadi (2020), dalam Rosidah, (2021), Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik


DenganTingkat Kepuasan Pasien Di Poli Fisioterapi Selama Pandemi Covid
–19Di Rsud Batara Guru Belopa, Skripsi, Fakultas Program Studi Fisioterapi
Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar

Ryandini, T. P., & Hakim, L. (2019). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan


dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Asoka RSUD Dr . R . Koesma
Tuban. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 85–93.Ryandini, T. P., & Hakim, L.
(2019). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan
Pasien di Ruang Asoka RSUD Dr . R . Koesma Tuban. Jurnal Ilmu
Kesehatan, 1(1), 85–93.

Stuart (2016), dalam Rosidah, (2021), Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik


DenganTingkat Kepuasan Pasien Di Poli Fisioterapi Selama Pandemi Covid
–19Di Rsud Batara Guru Belopa, Skripsi, Fakultas Program Studi Fisioterapi
Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar

Uripni et al (2020), dalam Rosidah, (2021), Hubungan Antara Komunikasi


Terapeutik DenganTingkat Kepuasan Pasien Di Poli Fisioterapi Selama
Pandemi Covid –19Di Rsud Batara Guru Belopa, Skripsi, Fakultas Program
Studi Fisioterapi Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar

Yubiliana (2017) dalam Rosidah, (2021), Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik


DenganTingkat Kepuasan Pasien Di Poli Fisioterapi Selama Pandemi Covid
–19Di Rsud Batara Guru Belopa, Skripsi, Fakultas Program Studi Fisioterapi
Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


71
Kepada Yth :
Calon Responden Penelitian
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa STIKes TENGKU
MAHARATU Pekanbaru

Nama : Meta Kurniasari


Nim : 202129
Alamat : Jl. Soekarno Hatta

Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan

judul “Hubungan Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan

Pasien Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.”.

Penelitian ini semata-mata bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan

tidak akan menimbulkan kerugian bagi responden, kerahasiaan semua informasi

yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika

responden tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada paksaan atau ancaman

apapun.

Apabila penderita menyetujui dan bersedia menjadi responden, maka dengan


ini saya mohon kesediannya untuk menandatangani lembar persetujuan.

Peneliti

Meta Kurniasari

Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

72
Saya yang bertanda tangan diabwah ini:

Inisial nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Setalah membaca penjelasan yang diberikan oleh saudari Meta Kurniasari,

mahasiswi Fakultas Keperawatan yang melaksanakan penelitian “Hubungan

Pelayanan Keperawatan Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Selama Masa

Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.”. Saya mengerti penelitian ini

tidak akan membawa akibat yang merugikan bagi saya dan saya mengerti bahwa

penelitian ini hanya untuk mengetahui informasi yang diperlukan sebagaimana

tujuan yang ingin dicapai dari pihak manapun juga. Oleh sebab itu, saya akan

memberi jawaban yang sebenarnya. Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi

responden tanpa paksaan atau ancaman dari pihak manapun.

Pekanbaru, 2021

Responden

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KOMUNIKASI

TERHADAP KEPUASAN PASIEN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

DI RUMAH SAKIT PRIMA PEKANBARU

73
Kuisioner

No. Responden :

Tgl. Pengisian :

1. Demografi Pasien

Mohon diisi dan dijawab pertanyaan di bawah ini dengan benar dan lengkap. Nama
(Inisial) :

Umur : ... Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Pekerjaan :

 Pegawai Negeri Sipil  Buruh/Tani

 Pegawai Swasta  Pensiunan

 ABRI  Ibu Rumah Tangga

TNI/ABRI  Lainnya

 Mahasiswa/Pelajar (Sebutkan): ……………

 Pengusaha …………………………

Alamat :

Pendidikan Terakhir :

 Tidak Sekolah  SLTA dan Sederajat

 SD  Lainnya

 SLTP dan Sederajat (Sebutkan): ……………

2. Pelaksanaan Komunikasi Perawat

Agar dapat melayani anda dengan lebih baik dan dalam upaya meningkatkan
kepuasan anda, peneliti ingin mengetahui pendapat atau sikap anda tentang
komunikasi perawat sesuai dengan pengalaman yang dialami selama dirawat di RS.
Prima Pekanbaru.

74
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda () di kolom yang sesuai
pada : PUAS atau TIDAK PUAS

NO PERNYATAAN PUAS TIDAK


PUAS

1. Perawat menucapkan salam dan


bersalaman dengan anda

2. Perawat memperkenalkan diri


pada anda dengan jelas

3. Perawat menanyakan nama


panggilan kesukaan anda

4. Perawat menjelaskan tanggung


jawab dan peranya saat
berkomunikasi dengan anda

5. Perawat menjelaskan tanggung


jawab dan peran anda sebagai
pasien

6. Perawat menanyakan topik


pembicaraan yang merupakan
kebutuhan anda saat ini intuk
didiskusikan

7. Perawat berdiskusi bersama


dengan anda tentang rencana
keperawatan yang akan di
berikan

8. Perawat melakukan tindak lanjut


terhadap masalah perawatan
yang di temukan dan merupakan
kebutuhan utama anda saat ini

9. Perawat menggunakan bahasa


yang sederhana atau biasa

10. Perawat menggunakan bahasa


yang mudah dimengerti saat
berkomunikasi dengan anda

11. Perawat menggunakan kata yang


jelas saat berkomunikasi dengan

75
anda

12. Perawat menyampaikan pesan


yang ringkas saat berkomunikasi
dengan anda

13. Perawat pada saat wawancara


atau berkomunikasi dengan anda
memeprtahankan kontak mata
yang wajar

14. Perawat pada saat wawancara


atau berkomunikasi dengan anda
memeprtahankan sikap
berhadapan dengan anda

15. Perawat pada saat wawancara


atau berkomunikasi dengan anda
menunjukkan senyum dengan
anda

16. Perawat pada saat wawancara


atau berkomunikasi dengan anda
mendengarkan dan memberikan
perhatian serius

17. Perawat menunjukan dukungan


emosional dan perhatian melalui
sentuhan

18. Perawat saat berkomunikasi


dengan anda memperlihatkan
yang empati

19. Perawat pada saat wawancara


atau berkomunikasi dengan anda
memeprtahankan sikap terbuka

20. Perawat pada saat wawancara


atau berkomunikasi dengan anda
memeprtahankan sedikit mering
atau membungkuk kepada anda

21. Perawat pada saat wawancara


atau berkomunikasi dengan anda
memeprtahankan terbuka yaitu

76
kaki tidak dilipat

22. Perawat pada saat wawancara


atau berkomunikasi dengan anda
memeprtahankan jarak yang
wajar

23. Perawat menyimpulkan proses


dan hasil wawancara berdasarkan
tujuan awal bersama dengan
anda

24. Perawat mengakhiri wawancara


komunikasi dengan baik

Sumber : Mandala, 2019

3.Tingkat Kepuasan

Agar dapat melayani anda dengan lebih baik dan dalam upaya meningkatkan
kepuasan anda, peneliti ingin mengetahui pendapat atau sikap tentang tingkat
kepuasan anda terhadap pelaksanaan komunikasi perawat sesuai dengan
pengalaman yang di alamai selama di rawat di RS.Prima Pekanbaru

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda () di kolom yang sesuai
pada : PUAS atau TIDAK PUAS

NO PERNYATAAN PUAS TIDAK


PUAS

1. Perawat memberi informasi


tentang administrasi yang berlaku
bagi pasien rawat inap RS
2. Perawat menjaga kebersihan dan
kerapian ruangan yang anda
tempati
3. Perawat menjaga kebersihan dan
kerapian alat alat kesehatan yang

77
di gunakan
4. Perawat menjaga kebersihan dan
kerapian kamar mandi dan toilet
5. Perawat menjaga kebersihan dan
kerapian penampilanya
6. Perawat mampu menangani
masalah keperawatan anda
dengan tepat dan propesional
7. Perawat memberikan informasi
tentang fasilitas yang tersedia
8. Perawat memberitahukan dengan
jelas hal-hal yang harus di patuhi
dalam perawatan anda
9. Perawat memeberi tahu dengan
jelas tentang hal-hal yang di
larang dalam perawatan anda
10. Ketepatan waktu perawat tiba di
ruangan ketika di butuhkan
11. Perawat bersedia menawarkan
bantuan kepada pasien
12. Perawat segera menangani anda
ketika sampai di kamar rawat inap
13. Perawat menyediakan waktu
khusus memebantu BAB, BAK,
ganti posisi tidur, dan lain-lain
14. Perawat membantu anda untuk
memperoleh obat
15. Perawat membantu anda untuk
melaksanakan foto lab
16. Perawat memberikan perhatian
terhadap keluhan yang anda
rasakan
17. Perawat dapat menjawab
pertanyaan tentang tindakan
perwatan yang di berikan kepada
anda
18. Perawat jujur memberikan
informasi tentang keadaan anda
19. Perawat memberikan salam dan
senyum ketika bertemu dengan
anda
20. Perawat teliti dan terampil dalam
memberikan tidakan keperawatan
21. Perawat memeberikan informasi
kepada anda tentang segala
tindakan perawatan yang akan
dilaksanakan
22. Perawat mudah ditemui dan
dihubungi

78
23. Perawat menengok dan
memeriksa keadaan anda seperti
mengukur tensi, suhu, nadi,
pernapasan dan cairan infus
24. Perawatan yang diberikan
perawat tidak memandang
pangkat/status tetapi berdsarkan
kondisi anda
Sumber : Nursalam, 2019

79

Anda mungkin juga menyukai