PROPOSAL
OLEH:
ANGELMO FERNANDES
NIM : 125202717
PROPOSAL
OLEH:
ANGELMO FERNANDES
NIM : 125202717
i
Proposal ini adalah hasil karya sendiri,
NIM : 125202717
Tanda Tangan :
Tanggal :
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
Nama : Angelmo Fernandes
Nim : 125202717
Pasir Panjang
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
iii
Theory Of Planned Behavior Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pasir Panjang
DEWAN PENGUJI
NIDN : 9908420092
Penguji I : Ns. Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep, M.Kep
NIDN : 0828078504
Penguji II : Ns. Gratsia V. Fernandez, S.Kep, M.Kep NIDN :
0804029301
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
iv
Panjang”. Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep.) di STIKes Maranatha Kupang dengan baik dan tepat
waktu.
semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moral maupun spiritual dalam
menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
1. Ns. Muhammad Saleh Nuwa, S. Kep, M.Kep selaku pembimbing I yang telah
menyusun proposal.
menyusun proposal.
3. Kornelis Nama Beni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji yang telah
6. Ns. Stefanus Mende Kiik, S.Kep, M.Kep, Sp. Kom selaku ketua STIKes
v
10. Tenaga kependidikan STIKes Maranarha Kupang
11. Teristimewa kedua orangtua saya ayah Gapar Fernandes dan ibu Rosa M.
dukunganya.
12. Teristimewa juga untuk bapak Hendrikus G. Belang, Mama Ester Snuat, adik
Mishel Belang, dan sahabat terbaik saya Vianney Yulius Kopong Belang yang
perkuliahan saya.
13. Untuk teman seperjuangan saya David Alves, Felsitas Boro, Erni Djami, Maria
Salim,Citra Djami, Ovin Talan, Gabriela D.C Silva dan semua teman
14. Untuk Fikran Lette, Andreas Karanggulimu, Agustina Bello Fernandes, Felix
Mado Doni Ongebele, Aldo Peba, Timo Ranang, Tomasia Da Silva, Leonita
Lidya Da Costa, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk saya.
15. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat saya sebut satu persatu
bagi peneliti dan bagi teman sejawat pada umumnya. Kritik, saran, arahan, dan
vi
Kupang, Februari 2021
Penulis
DAFTAR ISI
vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
1
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1
1.2 Rumuan masalah ....................................................................................
4
1.3 Tujuan ......................................................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................
5
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
9
2.1 Konsep Diabetes Melitus ........................................................................
9
2.2 Konsep Kepatuhan Pengobatan .......................................................... 30
2.3 Theory of Planned Behavior ............................................................... 38
2.4 Kerangka Teori .....................................................................................
42
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 43
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 43
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 43
3.3 Desain penelitian ..................................................................................
44
3.4 Definisi Operasional ............................................................................ 45
3.5 Populasi dan Sampel............................................................................ 49
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 50
3.7 Instrumen Penelitian ........................................................................... 50
3.8 Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 54
3.9 Etika Penelitian ....................................................................................
58
3.10 Prosedur penelitian ............................................................................
59
3.11 Analisis Data........................................................................................
61 DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................... 64
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
x
Lampiran 1 :surat ijin pengambilan data awal
DAFTAR SINGKATAN
xi
IDF : International Health Organization (Federasi diabetes internasional)
tinggi)
DNA : Asam Deoksiribonukleat (sejenis biomolekul yang menyimpan dan
menyandi instruksi-instruksi genetika setiap organisme dan banyak
jenis virus)
IMT
: Indeks Masa Tubuh (proksi heuritik untuk lemak tubuh manusia
berdasarkan berat badan dan tinggi seseorang)
HPL
xii
BAB I PENDAHULUAN
buang air kecil (poliuria), banyak makan (polifagia), dan banyak minum
mellitus telah menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia. Insidens dan
didunia dari tahun 2013 sampai tahun 2017 terjadi peningkatan. Dimana pada
tahun 2013 terdapat sekitar 382 juta kasus Diabetes Melitus. Tahun 2015 terjadi
peningkatan menjadi 415 juta kasus Diabetes Melitus. Lalu pada tahun
2017 terjadi peningkatan kasus Diabetes Melitus menjadi 425 juta kasus ( ID,
2013,2015,dan 2017)
prevalensi global penderita diabetes mellitus di Asia Tenggara pada tahun 2017
1
2
menjadi 11,1 % pada tahun 2045 dimana Indonesia menempati urutan ke-6
setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Mexico dengan jumlah
penderita diabetes mellitus sebesar 10,3 juta penderita (IDF, 2017). Hasil riset
Indonesia terus meningkat mulai dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2018.
Pada tahun 2007 sebesar 0,7 %, tahun 2013 sebesar 1,5 % dan tahun 2018
diabetes mellitus untuk NTT sebanyak 1,2 % dan 0,86% berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk >15 tahun. Pada tahun 2018 jumlah penderita DM
kasus DM ada pada Kota Kupang dengan jumlah penderita sebanyak 29,242
dan yang mendapatkan pelayanan 5.517 orang (18,9%) dan terendah ada pada
kabupaten Sumba Tengah seb anyak 24 orang dan yang mendapat pelayanan
terjadinya peningkatan kadar gula darah dan komplikasi pada pasien Diabetes
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe II” hasil penelitianya menunjukan
3
kadar gula darah, yang artinya kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes
melitus dapat menurunkan kadar gula darah dan komplikasi pada penderita
seseorang dapat melakukan suatu perilaku tergantung dari niat orang tersebut
(Fishbein, 2010). Menurut Albery & Munafo (2011) Intensi (niat) perilaku
dapat meningkat apabila adanya niat yang kuat dari pasien itu sendiri.
menjadi alasan bagi pasien untuk melakukan pengobatan dan control gula
memeriksakan gula darahnya apabila tidak ada keluhan yang dirasakan (Ni
Pasir Panjang.
Panjang.
1.3 Tujuan
Pasir Panjang.
Panjang
1.4.1 Teoritis
melitus
1.4.2 Praktis
1) Bagi Masyarakat
planned behavior
3) Bagi institusi
4 Sri Anani 2012 Hubungan antara Cross sectional kuesioner Hasil penelitian menunjukan
perilaku terdapat hubungan antara
pengendalian kebiasaan minum obat,
diabetes dan kadar aktivitas fisik, olahraga dan
gula darah pasien kebiasaan makan dengan
rawat jalan kondisi glukosa darah.
diabetes mellitus Sedangakan keteraturan
(studi kasus di pemeriksaan glukosa darah
RSUD tidak berhubungan dengan
Arjawinangun kondisi glukosa darah
kabupaten pasien
Cirebon)
5 Firani Dwi 2016 Hubungan control Kuantitatif kuesioner Hasil penelitian menunjukan
Putra diri dengan korelasional signifikasi sebesar 0,000.
Karena 0,000 < 0,05 maka
perilaku Ha diterima, dan Ho ditolak.
kepatuhan Artinya terdapat hubungan
yang signnifikan antara
pengobatan pada
control diri dengan
penderita diabetes kepatuhan pengobatan pada
mellitus di penderita diabetes mellitus.
puskesmas
rangkah Surabaya
8
6 Arifah Nur 2011 Hubungan antara Kuantitatif Kuesioner Hasil analisis data
Basyiroh control diri menunjukan korelasi sebesar
dengan kepatuhan 0,796 dengan signifikan
terhadap 0,000 yang berarti terbukti
pengobatan pada ada hubungan positif yang
pasien diabete sangat signifikan antara
mellitus tipe 2 di control diri dengan
RSUUD DR. kepatuhan terhadap
MOEWARDI pengobatan
SURAKARTA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
yang tersembunyi sebelum muncul gejala yang tampak seperti mudah lapar,
haus dan sering buang air kecil.Gejala tersebut seringkali disadari ketika
penderita sudah merasakan keluhan, sehingga disebut dengan the silent killer
memberikan gejala klinis yang bisa segera diketahui oleh penderita, bisa
dalam waktu lama. Penderita baru kemudian menyadari kalau telah menderita
2015).
dihasilkan, sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk diubah
9
10
jaringan dalam tubuh mulai dari pembuluh darah, mata , ginjal, jantung dan
2016).
2007).
mulai dominasi resitensi yang disertai defiensi insulin relatif sampai yang
keturunan.
DM dari keluarga, obesitas atau kenaikan berat badan pada saat kehamilan,
faktor usia ibu pada saat hamil, riwayat melahirkan bayi besar (>4000
gram) dan riwayat penyakit lain (hipertensi, abortus). Gejala dan tanda
(sering kencing), polifagia (cepat lelah) dan polidipsi (sering haus). Akibat
dari DM gestasional apabila tidak ditangani secara dini pada ibu adalah
setelah melahirkan. Sedangkan resiko pada bayi adalah lahir dengan berat
menimbulkan DM diantaranya :
DNA.
(3) Endokrinopati
(5) Infeksi
cytomegalo virus.
reseptor.
Perkeni, 2015).
Tabel 2.1 Klasifikasi diabetes mellitus sesuai dengan penyebab atau etiologi
(Perkeni, 2011).
Tipe 1 Kerusakan sel beta pankreas, umumnya mengarah ke
defisiensi insulin absolut, biasanya disebabkan oleh
autoimun dan idiopatik.
Tipe lain Bisa disebabkan oleh defek genetik fungsi beta, defek
genetik kerja insulin, penyakit endokrin pankreas, oleh
karena obat-obatan, infeksi, ataupun penyakit genetik
lainnya.
13
1) DM Tipe 1
ini terjadi pada orang yang rentan secara genetik dan (mungkin) dipicu
oleh faktor atau faktor lingkungan (Skyler & Ricordi, 2011). DM tipe 1
perkembangan penyakit.
Suddarth 2001).
(2) Enterovirus
rentan secara genetis (Hober & Sane, 2010). Sebuah tinjauan dan
14
2) DM Tipe 2
berat badan dan obesitas dan dengan bertambahnya usia serta dengan etnis
2011).
dan resistensi insulin itu sendiri (Unger & Parkin, 2010). Etiologi DM tipe
(3) Usia
aktifitas fisik, dan gaya hidup pasien yang tidak sehat juga bereperan
3) DM Gestasional
4) Faktor Risiko
Secara garis besar faktor risiko DM Tipe 2 terbagi menjadi tiga, yaitu
pertama faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat genetik,
umur ≥45 tahun, jenis kelamin, ras dan etnik, riwayat melahirkan dengan
berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat menderita DM gestasional
dan riwayat lahir dengan berat badan rendah yaitu <2500 gram. Kedua,
hipertensi, dislipidemia, dan diet tidak sehat. Serta ketiga yaitu faktor
Transmisi genetik adalah paling kuat terdapat dalam DM, jika orang
1030% dari pada ayah dengan DM. Hal ini dikarenakan penurunan
gen sewaktu dalam kandungan lebih besar dari ibu (Price & Wilson,
17
2006).
(2) Usia
KG, 2011).
(5) Riwayat lahir dengan BBLR atau kurang dari 2500 gram Faktor
(6) Obesitas
terdiagnosa sindrom metabolik jika menderita tiga atau lebih dari lima
> 88 cm (wanita);
(8) Hipertensi
sistemik yang menetap pada tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau
(9) Dislipidemia
(PERKENI, 2015).
yang tidak dapat diserap oleh tubuh karena ketidak mampuan hormon
(Soegondo, 2009).
(Tjokroprawiro, 2011).
(12) Merokok
(13) Pekerjaan
pada ibu rumah tangga (27,3%) dan pengusaha atau penyedia jasa
(14) Pendidikan
Regional).
kimia,dll),
yaitu :
insulin dan gejala yang ditimbulkan bisa ringan hingga berat. Orang
untuk beberapa masalah lain. Manifestasi yang biasa muncul yaitu poliuria
dan polidipsia, polifagia jarang dijumpai dan penurunan berat badan tidak
keduanya. Diabetes Tipe 1 adalah hasil dari interaksi genetik, lingkungan, dan
faktor imunologi yang pada akhirnya mengarah terhadap kerusakan sel beta
pankreas dan insulin defisiensi. Masa sel beta kemudian menurun dan sekresi
23
proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
Eksresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elekrolit yang
2012).
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.
akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan
pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun, jika sel-sel tidak
gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes tipe 2, namun
terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan
produksi badan keton. Oleh karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada
berlangsung lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe 2 dapat berjalan
kelelahan, iritabilitas, poliuria, pilidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-
2008).
plasma puasa ≥126mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban 75 gram atau pemeriksaan
penurunan berat badan tanpa sebab) ditambah dengan kadar glukosa darah
sewaktu >200 mg/dL, atau kadar glukosa darah puasa >126 mg/dL atau kadar
glukosa darah 2 jam setelah dilakukan test toleransi glukosa oral (75 gram
2.1.8 Penatalaksanaan
Kowalak (2011) dibedakan menjadi dua yaitu terapi farmakologis dan non
farmakologi:
1) Terapi farmakologi
dan gaya hidup yang sehat. Terapi farmakologi terdiri dari obat oral dan
Efek utama obat sulfonilurea yaitu memacu sekresi insulin oleh sel
beta pancreas. cara kerja obat glinid sama dengan cara kerja obat
Tiazolidindion (TZD)
26
makan.
jika dosis insulin kecil atau cukup. Dosis awal insulin kerja
yaitu:
(1) Edukasi
sehat. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan dan bisa
insulin.
perminggu, dan dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari
2.1.9 Komplikasi
28
1) Hipoglikemia
kesadaran.
KAD adalah suatu keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolic akibat
Komplikasinya mencakup:
darah otak.
makrovaskular.
29
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat.
pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang
diminta oleh pemegang otoritas atau kekuasaan yang ditandai dengan tunduk
harapan atau kemauan orang lain sehingga dapat menyesuaikan diri. Dalam
dengan dukungan keluarga atau kerabat yang ditentukan oleh otoritas atau
kebijakan petugas kesehatan seperti dokter, ahli gizi maupun ahli medis serta
2.1.2 Pengobatan
2) Pengelolaan farmakologi
Terdapat dua jenis obat hipoglikemik oral yaitu obat pemicu sekresi
(2) Insulin
insulin kerja cepat, insulin dapat pula diberikan insulin dengan dosis
terbagi insulin kerja dua kali sehari dan kemudian diberikan campuran
insulin kerja cepat dimana perlu sesuai dengan respon kadar glukosa
darahnya.
dan farmakologis.
31
cepat, waktu yang salah dan melewatkan dosis (Ley and Llewelyn dalam
Clark, 2004).
dan derajat tersebut bertambah buruk seiring berjalanya waktu (Niven, 2013).
dari:
Diet rendah gula seumur hidup sesuai dengan anjuran dokter dan ahli
gizi. Bila kelebihn berat badan maka adanya usaha untuk menurunkan
berat badan secara bertahap melalui cara yang benar. Kunci diet
dengan bantuan lembar uji (test strips) baik untuk urine maupun darah.
normal.
a) Frekuensi
33
Lakukan 3-5 kali seminggu dengan teratur. Lebih baik bila selang
otot.
b) Intensitas
Memilih jenis olah raga yang bersifat ringan hingga sedang yaitu
c) Tempo
d) Tipe
pada penderita telah terjadi kerusakan pada saraf akibat kadar gula
darah, sehingga terjadi kesemutan, nyeri dan akhirnya mati rasa pada
kaki dan tungkai. Hal ini berbahaya bila terjadi infeksi, penderita tidak
kaki.
bagian yaitu :
instruksi yang diberikan padanya. Ley dan Spelman (dalam Niven, 2013)
lain.
(3) Jika seseorang diberikan suatu daftar tertulis tentang hal-hal yang
2) Kualitas interaksi
bahwa data kepribadian secara benar dibedakan antara orang yang patuh
tingkah laku tertentu adalah proses rasional yang diarahkan pada suatu tujuan
kepercayaan, yaitu :
37
1) Behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku
dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation),
2) Normative beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan
beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan
dengan perilaku manusia. Hal pertama yang dapat dijelaskan adalah hubungan
yang langsung antara tingkah laku dengan intensi. Hal ini dapat berarti bahwa
laku yang akan ditampilkan individu. Informasi kedua yang dapat diperoleh
dari bagan di atas adalah bahwa intensi dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu sikap
norma subyektif (subjective norm), dan persepsi terhadap kontrol yang dimiliki
PBC. Informasi ketiga yang bisa didapatkan dari bagan di atas adalah bahwa
subyektif dan PBC) dipengaruhi oleh anteseden lainnya, yaitu beliefs. Sikap
dipengaruhi oleh beliefs tentang tingkah laku atau yang disebut dengan
oleh belies tentang kontrol yang dimiliki atau disebut sebagai control beliefs.
Baik sikap, norma subyektif, maupun PBC merupakan fungsi perkalian dari
adalah mengenai peran PBC, yang merupakan ciri khas teori ini dibandingkan
dengan TRA atau teori lainnya. Pada bagan dapat dilihat bahwa ada 2 cara
atau jalan yang menghubungkan tingkah laku dengan PBC. Cara yang
PBC dengan tingkah laku secara tidak langsung melalui perantara intensi.
Hubungan yang tidak langsung ini setara dengan hubungan 2 faktor lainnya
implikasi motivasional pada intensi. Individu yang percaya bahwa dia tidak
walaupun dia memiliki sikap yang positif dan ia percaya bahwa orang lain
Cara yang kedua adalah hubungan secara langsung antara PBC dengan
muncul hanya jika ada kesepakatan antara persepsi terhadap kontrol dengan
Kesulitan/kemudahan dalam
melakukan pengobatan
40
BAB III METODE PENELITIAN
intention
Kepatuhan Pengobatan
pasien Diabetes Melitus
43
42
dependen dan independen yang akan diteliti dilakukan pada satu waktu.
(Nursalam, 2013).
43
variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang
Tabel 3.5 Variabel, definisi operasional , alat ukur, cara ukur, hasil ukur, dan
skala variable
Skala
Variabel
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur
atau 3 = setuju
2) Unfavorable
1 = sangat setuju
2 = setuju
3 = tidak setuju
44
2) Unfavorable
1 = sangat setuju
2 = setuju
3 = tidak setuju
Klasifikasi nilai :
1 = sangat kecil
2 = kecil
3 = besar
4 = sangat besar
Klasifikasi nilai :
mengarahkan tingkah
1 = sangat lemah
laku pasien dalam
3 = kuat
4 = sangat kuat
Klasifikasi nilai :
3.5.1 Populasi
populasi
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
𝑁 Keterangan :
𝑛=𝑁 n = sampel
.𝑑2+1
N = populasi
e2 = taraf nyata
Dengan demikian: atau batas
kesalahan
𝑛=
𝑛=
47
𝑛=
𝑛=
𝑛 = 78,40 , dibulatkan menjadi 78. Jadi sampel untuk penelitian ini adalah
78 sampel
yang diajukan kepada responden dan sudah tersusun denga baik, sehingga
responden tinggal memberikan tanda- tanda yang ada pada petunjuk pengisian
kuesioner.
48
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri
dari :
yang terdiri dari usia, pendidikan terakhir, dan jenis kelamin responden
likert dengan pilihan jawaban sebanyak 4 pilihan jawaban yaitu terdiri dari
1 Sikap a. Belief 8 1, 3, 5, 6, 7 2, 4, 8
b. Outcome
evaluation
3) Subjektif norms
sangat tidak setuju (STS) dan 4 untuk jawaban sangat setuju. Pada bagian
unfavorable yang terdapat pada item 5, nilai 4 untuk jawaban sangat tidak
setuju (STS), nilai 3 untuk jawaban tidak setuju (TS), nilai 2 untuk jawaban
Rendah = 5-30.
1 Norma a. Normative 10 1, 2, 3, 4 5
subjektif Belief 5
b. Motivation 1, 2, 3, 4
to comply
4) Control beliefs
pertama instrumen ini bersifat favorable untuk semua item dengan penilaian
1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), nilai 3 untuk jawaban tidak
setuju (TS), nilai 2 untuk jawaban setuju (S), dan nilai 4 untuk jawaban
50
sangat setuju (ST). Bagian kedua instrumen ini semua item juga bersifat
favorable dengan nilai 1 berarti sangat kecil (SK) dan nilai 4 untuk jawaban
pasang item pada kuisioner bagian 1 dan 2. Setiap hasil perkalian dari
keenam item dijumlahkan setelah itu didapatkan satu skor untuk perceived
behavior control. Hasil skor maksimal untuk 12 item adalah 96 dan skor
1 Perceived a. Control 12 1, 2, 3, 4, 5, 6 -
Behavioral beliefes
Control b. Perceived 1, 2, 3, 4, 5, 6 -
power
5) Intensi
nilai 4 adalah nilai tertinggi yang di berikan responden untuk jawaban dari
item yang disediakan peneliti, dengan kriteria skor Kuat= 14-16 , Sedang=
6) Kepatuhan Pengobatan
51
yang telah diuji validita dan reliabilitassnya. Skala kuesioner dengan butir
data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Responden untuk uji validitas
Nilai validitas pada sebuah item mengkorelasikan skor item dengan total
item-item tersebut. Apabila terdapat item yang tidak memenuhi syarat, maka
item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut
52
Sugiyono (2012:) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai
berikut:
1 0,822 Valid
2 0,928 Valid
3 0,433 Valid
4 0,899 Valid
5 0,711 Valid
6 0,974 Valid
7 0,828 Valid
8 0,688 Valid
1 0,628 Valid
2 0,788 Valid
3 0,707 Valid
4 0,846 Valid
5 0,775 Valid
2) Normative beliefs
No Korelasi Keterangan
1 0,708 Valid
2 0,700 Valid
53
3 0,861 Valid
4 0,729 Valid
5 0,506 Valid
1) Control Beliefs
No Korelasi Keterangan
1 0,773 Valid
2 0,443 Valid
3 0,762 Valid
4 0,564 Valid
5 0,690 Valid
6 0,393 Valid
2) Power beliefs
No Korelasi Keterangan
1 0,783 Valid
2 0,717 Valid
3 0,836 Valid
4 0,5867 Valid
5 0,594 Valid
6 0,417 Valid
1 0,950 Valid
2 0,968 Valid
3 0,928 Valid
54
4 0,986 Valid
Hasil uji validitas yang dilakukan pada 30 responden diperoleh nilai r hasil
bahwa nilai r hasi > lebih dari nilai r tabel (0,361), artinya semua pernyataan
Kuesioner yang telah diuji validitas oleh peneliti selanjutnya dilakukan uji
1. Item instrumen dianggap reliabel jika lebih besar dari 0.60 (Sugiyono,
1) Informed consent
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3) Kerahasiaan ( Confidentialit )
pada laptop yang digunakan untuk mengimput data sehingga tidak dapat
Pasir Panjang
tujuan penelitian
pertanyaan
kelengkapanya
diorganisasi sedemikian rupa agar dapat disajikan dalam bentuk tabel atau
merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu,
harus dilakukan dengan baik dan benar. Langkah- Langkah pengolahan data
Kuesioner yang telah diisi oleh responden terlebih dahulu diedit untuk
kuesioner yang diisi oleh responden agar lebih mudah dan sederhana.
Analisa data dalam penelitian ini adalah deskriftif yaitu suatu prosedur
dalam bentuk tabel atau grafik. Setelah data dikumpulkan akan diproses
1) Analisis univariat
presentase.
𝐹
𝑃 = 𝑥 100%
58
𝑁
Keterangan :
P = Presentase
N= banyaknya responden
tersebar data dengan nilainya dari gugus data. Aplikasi yang sering
(Confiden Interval)
2) Analisis Bivariat
metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik
stastik inferensial, mengunakan uji stastik yang sesuai dengan data yang
Komputerisasi.
3) Analisis Multivariat
regresi logistic berganda yang digunakan adlah uji regresi logistic dengan
kejadian dependen.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I., (1991), The Theory of Planned Behavior, Organizational Behavior and
Human Decision Processes”, 50, 179-211
Fernandez, Stefany & Edel E. (2017). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit
Batang Faloak (Sterculia sp)Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah
Yang Diinduksi Glukosa. Jurnal Info Kesehatan. Di unduh pada hari selasa,
13 Oktober 2020. (19:27)
Isnaini, Nur & Ratnasari. (2018). Faktor Risiko Mempengaruhi Kejadian Diabetes
Tipe Dua. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan Aisyah, 14 (1), 59-68.
Restyana N.R. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Artikel. Medical Faculty. Lampung
University.
63
SURAT IJIN PENGAMBILAN DATA AWAL SURAT IJIN
PENGAMBILAN DATA AWAL
62
Kepada Yth :
Di
Tempat
Dengan hormat,
NIM : 125202717
Permintaan :
Hormat saya
Peneliti,
ANGELMO FERNANDES
63
(INFORMED CONSENT)
Dengan Hormat,
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
(Responden)
DATA DEMOGRAFI
64
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan jawaban
anda.
1. Usia :
2. Pendidikan terakhir
3. Jenis Kelamin
Laki-laki perempuan
4. Pekerjaan :
KUESIONER SIKAP
Petunjuk pengiian:
Berilak tanda cek (√) pada kolom sesuai dengan pilihan dan persepsi anda.
65
Petunjuk pengiian:
Berilak tanda cek (√) pada kolom sesuai dengan pilihan dan persepsi anda.
Kuesioner bagian 1
No Pernyataan STS TS S SS
Kuesioner bagian 2
No Pernyataan STS TS S SS
Petunjuk pengiian:
Berilak tanda cek (√) pada kolom sesuai dengan pilihan dan persepsi anda.
Kuesioner bagian 1
No Pernyataan STS TS S SS
pengobatan
pengiian:
Berilak tanda cek (√) pada kolom sesuai dengan pilihan dan persepsi anda.
KUESIONER INTENSI
Petunjuk pengiian:
Berilak tanda cek (√) pada kolom sesuai dengan pilihan dan persepsi anda.
5. Apakah kemarin dalam bulan ini anda sudah rutin dalam melakukan
pengobatan ?
71
6. Ketika Anda merasa sehat, apakah Anda juga kadang berhenti melakukan
pengobatan ?
NAMA :
NIM :
PEMBIMBING I :
NIDN/NUP :
Konsultasi Waktu BAB yang Saran/Catatan Pembimbing Paraf Pembimbing
Ke dikonsultasi
72
73
YAYASAN MARANATHA
NUSA TENGGARA TIMUR
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHASTAN MARANATHA
JLN.KAMP BAJAWA NASIPANAF-BAUMATA BARAT-KAB.KUPANG
Telp/Fax:0380-8552971:admin@Stikesmaranathakupang.ac.id
Website:http//www.stikesmaranathakupang.ac.id
NAMA :
NIM :
PEMBIMBING II :
NIDN/NUP :