3. Pendapat saya tentang pengembangan karir dalam suatu perusahaan, dengan program
pengembangan karir, karyawan akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih baik
karena memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Ini merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan motivasi diri dalam bekerja. Karyawan dengan motivasi kerja yang
tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula.
a. Perencanaan
Setiap manajer harus menyadari pentingnya perencanaan, oleh karena itu mereka perlu
mencurahkan waktu mereka untuk fungsi tersebut perencanaan ini.
b. pengorganisasian
Setelah apa yang harus dilakukan diputuskan, maka itu perlu dibuat organisasi untuk
mengimplementasikannya. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan.
c. Pengarahan
Jika ada rencana dan organisasi untuk mengimplementasikannya rencana sudah terbentuk,
maka langkah selanjutnya harus dilakukan adalah mengarahkan pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya.
d. Kontrol
Setelah ketiga fungsi manajemen di atas dilaksanakan, maka Langkah selanjutnya adalah
fungsi kontrol, yaitu mengamati dan bandingkan implementasi dengan rencana dan perbaiki
jika ada penyimpangan, maka fungsi Kontrol adalah fungsi manajemen yang menangani
masalah pengaturan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana personel, dirumuskan sebagai
dasar untuk analisis tujuan organisasi dasar-dasar.
b. Perkembangan
Setelah karyawan yang dibutuhkan diperoleh, itu sesuai jika mereka dikembangkan.
Pengembangan ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan melalui pelatihan yang
dibutuhkan oleh karyawan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik.
c. Kompensasi
Fungsi ini dapat diberikan sehingga pemberian adil dan merata kepada karyawan sesuai
dengan kontribusinya yang telah mereka berikan untuk perusahaan.
d. Integrasi
Integrasi ini melibatkan penyesuaian keinginan individu dengan keinginan organisasi dan
masyarakat. Dengan Dengan demikian kita perlu memahami perasaan dan sikap karyawan
untuk dipertimbangkan dalam pembuatan berbagai kebijakan organisasi.
e. Pemeliharaan
Fungsi operasional terakhir adalah memelihara dan memperbaiki kondisi yang ada. Dalam
pelatihan fungsi ini akan difokuskan untuk menjaga kondisi fisik para karyawan (kesehatan
dan keselamatan) dan pemeliharaan sikap menyenangkan (program layanan karyawan).
4. Tujuan dari tahap evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah tujuan pelatihan karyawan
dapat meningkatkan keterampilan, sikap, pengetahuan, kepercayaan diri, dan komitmen
dalam melakukan pekerjaannya. Caranya dengan memberikan tes kepada karyawan peserta
pelatihan sebelum acara berlangsung.
b. Discussion with HR
Our business does have a purpose, but that doesn't mean doing anything other than what has
been determined is definitely wrong. Have a discussion with the human resources you have.
Talk to them about their aspirations and skill level. That way, we can also know the goals of
the employee's career or work.
6. Metode Pelatihan/Pengembangan
Saat memilih metode desain dan media yang digunakan, keterampilan pelatih dan sumber
daya perusahaan harus dipertimbangkan. Metode berikut dapat digunakan dalam program ini:
a. Belajar mandiri
Belajar mandiri adalah pelatihan yang menggunakan modul, kaset video atau kaset, sehingga
karyawan dapat belajar sendiri.
b. Pelatihan Kerja
On The Job Training adalah pelatihan dimana peserta pelatihan bekerja langsung di tempat
untuk mempelajari dan meniru suatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang supervisor.
d. Tugas Tugas
Metode Task Assigment adalah metode yang dilakukan dengan cara meminta karyawan
untuk melakukan tugas sesuai perintah dengan batas waktu tertentu.
e. Tugas Proyek
Project Assigment adalah metode pelatihan dimana karyawan diminta untuk membuat proyek
yang dikerjakan secara berkelompok.
f. Rotasi Pekerjaan
Metode Rotasi Pekerjaan adalah metode di mana peserta pelatihan ditugaskan untuk
berpindah dari satu divisi pekerjaan ke divisi lain dalam suatu perusahaan, pada interval yang
direncanakan, untuk mendapatkan pengalaman kerja.
g. pelatihan
Coaching adalah proses membimbing bawahan dalam tim, dan proses bagaimana pemimpin
mengembangkan kesadaran diri anggota/bawahan dengan melakukan pertemuan tatap muka,
untuk masalah kinerja yang berkaitan dengan keterampilan/kompetensi teknis, keterampilan
manajerial (soft skill).
h. Penyuluhan
Proses membantu bawahan dalam hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman diri bawahan,
penerimaan diri dan pertumbuhan emosional, pengenalan karakter, sikap, mental,
kepribadian, sikap, masalah keluarga, keuangan, dll.
i. Konferensi (Pertemuan)
Dalam metode konferensi, pelatih memberikan makalah tertentu dan peserta pengembangan
berpartisipasi dalam memecahkan makalah tersebut.
l. Pelatihan Laboratorium
Diklat Laboratorium merupakan pelatihan dengan kelompok diskusi yang tidak teratur dan
dimana setiap orang mengungkapkan perasaannya terhadap orang lain, sehingga saling
memahami.
m. Rencana aksi
Rencana tindakan adalah metode pelatihan di mana karyawan diminta untuk mengembangkan
rencana tindakan berdasarkan temuan mereka.
Untuk dapat menerapkan sistem manajemen K3 di suatu perusahaan, ada beberapa tahapan
yang perlu dilakukan terlebih dahulu, agar penerapan SMK3 dapat berjalan dengan baik dan
efektif.
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja memiliki unsur-unsur tertentu yang
harus ada dan dibangun dalam suatu perusahaan atau organisasi. SMK3 juga perlu ditinjau
secara berkala, dan perlu ditingkatkan untuk memastikan keamanan, keselamatan, dan
kesehatan di lingkungan kerja benar-benar terjaga.
SMK3 berperan penting dalam kemajuan dan integritas perusahaan, berikut ulasan langkah-
langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja di perusahaan Anda.
a. Tahap Persiapan
Persiapan merupakan langkah awal yang penting jika sebuah perusahaan ingin menerapkan
SMK3, dan berikut adalah 5 persiapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja:
Meski berbagai cara telah dilakukan, mulai dari kerjasama dengan pihak terkait dan
penyerapan teknologi keselamatan, ternyata penerapan K3 masih belum efektif di Indonesia.
Yang terpenting sistem manajemen keselamatan kerja belum membudaya di Indonesia. Hal
ini juga disebabkan kurangnya kesadaran baik dari pihak perusahaan maupun para pekerja di
lapangan. Itu sebabnya perusahaan yang memiliki sertifikat lulus sistem manajemen
kecelakaan kerja bahkan dengan skor hampir sempurna, masih mendapatkan insiden di
tempat kerja yang mengakibatkan cedera bahkan kematian.
Penyebab selanjutnya adalah karena penerapan sistem didasarkan pada hal-hal yang
mendasar. Seperti permintaan konsumen untuk mengurangi biaya yang terkait dengan K3
dengan tujuan untuk menghemat biaya proyek. Kemudian ada permintaan dan tuntutan dari
pekerja mengenai risiko kecelakaan kerja dan ganti rugi. Dari faktor-faktor tersebut, sistem
manajemen hanya digunakan sebagai dokumentasi perusahaan untuk lolos audit, sehingga
program K3 tidak terlaksana dengan baik.