PROPOSAL TESIS
Oleh:
DINDA HANIFAH
1505195252
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memeroleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.)
pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Manajemen Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
1
Oleh:
DINDA HANIFAH
1505195252
Menyetujui
Komisi Pembimbing:
Pembimbing I Pembimbing II
2
Dr. Mappeaty Nyorong, MPH
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
Kotapinang”.
dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes dan Ibu Dr. Nuraini, S.Pd, M.Kes, selaku dosen
pembimbing yang telah membantu dan memberikan waktu dan pikiran serta
menimba ilmu dari mulai perkuliahan sampai selesai penyusunan tesis ini.
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes selaku Ketua Yayasan Helvetia
Medan yang telah yang memberikan fasilitas bagi penulis untuk belajar
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan.
4. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, S.Pd, M.Kes selaku Dekan Institut Kesehatan
4
6. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah
7. Dr. Nuraini, S.Pd, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
8. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia yang telah banyak
menyempurnakan proposal tesis ini. Akhir kata, semoga kita semua selalu berada
5
DAFTAR ISI
Judul...................................................................................................................... 1
Lembar Pengesahan............................................................................................... 2
Kata Pengantar...................................................................................................... 3
Daftar Isi................................................................................................................ 6
Daftar Tabel........................................................................................................... 7
Daftar Gambar....................................................................................................... 8
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 9
1.1....................................................................................................................... L
atar Belakang................................................................................................ 9
1.2....................................................................................................................... R
umusan Masalah...........................................................................................13
1.3....................................................................................................................... T
ujuan Penelitian............................................................................................13
1.3.1. Tujuan Umum..................................................................................13
1.3.2. Tujuan Khusus.................................................................................13
1.4....................................................................................................................... M
anfaat Penelitian...........................................................................................14
1.4.1. Manfaat Teoritis/Ilmiah....................................................................14
1.4.2. Manfaat Praktis................................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................15
2.1. Penelitian Terdahulu....................................................................................15
2.2. Rekam Medis...............................................................................................17
2.2.1. Pengertian Rekam Medis.................................................................17
2.2.2. Isi Rekam Medis..............................................................................18
2.2.3. Manfaat Rekam Medis.....................................................................20
2.2.4. Kerahasiaan Rekam Medis...............................................................21
2.2.5. Pertanggungjawaban Terhadap Rekam Medis.................................22
2.3. Prosedur Pelayanan Rekam Medis...............................................................25
2.3.1. Pengertian Prosedur Rekam Medis..................................................25
2.3.2. Pelaksanaan Prosedur Rekam Medis................................................26
2.3.3. Identifikasi Pelaksanaan Prosedur Rekam Medis............................33
2.4. Rumah Sakit.................................................................................................41
2.4.1. Pengertian Rumah Sakit...................................................................41
2.4.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit........................................................42
2.4.3. Klasifikasi Rumah Sakit...................................................................43
2.5. Kerangka Pikir.............................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................45
3.1. Desain Penelitian.....................................................................................45
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................46
3.3. Informan Penelitian.................................................................................46
3.4. Metode dan Analisis Data.......................................................................47
3.4.1. Metode Pengumpulan Data.........................................................47
3.4.2. Metode Analisis Data..................................................................47
6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................49
LAMPIRAN..........................................................................................................55
Daftar Tabel
7
Daftar Gambar
8
BAB I
PENDAHULUAN
pelayanan tersebut yaitu rumah sakit (1). Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
rumah sakit harus menyelenggarakan rekam medis, karena rekam medis sangat
berperan penting dalam melayani pasien mulai dari awal pasien mendaftar hingga
sebagai berkas yang berisikan catatan dan dokumen mengenai identitas pasien,
diberikan kepada pasien. Rekam medis mempunyai sifat yang sangat rahasia
karena isi dari rekam medis merupakan data penting yang berisi tentang data
pribadi, penyakit yang diderita, riwayat penyakit dan diagnosis lainnya (3).
9
Tujuan rekam medis adalah menunjang terciptanya tertib administrasi dalam
upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit (4). Pada prinsipnya isi
Rekam Medis adalah milik pasien, sedangkan berkas Rekam Medis (secara fisik)
adalah milik Rumah Sakit atau institusi kesehatan. Berkas rekam medis itu
kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal terakhir pasien
berobat. Untuk tujuan itulah di setiap institusi pelayanan kesehatan, dibentuk Unit
pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data
medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit dan
lainnya (4).
mremiliki standar yaitu 100%, selain itu juga dijelaskan bahwa waktu penyediaan
dokumen rekam medis rawat inap yaitu ≤ 15 menit serta penanggung jawab dalam
10
pelayanan tersebut terpusat pada kepala instalasi rekam medis pada setiap rumah
sakit. Kelengkapan pengisian rekam medis adalah rekam medis yang telah diisi
lengkap oleh dokter dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan
atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang yang meliputi identitas
resume(5).
standar penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan adalah 10 menit,
dan pelayanan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap selama 15 menit (4).
Waktu tunggu merupakan salah satu indikator kinerja sumber daya manusia dalam
sakit, Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran
Rekam medis yang tidak lengkap bisa menjadi suatu masalah, karena rekam
11
tentang apa saja hal-hal yang terkait dengan pasien dan penyakitnya serta
Kotapinang. Petugas unit rekam medis yang ada di RSUD Kotapinang terdiri dari
3 orang petugas coding yang juga merangkap petugas BPJS, 2 orang indexing
beberapa petugas rekam medis merangkap tugas, seperti petugas bagian coding,
indexing rawat inap dan rawat jalan merangkap tugasnya sebagai tim BPJS,
sehingga pada bagian coding dan indexing terdapat berkas rekam medis pasien
yang menumpuk dan belum diinput. Berdasarkan satuan kerja RSUD Kotapinang
pada jenis pelayanan rekam medis bahwa jangka waktu penyelesaian untuk
menginput data rekam medis di bagian coding indexing rawat inap yaitu 15 menit.
berkas selama 15 menit karena hal tersebut pasien menjadi menunggu lebih dari
jalan, karena waktu kerja telah habis. Berdasarkan satuan kerja RSUD Kotapinang
pada jenis pelayanan rekam medis bahwa jangka waktu penyelesaian untuk
menginput data rekam medis di bagian petugas coding, indexing rawat jalan yaitu
5 menit.
12
Permasalahan lain yaitu tempat penyimpanan status pasien dikarenakan rak
terbatas dan akhirnya status pasien banyak yang hilang. Pemulangan status pasien
expedisi. Kemudian tidak ada petugas yang mensinkronkan status keluar dan
status pulang. Masalah pengembalian status pasien yang tidak tepat waktu,
sehingga ketika pasiennya berobat lagi, status nya tidak ditemukan yang akhirnya
dibuat status baru lagi. Petugas rekam medis juga tidak mendapatkan pelatihan
medis yang belum maksimal, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
13
1. Mengetahui prosedur pengolahan data rekam medis di RSUD
Kotapinang
Kotapinang.
Kotapinang.
Kotapinang
14
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi Prosedur Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit dapat dilihat pada
15
obgyn, dokter
bedah, dokter
anak, perawat
dan manajemen
rumah sakit
4 Fahmi Pelatihan Manajemen analisa Petugas Unit Petugas puskesmas sudah
hakam Rekam Medis Sesuai studi dan Rekam Medis semakin memahami
dengan pemberian pengelolaan dan
Standar Pedoman intervensi manajemen UKRM. Masih
Penyelenggaraan dan
(pelatihan) banyak ditemukan
Prosedur
Rekam Medis di permasalahan duplikasi
Puskesmas No.RM, Kurangnya
Kecamatan Weru monitoring kualitas dan
Kabupaten Sukoharjo kelengkapan. Pelaksanaan
kegiatan ini mendapat
respon yang baik dari
kepala puskesmas dan para
peserta yang merupakan
petugas di UKRM.
5 Henny Analisis Ketepatan deskriptif 7 orang yang Hasil yang diperoleh
Maria Ulfa, Kode Diagnosa kualitatif. terdiri dari bahwa Kualitas
Haryani Penyakit Antara direktur rumah pengkodean, Elemen
Octaria, Tri Rumah Sakit dan sakit, kepala kualitas pengkodean baik
Purnama Bpjs Menggunakan rekam
itu reliability, validity,
Sari Icd-10 Untuk medis,koding,
Penagihan Klaim di dan ferivikator completnes dan tepat
Rumah Sakit Kelas C BPJS waktu, dan Kebijakan dan
Sekota Pekanbaru prosedur pengkodean untuk
Tahun 2016 rumah sakit sudah bagus,
Standar dan etika
pengkodean yang meliputi
jelas dan konsisten.
6 Try Ganjar Analisis Kejadiankualitatif 7 orang yaitu 2 Hasil yang didapatkan
Missfile Berkas dan orang petugas bahwa prioritas penyebab
Rekam Medis Rawatpengumpul rekam medis masalah kejadian missfile
Jalan di Puskesmas
an data rawat jalan, yaitu map rusak dan berkas
Bangsalsari Tahun kepala
dengan menumpuk yang tidak
2019 puskesmas, dan 4
wawancara orang petugas diberi map.
, observasi, poli Puskesmas
dokumenta Bangsalsari
si,
kuesioner
dan
brainstormi
ng.
7 Nina Kerahasiaan Rekam kualitatif Unit Kerja Unit Kerja Rekam Medis
Rahmadiliy Medis Di Rumah deskriptif Rekam Medis belum mempunyai
ani Sakit Aveciena sebanyak 3 orang
16
Medika Martapura kebijakan kerahasiaan
Tahun 2018 rekam medis secara
menyeluruh dan masih
dilaksanakan dalam unit-
unit kecil yaitu dalam hal
hak akses ruang illing.
Permintaan informasi
medis harus didahului
dengan membuat izin
tertulis yang ditujukan
kepada pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
8 Andhy Kejadian Misfile Deskriptif dua petugas Pengelolaan berkas
Sulistyo, Sebagai Pemicu kualitatif di bagian rekam medis di puskesmas
Erica Ria Penghambat Data penyimpanan Prambanan yaitu dengan
Tsalaatsaa, Rekam Medis berkas rekam sentralisasi dan sistem
Ibnu medis dengan
penyimpanan secara family
Mardiyoko triangulasi
sumber folder dengan sistem
penomoran Straight
Numerical Filing. Faktor
penyebab misfiile berkas
rekam medis meliputi
sumber daya manusia,
sistem dan sarana prasaran.
9 Angga Perbandingan Eksperime 6 orang Kategori pemahamanterjadi
Saputra, Pengetahuan Petugas n informan. peningkatan pemahaman
Haryani Rekam Medis Untuk kuantitatif Instrumen yang menjadi 100%. Untuk
Octaria Pencapaian Standar digunakan kategori Tahu petugas
Pengelolaan Rekam kuesioner, alat
dalam pengelolaan rekam
Medis Sebelum dan tulis, laptop
Sesudah Pelatihan di medis sebelum dan sesudah
Rumah Sakit Bersalin pelatihan tidak terjadi
Annisa Pekanbaru peningkatan. Untuk
tahun 2019 kategori Analisa petugas
dalam pengelolaan
meningkat. Untuk kategori
Aplikasi meningkat .
17
Permenkes No. 269/Menkes/Per/XII/2008 mendefinisikan rekam medis
sebagai berkas yang berisikan catatan dan dokumen mengenai identitas pasien,
diberikan kepada pasien. Rekam medis mempunyai sifat yang sangat rahasia
karena isi dari rekam medis merupakan data penting yang berisi tentang data
kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau pengobatan pasien, dan dapat
dijadikan sebagai sumber informasi yang berguna bagi manajemen rumah sakit
Rekam medis yang berkualitas adalah rekam medis yang berisi data
secara lengkap, sehingga dapat diolah menjadi sebuah informasi. Arti dari
pernyataan diatas adalah sebuah rekam medis yang bermutu selalu akan terisi
lengkap oleh data dan mampu diolah menjadi informasi yang bermanfaat
Isi rekam medis diatur dalam Pasal 3 Permenkes RI Nomor 269/ Menkes/
Per/ III/2008 Tentang Rekam Medis, dan dikatakan masing-masing pada Ayat
(1): Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan
1) Identitas pasien;
18
2) Tanggal dan waktu;
penyakit;
5) Diagnosis;
6) Rencana penatalaksanaan;
Ayat (2): Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu
1) Identitas pasien;
penyakit;
5) Diagnosis;
6) Rencana penatalaksanaan;
19
11) Nama dan tanda tangan dokter atau tenaga kesehatan tertentu yang
Ayat (3): Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat, sekurang
kurangnya memuat:
1) Identitas pasien;
penyakit;
7) Diagnosis;
10) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan
11) Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan
20
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya. Sedangkan
Rekam medis yang diisi oleh para pihak dalam transaksi terapeutik
satu rekam medis haruslah ditandatangani oleh semua pelayan medik yang
terlibat sebagai pihak dalam transaksi terapeutik. Rekam medis yang akurat
Secara umum dapat disadari bahwa informasi yang terdapat dalam rekam
medis sifatnya rahasia. Pasien tentu mengharapkan apa yang ditulis dokter
21
yang sifatnya rahasia bagi dirinya tidak dibaca oleh kalangan lain, hal ini
yang menyebabkan bila dokter merasa perlu konsultasi dengan dokter lain,
maka harus atas persetujuan pasien. Dalam hal ini dokter konsultan akan
membaca segala rekaman dan catatan dokter pertama. Setiap dokter atau
melindungi rahasia ini tertuang dalam lafal sumpah dokter, kode etik
rekam medis di Rumah Sakit dalam segi keamanannya ruangan filing selalu
dalam keadaan terkunci dan dalam hal akses nya pada ruangan filing hanya
22
Informasi didalam rekam medis bersifat rahasia, hal ini sesuai dalam
jawab untuk melindungi informasi yang ada didalam rekam medis terhadap
memalsukan data yang ada didalam rekam medik, atau dipergunakan oleh
dibawah dokter yang merawat, tetapi tanggung jawab utama tetap ada
yang akan diberikan kepadanya dalam melengkapi rekam medik oleh staf
23
Petugas rekam medis membantu dokter yang merawat dan mempelajari
untuk mencari hal-hal yang kurang dan hal-hal yang masih diragukan.
pasien terlupakan.
rekam medik yang meliputi ruangan, peralatan dan tenaga yang memadai.
rekam medik.
tepat dan baik direktur rumah sakit/wakil direktur medis dan membuat
24
melaksanakan beberapa tanggung jawab khusus yang diperlukan wakil
direktur medis yang merupakan atasan dari seluruh staf medis rumah sakit
sakit.
Menurut Shofari (2005) dalam Frenti (12), prosedur rekam medik adalah
memalsukan data yang ada di dalam rekam medik, atau dipergunakan oleh
Dalam hal kepentingan kesehatan pasien, ada hak dari pasien untuk
tidak merugikan orang lain. Permintaan rekam medis dilakukan secara tertulis
25
dan ditujukan kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Rekam medis
1) Penerimaan Pasien
26
jauh, misalnya pasien mendaftar dengan memanfaatkan fasilitas telepon,
fasilitas sms, fasilitas web, dan lain-lain (14). Untuk jenis penerimaan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan ada yang disebut pasien baru dan
pasien lama. Pasien baru berarti bahwa pasien tersebut belum pernah
bagian rekam medis dengan buku ekspedisi, dilakukan serah terima tanda
tangan atau paraf. Status rekam medis ditata dan dirapikan kembali sesuai
dokumen rekam medis yang telah diisi oleh unit pencatatan data yaitu Unit
Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, Unit Gawat Darurat, Instalasi Pemeriksaan
hari. Lembar formulir dalam dokumen rekam medis diatur kembali sesuai
27
urutan riwayat penyakit pasien danditeliti kelengkapan isi dokumen rekam
medis (16).
hanya sekedar merakit atau mengurut satu halaman ke halaman yang lain
sesuai dengan aturan yang berlaku. Pengurutan halaman ini dimulai dari
berkas rekam medis gawat darurat, rawat jalan, dan rawat inap. Kegiatan
rekam medis (DRM) rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat setiap
28
ada kematian maka harus ada laporan sebab akibat, ada bayi lahir
maka harus ada laporan persalinan laporan bayi lahir dan identitas
pemeriksaannya.
pada halaman depan folder DRM dan kartu kendali (KK) yang isi
29
ii) Dengan menggunakan buku ekspedisi, menyerahkan DRM tidak
lengkap tersebut
rekam medik.
pengguna tersebut
30
3) Prosedur Koding
menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan angka yang
menggantikan ICD-9 tahun 1998. Bagian koding dan indeksing adalah salah
satu bagian dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok (19) :
a. Mencatat dan meneliti kode penyakit dari diagnosis yang ditulis dokter,
kode operasi dari tindakan medis yang ditulis dokter atau petugas
kesehatan lainnya dan kode sebab kematian dari sebab kematian yang
ditetapkan dokter
operasi, atau tindakan medis, indeks sebab kematian dan indeks dokter
indeks
31
d. Membuat laporan penyakit (morbiditas) dan laporan kematian
sebab kematian.
4) Prosedur Filling
Bagian filling adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis yang
penyimpanan DRM
5) Prosedur Analising
Bagian analising dan reporting (A/R) adalah salah satu bagian dalam
unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok menurut Indradi (21):
32
b. Merekap sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan rumah sakit
c. Mengumpulkan data dan mengolah data penyakit rawat jalan dan rawat
kesehatan lingkungan
i. Mengolah data rekam medis untuk laporan hasil analisis statistik rumah
sakit
laporan mortalitas
33
Coding adalah membuat kode atas diagnosis penyakit berdasarkan
huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili
komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada di dalam
rekam medis harus diberi kode. Selanjutnya, hasil yang diperoleh diindeks
kesehatan(4).
hal-hal lain yang berkaitan dalam asuhan dan pelayanan kesehatan (22).
sakit(23).
Dokumen yang lengkap adalah dokumen rekam medis yang telah diisi
lengkap oleh dokter dalam waktu <24 jam setelah selesai pelayanan/setelah
pasien rawat inap diputuskan untuk pulang yang meliputi identitas pasien,
34
anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume.
Selain itu rekam medic juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk perincian
Pada aspek penelitian rekam medis dapat dijadikan bahan atau referensi
petugas rekam medis dan dapat menjadi beban petugas dalam pengolahan
kepentingan rumah sakit menjadi tidak tersaji tepat waktu apabila digunakan
ulang) maka, informasi riwayat medis dari dokumen rekam medis tersebut
35
tidak berkesinambungan, karena masih belum dilengkap sesuai dengan batas
waktunya (27).
Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu dapat dilihat dari
oleh Hakam (30) juga menyatakan bahwa waktu penyediaan rekam medis
rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap, gawat darurat ke dalam
36
b. Desentralisasi yaitu sistem penyimpanan berkas rekam medis dengan
memisahkan berkas rekam medis pasien rawat jalan, inap, dan darurat
rekam medis berdasarkan urutan abjad. Huruf depan dari nama pasien
rekam medis berikut ini disimpan berurutan dalam satu rak yaitu
37
mensejajarkan berkas rekam medis berdasarkan urutan nomor
rekam medis numeric dengan sistem angka akhir. Pada sistem ini
medis pada penyakit dalam, dan rak kedua menyimpan berkas rekam
38
dikelompokkan berdasarkan nama wilayah yang ada, sehingga berkas
daya manusia, serta sarana dan prasarana yang ada (34). Berkas rekam
medis yang hilang dan salah letak pada rak penyimpanan berkas rekam
medis di ruang filing disebut misfile. Berkas rekam medis dikatakan salah
letak atau hilang (missfile) apabila berkas tersebut dibutuhkan akan tetapi
pada rak penyimpanan berkas tersebut tidak tersedia atau tidak ada (35). Hal
ini mungkin dapat terjadi karena tidak tercatatnya berkas yang keluar pada
buku ekspedisi dan tidak adanya alat berupa tracer sehingga berkas tersebut
hilang atau salah letak (35). Missfile berkas juga dapat menyebabkan
duplikasi berkas rekam medis berkas rekam medis dimana satu pasien
memiliki dua nomor rekam medis karena hal tersebut menyebabkan tidak
rekam medis itu adalah melalui pelatihan sumber daya manusia, yang
39
memungkinkan dapat memanfaatkan segala kemampuan yang dimiliki oleh
pegawai (38).
pengetahuan sumber daya manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu
dimana pengetahuan adalah faktor perilaku dan faktor diluar perilaku yang
bedasar pada aspek pengalaman kerja dan pendidikan yang bisa didapati
profesional pelatihan perlu menekankan doing the right things the first time
(42).
40
Secara keseluruhan petugas membutuhkan pelatihan pengelolaan rekam
kerja petugas rekam medis dapat menjadi lebih baik lagi. Hasil dari
pada dasarnya meliputi proses belajar mengajar dan latihan bertujuan untuk
Menurut WHO rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi
41
(preventif) kepada masyarakat.Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat (47).
lainnya.Di dalam rumah sakit terdapat banyak aktivitas dan kegiatan yang
mempunyai fungsi :
medis
42
3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
43
2.5 Kerangka Pikir
Permasalahan-permasalahannya
waktu
44
BAB III
METODE
PENELITIAN
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. Pengumpulan data ini
dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data
45
yang diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan dalam
wawancara dan hasil observasi. Sedangkan data sekunder berupa data-data yang
sudah tersedia dan dapat diperoleh melalui literatur, melihat dan mendengarkan.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari pihak Rumah Sakit dan rekam medis
bagian rekam medis. Penelitian ini dilakukan mulai dari persetujuan judul
penelitian lapangan, seminar hasil dan komprehensif yaitu dari bulan juni 2021
sampai dengan bulan april 2022. Alasan memilih RSUD Kotapinang sebagai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 tentang
optimal yaitu pengelolaan belum sesuai dengan tata kerja dan organisasi sarana
pelayanan kesehatan.
teknik purposive sampling, yakni teknik yang dilakukan untuk memilih informan
yang bersedia dan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan topik
penelitian. Beberapa informan tersebut adalah 3 orang petugas coding yang juga
46
merangkap petugas BPJS, 2 orang indexing rawat jalan, 4 orang assembling, 2
orang mencatat pemulangan status ke buku expedisi, 4 orang filling yang juga
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Dalam hal ini membandingkan data hasil observasi dengan data hasil
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan dasar sehingga
47
dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti
konsep yang diberikan Miles dan Huberman (1992), adalah sebagai berikut:
tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses
pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang
sebab akibat.
48
DAFTAR PUSTAKA
Laporan operasi Kasus Bedah obgyn Sebagai Alat Bukti Hukum. J. Manaj.
49
9. Dindiati, N. Juniad, & Rasama. Gambaran Kinerja Petugas Rekam Medik Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
10. Konsil Kedokteran Indonesia. (2006). Manual rekam medis. Jakarta: Anonim.
12. Frenty. (2012) Analisis Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Rumah
14. Ganjar, T (2019). Analisis Kejadian Missfile Berkas Rekam Medis Rawat
16. Sudra RI. 2013. Rekam Medis. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
18. Ulfa, Octaria, Sari. (2016). Analisis Ketepatan Kode Diagnosa Penyakit
Antara Rumah Sakit Dan Bpjs Menggunakan Icd-10 Untuk Penagihan Klaim
Di Rumah Sakit Kelas C Sekota Pekanbaru Tahun 2016. STIKES Hang Tuah
Pekanbaru.
19. Windari, A., dan Anton Kristijono. 2016. Analisa Ketepatan Koding Yang
50
20. Kusnadi, D. (2018). Analisis sistem penyimpanan dokumen rekam medis
23. Indar I, Indar, dan Naiem MF. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan
24. Kepmenpan No. 135 Tahun 2002 Tentang Jabfung Perekam Medis dan
Angka Kreditnya.
Rekam Medis di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2011. Universitas Indonesia,
Jakarta.
51
27. Erfavira, A dan Kirana, S. (2012). Perbedaan Kelengkapan pengisian rekam
medis antara instalasi rawat jalan dan instalasi rawat darurat di poli bedah
30. Hakam, F. (2018). Analisis Penyediaan Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
32. Giyana, F. (2015). Analisis Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap
52
Bhakti Setya Indonseia, Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya
Medika.
36. Karlina, D. (2016) Kejadian Misfile dan Duplikasi Berkas Rekam Medis
40. Wawan, A. dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap
41. Khurotin, Nurul. dan Tri, Wulida A. (2018). Analisa Pelatihan dan
53
44. Widodo. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pustaka
belajar.
Puskesmas Jelbuk.
Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Waluyo Jati Krakasan Tahun 2017.
48. Kemenkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
49. Moleong, L.J. (2017). Metode penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
54
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA REKAM MEDIS
I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Tanggal Wawancara :
II. Daftar Pertanyaan
1. Tahun berapakah bapak/ibu mulai bekerja dibagian rekam medis RSUD
Kotapinang?
2. Pernahkah bapak/ibu mengikuti pendidikan atau pelatihan tentang
rekam medis? (kalau pernah tahun berapa)
3. Apa saja kegiatan rutin bapak/ibu sehari-hari selama bekerja di rekam
medis?
4. Bagaimana menurut bapak/ibu mengenai pelaksanaan prosedur rekam
medis di RSUD Kotapinang?
5. Apakah fasilitas di bagian rekam medis sudah mencukupi?
6. Kendala apa saja yang bapak/ibu hadapi dalam pelaksanaan rekam
medis di RSUD Kotapinang?
7. Apakah laporan rutin sering dibuat?
8. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai formulir rekam medis?
9. Apakah yang bapak/ibu lakukan jika dalam pengisisan rekam medis
ditemukan tidak lengkap?
55
10. Apakah setelah bapak/ibu menemukan adanya ketidaklengkapan, lalu
melaporkan hasil temuan itu?
11. Sepengetahuan bapak/ibu adakah kebijakan yang dibuat oleh pihak
manajemen rumah sakit dalam penyelenggaraan pengisian rekam
medis?
12. Apakah pernah dibuat sanksi terhadap dokter atau petugas kesehatan
lainnya jika ditemui ketidaklengkapan rekam medis?
13. Bagaimana harapan bapak/ibu mengenai pelaksanaan alur rekam
medis?
56
7. Dan apa saja prosedur ICD 10?
8. Apakah terdapat kendala-kendala ?
57
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Tanggal Wawancara :
II. Daftar Pertanyaan
1. Tahun berapakah bapak/ibu mulai bekerja dibagian rekam medis di
RSUD Kotapinang?
2. Pernahkah bapak/ibu mengikuti pendidikan atau pelatihan tentang rekam
medis? (kalau pernah tahun berapa)
3. Apa saja yang bapak/ibu laksanakan sehari-hari selama bekerja di rekam
medis?
4. Kendala apa saja yang bapak/ibu hadapi dalam pelaksanaan rekam medis
di RSUD Kotapinang?
5. Bagaimana cara penyimpanan berkas rekam medis di RSUD
Kotapinang?
6. Bagaimana fasilitas fisik ruang penyimpanan?
7. Jika berkas lamanya tidak ada ditempat, apa tindakan petugas?
8. Jika sampul atau lembaran rekam medis rusak, apa petugas rekam medis
langsung memperbaikinya?
9. Apakah rekam medis boleh keluar dari ruang penyimpanan?
10. Kapan dikatakan rekam medis tidak aktif?
58