15 Agustus 2019
ABSTRAK
PENCEGAHAN PENULARAN COVID -19 DAN PEMBELAJARAN
E-LEARNING DI SMAN 2 KOTA BIMA SEMESTER GENAP TAHUN
PELAJARAN 2019/2020
Oleh
Ibnu Hajar,S.Pd,M.Pd
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyebaran virus corona jenis baru (SARS-Cov-2) di penghujung tahun 2019 yang
kemudian diberi nama Covid -19 sangat menjadi perhatian dan kekhawatiran dunia. Covid-
19 pertama kali ditemukan di kota Wuhan China yang kemudia bermigrasi dan mewabah
ke seluruh dunia. Akibat dari penyebarannya yang cukup masiv tersebut pada akhirnya
pada tanggal 11 Maret 2020 organisasi kesehatan dunia World Health Organizatin (WHO)
menetapkan penyebacaran Covid 19 sebagai pandemi.
Setelah ditetapkannya pandemi Covid-19, tentu saja berbagai negara yang belum maupun
yang telah terpapar Covid-19 harus melakukan berbagai upaya untuk menghentikannya.
Dilansir dari healthline, direktur jendral WHO, Tedros Ghebreyesus menetapkan 4 (empat)
hal utama yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam menghadapi penularan Covid-19,
yaitu; a) mempersiapkan dan bersiap, b) deteksi, lindungi, dan rawat, c) kurangi
penyebaran, d) inovasi dan belajar.
World Health Organizatin (WHO) juga mengungkapkan bahwa cara penyebaran Covid-19
melalui tetesan kecil air liur yang keluar dari hidung atau mulut ketika orang yang
terinfeksi Covid-19 bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di sebuah benda
atau permukaan yang disentuh orang sehat. Juga bisa menyebar ketika dihirup langsung
oleh orang yang sehat ketika mereka berdekatan. Itu sebabnya penting untuk menjaga
jarak satu meter lebih dari orang yang sakit.
Indonesia sebagai bagian dari habitat dan populasi dunia tentunya tidak bisa terhindar dari
paparan Covid-19. Kasus pertama di Indonesia diumumkan langsung oleh Presiden Joko
Widodo di istana presiden pada hari Senin tanggal 2 Maret 2020. Kasus pertama yang
terpapar Covid -19 tersebut adalah seorang ibu (64 th) dan anaknya (31 Th) warga Depok
Jawa Barat. Keduanya diduga terpapar Covid-19 akibat kontak dengan warga negara
Jepang yang datang ke Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu sehingga kasus
terinfeksi Covid-19 terus bertambah terutama daerah di sekitar ibu kota Jakarta.
Agar tidak terjadi penularan dan untuk memotong rantai penyebaran, di beberapa negara
melaksanakan kebijakan lockdown seperti di Wuhan-China, Italia dan Malaysia. Di
Indonesia pemerintah mengeluarkan kebijakan social distancing atau physical
distancing (menjaga jarak) sehingga muaranya pada himbauan untuk stay at
home (berdiam diri di rumah) dan lebih khusus di kota-kota yang sudah terdapat pasien
Codid 19. Di Jakarta sendiri sebagai episentrum penyebaran Covid -19 dengan kasus yang
paling banyak melaksanakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
akhirnya juga diikuti oleh provinsi lain di sekitar Jakarta.
Dalam rangka mengawal pelaksanaan kebijakan siswa belajar di rumah dalam jaringan
(daring) tersebut pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat
mengeluarkan surat dengan nomor; 420/1508.UM/Dikbud tertanggal 16 Maret 2020
tentang Instruksi Pendampingan dan Pengawasan Siswa Belajar di Rumah. Dalam
instruksi tersebut berisi antara lain; 1) bahwa tanggal 16 s.d 28 Maret bukan libur sekolah,
tetapi pengalihan pelayanan belajar mandiri siswa/siswi di rumah. 2) Kepala sekolah agar
menyusun langkah strategis dan terukur untuk menjamin berlangsungnya proses belajar
mengajar baik aktifitas guru maupun siswa dalam kurun waktu siswa belajar di rumah
tersebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah upaya pencegahan penularan Covid-19 di SMAN 2 Kota Bima?
Bagaimanakah penerapan pembelajaran E-Learning di SMAN 2 Kota Bima?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penilitian ini adalah:
Untuk mengetahui tentang upaya pencegahan penularan Covid-19 di SMAN 2 Kota
Bima.
Untuk mengetahui tentang penerapan pembelajaran E-Learning di SMAN 2 Kota Bima.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
Dengan mengetahui sejauh mana upaya pencegahan penularan Covid-19 dapat menjadi
bahan evaluasi untuk perbaikan program pencegahan penularan Covid-19 selanjutnya di
SMAN 2 Kota Bima.
Dengan mengetahui sejauh mana penerapan pembelajaran E-Learning dapat menjadi
landasan untuk penentuan program peningkatan kompetensi dan keahlian guru SMAN 2
Kota Bima.
Pembelajaran E-Learning
Pengertian E-Learning
Cukup banyak pakar yang menguraikan pengertian E-Learning antara lain sebagai
berikut:
Menurut Michael (2013:27) E-Learning adalah pembelajaran yang disusun ialah dengan
tujuan menggunakan suatu sistem elektronik atau juga komputer sehingga mampu untuk
mendukung suatu proses pembelajaran.
Candrawati (2010), E-Learning dalah sustu proses pembelajaran jarak jauh dengan cara
menggabungkan prinsip-prinsip di dalam proses pembelajaran dengan teknologi.
Ardiansyah (2013), E-Learning adalah suatu sistem pembelajaran yang dilaksanakan
tampa harus bertatap muka dengan secara langsung antara pendidik dengan siswa.
Dari sekian banyak pengertian E-Learning dari para pakar tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran E-Learning adalah suatu proses pembelajaran yang
berbasis elektronik, salah astu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan
dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam
bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang
lebih luas yaitu internet. Karena menggunakan komputer dan dengan melalui jaringan
internet maka dikenal juga dengan istilah dalam jaringan (daring) atau online.
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru SMAN 2 Kota Bima
yang berjumlah 39 orang dan siswa kelas X (sepulu) dan XI (sebelas) yang berjumlah
442 orang.
Adapun cara pencegahan yang dilakukan di SMAN 2 Kota Bima sesuai surat tersebut
dilakukan dengan cara:
Meliburkan aktifitas kegiatan belajar mengajar di sekolah dan siswa belajar mandiri di
rumah dengan bimbingan guru dan orang tua.
Tidak melakukan rapat atau pertemuan dan atau kegiatan yang sifatnya mengumpulkan
massa.
Untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan dinas ke luar daerah atau ke luar
negeri.
Menjaga area kerja dan fasilitas bersama tetap bersih dan higienis dengan
membersihkan dengan secara berkala dengan cairan disinfektan.
Menyediakan sarana cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun serta
handsanitizer.
Menyediakan tisu dan masker bagi pegawai, guru dan tamu.
Memasang pesan hidup bersih dan sehat.
Demikian juga dengan kegiatan yang dilakukan guru misalnya dalam kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Adapun kegiatan guru dalam MGMP
adalah pembelajaran dalam jaringan (daring) melalui kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang diarahkan pada guru sasaran (GS) dan dibantu
oleh guru inti (GI). Kegiatan lainnya yang dilakukan guru dengan melalui dalam
jaringan (daring) adalah Uji Komptensi Guru (UKG) yang dilakukan oleh guru setiap
tahun sebagai upaya mengukur kompetensi guru oleh pemerintah.
Pada aktifitas pembelajaran biasa (normal) hampir tidak ada guru yang melaksanakan
pembelajaran E-learning atau pembelajaran dalam jaringan (daring). Hal ini disebakan
antara lain guru masih menggunakan waktu 40 % untuk tatap muka digunakan juga
untuk aktifitas lainnya. Di dalam kurikulum sebenarnya sudah diatur aktifitas
pembelajaran tatap muka 40 %, tugas mandiri terstruktur 30 % dan tugas mandiri tidak
terstruktur 30 %. Porsentase 40 % untuk tatap muka sebenarnya bisa secara maksimal
digunakan untuk pembelajaran dan pembimbingan sedangkan untuk kegiatan tugas
mandiri baik yang terstruktur dan tidak terstruktur bisa menggunakan media dalam
jaringan (daring), baik untuk memberikan tugas maupun tagihan.
Tetapi setelah terjadi pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah meliburkan sekolah
dan siswa melakukan belajar mandiri di rumah sebagai upaya memotong penyebaran
penularan Covid-19 memberikan dampak yang positif dan signifikan bagi
pembelajaran E-learning atau pembelajaran dalam jaringan (daring) di SMAN 2 Kota
Bima. Dari yang sebelumnya tidak pernah menggunakan pembelajaran E-Learning atau
melalui dalam jaringan (daring) menjadi menggunakan pembelajaran E-Learning
Adapun media atau program E-learning yang digunakan oleh guru SMAN 2 Kota Bima
adalah aplikasi google clasroom dan Whatsapp (WA). Bagaimanakah cara menjelaskan
kepada guru dan siswa terkait media e-learning/daring tersebut, apakah sebelumnya
pernah diadakan pelatihan penggunaan media e-learning/daring ke siswa dan guru?
Sama sekali sebelumnya SMAN 2 Kota Bima belum pernah melaksanakan kegiatan
pelatihan yang diperuntukkan bagi guru dan siswa khusus untuk penggunaaan media e-
learning/daring untuk pembelajaran.
Karena dalam kondisi emergensi dimana siswa dan guru dilarang berkumpul sebagai
akibat dari kebijakan social distancing atau physical distancing maka cara yang paling
efektif dilakukan adalah dengan cara memberikan pelatihan kepada siswa dan guru
bagaiamana cara mendapatkan dan mengoperasikan media E-lerning/Daring tersebut
terutama aplikasi google classroom dengan melalui grup whatsapp (WA) kelas yang
sebelumnya sudah ada. Supaya mudah dipahami siswa dan guru maka yang dibagikan
adalah vidio youtube yang berisi tutorial penggunaan aplikasi google classroom untuk
pembelajaran.
Cara tersebut terbukti sangat efektif, hal ini terbukti setelah beberapa hari informasi
cara penggunaan aplikasi google classroom itu dibagikan melalui
grup Whatsapp (WA), jumlah guru yang menggunakan pembelajaran E-
learning mencapai 100 % dan jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran dalam
jarigan (daring) sejumlah 73,30 %. Sebagai gambaran berikut disajikan tabel data
penggunaan media E-learning/daring di SMAN 2 Kota Bima.
Setelah kita melihat data penggunaan media E-Learning atau daring tersebut di atas
maka terlihat bahwa seluruh guru mata pelajaran yang mengajar atau membimbing
siswa kelas X dan XI di SMAN Kota Bima dengan jumlah 39 orang, semuanya
melaksanakan pembelajaran E-Learning atau pembelajaran dalam jaringan (daring)
dengan pembagian 27 (dua puluh tujuh) orang menggunakan media Google
Clasroom dan 12 (dua belas) orang menggunakan Grup Whatsapp (WA). Sehingga
hasilnya 69,23 % menggunakan aplikasi Google Classroom dan 30,76 % menggunakan
grup Whatsapp (WA).
Tabel. 4.2. Data Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran E-Learning di SMAN 2 Kota
Bima
Dari data tabel di atas tergambar dengan jelas bahwa antusiasme dan keikutsertaan
siswa dalam pembelajaran E-Learning cukup signifan. Hal ini dibuktikan dengan dari
jumlah siswa kelas X dan XI sebanyak 442 orang, yang aktif atau bergabung di dalam
media daring sejumalh 324 orang dan yang tidak aktif atau tidak bergabung sejumlah
118 orang. Apabila kita porsentasekan maka akan didapat 73,30 % siswa aktif dan
26,69 % siswa tidak aktif.
Jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran E-Learning ini memang sebenarnya tidak
terlalu tinggi tetapi sudah sangat memuaskan karena program E-Learning ini muncul
secara tiba-tiba pada saat situasi lagi tidak normal atau emergensi ketika dihadapkan
dengan penyebaran virus corona (Covid-19). Kendala lain yang dihadapi siswa adalah
terkait dengan akses untuk mendapatkan jaringan internet baik karena fasilitas HP
Android yang tidak ada maupun kesulitan untuk mendapatkan paket internet untuk
digunakan. Karena kita semua tahu bahwa tidak seluruh siswa memiliki kemampuan
ekonomi yang baik.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
B. Saran
Dengan berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap dinamika yang terjadi selama
situasi pandemi Covid-19 dan kaitannya dengan penerapan pembelajaran E-
Learning khusunya di SMAN 2 Kota Bima, maka dengan ini memberikan beberapa
saran:
Sekolah dan pemerintah hendaknya menerapkan protokoler pencegahan
penularan Covid-19 yang ketat yang disertai dengan sanksi atau penghargaan bagi yang
tidak melaksanakan atau yang melaksanakannya.
Sekolah diharapkan menumbuhkan budaya hidup bersih dengan membuat tata tertib
bagi seluruh warga sekolah sebagai bagian dari pendidikan karakter.
Sekolah dan pemerintah hendaknya aktif melaksanakan kegiatan pelatihan peningkatan
kompetensi tenaga pendidik dalam penggunaan teknologi komputer atau Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19).
3. Carilah karya tulis nonilmiah, selanjutnya bandingkan dengan karya tulis ilmiah, kemudian
analisis dan jelaskan perbedaan keduanya berdasar karya tulis yang telah Anda sajikan
tersebut!
Jawab : Karya Non Ilmiah (Cerpen)
KANCIL DAN BUAYA
Cerita dimulai dari seekor kancil yang merasa lapar di tengah hutan dan berniat untuk
mencari makan untuk dirinya. Sampai akhirnya, ia melihat sebuah pohon apel yang
begitu lebat disebrang sungai dan membuatnya begitu menginginkan buah yang segar
tersebut.
Namun karena jauhnya tempat apel itu berada, kancil pun merasa bingung karena tak
ada alat yang bisa ia gunakan untuk menyebrangi sungai.
Dengan diselimuti rasa takut, akhirnya kancil memberanikan diri mendekat ke arah tepi
sungai yang diketahui menjadi tempat perkumpulan para buaya. Melihat seekor kancil
mendekat ke arah mereka, para buaya ini ingin menyergap kancil dan membuat hewan
kecil tersebut berteriak memohon kepada sekumpulan buaya di hadapannya itu.
Dengan kecerdikan yang dimilikinya, kancil mengelabuhi buaya dengan menyebutkan
bahwa raja hutan alias singa memintanya untuk mengundang seluruh hewan di hutan
dalam acara makan besar dan memintanya untuk menghitung total buaya.
Sempat merasa ragu, namun karena kepiawaian kancil dalam berbicara membuat para
buaya mau berbaris sampai sebrang sungai. Kancil pun langsung menaiki satu persatu
buaya sambil berpura-pura menghitung.
Sesampainya di sebrang sungai, kancil kemudian langsung lari menjauh dan tertawa
puas karena para buaya sudah mau mengantarkannya sampai ke sebrang sungai untuk
mendapatkan apel yang ia inginkan.
Melihat kancil yang sudah lari menjauh, tentu saja ini membuat sekumpulan buaya
merasa marah dan berusaha mengejar sang kancil. Namun sayang, kemampuan berlari
kancil membuatnya berhasil melarikan diri dari buaya.
Dari dongeng pendek anak di atas, pesan moral yang bisa diajarkan pada anak adalah
untuk memanfaatkan kepandaian yang dimiliki dengan sebaik-baiknya agar tidak
merugikan orang lain disekitar.
Analisis dan penjelasan perbedaan Karya Tulis Ilmiah dan Karya Tulis Non
Ilmiah berdasarkan contoh diatas :
Setelah menganalisi Karya Tulis Ilmiah dan karya tulis Non Ilmiah yang saya pilih
diatas, maka salah satu perbedaan nya adalah, jika Karya Tulis Ilmiah setiap pernyataan
atau kesimpulan yang disampaikan didasarkan kepada bukti-bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan sehingga siapapun dapat mengecek kebenaran dan keabsahan
nya. Sedamgkan Karya Tulis Non Ilmiah tidak memerlukan data pendukung dan
pembuktian. Karya Non ilmiah belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya.
4. Anda akan menulis karya tulis ilmiah dengan judul: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
dengan Menggunakan Metode Role Playing pada Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V
SD Negeri 8 Cicalengka. Jelaskanlah rumusan tujuan, identifikasi pembaca, dan cakupan
isi materi dari judul karya tulis tersebut!
Jawab :
Rumusan Tujuan :
Siswa diberi kesempatan dalam menggambarkan, mengungkapkan atau
mengekspresikan suatu sikap, tingkah laku atau penghayatan sesuatu yang
dipikirkan, dirasakan atau diinginkan seandainya ia menjadi tokoh yang
diperankannya.
Identifikasi Pembaca :
Karya Tulis dibuat secara rinci dengan Bahasa yang mampu dimengerti oleh
pembacanya. Penerapan metode dalam sebuah pembelajaran sangat penting
karena erat kaitannya dengan tujuan yang diinginkan. Karena itu, penulis
menyajikan suatu metode pembelajaran aktif dan menyenangkan, yaitu metode
role play. Metode ini yang nantinya akan dipakai di lingkungan SD Negeri 8
Cicalengka, di samping itu metode ini dapat melatih keberanian siswa dan
memberi kebebasan berekspresi.
5. Bahan pustaka apa sajakah yang dapat dijadikan referensi untuk penulisan karya tulis
ilmiah? Jelaskanlah!
Jawab :
Bahan Pustaka yang dapat dijadikan referensi untuk penulisan Karya ilmiah apat
diambil dari beberapa karya tulis yang tentunya telah tervalidasi sebagai sumber.
Diantaranya :
Buku
Buku merupakan referensi paling umum yang dipakai dalam proses kepenulisan
maupun pengajaran dalam institusi pendidikan. Umumnya, buku telah melewati
proses penyuntingan sebelum diterbitkan, sehingga konten dan isinya juga telah
tervalidasi secara khusus. Buku yang patut dijadikan referensi dapat ditentukan
berdasarkan kepentingan penulis, baik itu fiksi maupun non-fiksi. Buku non fiksi
lebih sering dijadikan referensi karena sifatnya yang berisi fakta dan analisis
tertentu. Sedangkan buku fiksi umumnya digunakan sebagai referensi dalam tulisan
bersifat artikel bebas, sastra atau kritik sastra. Kita bisa menggunakan buku sebagai
referensi dengan menuliskan nama pengarang; tahun terbit; judul buku; penerbit
dan tempat terbitnya di bagian daftar pustaka maupun sebagai catatan kaki.
Surat Kabar atau Majalah
Surat kabar dan majalah merupakan sumber rujukan atau referensi yang paling
aktual dan sesuai dengan tanggal kejadian. Berita atau tulisan yang ada dalam surat
kabar dan majalah umumnya juga telah terkurasi dan melewati proses penyuntingan
sehingga validasinya terpenuhi.
Surat kabar menyajikan berita, kabar teraktual, maupun opini publik terhadap suatu
konteks tertentu. Konten dalam surat kabar dapat dijadikan referensi dalam
mendukung proses penulisan artikel maupun karya ilmiah yang memang
membutuhkan acuan fakta aktual dari waktu ke waktu seperti analisis berita politik,
kasus hukum, dan lain sebagainya.
Internet
Pencarian sumber rujukan atau referensi di era digital dipermudah oleh keberadaan
internet. Tidak dapat diragukan lagi bahwa internet amat mendukung tersebarnya
informasi secara cepat, baik berita umum, artikel ilmiah, hingga buku sekalipun
dapat ditemui dan diunduh dengan mudah dari internet. Meski begitu, sumber-
sumber referensi dari internet perlu disaring dan ditelaah lebih lanjut keabsahannya.
Gunakanlah situs yang berisi berita tervalidasi atau penyedia jurnal atau artikel
ilmiah terverifikasi.
Untuk sumber-sumber yang terdapat di internet, kita dapat menuliskan referensi
secara lengkap sesuai nama penulis, judul artikel, dan lainnya ditambah dengan
waktu unduk atau akses.
Jurnal
Jurnal merupakan salah satu referensi dengan akurasi dan validasi yang tinggi.
Jurnal pada umumnya diterbitkan dalam beberapa volume per periode tahunnya.
Jurnal juga terbit dengan judul atau tema-tema khusus sesuai hal bahasan artikel-
artikel yang terbit di dalamnya. Untuk itu, jurnal akan lebih memudahkan setiap
orang dalam pencarian referensi karena tinggal menyesuaikan tulisan dengan tema
jurnal-jurnal yang relevan.
6. Bagaimanakah cara membuat kutipan yang baik dan benar? Sertakan pula contohnya!
Jawab :
Cara membuat kutipan :
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan jenis kutipan yang dilakukan dengan cara mengambil
sama persis dari sumber aslinya.
Kutipan langsung dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yakni kutipan langsung
kurang dari empat baris dan lebih dari empat baris.
Cara menulis kutipan langsung kurang dari empat baris
a. Kalimat kutipan harus diintegrasikan dengan teks
b. Jarak antar baris kutipan adalah dua spasi
c. Kutipan diapit dengan tanda kutip/petik dua ("…")
d. Setelah kutipan, jangan lupa menuliskan sumber berupa nama pengarang, tahun
terbit, dan nomor halaman di dalam tanda kurung
Contoh kutipan langsung kurang dari empat baris:
"Dalam membuat sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka
merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan kebenaran data yang
ingin diteliti" (Agung Hermanto, 2009: 15-16).
Jadi, untuk menulis kutipan jenis ini bisa dengan cara meringkas/menyimpulkan
suatu pendapat atau menulis inti sarinya dengan gaya bahasa sendiri.
Contoh: