Anda di halaman 1dari 7

Nama : SAEFUDIN A.

FAUZI
NIM : 857453558
Kelas : B – Cicalengka
Bidang Studi : Tugas Tutorial 1 (Teknik Penulisan Karya Ilmiah/IDIK4013)

LEMBAR JAWABAN

1. Mengapa seorang yang berpendidikan tinggi diharapkan mampu mengungkapkan ide/gagasannya


dalam bentuk karya tulis ilmiah dan karya tulis nonilmiah?

▪ Karya Tulis Ilmiah

a. Untuk menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu. Tujuan
seperti ini pada umumnya terkait dengan karya ilmiah yang berupa artikel yang dimuat
dalam berbagai media massa.
b. Dapat memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam studi. Tujuan seperti ini,
terkait dengan tugas penulisan makalah dari guru atau dosen, serta penulisan skripsi, tesis,
dan disertasi.
c. Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah.
Misalnya, karya ilmiah yang disusun untuk satu seminar, simposium, diskusi panel, dan
sejenisnya.
d. Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah. Perlombaan penulisan karya ilmiah sering
diadakan oleh berbagai lembaga, seperti Lomba
e. Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang setiap tahun diselenggarakan bagi mahasiswa seluruh
Indonesia oleh Direktorat Kemahasiswaan (sekarang menyatu dengan Direktorat
Akademik) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Karya ilmiah yang dilombakan ada
yang harus sengaja ditulis untuk perlombaan tersebut, namun ada juga yang dapat diambil
dari karya ilmiah yang pernah ditulis.
f. Menyebarkan hasil penelitian kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu, seperti
berbagai artikel penelitian yang dimuat dalam berbagai majalah ilmiah.

▪ Karya Tulis Non ilmiah


Sebuah karangan yang ditulis berdasarkan kepentingan atau maksud tertentu yang belum tentu
dapat dibuktikan kebenarannya. Sifatnya cenderung subjektif dan seringkali imajinatif.

Beberapa hal yang benjadi ciri sebuah karya tulis dianggap karya non-ilmiah yakni sebagai
berikut :

27_Saepudin A. Fauzi_Kelas B_TPKI


a. Karya non ilmiah tidak memerlukan data pendukung, dan pembuktian. Karya non ilmiah
belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya. Kika diteliti dan di uji Kembali oleh orang
lain hasilnya mungkin saja berbeda.

b. Walaupun sistematika penulisan karya non ilmiah telah di atur menurut aturan tertentu,
namun masih bisa di ubah sesuai dengan kebutuhan dan selera.

c. Gaya bahasa yang digunakan untuk penulisan sebuah karya non ilmiah umumnya adalah
bahasa non formal dan popular. Biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Contoh Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Peningkatan Penerapan Model Discovery Learning
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Matematika Materi Ruas Persegi Panjang
di Kelas IV SDN Tanjunglaya 02”
Analisis :
a. Objektif
Mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan sesuai dengan fakta
yang ada dilapangan, serta tidak dimanipulasi.
b. Netral
Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi
tentang sesuatu, atau bisa memecahkan satu masalah.
c. Sistematis
Sistematika cara penulisan mengikuti cara tertentu.
d. Logis
Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di
samping istilah-istilah yang bersifat denotatif.
e. Menyajikan fakta
Pengetahuan yang disajikan tersebut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada
teori-teori yang telah diakui kebenarannya.

3. Contoh Karya tulis non ilmiah

Suatu hari ada anak sapi yang hidup sendirian di alam liar. Anak rusa ini telah ditinggalkan sejak
dia adalah anak dari keluarganya. Keluarganya sendiri menghilang karena mereka diburu oleh
sejumlah pemburu yang melihat tanduk binatang jenis ini. Untungnya, rusa itu selamat setelah
seekor gajah yang baik membantunya. Sayangnya, gajah yang membantunya sekarang hilang.

Bukan karena perburuan, tetapi karena usia yang tidak lagi ada di tubuh gajah. Anak rusa harus
bertahan hidup sendirian di hutan yang sunyi. Suatu hari seekor trenggiling datang ke hutan yang
27_Saepudin A. Fauzi_Kelas B_TPKI
tenang dan melewati rusa. Awalnya, kedua binatang itu saling bermusuhan dan disalahpahami.
Namun, mereka akhirnya berdamai dan sejak saat itulah petualangan kedua mereka dimulai …

Perbedaan untuk karya ilmiah dan non-ilmiah itu sendiri :


a. Artikel ilmiah sangat bergantung pada analisis dan hipotesis, sedangkan artikel non-ilmiah
tidak terlalu bergantung pada dua elemen ini.
b. Gaya artikel ilmiah biasanya formal / standar dan tidak rumit, sedangkan artikel non-ilmiah
lebih sastra dan artistik.
c. Sehubungan dengan penulisan, makalah ilmiah ditulis menggunakan metode penulisan
ilmiah, sedangkan makalah non-ilmiah ditulis berdasarkan gaya penulisan makalah non-
ilmiah.
d. Penulisan ilmiah adalah obyektif dan faktual atau berdasarkan fakta yang ada. Sementara itu,
esai non-ilmiah bersifat subyektif dan fiksi, atau didasarkan pada imajinasi penulis.
e. Esai tidak meyakinkan atau mempengaruhi pembaca, sedangkan esai non-ilmiah meyakinkan
dan juga dapat merangsang imajinasi pembaca.
f. Artikel ilmiah ditulis untuk kepentingan pribadi, sedangkan artikel non-ilmiah ditulis untuk
alasan seni dan kepuasan batin penulis.

4. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Role Playing pada Pelajaran
Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri 8 Cicalengka.
a. Rumusan tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan Menggunakan
Metode Role Playing pada Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri 8 Cicalengka
b. Identifikasi pembaca
Apakah penggunaan metode role playing pada pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan
hasil belajar siswa?
c. Cakupan isi materi
- Meningkatkan hasil belajar siswa
- Penggunaan metode bermain peran (role playing).

27_Saepudin A. Fauzi_Kelas B_TPKI


5. Bahan Pustaka yang dapat dijadikan referensi dalam karya tulis ilmiah;
a. Artikel/jurnal Ilmiah
Penelitian yang sudah selesai dilaksanakan biasanya dipublikasikan dalam bentuk artikel
ilmiah yang disebut jurnal. Pilihlah jurnal penelitian terbaru yang berasal dari publisher jurnal
bereputasi, baik nasional maupun internasional.
b. Seminar
Prosiding Seminar atau lebih populer disebut Seminar, memiliki posisi keilmiahan yang
hampir sama dengan jurnal ilmiah. Hanya saja prosiding seminar lebih dikhususkan pada hasil
dari sebuah konferensi ilmiah. Sebuah prosiding seminar yang ilmiah telah melalui proses
editing dan review yang ketat, serta memiliki ISBN atau ISSN.
c. Tesis/disertasi
Tesis dan disertasi sebagai karya tulis ilmiah sebagai prasyarat dalam menyelesaikan jenjang
pendidikan tertentu dinilai relatif kurang kuat sebagai rujukan karena keduanya belum
terpublikasi secara dalam jurnal ilmiah. Akan tetapi, bagaimanapun tesis dan disertasi adalah
karya ilmiah, yang sudah diteliti oleh pakar / pembimbing dan diuji oleh penguji sehingga
tetap bisa dijadikan sumber rujukan dalam menulis.
d. Buku
Buku adalah sumber literatur yang paling sering dijadikan rujukan untuk penulisan karya tulis
ilmiah. Sebuah buku berisi pembahasan ilmiah bidang keilmuan tertentu dan seharusnya
sudah melalui proses penyuntingan (editing) sehingga sahih untuk dikutip. Buku referensi
dapat berupa hasil dari sebuah penelitian ilmiah atau berisi konsep dasar suatu bidang
keilmuan tertentu. Seperti halnya jurnal, pilihlah buku dengan tahun terbit terbaru dan penerbit
yang bereputasi.
e. Internet
Sumber literatur terakhir yang bisa Anda gunakan adalah sumber media massa atau internet.
Ini adalah sumber rujukan yang paling lemah posisinya. Ada beberapa hal yang wajib Anda
perhatikan jika berniat menggunakan media massa atau internet sebagai literatur ilmiah.
Pastikan sumber yang Anda akan ambil berasal dari salah satu sumber berikut:
• Artikel atau berita dimuat oleh media yang kredibel
• Data / informasi berasal dari situs resmi dari pemerintah atau kementerian
• Blog atau tulisan dari para pakar yang telah diakui ahli dalam bidangnya
• Situs resmi badan / organisasi nasional maupun internasional, seperti ICW, PBB, BPS,
atau OKI
• Jurnal penelitian elektronik dari open access journal

27_Saepudin A. Fauzi_Kelas B_TPKI


6. Cara membuat kutipan yang baik dan benar
Secara sederhana, kutipan adalah semua kalimat dan atau paragraf yang bukan berasal dari
ide/tulisan sendiri. Biasanya seorang penulis atau pengarang mengambil tulisan orang lain untuk
menjadi bagian dalam tulisannya.
Berdasarkan cara mengutipnya, kutipan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan jenis kutipan yang dilakukan dengan cara mengambil sama
persis dari sumber aslinya.
Kutipan langsung dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yakni kutipan langsung kurang
dari empat baris dan lebih dari empat baris.
• Cara menulis kutipan langsung pendek (kurang dari empat baris)
1. Kalimat kutipan harus diintegrasikan dengan teks
2. Jarak antar baris kutipan adalah dua spasi
3. Kutipan diapit dengan tanda kutip/petik dua ("…")
4. Setelah kutipan, jangan lupa menuliskan sumber berupa nama pengarang, tahun
terbit, dan nomor halaman di dalam tanda kurung
Contoh kutipan langsung pendek (kurang dari empat baris) :
"Dalam membuat sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka merupakan sesuatu
yang harus dilakukan untuk mendapatkan kebenaran data yang ingin diteliti" (Agung
Hermanto, 2009: 15-16).

Selain itu, bisa juga dengan memberikan sumber kutipan di depan sebelum kutipan seperti
contoh berikut ini :
Siswanto (1990:20) menegaskan, "keputusan ilmiah merupakan sebuah kemungkinan atau
probabilitas, sehingga bukan suatu kebenaran yang mutlak".
• Cara menulis kutipan langsung panjang (lebih empat baris)
1. Penulisan kutipan dipisahkan dengan jarak tiga spasi dari teks
2. Jarak antar baris kutipan adalah 1 spasi
3. Kutipan boleh diapit dengan tanda kutip/petik dua ("…") atau tidak.
4. Setelah kutipan, jangan lupa memberi keterangan sumber aslinya.
Contoh kutipan lebih Panjang (lebih empat baris) :
Terjemahan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak memuaskan karena para
penerjemah tidak terlatih dalam ilmu penerjemahan. Misalnya terjemahan berikut ini.
"Suatu pikiran yang telah tersebar dengan luas sekali orang banyak menggambarkan buku-
buku sebagai benda tak berjiwa, tidak effektif (sic!), serba damai yang pada tempatnya sekali

27_Saepudin A. Fauzi_Kelas B_TPKI


berada dalam kelindungan-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dari universitas-
universitas dan tempat…" (Sani, 1959: 7).

b. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung merupakan jenis kutipan yang mengambil inti sarinya saja, tanpa
mengurangi makna sebenarnya dari kalimat yang ada.
Jadi, untuk menulis kutipan jenis ini bisa dengan cara meringkas/menyimpulkan suatu
pendapat atau menulis inti sarinya dengan gaya bahasa sendiri.
• Cara menulis kutipan tidak langsung
1. Kutipan diintegrasikan dengan teks
2. Jarak antar baris kutipan adalah spasi ganda
3. Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip/petik dua ("…")
4. Setelah kutipan, jangan lupa untuk menuliskan sumber kutipan
Contoh:
Kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat entitas ilmiah yang
berfungsi untuk memproses data eksternal secara cepat dan akurat (Michelle Doe, 2016: 27).

Dalam menulis kutipan tidak langsung bisa juga dengan menyebutkan sumber di depan
kutipan seperti berikut ini:
Michelle Doe (2016: 27) berpendapat bahwa kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang
di dalamnya terdapat entitas ilmiah yang berfungsi untuk memproses data eksternal secara
cepat dan akurat.

Ada juga cara Mengutip Kutipan yang Dikutip Orang Lain atau Sumber Kedua
Tak sedikit seorang penulis ingin mengutip sebuah kutipan yang sebelumnya telah dikutip oleh
seseorang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyertakan nama pengarang aslinya kemudian
diikuti dengan kata 'dalam'.
Contoh:
Hendry (dalam Budianto, 2005: 17) menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu proses untuk
melakukan perencanaan dan pengontrolan sumber daya agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Pada contoh di atas, Hendry merupakan pengarang kutipan asli yang pendapatnya dikutip oleh
Budianto.

Cara Mengutip dari Internet


Bagi yang ingin mengutip sebuah pendapat yang bersumber dari internet, cara yang dilakukan tidak
berbeda dengan mengutip dari buku atau jurnal.

27_Saepudin A. Fauzi_Kelas B_TPKI


Cukup tuliskan sumber yang berupa nama pengarang diikuti dengan tahun terbit artikel. Bagaimana
dengan judul artikel dan alamat websitenya?
Untuk judul artikel, alamat/URL, dan waktu akses bisa kamu cantumkan di dalam daftar pustaka saja.
Misalnya mengutip sebuah artikel yang membahas tentang jumlah pengguna internet di Indonesia
dari situs Kompas.
Maka, kita bisa mengutip dengan cara seperti berikut :
Berdasarkan wilayah geografisnya, masyarakat Indonesia yang paling banyak menggunakan internet
adalah yang berlokasi di Jawa, yang selanjutnya disusul oleh Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-
Nusa, dan Maluku-Papua (Fatimah Kartini Bohang, 2018).

27_Saepudin A. Fauzi_Kelas B_TPKI

Anda mungkin juga menyukai