Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PEMBERIAN TERAPI TRANSFUSI PRC YANG TEPAT WAKTU


DI RUANG ANGGREK A RSUD dr. H. JUSUF SK
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Disusun Oleh:

Ns. PRISKILA AVE PRADITA, S.Kep


NIP. 19941205 202203 2 005
NDH 28
UPTD RSUD dr. H. JUSUF SK

PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
ANGKATAN L

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BEKERJASAMA DENGAN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL
RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PEMBERIAN TERAPI TRANSFUSI PRC YANG TEPAT WAKTU


DI RUANG ANGGREK A RSUD dr. H. JUSUF SK
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Disusun Oleh:

Ns. PRISKILA AVE PRADITA, S.Kep


NIP. 19941205 202203 2 005
NDH 28
UPTD RSUD dr. H. JUSUF SK

Tanjung Selor, 14 Juni 2022


Disetujui sebagai Judul Aktualisasi pada tanggal 14 Juni 2022

COACH MENTOR

H. BUDIANTO, S.Kep, Ns. MHP HADIJAH, A.Md, Kep


Penata Tingkat I (III/d) Penata Tingkat I (III/d)
NIP. 197109292000121002 NIP. 197711221997032003
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR
LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PEMBERIAN TERAPI TRANSFUSI PRC YANG TEPAT WAKTU


DI RUANG ANGGREK A
RSUD dr. H. JUSUF SK
PROVINSI KALIMANTAN
UTARA

DISUSUN OLEH:
Ns. PRISKILA AVE PRADITA, S.Kep
NIP. 19941205 202203 2 005
ANGKATAN L
NDH 28
UPTD RSUD dr. H. JUSUF SK

Tanjung Selor, 16 Juni 2022


Telah diseminarkan dan disetujui sebagai laporan Aktualisasi pada tanggal 16 Juni
2022

Mengetahui,

COACH/MODERATOR MENTOR

H. BUDIANTO, S.Kep, Ns. MHP HADIJAH, A.Md, Kep


Penata Tingkat I (III/d) Penata Tingkat I (III/d)
NIP. 197109292000121002 NIP. 197711221997032003

Menyetujui,
PENGUJI

Dr. H. WARTONO, M.M., M.Pd


Pembina Utama (IV/e)
NIP. 195606031978031007
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini kita menghadapi era digital yang biasa dikenal dengan
industry 4.0. Perubahan era ini menuntut manusia untuk melakukan
perubahan-perubahan yang inovatif. Perubahan ini hendaknya juga
dilakukan oleh ASN sehingga terjadi perubahan pelayanan publik ke
arah yang lebih baik. Perubahan tersebut diharapkan kedepannya seorang
Aparatur sipil Negara harus memiliki integritas, profesional, netral, bebas
dari intervensi politik dan bersih dari korupsi serta mampu menjalankan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan pancasila dan
Undang-Undnag Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Pemerintah merupakan suatu lembaga di dalam negara yang


memegang kekuasaan tertinggi dan dibentuk untuk melaksanakan jalannya
pemerintahan suatu Negara. Dalam melaksanakan pemerintahan, negara
memerlukan sumber daya manusia untuk melaksanakan kebijakan serta
pelayanan publik kepada masyarakat. ASN (Aparatur Sipil Negara)
merupakan salah satu sumber daya manusia yang menjalankan kebijakan
yang telah ada di suatu negara.
Berdasarkan UU No 05 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) menyatakan bahwa ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN memiliki tiga tugas utama dalam menjalankan kehidupan
profesinya yaitu ASN sebagai pelaksana kebijakan publik (public policy),
ASN sebagai pelayanan publik (public service), dan ASN sebagai perekat
/ pemersatu bangsa.
ASN harus memiliki kompetensi dan kualifikasi yang
diperlukan dalam menjalankan tugasnya, sehingga ASN memiliki
kewajiban untuk mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya. ASN diharapkan menanamkan
nilai–nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) dalam menjalankan tugasnya.
Penanaman nilai–nilai BerAKHLAK pada ASN harus dilakukan inisiasi
melalui pendidikan dan pelatihan.
Peraturan Pemerintahan Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan
dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah
satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari
ASN menjadi profesional adalah Diklat Prajabatan Penyelenggaraan.
Diklat Prajabatan bertujuan untuk membentuk PNS yang profesional, yaitu
PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS,
sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat.
Pelatihan paling dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS)
merupakan metode pembekalan yang komprehensif untuk memberikan
pengetahuan, pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika
Pegawai Negeri Sipil, pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya
mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.
Selain itu agar CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara pada
era revolusi industri 4.0. Era revolusi industri 4.0 mempermudah
masyarakat untuk mendapatkan akses informasi melalui teknologi dan
jaringan internet. Masyarakat yang hidup pada era revolusi industri 4.0
menuntut keefektifan, efisiensi, kecepatan dan ketepatan ketika ia
mendapatkan pelayanan publik di Instansi Pemerintahan, tak terkecuali
instansi kesehatan pemerintah khususnya perawat.
Perawat sebagai ASN di lingkungan rumah sakit dituntut untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) dalam
menjalankan tugas dan melakukan asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan
dan tatanan pelayanan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah
keperawatan berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.
Sebagai bentuk pelayanan yang prima dalam proses asuhan
keperawatan, perawat dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang
terbaik dan efektif agar dapat memberikan kepauasan bagi masyarakat
penerima pelayanan. Salah satu bentuk pelayanan asuhan keperawatan
tersebut yaitu memberikan tranfusi produk darah pada pasien sesuai
dengan advice dokter. Pemberian tranfusi produk darah merupakan salah
satu bentuk terapi yang diberikan oleh dokter dimana perawat yang
ditugaskan untuk memberikan langsung kepada pasien. Sehingga prosedur
dalam pemberian yang tepat harus diperhatikan
Sesuai dengan PMK No. 91 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Transfusi Darah bahwa pelayanan transfusi darah merupakan upaya
pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan
dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial. Darah
dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun. Pelayanan transfusi darah
sebagai salah satu upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau
komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh
masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan
transfusi darah yang aman, bermanfaat, mudah diakses, dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Darah dan produk darah memegang peranan penting dalam
pelayanan kesehatan. Ketersedian, keamanan dan kemudahan akses
terhadap darah dan produk darah harus dapat dijamin. Terkait dengan hal
tersebut, sesuai dengan World Health Assembly
(WHA) 63.12 on Availability, safety and quality of blood products, bahwa
kemampuan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri atas darah dan produk
darah (self sufficiency in the supply of blood and blood products) dan
jaminan keamanannya merupakan salah satu tujuan pelayanan kesehatan
nasional yang penting.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran
khususnya dalam teknologi pelayanan darah, pengelolaan komponen darah
dan pemanfaatannya dalam pelayanan kesehatan harus memiliki landasan
hukum sebagai konsekuensi asas negara berlandaskan hukum. Oleh karena
itu dalam rangka memberikan pelindungan kepada masyarakat, pelayanan
darah hanya dilakukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki
kompetensi dan kewenangan, dan hanya dilaksanakan pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan. Hal ini diperlukan untuk
mencegah timbulnya berbagai risiko terjadinya penularan penyakit baik
bagi penerima pelayanan darah maupun bagi tenaga kesehatan sebagai
pemberi pelayanan kesehatan maupun lingkungan sekitarnya.
Hasil observasi yang dilakukan penulis selama dinas di Ruang
Anggrek A selama dua minggu sebelum mengikuti pelatihan dasar CPNS,
didapatkan jika pemberian terapi transfusi darah kurang begitu
diperhatikan terkait ketapatan jam selesainya baik transfusi PRC maupun
produk darah lainnya. Sesuai dengan PMK No. 91 tahun 2015 tentang
Standar Pelayanan Transfusi Darah yang menjelaskan bahwa pemberian
transfusi produk darah tidak lebih dari 4 jam untuk masing-masing kantong
produk. Namun di Ruang Anggrek A pemberian transfusi produk darah
terkadang bisa lebih dari 4 jam. Hal ini dapat terjadi karena faktor
kurangnya pengetahuan keluarga pasien atau pendamping pasien terkait
pentingnya dilakukan pengawasan selama proses pemberian tranfusi
produk darah sehingga keluarga kurang memperhatikan dan tidak segera
lapor kepada perawat saat macet. Kurangnya informasi dan pengetahuan
juga mempengaruhi pasien dalam menjaga posisi area infus untuk tranfusi
agar tetap mengalir dengan
lancar.
Berdasarkan gambaran hasil observasi tersebut, pemberian terapi
transfusi produk darah belum optimal dan efektif waktu pemberiaanya
sehingga berpotensi untuk terjadi keterlambatan. Dengan demikian perlu
adanya terobosan baru sebagai inovasi dalam mengoptimalkan pemberian
transfusi produk darah yang selesai tepat sehingga menghasilkan
pelayanan asuhan keperawatan y a n g professional. Oleh karena itu,
penulis membuat laporan aktualisasi dengan judul ” Optimalisasi
Pemberian Terapi Transfusi PRC yang Tepat Waktu di Ruang
Anggrek A RSUD dr. H. JUSUF SK Provinsi Kalimantan Utara”.
Diharapkan selain ketepatan dan keakuratan dalam proses pemberian
transfusi produk darah , juga terciptanya kerja sama antara perawat dengan
keluarga pasien dalam proses pemenuhan asuhan keperawatan.
B. TUJUAN AKTUALISASI
Beberapa tujuan dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini diantaranya:
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang profesional, sesuai dengan
SOP dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia di wilayah
kerja UPTD RSUD dr. H. Jusuf SK Provinsi Kalimantan Utara
2. Terwujudnya UPTD RSUD dr. H. Jusuf SK Provinsi Kalimantan Utara
menjadi rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan
secara Paripurna
3. Terwujudnya UPTD RSUD dr. H. Jusuf SK Provinsi Kalimantan Utara
yang terdepan yang mampu bertumpu pada kemajuan teknologi,
menghasilakn sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri.
4. Terlaksananya nilai-nilai aktualisasi dasar PNS BerAKHLAK pada
rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan di wilayah kerja UPTD
RSUD dr. H. Jusuf SK Provinsi Kalimantan Utara.
C. MANFAAT AKTUALISASI
Beberapa manfaat yang akan diperoleh dalam rancangan
aktualisasi yaitu:
1. Membantu tercapainya pemberian pelayanan kesehatan yang professional
2. Membantu memberikan kepuasan kepada masyarakat penerima layanan di
fasilitas kesehatan
3. Membantu meningkatkan disiplin PNS dalam bekerja dengan menerapakan
nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK di wilayah kerja UPTD RSUD dr. H.
Jusuf SK Provinsi Kalimantan Utara
D. RUANG LINGKUP AKTUALISASI
1. Melakukan konsultasi ke Kepala Ruang, Mentor dan Coach terkait
rancangan aktualisasi, mencari literatur-literatur terkini sebagai referensi
dalam menentukan gagasan isu yang diangkat.
2. Membuat rancangan design media edukasi yang akan digunakan dapat
berupa leaflet, lembar balik atau poster.
3. Membuat design sticker yang akan ditempel di produk daran untuk
mengontrol pemberian transfusi agar selesai tepat waktu.
4. Melakukan sosalisasi kepada perawat dan edukasi kepada pasien serta
kelaurga pasien terkait pentingnya dilakukan pengawasan terhadap
pemberian transfusi produk darah di Ruang Anggrek A RSUD dr. H. Jusuf
SK
5. Monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan aktualisasi
BAB II

DESKRIPSI LOKUS

A. PROFIL ORGANISASI
1. Sejarah Singkat RSUD Tarakan
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan adalah salah satu rumah sakit yang
berada di daerah bagian utara dari Propinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kota
Tarakan Jl. Pulau Irian Skip yang berbatasan wilayah NKRI dengan negara
tetangga serumpun Malaysia. Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Kalimantan
Timur pada awalnya didirikan pada tahun 1947 dengan status milik pemerintah
Swantantra Kabupaten Bulungan dengan kelas rumah sakit tipe D. Pendirian ini
bertujuan untuk menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai untuk
masyarakat umum di lingkungan pulau Tarakan. Pada awal keberadaan gedung
RSUD Tarakan masih menumpang pada Dinas Kesehatan Tentara (DKT) dengan
menempati sebuah gedung rumahsakit di JI. Palima Batur, Kelurahan Pamusian,
Kecamatan Tarakan Tengah bersamasama dengan Dinas Kesehatan Tentara. Saat
ini bekas gedung tersebut telah beralih fungsi menjadi Asrama Tentara Angkatan
Laut (TNI- AL).
Mulai pertengahan tahun 1958, RSUD Tarakan secara bertahap pindah
dari gedung lama di JI. Panglima Batur ke gedung baru Rumah Sakit di JI. Pulau
Irian, Kelurahan Skip. Keberadaan gedung Rumah Sakit di Jl. Pulau Irian, pada
awalnya adalah milik perusahaan BPM (Bataysje Petroleum Maschavei) yang
pada tahun 1959 mulai pindah lokasi kerja ke Pulau Bunyu. Pada awal
perpindahan ke gedung baru tersebut, RSUD Tarakan hanya melayani rawat jalan.
Untuk unit rawat inap masih dipakai oleh RS BPM tersebut. Setelah secara
keseluruhan perusahaan BPM pindah ke pulau Bunyu, maka baru pada saat itulah
RSUD Tarakan pindah sepenuhnya secara permanen menempati gedung yang ada
saat ini.
Pada awalnya RSUD Tarakan adalah milik Pemerintah Swatantra
Kabupaten Bulungan, namun karena biaya operasional yang cukup tinggi RSUD
Tarakan diserahkan kepemilikannya ke Propinsi Kalimantan Timur terhitung
mulai tanggal 1 Januari 1964 berdasar surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Timur No. 64195/Il-1 /PA tanggal 31
Maret 1964. Perkembangan rumah sakit mulai pesat, pada tahun 1987 RSUD
Tarakan berhasil ditingkatkan dari RS tipe D menjadi RS tipe C berdasarkan surat
keputusan Menteri Kesehatan No. 303/MEN.KES/SK/IV/1987 tanggal 30 April
1987. Pada tahun 2003 RSUD Tarakan kembali berhasil ditingkatkan dari RS tipe
C menjadi RS tipe B non pendidikan berdasarkan surat keputusan Menteri
Kesehatan No. 196/Men.Kes.SK/II/2003 serta surat keputusan Gubernur
Kalimantan Timur No.445/K.85/2003 Pada tahun 2009 ini RSUD Tarakan sedang
dalam masa pembangunan gedung baru untuk meningkat kapasitas pelayanan
sebesar 450 tempat tidur, sehingga kapasitas total meningkat dari 220 tempat tidur
menjadi 670 tempat tidur. Gedung baru ini didesain dengan konsep modern dan
atraktif untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.
RSUD Tarakan dalam pelayanannya mencakup beberapa wilayah di
utara Kalimantan Timur antara lain: Kota Tarakan, Kabupaten Berau, Kabupaten
Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung.
RSUD Tarakan dalam pembangunannya berdasarkan dari komitmen kebijakan
yang kuat antara Gubernur dan Jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
dengan DPRD Provinsi Kalimantan Timur serta Pemerintah Kota Tarakan,
Pemerataan keadilan penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang lengkap bagi
masyarakat di Wilayah Utara Kalimantan Timur.
Pada tanggal 6 Desember 2021, Gubernur Kaltara Drs. Zinal Arifin
Paliwang, S.H., M.Hum. secara resmi telah menandatangani surat keputusan
bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan milik Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara secara resmi bernama RSUD dr. H. Jusuf Serang Kasim. Drs.
Zinal Arifin Paliwang, S.H., M.Hum. menyatakan bahwa pemberian nama RSUD
dr. H. Jusuf Serang Kasim sudah diputuskan untuk mengenang jasa-jasa dari dr.
H. Jusuf Serang
Kasimyang merupakan seorang dokter yang pernah menjabat sebagai Walikota
Tarakan yang membawa banyak perubahan begitu cepat serta salah satu dari
penggagas berdirinya Universitas Borneo Tarakan (UBT).
2. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan fungsi RSUD dr. H Jusuf SK Provinsi Kalimantan Utara
adalah sebagai berikut:
a) Tugas Pokok
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kalimantan Utara mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang
pelayanan kesehatan paripurna, pendidikan dan pelatihan.
b) Fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan paripurna,


pendidikan dan penelitian sesuai dengan rencana strategis yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah,

2) Pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian


kebijakan bidang pelayanan kesehatan paripurna, pendidikan dan
penelitian,

3) Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi danpengendalian


urusan umum dan keuangan,

4) Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi danpengendalian


pelayanan bidang medik,

5) Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi,


pengendalian,penunjang dan pengembangan sumber daya,

6) manusia serta peningkatan mutu,

7) Pembinaan kelompok jabatan fungsional,

8) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuaidengan


bidang tugas dan fungsinya.
B. STRUKTUR ORGANISASI
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NO. 54 TAHUN 2014
TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
DEWAN
DIREKTUR
PENGAWAS

WAKIL DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR UMUM DAN
JAFUNG KEUANGAN
WAKIL DIREKTUR PELAYANAN PENUNJANG DAN
PENGEMBANGAN

BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG


BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG PENGEMBANGAN
PERENCANAAN DAN PELAYANAN REKAM MEDIK DAN
UMUM KEUANGAN KEPERAWATAN PENUNJANG DAN MUTU
PROGRAM MEDIK KEMITRAAN

SUB BAGIAN UMUM


SUB BAGIAN SEKSI SEKSI SEKSI
DAN SUB BAGIAN SEKSI SEKSI
PENYUSUNAN PELAYANAN MEDIK KEPERAWATAN PENGEMBANGAN
PERLENGKAPAN PERBENDAHARAAN REKAM MEDIK PENUNJANG MEDIK
PROGRAM RAWAT JALAN RAWAT JALAN SDM

SEKSI SEKSI SEKSI


SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SEKSI SEKSI
PELAYANAN MEDIK KEPERAWATAN PENUNJANG
KEPEGAWAIAN AKUNTANSI EAVALUASI KEMITRAAN NON MEDIK PENINGKATAN MUTU
RAWAT INAP RAWAT INAP

SUB BAGIAN
VERIFIASI INSTALASI
PELAYANAN INSTALASI
PENUNJANG

KETERANGAN : KETERANGAN :
INSTALASI PELAYANAN INSTALASI PENUNJANG
KOMITE KOMITE SATUAN 1. INSTALASI RADIOLOGI
KOMITE KOMITE 1. INSTALASI REKAM MEDIK
FARMASI DAN PEMERIKSAAN 2. INSTALASI FARMASI
HUKUM DAN ETIK MEDIK KEPERAWATAN 2. INSTALASI RAWAT JALAN
TERAPI INTERNAL 3. INSTALASI RAWAT INAP 3. INSTALASI PATOLOGI KLINIK
4. INSTALASI RAWAT DARURAT 4. INSTALASI PATOLOGI ANATOMI
5. INSTALASI PERAWATAN INSTENSIF 5. INSTALASI GIZI
6. INSTALASI BEDAH SENTRAL 6. INSTALASI REHABILITASI MEDIK
KOM MITE KOMITE KOMITE KOMITE
PROGRAM PENGENDALIAN 7. INSTALASI ANAESTESI 7. INSTALASI KEDOKTERAN KEHAKIMAN
PENGENDALIAN DAN MUTU DAN TENAGA PROFESIONAL
RESISTENSI ANTIMIKROBA
8. INSTALASI STERILISASI DAN 8. INSTALASI PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK
PENCEGAHAN INFEKSI (PPRA) KESELAMATAN PASIEN LAINNYA
LOUNDRY 9. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RS
10. INSTALASI KESLING DAN LIMBAH
11. INSTALASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3)
12. INSTALASI BANK DARAH
C. VISI DAN MISI ORGANISASI
Visi dari Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kalimantan Utara atau
sekarang yang dikenal dengan RSUD dr. H Jusuf SK adalah menjadi rumah sakit
terdepan yang bertumpu pada teknologi, sumber daya manusia, dan kemandirian.
Dengan visi tersebut diharapkan RSUD Provinsi Kalimantan Utara mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesehatan dengan bertumpu pada
teknologi, sumber daya yang dimiliki secara mandiri juga diharapkan dapat membina
keterikatan antara pelanggan dengan karyawan untuk mencapai kepuasan yang akan
menjadikan RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan Utara sebagai Rumah Sakit terdepan
di Kalimantan Utara.
Sedangkan Misi dari Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kalimantan Utara
adalah:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna.
RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan Utara diharapkan dapat menerapkan
pelayanan yang promotif, kuratif dan rehabilitatif sesuai UU tahun 2009 tentang
rumah sakit, bahwa rumah sakit menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Meningkatkan program pendidikan, pelatihan, dan penelitian.
RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan Utara dapat meningkatkan atau
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam memberikan pelayanan.
3. Mewujudkan pengelolaan rumah sakit yang professional.
Rumah sakit yang berfokus pada kegiatan pelayanan dengan prinsip tidak
hanya memberikan pelayanan semata tetapi harus mampu memberikan
peningkatan derajat kesehatan dan memperhatikan perlindungan keselamatan
pasien.

Motto Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kalimantan Utara adalah


melayani dengan sepenuh hati yang artinya melayani dengan ketulusan dan
keikhlasan secara profesional dengan tetap menjaga motivasi dan semangat untuk
memberi daya juang yang tinggi tanpa putus asa dan memenuhi
standarisasi pelayanan yang prima. Nilai yang dianut adalah TRUST (Tertib, Ramah,
Universal, Sehat, dan Transparan).
BAB III

INDENTIFIKASI ISU DAN RANCANGAN

AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR CPNS

A. IDENTIFIKASI ISU RANCANGAN AKTUALISASI


Terdapat beberapa isu yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di RSUD Tarakan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara antara lain:
1. Kurang optimalnya pemberian dan perawatan terapi nutrisi melalui selang NGT
oleh keluarga pasien di Ruang Anggrek A RSUD dr. H. Jusuf SK
2. Kurang optimalnya pemberian terapi transfusi PRC yang tepat waktu di
Ruang Anggrek A RSUD dr. H. Jusuf SK
3. Kurang optimalnya perilaku personal hygine yang dilakukan oleh keluarga pasien
di Ruang Anggrek A RSUD dr. H. Jusuf SK
B. PENETAPAN ISU RANCANGAN AKTUALISASI
Terdapat beberapa isu di RSUD dr. H. Jusuf SK Provinsi Kalimantan Utara yang telah
berhasil di identifikasi dan telah di konfirmasi penulis bersama mentor dan kepala
ruangan Anggrek A, kemudian di analisis menggunakan metode APKL (Aktual,
Problematik, Kehalayakan, Layak) yang ditentukan berdasarkan skala nilai 1-5 untuk
menentukan 3 (tiga) isu utama, sebagaimana tersaji pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Tabel Analisis APKL
Kriteria
No. Isu Aktual Total Peringkat
A P K L
1 Kurang optimalnya pemberian dan 5 3 4 4 16 2
perawatan terapi nutrisi melalui
selang NGT oleh keluarga pasien di
Ruang Anggrek A RSUD dr. H.
Jusuf
SK
2 Kurang optimalnya pemberian 5 4 5 4 18 1
terapi transfusi PRC yang tepat
waktu di Ruang Anggrek A
RSUD dr. H. Jusuf SK
3 Kurang optimalnya perilaku 4 3 4 4 15 3
personal hygine yang dilakukan
oleh keluarga pasien di Ruang
Anggrek A RSUD dr. H. Jusuf
SK
Keterangan:
Aktual : isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
Problematik : memiliki dimensi masalah yang kompleks
Kekhalayakan : menyangkut hajat hidup orang banyak
Layak : masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan
solusinya.

Interval penentuan prioritas:


Keterangan Peringkat :
Angka 1: sangat tidak mendesak/gawat dan dampak; 5 : Sangat Rendah
Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak; Angka 3: 4 : Rendah
cukup mendesak/gawat dan dampak; Angka 4: 3 : Sedang
2 : Tinggi
mendesak/gawat dan dampak; 1 : Sangat Tinggi
Angka 5: sangat mendesak/gawat dan dampak.

Dalam perumusan dan penetapan isu yang ada, penulis juga menggunakan teknik
analisis data USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk menetapkan isu yang akan
dijadikan bahan aktualisasi. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan
perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1–5. Isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakan isu prioritas yang harus segera diselesaikan.
1. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain jika masalah penyebab isu tidak
dipecahkan.
3. Growth Seberapa memungkinkan isu tersebut menjadi berkembang menjadi semakin
buruk bila dibiarkan, ketika dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu.
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan
metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan
urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan
berkembangnya masalah tersebut semakin besar. Dari ketiga isu yang terdapat di RSUD
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara maka dilakukan analisa dengan USG (Urgency,
Seriousness, Growth) seperti tersaji pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 3.2 Analisis USG

Kriteria
No. Isu Aktual/Masalah Pokok Skor Prioritas
U S G
1. Kurang optimalnya pemberian dan 5 4 4 13 2
perawatan terapi nutrisi melalui selang
NGT oleh keluarga pasien di Ruang
Anggrek A RSUD Dr. H. Jusuf SK
2. Kurang optimalnya pemberian terapi 5 5 5 15 1
transfusi PRC yang tepat waktu di Ruang
Anggrek A RSUD Dr. H. Jusuf
SK
3. Kurang optimalnya perilaku personal 4 4 4 12 3
hygine yang dilakukan oleh keluarga
pasien di Ruang Anggrek A RSUD Dr.
H. Jusuf SK

Keterangan:
U : Urgency (Kepentingan)
S : Seriousness (Keseriusan)
G : Growth (Perkembangan)

Interval penentuan prioritas:


Keterangan Peringkat :
Angka 1: sangat tidak mendesak/gawat dan dampak; 5 : Sangat Rendah
Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak; Angka 3: 4 : Rendah
cukup mendesak/gawat dan dampak; Angka 4: 3 : Sedang
2 : Tinggi
mendesak/gawat dan dampak;
1 : Sangat Tinggi
Angka 5: sangat mendesak/gawat dan dampak.
Analisis Isu Fishbone

PENYEBAB AKIBAT

MAN SKILL

Kurangnya pengetahuan petugas dan


Belum adanya sosialisasi atau “Kurang
keuarga pasien
pelatihan terkait pemberian optimalnya
Kurangnya kesadaran dalam
tranfusi yang benar pemberian
pemberian terapi yang efektif
Belum adanya evaluasi terkait terapi transfusi
Kurangnya pengalaman kerja tindakan keperawatan PRC yang tepat
waktu di Ruang
Anggrek A
Kurangnya edukasi dan informasi Kurang optimalnya supervisi dari
terkait prosedur transfusi PRC yang atasan atau kepala ruang RSUD Dr. H.
benar dan efektif Jusuf SK”
Kurangnya sosialisasi penekanan Prosedur kurang tepat yang masih
tindakan prosedur sesuai SOP tetap dibiasakan dilingkungan kerja

SUPPLIERS SURROUNDING
C. NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS (BERAKHLAK)
Nilai-nilai Dasar ASN yang dikaitkan dengan Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. BERORIENTASI PELAYANAN
Prinsip pelayanan publik yang baik yaitu partisipatif, transparan, responsif, tidak
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan
berkeadilan. Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat
dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas
untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai ASN yang baik yang bekerja di UPTD RSUD Dr. H Jusuf SK sudah
selayaknya untuk berusaha bekerja memberikan pelayanan bagi masyarakat tanpa
memandang suku, budaya, ras maupun status sosial mengingat Kota Tarakan yang
masyarakatnya berasal dari berbagai suku dan budaya. Mampu memberikan
pelayanan yang mudah dijangkau masyarakat khususnya bagi masyarakat awam yang
tidak mengikuti perkembangan teknologi, bersedia menerima kritik dan saran dari
mayarakat demi meningkatnya mutu pelayanan yang berkualitas dan memuaskan
masyarakat. Serta melaksanakan semua kebijakan yang dibuat pemerintah mengingat
PNS adalah panutan bagi masyarakat.
2. AKUNTABILITAS
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu kepemimpinan,
transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan dan konsistensi. Akuntabilitas merupakan kewajiban individu, kelompok,
maupun institusi dalam memenuhi tanggung jawab dalam menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik, adapun nilai- nilai publik yang menjadi amanah seorang PNS antara
lain yaitu:
a. Ketika terjadi konflik kepentingan baik itu kepentingan publlik, sektor kelompok
maupun pribadi ASN diharapkan mampu mengambil pilihan yang tepat dan
benar.
b. ASN mampu menghindari dan mencegah diri terlibat dalam politik praktis, ASN
diharapkan memiliki pemahaman dan kesadaran diri yang tinggi.
c. Menjadi penyelenggara dan pelayanan publik merupakan tugas ASN, ASN
diharapkan mampu memperlakukan warga negara secara sama dan adil.
d. Sebagai penyelanggara pemerintahan ASN diharapkan mampu menunjukkan
sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan.
3. KOMPETEN
Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 telah ditetapkan ASN
branding, yakni: Bangga Melayani Bangsa, dengan nilai-nilai dasar operasional
BerAkhlak. Dan beberapa perilaku ASN yang kompeten diantaranya:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Dengan semakin meningkatnya teknologi dan pengetahuan terkait ilmu di dunia
medis, diharapkan ASN mampu dan bersedia untuk belajar mencari literature-literatur
terbaru untuk menunjang pelayanan yang berkualitas dan mampu memberikan
informasi terbaru terkait literature yang didapat kepada teman sejawat maupun
masyarakat guna meningkatkan pengetahuan.
4. HARMONIS
Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara
serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai
faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan
suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuat individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling
kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan
kepada pelanggan.
Perilaku ASN dalam menciptakan lingkungan yang harmonis yaitu:
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. LOYAL
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam
Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
6. ADAPTIF
Adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN
memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan. Beberapa perilaku ASN yang menunjukkan sikap adaptif
diantaranya:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
7. KOLABORATIF
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sikap kolaboratif
yang dapat ditunjukkan oleh ASN diantaranya:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama
D. RANCANGAN AKTUALISASI
Nama : Ns. Priskila Ave Pradita, S.Kep.
Unit Kerja : Ruang Anggrek A RSUD Dr. H. Jusuf SK
Identifikasi Isu :
1. Kurang optimalnya pemberian dan perawatan terapi nutrisi melalui selang NGT oleh keluarga pasien di Ruang
Anggrek A RSUD Dr. H. Jusuf SK
2. Kurang optimalnya pemberian terapi transfusi PRC yang tepat waktu di Ruang Anggrek A RSUD Dr. H. Jusuf SK
3. Kurang optimalnya perilaku personal hygine yang dilakukan oleh keluarga pasien di Ruang Anggrek A RSUD
Dr. H. Jusuf SK

Isu yang Diangkat : Kurang optimalnya pemberian terapi transfusi PRC yang tepat waktu di Ruang Anggrek A
RSUD Dr. H. Jusuf SK

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pemberian terapi Transfusi PRC yang tepat waktu di Ruang Anggrek A RSUD Dr.
H. Jusuf SK
Tabel 3.3 Tahapan Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Konstribusi Terhadap


Mata Pelatihan Visi/Misi Organisasi
1 Membuat SOP 1. Membuat jadwal pertemuan 1. Ditetapkannya isu Berorientasi Menentukan issue dan
pemberian terapi dengan kepala ruang yang diangkat Pelayanan: melakukan pembaruan
tranfusi darah Anggrek A dan mentor 2. Dokumentasi lembar 1. Menerima kritik dan ilmu dan pengetahuan
2. Memaparkan isu dan konsultasi saran dari mentor dan sesuai dengan
gagasan pemecahan isu 3. Referensi terkini coach selama perkembangan teknologi
3. Menetapkan satu isu yang terkait SOP konsultasi terkait isu berupa menyamakan
akan diambil pemberian transfusi yang akan diangkat. persepsi antara SOP yang
4. Mencari informasi di bagian darah 2. Menerima masukan ada dengan SOP yang
Bank Darah RSUD Dr. H. 4. Rangkuman dari dari petugas Bank terbaru akan meningkatkan
Jusuf SK terkait SOP temuan literature Darah saat mencari pengetahuan bagi SDM
pemberian transfusi darah 5. Rangkuman hasil informasi terkait sehingga memberikan
yang benar konsultasi literature pelayanan yang
5. Mencari literature atau 6. Perbandingan SOP 3. Memberikan professional merupakan
referensi melalui jurnal pemberian transfusi kepuasan kepada, wujud dari:
penelitian maupun E-Book darah yang dimilik kepala ruang, mentor,
mengenai SOP pemberian rumah sakit (bila ada) coach dan petugas Visi RSUD Dr. H. Jusuf
tranfusi PRC yang benar dan dengan literature bank darah terkait SK: Menjadi rumah sakit
efektif yang didapatkan hasil dari terdepan yang bertumpu
6. Merangkum temuan dari 7. Persamaan persepsi pembelajaran pada teknologi, sumber
literature terkait SOP yang literature berupa daya manusia, dan
7. Melakukan konsultasi digunakan sebagai adanya diskusi terkait kemandirian
dengan kepala ruang pedoman tindakan persamaan persepsi
Anggrek A, petugas bank 8. Lembar SOP yang dan
bersedia menerima
darah, mentor dan coach sitematis masukan dari Misi RSUD Dr. H. Jusuf
untuk menyamakan persepsi berbagai pihak SK yaitu: Meningkatkan
terkait SOP pemberian program pendidikan,
transfusi darah Akuntabilitas: pelatihan, dan penelitian.
8. Membuat SOP bila belum 1. Mencatat masukan-
tersedianya SOP terkait masukan dari mentor
pemberian transfusi darah dan coach
9. Mendikusikan hasil SOP 2. Bertanggung jawab
yang dibuat Kepada kepala untuk mencari
ruang, mentor, coach dan literature yang
petugas bank darah untuk mampu di
menyamakan persepsi implementasikan
terkait pemberian transfusi sebagai gagasan
darah pemecahan isu
3. Bertanggung jawab
untuk melaksanakan
aktualisasi sesuai
dengan rancangan
kegiatan

Kompeten:
1. Belajar
mengidentifikasi isu-
isu di lingkungan
kerja kemudian untuk
dicarikan
inovasi
pemecahana
masalah
2. Mempelajari ilmu-
ilmu yang baru
melalui literature yang
didapat dan
menentukan apakah
mampu menjadi
gagasan pemecahan
isu
3. Berusaha menggali
informasi dan
pendapat untuk
mengembangkan
SOP sesuai dengan
literatur yang didapat

Harmonis:
1. Menjaga sopan
santun menghargai
Mentor dan Coach
selaku pembimbing
2. Tetap menjaga
hubungan yang
baik, sopan dan
santun terhadap
petugas bank darah
3. Tetap menjaga
hubungan yang
baik, sopan dan
santun selama
berdiskusi

Loyal:
1. Menepati janji
datang tepat waktu
saat akan melakukan
pertemuan dengan
mentor dan coach
2. Mencari literature
yang sesuai dengan
kebijakan pemerintah
3. Bersedia meluangkan
tenaga waktu dan
pikiran berupa ide
dalam pengembangan
pembuatan SOP

Adaptif:
1. Mampu melakukan
pengembangan
kreatifitas sesuai
saran atau ide yang
diberikan mentor dan
coach
2. Segera melakukan
perubahan sesuai
masukan
3. Segera melakukan
perubahan berupa
inovasi atau
kreatifitas sesuai
masukan dari
berbagai pihak

Kolaboratif:
1. Saling berdiskusi
baik terhadap
mentor maupun
coach
2. Bekerja sama dengan
tenaga medis lain
seperti petugas bank
darah untuk
mendapatkan
informasi yang akurat
sesuai dengan
bidangnya.
3. Saling berdiskusi
dan bertukar
pendapat dalam
proses
pengembangan
SOP yang
disepakati

2 Membuat media 1. Menentukan media Leaflet tercetak Berorientasi Dengan adanya


edukasi untuk edukasi yang mudah Pelayanan: pembaruan ilmu
keluarga pasien dipahami oleh keluarga Menyediakan media pengetahuan baik bagi
pasien dapat berupa informasi berupa masyarakat maupun
leaflet atau lembar balik edukasi yang mampu tenaga medis akan
2. Merancang design meningkatkan membantu menciptakan
pembuatan leaflet pengetahuan keluarga SDM yang mandiri.
tentang tranfusi darah pasien, memberikan Sesuai dengan:
3. Mendiskusikan hasil inovasi baru yang
rancangan design leaflet membantu memudahkan Visi RSUD Dr. H. Jusuf SK
kepada kepala ruang, mentor pekerjaan teman adalah menjadi rumah sakit
dan coach apakah sesuai jika sejawat. terdepan yang bertumpu
di implementasikan pada teknologi, sumber daya
Akuntabilitas: manusia, dan kemandirian.
Edukasi dan sosialisai
yang dilakukan memiliki
nilai yang efektif dan
efisien bagi keluarga juga
teman sejawat.
Kompeten:
Isi dari media edukasi
yang dibuat sesuai
dengan literature terkini
dan mampu membantu
menambah pengetahuan
bagi penerima informasi.

Harmonis:
Tetap menjaga hubungan
yang baik, sopan dan
santun terhadap kepala
ruang, mentor maupun
coach dan petugas bank
darah selama melaukan
diskusi terkait media
edukasi dan inovasi yang
akan dibuat.

Loyal:
Bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran
dalam membuat design
leaflet sebagai
media edukasi,
membuat inovasi
berupa sticker control
produk darah.

Adaptif:
Segera melakukan
perubahan atau cepat
tanggap bila atasan
meberikan masukan
terkait media edukasi
yang digunakan.

Kolaboratif:
Saling berdiskusi baik
terhadap kepala ruang
mentor maupun coach
terkait pengembangan
media edukasi yang
digunakan.
3 Membuat sticker untuk 1. Merancang design sticker Sticker kontrol produk Berorientasi Dengan adanya
control tranfusi agar yang akan di aplikasikan darah tercetak Pelayanan: pembaruan ilmu
tepat waktu pada produk darah untuk Menyediakan media pengetahuan baik bagi
memudahkan perawat informasi berupa masyarakat maupun tenaga
dalam mengontrol edukasi yang mampu medis akan membantu
pemberian produk darah meningkatkan menciptakan SDM yang
yang tepat waktu pengetahuan keluarga mandiri. Sesuai dengan:
2. Mendiskusikan hasil pasien, memberikan
design sticker control inovasi baru yang
transfusi kepada kepala membantu Visi RSUD Dr. H. Jusuf SK
ruang, mentor dan coach memudahkan adalah menjadi rumah sakit
apakah sesuai jika di pekerjaan teman terdepan yang bertumpu
implementasikan sejawat. pada teknologi, sumber daya
manusia, dan kemandirian.
Akuntabilitas:
Edukasi dan sosialisai
yang dilakukan memiliki
nilai yang efektif dan
efisien bagi keluarga juga
teman sejawat.

Kompeten:
Isi dari media edukasi
yang dibuat sesuai
dengan literature terkini
dan mampu membantu
menambah pengetahuan
bagi penerima informasi.

Harmonis:
Tetap menjaga hubungan
yang baik, sopan dan
santun terhadap kepala
ruang, mentor maupun
coach
dan petugas bank
darah selama melaukan
diskusi terkait media
edukasi dan inovasi
yang akan dibuat.

Loyal:
Bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran
dalam membuat design
leaflet sebagai media
edukasi, membuat inovasi
berupa sticker control
produk darah.

Adaptif:
Segera melakukan
perubahan atau cepat
tanggap bila atasan
meberikan masukan
terkait media edukasi
yang digunakan.

Kolaboratif:
Saling berdiskusi baik
terhadap kepala ruang
mentor maupun coach
terkait pengembangan
media edukasi yang
digunakan.
4 Mengimplementasikan 1. Menyiapkan konsep 1. SOP tercetak Berorientasi Sebagai bagian wujud
media edukasi dan penerapan SOP pemberian 2. Meningkatnya Pelayanan: dari Misi RSUD Dr. H.
sticker Kontrol produk tranfusi disusun secara pengetahuan Menyediakan media Jusuf SK, yaitu:
darah tepat, dan informatif. kelaurga pasien informasi berupa 1. Menyelenggarakan
2. Melakukan sosialisasi terkait pemberian edukasi yang mampu pelayanan kesehatan
kepada perawat yang terapi transfusi meningkatkan yang paripurna.
bertugas di ruang Anggrek 3. Stiker terpasang di pengetahuan keluarga 2. Meningkatkan
A terkait maksud dan tujuan produk darah pasien. program pendidikan,
dari pemasangan sticker 4. Pemberian produk pelatihan, dan
kontrol produk darah darah selesai tepat Akuntabilitas: penelitian.
3. Melakukan inform consent waktu Bertanggung jawab untuk 3. Mewujudkan
dengan pasien dan kelaurga 5. Dokumentasi melaksanakan aktualisasi pengelolaan rumah
pasien yang mendapatkan pelaksanaan sesuai dengan rancangan sakit yang
terapi transfusi implementasi kegiatan dengan professional.
4. Membagikan leaflet melakukan implementasi
kepada kelaurga pasien sesuai jadwal yang Pelayanan yang diberikan
5. Menjelaskan kepada ditentukan. tidak hanya fokus kepada
keluarga pasien terkait penyembuhan pasien namun
pemberian terapi transfuse Kompeten: juga berfokus terhadap
sesuai dengan media Mampu menjelaskan tingkat pengetahuan
leaflet yang kepada keluarga keluarga pasien. Keluarga
diberikan pasien terkait pasien diharapkan setelah
pemberian terapi keluar dari rumah sakit
transfusi dengan jelas mendapatkan ilmu yang
6. Melakukan diskusi tanya dan dapat diterima oleh dibekali dari rumah sakit.
jawab dengan keluarga keluarga pasien.
pasien
7. Menempel sticker pada Harmonis:
produk darah dan mengisi Menjaga sikap ramah,
sesuai jam terpasang dan sopan santun dan
jam selesai menghargai saat
8. Mencatat hasil yang melakuakn sosialisasi
didapatkan kepada seluruh perawat
9. Mendokumentasikan di Ruang Anggrek A
kegiatan sosialisasi dan saat melakukan
edukasi kepada keluarga
pasien.

Loyal:
Bersedia meluangkan
waktu jika sewaktu-
waktu keluarga pasien
belum memahami dan
meminta untuk
djelaskan kembali.

Adaptif:
Mampu menyesuaikan
diri dalam menghadapi
berbagai karakter
keluarga pasien saat
memberikan edukasi.

Kolaboratif:
Menjalin hubungan
kerja sama antara
perawat Ruang
Anggrek A dan
keluarga pasien.
5 Melakukan monitoring 1. Observasi pelaksanaan Dokumentasi dan Berorientasi Dengan meningkatnya
dan evaluasi pemberian terapi tranfusi laporan pelaksanaan Pelayanan: pengetahuan dan informasi
2. Mengevaluasi aktualisasi Memberikan inovasi terkait pemberian transfusi
pengetahuan perawat yang memuaskan diharapkan dapat
terkait pemberian terapi dalam pelayanan diterapkan dengan baik agar
transfuse setelah kesehatan tercapainya terapi yang
dilakukan sosialisasi. optimal sesuai yang
3. Mengevaluasi Akuntabilitas: diharapakan dari hasil
pengetahuan keluarga Diterapkannya terapi. Sesuai dengan wujud
terkait pemberian terapi pemberian terapi tranfusi dari
tranfusi serta menanyakan yang tepat waktu sebagai
kesulitan yang dihadapi wujud dari berhasilnya Misi RSUD Dr. H. Jusuf
4. Konsultasi penyusunan sosialisasi dan edukasi SK, yaitu:
laporan aktualisasi dengan yang diberikan. Menyelenggarakan
mentor dan coach. pelayanan kesehatan yang
5. Mendokumentasikan Kompeten: paripurna.
kegiatan aktualisasi Mampu memberikan
pelayanan yang
berkualitas baik setelah
dilakukan sosialisasi.

Harmonis:
Tetap menjalin hubungan
yang baik antara perawat,
antara pasien dan
keluarga pasien, menjaga
sopan santun dan
menghargai.

Loyal:
Berusaha menjaga nama
baik intansi dengan
meberikan pelayanan
yang terbaik dan
maksimal.

Adaptif:
Mampu memunculkan
inovasi baru jika terjadi
kemungkinan adanya
hambatan.

Kolaboratif:
Saling bekerja sama
antara berbagai pihak
yang berkonstribusi
Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

BULAN / MINGGU KE
No. KEGIATAN OUTPUT/HASIL JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membuat SOP pemberian terapi tranfusi 1. Ditetapkannya isu yang
darah. diangkat
2. Rangkuman dari temuan
literature
3. Lembar SOP yang
sitematis
4. Dokumentasi lembar
konsultasi
2 Membuat media edukasi untuk keluarga Leaflet tercetak
pasien
3 Membuat sticker untuk control tranfusi agar Sticker kontrol produk darah
tepat waktu tercetak
4 Mengimplementasikan media edukasi dan 1. Meningkatnya
sticker Kontrol produk darah pengetahuan kelaurga
pasien terkait pemberian
terapi transfuse
2. Stiker terpasang di
produk darah
3. Pemberian produk darah
selesai tepat waktu
4. Dokumentasi
pelaksanaan
implementasi
5 Melakukan monitoring dan evaluasi Dokumentasi dan laporan
pelaksanaan aktualisasi

Anda mungkin juga menyukai